SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PERUSAKAN
MIKROBA DAN
PENGAWETAN PRODUK
FARMASI
MEMBERS
FADIL KARUNIA RAMADHAN
(0321005)
01
PUTRI NOVELIA RAMADINA
(0321010)
02
REYSIKA FEBRIYANA
(0321011)
03
RISKA AZIZA APRILIYANI
(0321012)
04
(0321014)
05 NAIMATU SA`DIAH
PERUSAKAN MIKROBA
Keamanan produk terutama makanan, minuman, kosmetik,
sediaan obat atau obat tradisional (jamu) adalah suatu tuntutan sejak
munculnya gangguan kesehatan manusia. Produk yang tercemar
mikroorganisme dapat memproduksi racun yang dapat menimbulkan
penyakit. Produk makanan atau obat tradisional (jamu) dikatakan rusak
bila terjadi perubahan warna, perubahan bentuk (pecah, terdapat kristal,
lembab), perubahan rasa, perubahan bau dan peruraian.
Produk makanan atau obat/obat
tradisional (jamu) dikatakan rusak secara
mikrobiologis apabila dijempui :
1. Mikroorganisme patogen dalam konsentrasi
rendah.
2. Mikroorganisme yang berpotensi menjadi
patogen dalam konsentrasi tinggi.
3. Metabolit mikroorganisme toksik yang tidak
hilang dengan kematian mikroorganisme
kontaminannya.
4. Kerusakan fisik ataupun kimia pada produk
obat yang ditandai dengan perubahan
bentuk, warna, rasa ataupun bau.
Kerusakan obat akibat cemaran mikroorganisme dapat terjadi pada
setiap tahap produksi, sehingga proses monitoring bahan awal (bahan
baku) berupa material maupun air, ekstrak, hingga makanan akibat
kontaminasi mikroorgansime dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Intoksikasi : Biasanya terjadi karena mengkonsumsi produk yang
telah mengandung toksin yang dikandung oleh mikroorganisme
bakteri atau kapang.
2. Infeksi : Mikroorganisme patogen langsung menimbulkan penyakit.
Penampakan (organoleptis) yang tampak
pada produk akibat kerusakan mikroorganisme
adalah :
 Timbul rasa yang tidak enak.
 Timbul bau tidak sedap akibat terbentuknya
metabolit.
 Timbul perubahan warna.
 Timbulnya perubahan pH akibat tumbuhnya
khamir atau kapang atau bakteri yang
menyebabkan pH turun menjadi pH yang disukai
kapang/bakteri.
 Terjadinya depolimerisasi (kehilangan viskositas)
dan pengendapan zat-zat tak larut.
 Terjadinya polimerisasi berupa penggumpalan.
Contoh : sediaan kosmetik yang mengandung
ekstrak tanaman akan tampak kasar.
Polimer organik
Biasa digunakan sebagai zat
pengental atau pensuspensi.
Adanya enzim menyebabkan
depolimerisasi.
Contoh polimer organik adalah
amilase, pektinase dan protease
Minyak dan lemak
Serangan mikroorganisme terjadi
karena terdapat kandungan air
walaupun hanya satu tetes dan terjadi
proses lipolitik seperti terjadi pada
gliserol dan asam lemak yang
mengalami oksidasi sehingga
menyebabkan timbulnya bau.
Bahan-bahan yang peka terhadap
serangan mikroorgansime
Faktor yang mempengaruhi kerusakan akibat
mikroorgansime adalah :
● Ukuran mikroorganisme.
● Tipe mikroorganisme.
● PH
● Kandungan kelembaban.
● Water activity atau kadar air.
● Potensial redoks
● Struktur fisik
● Keberadaan gas O2 dan CO2
● Keberadaan substansi antimikroba alami
● Faktor nutrisi
● Desain pengepakan (pengemasan)
PENGAWETAN
PRODUK
FARMASI
Pengawet adalah zat (biasanya bahan kimia)
yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan
bakteri pembusuk. Zat pengawet hendaknya tidak
bersifat toksik, tidak mempengaruhi warna, tekstur,
dan rasa makanan (Arisman, 2009).
Teknik pengawetan dapat dibagi dalam tiga
golongan :
Dapat dilakukan secara
fermentasi(peragian) yaitu proses
perubahan karbohidrat menjadi
alkohol. Zat-zat yang bekerja pada
proses ini adalah enzim yang
dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanya
proses peragian tergantung pada
bahan yang akan diragikan.
Pengawetan
secara biologis
Meliputi proses
pemanasan dan pendinginan.
Teknik liofilisasi atau teknik
pengeringan beku adalah teknik
preservasi (pengawetan) yang
sangat terkenal dan biasanya
digunakan untuk mikroorganisme
dengan kisaran yang luas.
Pengawetan secara alami
Digunakan bahan-bahan kimia yang bersifat
dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme . Contoh
penggunaan gula pasir, garam dapur, nitrat, nitrit, natrium
benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat dan
lain-lain. Proses pengasapan juga termasuk cara kimia
sebab bahan-bahan kimia dalam asap dimasukan ke
dalam bahan makanan yang akan diawetkan.
Pengawetan secara kimia
02
03
01
● Asam propionat digunakan untuk mencegah tumbuhnya kapang
atau khamir.
● Asam sitrat digunakan untuk mengatur tingkat keasaman pada
berbagai produk olahan dan berfungsi sebagai pengawet pada
sirup serta mencegah kristalisasi pada madu.
● Natrium metabisulfit digunakan untuk pengolahan bahan pangan
bertujuan untuk mencegah proses pencokelatan pada buah
sebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada
ubi kayu, serta mempertahankan warna agar tetap menarik.
● Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada daging dan ikan dalam waktu singkat. Keduanya sering
digunakan untuk mempertahankan warna daging agar tetap
bewarna merah segar.
Contoh Bahan Kimia
JENIS
PEMBUNUHAN
MIKROORGANISME
Proses (kimia atau fisika) yang digunakan untuk membunuh semua
bentuk kehidupan mikroorganisme, untuk menghilangkan
pencemaran oleh jasad renik baik hidup maupun mati (Lisyastuti,
2010).
Tujuan utama pada pengendalian mikroorganisme antara lain
mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi
mikroorganisme yang sering sebagai bakteri kontaminan, mencegah
pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.
:
Bakteri dapat dikendalikan dengan beberapa cara diantaranya adalah:
1. Desinfeksi : Disinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau
penghapusan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit atau masalah
lain misalnya seperti pembusukan.
2. Antiseptik : Antiseptik adalah antibakteri yang melawan flora patologis
secara mekanis, kimiawi atau gabungan keduanya, dengan tujuan
membunuh, menghambat atau menurunkan jumlah mikroorganisme
(Hamijaya, 2014).
3. Pengendalian mikroba dengan filtrasi : Filter udara berefiensi tinggi untuk
menyaring udara yang berisikan partikel High Efficiency Particulate Air
Filter atau HEPA memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam
ruangan tertutup dengan system aliran udara laminar (Laminar Air Flow).
4. Pengendalian mikroba dengan radiasi : Bakteri dapat terbunuh dengan
penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi. Bakteri yang
berada di udara atau di dalam ruangan suatu benda yang terpapar sinar
ultra violet akan mati (Rahayu dkk, 2017).
Pengendalian mikroba dengan filtrasi ada dua filter, yaitu filter
bakteriologis dan filter udara.
1. Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-
bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya larutan
gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll.
2. Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara yang
berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA)
memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruangan
tertutup dengan system aliran udara.
Jenis Pembunuhan
Mikroorganisme Dengan Sinar
Bakteri tidak dapat berfotosintesis dengan adanya sinar
radiasi. Sinar yang lebih pendek gelombangnya yaitu
gelombang antara 240 – 300 nm, berbagai macam sinar
dalam membunuh bakteri yaitu sinar matahari, sinar x,
sinar ultraviolet (Rahayu dkk, 2017).
a. Sinar matahari
Sinar matahari sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia terutama dalam membunuh bakteri penyakit, virus,
jamur.
b. Sinar X
Radiasi sinar X memiliki beragam kegunaan dari radiasi untuk
diagnostic, pemeriksaan sinar X gigi, membunuh bakteri dan untuk
radioterapi.
c. Sinar Ultraviolet (UV)
Radiasi ultraviolet merupakan suatu sumber energi yang
mempunyai kemampuan untuk melakukan penetrasi ke dinding sel
mikroorganisme dan mengubah komposisi asam nukleatnya. Sinar
ultraviolet menyebabkan perubahan sel berupa denaturasi protein,
kerusakan DNA dan hambatan replikasi DNA.
Kerangka teori
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
PENGAWETAN
PRODUK FARMASI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAWETAN PRODUK FARMASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pengawet, aktivitas pengawet
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik dari organisme target.
Faktor intrinsik adalah struktur, komposisi, kondisi mikroorganisme dan
kapasitasnya untuk menahan, merusak atau menginaktifkan pengawet.
Faktor ekstrinsik berhubungan dengan lingkungan ekternal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pengawet yaitu konsentrasi
pengawet, pH lingkungan, jenis, jumlah, usia dan sifat organisme, suhu, sifat
fisik dan kimia substrat dan pengaruh partisi dalam sistem multifasa.
DAFTAR PUSTAKA
Mekar Saptarini Nyi.2007. PENGARUH PENAMBAHAN PENGAWET
(NIPAGIN, NIPASOL, DAN KALSIUM PROPIONAT) TERHADAP
PERTUMBUHAN KAPANG SYNCEPHALASTRUM RACEMOSUM
PADA DODOL SUSU.Bandung.Jurnal Universitas Padjadjaran.
Rahmawati Fitri MP.2009/2010.PENGAWETAN MAKANAN DAN
PERMASALAHANNYA.Yogyakarta.Jurnal Universitas Negeri
Yogyakarta.
Djide, N.2006.Analisis Mikrobiologi Farmasi. Universitas Hassanuddin
Makassar.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
Trie Marcory
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
Yaumil Fajri
 

What's hot (20)

Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Jenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiJenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis Kromatografi
 
Makalah Kosmetik Nusantara
Makalah Kosmetik NusantaraMakalah Kosmetik Nusantara
Makalah Kosmetik Nusantara
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tab
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Template kotak obat 60 ml
Template kotak obat 60 mlTemplate kotak obat 60 ml
Template kotak obat 60 ml
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 

Similar to PPT MIKROBIOLOGI KEL.3(1)revisi.pptx

Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
itatriewahyuni
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
ibnucacing1
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme
Dendhy Nugraha
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
Hafizmuchti
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
22_04
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
22_04
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
22_04
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik
07051994
 
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdfPert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
WayuOctavia
 

Similar to PPT MIKROBIOLOGI KEL.3(1)revisi.pptx (20)

Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptxPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
 
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptxpengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
pengendalian pengetahuan mikroorganisme.pptx
 
Pengendalian pertumbuhan mikroba.pptx
Pengendalian pertumbuhan mikroba.pptxPengendalian pertumbuhan mikroba.pptx
Pengendalian pertumbuhan mikroba.pptx
 
antimikroba dr. nanang.pptx
antimikroba dr. nanang.pptxantimikroba dr. nanang.pptx
antimikroba dr. nanang.pptx
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
7. METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN | 2A | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, SSi, MSi | F...
7. METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN | 2A | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, SSi, MSi | F...7. METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN | 2A | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, SSi, MSi | F...
7. METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN | 2A | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, SSi, MSi | F...
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
 
Tugas mikrobiologi ningsih
Tugas  mikrobiologi ningsihTugas  mikrobiologi ningsih
Tugas mikrobiologi ningsih
 
food safety (1).pdf
food safety (1).pdffood safety (1).pdf
food safety (1).pdf
 
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 JaartaIpa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
 
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdfPert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
 

Recently uploaded

IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 

Recently uploaded (17)

IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 

PPT MIKROBIOLOGI KEL.3(1)revisi.pptx

  • 2. MEMBERS FADIL KARUNIA RAMADHAN (0321005) 01 PUTRI NOVELIA RAMADINA (0321010) 02 REYSIKA FEBRIYANA (0321011) 03 RISKA AZIZA APRILIYANI (0321012) 04 (0321014) 05 NAIMATU SA`DIAH
  • 4. Keamanan produk terutama makanan, minuman, kosmetik, sediaan obat atau obat tradisional (jamu) adalah suatu tuntutan sejak munculnya gangguan kesehatan manusia. Produk yang tercemar mikroorganisme dapat memproduksi racun yang dapat menimbulkan penyakit. Produk makanan atau obat tradisional (jamu) dikatakan rusak bila terjadi perubahan warna, perubahan bentuk (pecah, terdapat kristal, lembab), perubahan rasa, perubahan bau dan peruraian.
  • 5. Produk makanan atau obat/obat tradisional (jamu) dikatakan rusak secara mikrobiologis apabila dijempui : 1. Mikroorganisme patogen dalam konsentrasi rendah. 2. Mikroorganisme yang berpotensi menjadi patogen dalam konsentrasi tinggi. 3. Metabolit mikroorganisme toksik yang tidak hilang dengan kematian mikroorganisme kontaminannya. 4. Kerusakan fisik ataupun kimia pada produk obat yang ditandai dengan perubahan bentuk, warna, rasa ataupun bau.
  • 6. Kerusakan obat akibat cemaran mikroorganisme dapat terjadi pada setiap tahap produksi, sehingga proses monitoring bahan awal (bahan baku) berupa material maupun air, ekstrak, hingga makanan akibat kontaminasi mikroorgansime dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Intoksikasi : Biasanya terjadi karena mengkonsumsi produk yang telah mengandung toksin yang dikandung oleh mikroorganisme bakteri atau kapang. 2. Infeksi : Mikroorganisme patogen langsung menimbulkan penyakit.
  • 7. Penampakan (organoleptis) yang tampak pada produk akibat kerusakan mikroorganisme adalah :  Timbul rasa yang tidak enak.  Timbul bau tidak sedap akibat terbentuknya metabolit.  Timbul perubahan warna.  Timbulnya perubahan pH akibat tumbuhnya khamir atau kapang atau bakteri yang menyebabkan pH turun menjadi pH yang disukai kapang/bakteri.  Terjadinya depolimerisasi (kehilangan viskositas) dan pengendapan zat-zat tak larut.  Terjadinya polimerisasi berupa penggumpalan. Contoh : sediaan kosmetik yang mengandung ekstrak tanaman akan tampak kasar.
  • 8. Polimer organik Biasa digunakan sebagai zat pengental atau pensuspensi. Adanya enzim menyebabkan depolimerisasi. Contoh polimer organik adalah amilase, pektinase dan protease Minyak dan lemak Serangan mikroorganisme terjadi karena terdapat kandungan air walaupun hanya satu tetes dan terjadi proses lipolitik seperti terjadi pada gliserol dan asam lemak yang mengalami oksidasi sehingga menyebabkan timbulnya bau. Bahan-bahan yang peka terhadap serangan mikroorgansime
  • 9. Faktor yang mempengaruhi kerusakan akibat mikroorgansime adalah : ● Ukuran mikroorganisme. ● Tipe mikroorganisme. ● PH ● Kandungan kelembaban. ● Water activity atau kadar air. ● Potensial redoks ● Struktur fisik ● Keberadaan gas O2 dan CO2 ● Keberadaan substansi antimikroba alami ● Faktor nutrisi ● Desain pengepakan (pengemasan)
  • 11. Pengawet adalah zat (biasanya bahan kimia) yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk. Zat pengawet hendaknya tidak bersifat toksik, tidak mempengaruhi warna, tekstur, dan rasa makanan (Arisman, 2009). Teknik pengawetan dapat dibagi dalam tiga golongan :
  • 12. Dapat dilakukan secara fermentasi(peragian) yaitu proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini adalah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanya proses peragian tergantung pada bahan yang akan diragikan. Pengawetan secara biologis Meliputi proses pemanasan dan pendinginan. Teknik liofilisasi atau teknik pengeringan beku adalah teknik preservasi (pengawetan) yang sangat terkenal dan biasanya digunakan untuk mikroorganisme dengan kisaran yang luas. Pengawetan secara alami Digunakan bahan-bahan kimia yang bersifat dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme . Contoh penggunaan gula pasir, garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat dan lain-lain. Proses pengasapan juga termasuk cara kimia sebab bahan-bahan kimia dalam asap dimasukan ke dalam bahan makanan yang akan diawetkan. Pengawetan secara kimia 02 03 01
  • 13. ● Asam propionat digunakan untuk mencegah tumbuhnya kapang atau khamir. ● Asam sitrat digunakan untuk mengatur tingkat keasaman pada berbagai produk olahan dan berfungsi sebagai pengawet pada sirup serta mencegah kristalisasi pada madu. ● Natrium metabisulfit digunakan untuk pengolahan bahan pangan bertujuan untuk mencegah proses pencokelatan pada buah sebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada ubi kayu, serta mempertahankan warna agar tetap menarik. ● Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada daging dan ikan dalam waktu singkat. Keduanya sering digunakan untuk mempertahankan warna daging agar tetap bewarna merah segar. Contoh Bahan Kimia
  • 15. Proses (kimia atau fisika) yang digunakan untuk membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme, untuk menghilangkan pencemaran oleh jasad renik baik hidup maupun mati (Lisyastuti, 2010). Tujuan utama pada pengendalian mikroorganisme antara lain mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme yang sering sebagai bakteri kontaminan, mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme. :
  • 16. Bakteri dapat dikendalikan dengan beberapa cara diantaranya adalah: 1. Desinfeksi : Disinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau penghapusan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit atau masalah lain misalnya seperti pembusukan. 2. Antiseptik : Antiseptik adalah antibakteri yang melawan flora patologis secara mekanis, kimiawi atau gabungan keduanya, dengan tujuan membunuh, menghambat atau menurunkan jumlah mikroorganisme (Hamijaya, 2014). 3. Pengendalian mikroba dengan filtrasi : Filter udara berefiensi tinggi untuk menyaring udara yang berisikan partikel High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruangan tertutup dengan system aliran udara laminar (Laminar Air Flow). 4. Pengendalian mikroba dengan radiasi : Bakteri dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi. Bakteri yang berada di udara atau di dalam ruangan suatu benda yang terpapar sinar ultra violet akan mati (Rahayu dkk, 2017).
  • 17. Pengendalian mikroba dengan filtrasi ada dua filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara. 1. Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan- bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll. 2. Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara yang berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruangan tertutup dengan system aliran udara.
  • 18. Jenis Pembunuhan Mikroorganisme Dengan Sinar Bakteri tidak dapat berfotosintesis dengan adanya sinar radiasi. Sinar yang lebih pendek gelombangnya yaitu gelombang antara 240 – 300 nm, berbagai macam sinar dalam membunuh bakteri yaitu sinar matahari, sinar x, sinar ultraviolet (Rahayu dkk, 2017). a. Sinar matahari Sinar matahari sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia terutama dalam membunuh bakteri penyakit, virus, jamur.
  • 19. b. Sinar X Radiasi sinar X memiliki beragam kegunaan dari radiasi untuk diagnostic, pemeriksaan sinar X gigi, membunuh bakteri dan untuk radioterapi. c. Sinar Ultraviolet (UV) Radiasi ultraviolet merupakan suatu sumber energi yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penetrasi ke dinding sel mikroorganisme dan mengubah komposisi asam nukleatnya. Sinar ultraviolet menyebabkan perubahan sel berupa denaturasi protein, kerusakan DNA dan hambatan replikasi DNA.
  • 22. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAWETAN PRODUK FARMASI Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pengawet, aktivitas pengawet dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik dari organisme target. Faktor intrinsik adalah struktur, komposisi, kondisi mikroorganisme dan kapasitasnya untuk menahan, merusak atau menginaktifkan pengawet. Faktor ekstrinsik berhubungan dengan lingkungan ekternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pengawet yaitu konsentrasi pengawet, pH lingkungan, jenis, jumlah, usia dan sifat organisme, suhu, sifat fisik dan kimia substrat dan pengaruh partisi dalam sistem multifasa.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Mekar Saptarini Nyi.2007. PENGARUH PENAMBAHAN PENGAWET (NIPAGIN, NIPASOL, DAN KALSIUM PROPIONAT) TERHADAP PERTUMBUHAN KAPANG SYNCEPHALASTRUM RACEMOSUM PADA DODOL SUSU.Bandung.Jurnal Universitas Padjadjaran. Rahmawati Fitri MP.2009/2010.PENGAWETAN MAKANAN DAN PERMASALAHANNYA.Yogyakarta.Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. Djide, N.2006.Analisis Mikrobiologi Farmasi. Universitas Hassanuddin Makassar.