SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Hakikat Bahasa
Pada dasarnya, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen dengan pola yang tetap dan dapat memiliki beberapa kaidah di
dalamnya. Atas adanya pernyataan tentang bahasa adalah sebuah sistem yang
memiliki pola tertentu, maka jelas dalam suatu bahasa akan terdapat adanya
subsistem di dalamnya. Subsistem ini mencakup fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Menurut Keraf (2001) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kembali pada
konsep individu yang hidup di tengah masyarakat sebagai makhluk sosial, maka
tentu saja membutuhkan adanya kemampuan komunikasi bahasa dengan sesama
individu supaya sifat sosial tersebut dapat terlaksana. Kemudian, menurut Chaer
(2009), berpendapat bahwa bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam
berkomunikasi itu. Beberapa pakar linguistik lainnya juga menyatakan bahwa
bahasa “berjalan” sebagai suatu sistem lambang yang bersifat arbitrer.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan mengenai hakikat bahasa,
yakni sebuah alat komunikasi verbal yang digunakan manusia dalam menjalani
kehidupan sehari-hari dan mempunyai sistem dengan pola tertentu.
Sifat-Sifat Bahasa
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa bahasa itu bersifat arbitrer. Padahal
sebenarnya, ada suatu bahasa itu mempunyai sifat-sifat lain selain sifat arbitrer
tersebut. Sifat-sifat itulah yang membangun bahasa menjadi sebuah sistem yang
berpola. Nah, berikut adalah penjelasan dari sifat-sifat bahasa yang ada.
1. Bahasa Sebagai Sistem
Grameds pasti sudah memahami bahwa ‘sistem’ itu berarti susunan teratur berpola
yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Begitu pula
dengan bahasa, yang memiliki sistem tertentu di dalamnya. Komponen-komponen
yang terdapat di dalam suatu sistem bahasa harus tersusun secara teratur supaya
dapat dimengerti oleh penutur dan lawan penuturnya.
Dalam Bahasa Indonesia, komponen-komponen tersebut berupa Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Untuk mempelajari mengenai
komponen-komponen yang mengatur suatu bahasa dapat ditemukan dalam disiplin
ilmu morfologi.
2. Bahasa Merupakan Lambang
Seperti yang sudah dituliskan bahwa bahasa itu merupakan sistem, maka dalam
sifat ini adalah berupa lambang-lambang yang berbentuk bunyi. Artinya, lambang-
lambang tersebut berwujud bunyi yang biasanya disebut sebagai bunyi bahasa.
Setiap lambang dari bahasa dapat melambangkan sesuatu yang nantinya disebut
dengan makna atau konsep.
Misalnya, kamu membaca sebuah kata [kambing], pasti kamu membayangkan
sebuah makna atau konsep mengenai ‘sejenis binatang berkaki empat yang
memiliki suara mengembik dan sering dijadikan sebagai makanan sate’.
Semua lambang bunyi yang memiliki atau menyatakan suatu makna atau konsep
maka dapat disebut sebagai lambang ujaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam Bahasa Indonesia ini, satuan bunyi seperti [kabel], [cermin], dan [kapas] itu
adalah wujud nyata dari lambang ujaran karena memiliki makna. Sementara itu,
satuan bunyi seperti [akud], [ea], dan [ajem] bukanlah lambang ujaran sebab tidak
memiliki makna yang pasti.
3. Bahasa Bersifat Arbitrer
Bahasa bersifat arbitrer artinya ‘mana suka’, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan itu tidak wajib, bisa
berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang bunyi
tersebut dapat “mengonsepi” makna tertentu.
Misalnya, lambang bunyi [kerbau] biasanya digunakan untuk konsep atau makna
‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki tanduk dan biasa digunakan untuk
membajak sawah], ternyata tidak dapat dijelaskan secara konkrit. Andaikata, kamu
hendak menyebutnya sebagai [kebo], [buffalo], atau [banteng] itu sah-sah saja. Hal
tersebut dapat dilihat pada banyaknya lambang bunyi yang memiliki padanan kata
untuk suatu makna atau konsep yang sama.
4. Bahasa Bersifat Konvensional
Dalam hal ini, setiap penutur suatu bahasa (manusia) harus mematuhi adanya
hubungan antara lambang dengan konsep yang dilambangkannya. Apabila sang
penutur suatu bahasa tidak memahami hubungan tersebut, maka besar
kemungkinan komunikasi yang tengah dijalinnya akan terhambat.
Contohnya, untuk menyebut ‘kaca bening yang menampilkan bayangan’ kamu
dapat menggunakan lambang bunyi [cermin]. Apabila terdapat seseorang yang
seenaknya mengganti lambang bunyi menjadi [mincer], [nimrec], atau [recnim],
tentu saja akan menghambat komunikasi dengan individu lain.
5. Bahasa Bersifat Produktif
Apakah Grameds menyadari bahwa bahasa itu sangat produktif yang dapat berkembang dalam
jumlah yang tidak terbatas. Yap, sejalan dengan sifat bahasa yang dinamis, satuan-satuan ujaran
bahasa itu memiliki jumlah yang hampir tidak terbatas. Contohnya, dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia saja ternyata memuat kurang lebih sekitar 23.000 buah kata, yang mana kata-kata
tersebut dapat pula dibuat menjadi banyak kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.
6. Bahasa Bersifat Dinamis
Dalam hal ini, maksudnya adalah bahasa itu tidak akan terlepas dari adanya kemungkinan
perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Apalagi bahasa itu berkembang mengikuti
perkembangan budaya zaman, yang mana dua hal tersebut tentu tidak akan berhenti dan ajeg
begitu saja, melainkan akan berkembang secara terus-menerus. Perubahan-perubahan tersebut
dapat terjadi pada semua tataran bahasa, mulai dari fonologis, morfologis, sintaksis, semantik,
hingga leksikon.
Tataran bahasa yang paling jelas kedinamisannya adalah pada leksikon. Pada setiap waktu
tertentu, akan ada kosakata baru yang muncul, kemudian kosakata lama akan tenggelam tidak
digunakan lagi, atau bahkan sebaliknya. Contohnya adalah kata “perigi”, “kempa”, dan
“centang-perenang” nyatanya pada zaman sekarang ini sudah tidak dipakai oleh penutur bahasa.
Sementara kata-kata seperti “riset”, “konklusi”, dan “pandemi” yang dulu tidak terlalu dikenal,
saat ini sudah biasa dipergunakan.
7. Bahasa Itu Beragam
Dalam hal ini, meskipun bahasa itu mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila
disampaikan oleh penutur yang heterogen yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan
yang berbeda, maka bahasa dapat menjadi beragam. Beragam ini dapat dilihat dalam tataran
fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon.
Misalnya, Bahasa Jawa pada dasarnya mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila
dituturkan oleh masyarakat di Surabaya dan di Pekalongan, tentu saja akan “terlihat” berbeda.
8. Bahasa Bersifat Manusiawi
Dalam hal bahasa yang bersifat manusiawi ini berarti bahwa bahasa adalah sebagai alat
komunikasi verbal yang hanya dimiliki dan dituturkan oleh manusia saja, sementara hewan dan
tumbuhan tidak dapat melakukannya. Meskipun hewan dapat berkomunikasi, tetapi tidak serta-
merta menggunakan bahasa manusia ini, melainkan menggunakan bunyi atau gerak isyarat
terhadap sesama hewan.
Fungsi-Fungsi Bahasa
Dalam disiplin ilmu sosiolinguistik, fungsi-fungsi bahasa ini mengacu pada sudut pandang
penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraannya.
Dilihat dalam sudut pandang penuturnya, maka bahasa dapat berfungsi sebagai personal atau
pribadi. Maksudnya adalah si penutur dapat menyatakan sikap bergantung pada ujaran apa yang
hendak dituturkan. Si penutur tidak hanya mengungkapkan emosinya lewat bahasa, tetapi juga
memperlihatkan emosi tersebut ketika menyampaikan ujarannya. Dalam hal ini, pihak lawan
bicara atau pendengar dapat menduga apakah si penutur tengah berada dalam emosi sedih,
marah, atau bahagia berdasarkan ujarannya.
Dilihat dalam sudut pandang pendengar atau lawan bicara, maka bahasa dapat berfungsi
direktif, yakni mengatur tingkah laku pendengarnya. Maksudnya, bahasa itu dapat membuat si
pendengar bersedia melakukan sesuatu atau kegiatan yang sesuai dengan kemauan si pembicara.
Hal tersebut dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat yang menyatakan perintah,
himbauan, permintaan, maupun rayuan.
Dilihat dalam sudut pandang kontak antara penutur dengan pendengar, maka bahasa
berfungsi fatik atau interactional. Maksudnya, fungsi ini menjalin hubungan, memelihara,
memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial antara penutur dengan pendengar.
Ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan dalam hal ini adalah seperti ketika tengah berjumpa,
pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan anggota keluarga lain.
Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa bersifat referensial atau informatif. Yakni, bahasa
berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang tengah terjadi di sekeliling
penutur atau yang ada di dalam budaya pada umumnya.
Dilihat dari segi kode yang yang digunakan, maka bahasa berfungsi metalingual atau
metalinguistik. Artinya, bahasa tersebut digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
Memang agak aneh ya Grameds, tetapi nyatanya bahasa dapat digunakan untuk membicarakan
berbagai bidang masalah yang ada di kehidupan manusia, mulai dari politik, ekonomi, sosial,
hukum, hingga pertanian.
Dilihat dari segi amanat, maka bahasa berfungsi imaginatif. Artinya, bahasa dapat digunakan
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang secara sebenarnya maupun
hanya khayalan atau rekaan saja. Fungsi imaginatif ini biasanya berupa karya sastra, misalnya
puisi, cerita, dongeng, lelucon, pantun, dan lain-lain.

More Related Content

Similar to Hakikat Bahasa.docx

3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptxQurrotaAyuNeina
 
Bahasa
BahasaBahasa
BahasaJ-M
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajarandibafauzia
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Orangpintar Smartist
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabAgus Maulana
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxssuserc83cb6
 
Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaSiti Zuariyah
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAMETA GUNAWAN
 
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptxBahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptxwebotrenet
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)roviantoelieser
 
HAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxHAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxAbdiJustin
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayunoorabib
 

Similar to Hakikat Bahasa.docx (20)

Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3
 
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
Materi sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptxMateri sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptx
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
sesi 1.pptx
sesi 1.pptxsesi 1.pptx
sesi 1.pptx
 
Seful anwar
Seful anwarSeful anwar
Seful anwar
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
 
Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasa
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Konsepsi Bahasa
Konsepsi BahasaKonsepsi Bahasa
Konsepsi Bahasa
 
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptxBahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
 
HAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxHAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptx
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Hakikat Bahasa.docx

  • 1. Hakikat Bahasa Pada dasarnya, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen dengan pola yang tetap dan dapat memiliki beberapa kaidah di dalamnya. Atas adanya pernyataan tentang bahasa adalah sebuah sistem yang memiliki pola tertentu, maka jelas dalam suatu bahasa akan terdapat adanya subsistem di dalamnya. Subsistem ini mencakup fonologi, morfologi, dan sintaksis. Menurut Keraf (2001) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kembali pada konsep individu yang hidup di tengah masyarakat sebagai makhluk sosial, maka tentu saja membutuhkan adanya kemampuan komunikasi bahasa dengan sesama individu supaya sifat sosial tersebut dapat terlaksana. Kemudian, menurut Chaer (2009), berpendapat bahwa bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi itu. Beberapa pakar linguistik lainnya juga menyatakan bahwa bahasa “berjalan” sebagai suatu sistem lambang yang bersifat arbitrer. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan mengenai hakikat bahasa, yakni sebuah alat komunikasi verbal yang digunakan manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mempunyai sistem dengan pola tertentu. Sifat-Sifat Bahasa Sebelumnya, telah disebutkan bahwa bahasa itu bersifat arbitrer. Padahal sebenarnya, ada suatu bahasa itu mempunyai sifat-sifat lain selain sifat arbitrer tersebut. Sifat-sifat itulah yang membangun bahasa menjadi sebuah sistem yang berpola. Nah, berikut adalah penjelasan dari sifat-sifat bahasa yang ada. 1. Bahasa Sebagai Sistem Grameds pasti sudah memahami bahwa ‘sistem’ itu berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Begitu pula dengan bahasa, yang memiliki sistem tertentu di dalamnya. Komponen-komponen yang terdapat di dalam suatu sistem bahasa harus tersusun secara teratur supaya dapat dimengerti oleh penutur dan lawan penuturnya. Dalam Bahasa Indonesia, komponen-komponen tersebut berupa Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Untuk mempelajari mengenai komponen-komponen yang mengatur suatu bahasa dapat ditemukan dalam disiplin ilmu morfologi.
  • 2. 2. Bahasa Merupakan Lambang Seperti yang sudah dituliskan bahwa bahasa itu merupakan sistem, maka dalam sifat ini adalah berupa lambang-lambang yang berbentuk bunyi. Artinya, lambang- lambang tersebut berwujud bunyi yang biasanya disebut sebagai bunyi bahasa. Setiap lambang dari bahasa dapat melambangkan sesuatu yang nantinya disebut dengan makna atau konsep. Misalnya, kamu membaca sebuah kata [kambing], pasti kamu membayangkan sebuah makna atau konsep mengenai ‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki suara mengembik dan sering dijadikan sebagai makanan sate’. Semua lambang bunyi yang memiliki atau menyatakan suatu makna atau konsep maka dapat disebut sebagai lambang ujaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam Bahasa Indonesia ini, satuan bunyi seperti [kabel], [cermin], dan [kapas] itu adalah wujud nyata dari lambang ujaran karena memiliki makna. Sementara itu, satuan bunyi seperti [akud], [ea], dan [ajem] bukanlah lambang ujaran sebab tidak memiliki makna yang pasti. 3. Bahasa Bersifat Arbitrer Bahasa bersifat arbitrer artinya ‘mana suka’, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan itu tidak wajib, bisa berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang bunyi tersebut dapat “mengonsepi” makna tertentu. Misalnya, lambang bunyi [kerbau] biasanya digunakan untuk konsep atau makna ‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki tanduk dan biasa digunakan untuk membajak sawah], ternyata tidak dapat dijelaskan secara konkrit. Andaikata, kamu hendak menyebutnya sebagai [kebo], [buffalo], atau [banteng] itu sah-sah saja. Hal tersebut dapat dilihat pada banyaknya lambang bunyi yang memiliki padanan kata untuk suatu makna atau konsep yang sama. 4. Bahasa Bersifat Konvensional Dalam hal ini, setiap penutur suatu bahasa (manusia) harus mematuhi adanya hubungan antara lambang dengan konsep yang dilambangkannya. Apabila sang penutur suatu bahasa tidak memahami hubungan tersebut, maka besar kemungkinan komunikasi yang tengah dijalinnya akan terhambat.
  • 3. Contohnya, untuk menyebut ‘kaca bening yang menampilkan bayangan’ kamu dapat menggunakan lambang bunyi [cermin]. Apabila terdapat seseorang yang seenaknya mengganti lambang bunyi menjadi [mincer], [nimrec], atau [recnim], tentu saja akan menghambat komunikasi dengan individu lain. 5. Bahasa Bersifat Produktif Apakah Grameds menyadari bahwa bahasa itu sangat produktif yang dapat berkembang dalam jumlah yang tidak terbatas. Yap, sejalan dengan sifat bahasa yang dinamis, satuan-satuan ujaran bahasa itu memiliki jumlah yang hampir tidak terbatas. Contohnya, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia saja ternyata memuat kurang lebih sekitar 23.000 buah kata, yang mana kata-kata tersebut dapat pula dibuat menjadi banyak kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. 6. Bahasa Bersifat Dinamis Dalam hal ini, maksudnya adalah bahasa itu tidak akan terlepas dari adanya kemungkinan perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Apalagi bahasa itu berkembang mengikuti perkembangan budaya zaman, yang mana dua hal tersebut tentu tidak akan berhenti dan ajeg begitu saja, melainkan akan berkembang secara terus-menerus. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi pada semua tataran bahasa, mulai dari fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, hingga leksikon. Tataran bahasa yang paling jelas kedinamisannya adalah pada leksikon. Pada setiap waktu tertentu, akan ada kosakata baru yang muncul, kemudian kosakata lama akan tenggelam tidak digunakan lagi, atau bahkan sebaliknya. Contohnya adalah kata “perigi”, “kempa”, dan “centang-perenang” nyatanya pada zaman sekarang ini sudah tidak dipakai oleh penutur bahasa. Sementara kata-kata seperti “riset”, “konklusi”, dan “pandemi” yang dulu tidak terlalu dikenal, saat ini sudah biasa dipergunakan. 7. Bahasa Itu Beragam Dalam hal ini, meskipun bahasa itu mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila disampaikan oleh penutur yang heterogen yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa dapat menjadi beragam. Beragam ini dapat dilihat dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon. Misalnya, Bahasa Jawa pada dasarnya mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila dituturkan oleh masyarakat di Surabaya dan di Pekalongan, tentu saja akan “terlihat” berbeda. 8. Bahasa Bersifat Manusiawi Dalam hal bahasa yang bersifat manusiawi ini berarti bahwa bahasa adalah sebagai alat komunikasi verbal yang hanya dimiliki dan dituturkan oleh manusia saja, sementara hewan dan tumbuhan tidak dapat melakukannya. Meskipun hewan dapat berkomunikasi, tetapi tidak serta- merta menggunakan bahasa manusia ini, melainkan menggunakan bunyi atau gerak isyarat terhadap sesama hewan.
  • 4. Fungsi-Fungsi Bahasa Dalam disiplin ilmu sosiolinguistik, fungsi-fungsi bahasa ini mengacu pada sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraannya. Dilihat dalam sudut pandang penuturnya, maka bahasa dapat berfungsi sebagai personal atau pribadi. Maksudnya adalah si penutur dapat menyatakan sikap bergantung pada ujaran apa yang hendak dituturkan. Si penutur tidak hanya mengungkapkan emosinya lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi tersebut ketika menyampaikan ujarannya. Dalam hal ini, pihak lawan bicara atau pendengar dapat menduga apakah si penutur tengah berada dalam emosi sedih, marah, atau bahagia berdasarkan ujarannya. Dilihat dalam sudut pandang pendengar atau lawan bicara, maka bahasa dapat berfungsi direktif, yakni mengatur tingkah laku pendengarnya. Maksudnya, bahasa itu dapat membuat si pendengar bersedia melakukan sesuatu atau kegiatan yang sesuai dengan kemauan si pembicara. Hal tersebut dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan. Dilihat dalam sudut pandang kontak antara penutur dengan pendengar, maka bahasa berfungsi fatik atau interactional. Maksudnya, fungsi ini menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial antara penutur dengan pendengar. Ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan dalam hal ini adalah seperti ketika tengah berjumpa, pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan anggota keluarga lain. Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa bersifat referensial atau informatif. Yakni, bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang tengah terjadi di sekeliling penutur atau yang ada di dalam budaya pada umumnya. Dilihat dari segi kode yang yang digunakan, maka bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa tersebut digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Memang agak aneh ya Grameds, tetapi nyatanya bahasa dapat digunakan untuk membicarakan berbagai bidang masalah yang ada di kehidupan manusia, mulai dari politik, ekonomi, sosial, hukum, hingga pertanian. Dilihat dari segi amanat, maka bahasa berfungsi imaginatif. Artinya, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang secara sebenarnya maupun hanya khayalan atau rekaan saja. Fungsi imaginatif ini biasanya berupa karya sastra, misalnya puisi, cerita, dongeng, lelucon, pantun, dan lain-lain.