Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
PEMERIKSAAN ALAT
1. PEMERIKSAAN KONDISI FISIK, UJI
FUNGSI, DAN KALIBRASI ALAT
KESEHATAN DI FASILITAS YANKES HAJI
Modul 4 – 6
Tenaga Elektromedis PPIH 2020
NURUL JAMAL
2. DESKRIPSI
SINGKAT
Pemeriksaan kondisi fisik, uji fungsi, dan
kalibrasi alat kesehatan perlu dilakukan
agar alat kesehatan yang digunakan
dijamin keamanannya. Tidak
membahayakan bagi pasien, pengguna
alat maupun orang di sekitarnya.
Pada fasilitas pelayanan kesehatan haji,
peralatan kesehatan tersimpan selama
satu tahun setelah masa kegiatan haji
berakhir.
Maka sebelum digunakan kembali harus
dipastikan alat kesehatan tersebut dalam
kondisi baik dan dapat berfungsi sesuai
spesifikasinya.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pemeriksaan kondisi fisik, uji
fungsi, dan kalibrasi alat kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan haji.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep pemeriksaan kondisi fisik, uji fungsi, dan kalibrasi alat
kesehatan.
2. Menjelaskan langkah-langkah pemeriksaan kondisi fisik, uji fungsi, dan kalibrasi alat
kesehatan.
3. Melakukan pemeriksaan kondisi fisik, uji fungsi, dan kalibrasi alat kesehatan.
4. POKOK BAHASAN
1. Konsep pemeriksaan fisik alat kesehatan, uji fungsi alat kesehatan dan
kalibrasi alat kesehatan.
2. Langkah langkah pemeriksaan kondisi fisik, uji fungsi, dan kalibrasi alat
kesehatan
a. Prosedur pemeriksaan kondisi fisik alat.
b. Prosedur penggunaan alat kesehatan.
c. Prosedur uji fungsi alat kesehatan.
d. Prosedur kalibrasi alat kesehatan.
3. Pemeriksaan kondisi fisik, uji fungsi, dan kalibrasi alat kesehatan
5. Konsep Pemeriksaan Fisik Alat Kesehatan, Uji Fungsi
Alat Kesehatan, Dan Kalibrasi Alat Kesehatan.
• Pemeriksaan pada alat kesehatan dilakukan untuk mengetahui adanya kondisi
yang tidak diharapkan atau untuk melakukan perencanaan pemeliharaan alat
kesehatan.
• Pemeriksaan kondisi fisik, uji fungsi, dan kalibrasi alat kesehatan merupakan
bagian dari upaya menjamin keselamatan penggunaan alat kesehatan
sehingga menjamin keselamatan pasien sebagai obyek pemeriksaan maupun
pengguna alat tersebut
6. Pemeriksaan Kondisi Fisik
• Pemeriksaan kondisi fisik alat kesehatan meliputi
kegiatan memeriksa, mengecek ada atau tidaknya
kerusakan pada bagian fisik alat yang dapat secara
langsung terlihat.
• Kerusakan dapat berupa badan alat yang terkelupas
catnya, penyok, bagian alat patah atau rusak, kabel
terkelupas atau putus, atau bagian alat tidak pada
tempat yang seharusnya.
7. Uji Fungsi
• Uji fungsi merupakan suatu kegiatan pengujian yang dilakukan
tanpa memberikan beban pada alat dengan cara mengaktifkan
alat dan mengecek fungsi fungsi yang terdapat pada alat
tersebut apakah dapat bekerja sesuai spesifikasinya atau tidak.
• Untuk dapat melakukan uji fungsi seorang tenaga Elektromedis
harus memiliki kemampuan memasang bagian bagian alat
secara benar dan paham prosedur penggunaan alat yang akan
diperiksa.
8. KalibrasiKalibrasi sendiri adalah proses pengecekan dan
pengaturan akurasi dari alat kesehatan dengan
cara membandingkan dengan standar atau tolak
ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan hasil
pengukuran atau pemeriksaan yang dilakukan alat
kesehatan tersebut akurat dan konsiten dengan
instrumen lainnya.
Kalibrasi alat kesehatan dibagi menjadi 2 jenis
kalibrasi antara lain :
• Kalibrasi Legal
• Kalibrasi Internal
9. Pemeriksaan Kondisi
Fisik
Alat dalam kondisi
bersih dan tidak
terkontaminasi
Tidak ada kerusakan
pada badan alat, display,
sambungan
sambungan,roda dan
bagian lainnya.
Saklar dan tombol dapat
digunakan dan
terhubung dengan
benar.
Intensitas displai terang
sesuai kondisi ruangan.
Terdapat tanda
penomoran, label dan
peringatan tentang alat.
Saluran masukan (inlet)
dan selang selang.
Kabel power, kabel
asesoris dan charger.
Filter dan ventilasi udara
bersih.
10. Prosedur uji fungsi pada
dasarnya harus mengacu pada
buku petunjuk penggunaan
masing masing alat
Uji Fungsi
11. Kalibrasi
Dalam pelaksanaannya, kalibrasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai terukur dengan nilai yang
diabadikan pada alat kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam kalibrasi alat kesehatan yaitu:
• Pengukuran kondisi lingkungan.
• Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen alat kesehatan.
• Pengukuran keselamatan kerja.
• Pengukuran kinerja sebelum dan setelah penyetelan atau pemberian faktor kalibrasi sehingga nilai yang
terukur sesuai dengan nilai yang diabadikan pada bahan ukur.
12. Kriteria Alat Kesehatan Lulus Kalibrasi
Selain kriteria wajib kalibrasi, terdapat pula kriteria alat kesehatan yang dinyatakan lulus
kalibrasi sehingga layak untuk digunakan. Kriteria tersebut adalah:
• Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang diabadikan pada alat
kesehatan tersebut tidak melebihi penyimpangan yang diijinkan.
• Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja berada dalam nilai ambang batas yang diinjinkan.
13. Prosedur
Penggunaan Alat
Kesehatan
Prosedur penggunaan alat tentu saja berbeda beda untuk setiap jenis
alat kesehatan yang akan digunakan.
Namun secara garis besar dapat dibuat prosedur sebagai berikut:
1. Periksa penggunaan catu daya alat. Menggunakan batere atau
listrik jala jala.
2. Hubungkan kabel catu daya ke kotak kontak Jika dipilih
menggunakan listrik jala jala.
3. Pasang semua semua bagian alat beserta asesoris standar nya.
4. Posisikan saklar utama pada posisi ON
5. Tentukan nilai semua setting alat yang diperlukan. Dimulai dari nilai
terkecil.
6. Lakukan pengoperasian susuai buku petunjuk masing masing alat.
7. Setelah penggunaan selesai kembalikan saklar utama ke posisi OFF
8. Lepaskan seluruh asesoris atau bagian alat yang tidak perlu selalu
terhubung dengan alat.
9. Lepaskan kembali kabel catudaya dari kotak kontak.