Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis antibiotik dan antiseptik beserta mekanisme kerja dan contohnya. Bakteriostatik merupakan antibiotik yang tidak membunuh bakteri secara langsung melainkan menghambat reproduksinya. Germisida adalah zat yang membunuh mikroorganisme dan bekerja pada jaringan hidup seperti kulit, sedangkan disinfektan bekerja pada benda mati. Efektivitas antiseptik bergant
1. Bakteriostatik, jenis antibiotik ini tidak membunuh bakteri secara langsung, namun lebih
kearah pencegahan reproduksi bakteri.antibiotik ini akan mengintrupsi materi genetic dari sel
bakteri sehingga bakteri berhenti membelah.
Artikel non-personal,2009,How do Antiboiotics
http://www.antibioticresistance.org.uk/ARFAQs.nsf/
C. GERMISIDA
Germisida adalah agen yang menghancurkan mikroorganisme, terutamaorhanisme patogen.
Germisida atau antiseptik merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganismepada jaringan yang hidup seperti
pada permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda engan antibiotik dan
disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh,
dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada bendamati.Hal ini
disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup,daripada disinfektan.
Penggunaan disinfektan lebih ditunjukan pada benda mati,contohnya wastafel atau
meja.Namun antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat
dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik
sebagai antiseptik maupun disinfektan.Penggunaan agermisida sangat direkomendasikan
ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.
EFEKTIVITAS GERMISIDA ATAU ANTISEPTIK
Evektifitas germisida dalam membunuh mikroorganisme bergantung pada beberapa
faktor, misalnya konsentrasi dan lama paparan. Konsentrasi mempengaruhi adsorpsiatau
penyerapan komponen antiseptik.Pada konsentrasi rendah, beberapa germisida atau antiseptik
menghambat fungsi biokimia membran bakteri, namun tidak akan membunuh bakteri
tersebut.Ketika konsentrasi antiseptik tersebut tinggi, komponen germisida akan berpenetrasi
ke dalam sel mengganggu fungsi normal seluler secara luas, termaksuk menghambat
biosentesis(pembuatan) makromolekul dan persipitasi protein intraseluler dan asam nukleat (
DNA ATAU RNA ).
Lama paparan antiseptik dengan banyaknya kerusakan pada sel mikroorganisme
berbanding lurus.
2. JENIS-JENIS ANTISEPTIK
Mekanisme kerja germisida atau antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda,
misalnya saja dengan mendehidrasi(mengeringkan)bakteri, mengoksidasi sel bakteri,
mengkoagulasi(menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni sel bakteri.
Beberapa contoh antiseptik diantaranya :
1. Hydrogen peroksida
2. Garam merkuri
3. Boric acid
4. Triciosan
1. Hydrogen Peroksida
Hidrogen periksoda( H2O2) adalah agen oksidasi, merupakan antiseptik kuat
namun tidak mengiritasi jaringan hidup. Senyawa ini dapat diaplikasikan
sebagai antiseptik pada membran mukosa.Kelemahan dari zat ini adalah harus
selalu dijaga kondisinya karena zat ini mudah mengalami kerusakan ketika
kehilangan oksigen.
2. Garam Merkuri
Senyawa ini adalah antiseptik yang paling kuat.Merkuri klorida (HgCl) dapat
digunakan untuk mencuci tangan dengan perbandingan dalam air 1:1000.
Senyawa ini dapat membunuh hampir semua jenis bakteri dalam beberapa
menit.Kelemahan dari senyawa ini adalah berkemungkinan besar mengiritasi
jaringan karena daya kerja antimikrobanya yang sangat kuat.
3. Asam Borat
Asam borat merupakan antisepik Lemah,tidak mengiritasi jaringan.Zat ini
dapat digunakan secara optium saat dilarutkan dalam air dengan perbandingan
1:20
4. Triclosan
3. Triclosan adalah antiseptik yamg efektifdan populer, bisa ditemui dalam
sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lain.Triclosan mempunyai daya
antimikrooba dengan spektrum luas ( dapatmelawan berbagaimacam bakteri)
dan mempunyai sifat toksisitas minim.Mekanisme kerja triclosan adalah
dengan menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan
kekuatan dan fungsinya.
1. ^ Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology,
Tenth Editian. New York : The McGraw-Hiil Companies, Inc
2. ^ Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of
Microorganisme.New Jersey:Pearson Prentice Hall.