SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
DASAR-DASAR PENGENDALIAN DAN
PENGENDALIAN MIKROORGANISME
DENGAN SARANA FISIK
Kelompok 1
1. UTAMI INDRIASTUTI ( A1D011006)
2. WIDIA GUSTINA ( A1D011029)
3. PANI ASWIN ( A1D011024)
4. FEBRANDI EKANANDA ( A1D011030)
5. SITI KURNIAWATI ( A1D011026)
6. TIARA NINDIA TRISNA ( A1D011027)
DASAR – DASAR PENGENDALIAN
1. Pentingnya pengendalian mikroorganisme
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan
kerusakan. Hal ini tampak dari kemampuannya menginfeksi
manusia, hewan, serta tanaman , menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan smpai kepada kematian. Oleh karena
itu adanya prosewdur untuk mengendalikan pertumbiuhan dan
kontaminasi oleh mikroba merupakan suatu keharusan.
Pengendalian disini merupakan segala kegiatan
yang dapat menghambat, membasmi, atau
menyingkirkan mikroorganisme
Pentingnya pengendalian mikroorganisme
• Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi
• Membasmi mikroorganisme pada inang yang
terinfeksi
• Mencegah pembusukan dan perusakan bahan
oleh mikroorganisme mengendalikan
pertumbiuhan dan kontaminasi oleh mikroba
merupakan suatu keharusan.
Mikroorganisme dapat disingkirkan , dihambat,
atau dibunuh dengan sarana atau proses fisik
atau bahan kimia.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam
pengendalian mikroorganisme :
1. Sterilisasi
2. Disinfektan
3. Antiseptik
4. Bahan sanitasi
5. Germisida(mikrobisida),
6. Bakterisida
7. Bakteriostatis
8. Bahan antimikrobial,
9. Terapeutik
2. Pola dan laju kematian bakteri
• Apabila suatu tetes suspense bakteri dimasukkan kedalam
botol berisi asam panas atau tempat pembakaran, maka
bakteri itu dapat terbunuh seketika atau setidak-tidaknya
sedemikian cepatnya sehinggah tidakla mungkin untuk
mengukur laju kematiannya. Namun perlakuan yang semacam
itu tidak akan membunuh semua sel tersebut pada saat yang
sama, melaikan sel-sel itu akan terbunuh dalam satu periode
waktu dengan laju eksponensial yang konstan yang pada
hakikatnya merupakan kebalikan dari pola pertumbuuhan
eksponensial.
• Kematian eksponensial dapat dimengerti dengan
lebih mudah bila mengambil suatu model sederhana.
Andaikan saja setiap sel merupakan sasaran dan
bahwa sejumlah besar peluru(bahan kimia atau fisik)
ditembak kepada mereka secara acak,arrtinya
tembakan tidak ditujukan langsung pada sasaran
• Peluang bagi terkenanya suatu sasaran sebanding dengan
jumlah sasaran yaitu jumlah bakteri yang ada. (menembak
sasaran berulang-ulang tak nmasuk hitungan : satu bakteri
hanya dapat terbunuh satu kali). Contoh : andaikan populoasi
mula-mula 1 juta sasaran. Kemudian kita hujani dengan peluru
selama satu menit dan berhasil mengenai 90% populasi
sehingga tersisa 100.000 sasaran. Kemudian ditembak lagi
selama 1 menit,karean hanya tertinggal sepersepuluh jumlah
sasaran putaran pertama ,maka bakteri yang terkenai pun
hanya sepersepuluhnya. Dengan kata lalin, 90.000 sasaran
terkenai dan tersisa 10.000 yang masih hidup
• Kemudian kita hujani lagi yang masih bertahan hidup ini
dengan peluru selama 1 menit, dan karena hanya mempunyai
sasaran sebanyak sepersepuluh dari yang ada pada menit
terakhir, maka kita mengenai bakteri sebanyak
sepersepuluhnya, atau 9.000. pola sasaran penyebaran
(pembunuhan sel-sel bakteri) seperti ini diulang-ulang sampai
tidak ada lagi sasaran yang tersisa. Tetapi perhatikan bahwa
waktu yang diperlukan untuk membunuh kesembilan bakteri
yang terakhir ( Sembilan persepuluh bakteri yang terakhir)
sama banyaknya seperti yang dipergunakan untuk membunuh
900.000 yang pertama. Sesungguhnya yang kita lakukan
mhanyalah menebaki sasaran cukkup lama sehingga
mempunyai peluang yang cukup baik bahwa yang paling akhir
telah terkenai (terbunuh).
• Pola kematian diantara spora Bacillus anthracis yang
dimasukkan kedalam larutan fenol 5% tampak pada
gambar dibawah ini. Kurva tersebut mneggambarkan
hubungan antara jumlah spora yang bertahan hidup
terhadap waktu. Kurva A merupakan kurva aritmatik
sedangkan kurva B merupakan kurva logaritmik. Kedua
kurva ini menunjukkan bahwa sebagian dari populsi
mati selama jangka waktu tertentu. Tetapi kurva
logaritmik juga menyatakan bahwa laju kemtian itu
konstan. Titiknya jatuh pada garis lurus dan kemiringan
kurva merupakan ukuran laju kematian.
• Dari kurva diatas diperoleh hanya bila semua kondisi
dibuat sungguh-sungguh konstan , termasuk
keseragaman nkondisi fisiologis semua mikroorganisme
didalam populasi. Kondisi yang dibakukan semacam itu
tidak terjadi didalam situasi sehari-hari seperti
dibangsal-bangsal rumah sakit atau pabrik pengolahan
pangan. Sel-sel dengan umur atau stadia fisiologis
pertumbuhan yang berbeda-beda memperetunjukkan
perbedaan dalam kerentangan terhadap suatu bahan
antimicrobial. Akibatnya ,kurva logaritmik bagi yang
bertahan hidup tidak akan mengikuti pola ideal.
Keadaan yang Mempengaruhi Kerja
Antimikrobional
Konsetrasi atau intesitas zat
antimikrobional
Jumlah mikroorganisme
Suhu
Spesies Mikroorganisme
Adanya bahan organik
Kemasaman atau kebabasan (pH)
Intesitas zat antimikrobional
dan Jumlah Mikroorganisme
Perbandingan antara konsentrasi zat antimikrobional
dengan lama kamatian mikroorganisme. Terdapat
konsentrasi zat yang efektif membunuh
mikroorgnisme. Dan bisa dikatakan semakin pekat
konsentrasi zat maka semakin cepat proses
pengendalaian
Jumlah mikroorganisme banyak maka memerlukan
waktu yang lama untuk mengendalikannya.
Suhu dan Spesies Organisme
Kefektifan suatu bahan
antimikrobional akan
meningkat ketika ada
kenaikan suhu.
Zat kimia dapat merusak
mikroorganisme melalui
reaksi kimia yang
dipercepat dnegan
meningkatkan suhu
Suhu
Spesies mikroorganisme
menunjukkan kerentanan
yang berbeda terhadap
sarana fisik dan bahan
kimia.
Spesies
Mikroorgnisme
Bahan
resistensi
Esherchia
coli
Bateru
bakteri
Spora
kapang
Virus dan
bakterifage
Fenol 1 100.000.0
00
1-2 30
Formaldehi
de
1 250 2
Panas
kering
1 1.000 2-10 -/+1
Panas
lembab
1 3.000.000 2-10 1-5
Ridiasi
ultlrabiolet
1 2-5 5-100 5-10
Resistensi spora bakteri dan kapang serta resistensi
virus, relatif terhadap resistensi Escherichia coli
yang diberi nilai satu
Adanya bahan organik
Adanya bahan organik asing dapat menurunkan
dengan nyata keefektifan zat kimia antimikrobional
dengan cara menginaktifkan bahan-bahan tersebut
atau melindungi mikroorganisme dari zat
antimikrobial.
1. Penggabungan disinfektan dengan bahan
organik membuat disinfektan tidak bersifat
mikrobisidal
2. Penggabungan ini menimbulkan endapan
dan disinfektan tidak mungkin lagi
mengikat mikroorganisme
3. Akumalasi bahan organik, membuat
pelindung bagi sel sel mikroba
Kemasaman dan kebasan (pH)
Mikroorganisme yang terdapat pada
bahan makanan dnegan pH asam dapat
dibasmi pada suhu yang lebih rendah
dan dalam waktu yang lebih singkat
dibandingkan dnegan mikroorgisme
yang sama dalam lingkungan basa
Cara Kerja Zat Antimikrobial
Cara kerja zat antimikrobial sangatlah
penting diketahui untuk mengefektifkan
menghambat atau mematikan sel.
Sel mikrob memiliki bagian-bagian yang
menjadi vital kehidupannya, yaitu
seperti : membran semipermeabel,
dinding sel dan nulkleus.
Rusaknya bagian vital ini akan
menyebabkan kematian pada sel
mikrobe.
Macam cara kerja zat
antimikrobial
Kerusakan pada dinding sel
Perubahan permeabelitas sel
Perubahan molekul protein dan asam nukleat
Penghambatan kerja enzim
Penghambatan sintesis asam nukleat dan protein
Seleksi sarana atau teknik
antimikrobial
Teknik antimikrobional berjalan secar spesifik , artinya tidak ada
satupun sarana teknik antimikrobional yang baik bagi semua
penerapan praktis.
Pengendalian pada produk makanan tidak cocok untuk pasien
PENGEDALIAN MIKROORGANISME
DENGAN SARANA FISIK
• Mikroorganisme dapat di kendalikan yaitu
dibasmi, dihambat atau ditiadakan dari suatu
lingkungan, dengan menggunakan berbagai
proses atau sarana fisik.
• Proses atau sarana mana yang digunakan
bergantung pada banyak faktor dan hanya dapat
ditentukan setelah diadakan evaluasi keadaan
khusus yang bersangkutan
• Misalnya, untuk membasmi mikroba penyebab
infeksi pada hewan sakit yang mati
karenanya,mungkin cocok untuk membakar saja
hewan tersebut.
Suhu tinggi
• Penggunaan suhu tinggi digabung dengan kelembapan tinggi
merupakan salah satu metode paling efektif untuk mematikan
mikroorganisme. Suhu tinggi juga dapat diberikan sebagai
panas kering
• Panas lembab mikroorganisme dengan cara
mengkoagulasikan protein-proteinya.
• Panas lembab mematikan mikroorganisme dengan jauh lebih
cepat dan afektif dibandingkan dengan panas kering, yang
menghancurkan mikroorganisme dengan cara mengiksodasi
komponen-komponen kimiawinya.
• Contoh lain, spora basillus anthracis yang dapat membawa
kematian pada ternak, hewan pemakan rumput yang lain, dan
manusia, dapat dibasmi dalam waktu 2 sampai 15 menit
dengan panas lembab pada suhu 100o C (tabel 19-1). Tetapi
dengan panas kering, dibutuhkan waktu 1 sampai 2 jam pada
suhu 150oC untuk memperoleh hasil yang sama (tabel 19-2)
Tabel 19-1. Beberapa kutipan mengenai lamanya pemusnaan
spora bakteri dengan panas lembab
ORGANIS
ME
LAMANYA PEMUSNAHAN, menit
Pada 100 oC Pada Pada Pada Pada Pada Pada Pada
105 oC 110 oC 115 oC 120 oC 125 oC 130 oC 134 oC
Basillus
anthracis
2-15 5-10
B .subtilis berjam- jam 40
Suatu
anaerobik
putrefaktif
780 170 41 15 5,6
Clostridium
tetani
5-90 5-25
C .
perfringens
5-45 5-27 10-15 4 1
C .
botulinum
300-530 40-120 32-90 10-40 4-20
Bakteri
tanah
Berjam-jam 420 120 15 6-30 4 1,5-10
Bakteri
termofilik
400 100-300 40 -110 11-35 3,9-8,0 3,5 1
Waktu kematian termal dan waktu
pengurangan desimal
• Waktu kematian termal mengacu pada periode
waktu terpendek yang dibutuhkan untuk
mematikan suatu suspensi bakteri ( atau spora )
pada suatu suhu tertentu di bawah keadaan
tertentu.
• Waktu pengurangan desimal mengacu pada
pengurangan khusus dalam hal jumlah sel hidup,
yaitu, lamanya waktu dalam menit untuk
mengurangi populasi sebesar 90%. Dengan
perkataan lain, yaitu lamanya waktu dalam menit
yang dibutuhkan oleh kurva waktu
Tabel 19-2.beberapa kutipan mengenai
lamanya waktu pemusnahan spora bakteri
dengan panas kering
ORGANISM
E
LAMANYA PEMUSNAHAN, menit
Pada 120 C Pada 130 oC Pada 140o C Pada 150 oC Pada 160 oC Pada 170 oC Pada 180 oC
Basillus
anthracis
Sampai 180 60-120 9-90 3
Clostridium
botulinum
120 60 15-60 20-25 20-25 10-15 5-10
C .
perfringens
50 15-35 5 12
C . tetani 20-40 5-15 30-90 12 5 1
Spora tanah 180 30-90 15-60 15
• Kematian termal ( gambar 19-1 ) untuk
mengalami satu pengurangan logaritmik (
pengurangan populasi mikrobe 90%).
Gambar 19-1. Grafik yang
melukiskan konsep waktu
pengurangan desimal ( nilai D ),
yaitu jumlah menit untuk
mengurangi populasi mikrobe
sebanyak 90 persen. Dengan kata
lain, jumlah menit yang dibutuhkan
oleh kurva waktu kematian termal
untuk melewati satu siklus log.
Penerapan suhu tinggi untuk
mematiakan mikroorganisme
• Prosedur praktis yang memanfaatkan panas
untuk mematikan mikroorganisme untuk
mudahnya dibagi kedalam dua kategori :
panas lembab dan panas kering.
• Uap bertekanan. Panas dalam bentuk uap
jenuh bertekanan adalah sarana paling
praktis serta dapat diandalkan untuk
sterilisasi.
Lanjutan..
• Alat sterilisasi yang
mempergunakan uap
dengan tekanan yang di atur
dinamakan autoklaf ( lihat
gambar 19-2 ).
• pada hakikatnya merupakan
ruang uap berdinding
rangkap yang diisi dengan
uap jenuh bebas udara dan
dipertahankan pada suhu
serta tekanan yang di
tentukan selama periode
waktu yang di kehendaaki
• Autoklaf merupakan alat yang
esensial dalam setiap
laboraturium mikrobiolog,
ruang sterilisasi di rumah-
rumah sakit, serta tempat-
tempat lain yang
memproduksi produk steril
(gambar 19-3
• pada umumnya (tidak selalu)
autoklaf dijalankan pada
tekanan kira-kira 15lb/in2 (5
kg/cm2) pada suhu 121oC.
• Waktu yang diperlukan untuk
sterilisasi bergantung kepada
sifat bahan yang di sterilkan,
tipe wadah dan volume
bahan.
• Beberapa bahan tertentu
mempunyai ciri – ciri yang
membuat yang membuatnya
tidak praktis untuk sterilkan
dengan autoklaf
Gambar 19-3. Suatu autoklaf sedang
dimuati perlengkapan rumah sakit untuk
sterilisasi
Sterilisasi bertahap
• Beberapa media bakteriologis dan zat kimia
tidak dipanaskan pada suhu diatas 100oC
tanpa menjadi rusak
• Tetapi bila bahan-bahan tersebut dapat dapat
menahan uap bebas (100oC), maka akan dapat
disterilkan dengan sterilisasi bertahap
Lanjutan…
 Air mendidih. Sel-sel vegetatif mikroorganisme akan
terbunuh dalam waktu 10 menit dalam air mendidih.
Namun, beberapa spora bakteri dapat bertahan dalam
kondisi seperti ini selama berjam-jam. Karena itu air
mendidih tidak dapat diandalkan untuk sterilisasi.
 Pasteurisasi. Susu, rum (cream) dan beberapa
minuman yang mengandung alkohol (bir dan anggur)
biasanya diberi perlakukan panas terkendali untuk
mematikan tipe-tipe mikroorganisme tertentu tetapi
tidak mematikan yang lain.
Panas Kering
 Sterilisasi dengan udara panas. Sterilisasi dengan
panas kering atau udara panas dianjurkan apabila
penggunaan uap bertekanan tidak dikehendaki atau
bila tidak dapat terjadi kontak antara uap bertekanan
dengan benda yang akan disterilkan. Hal ini berlaku
bagi perabotan sperti cawan petri, pipet, juga minyak,
serbuk juga beberapa peralatan. Benda-benda ini
disterilkan di dalam oven listrik atau gas. Untuk
mensterilkan perabotan pecah belah di laboratorium,
dibutuhkan suhu 160° C selama 2 jam.
Lanjutan…
 Pembakaran. Pembakaran bahan yang mengandung
mikroorganisme berarti juga membasmi
mikroorganismenya. Pembakaran digunakan untuk
memusnahkan bangkai, hewan-hewan penelitian yang
terinfeksi, dan bahan infeksi lainnya yang perlu
dibuang. Kini telah tersedia alat pembakaran listrik
yang dirancang untuk mengurangi percikan api, yaitu
dengan menggunakan panas dari kumparan listrik.
Suhu Rendah
 Pendinginan. Biakan beberapa bakteri, khamir, dan
kapang yang ditumbuhkan pada media agar dalam tabung
reaksi, dapat tetap hidup selama berbulan-bulan pada
lemari es yaitu sekitar 4 sampai 7° C. Metode ini baik
untuk mengawetkan biakan beberapa mikroorganisme.
 Suhu di bawah titik nol. Bakteri dan virus dapat
dipertahankan pada suhu -20°C (suhu pesawat pembeku
mekanis), -70°C (suhu es kering,yaitu CO2 beku), dan
bahkan pada suhu -195°C (suhu nitrogen cair). Pada semua
prosedur ini, pendinginan mula-mula dapat mematikan
sebagian dari sel-sel itu, namun jumlah yang dapat
bertahan lebih besar dan tetap hidup untuk waktu lama.
Pengeringan
Pengeringan sel mikrob serta lingkungannya sangat
mengurangi atau menghentikan aktivitas metabolik,
diikuti dengan matinya sejumlah sel. Pada umumnya,
lamanya mikroorganisme bertahanhidup setelah
pengeringan tergantung dari faktor-faktor berikut:
 Macam mikroorganisme
 Bahan pembawa yang dipakai untuk mengeringkan
mikroorganisme
 Kesempurnaan proses pengeringan
 Kondisi fisik (cahaya, suhu, kelembaban) yang
dikenakan pada organisme yang dikeringkan
Tekanan Osmotik
 Terbentuk tekanan osmotik akibat plasmolisis maupun
plasmoptosis.
 Pada umumnya mikroorganisme dihambat
pertumbuhannya oleh kadar kadar garam tinggi atau kadar
gula tinggi. Penghambatan ini merupakan dasar bagi
pengawetan bahan makanan dengan cara pengasinan atau
pemanisan.
 Mekanisme penghambatan mikroorganisme ini ialah
plasmolisis. Sel-sel mengalami dehidrasi sehingga tidak
dapat bermetabolisme atau tumbuh. Selanjutnya sel-sel
tersebut akan mati atau dapat tetap hidup, tetapi dalam
keadaan dorman.
Radiasi
Beberapa macam radiasi dapat bersifat letal (
mematikan) terhadap sel-sel mikrobe dan juga
sel-sel organisme lain.
Macam-macam radiasi
• Cahaya Ultraviolet
• Sinar x
• Sinar gama
• Sinar katode ( radiasi berkas elektron)
Cahaya Ultraviolet
• Bagian ultraviolet pada spektrum melitputi
semua radiasi dari 15 sampau 390 nm.
Panjang gelombang sekitar 265 nm memiliki
efesiensi bakterisidal tertinggi.
Sinar x
• Sinar x bersifat letal bagi mikroorganisme, juga
bagi bentuk-bentuk kehidupan yang lebih
tinggi. Tidak seperti radiasi ultraviolet, sinar X
memilki energi dan daya tembus yang tinggi.
Sinar gama
• sejumlah besar radioisotop sebagai produk
sampingan pemecahan atom. Isotop-isotop ini
merupakan sumber radiasi gama. Sinar gama
serupa dengan sinar X tetapi mempunyai
panjang gelombang yang lebih pendek dan
karenanya energinya pun lebih tinggi
Sinar katode ( radiasi berkas elektron)
• Elektron-elektron ini yang berintensitas tinggi
(jutaan volt) dipacu hingga mencapai
kecepatan yang teramat tinggi. Berkas
elektron yang kuat lagi berkecepatan tingggi
itu bersifat mikrobisidal serta pengaruh lain
terhadap bahan-bahan biologs maupun
nonbiologis
Filtrasi ( Penyaringan)
• Beberapa barang,khususnya fluida biologi seperti
serum hewan ,larutan subtansi seperti enzim ,artinya
mudah rusak oleh panas,Demikian pula sarana fisik
seperti radiasi dapat merusak bahan- bahan
tersebut.Sejalan sengan hal itu maka pilihan yang ada
untuk mensterilkan nya ialah dengan filtrasi.
Filter bakteriologi
• Bahan filter berupa suatu lapisan yang relative tebal
terbuat dari asbes,tanah diatome,porselen atau kaca
berpori (sinterad glass).Ditahannya mikrobiologi di
lapisan filter bukanlah hanya disebabkan ukuran pori
filter; melainkan ,hal bahwa berserat atau partikulat
penyususn lapisan saringan,dan muatan listerik bahan
bahan tersebut.
• Kemudian di kembangkan suatu jenis saringan baru
untuk menyingkarkan organisme dan kini telah
digunakan secara luas.Filter tersebut terbuat dari ester
selulosa atau subtansi polimerik lain dengan pori pori
berukuran tepat dan seragam.Filter atau saringan tipe
ini dapat diperoduksi dengan diameter pori yang di
kehendaki ,berkisar dari 0,01 µm.Lapisan saringan ini
sangat tipis tebalnya lebih kurang 150 µm sehingga
dinamakan filter membaran.
Filter udara
Dikembangkan filter berefisiensi tinggi untuk
menyaring udara berisikan partikel (high efficiency
pasticulate air filter,atau HEPA) telah memungkinkan
di alirkannya udara bersih (bebas debu) kedalam
ruang tertutup.Tipe filtrasi udara semacam ini
bersama dengan sistem aliran udara laminar (Laminar
air flow) kini banyak digunakan untuk menyediakan
udara yang bebas dari debu dan bakteri
Pelindung muka
• Pelindung tersebut dari kain kasa yang di lengkapi
dengan pita perekat atau tali pengikat untuk menutup
mulut dan hidup disebut pelindung muka ;sering kali
di gunakan oleh tim ahli beda selama berlangusngnya
operasi sebagai filtrasi untuk menyaring
mikroorganisme pada waktu bernapas sehinnga tidak
mencemari ruang bedah
Pembersihan fisik
• Gelombang suara berfrekunesi tinggi di
gunakan untuk memecahkan sel-sel microbe
serta membersihkan (menghilangkan) microbe
dari peralatan,dan pada teknik-teknik khusus
pada diagnose serta pembedahan
Pencucian
• Mencuci atau menggosok dengan sabun
merupakan cara fisik lain untuk
menghilangkan mikroorganisme dari
permukaan.Penggosokan akan melepaskan
kotoran dari benda-benda dan dari kulit serta
tangan karena mekanisme pengeseran.Sabun
menghilangkan lapiasan berminyak dan
mengikat bakteri pada permukaan,termasuk
kulit

More Related Content

What's hot (17)

Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 
Obat antibiotik
Obat antibiotikObat antibiotik
Obat antibiotik
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Dasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologiDasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologi
 
Makalah mikroganisme amanah raha
Makalah mikroganisme amanah rahaMakalah mikroganisme amanah raha
Makalah mikroganisme amanah raha
 
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERIMIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
 
Makalah I
Makalah  IMakalah  I
Makalah I
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
 
Dasar Bakteriologi
Dasar BakteriologiDasar Bakteriologi
Dasar Bakteriologi
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
 
bakteri filosfer
bakteri filosferbakteri filosfer
bakteri filosfer
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 

Viewers also liked

Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)
Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)
Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)Aditya Ramdhan Febriansyah
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme Rositi Husnan
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
Ppt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandariPpt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandariPutriYuliandari
 
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]Ibnu Hakim
 
งานนำเสนอ1
งานนำเสนอ1งานนำเสนอ1
งานนำเสนอ1Chatkal Sutoy
 
O mundo saido da guerra
O mundo saido da guerraO mundo saido da guerra
O mundo saido da guerrajoanacunha9406
 
DirectCaption for Transcriptions and Closed Captions
DirectCaption for Transcriptions and Closed CaptionsDirectCaption for Transcriptions and Closed Captions
DirectCaption for Transcriptions and Closed CaptionsDirect Caption
 
Verifica finale
Verifica finaleVerifica finale
Verifica finalegianter62
 
Descrição do tempo atmosférico
 Descrição do tempo atmosférico Descrição do tempo atmosférico
Descrição do tempo atmosféricojoanacunha9406
 
Faktor genetik dan usia pengaruhi diabetes
Faktor genetik dan usia pengaruhi diabetesFaktor genetik dan usia pengaruhi diabetes
Faktor genetik dan usia pengaruhi diabeteszamriyahya13
 

Viewers also liked (17)

Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)
Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)
Peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia (protozoa)
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Ppt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandariPpt peranan protista putri yuliandari
Ppt peranan protista putri yuliandari
 
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
 
งานนำเสนอ1
งานนำเสนอ1งานนำเสนอ1
งานนำเสนอ1
 
O mundo saido da guerra
O mundo saido da guerraO mundo saido da guerra
O mundo saido da guerra
 
DirectCaption for Transcriptions and Closed Captions
DirectCaption for Transcriptions and Closed CaptionsDirectCaption for Transcriptions and Closed Captions
DirectCaption for Transcriptions and Closed Captions
 
Verifica finale
Verifica finaleVerifica finale
Verifica finale
 
Interbit
InterbitInterbit
Interbit
 
Descrição do tempo atmosférico
 Descrição do tempo atmosférico Descrição do tempo atmosférico
Descrição do tempo atmosférico
 
Zoo diashow
Zoo diashowZoo diashow
Zoo diashow
 
Trip to london (interactive pp)final
Trip to london (interactive pp)finalTrip to london (interactive pp)final
Trip to london (interactive pp)final
 
White Paper_RIAB
White Paper_RIABWhite Paper_RIAB
White Paper_RIAB
 
Faktor genetik dan usia pengaruhi diabetes
Faktor genetik dan usia pengaruhi diabetesFaktor genetik dan usia pengaruhi diabetes
Faktor genetik dan usia pengaruhi diabetes
 
Taller de word
Taller de wordTaller de word
Taller de word
 

Similar to PENGENDALIAN MIKROORGANISME DENGAN SARANA FISIK

PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptxHafizmuchti
 
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptxpengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptxSelviaRaniPutri
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxibnucacing1
 
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)itatriewahyuni
 
Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)stikesby kebidanan
 
Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit
Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakitMycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit
Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakitOperator Warnet Vast Raha
 
171-37-974-1-10-20181007.pdf
171-37-974-1-10-20181007.pdf171-37-974-1-10-20181007.pdf
171-37-974-1-10-20181007.pdfPedroDaSilvaTL
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi22_04
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Mikroorganisme kelompok 1
Mikroorganisme kelompok 1Mikroorganisme kelompok 1
Mikroorganisme kelompok 1Ludwina Christy
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi22_04
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 

Similar to PENGENDALIAN MIKROORGANISME DENGAN SARANA FISIK (20)

PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
 
Laporan pesti 3 racun kontak
Laporan pesti 3 racun kontakLaporan pesti 3 racun kontak
Laporan pesti 3 racun kontak
 
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptxpengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
 
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
 
makalah mikroorganisme
makalah mikroorganismemakalah mikroorganisme
makalah mikroorganisme
 
Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)
 
Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit
Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakitMycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit
Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit
 
171-37-974-1-10-20181007.pdf
171-37-974-1-10-20181007.pdf171-37-974-1-10-20181007.pdf
171-37-974-1-10-20181007.pdf
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Mikroorganisme kelompok 1
Mikroorganisme kelompok 1Mikroorganisme kelompok 1
Mikroorganisme kelompok 1
 
Sterilisi farmasi
Sterilisi farmasiSterilisi farmasi
Sterilisi farmasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
114 387-1-pb
114 387-1-pb114 387-1-pb
114 387-1-pb
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

PENGENDALIAN MIKROORGANISME DENGAN SARANA FISIK

  • 1. DASAR-DASAR PENGENDALIAN DAN PENGENDALIAN MIKROORGANISME DENGAN SARANA FISIK Kelompok 1 1. UTAMI INDRIASTUTI ( A1D011006) 2. WIDIA GUSTINA ( A1D011029) 3. PANI ASWIN ( A1D011024) 4. FEBRANDI EKANANDA ( A1D011030) 5. SITI KURNIAWATI ( A1D011026) 6. TIARA NINDIA TRISNA ( A1D011027)
  • 2.
  • 3. DASAR – DASAR PENGENDALIAN 1. Pentingnya pengendalian mikroorganisme Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan kerusakan. Hal ini tampak dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman , menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan smpai kepada kematian. Oleh karena itu adanya prosewdur untuk mengendalikan pertumbiuhan dan kontaminasi oleh mikroba merupakan suatu keharusan.
  • 4. Pengendalian disini merupakan segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme Pentingnya pengendalian mikroorganisme • Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi • Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi • Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme mengendalikan pertumbiuhan dan kontaminasi oleh mikroba merupakan suatu keharusan.
  • 5. Mikroorganisme dapat disingkirkan , dihambat, atau dibunuh dengan sarana atau proses fisik atau bahan kimia.
  • 6. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pengendalian mikroorganisme : 1. Sterilisasi 2. Disinfektan 3. Antiseptik 4. Bahan sanitasi 5. Germisida(mikrobisida), 6. Bakterisida 7. Bakteriostatis 8. Bahan antimikrobial, 9. Terapeutik
  • 7. 2. Pola dan laju kematian bakteri • Apabila suatu tetes suspense bakteri dimasukkan kedalam botol berisi asam panas atau tempat pembakaran, maka bakteri itu dapat terbunuh seketika atau setidak-tidaknya sedemikian cepatnya sehinggah tidakla mungkin untuk mengukur laju kematiannya. Namun perlakuan yang semacam itu tidak akan membunuh semua sel tersebut pada saat yang sama, melaikan sel-sel itu akan terbunuh dalam satu periode waktu dengan laju eksponensial yang konstan yang pada hakikatnya merupakan kebalikan dari pola pertumbuuhan eksponensial.
  • 8. • Kematian eksponensial dapat dimengerti dengan lebih mudah bila mengambil suatu model sederhana. Andaikan saja setiap sel merupakan sasaran dan bahwa sejumlah besar peluru(bahan kimia atau fisik) ditembak kepada mereka secara acak,arrtinya tembakan tidak ditujukan langsung pada sasaran
  • 9. • Peluang bagi terkenanya suatu sasaran sebanding dengan jumlah sasaran yaitu jumlah bakteri yang ada. (menembak sasaran berulang-ulang tak nmasuk hitungan : satu bakteri hanya dapat terbunuh satu kali). Contoh : andaikan populoasi mula-mula 1 juta sasaran. Kemudian kita hujani dengan peluru selama satu menit dan berhasil mengenai 90% populasi sehingga tersisa 100.000 sasaran. Kemudian ditembak lagi selama 1 menit,karean hanya tertinggal sepersepuluh jumlah sasaran putaran pertama ,maka bakteri yang terkenai pun hanya sepersepuluhnya. Dengan kata lalin, 90.000 sasaran terkenai dan tersisa 10.000 yang masih hidup
  • 10. • Kemudian kita hujani lagi yang masih bertahan hidup ini dengan peluru selama 1 menit, dan karena hanya mempunyai sasaran sebanyak sepersepuluh dari yang ada pada menit terakhir, maka kita mengenai bakteri sebanyak sepersepuluhnya, atau 9.000. pola sasaran penyebaran (pembunuhan sel-sel bakteri) seperti ini diulang-ulang sampai tidak ada lagi sasaran yang tersisa. Tetapi perhatikan bahwa waktu yang diperlukan untuk membunuh kesembilan bakteri yang terakhir ( Sembilan persepuluh bakteri yang terakhir) sama banyaknya seperti yang dipergunakan untuk membunuh 900.000 yang pertama. Sesungguhnya yang kita lakukan mhanyalah menebaki sasaran cukkup lama sehingga mempunyai peluang yang cukup baik bahwa yang paling akhir telah terkenai (terbunuh).
  • 11. • Pola kematian diantara spora Bacillus anthracis yang dimasukkan kedalam larutan fenol 5% tampak pada gambar dibawah ini. Kurva tersebut mneggambarkan hubungan antara jumlah spora yang bertahan hidup terhadap waktu. Kurva A merupakan kurva aritmatik sedangkan kurva B merupakan kurva logaritmik. Kedua kurva ini menunjukkan bahwa sebagian dari populsi mati selama jangka waktu tertentu. Tetapi kurva logaritmik juga menyatakan bahwa laju kemtian itu konstan. Titiknya jatuh pada garis lurus dan kemiringan kurva merupakan ukuran laju kematian.
  • 12.
  • 13. • Dari kurva diatas diperoleh hanya bila semua kondisi dibuat sungguh-sungguh konstan , termasuk keseragaman nkondisi fisiologis semua mikroorganisme didalam populasi. Kondisi yang dibakukan semacam itu tidak terjadi didalam situasi sehari-hari seperti dibangsal-bangsal rumah sakit atau pabrik pengolahan pangan. Sel-sel dengan umur atau stadia fisiologis pertumbuhan yang berbeda-beda memperetunjukkan perbedaan dalam kerentangan terhadap suatu bahan antimicrobial. Akibatnya ,kurva logaritmik bagi yang bertahan hidup tidak akan mengikuti pola ideal.
  • 14. Keadaan yang Mempengaruhi Kerja Antimikrobional Konsetrasi atau intesitas zat antimikrobional Jumlah mikroorganisme Suhu Spesies Mikroorganisme Adanya bahan organik Kemasaman atau kebabasan (pH)
  • 15. Intesitas zat antimikrobional dan Jumlah Mikroorganisme Perbandingan antara konsentrasi zat antimikrobional dengan lama kamatian mikroorganisme. Terdapat konsentrasi zat yang efektif membunuh mikroorgnisme. Dan bisa dikatakan semakin pekat konsentrasi zat maka semakin cepat proses pengendalaian Jumlah mikroorganisme banyak maka memerlukan waktu yang lama untuk mengendalikannya.
  • 16. Suhu dan Spesies Organisme Kefektifan suatu bahan antimikrobional akan meningkat ketika ada kenaikan suhu. Zat kimia dapat merusak mikroorganisme melalui reaksi kimia yang dipercepat dnegan meningkatkan suhu Suhu Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentanan yang berbeda terhadap sarana fisik dan bahan kimia. Spesies Mikroorgnisme
  • 17. Bahan resistensi Esherchia coli Bateru bakteri Spora kapang Virus dan bakterifage Fenol 1 100.000.0 00 1-2 30 Formaldehi de 1 250 2 Panas kering 1 1.000 2-10 -/+1 Panas lembab 1 3.000.000 2-10 1-5 Ridiasi ultlrabiolet 1 2-5 5-100 5-10 Resistensi spora bakteri dan kapang serta resistensi virus, relatif terhadap resistensi Escherichia coli yang diberi nilai satu
  • 18. Adanya bahan organik Adanya bahan organik asing dapat menurunkan dengan nyata keefektifan zat kimia antimikrobional dengan cara menginaktifkan bahan-bahan tersebut atau melindungi mikroorganisme dari zat antimikrobial. 1. Penggabungan disinfektan dengan bahan organik membuat disinfektan tidak bersifat mikrobisidal 2. Penggabungan ini menimbulkan endapan dan disinfektan tidak mungkin lagi mengikat mikroorganisme 3. Akumalasi bahan organik, membuat pelindung bagi sel sel mikroba
  • 19. Kemasaman dan kebasan (pH) Mikroorganisme yang terdapat pada bahan makanan dnegan pH asam dapat dibasmi pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dnegan mikroorgisme yang sama dalam lingkungan basa
  • 20. Cara Kerja Zat Antimikrobial Cara kerja zat antimikrobial sangatlah penting diketahui untuk mengefektifkan menghambat atau mematikan sel. Sel mikrob memiliki bagian-bagian yang menjadi vital kehidupannya, yaitu seperti : membran semipermeabel, dinding sel dan nulkleus. Rusaknya bagian vital ini akan menyebabkan kematian pada sel mikrobe.
  • 21. Macam cara kerja zat antimikrobial Kerusakan pada dinding sel Perubahan permeabelitas sel Perubahan molekul protein dan asam nukleat Penghambatan kerja enzim Penghambatan sintesis asam nukleat dan protein
  • 22. Seleksi sarana atau teknik antimikrobial Teknik antimikrobional berjalan secar spesifik , artinya tidak ada satupun sarana teknik antimikrobional yang baik bagi semua penerapan praktis. Pengendalian pada produk makanan tidak cocok untuk pasien
  • 23.
  • 24. PENGEDALIAN MIKROORGANISME DENGAN SARANA FISIK • Mikroorganisme dapat di kendalikan yaitu dibasmi, dihambat atau ditiadakan dari suatu lingkungan, dengan menggunakan berbagai proses atau sarana fisik. • Proses atau sarana mana yang digunakan bergantung pada banyak faktor dan hanya dapat ditentukan setelah diadakan evaluasi keadaan khusus yang bersangkutan • Misalnya, untuk membasmi mikroba penyebab infeksi pada hewan sakit yang mati karenanya,mungkin cocok untuk membakar saja hewan tersebut.
  • 25. Suhu tinggi • Penggunaan suhu tinggi digabung dengan kelembapan tinggi merupakan salah satu metode paling efektif untuk mematikan mikroorganisme. Suhu tinggi juga dapat diberikan sebagai panas kering • Panas lembab mikroorganisme dengan cara mengkoagulasikan protein-proteinya. • Panas lembab mematikan mikroorganisme dengan jauh lebih cepat dan afektif dibandingkan dengan panas kering, yang menghancurkan mikroorganisme dengan cara mengiksodasi komponen-komponen kimiawinya. • Contoh lain, spora basillus anthracis yang dapat membawa kematian pada ternak, hewan pemakan rumput yang lain, dan manusia, dapat dibasmi dalam waktu 2 sampai 15 menit dengan panas lembab pada suhu 100o C (tabel 19-1). Tetapi dengan panas kering, dibutuhkan waktu 1 sampai 2 jam pada suhu 150oC untuk memperoleh hasil yang sama (tabel 19-2)
  • 26. Tabel 19-1. Beberapa kutipan mengenai lamanya pemusnaan spora bakteri dengan panas lembab ORGANIS ME LAMANYA PEMUSNAHAN, menit Pada 100 oC Pada Pada Pada Pada Pada Pada Pada 105 oC 110 oC 115 oC 120 oC 125 oC 130 oC 134 oC Basillus anthracis 2-15 5-10 B .subtilis berjam- jam 40 Suatu anaerobik putrefaktif 780 170 41 15 5,6 Clostridium tetani 5-90 5-25 C . perfringens 5-45 5-27 10-15 4 1 C . botulinum 300-530 40-120 32-90 10-40 4-20 Bakteri tanah Berjam-jam 420 120 15 6-30 4 1,5-10 Bakteri termofilik 400 100-300 40 -110 11-35 3,9-8,0 3,5 1
  • 27. Waktu kematian termal dan waktu pengurangan desimal • Waktu kematian termal mengacu pada periode waktu terpendek yang dibutuhkan untuk mematikan suatu suspensi bakteri ( atau spora ) pada suatu suhu tertentu di bawah keadaan tertentu. • Waktu pengurangan desimal mengacu pada pengurangan khusus dalam hal jumlah sel hidup, yaitu, lamanya waktu dalam menit untuk mengurangi populasi sebesar 90%. Dengan perkataan lain, yaitu lamanya waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh kurva waktu
  • 28. Tabel 19-2.beberapa kutipan mengenai lamanya waktu pemusnahan spora bakteri dengan panas kering ORGANISM E LAMANYA PEMUSNAHAN, menit Pada 120 C Pada 130 oC Pada 140o C Pada 150 oC Pada 160 oC Pada 170 oC Pada 180 oC Basillus anthracis Sampai 180 60-120 9-90 3 Clostridium botulinum 120 60 15-60 20-25 20-25 10-15 5-10 C . perfringens 50 15-35 5 12 C . tetani 20-40 5-15 30-90 12 5 1 Spora tanah 180 30-90 15-60 15
  • 29. • Kematian termal ( gambar 19-1 ) untuk mengalami satu pengurangan logaritmik ( pengurangan populasi mikrobe 90%). Gambar 19-1. Grafik yang melukiskan konsep waktu pengurangan desimal ( nilai D ), yaitu jumlah menit untuk mengurangi populasi mikrobe sebanyak 90 persen. Dengan kata lain, jumlah menit yang dibutuhkan oleh kurva waktu kematian termal untuk melewati satu siklus log.
  • 30. Penerapan suhu tinggi untuk mematiakan mikroorganisme • Prosedur praktis yang memanfaatkan panas untuk mematikan mikroorganisme untuk mudahnya dibagi kedalam dua kategori : panas lembab dan panas kering. • Uap bertekanan. Panas dalam bentuk uap jenuh bertekanan adalah sarana paling praktis serta dapat diandalkan untuk sterilisasi.
  • 31. Lanjutan.. • Alat sterilisasi yang mempergunakan uap dengan tekanan yang di atur dinamakan autoklaf ( lihat gambar 19-2 ). • pada hakikatnya merupakan ruang uap berdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu serta tekanan yang di tentukan selama periode waktu yang di kehendaaki
  • 32. • Autoklaf merupakan alat yang esensial dalam setiap laboraturium mikrobiolog, ruang sterilisasi di rumah- rumah sakit, serta tempat- tempat lain yang memproduksi produk steril (gambar 19-3 • pada umumnya (tidak selalu) autoklaf dijalankan pada tekanan kira-kira 15lb/in2 (5 kg/cm2) pada suhu 121oC. • Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung kepada sifat bahan yang di sterilkan, tipe wadah dan volume bahan. • Beberapa bahan tertentu mempunyai ciri – ciri yang membuat yang membuatnya tidak praktis untuk sterilkan dengan autoklaf Gambar 19-3. Suatu autoklaf sedang dimuati perlengkapan rumah sakit untuk sterilisasi
  • 33. Sterilisasi bertahap • Beberapa media bakteriologis dan zat kimia tidak dipanaskan pada suhu diatas 100oC tanpa menjadi rusak • Tetapi bila bahan-bahan tersebut dapat dapat menahan uap bebas (100oC), maka akan dapat disterilkan dengan sterilisasi bertahap
  • 34. Lanjutan…  Air mendidih. Sel-sel vegetatif mikroorganisme akan terbunuh dalam waktu 10 menit dalam air mendidih. Namun, beberapa spora bakteri dapat bertahan dalam kondisi seperti ini selama berjam-jam. Karena itu air mendidih tidak dapat diandalkan untuk sterilisasi.  Pasteurisasi. Susu, rum (cream) dan beberapa minuman yang mengandung alkohol (bir dan anggur) biasanya diberi perlakukan panas terkendali untuk mematikan tipe-tipe mikroorganisme tertentu tetapi tidak mematikan yang lain.
  • 35.
  • 36. Panas Kering  Sterilisasi dengan udara panas. Sterilisasi dengan panas kering atau udara panas dianjurkan apabila penggunaan uap bertekanan tidak dikehendaki atau bila tidak dapat terjadi kontak antara uap bertekanan dengan benda yang akan disterilkan. Hal ini berlaku bagi perabotan sperti cawan petri, pipet, juga minyak, serbuk juga beberapa peralatan. Benda-benda ini disterilkan di dalam oven listrik atau gas. Untuk mensterilkan perabotan pecah belah di laboratorium, dibutuhkan suhu 160° C selama 2 jam.
  • 37. Lanjutan…  Pembakaran. Pembakaran bahan yang mengandung mikroorganisme berarti juga membasmi mikroorganismenya. Pembakaran digunakan untuk memusnahkan bangkai, hewan-hewan penelitian yang terinfeksi, dan bahan infeksi lainnya yang perlu dibuang. Kini telah tersedia alat pembakaran listrik yang dirancang untuk mengurangi percikan api, yaitu dengan menggunakan panas dari kumparan listrik.
  • 38. Suhu Rendah  Pendinginan. Biakan beberapa bakteri, khamir, dan kapang yang ditumbuhkan pada media agar dalam tabung reaksi, dapat tetap hidup selama berbulan-bulan pada lemari es yaitu sekitar 4 sampai 7° C. Metode ini baik untuk mengawetkan biakan beberapa mikroorganisme.  Suhu di bawah titik nol. Bakteri dan virus dapat dipertahankan pada suhu -20°C (suhu pesawat pembeku mekanis), -70°C (suhu es kering,yaitu CO2 beku), dan bahkan pada suhu -195°C (suhu nitrogen cair). Pada semua prosedur ini, pendinginan mula-mula dapat mematikan sebagian dari sel-sel itu, namun jumlah yang dapat bertahan lebih besar dan tetap hidup untuk waktu lama.
  • 39. Pengeringan Pengeringan sel mikrob serta lingkungannya sangat mengurangi atau menghentikan aktivitas metabolik, diikuti dengan matinya sejumlah sel. Pada umumnya, lamanya mikroorganisme bertahanhidup setelah pengeringan tergantung dari faktor-faktor berikut:  Macam mikroorganisme  Bahan pembawa yang dipakai untuk mengeringkan mikroorganisme  Kesempurnaan proses pengeringan  Kondisi fisik (cahaya, suhu, kelembaban) yang dikenakan pada organisme yang dikeringkan
  • 40. Tekanan Osmotik  Terbentuk tekanan osmotik akibat plasmolisis maupun plasmoptosis.  Pada umumnya mikroorganisme dihambat pertumbuhannya oleh kadar kadar garam tinggi atau kadar gula tinggi. Penghambatan ini merupakan dasar bagi pengawetan bahan makanan dengan cara pengasinan atau pemanisan.  Mekanisme penghambatan mikroorganisme ini ialah plasmolisis. Sel-sel mengalami dehidrasi sehingga tidak dapat bermetabolisme atau tumbuh. Selanjutnya sel-sel tersebut akan mati atau dapat tetap hidup, tetapi dalam keadaan dorman.
  • 41.
  • 42. Radiasi Beberapa macam radiasi dapat bersifat letal ( mematikan) terhadap sel-sel mikrobe dan juga sel-sel organisme lain.
  • 43. Macam-macam radiasi • Cahaya Ultraviolet • Sinar x • Sinar gama • Sinar katode ( radiasi berkas elektron)
  • 44. Cahaya Ultraviolet • Bagian ultraviolet pada spektrum melitputi semua radiasi dari 15 sampau 390 nm. Panjang gelombang sekitar 265 nm memiliki efesiensi bakterisidal tertinggi.
  • 45. Sinar x • Sinar x bersifat letal bagi mikroorganisme, juga bagi bentuk-bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Tidak seperti radiasi ultraviolet, sinar X memilki energi dan daya tembus yang tinggi.
  • 46. Sinar gama • sejumlah besar radioisotop sebagai produk sampingan pemecahan atom. Isotop-isotop ini merupakan sumber radiasi gama. Sinar gama serupa dengan sinar X tetapi mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek dan karenanya energinya pun lebih tinggi
  • 47. Sinar katode ( radiasi berkas elektron) • Elektron-elektron ini yang berintensitas tinggi (jutaan volt) dipacu hingga mencapai kecepatan yang teramat tinggi. Berkas elektron yang kuat lagi berkecepatan tingggi itu bersifat mikrobisidal serta pengaruh lain terhadap bahan-bahan biologs maupun nonbiologis
  • 48. Filtrasi ( Penyaringan) • Beberapa barang,khususnya fluida biologi seperti serum hewan ,larutan subtansi seperti enzim ,artinya mudah rusak oleh panas,Demikian pula sarana fisik seperti radiasi dapat merusak bahan- bahan tersebut.Sejalan sengan hal itu maka pilihan yang ada untuk mensterilkan nya ialah dengan filtrasi.
  • 49. Filter bakteriologi • Bahan filter berupa suatu lapisan yang relative tebal terbuat dari asbes,tanah diatome,porselen atau kaca berpori (sinterad glass).Ditahannya mikrobiologi di lapisan filter bukanlah hanya disebabkan ukuran pori filter; melainkan ,hal bahwa berserat atau partikulat penyususn lapisan saringan,dan muatan listerik bahan bahan tersebut. • Kemudian di kembangkan suatu jenis saringan baru untuk menyingkarkan organisme dan kini telah digunakan secara luas.Filter tersebut terbuat dari ester selulosa atau subtansi polimerik lain dengan pori pori berukuran tepat dan seragam.Filter atau saringan tipe ini dapat diperoduksi dengan diameter pori yang di kehendaki ,berkisar dari 0,01 µm.Lapisan saringan ini sangat tipis tebalnya lebih kurang 150 µm sehingga dinamakan filter membaran.
  • 50.
  • 51. Filter udara Dikembangkan filter berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (high efficiency pasticulate air filter,atau HEPA) telah memungkinkan di alirkannya udara bersih (bebas debu) kedalam ruang tertutup.Tipe filtrasi udara semacam ini bersama dengan sistem aliran udara laminar (Laminar air flow) kini banyak digunakan untuk menyediakan udara yang bebas dari debu dan bakteri
  • 52.
  • 53. Pelindung muka • Pelindung tersebut dari kain kasa yang di lengkapi dengan pita perekat atau tali pengikat untuk menutup mulut dan hidup disebut pelindung muka ;sering kali di gunakan oleh tim ahli beda selama berlangusngnya operasi sebagai filtrasi untuk menyaring mikroorganisme pada waktu bernapas sehinnga tidak mencemari ruang bedah
  • 54. Pembersihan fisik • Gelombang suara berfrekunesi tinggi di gunakan untuk memecahkan sel-sel microbe serta membersihkan (menghilangkan) microbe dari peralatan,dan pada teknik-teknik khusus pada diagnose serta pembedahan
  • 55. Pencucian • Mencuci atau menggosok dengan sabun merupakan cara fisik lain untuk menghilangkan mikroorganisme dari permukaan.Penggosokan akan melepaskan kotoran dari benda-benda dan dari kulit serta tangan karena mekanisme pengeseran.Sabun menghilangkan lapiasan berminyak dan mengikat bakteri pada permukaan,termasuk kulit

Editor's Notes

  1. Spesies pembentuk spora lebih mudah yang sel vegetatifnya sedang tumbuh lebih mudah di bunuh dibandingkan dengan sporanya. Karena spora mampu bertahan hidup dalam keadaan yang kurang baik
  2. Makanan kaleng, seperti tomat membutuhkan suhu yang lebih rendah dalam pengolahan, dibandingkan dnegan buncis yang mengandung akalin. Tomat dalam botol = suhu 100 waktu 45 menit Buncis = suhu 115 tekanan 4,5 kg dan dalma pressure cooker
  3. Kerusakan dinding sel ; pada awal pembentukan dan pada pertumbuhannya Permeabel : kerusakan permeabel mempengaruhi integritas komponen di luar dan di dalam sel sehingga tidak ada pengendalian keluar masuknya zat, sel mati Mlekul protein : suatu sel bergantung pada terpeliharanya molekul protein dalam keadaan alamiah, jika terjadi denatuarasi dapat merusak sel tanpa dapat mempebaikinya lgi Penghambatan kerja enzim : enzim berfungsi dalam kerja kimiawi dlam dan luar sel, jiak terganggu atau di hambat maka mengakibatkan kerusakan total Penghambatan sintesis asam nukleat : DNA.RNA, dan protein memegang peran penting dlam proses kehidupan normal se;. Gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau fungsi zat tersbut dapat mnyebabkan keruskan total