1. BAHAN PEMBELAJARAN II
PENCEGAHAN COVID-19
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kepada negara-
negara anggota di wilayah Asia Tenggara untuk segera meningkatkan
tindakan agresif guna memerangi Covid-19. Adapun delapan negara dari 11
negara WHO wilayah Asia Tenggara tersebut telah mengonfirmasi kasus
Covid-19 yakni Indonesia, Thailand, India, Sri Lanka, Maladewa, Bangladesh,
Nepal dan Bhutan. Dimana kasus di masing-masing negara tersebut terus
mengalami peningkatan yang signifikan per harinya.
Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan
(droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau
bersin. Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara
1–14 hari dengan rata-rata 5 hari. Infeksi juga dapat didiagnosis dari
kombinasi gejala, faktor risiko, dan pemindaian tomografi terkomputasi pada
dada yang menunjukkan gejala pneumonia.
Terkait cara penyebaran virus tersebut, maka penerapan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sangat penting untuk segera dilakukan oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Mencuci tangan, menjaga jarak dari orang
yang batuk, dan tidak menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih
adalah langkah yang disarankan untuk mencegah penyakit ini. Disarankan
untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu atau siku yang tertekuk ketika
batuk.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan program
pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
Indonesia secara keseluruhan. Terkait dengan Covid-19, maka implementasi
PHBS berada pada tataran bidang pencegahan dan penanggulangan
penyakit serta penyehatan lingkungan.
Pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan
lingkungan bisa dimulai dari institusi sosial budaya terkecil di masyarakat
yang bernama keluarga. Peran orangtua sangat penting yaitu sebagai
pemimpin dalam sebuah keluarga yang bertanggung jawab sejak dalam
tahapan perencanaan keluarga, pembagian tugas dan wewenang yang adil
2. dan seimbang bagi seluruh anggota keluarga, pelaksanaan setiap hari serta
monitoring dan evaluasi berjalannya fungsi keluarga sehari-hari.
Untuk mengatasi kekhawatiran dan kepanikan karena makin
meluasnya penyebaran virus corona, keluarga Indonesia dapat melakukan
optimalisasi 8 fungsi keluarga (fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih,
perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan
pembinaan lingkungan) melalui rencana aksi bersama 8 fungsi keluarga.
Fungsi keluarga harus menjadikan pijakan dan tuntunan setiap keluarga
dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera dan berkualitas.
Diharapkan dengan melaksanakan rencana aksi 8 fungsi keluarga,
seluruh keluarga Indonesia dengan dipimpin oleh orangtua memiliki panduan
dalam bersikap sehingga mampu mengendalikan seluruh angota keluarga
agar tetap tenang, mampu berpikir logis namun tetap waspada serta
menunjukkan sikap responsif dan bertanggungjawab untuk ikut serta
mengurangi penyebaran virus corona dengan cara orangtua senantiasa
mengingatkan anak-anaknya untuk selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan sejak dari lingkungan rumah dan menjadi kebiasaan yang baik
bagi masyarakat serta langkah pencegahan seperti social distancing.
Seiring dengan meluasnya penyebaran corona virus disease (Covid-
19) di Indonesia, Presiden Joko Widodo, Minggu (15/3/2020), di Istana Bogor,
Jawa Barat, mengimbau, seluruh warga tidak panik dan tetap produktif.
Sehingga, penyebaran virus bisa dihambat dan dihentikan. Jokowi juga
menambah, dengan kondisi saat ini, saatnya kerja dari rumah, belajar dari
rumah, dan ibadah di rumah. Adanya penetapan libur sekolah dan kebijakan
Work From Home (WFH) selama kurun waktu 14 hari memiliki tujuan sebagai
upaya pemerintah memutus mata rantai kontak dengan orang banyak yang
tidak diketahui riwayat perjalanan sebelumnya.
Himbauan dan keputusan pemerintah dalam hal pencegahan
merebaknya Covid-19 maka BKKBN dalam hal ini yang mengemban tugas
dalam menciptakan keluarga yang berkualitas menjadikan momen masa
karantina 14 hari di rumah menjadi suatu gerakan kembali berkumpul dengan
keluarga. Masa karantina tidaklah mudah bagi keluarga Indonesia yang
kesehariannya beraktivitas keluar rumah karena otomatis akan terjadi
perubahan kebiasaan, siklus harian, dan jenis aktivitas yang akan dilalui
setiap harinya. Memandang pentingnya keluarga Indonesia menjadi wadah
3. awal dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini, maka kami Pusdiklat
Kependudukan dan KB mempersembahkan pembelajaran E-Learning “PKB
Siaga Cegah Covid-19 Berbasis Keluarga”. Adapun tujuan pembelajaran ini
dapat memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan seluruh anggota
keluarga di Indonesia melakukan hal yang benar dan tepat menghadapi
ancaman Covid-19.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
memahami pencegahan Covid-19
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pembelajaran ini diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Menjelaskan protocol kesehatan untuk mencegah Covid-19
c. Menguraikan 8 fungsi keluarga
d. Menguraikan cara menghidupkan aktivitas di dalam rumah selama
masa karantina.
II. WAKTU : 360 menit (8 JP)
III. RINCIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Topik Waktu Metode Media
1.
2.
3.
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS),
serta Sarana dan
Prasarana
antisipasi dampak
Covid-19
Protokol Kesehatan
untuk mencegah Covid-
19
8 fungsi Keluarga
360 menit Live Chat Belajar
mandiri
melalui e-
Learning
1. Bahan Ajar
2. Bahan
Tayang
3. Info grafis
4. Video
5. Pedoman
PHBS
(Kemenkes)
4. 4. Aktivitas di dalam rumah
selama karantina
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Peserta menyiapkan sarana pembelajaran yaitu laptop, paket data/internet,
buku catatan, bolpen dan tempat yang nyaman untuk belajar.
2. Peserta mulai membuka laptop dan mendaftar online untuk mengikuti e-
learning di elearning.bkkbn.go.id
3. Peserta mendalami materi dengan membaca bahan pembelajaran, bahan
tayang dan video secara rinci
4. Peserta mengikuti Live Chat melalui “Zoom Meeting” sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
5. Peserta mengerjakan pretest dan posttest/evaluasi akhir sesuai jadwal.
V. MATERI PEMBELAJARAN
A. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Dengan kata lain PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Jenis PHBS itu jumlahnya banyak sekali. Misalnya tentang gizi, makan
beraneka ragam makanan, minum tablet tambah darah, mengkonsumsi
garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul Vitamin A. Tentang
kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan.
5. Strategi pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS
dilakukan melalui tiga cara yaitu gerakan pemberdayaan, bina suasana dan
advokasi. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment) adalah proses pemberian
informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),
dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Bina Suasana (Social Support) adalah upaya menciptakan lingkungan
sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau
melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga
di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan,
majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung
perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan
masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase
tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan
dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan
pendekatan masyarakat umum.
Pendekatan Pimpinan (Advocacy) adalah upaya atau proses yang
strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari
pihak-pihak yang terkait (stakeholders).. Tahapan proses pada sasaran
advokasi umumnya melalui tahapan a) mengetahui atau menyadari adanya
masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap
pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah, d) sepakat untuk memecahkan masalah dengan
memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak
lanjut kesepakatan.
Penerapan PHBS dapat dilakukan diberbagai tempat antara lain di
rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di
tempat pelayanan kesehatan.
2. PHBS diberbagai Tatanan
6. Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau
sistem sosial dimana ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap
tatanan, faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial
berinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh
sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatu tatanan adalah suatu
tempat dimana manusia secara akan memanipulasi lingkungan,
sehinggaa menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalah-
masalahnya di bidang kesehatan. Telah disepakati adanya lima
tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan,
tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas
kesehatan.
a. PHBS di Rumah Tangga
1) Pengertian
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tau, mau dan mampu mempraktekkan
perilaku hibup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.
Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku
yang dapat menciptakan Rumah Tangga BerPHBS, yang mencakup
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum
dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop
Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair
di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah,
memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok dan lain-lain.
2) Manfaat Rumah Tangga Sehat
Bagi Rumah Tangga:
a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c) Anggota keluarga giat bekerja.
7. d) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk
memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
menambah pendapatan keluarga.
Bagi Masyarakat:
a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi
masalah- masalah kesehatan.
c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu
bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
3) Indikator PHBS di Rumah Tangga
Di rumah tangga, semua anggota keluarga harus
mempraktekkan perilaku yang dapat mendukung terciptanya rumah
tangga yang sehat antaran lain mencakup persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita
setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air
bersih, pengelolaan air minum di rumah tangga yang bersih,
pembuangan limbah, termasuk sampah, membersihkan jentik
nyamuk, tidak merokok di dalam rumah dan lain lain. Semua itu terinci
didalam 10 indikator PHBS Rumah Tangga sebagaimana terlihat
dalam gambar dibawah ini.
8. 4) Penerapan PHBS di rumah tangga dalam upaya mencegah
penyebaran Covid-19
Terkait dengan pandemic Covid-19 di dunia, maka rumah
tangga merupakan tempat utama dan pertamadalam melakukan
pencegahan kepada anggota keluarga. Beberapa upaya yang
dapat dilakukan antara lain:
a) Buat Renca Aksi di Rumah (Sumber: Holy Kartika Nurwigati
Sumartiningtyas, Kompas 2020)
(1) Bertemu dan berbicara kepada seluruh anggota
keluarga, kerabat atau rekan-rekan Anda untuk
membahas apa yang harus dilakukan jika Covid-19
muncul di tengah komunitas ini.
(2) Rencanakan cara-cara merawat mereka yang mungkin
terinfeksi virus corona dan memiliki risiko lebih besar
untuk komplikasi serius. Misalnya, orang-orang tua atau
yang memiliki kondisi medis kronis.
9. (3) Kenali tetangga Anda. Bicaralah dengan mereka
tentang perencanaan darurat. Menjaga akses informasi
dengan tetangga, jika misal lingkungan Anda memiliki
situs web atau media sosial.
(4) Identifikasi organisasi bantuan di komunitas Anda.
Buat daftar organisasi lokal yang dapat dihubungi jika
memerlukan akses informasi, layanan perawatan
kesehatan dan lain sebagainya. Buat daftar kontak
darurat. Hal ini penting untuk memastikan rumah tangga
memiliki daftar kontak darurat terkini untuk keluarga,
teman, tetangga dan lain sebagainya.
(5) Ingatkan anggota keluarga di rumah tentang:
• Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
• Tetap di rumah saat sakit, kecuali untuk
mendapatkan perawatan medis.
• Tutupi batuk dan bersin dengan tisu.
• Bersihkan permukaan dan benda yang sering
disentuh setiap hari. Misalnya, gagang pintu, sakelar
lampu, meja dan lain sebagainya. Jika permukaan
kotor, mereka harus dibersihkan menggunakan
deterjen dan air sebelum disinfektan.
• Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan
air selama 20 detik, terutama setelah dari kamar
mandi, sebelum makan, dan setelah batuk atau
bersin.
(6) Memiliki “kamar” untuk isolasi di rumah
Kamar ini dapat digunakan untuk memisahkan anggota
keluarga yang sakit dari yang sehat, serta perlunya
memberi mereka kamar mandi yang berbeda.
10. b. PHBS di institusi pendidikan
1) Pengertian
PHBS di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren,
seminari, padepokan dan lain-lain) adalah suatu upaya untuk
memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat (Depkes RI, 2007).
Tujuan Umum:
Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat.
Tujuan Khusus:
1) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.
11. 2) Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.
3) Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah ber PHBS.
2) Manfaat PHBS di Sekolah
a) Manfaat bagi siswa:
▪ Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
▪ Meningkatkan semangat belajar
▪ Meningkatkan produktivitas belajar
▪ Menurunkan angka absensi karena sakit
b) Manfaat bagi warga sekolah:
▪ Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif
terhadap pencapaian target dan tujuan
▪ Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh
orangtua
▪ Meningkatnya citra sekolah yang positif
c) Manfaat bagi sekolah:
▪ Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di
sekolah
▪ Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di
sekolah
d) Manfaat bagi masyarakat
▪ Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
▪ Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang
diterapkan oleh sekolah
3) Indikator PHBS di Sekolah
Indikator PHBS di sekolah ada 14 sebagai berikut:
1. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih
2. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih
3. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih
4. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih
5. Berolahraga Teratur dan Terukur
6. Tidak Merokok di Sekolah
7. Tidak Menggunakan NAPZA
8. Memberantas Jentik Nyamuk
12. 9. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
10. Menggunakan Air Bersih
11. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
12. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
13. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah
14. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap
Bulan
Dari keempat belas indikator PHBS diatas diklasifikasikan
sebagaimana dalam tabel dibawah ini:
4) Penerapan PHBS di sekolah dalam upaya pencegahan
penyebaran Covid-19
Sekolah sebagai tempat berinteraksi antara guru dan siswa
seharusnya sudah bersiap melakukan antisipasi penyebaran
virus tersebut. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, telah mengeluarkan Surat Edaran nomor 3 Tahun
2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan
(Tedy Rizka, Ruang Guru, 2020). Terdapat 5 langkah
pencegahan yang bisa Bapak/Ibu Guru lakukan di sekolah,
antara lain:
13. a) Cuci tangan
Langkah awal dan yang paling sederhana ialah merutinkan
cuci tangan. Bapak/Ibu Guru bisa berkoordinasi dengan
petugas kebersihan sekolah untuk memastikan tersedianya
sabun untuk cuci tangan. Selain itu, imbauan kepada siswa
untuk lebih sering cuci tangan juga perlu dilakukan.
Mengingat, para siswa kadang lupa untuk menjaga
kebersihan tangan selepas jajan di kantin atau melakukan
kegiatan lainnya.
b) Bersihkan ruangan dan lingkungan sekitar
Jika rutinitas piket di kelas sudah dilakukan setiap pagi atau
sehabis kegiatan belajar mengajar usai, tidak ada salahnya
seminggu sekali diadakan jadwal kerja bakti tiap-tiap kelas
atau jenjang. Membersihkan lorong depan kelas, hingga
halaman sekolah selama 15-30 menit kiranya selain
membuat siswa aktif bergerak, daya tahan tubuh mereka
diharapkan juga ikut menguat.
c) Permudah izin tidak hadir
Kadang beberapa sekolah tetap menyarankan staf, guru,
atau siswanya masuk meski memiliki gejala tidak enak
badan. Dengan adanya Covid-19 ini kiranya bisa
melonggarkan peraturan untuk tidak hadir bagi staf, guru,
atau siswa yang memiliki gejala umum Covid-19 (demam,
batuk, pilek, dan flu) dengan tetap melampirkan surat izin
(surat istirahat dari dokter) jika diperlukan.
d) Tunda pelaksanaan kegiatan di luar ruangan yang
mengumpulkan banyak orang
Bapak/Ibu Guru sudah mengagendakan study tour dengan
para siswa ke beberapa tempat? Ada baiknya pelaksanaan
tersebut ditunda. Beberapa pemerintah daerah di Indonesia,
juga melakukan peninjauan kembali terhadap acara yang
mengumpulkan banyak orang dalam satu tempat.
14. e) Koordinasi dengan Dinas Kesehatan/pelayanan kesehatan
setempat
Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan atau
pelayanan kesehatan setempat harus dilakukan oleh pihak
sekolah. Jika ada orang di lingkungan sekolah yang tiba-tiba
mengalami gejala umum dari COVID-19, bisa dilakukan
pemeriksaaan lebih lanjut. Dengan adanya koordinasi,
diharapkan evakuasi dapat berjalan dengan lancar dan
cepat.
Cara cuci tangan yang benar
c. PHBS di tempat kerja
1) Pengertian
15. PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para
pekerja, pemilik dan pengelola usaha/kantor, agar tahu, mau dan
mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja yang sehat.
2) Indikator PHBS ditempat kerja
Ada 9 Indikator PHBS ditempat kerja yaitu:
1. Tidak merokok ditempat kerja
2. Mengkonsumsi makanan yang sehat
3. Olah raga teratur
4. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
5. Memberantas jentik nyamuk ditempat kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban yang sehat
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
3) Manfaat PHBS di tempat kerja
PHBS di tempat kerja dapat berdampak pada setiap pekerja
meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, produktivitas pekerja
meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja
dan ekonomi keluarga, pengeluaran biaya rumah tangga hanya
ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya
pengobatan.
Disamping itu manfaat PHBS di tempat kerja bagi masyarakat
dimana masyarakat tetap mempunyai lingkungan yang sehat
walaupun berada di sekitar tempat kerja, dapat mencontoh perilaku
hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh tempat kerja setempat.
Terahir manfaat PHBS di tempat kerja adalah meningkatnya
produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan, menurunnya biaya kesehatan yang
harus dikeluarkan, meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
4) Penerapan PHBS di tempat kerja dalam upaya mencegah
penyebaran Covid-19
16. Salah satu lokasi yang juga perlu dilakukan pencegahan
penyebaran Virus Corona (COVID-19) adalah lingkungan
kantor. Tempat kerja yang bersih, kebersihan udara, dan
konsultasi perjalanan dengan rekan dan atasan termasuk poin
penting guna mencegah strain virus baru ini berkembang.
Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran
virus di kantor, antara lain:
a) Menjaga Kebersihan di lingkungan tempat kerja
- Membersihkan dan melakukan disinfeksi pada
permukaan meja, gagang pintu, dan lantai sebelum dan
sesudah rapat. Kurangi jumlah dan durasi rapat,
membatasi kehadiran dan memperbesar jarak
antarkaryawan, serta memastikan menggunakan
masker.
b) Kantor menyediakan kebutuhan/fasilitas kebersihan diri
pegawai
- Cairan pembersih tangan (hand sanitizer).
- Memastikan AC bersih
- Memperhatikan sirkulasi udara, karena udara yang bersih
membuat virus sulit menyebar.
c) Monitoring Pegawai
- Jika ada karyawan yang memang harus dinas ke luar kota
maupun daerah endemis Covid-19, perhatikan riwayat
penyakit. Jika pegawai punya riwayat diabetes dan
hipertensi lantas harus berdinas ke daerah endemis
COVID-19 ya jangan dia.
- Ketika ada karyawan yang kembali bepergian dari daerah
endemis Covid-19, selama 14 hari di rumah dulu.
- Pada situasi apapun yang mengharuskan dan melibatkan
orang-orang berkumpul, memakai masker merupakan
salah satu cara paling efektif untuk melindungi diri dari
infeksi akibat Covid-19.
17. d. PHBS di tempat umum
1) Pengertian
Tempat umum yang dimaksud adalah tempat ibadah, pasar,
pertokoan, terminal, bandara,stasiun, dermaga dan lain lain.
Tujuan PHBS tempat umum adalah untuk meningkatkan PHBS
yang sehat, khususnya tempat perbelanjaan, rumah makan, tempat
ibadah dan sarana transportasi.
2) Indikator PHBS di tempat umum
Sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat
menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah di
sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
3) Penerapan PHBS di tempat umum dalam upaya mencegah
penyebaran Covid-19
Dapat dilakukan dengan:
a) Mencuci Tangan Sampai Bersih
Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
adalah tindakan sanitasi yang ampuh membunuh bakteri dan
kuman. Cuci seluruh tangan Anda termasuk punggung
tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku tangan
selama 20 detik. Dengan mencuci tangan sebelum dan
setelah menyentuh benda atau bersalaman dengan orang
lain, mampu mencegah risiko terinfeksi virus Corona.
b) Menggunakan Masker
Menggunakan masker ketika berada di luar ruangan mampu
mencegah terinfeksi virus Corona. Ada dua tipe masker yang
dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus Corona, yakni
masker bedah dan masker N95. Surgical mask atau yang
18. dikenal juga masker bedah merupakan masker sekali pakai
yang mudah ditemui, nyaman dipakai dan harganya yang
terjangkau serta mampu menurunkan risiko penyebaran
penyakit infeksi, termasuk virus Corona. Masker bedah lebih
disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk mencegah
penyebaran virus dan kuman. Sedangkan masker N95,
masker jenis ini dirancang khusus untuk menyaring partikel
berbahaya yang ada di udara. Jenis masker ini lebih
direkomendasikan untuk mencegah penyebaran virus
Corona. Tetapi, masker N95 kurang nyaman ketika dipakai
dan memiliki harga yang cukup mahal.
c) Hindari Menyentuh Daerah Segitiga Wajah (Area Hidung,
Mulut, dan Mata)
Sering menyentuh area wajah akan meningkatkan risiko
terinfeksi virus Corona. Penyebaran virus Corona bisa
melalui percikan dari bersin dan batuk. Jagalah kebersihan
tangan ketika berada di tempat umum. Usahakan untuk
menahan menyentuh area wajah, termasuk mulut dan mata.
d) Tidak Bersalaman
e) Menjaga Jarak (Sosial Distancing)
Perlu diketahui, virus Corona bisa menular lewat cairan
saliva atau kelenjar ludah. Perlu diperhatikan ketika berada
di tempat umum, usahakan untuk tidak duduk atau berdiri di
sekitar orang yang sedang sakit. Usahakan Anda menjaga
jarak atau social distancing sekitar satu meter. Menjaga jarak
atau kontak dengan orang yang terlihat kurang sehat adalah
cara terbaik dari tertularnya penyakit. Lebih baik Anda tidak
duduk atau berdiri di sekitarnya.
e. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1) Pengertian
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit
19. dan lain-lain). Penerapan PHBS di tempat pelayanan kesehatan
artinya bahwa penyampaian pesan PHBS di institusi kesehatan
kepada pasien dan pengunjung seperti melalui penyuluhan,
penyebaran informasi melalui media dan penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan serta pelaksanaan pengawasan PHBS.
2) Indikator PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Indikator PHBS di institusi kesehatan atau tempat pelayanan
kesehatan ada 6 yaitu:
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di intitusi kesehatan
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
Adapun sarana dan prasarana pencegahan covid-19 meliputi:
masker, sarana cuci tangan, dan sarana desinfeksi, serta sarana sosialisasi.
Masker diatur cara penggunaaannya dengan benar. Sarana cuci tangan
disediakan di tempat-tempat tertentu, sarana desinfeksi disediakan sesuai
lokasi, jenis permukaan dan takaran. Sementara sarana sosialisasi dipasang
di tempat-tempat yang mudah diakses publik. Isi pesannya beragam terkait
pencegahan covid-19 dan disajikan secara menarik.
B. PROTOKOL KESEHATAN
Dalam protokol kesehatan ada beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam kondisi tertentu. Jika merasa tidak sehat (demam 38 derajat
celcius, batuk/pilek) disarankan untuk istirahat yang cukup dan minum obat.
Jika keluhan berlanjut disertai kesulitan bernafas agar segera berobat ke
fasilitas layanan kesehatan.
Pada saaat berobat ke fasyankes agar menggunakan masker,
menerapkan etika batuk, serta disarankan tidak menggunakan transportasi
massal. Tenaga kesehatan akan melakukan screening suspect covid-19. Jika
memenuhi kriteria, akan diantar ke rumah sakit rujukan. Di rumah sakit
rujukan dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium
20. dan di rawat di ruang isolasi.
Spesimen akan dikirim ke Badan Pengembangan dan Penelitian
Kesehatan (Balitbangkes). Jika hasilnya positif maka dinyatakan sebagai
penderita covid-19. Sample akan diambil setiap hari. Pasien akan dikeluarkan
dari ruang isolasi jika pemeriksaan sample dua kali berturut-turut hasilnya
negatif.
Kementerian Kesehatan menerbitkan surat edaran bernomor
HK.02.01/MENKES/202/2020 tentang protokol isolasi diri sendiri dalam
penangan Covid-19. Surat edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
dukungan dan kerjasa sama lintas sektor dan pemerintah daerah, khususnya
dalam pemberian informasi kepada masyarakat terkait isolasi diri sendiri.
Beberapa poin penting dalam edaran tersebut adalah hal-hal yang
harus dilakukan ketika sakit dan tetap di rumah, isolasi diri sendiri, yang harus
dilakukan ketika isolasi diri, orang dalam pemantauan, yang harus dilakukan
saat pemantauan diri sendiri, tindakan pencegahan, serta penggunaan
masker dan cara memakaianya.
Melengkapi edaran tersebut, juga diterbitkan beberapa protokol
kesehatan di area tertentu, yaitu:
1. Protokol Penanganan Covid-19 (komunikasi publik, kesehatan, area
dan transportasi publik, area institusi pendidikan, pintu wilayah masuk
Indonesia, lingkup khusus pemerintahan)
2. Protokol pencegahan di tempat kerja
3. Protokol pencegahan di bidang keolahragaan
4. Protokoldi tempat umum: area publik, transportasi, pasar, mass
gathering, restoran, sekolah, pesantren, masjid
5. Protokol repatriasi WNA yang suspek/terpapar Covid-19
6. Protokol repatriasi WNA yang dirawat di RS oleh sebab penyakit lain
7. Protokol pemulangan jenazah WNA yang postif COVID-19
8. Protokol karantina (diri sendiri, rumah, rumah sakit, wilayah dan
isolasi mandiri
C. DELAPAN FUNGSI KELUARGA
Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian
21. keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri;
atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan
anaknya (janda).
Keluarga dengan segala permasalahannya adalah suatu asset dan
potensi yang perlu dibina dan dimantapkan peranannya. Keluarga perlu
memiliki kualitas kesejahteraan dan ketahanan fisik maupun non fisik yang
seimbang dalam menghadapi perubahan dan tuntutan masa depan. Melalui
pemberdayaan keluarga diharapkan dapat dibina manusia yang tumbuh
selaras, serasi dan seimbang secara lahiriah dan mental guna mewujudkan
keluarga berkualitas.
Mengingat pentingnya keluarga dalam menyiapkan dan
mengembangkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas,
maka keluarga perlu memperoleh pembinaan/peningkatan di bidang
kesejahteraan dan ketahanannya dalam memenuhi berbagai kebutuhan fisik,
materiil, mental spiritual dan sosial melalui pelaksanaan 8 (delapan) fungsi
keluarga, yaitu:
1. Fungsi Keagamaan
2. Ungsi Sosial Budaya
3. Fungsi Cinta Kasih
4. Fungsi Perlindungan
5. Fungsi Reproduksi
6. Fungsi Sosialisasi
7. Fungsi Ekonomi
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan.
1. FUNGSI KEAGAMAAN
a. Pengertian
Keluarga diharapkan mampu berfungsi sebagai pendorong bagi
seluruh anggotanya agar menjadi insan agamis yang penuh iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Peningkatan dari segi
pengamalan dan ketaqwaan yang menuntun manusia dalam
kehidupan beragama baik di dunia maupun di akhirat.
22. b. Nilai Karakter
Terdapat 12 Nilai Dasar terkait fungsi keagamaan yang harus
ditanamkan dalam keluarga, yaitu sebagai berikut:
1) Iman, yaitu mempercayai adanya Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa dan mengamalkan ajarannya.
2) Taqwa, yaitu mengamalkan segala sesuatu yang diperintahkan
dan menghindari segala yang dilarang Allah SWT.
3) Kejujuran, yaitu menyampaikan apa adanya.
4) Tenggang rasa, yaitu adanya kesadaran bahwa setiap orang
berbeda dalam sifat dan karakternya.
5) Rajin, yaitu menyediakan waktu dan tenaga untuk
menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
6) Kesalehan, yaitu memiliki nilai moral yang tinggi dengan
melakukan sesuatu yang benar secara konsisten
7) Ketaatan, yaitu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan segera dan senang hati.
8) Suka membantu, yaitu memiliki kebiasaan menolong dan
membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
9) Disiplin, yaitu menepati waktu dan mematuhi aturan yang telah
disepakati.
10) Sopan santun, yaitu berperilaku sesuai dengan norma-norma
dan nilai-nilai agama.
11) Sabar dan Ikhlas, yaitu kemampuan untuk menahan diri dalam
menginginkan sesuatu serta dalam menghadapi kesulitan.
12) Kasih sayang, yaitu ungkapan perasaan dengan penuh
perhatian, kesadaran dan kecintaan terhadap seseorang.
c. Pelaksanaan dalam keluarga
1) Keluarga mempunyai potensi mengajarkan masalah
keagamaan ditandai dengan berfungsinya berbagai sarana
ibadah yang terdapat di rumah-rumah sebagai tempat
beribadah serta berjalannya pendidikan agama dalam keluarga.
23. 2) Dalam keluarga agar mengajarkan perilaku untuk berbakti pada
orang tua dan berbuat baik pada sesama makhluk Nya.
3) Belajar dan menuntut ilmu agama sebagai kewajiban yang
harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga baik di sekolah,
madrasah maupun lembaga pendidikan lainnya.
4) Banyak berbuat amal dan menyantuni fakir miskin.
5) Membudayakan ucapan salam bila berjumpa teman, ketika
akan memasuki dan meninggalkan rumah.
6) Doa bersama saat makan untuk mensyukuri limpahan rejeki
pada keluarga.
7) Saling mendoakan bagi keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan keluarga.
8) Orang tua mengajarkan pengalaman-pengalaman dan
bercerita sebelum anak tidur tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keagamaan
d. Implementasi fungsi keagamaan dalam pencegahan virus
corona/ covid-19
Bentuk implementasi fungsi keagamaan dalam pencgahan
penyebaran virus corona/covid 19 antara lain:
1) Orangtua senantiasa mengingatkan seluruh angota keluarga
sebagai orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
untuk senantiasa meyakini bahwa sessuatu yang terjadi dalam
kehidupan manusia adalah kehendak dan ketetapan dari Tuhan
YME, begitu juga dengan adanya virus corona/covid 19 ini.
Selalu ada hikmah pada setiap ketetapan Tuhan YME. Adanya
ketetapan dari Tuhan YME hendaknya memberikan keyakinan
yang lebih besar kepada manusia akan kekuasaan Tuhan YME
yang Maha Besar dan sebagai sarana bagi manusia untuk
melakukan introspeksi diri adakah perintah dari Tuhan YME
yang belum Kita lakukan ataupun adakah larangan dari Tuhan
YME yang kita langgar seagai manusia.
2) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa
mengingatkan seluruh anggota keluarga bahwa sebagai
makhluk yang beriman kepada Tuhan YME, selalu berusaha
24. tenang, tidak panik dalam menghadapi peristiwa adanya
pandemik virus corona/covid 19 serta yakin bahwa setiap
penyakit memiliki obat, keyakinan ini menjadi pendorong untuk
senantiasa berikhtiar/ berusaha seoptimal mungkin dengan
keimanan yang tinggi mencari obat yang dapat membantu
mencegah penyebaran virus ini minimal dengan membentengi
diri dan keluarga dengan meningkatkan imunitas diri
3) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota keluarga sebagai manusia yang beriman untuk
melakukan amalan dengan menerapkan perilaku yang dapat
mencegah penyebaran virus corona seperti menjaga kesehatan
diri, keluarga dan lingkungan serta senantiasa berdoa agar diri
sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa dapat terhindar dari
virus corona.
4) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota agar senantiasa berusaha membantu terlibat
secara aktif tanpa pamrih dalam kegiatan pencegahan dan
usaha untuk mengurangi penyebaran virus corona sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
5) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota untuk tetap menyapa, mengucapkan dan
menjawab salam keselamatan yang diajarkan oleh masing-
masing agama kepada orang lain, namun tanpa bersentuhan
secara fisik
6) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota untuk bersama-sama bergotong royong
memastikan peralatan beribadah dan tempat beribadah dalam
kondisi yang bersih seperti karpet, peralatan beribadah,
tangga, tirai dan sebagainya serta tidak lupa untuk
menyediakan sabun dan antiseptik pembersih tangan di tempat
yang strategis pada tempat ibadah.
7) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
dan mengingatkan seluruh angota mengusahakan untuk selalu
membawa dan menggunakan peralatan beribadah pribadi.
25. 8) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa
mengingatkan seluruh angota agar memastikan setelah selesai
beribadah di tempat ibadah segera mandi dengan
menggunakan sabun antiseptik serta mengganti pakaian
dengan pakaian yang bersih sebelum berinteraksi dengan
anak.
2. FUNGSI SOSIAL BUDAYA
a. Pengertian
Keberadaan keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk menggali,
mengembangkan dan melestarikan kekayaan sosial budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia. Budaya adalah nilai, norma, keyakinan dan
perilaku yang diharuskan dari satu generasi kepada generasi
penerusnya.
b. Nilai Karakter
Terdapat 7 Nilai Dasar terkait fungsi sosial budaya yang harus
ditanamkan dalam keluarga, yaitu sebagai berikut :
Tujuh (7) Nilai dasar dalam keluarga adalah:
1) Toleransi dan saling menghargai, yaitu sikap menghargai dan
menerima pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian kita sendiri serta sikap toleransi dan menerima
keberadaan orang lain.
2) Sopan santun, yaitu perilaku yang sesuai dengan norma-norma
sosial budaya setempat. Sopan santun dipelajari anak melalui
teladan atau contoh dari orangtuanya.
3) Gotong royong, yaitu melakukan pekerjaan secara bersama-
sama yang dilandasi oleh sukarela dan kekeluargaan.
Menumbuhkan jiwa gotong royong dalam kehidupan keluarga
berkaitan dengan perilaku anak-anak untuk saling menolong dan
tanpa pamrih dalam melakukan pekerjaan.
4) Kerukunan dan kebersamaan, yaitu hidup berdampingan dalam
keberagaman secara damai dan harmonis. Keluarga sebagai
26. tempat pertama mengajarkan anak dalam kebersamaan dan
kerukunan dengan anggota keluarga lainnya.
5) Peduli, yaitu mendalami perasaan dan pengalaman orang lain,
serta mempunyai sikap kepedulian terhadap masalah sosial,
budaya dan adat yang berbeda. Sikap kepedulian yang
ditumbuhkan dalam kehidupan keluarga akan membangkitkan
rasa kekeluargaan dan kesetiakawanan, menghargai dan
menghormati budaya orang lain.
6) Cinta tanah air, yaitu kesadaran diri sebagai bangsa Indonesia
yang harus menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa. Cinta
tanah air yang ditumbuhkan dalam keluarga akan
membangkitkan anak-anak untuk cinta produk dalam negeri dan
menghargai perjuangan para pahlawan.
c. Pelaksanaan dalam keluarga
1) Keluarga merupakan unit terkecil pada struktur masyarakat yang
merupakan tempat yang sangat ideal untuk menyemai,
menanamkan dan mengembangkan budaya bangsa baik yang
berskala kecil maupun besar.
2) Keluarga mendorong putra-putrinya untuk meraih prestasi baik
dalam pendidikan maupun keahlian setinggi-tingginya.
3) Keluarga dapat memberikan pujian atas hasil yang dicapai putra-
putrinya dengan segala prestasi yang telah diraihnya.
4) Membuat perpustakaan keluarga untuk meningkatkan budaya
membaca dan belajar.
5) Keluarga harus bekerja sama dan bergotong royong dalam setiap
kegiatan rutinitas rumah tangga.
6) Sikap orang tua dalam mengembangkan budaya bangsa selalu
menjadi contoh bagi putra-putri.
7) Orang tua membantu anak-anak belajar dan menciptakan
suasana menghayati budaya bangsa yang ada.
8) Dalam mendidik anak, keluarga harus bersikap demokratis dan
saling menghargai pendapat anggota keluarga untuk musyawarah
dipimpin oleh ayah.
27. d. Implementasi fungsi sosial budaya dalam pencegahan virus
corona/ covid-19
Bentuk implementasi fungsi sosial budaya dalam pencgahan
penyebaran virus corona/covid 19 antara lain:
1) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mengingatkan
seluruh angota keluarga bahwa sebagai makhluk sosial dan
budaya untuk patuh kepada pemerintah dan menjalankan arahan
dan petunjuk dari pemerintah terkait kebijakan terhadap adanya
virus corona ini seperti social distancing yaitu menjaga jarak dari
mereka yg sakit dan mengurangi aktivitas pertemuan dengan
jumlah banyak oaring seperti rapat, konser, festival, konferensi
atau acara olahraa tujannya agar virus tersebut tidak tertular
kepada orang yang sehat
2) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota untuk tetap berinteraksi, beradaptasi, perduli
dengan sesama namun dengan tetap mematuhi petunjuk dan
arahan dari pemerintah
3) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota untuk saling bergotong royong dan saling
membantu seluruh kegiatan pencegahan penyebaran virus corona
dengan cara berbagi informasi yang benar, saling berbagi cairan
anti kuman dan bakteri dan sebagainya
4) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota intai tanah air dan bangsanya dengan tidak
menimbun barang sembako, membeli secara berlebihan sembako
dan peralatan pencegah corona.
3. FUNGSI CINTA KASIH
a. Pengertian
Pada hakekatnya keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk
mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih
sayang antara setiap anggota keluarga, antar kerabat serta antar
generasi yang merupakan dasar terciptanya keluarga yang harmonis
Terjalinnya hubungan emosional antara suami-isteri, orang tua dan
28. anak, anak dengan anak yang diliputi oleh saling pengertian, saling
menghargai dan saling tolong menolong.
b. Nilai Karakter
Dalam fungsi cinta kasih terdapat delapan nilai yang perlu diterapkan
dalam keluarga. Delapan nilai-nilai tersebut adalah:
1) Empati, yaitu memahami dan mengerti perasaan orang lain
atau kemampuan seseorang mengenali perasaan orang lain
serta adanya keinginan membantu orang lain. Empati ini akan
mendorong sikap seseorang untuk peduli.
2) Akrab, yaitu hubungan yang dilandasi rasa kebersamaan dan
kedekatan perasaan. Keakraban ditandai oleh adanya saling
memberi perhatian, menikmati kebersamaan serta memiliki
rasa persahabatan.
3) Adil, yaitu sikap tidak memihak atau tidak pilih kasih kepada
orang lain.
4) Pemaaf, yaitu menerima kesalahan orang lain tanpa ada
perasaan dendam. Pemaaf dapat membentuk kepribadian
anak yang positif.
5) Setia, yaitu memenuhi harapan dan keinginan orang lain, baik
yang diminta atau tidak diminta.
6) Suka menolong, yaitu kebiasaan untuk menolong dan
membantu orang lain.
7) Pengorbanan, yaitu kerelaan memberikan sesuatu untuk
membantu orang lain diminta atau tidak diminta.
8) Tanggungjawab, yaitu mengetahui dan melakukan apa yang
menjadi tugasnya.
c. Pelaksanaan dalam keluarga
1) Berpadunya dua insan untuk membentuk rumah tangga perlu
modal yang sangat mendasar terutama cinta kasih dan
sayang. Perkawinan yang sah antara dua insan yang dilandasi
cinta kasih dan saying. Insya Allah akan membuahkan anak
yang menyenangkan dipandang orang tua. .
29. 2) Di dalam keluarga cinta kasih dan sayang antara orang tua dan
anak bisa dikembangkan menjadi perilaku dan sikap yang
saling menghormati, menghargai, memperhatikan serta rasa
kebersamaan di dalam menghadapi kehidupan ber rumah
tangga.
3) Cinta kasih dan sayang dalam lingkungan sebuah rumah
tangga yang timbul dari lubuk hati yang dalam, merupakan
embun pagi yang menyegarkan untuk mengahadapi tantangan
panas teriknya matahari dikala siang hari, dengan cinta kasih
dan sayang dapat dilakukan dengan sikap lemah lembut dalam
berbicara dan menunjukkan perhatian pada anak-anaknya.
4) Bijaksana dalam pergaulan dan menenteramkan batin sendiri
dengan menjauhi sikap egoistis dan menunjukkan rasa cinta di
antara anggota keluarga.
5) Usaha-usaha demikian inilah perlu dilakukan oleh masing-
masing suami isteri dalam ber keluarga agar dapat
menghindari ketegangan-ketegangan dalam berumah tangga
sehingga menjadi jalinan cinta kasih dan sayang yang
membahagiakan, ketenangan dan ketenteraman keluarga.
6) Memupuk cinta kasih antara orang tua dan anak, antara semua
anak dengan anak. Memanfaatkan seoptimal mungkin
kesempatan berkomunikasi yang ada. Misalnya:
- pada waktu makan bersama keluarga
- pada waktu rekreasi bersama keluarga
d. Implementasi fungsi cinta kasih dalam pencegahan virus corona/
covid-19
Bentuk implementasi fungsi cinta kasih dalam pencegahan
penyebaran virus corona/covid 19 antara lain:
1) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota dengan berdasarkan rasa cinta dan kasih
sayang untuk senantiasa bertanggungjawab tidak menjadikan
dirinya dan keluarga sebagai perantara penyebaran virus
corona.
30. 2) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota untuk saling memberikan rasa cinta dan kasih
sayang tanpa pamrih dan saling menguatkan kepada keluarga
dan berempati, tolong menolong kepada sesama serta
membantu secara aktif dalam usaha pencegahan penyebaran
virus corona dengan tetap memperhatikan petunjuk dan
arahan dari pemerintah.
3) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa
mengingatkan seluruh anggota keluarga sebelum
menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang kepada anggota
keluarga yang lain melalui sentuhan, pelukan dan ciuman
sayang hendaklah senantiasa membersihkan tangan dan diri
dengan bercuci tangan, mandi menggunakan sabun anti
kuman serta mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih
segera setelah sampai di rumah setelah beraktivitas di luar
rumah.
4. FUNGSI PERLINDUNGAN
a. Pengertian
Menciptakan perasaan aman dan terlindungi dari segala macam
ancaman atau gangguan bagi keluarga baik yang datang dari luar
maupun dari dalam keluarga. Keluarga dapat berfungsi sebagai
tempat perlindungan yang memberikan rasa aman tenteram lahir batin
sejak janin dalam kandungan sampai lanjut usia.
b. Nilai Karakter
Dalam fungsi perlindungan terdapat lima nilai yang perlu
ditanamamkan dan terapkan dalam keluarga. Nilai-nilai tersebut
adalah:
1) Aman, yaitu perasaan yang terbebas dari ketakutan dan
kekhawatiran. Keluarga menciptakan rasa aman bagi anggota
keluarga dalam segala aspek kehidupan.
2) Pemaaf, yaitu memaafkan kesalahan orang lain tanpa disertai
rasa dendam dan mampu menunjukkan kesalahan diri sendiri
dan orang lain serta selalu berusaha memperbaikinya.
31. 3) Tanggap, yaitu mengetahui dan menyadari sesuatu yang
membahayakan atau sesuatu yang akan dihadapinya.
4) Tabah, yaitu mampu menahan diri ketika menghadapi situasi
yang tidak diharapkan. Kemampuan mengendalikan diri dan
membangkitkan semangat ketika menghadapi masalah.
5) Peduli, yaitu upaya untuk menanggapi perasaan dan
pengalaman orang lain. Kepedulian yang baik dapat
memunculkan rasa persaudaraan yang erat.
c. Pelaksanaan dalam keluarga
1) Keluarga memberikan perlindungan sebesar-besarnya bila
terjadi saat perkembangan janin, bayi dan tumbuh menjadi
anak-anak dimana mereka masih sangat membutuhkan kasih
sayang dan perlindungan ibu.
2) Ibu berperan sebagai orang terdekat, sehingga terjadi
keterikatan antara anak dan ibu yang memberikan rasa aman
dalam dekapan.
3) Menyusui sendiri bayi, situasi pemberian makanan akan
menimbulkan kesenangan bagi si ibu dimana ibumempunyai
kesempatan yang lebih baik untukmemeluk anak, merapatkan
tubuh dan memberikan dorongan pada bayi dan juga
perangsangan pada alat panca indera bayi.
4) Keluarga terutama orang tua banyak melatih dan membekali
anak dengan kemampuan dan keterampilan seperti yang
dimilki orang tua, agar kelak mewarisi pekerjaan orang tua.
5) Keluarga wajib menyediakan tempat tinggal yang layak bagi
anggota keluarga.
6) Melindungi bukan berarti memanjakan dan diberikan apa yang
menjadi keinginannya tapi diarahkan untuk mau menunda
keinginan sesaat dan memberikan yang benar-benar
dibutuhkan, misalnya ingin diberikan mainan, tapi ada
kebutuhan yang lebih penting yaitu membeli susu kaleng.
7) Tidak selamanya keluarga melindungi anak-anak tapi
memasuki usia remaja, mereka membutuhkan tanggung jawab
yang diberikan keluarga untuk persiapan memasuki
32. kedewasaan. Itulah saat anak-anak belajar melindungi orang-
orang yang dicintai.
8) Menciptakan suasana di rumah agar merupakan surga bagi
anggota keluarga.
d. Implementasi fungsi perlindungan dalam pencegahan virus
corona/ covid-19
Bentuk implementasi fungsi perlindungan dalam pencgahan
penyebaran virus corona/covid 19 antara lain:
1) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota berusaha untuk membekali diri dengan
pengetahuan yang benar terkait konsep dasar virus corona,
langkah pencegahan dan penyebaran virus corona serta
menyimpan dengan baik nomor telp darurat yang terkait
dengan penanganan virus corona.
2) Orantua senantiasa menjaga kebersihan barang dan
lingkungan terdekat anak seperti peralatan beribadah,
peralatan mandi, peralatan makan, pakaian, peralatan tidur,
tempat bermain anak dan sebagainya
3) Orangtua senantiasa menyediakan asupan makanan yang
bergizi lengkap dan seimbang untuk meningkatkan imunitas
seluruh anggota keluarga
4) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh angota untuk mengurangi aktivitas di luar rumah,
menjaga jarak dengan orang yang kurang sehat serta sedapat
mungkin menghindari aktivitas pertemuan dengan jumlah
banyak orang seperti rapat, konser, festival, konferensi atau
acara olahragaa tujannya agar virus tersebut tidak tertular
kepada orang yang sehat.
5) Orangtua senantiasa menyediakan sabun dan cairan
pembersih antiseptik di sekitar tempat bermain anak.
6) Orangtua senantiasa membersihkan dan menjaga kebersihan
rumah, memastikan rumah mendapatkan sinar matahari dan
pertukaran udara yang cukup.
33. 7) Orangtua senantiasa memastikan anak sebisa mungkin agar
terhindar dari keramaian dan senantiasa menjaga jarak aman
terutama dengan orang berada dalam kondisi kurang sehat.
5. FUNGSI REPRODUKSI
a. Pengertian
Keluarga menjadi pengatur reproduksi keturunan secara sehat dan
berencana, sehingga anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi
penerus yang berkualitas. Keluarga menjadi tempat mengembangkan
fungsi reproduksi secara menyeluruh, termasuk seksualitas yang
sehat dan berkualitas, dan pendidikan seksualitas bagi anak. Keluarga
juga menjadi tempat memberikan informasi kepada anggotanya
tentang hal-hal yang berkitan dengan seksualitas. Melanjutkan
keturunan yang direncanakan dapat menunjang terciptanya
kesejahteraan keluarga.
b. Nilai Karakter
Dalam fungsi reproduksi terdapat tiga nilai yang perlu ditanamamkan
dan terapkan dalam keluarga. Nilai-nilai tersebut adalah :
1) Tanggungjawab, yaitu kemampuan seseorang untuk
mengetahui serta melakukan apa yang jadi tugasnya Keluarga
membicarakan secara bijaksana kepada anak anaknya terkait
perilaku seksual sehingga anak mengetahui dan
bertanggungjawab atas segala akibat yang terkait seksualitas.
2) Sehat, yaitu keadaan sehat secara fisik, fungsi dan system
reproduksi serta rohani/ emosional. Orang yang sehat dalam
fungsi reproduksi adalah orang yang mampu menjaga
kebersihan dan kesehatan reproduksinya.
3) Teguh, yaitu kemampuan seseorang dalam menjaga kesucian
organ reproduksinya sebelum menikah. Keluarga secara tegas
menanamkan kepada anggotanya untuk menjaga kesucian
organ reproduksi dengan tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah, dan menghindari pelecehan seksual.
c. Penerapan di keluarga
34. Penerapan dalam keluarga terkait fungsi reproduksi adalah sebagai
berikut:
1) Mengenalkan kepada anak tentang jenis kelaminnya serta jenis
kelamin seluruh anggota keluarga disertai penjelasan ciri-ciri
masing-masing jenis kelamin seluruh anggota keluarga
2) Menjelaskan kepada anak bagian-bagian anggota tubuhnya
yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali
Ibunya serta berteriak jika ada orang lain selain ibunya yang
menyentuhnya.
3) Mengajarkan kepada anak untuk selalu berpakaian sopan
4) Mengajarkan anak untuk menghindari permainan yang
membahayakan alat kesehatan reproduksinya.
d. Implementasi fungsi reprodukasi dalam pencegahan virus
corona/ covid-19.
Implementasi fungsi reproduksi dalam pencegahan virus corona/covid
19 antara lain:
1) Keluarga sebagai kesinambungan generasi harus terjaga dari
ancaman yang menurunkan kuaitas kesehatan. Khusus kepada
anak balita, ibu hamil dan lanjut usia agar menjaga kesehatan,
meningkatkan imunitas dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
2) Khusus bagi Keluarga yang didalamnya terdapat ibu hamil
senantiasa menghindari aktivitas di luar rumah dan menghindari
aktivitas pertemuan yang melibatkan banyak orang serta
mengurangi penggunaan transportasi umum.
3) Khusus bagi keluarga yang didalamnya terdapat lansia
hendaknya menyaring kebenaran informasi serta membatasi
terlalu banyak terpaparnya informasi baik berasal dari media
luring dan daring yang dapat membuat tingkat stress dan
kekhawatiran lansia dapat meningkat. Tetap melakukan aktivitas
fisik dan berolahraga ringan seperti peregangan dan aktivitas
olahraga di dalam rumah. Ajak berbincang-bincang ringan,
dengarkan dengan penuh hormat dan menghargai
pembicaraannya sehingga timbul rasa senang dan bahagia.
35. 4) Khusus bagi keluarga yang memiliki balita menghindari jaga
jarak aman dengan orang-orang yang berada dalam kondisi
kurang sehat, berikan asupan makanan yang bergizi lengkap
dan seimbang yang dapat meningkatkan imunitas tubuh,
bersihkan tangan dan tubuh sebelum berinteraksi dengan anak
balita seperti menyusui, menggendong dan bermain serta
pastikan lingkungan bermain anak bersih, jika Ibu hendak
melakukan pumping sentiasa bersihkan dan sterilkan secara
seksama seluruh peralatan pumping dengan sabun dan
antiseptik sebelum digunakan.
6. FUNGSI SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN
a. Pengertian
Keluarga sebagai tempat utama dan pertama memberikan pendidikan
kepada semua anak untuk bekal masa depan. Pendidikan yang
diberikan oleh keluarga meliputi pendidikan untuk mencerdaskan dan
membentuk karakter anak. Fungsi sosialisasi dan pendidikan memiliki
makna juga bahwa keluarga sebagai tempat untuk mengembangkan
proses interaksi dan tempat untuk belajar bersosialisasi serta
berkomunikasi secara baik dan sehat. Interaksi yang sangat intensif
dalam keluarga maka proses pendidikan berjalan dengan sangat
efektif . Keluarga mensosialisasikan kepada anaknya tentang nilai,
norma, dan cara untuk berkomunikasi dengan orang lain,
mengajarkan tentang hal-hal yang baik dan buruk maupun yang salah
dan yang benar.
b. Nilai Karakter
Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat tujuh nilai yang perlu
ditanamamkan dan diterapkan dalam keluarga. Nilai-nilai tersebut
adalah:
1) Percaya diri, yaitu kebebasan berbuat secara mandiri dengan
mempertimbangkan dan memutuskan sendiri tanpa bergantung
pada orang lain. Anak yang percaya diri ditandai dengan tidak
merasa rendah diri dan berani mengungkapkan kemampuannya.
36. 2) Luwes, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi dimanapun berada. Anak yang luwes biasanya mudah
menerima pendapat orang lain dan mudah bergaul.
3) Bangga, yaitu perasaan senang yang dimiliki ketika selesai
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang menantang kemudian
berhasil meraih sesuatu yang diinginkan. Bangga ditandai oleh
kesenangan seseorang setelah berhasil mencapai sesuatu yang
diinginkan tanpa diiringi dengan sikap sombong.
4) Rajin, yaitu menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan
tugas dan pekerjaannya dan berusaha mendapatkan hasil yang
terbaik.
5) Kreatif, yaitu mendapatkan dan mengembangkan banyak cara
atau ide untuk melakukan sesuatu hingga berhasil.
6) Tanggungjawab, yaitu mengetahui dan melaksanakan apa yang
menjadi tugasnya.
7) Kerjasama, yaitu melakukan suatu pekerjaan secara bersama-
sama dan ikhlas.
c. Penerapan di keluarga
Penerapan fungsi sosialisasi dan pendidikan di keluarga antara lain :
1) Orangtua senantiasa menghargai setiap usaha yang telah
dilakukan oleh anak walaupun belum sesuai pencapaian yang
diinginkan. Caranya dengan memberikan pujian dan hadiah
yang bermanfaat serta tidak memarahi anak jika anak belum
berhasil mencapai target yang diinginkan.
2) Memberikan motivasi dan kepercayaan kepada anak untuk
berani tampil di depan umum
3) Memberikan kesempatan dan mendorong anak untuk mau
bersosialisasi dengan teman sebaya, keluarga besar, teman di
sekolah, tetangga, tokoh agama dan masyarakat dan
lingkungan sekitar
4) Mengajak anak untuk membantu pekerjaan rumah sesuai
dengan kemampuannya
5) Mendorong dan memberikan stimulasi kepada anak untuk
menghasilkan sesuatu yang kreatif yang sesuai dengan bidang
37. yang ia minati seperti kerajinan tangan, membuat poster,
menggambar, menyanyi, menulis dan lain sebagainya.
6) Mengajarkan anak untuk selalu membereskan dan menyimpan
mainan, alat makan, peralatan ibadah setelah digunakan.
7) Membiasakan anak-anak untuk bermain dan bekerja kelompok.
d. Implementasi fungsi sosialisasi dan pendidikan dalam
pencegahan virus corona/ covid-19
Bentuk implementasi fungsi pendidikan dan sosialisasi dalam
pencgahan penyebaran virus corona/covid 19 antara lain:
1) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa berusaha
menyampaikan informasi yang benar terkait virus corona,
pencegahan dan bagaimana agar terhindar dari penyebarannya
kepada anak secara sederhana, mudah dimengerti, sesuai
dengan tahapan perkembangan anak tanpa ada kesan menakuti
anak.
2) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mendorong
seluruh anggota keluarga untuk membiasakan segera setelah
bermain dan keluar rumah untuk mencuci tangan serta
menggunakan sabun antisetik dan air yang mengalir serta
mengganti pakaian menggunakan pakaian yang bersih.
3) Orangtua secara bertahap mengajarkan anak tentang
bagaimana cara membersihkan tangan dengan benar dan
membiasakan untuk melakukannya secara terus menerus
terutama setelah selesai bermain dan beraktivitas di luar rumah
4) Orangtua membiasakan anak untuk mandi dengan bersih
menggunakan sabun antiseptik minimal dua kali sehari serta
mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih.
5) Memastikan seluruh anggota keluarga menjalankan etika dalam
kehidupan sosial termasuk etika batuk dengan menutup mulut
atau menggunakan masker dan menjaga diri dengan selalu
bersih terutama cuci tangan pakai sabun anti kuman.
7. FUNGSI EKONOMI
a. Pengertian
38. Keluarga adalah sebagai tempat utama dalam membina dan
menanamkan nilai-nilai yang berhubungan dengan keuangan dan
pengaturan penggunaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan mewujudkan keluarga sejahtera. Keluarga sebagai tempat untuk
memperoleh makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan materi
lainnya serta memberikan dukungan finansial kepada anggotanya.
b. Nilai Karakter
Dalam fungsi ekonomi terdapat lima nilai yang perlu ditanamamkan
dan diterapkan dalam keluarga. Nilai-nilai tersebut adalah:
1) Hemat, yaitu berhati-hati dalam menggunakan uang Orang
hemat ditandai oleh tidak bersikap boros, berbelanja sesuai
kebutuhan dan kemampuan.
2) Teliti, yaitu selalu berhati-hati dalam segala hal. Orang yang teliti
selalu mempertimbangkan untung rugi dan memperkecil
kesalahan dalam segala tindakannya.
3) Disiplin, yaitu selalu mematuhi aturan yang telah ditentukan.
Orang yang disiplin biasanya melakukan pembayaran dengan
tepat waktu, menabung secara rutin dan mematuhi kesepatan
kerjasama dalam usaha.
4) Peduli, yaitu menanggapi perasaan orang lain. Orang peduli
selalu ingin membantu orang lain yang mengalami kesulitan.
5) Ulet, yaitu berusaha keras untuk mencapai tujuan Orang ulet
ditandai tidak pernah putus asa dan selalu ingin mencoba
kembali jika mengalami kegagalan.
c. Penerapan di keluarga
Penerapan fungsi ekonomi dalam keluarga antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Membiasakan anak untuk membeli barang sesuai dengan
kebutuhannya, akan lebih baik jika Kita mengajak anak
berbelanja anak mencatat ataupun mengingat barang yang ingin
dibelinya.
2) Membiasakan anak untuk mengkonsumsi makanan yang
disiapkan oleh keluarga.
39. 3) Membiasakan anak untuk teliti memeriksa kualitas barang yang
akan ia beli
4) Membiasakan anak untuk menabung
5) Membiasakan anak untuk menyisihkan uang untuk membantu
kesulitan orang lain atau orang yang tertimpa musibah atau
bencana
6) Membiasakan anak untuk tidak mudah menyerah dan selalu
berusaha mencoba kembali jika gagal melakukan sesuatu.
d. Implementasi fungsi ekonomi dalam pencegahan virus corona/
covid-19
Implementasi fungsi keagamaan dalam pencegahan virus corona/
covid 19 antara lain:
1) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mengingatkan
seluruh anggota keluarga untuk senantiasa menanamkan pola
hidup yang hemat dengan selalu menjaga dan memelihara
kesehatan diri dan keluarga untuk menunjukan betapa mahalnya
biaya berobat dan betapa susahnya kehilangan hari kerja dan
hilangnya kebahagiaan akibat penyebaran virus corona ini.
2) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mengingatkan
seluruh anggota keluarga untuk tidak membeli secara berlebihan
barang-barang sembako dan alat pencegahan penyebaran virus
corona.
8. FUNGSI PEMBINAAN LINGKUNGAN
a. Pengertian
Keluarga memiliki peran mengelola kehidupan dengan tetap
memelihara lingkungan di sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun
sosial, dan lingkungan mikro, meso, dan makro. Keluarga berperan
untuk membina lingkungan masyarakat dan lingkungan alam sekitar.
Keluarga dan anggotanya harus mengenal tetangga dan masyarakat
di sekitar serta peduli terhadap kelestarian lingkungan alam. Sikap
peduli keluarga terhadap lingkungan utuk memberikan yang terbaik
bagi generasi yang akan datang
b. Nilai Karakter
40. Dalam fungsi pembinaan lingkungan terdapat empat nilai yang perlu
ditanamamkan dan diterapkan dalam keluarga. Nilai-nilai tersebut
adalah:
1) Bersih, yaitu kondisi lingkungan yang bebas dari kotoran, polusi
dan sampah. Orang bersih dicirikan selalu menjaga kebersihan
diri dan lingkungannya.
2) Displin, yaitu selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
Orang disiplin dicirikan oleh perilaku yang tidak pernah merusak
lingkungan dan mematuhi aturan yang berlaku.
3) Pengelolaan, yaitu upaya untuk memelihara, memanfaatkan dan
memperbaiki lingkungan.
4) Pelestarian, yaitu upaya untuk menjaga keserasian antara
keluarga dan lingkungan. Keluarga dan lingkungan saling
mempengaruhi oleh karena itu kondisi lingkungan perlu dijaga
kelestariannya untuk mewujudkan kesejahteraan dan memberi
manfaat bagi seluruh anggota keluarga.
c. Penerapan di keluarga
Penerapan fungsi pembinaan lingkungan antara lain sebagai berikut:
1) Membiasakan anak untuk senantiasa menjaga kebersihan salah
satu caranya dengan membuang sampah pada tempatnya
2) Membiasakan anak untuk mematikan alat elektronik digunakan
seperti mematikan TV, AC lampu serta mematikan kran air yang
tidak lagi dipergunakan.
3) Membiasakan anak untuk mengambil sampah yang tergeletak
tidak pada tempatnya dan membuang ke tempat sampah.
4) Membiasakan anak untuk mencintai lingkungan dan tidak
merusak lingkungan, Contohnya menanam tanaman, menyirami
tanaman, tidak menginjak rumput, mencabut tanaman secara
sembarangan dan lain sebagainya,
d. Implementasi fungsi pembinaan lingkungan dalam pencegahan
virus corona/ covid 19
Implementasi fungsi pembinaan lingkungan dalam pencegahan virus
corona/covid 19 antara lain:
41. 1) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mengingatkan
seluruh anggota keluarga untuk peduli pada kebersihan dan
kelestarian lingkungan serta bersama masyarakat sekitar
membangun semangat bergotong royong agar terhindar dari
paparan penyakit dan virus.
2) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mengajak
seluruh anggota keluarga untuk senantiasa secara berkala
membersihkan rumah dan lingkungan sekitar dengan melakukan
pembagian tugas dan pemberian jadwal piket kebersihan setiap
hari.
3) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mengingatkan
seluruh anggota keluarga untuk menjaga dan mengunakan
energi yang ada di lingkungan secara hemat dan tidak
berlebihan. Caranya dengan mematikan peralatan elektronik
setelah tidak lagi dipergunakan, mematikan kran air setelah
selesai dipergunakan untuk membersihkan tangan dan tubuh
menggunakan sabun.
4) Orangtua sebagai pemimpin keluarga senantiasa mengingatkan
seluruh anggota keluarga untuk membersihkan saluran air,
menanam tanaman obat-obatan, buah-buahan dan sayur-
sayuran yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
D. CARA MENGHIDUPKAN AKTIVITAS DI DALAM RUMAH SELAMA MASA
KARANTINA
1. Upaya-upaya Antisipasi Pencegahan Penyebaran COVID 19 di
Rumah
Cegah Corona melalui gerakan hidup sehat (GERMAS) yang
digagas oleh Kemenkes sejak merebaknya wabah corona yang ditandai oleh
terinfeksinya dua WNI positif corona yang merupakan imbauan kepada
masyarakat Indonesia untuk:
1. Makan dengan gizi seimbang
2. Rajin olahraga dan istirahat secukupnya
3. Cuci tangan dengan sabun
4. Jaga Kebersihan lingkungan
5. Tidak Merokok
42. 6. Tutup mulut dengan masker atau lengan atas bila batuk
7. Minum air mineral 8 gelas/hari
8. Jangan memakan daging hewan yang berpotensi menularkan corona
9. Bila merasa demam dan sesak, segera ke rumah sakit
10. Jangan lupa berdoa
Cara penularan corona meliputi:
1. Virus menyebar melalui tetesan yang masuk ke dalam mata, hidung, atau
mulut
2. Terkena liur orang sakit yang menempel pada benda
3. Menyentuh wajah setelah tidak sengaja memegang benda yang terkena
virus.
Tips menghadapi merebaknya COVID 19 antara lain:
1. Sebaik menjaga jarak sekitar 0.5 meter sampai 2 meter dari orang sakit
yang batuk/bersin
2. Berikan masker pada orang sakit. Atau, gunakan masker untuk
melindungi diri sendiri
Peribahasa yang menyatakan bahwa pelabuhan terakhir kita adalah
rumah dan kita bisa tentukan waktunya sebentar atau selamanya karena itu
corona pun akan berlabuh tidak selamanya di negara tercinta kita sehingga
mari kita mulai bersama sama untuk CEGAH CORONA. Adapun upaya yang
akan kita lakukan intervensi dalam keluarga Indonesia yang dapat dilakukan
adalah mulai memetakan siapa saja anggota keluarga di rumah yang dapat
digolongkan sebagai berikut dewasa, lansia, ibu hamil dan menyusui, remaja,
dan bayi, balita, anak. Setelah memetakan anggota keluarga kita di rumah
maka lakukan gerakan TIGA DTC meliputi:
1. Diskusikan, ajaklah anggota keluarga untuk berdiskusi mengenai hal
yang diketahui tentang virus corona. Dengarkan dengan baik. Setelah itu,
beri pemahaman dan koreksi informasi yang tidak tepat mengenai virus
corona pada semua anggota keluarga.
2. Tenangkan, umumnya anak-anak dan lansia akan lebih fokus dengan
cerita yang menakutkan seperti kematian dan keganasan virus. Maka
jelaskan kepada mereka dengan tenang untuk tidak perlu khawatir karena
virus corona dapat dicegah dan bisa sembuh. Orang tua juga perlu
43. memastikan bahwa seluruh anggota keluarga akan tetap aman selama
mengikuti arahan dan akan selalu melindungi mereka.
3. Cegah, menerapkan Gaya Hidup Sehat di dalam keluarga, mengingatkan
untuk selalu dalam kondisi higienis, menjaga diri masing-masing dengan
mencuci tangan dan mandi secara teratur, memberikan contoh konkret
dan bersama-sama mencegah penyebaran virus di keluarga dan
lingkungan sekitar.
2. Tindakan yang Wajib dilakukan terhadap Anggota Keluarga pada
Masa Karantina COVID 19 di Rumah
Keluarga wajib melakukan hal sebagai berikut dalam masa karantina
COVID 19 di rumah sebagai berikut:
1. Lindungi keluarga dengan tetap menjaga jarak sosial dengan jarak
minimal 1-2 meter
2. Biasakan dan ingatkan anggota untuk tidak menyentuh wajah, hidung
dengan tangan
3. Imbau anggota keluarga untuk mencuci tangan secara teratur 20 menit
sekali
4. Hindari kerumunan orang dan berpergian ke ruang publik baik terbuka dan
tertutup
5. Sediakan nomor kontak layanan kesehatan rujukan untuk mengantisipasi
kejadian terpaparnya covid 19
6. Sediakan obat-obatan yang dapat menjadi pertolongan pertama dan
peralatan kesehatan lain seperti masker, tissue antiseptic, dll di rumah
7. Cukupkan persediaan sembako untuk jangka waktu tertentu selama masa
karantina.
Apabila keluarga dengan ibu hamil/ibu menyusui maka yang wajib dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Apabila batuk segera tutup mulut dengan lengan bagian dalam.
2. Hindari orang-orang yang sedang sakit flu, demam dsb
3. Bersihkan tangan dengan air, sabun, cairan antiseptic baik dalam setiap
kegiatan dan kegiatan menyusui sebelum mengangkat dan menyentuh
bayi
4. Gunakan masker selama aktivitas menyusui bayi
44. 5. Apabila ibu melakukan pumping maka biasakan semua peralatan higienis
dan peralatan dipegang dengan tangan yang sebelumnya sudah dicuci
dengan sabun, antiseptic dan sejenisnya.
Keluarga yang hidup dengan lansia wajib melakukan hal sebagai berikut:
1. Batasi menerima terlalu banyak informasi dari berbagai media online dan
offline karena terlalu sering menerima informasi yang menakutkan
membuat lansia menjadi mudah stress
2. Lakukan perawatan kebugaran tubuh melalui aktivitas latihan
pernapasan, peregangan fisik, dan meditasi
3. Lakukan aktivitas bersama keluarga di rumah yang sangat disukai dan
membuat diri nyaman
4. Lakukan komunikasi dengan orang lain, teman, keluarga jauh baik dengan
sarana komunikasi seperti telepon, handphone untuk menceritakan
pengalaman pribadi
5. Hubungi nomor layanan kesehatan yang menjadi rujukan bila terdapat
symptom yang dirasakan mengganggu.
Keluarga yang hidup dengan salah satu anggota keluarga yang dalam
kondisi sakit/perawatan yang wajib dilakukan sebagai berikut:
1. Tetap berada di rumah dan jaga kontak dengan dokter yang biasa
menangani
2. Hindari penggunaan transportasi publik
3. Hindari menggunakan barang pribadi bersama di rumah dan lakukan
penyemprotan desinfektan
4. Hindari dan Jauhi kontak dengan orang lain di sekitar
5. Hindari kontak dengan hewan peliharaan di rumah dan binatang lainnya
6. Gunakan masker selama beraktivitas baik di rumah maupun luar rumah
7. Tutupi batuk dan bersin dengan lengan bagian dalam
8. Perhatikan semua symptom penyakit yang sedang diderita dan upayakan
lakukan tes COVID-19
Berdasarkan sumber dari Kementerian Kesehatan, yang membagi status
terkait Risiko COVID-19 antara lain:
1. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
45. Semua yang datang dari daerah wabah masuk ke Indonesia. Hal ini
didasarkan dari Data dari Imigrasi dan tak semua ODP diterjemahkan
sakit
2. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
ODP yang mengalami keluhan gejala influenza sedang, lalu menjalani
perawatan. Demi meningkatkan kewaspadaan, PDP ini juga diperiksa
intensif
3. Suspect
PDP yang telah diyakini memiliki riwayat kontak dengan orang positif
COVID 19. Hasilnya setelah diobservasi ada dua yakni negative dan
positif
4. Positive COVID 19
Suspect yang dinyatakan terinfeksi virus corona (COVID 19)
3. Gerakan Kembali ke Rumah melalui Stay Home Save Lives
Gerakan Kembali Ke Rumah dengan STAY HOME SAVE LIVES
yang bermakna bahwa keluarga diimbau untuk tetap tinggal di rumah yang
bertujuan untuk menyelamatkan banyak nyawa di negara ini. Masa karantina
menjadi momen penting setiap anggota keluarga untuk tetap tinggal di rumah
dalam waktu yang mengikuti instruksi pemerintah. Terdapat berbagai aktivitas
keluarga selama masa karantina Covid-19 dengan singkatan STAY HOME
yang dapat dijelaskan dengan rinci sbb:
S = Sports
Olahraga menjadi salah satu kegiatan efektif yang bisa dilakukan saat
keluarga sedang libur selama masa karantina. Selain menyehatkan, aktivitas
ini mampu membuat seluruh anggota keluarga lebih sehat serta terhindar dari
bahaya virus corona. Olahraga tetap mempertimbangkan tempat yang aman
dan bersih.
T = Teaching & Learning
Dalam masa karantina sebaiknya orangtua tetap membuat jadwal untuk
belajar bagi anak-anak dan remaja usia sekolah. Gaya pembelajaran mungkin
dapat dilakukan dengan menyesuaikan gaya belajar masing-masing anak
sehingga belajar di rumah akan sangat menyenangkan tanpa ada paksaan.
46. Orangtua perlu banyak mengambil referensi buku atau konsultasi dengan
gurunya lewat media komunikasi.
A = Art & Craft
Kegiatan lain yang bisa dilakukan anak saat mengisi waktu liburan yaitu
membuat prakarya. Tak perlu sulit, cukup yang sederhana seperti membuat
tempat pensil dari stik es krim. Namun, tetap memperhatikan bahan-bahan
yang digunakan.
Y = Yelling
Jika beberapa kegiatan sebelumnya membosankan, membuat pertunjukkan
atau permainan bisa menjadi pilihan untuk mengisi waktu liburan karantina.
Banyak hal yang bisa dibuat pertunjukkan, seperti menari, menyanyi, dan
beberapa games fisik.
H = Healthy Life
Menjaga untuk bergaya hidup sehat dengan terus mengkonsumsi nutrisi dan
makanan sehat. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajari sang buah hati
khususnya melakukan bersama keluarga untuk memasak, bercocok tanam
di lingkungan rumah, dan melakukan kerjabakti untuk membersihkan rumah.
Kegiatan ini mampu menambah wawasan dan meningkatkan kreativitas anak.
O = Outbound
Kegiatan outbound bisa dilakukan di taman rumah baik itu bentuknya
camping, piknik, makan bersama di taman rumah bila terdapat ruang terbuka
di rumah
M = Mobile Technology
Penggunaan teknologi smartphones dan internet dapat digunakan selama
masa libur karantina dengan mengajak anak menonton film via internet di
rumah, membrowsing, dan memperkenalkan teknologi tepat guna bagi anak
dengan batasan dan pengawasan yang tetap dilakukan orangtua
E = Experiment
47. Setiap anak pasti suka membuat atau menciptakan sesuatu yang baru
dilihatnya. Tidak sedikit percobaan sains yang tidak memerlukan bahan kimia
apapun, seoerti membuat roket dari botol bekas dan minuman bersoda atau
yang lainnya. Hal yang mampu membuat kreativitas anak menjadi meningkat.
VI. EVALUASI
1. Dilakukan selama proses pembelajaran e-learning melalui live chat “zoom
meeting”
2. Menjawab seluruh pertanyaan melalui link Quiz di E-Learning.
VII. REFERENSI
1. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kementerian
Kesehatan RI, diunduh melalui http://promkes.kemkes.go.id/pedoman-phbs
2. Bahan penyuluhan Bina Keluarga Balita dan Anak “Penanaman dan
Penerapan Nilai Karakter melalui 8 Fungsi Keluarga” pegangan kader BKB
dan orang tua. BKKBN 2017
3. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
Revisi ke-3, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementrian Kesehatan
4. Revisi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
(Covid 19) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
5. https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/15/110300423/cegah-
penyebaran-corona-pahami-cara-pakai-masker-yang-benar?page=2.
6. https://www.covid19.go.id/2020/03/17/1331/
7. Frequently Asked Questions (FAQ) COVID-19 per 6 Maret 2020 Kementerian
Kesehatan RI
8. https://www.tagar.id/
9. https://www.kemkes.go.id/article/view/20030400005/jaga-diri-dan-keluarga-
anda-dari-virus-corona---covid-19.html
10. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/symptoms-testing/share-
facts.html