1. Coronavirus menyebabkan penyakit ringan hingga berat seperti COVID-19, MERS, dan SARS. COVID-19 baru ditemukan dan disebabkan virus SARS-CoV-2 yang berasal dari hewan. COVID-19 menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet.
2. ASN BKKBN Siaga Cegah COVID-19 bertugas memberikan edukasi masyarakat tentang pencegahan COVID-19 dan memfasilitasi penanganan kasus di fasilitas kesehatan. S
1. 1
BAHAN PEMBELAJARAN III
PENANGANAN TERHADAP KASUS COVID-19
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona
adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang
paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan
pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi
standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan
secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak
secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak
dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan
seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit
gawat darurat. Di Indonesia sendiri sampai dengan hari sabtu tanggal 28
Maret 2020 pukul 00.00 kasus coronavirus mencapai 1.046 orang
dengan 87 kasus kematian dan 46 pasien berhasil sembuh.
(sumber:www.covid-19.go.id). Oleh karena itu mari bersama-sama
mencegah penyebaran virus corona dengan berbagai usaha. Dalam hal
ini Pegawai BKKBN khususnya generasi milenial yang menduduki
jabatan pengawas mempunyai andil untuk turut serta memberikan
2. 2
edukasi, pelayanan dan fasilitasi untuk mencegah penyebaran virus
corona, agar tidak semakin meluas dan mengurangi dampak yang
ditimbulkan, sehingga dinamakan ASN BKKBN SIAGA CEGAH COVID-
19.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pembelajaran penanganan terhadap kasus Covid-
19 peserta mampu menerapkan penanganan Covid-19.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pembelajaran ini peserta dapat:
1. Menjelaskan ASN BKKBN SIAGA Cegah Covid-19.
2. Membantu memfasilitasi penanganan Covid-19 di Puskesmas/fasyankes.
II. WAKTU : 135 menit (3 JP)
III. RINCIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Topik Waktu Metode Media
1 Penanganan
Terhadap Kasus
Covid-19
a. ASN BKKBN
Siaga Cegah
Covid-19
b. SOP
Penanganan
Covid-19 di
Puskesmas/
Fasyankes
135 menit Live Chat
melalui
“Zoom
Meeting”
Belajar
mandiri
1. Bahan
Pembelajaran
2. Bahan Tayang
3. Video singkat
3. 3
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Peserta menyiapkan sarana pembelajaran yaitu laptop, paket data/internet, buku
catatan, bolpen dan tempat yang nyaman untuk belajar.
2. Peserta mulai membuka laptop dan mendaftar online untuk mengikuti e-learning
di elearning.bkkbn.go.id
3. Peserta mendalami materi dengan membaca bahan pembelajaran, bahan
tayang dan video secara rinci
4. Peserta mengikuti Live Chat melalui “Zoom Meeting” sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
5. Peserta mengerjakan evaluasi akhir sesuai jadwal.
V. MATERI PEMBELAJARAN
A. ASN BKKBN SIAGA CEGAH COVID-19
1. Pengertian
Perkembangan situasi dan kondisi dunia saat ini, di tengah
merebaknya wabah virus corona, maka ASN BKKBN turut berpartisipasi
dalam pencegahan penularan virus corona khususnya di wilayah kerja
masing-masing dan di Indonesia pada umumnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kompetensi Aparatur Sipil Negara
BKKBN mempunyai kewajiban melaksanakan tugas fungsinya maka dituntut
mampu mengelola perubahan, komunikasi dan pelayanan publik, yang harus
cepat dan tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Seiring
dengan pelaksanaan tanggung jawab pada wilayah kerjanya untuk itu
dicetuskan sebutan nama: ASN BKKBN SIAGA CEGAH COVID-19, dengan
akronim:
SI = SIap selalu
A = Antisipasi
G = Gangguan
A = CoronA
ASN BKKBN SIAGA CEGAH COVID-19 adalah ASN BKKBN yang
SIAP ANTISIPASI GANGGUAN CORONA yang juga selalu siap
mengedukasi, membantu dan memfasilitasi masyarakat terhadap
4. 4
penyebaran, pencegahan dan penanganan virus corona di tempat tugas dan
tempat tinggalnya masing-masing.
2. Tujuan dibentuknya ASN BKKBN SIAGA CEGAH COVID-19 adalah:
a. ASN BKKBN memiliki pengetahuan mengenai konsep dan penyebaran
virus corona,
b. ASN BKKBN memiliki rasa tanggung jawab dalam upaya pencegahan
penyebaran virus corona,
c. ASN BKKBN memiliki keterampilan dalam upaya membantu penanganan
memutus mata rantai penyebaran virus corona.
3. Manfaat ASN BKKBN SIAGA CEGAH COVID-19, di antaranya:
a. Membantu keluarga dan masyarakat mendapatkan pemahaman terkait
virus corona dengan baik dan benar,
b. Membantu memperkecil potensi penyebaran virus corona di tengah
masyarakat,
c. Membantu mencegah keluarga dan masyarakat terpapar virus corona,
d. Membantu memfasilitasi masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat apabila ada masyarakat yang terpapar gejala virus corona.
4. Langkah-langkah tugas ASN BKKBN SIAGA CEGAH COVID-19 yaitu;
a. Senantiasa memantau perkembangan penyebaran virus corona di lingkup
tugasnya masing-masing, baik melalui internet maupun secara langsung,
b. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan dinas yang terkait lainnya
dalam mencegah dan menangani wabah virus corona,
c. Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan
terjangkitnya virus corona melalui media cetak dan media elektronik.
Melalui media cetak dapat berupa brosur/leafleat/poster. Melalui media
elektronik dapat berupa media sosial seperti WhatsApp, Youtube,
Instagram dll, dengan sumber informasi dari pelatihan yang telah diikuti,
d. Melaporkan kepada dinas kesehatan apabila mengetahui ada masyarakat
terpapar gejala virus corona,
5. 5
e. Membantu masyarakat dalam penanganan paparan gejala virus corona
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terdekat seperti di Puskesmas.
B. SOP Penanganan Pasien COVID-19
Pada BAB sebelumnya yang memaparkan tentang penggolongan orang
dengan kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau Orang Dalam Pengawasan
(ODP) (dalam BAB tentang konsep dan penyebaran Covid-19) yang akan
mempermudah dalam menindaklanjuti langkah apa yang akan diambil oleh tenaga
medis ketika pasien datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri dari
infeksi Covid-19. Pemeriksaan yang dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) seperti Puskesmas adalah dalam rangka pemilahan pasien apakah
tergolong ke dalam PDP atau ODP yang selanjutnya hanya akan dilakukan
pengawasan atau langsung di rujuk ke rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19.
1. Kasus Pasien dalam Pengawasan (PDP)
Ketika seorang pasien memenuhi kriteria PDP maka perlu dilakukan
pengawasan terhadap kontak erat keluarga ataupun petugas kesehatan yang
merawat pasien. Berikut kegiatan yang dilakukan terhadap kontak erat:
• Kontak erat risiko rendah
Pengawasan dilakukan selama selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan
pasien dalam pengawasan dan wajib melakukan karantina. Kontak erat risiko
rendah tidak memerlukan pengambilan spesimen. Apabila pasien dalam
pengawasan dinyatakan negatif COVID-19 maka kegiatan surveilans dan
pemantauan terhadap kontak erat dihentikan. Apabila pasien dalam
pengawasan dinyatakan probabel/positif COVID-(konfirmasi) maka pemantauan
dilanjutkan menjadi kontak erat risiko tinggi.
• Kontak erat risiko tinggi.
Pengawasan dilakukan selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan probabel/
konfirmasi. Kontak erat ini wajib dikarantina dan dilakukan pengambilan
spesimen (hari ke-1 dan hari ke-14). Pengambilan spesimen dilakukan oleh
petugas laboratorium setempat yang berkompeten dan berpengalaman di lokasi
observasi Bila hasil pemeriksaan laboratorium positif maka pasien dirujuk ke
rumah sakit rujukan.
Langkah-langkah di Puskemas apabila menemukan Orang dalam kriteria PDP,
maka perlu perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
6. 6
a. Tatalaksana sesuai kondisi pasien dan koordinasi dengan RS rujukan untuk
merujuk pasien menggunakan mobil ambulans.
b. Memberikan komunikasi risiko mengenai penyakit COVID-19 pasien,
keluarga dan
Masyarakat.
c. Fasyankes segera melaporkan dalam waktu 24 jam ke Dinkes Kab/Kota
setempat. Selanjutnya Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan
Provinsi.
d. Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat maupun petugas
kesehatan
e. Melakukan penyelidikan epidemiologi selanjutnya, mengidentifikasi dan
pemantauan kontak erat berkoordinasi dengan Dinkes kabupaten/kota.
f. Melakukan pemantauan kontak erat.
g. Mencatat dan melaporkan hasil pemantauan kontak secara rutin dan
berjenjang.
2. Kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Orang dalam pemantauan wajib melakukan isolasi diri di rumah dan
dilakukan pengambilan spesimen (hari ke-1 dan hari ke-2). Pengawasan ini
dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya perburukan gejala selama 14 hari.
Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat yang
berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi pemantauan. Bila
hasil pemeriksaan menunjukkan positif maka pasien di rujuk ke RS Rujukan. Begitu
pula bila apabila orang dalam pemantauan berkembang memenuhi kriteria pasien
dalam pengawasan dalam 14 hari terakhir maka segera rujuk ke RS rujukan untuk
tatalaksana lebih lanjut. Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui
telepon namun idealnya melakukan kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat
pada formulir pemantauan harian Pemantauan dilakukan dalam bentuk
pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh
petugas kesehatan layanan primer dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan
setempat. Orang dalam pemantauan yang sudah dinyatakan sehat dan tidak
bergejala, ditetapkan melalui surat pernyataan yang diberikan oleh Dinas
Kesehatan.
7. 7
Langkah-langkah yang dilakukan Puskesmas apabila menemukan Orang dalam
kriteria ODP, maka perlu perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Tatalaksana sesuai kondisi pasien.
b. Komunikasi risiko mengenai penyakit COVID-19 baik kepada pasien, keluarga
dan masyarakat.
c. Pasien melakukan isolasi diri di rumah (lakukan edukasi cara isolasi mandiri)
tetapi tetap dalam pemantauan petugas kesehatan puskesmas (setiap hari)
berkoordinasi dengan Dinkes setempat. Bila terjadi perburukan segera rujuk ke
RS rujukan.
d. Fasyankes segera melaporkan secara berjenjang dalam waktu 24 jam ke Dinkes
Kabupaten/Kota/Provinsi.
e. Pengambilan spesimen di fasyankes atau lokasi pemantauan berkoordinasi
dengan Dinkes terkait pengiriman spesimen.
Bila kasus tidak memenuhi kriteria definisi operasional maka dilakukan:
1) Tatalaksana sesuai kondisi pasien
2) Komunikasi risiko kepada pasien
3. Pelaku Perjalanan Dari Negara/Area Terjangkit
Pelaku perjalanan dari negara/area transmisi lokal yang tidak bergejala
wajib melakukan monitoring mandiri terhadap kemungkinan munculnya gejala
selama 14 hari sejak kepulangan. Setelah kembali dari negara/area transmisi lokal
sebaiknya mengurangi aktivitas yang tidak perlu dan menjaga jarak kontak (≥ 1
meter) dengan orang lain. Jika dalam 14 hari timbul gejala, maka segera datangi
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
VI. EVALUASI
1. Dilakukan selama proses pembelajaran e-learning melalui live chat.
2. Menjawab seluruh evaluasi akhir di e-learning.
VII. REFERENSI
1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, Kemenkes 16 Maret 2020
2. www.kemenkes.go.id
3. www.covid-19.go.id