SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
BIODIESEL
MARYAM, STP, MP
AGRO-INDUSTRIAL ENGINEERING DEPARTMENT
Bahan Bakar Nabati
 Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari
bahan-bahan nabati dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan
organik lain
 Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak
Nabati Murni.
Biodiesel
 Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil
asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak
hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.
 Baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain dari CPO, tanaman lain yang
berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri, dan
lain-lain.
 Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi
dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa
(NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam
lemak dengan produk samping gliserol.
Skema proses produksi biodiesel
Kegunaan Biodiesel
 Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak
untuk jenis diesel/solar.
 Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran
dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20
Perkembangan implementasi Program
Mandatori Biodiesel
 Program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun
2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%.
 Secara bertahap kadar biodiesel meningkat hingga 7,5% pada tahun 2010.
 Pada periode 2011 hingga 2015 persentase biodiesel ditingkatkan dari 10%
menjadi 15%.
 Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2016, ditingkatkan kadar biodiesel hingga
20% (B20).
Tujuan implementasi Program
Mandatori BBN
 Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sebesar
29% dari BAU (Bussiness as Usual) pada 2030;
 Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi;
 Stabilisasi harga CPO;
 Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit;
 Memenuhi target 23% kontribusi EBT (Energi Baru Terbarukan) dalam total energi mix pada
2025;
 Mengurangi konsumsi dan impor BBM;
 Mengurangi emisi GRK; dan
 Memperbaiki defisit neraca perdagangan.
Program B20
 Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan
pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak
jenis Solar
Pentahapan pencampuran biodiesel
untuk berbagai sektor
Penerapan program B20
 Wajib bagi sektor : usaha mikro, usaha perikanan, usaha pertanian, transportasi dan
pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation); transportasi non PSO; dan industri
dan komersial
 Program Biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik
 Saat ini terdapat 25 badan usaha BBN yang aktif berproduksi dengan total kapasitas
terpasang sebesar 12,06 juta KL/tahun.
 Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 sebesar 3,75 juta KL dalam negeri telah berhasil
menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL dan menghemat devisa sebesar US$1,89
Miliar USD atau Rp 26,27 Triliun.
 Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan
meningkatkan kualitas lingkungan sebesar 5,61 juta ton CO2
Isu-isu tentang biodiesel
 Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa?
 Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar?
 Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor?
 Bagaimana menghindari sludge yang mudah timbul pada biodiesel yang
didiamkan lama?
Dampak penggunaan biodiesel terhadap
lingkungan
 Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena
bersifat degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah
dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil.
1. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah
dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya
angka cetane dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong
terjadinya pembakaran yang lebih sempurna.
2. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon
(THC) yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan
pembakaran yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat
menekan emisi THC yang dihasilkan
Negara yang sudah mengaplikasikan
program B20
Program B30
 Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30%
Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar
 Peningkatan pencampuran biodiesel dengan bakan bakar minyak jenis solar
dilaksanakan karena melihat keberhasilan implementasi Program B20 dan selaras
dengan target pencampuran biodiesel.
 Penerapan B30 juga diharapkan dapat semakin mengurangi laju impor BBM
sehingga meningkatkan devisa negara
Persiapan yang dilaksanakan
pemerintah
 melakukan Revisi SNI Biodiesel;
 melakukan uji jalan/fungsi B30;
 memastikan kesiapan produsen biodiesel;
 memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat;
 memastikan kesiapan infrastruktur; dan
 melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait,
termasuk masyarakat.
Manfaat pelaksanaan Program Mandatori
B20 dan B30 bagi aspek ekonomi dan sosial
B100 = BIODIESEL = FAME
 B100 adalah istilah untuk Biodiesel yang merupakan bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor
diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati
atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.
 Proses pembuatan Biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan
metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau
sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol.
 Selain Biodiesel, Pemerintah juga telah mengatur BBN jenis lainnya yakni Bioetanol yang dikenal dengan
istilah E100 dan Minyak Nabati Murni atau dengan istilah O100 .
 Untuk pemakaiannya, Biodiesel dan Bioetanol akan dicampurkan dengan bahan bakar fosil pada
persentase tertentu. Dalam hal ini, untuk Biodiesel dicampurkan dengan Solar, sedangkan Bioetanol
dicampurkan dengan Bensin.
PRODUKSI BIODIESEL
 Hampir semua biodiesel diproduksi dalam proses kimia menggunakan proses transesterifikasi
dengan katalis basa sebagai proses yang paling ekonomis dan hanya membutuhkan suhu dan
tekanan rendah untuk menghasilkan konversi atau yield 98%.
 Proses transesterifikasi adalah proses pemindahan alkohol dari ester, namun yang digunakan
sebagai katalis (suatu zat yang digunakan untuk mempercepat laju reaksi) adalah alkohol atau
methanol.
 Selama proses esterifikasi, trigliserida direaksikan dengan alkohol dengan adanya katalis,
biasanya alkali kuat seperti natrium hidroksida. Alkohol bereaksi dengan asam lemak
membentuk ester mono-alkil, atau biodiesel, dan gliserol mentah.
 Dalam kebanyakan produksi, digunakan metanol atau etanol dengan menggunakan katalis baik
kalium atau natrium hidroksida. Kalium hidroksida telah ditemukan lebih cocok untuk produksi
biodiesel etil ester, meskipun dapat juga digunakan untuk produksi metil ester.
Reaksi Transesterifikasi
 Produk akhir dari reaksi adalah biodiesel dan gliserol.
 Keberhasilan reaksi transesterifikasi ditandai dengan pemisahan metil
ester (biodiesel) dan lapisan gliserol setelah waktu reaksi selesai.
 Biodiesel merupakan alternatif untuk bahan bakar
 Gliserol, produk samping lain yang penting, memiliki berbagai aplikasi
dalam minyak dan industri kimia seperti industri kosmetik, farmasi, dan
makanan
Pretreatment Bahan baku
 Minyak dengan kandungan FFA tinggi diperlukan pretreatment. FFA
tinggi  memicu pembentukan sabun, sabun menyulitkan proses
separasi.
 Keberadaan FFA dg nilai asam < 1.5 dapat diabaikan
 Solusi :
◦ Saponifikasi : RCOOH+KOH→RCOOK+H2O
◦ Esterifikasi:
 Kadar air minyak harus < 1 %. Keberadaan air akan menimbulkan sabun dan
meningkatkan FFA  harus dievaporasi dulu
Proses secara konvensional
• 20 % methanol dicampur dengan katalis (KOH 3.5
gr / liter minyak) menghasilkan metoksida (zat
berbahaya  jangan kena kulit atau terhirup)
• Minyak yang telah di pretreatment dicampur
dengan metoksida pada suhu 580C – 65 oC selama
60 menit dalam kondisi kedap udara (sehingga
methanol tidak menguap)
Reaktor biodiesel
 Hasil transesterifikasi diendapkan selama 8jam
untuk memisahkan ester dan gliserin
 Reaksi transesterifikasi yang tidak sempurna
mengakibatkan masih adanya zat antara yaitu
digliserida dan monogliserida (Zat ini
menyebabkan kualitas biodiesel rendah dan
emulsifikasi selama pencucian)
 Ester yang dihasilkan masih mengandung
kontaminan (sisa katalis, sabun, dll) sehingga
harus dicuci
Metode Pencucian
Prinsip Dasar:
 Mengkontakkan biodiesel dengan air
sebaik mungkin secara hati-hati
Metode :
1. Pencucian Gelembung
2. Pencucian Kabut
3. Pencucian Pengaduk
Pencucian Gelembung
• Lama pencucian : 8 jam
• Lama pengendapan 1 jam
• Pengulangan min 3 kali
• Pencucian selesai jika pH air 7
 Udara ke atas membawa air  mengambil sabun dan
kontaminan lain
 Ketika gelembung sampai atas  pecah  air turun
dan membawa lebih banyak kontaminan
Pencucian kabut
• Pengadukan lebih sedikit di banding
gelembung  emulsifikasi dapat dicegah
• Memerlukan peralatan yang lebih rumit
• Pencucian ini dapat digabung dengan
pencucian gelembung pada akhir proses
Pencucian Pengaduk
Prosedur:
• Pengadukan selama 5 menit
• Pengendapan selama 1 jam
• Pemisahan air dari biodiesel
• Pengulangan pencucian
Pengeringan
 Tujuan: menurunkan kadar air sampai 0.05 %
Metode :
 Pengering biasa
 Pengering vakum
 Pemanasan pada biodiesel yang dikabutkan
B100 BIODIESEL PRODUKSI

More Related Content

What's hot

PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptxPPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptxMarthaJayanthi
 
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya RadioisotopMuhamad Imam Khairy
 
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a354383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35selvitia
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisNia Sasria
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Munaw2802
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataAris Wibowo
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)Alifa Rizky
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetriPT. SASA
 

What's hot (20)

Sol gel zefri
Sol gel zefriSol gel zefri
Sol gel zefri
 
Stoikiometri 1
Stoikiometri 1Stoikiometri 1
Stoikiometri 1
 
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptxPPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
PPT 2 KIMIA KELAS 10 MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL.pptx
 
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
 
Ikatan kimia ppt
Ikatan kimia pptIkatan kimia ppt
Ikatan kimia ppt
 
Destilasi 2
Destilasi 2Destilasi 2
Destilasi 2
 
Makalah teori atom
Makalah teori atomMakalah teori atom
Makalah teori atom
 
Kromatografi penukar ion
Kromatografi penukar ionKromatografi penukar ion
Kromatografi penukar ion
 
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a354383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewis
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Pemurnian koloid sol
Pemurnian koloid solPemurnian koloid sol
Pemurnian koloid sol
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Dekarboksilasi Oksidatif dan Siklus Krebs
Dekarboksilasi Oksidatif dan Siklus KrebsDekarboksilasi Oksidatif dan Siklus Krebs
Dekarboksilasi Oksidatif dan Siklus Krebs
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)Bioplastik (mikroteknik)
Bioplastik (mikroteknik)
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 

Similar to B100 BIODIESEL PRODUKSI

pembuatan Biodiesel dari buah sawit
pembuatan Biodiesel dari buah sawit pembuatan Biodiesel dari buah sawit
pembuatan Biodiesel dari buah sawit Dede Rian Saputra
 
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industriamaniaaa
 
Industri Biodiesel
Industri BiodieselIndustri Biodiesel
Industri Biodieselguest44b0b3
 
Diagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptx
Diagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptxDiagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptx
Diagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptxridianlaresta32
 
Poster biodiesel ur 2009
Poster biodiesel ur 2009Poster biodiesel ur 2009
Poster biodiesel ur 2009Fitra Dani
 
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptxPPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptxluciyana1
 
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...Pertamina Maritime Training Center
 
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Puspipita Dewi
 
Biodiesel_dan_bioethanol.ppt
Biodiesel_dan_bioethanol.pptBiodiesel_dan_bioethanol.ppt
Biodiesel_dan_bioethanol.pptmimingperdana
 
Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)nabila zarwan
 
Setyopratomo
SetyopratomoSetyopratomo
Setyopratomoashari18
 
Digital 136303 t 23270 analisis life-literatur
Digital 136303 t 23270 analisis life-literaturDigital 136303 t 23270 analisis life-literatur
Digital 136303 t 23270 analisis life-literaturVigor Lazuardi
 
Recovery Metanol 2009
Recovery Metanol 2009Recovery Metanol 2009
Recovery Metanol 2009harwanti
 
Teknologi pengolahan biodiesel
Teknologi pengolahan biodieselTeknologi pengolahan biodiesel
Teknologi pengolahan biodieselIbenk Hallen
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)wahyuddin S.T
 

Similar to B100 BIODIESEL PRODUKSI (20)

pembuatan Biodiesel dari buah sawit
pembuatan Biodiesel dari buah sawit pembuatan Biodiesel dari buah sawit
pembuatan Biodiesel dari buah sawit
 
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industri
 
INDUSTRI BIODiESEL.pptx
INDUSTRI BIODiESEL.pptxINDUSTRI BIODiESEL.pptx
INDUSTRI BIODiESEL.pptx
 
Industri Biodiesel
Industri BiodieselIndustri Biodiesel
Industri Biodiesel
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Diagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptx
Diagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptxDiagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptx
Diagram Alir pembuatan Biodiesel dari CPO.pptx
 
Poster biodiesel ur 2009
Poster biodiesel ur 2009Poster biodiesel ur 2009
Poster biodiesel ur 2009
 
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptxPPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
 
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
 
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
 
Ester – biodiesel
Ester – biodieselEster – biodiesel
Ester – biodiesel
 
Biodiesel_dan_bioethanol.ppt
Biodiesel_dan_bioethanol.pptBiodiesel_dan_bioethanol.ppt
Biodiesel_dan_bioethanol.ppt
 
Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)
 
Power point biodiesel
Power point biodieselPower point biodiesel
Power point biodiesel
 
Makalah Klp 3.pdf
Makalah Klp 3.pdfMakalah Klp 3.pdf
Makalah Klp 3.pdf
 
Setyopratomo
SetyopratomoSetyopratomo
Setyopratomo
 
Digital 136303 t 23270 analisis life-literatur
Digital 136303 t 23270 analisis life-literaturDigital 136303 t 23270 analisis life-literatur
Digital 136303 t 23270 analisis life-literatur
 
Recovery Metanol 2009
Recovery Metanol 2009Recovery Metanol 2009
Recovery Metanol 2009
 
Teknologi pengolahan biodiesel
Teknologi pengolahan biodieselTeknologi pengolahan biodiesel
Teknologi pengolahan biodiesel
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

B100 BIODIESEL PRODUKSI

  • 2. Bahan Bakar Nabati  Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain  Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.
  • 3. Biodiesel  Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.  Baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri, dan lain-lain.  Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk samping gliserol.
  • 5. Kegunaan Biodiesel  Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar.  Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20
  • 6. Perkembangan implementasi Program Mandatori Biodiesel  Program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%.  Secara bertahap kadar biodiesel meningkat hingga 7,5% pada tahun 2010.  Pada periode 2011 hingga 2015 persentase biodiesel ditingkatkan dari 10% menjadi 15%.  Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2016, ditingkatkan kadar biodiesel hingga 20% (B20).
  • 7.
  • 8. Tujuan implementasi Program Mandatori BBN  Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sebesar 29% dari BAU (Bussiness as Usual) pada 2030;  Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi;  Stabilisasi harga CPO;  Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit;  Memenuhi target 23% kontribusi EBT (Energi Baru Terbarukan) dalam total energi mix pada 2025;  Mengurangi konsumsi dan impor BBM;  Mengurangi emisi GRK; dan  Memperbaiki defisit neraca perdagangan.
  • 9. Program B20  Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar
  • 11. Penerapan program B20  Wajib bagi sektor : usaha mikro, usaha perikanan, usaha pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation); transportasi non PSO; dan industri dan komersial  Program Biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik  Saat ini terdapat 25 badan usaha BBN yang aktif berproduksi dengan total kapasitas terpasang sebesar 12,06 juta KL/tahun.  Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 sebesar 3,75 juta KL dalam negeri telah berhasil menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL dan menghemat devisa sebesar US$1,89 Miliar USD atau Rp 26,27 Triliun.  Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan meningkatkan kualitas lingkungan sebesar 5,61 juta ton CO2
  • 12. Isu-isu tentang biodiesel  Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa?  Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar?  Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor?  Bagaimana menghindari sludge yang mudah timbul pada biodiesel yang didiamkan lama?
  • 13. Dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan  Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil. 1. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih sempurna. 2. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC) yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan
  • 14. Negara yang sudah mengaplikasikan program B20
  • 15. Program B30  Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30% Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar  Peningkatan pencampuran biodiesel dengan bakan bakar minyak jenis solar dilaksanakan karena melihat keberhasilan implementasi Program B20 dan selaras dengan target pencampuran biodiesel.  Penerapan B30 juga diharapkan dapat semakin mengurangi laju impor BBM sehingga meningkatkan devisa negara
  • 16. Persiapan yang dilaksanakan pemerintah  melakukan Revisi SNI Biodiesel;  melakukan uji jalan/fungsi B30;  memastikan kesiapan produsen biodiesel;  memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat;  memastikan kesiapan infrastruktur; dan  melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk masyarakat.
  • 17. Manfaat pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 bagi aspek ekonomi dan sosial
  • 18. B100 = BIODIESEL = FAME  B100 adalah istilah untuk Biodiesel yang merupakan bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.  Proses pembuatan Biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol.  Selain Biodiesel, Pemerintah juga telah mengatur BBN jenis lainnya yakni Bioetanol yang dikenal dengan istilah E100 dan Minyak Nabati Murni atau dengan istilah O100 .  Untuk pemakaiannya, Biodiesel dan Bioetanol akan dicampurkan dengan bahan bakar fosil pada persentase tertentu. Dalam hal ini, untuk Biodiesel dicampurkan dengan Solar, sedangkan Bioetanol dicampurkan dengan Bensin.
  • 19. PRODUKSI BIODIESEL  Hampir semua biodiesel diproduksi dalam proses kimia menggunakan proses transesterifikasi dengan katalis basa sebagai proses yang paling ekonomis dan hanya membutuhkan suhu dan tekanan rendah untuk menghasilkan konversi atau yield 98%.  Proses transesterifikasi adalah proses pemindahan alkohol dari ester, namun yang digunakan sebagai katalis (suatu zat yang digunakan untuk mempercepat laju reaksi) adalah alkohol atau methanol.  Selama proses esterifikasi, trigliserida direaksikan dengan alkohol dengan adanya katalis, biasanya alkali kuat seperti natrium hidroksida. Alkohol bereaksi dengan asam lemak membentuk ester mono-alkil, atau biodiesel, dan gliserol mentah.  Dalam kebanyakan produksi, digunakan metanol atau etanol dengan menggunakan katalis baik kalium atau natrium hidroksida. Kalium hidroksida telah ditemukan lebih cocok untuk produksi biodiesel etil ester, meskipun dapat juga digunakan untuk produksi metil ester.
  • 21.  Produk akhir dari reaksi adalah biodiesel dan gliserol.  Keberhasilan reaksi transesterifikasi ditandai dengan pemisahan metil ester (biodiesel) dan lapisan gliserol setelah waktu reaksi selesai.  Biodiesel merupakan alternatif untuk bahan bakar  Gliserol, produk samping lain yang penting, memiliki berbagai aplikasi dalam minyak dan industri kimia seperti industri kosmetik, farmasi, dan makanan
  • 22. Pretreatment Bahan baku  Minyak dengan kandungan FFA tinggi diperlukan pretreatment. FFA tinggi  memicu pembentukan sabun, sabun menyulitkan proses separasi.  Keberadaan FFA dg nilai asam < 1.5 dapat diabaikan
  • 23.  Solusi : ◦ Saponifikasi : RCOOH+KOH→RCOOK+H2O ◦ Esterifikasi:  Kadar air minyak harus < 1 %. Keberadaan air akan menimbulkan sabun dan meningkatkan FFA  harus dievaporasi dulu
  • 24. Proses secara konvensional • 20 % methanol dicampur dengan katalis (KOH 3.5 gr / liter minyak) menghasilkan metoksida (zat berbahaya  jangan kena kulit atau terhirup) • Minyak yang telah di pretreatment dicampur dengan metoksida pada suhu 580C – 65 oC selama 60 menit dalam kondisi kedap udara (sehingga methanol tidak menguap)
  • 26.  Hasil transesterifikasi diendapkan selama 8jam untuk memisahkan ester dan gliserin  Reaksi transesterifikasi yang tidak sempurna mengakibatkan masih adanya zat antara yaitu digliserida dan monogliserida (Zat ini menyebabkan kualitas biodiesel rendah dan emulsifikasi selama pencucian)  Ester yang dihasilkan masih mengandung kontaminan (sisa katalis, sabun, dll) sehingga harus dicuci
  • 27. Metode Pencucian Prinsip Dasar:  Mengkontakkan biodiesel dengan air sebaik mungkin secara hati-hati Metode : 1. Pencucian Gelembung 2. Pencucian Kabut 3. Pencucian Pengaduk
  • 28. Pencucian Gelembung • Lama pencucian : 8 jam • Lama pengendapan 1 jam • Pengulangan min 3 kali • Pencucian selesai jika pH air 7  Udara ke atas membawa air  mengambil sabun dan kontaminan lain  Ketika gelembung sampai atas  pecah  air turun dan membawa lebih banyak kontaminan
  • 29. Pencucian kabut • Pengadukan lebih sedikit di banding gelembung  emulsifikasi dapat dicegah • Memerlukan peralatan yang lebih rumit • Pencucian ini dapat digabung dengan pencucian gelembung pada akhir proses
  • 30. Pencucian Pengaduk Prosedur: • Pengadukan selama 5 menit • Pengendapan selama 1 jam • Pemisahan air dari biodiesel • Pengulangan pencucian
  • 31. Pengeringan  Tujuan: menurunkan kadar air sampai 0.05 % Metode :  Pengering biasa  Pengering vakum  Pemanasan pada biodiesel yang dikabutkan