Proses spermatogenesis adalah pembentukan sperma di testis yang melibatkan perkembangan sel spermatogonium menjadi spermatozoa melalui meiosis. Proses ini dipengaruhi hormon FSH dan LH serta terjadi di tubulus seminiferus testis, dimulai dari mitosis spermatogonium menjadi spermatosit primer hingga terbentuknya spermatozoa melalui meiosis dan spermiogenesis.
1. PROSES PEMBENTUKAN
SPERMA (SPERMATOGENESIS)
Kelompok 1 :
1.M. Deny Arifianto
2.Akhsan Wijayanto
3.M. Farid Abdillah
4.Bagas Aji Satrio
5.Febby Amalia
6. Novi Anggraeni
7. Vina Rohmatul Maula
8. Fifi Maritasari
9. Rohmah Karomah
10. Nor Amalia M.
2. Pengertian Spermatogenesis
• Spermatogenesis adalah proses di mana sel-
sel germinal primordial pria yang
disebut spermatogonium menjalani meiosis,
dan menghasilkan sejumlah sel yang
disebut spermatozoa.
3. Tempat Spermatogenesis
• Spermatogenesis terjadi di testis. Di dalam
testis terdapat tubulus seminiferus. Dinding
tubulus seminefirus terdiri dari jaringan epitel
dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium
terdapat sel-sel spermatogonia dan sel sertoli
yang berfungsi memberi nutrisi pada
spermatozoa. Selain itu pada tubulus
seminefirus terdapat pula sel leydig yang
mensekresikan hormone testosterone yang
berperan pada proses spermatogenesis.
4. Proses Spermatogenesis
Dalam proses pembentukan sperma (Spermatogenesis)
dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu :
1.Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang
pembentukan sperma secara langsung serta merangsang
sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) untuk memacu spermatogonium dalam
melakukan spermatogenesis.
2.Hormon LH yang berfungsi merangsang Sel Leydig
untuk memperoleh sekresi Testosterone (Suatu hormon
seks yang penting untuk perkembangan sperma).
5. Proses Spermatogenesis
Dalam Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
secara rinci sebagai berikut :
•Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium
bersifat diploid (2n). Secara mitosis, spermatogonium
akan berubah menjadi spermatosit primer (2n).
Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi
spermatosid sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah
spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat
haploid (n). Melalui fase Meiosis II, spermatosit sekunder
membelah menjadi empat spermatid yang sama bentuk
dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang
menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n).
6. Tahap Spermatogenesis
1. Spermatogonium
• Yaitu tahapan spermatogonium yang bermiosis
menjadi spermatid primer, proses ini
dipengaruhi oleh sel sertoli, dengan sel sertoli
yang memberi nutrisi-nutrisi kepada
spermatogonium, sehingga dapat berkembang
menjadi spermatotid.
• Merupakan tahap pertama pada
spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis.
Spermatogonium terbentuk dari 46 kromosom
dan 2N kromatid.
7. Tahap Spermatogenesis
2. Tahapan Meiosis
•Merupakan tahapan spermatosit primer
bermitosis I membentuk spermatosit sekunder
dan langsung terjadi meiosis II yaitu
pembentukan spermatid, dari spermatosit
sekunder.
8. Tahap Spermatogenesis
3. Tahapan Spermiogenesis
•Merupakan tahapan terakhir pembentukan
spermatozoa, dimana terjadi transformasi dari
spermatid menjadi spermatozoa.
•Setelah terbentuk spermatozoa, Sperma ini
terdiri dari tiga bagian yaitu kepala sperma,
leher sperma dan ekor sperma.
9. Bagian – Bagian Sperma
1. Kepala
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat
inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang
diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat
23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal
yang dimadsud adalah akrosom, fungsinya
adalah sebagai pelindung dan menghasilkan
enzim.
10. Bagian – Bagian Sperma
2. Leher
Menghubungkan Kepala dengan badan.
3. Badan
Terdapat mitokondria yang berbentuk spiral dan
berukuran besar, berfungsi sebagai penyedia
ATP atau energi untuk pergerakan ekor.
11. Bagian – Bagian Sperma
3. Ekor
Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang
terdapat Axial Filament pada bagian dalam dan
membrane plasma dibagian luar yang berfungsi
untuk pergerakan sperma.
13. Kelainan – Kelainan Spermatogenesis
• Azoospermia
Kelainan yang terjadi karena adanya sperma dalam
cairan yang dikeluarkan saat ejakulasi
• Aspermia
Kelainan yang terjadi karena tidak mengeluarkan
cairan sperma sama sekali.
Kelainan ini bisa terjadi akibat faktor genetik yang
sulit dicegah. Atau, akibat faktor organik karena
memiliki kelainan penis
14. Kelainan - Kelainan Spermatogenesis
• Oligozoospermia
disebabkan jumlah sperma yang dikeluarkan
tidak memenuhi standar
• Astenozoospermia
kelainan yang menunjukkan sperma tidak bisa
bergerak dengan baik