SlideShare a Scribd company logo
1Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
PEMBUATAN SIMPLISIA DARI TANAMAN OBAT
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami cara budidaya tanaman obat
2. Siswa dapat memahami cara pengolahan simplisia
3. Siswa dapat mengetahui pemalsuan dan penurunan mutu simplisia
4. Siswa dapat memahami cara pembuatan simplisia dan serbuk simplisia
5. Siswa dapat mengetahui cara pengambilan contoh simplisia
6. Siswa dapat memahami cara pemeriksaan untuk penilaian simplisia
B. Ringkasan Materi
1. BUDIDAYA TANAMAN OBAT
Budidaya tanaman obat pada hakikatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu
tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika
tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah sepadan,
iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Keseragaman kandungan dari budidaya tanaman dipengaruhi oleh:
Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan, penanganan panen (umur dan
bagian tumbuhan)
Jenis tumbuhan (kesamaan morfologi) dipilih bibit unggul
Lingkungan tempat tumbuh, tinggi tempat tumbuh dari permukaan laut, keadaan tanah,
cuaca, musim, keadaan dan lama sinar matahari, suhu, dan curah hujan
Tahap pembudidayaan tanaman dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Pengolahan Tanah
 Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pengolahan tanah bertujuan
menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Untuk
pengolahan tanah diperlukan kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi, jika kesuburan telah
dipenuhi untuk jenis tanaman tertentu yang diusahakan, maka dapat dikatakan tanah tertentu
subur bagi tanaman tertentu.
 Pengolahan tanah juga dapat menghilangkan gulma yang merupakan saingan
tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
Kesuburan
Fisik
Berhubungan dengan struktur tanah: susunan butiran tanah, udara &
air. Sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat
yang diperlukan tanaman
Kesuburan
Kimiawi
Berhubungan dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan
nutrisi tanaman
Pengolahan tanah
Penanaman
Pemeliharaan tanaman
Pemungutan hasil (panen)
2Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air. Dalam
pengolahan tanah memerlukan waktu untuk terjadinya proses fisik, kimia, dan biologis dalam
tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
 Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat,
antara lain:
a Bagi tanaman obat yang diambil hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya
dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25-45 cm), struktur gembur
sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik.
b Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman. Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi
kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan
terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada
waktu membuat lubang tanah (sedalam 40X60 cm) bagi tanaman obat berbentuk
pohon, seperti cengkeh (Eugenia caryophyllata)
c Pembuatan teras-teras apabila tanah terlalu miring, agar erosi dapat diperkecil, misal
dalam penanaman sereh (Cymbopogon nardus)
d Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu
untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti kumis kucing (Orthosiphon stamineus),
Mentol (Mentha piperita)
e Pembuatan gulu dan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama
bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air, seperti cabai (Capsicum
annuum)

b) Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih atau
stek) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan
tanaman ke lahan yang telah disediakan. Persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang
pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil
sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu musim tanam tiba (umumnya
pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh
lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorriza), rimpang ditunaskan lebih dahulu
pada persemaian yang lembap dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan
tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain:
 Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup
panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
 Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologis
tanaman pemeliharaan dan estetika.
 Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya
matahari, misalnya mentol (Mentha piperita).
 Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan ataupun
untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung,
misalnya kemukus (Piper cubeba). Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap
persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal
tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman),
menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat
penopang bagi tanaman obat yang berbatang dengan sistem tanaman ganda, tiang
penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
 Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya
persaingan antar tanaman dan kesuburan tanah.
c) Pemeliharaan Tanaman
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
3Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus ditekan
sehingga batas tertentu. Faktor penghambat lingkungan fisik dan kimia, seperti kekurangan air,
tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakuka
pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau
(Nicotiana tobacum) dan tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
 Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak
mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis)
hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan sementara.
 Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat mengurangi
kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu kebersihan hasil pada saat
panen (misal pada tanaman Mentha arvensis)
 Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah tempat tumbuh.
 Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan ait yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
 Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembapan tanah dapat
tetap sesuai, dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe (Zingiber
officinale) pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35%.
Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke generatif yang
banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai sumber energi
tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glioksida diosgenin
dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.
Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat menambah
jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar bertambah. Misalnya
pada tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus)
Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar Pule pandak
(Rauwolfia serpentina)
d) Pemungutan Hasil (Panen)
Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kuantitas
dan kualitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu
konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu berubah
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelambak (Rheum officinale)
tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim dingin, melainkan antranol, yang
dirubah penting dalam akumulasi bahan yang diinginkan.
Beberapa penentuan (pedoman) saat panen:
i. Bagi tanaman empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan umumnya pada
saat bagian tanaman di atas tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada
musim kering, dan jika yang diambil akarnya. Misalnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza)
ii. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah.
Misal tanaman saga (Abrus praecatorius)
iii. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh
(Eugenia caryophyllata)
iv. Bunga dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum
graveolens) dipetik setelah masak benar.
v. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
vi. Kulit diambil sewaktu bertunas
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
4Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
2. PENGOLAHAN SIMPLISIA
a) Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera dikeringkan.
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin dalam penyimpanan,
mencegah pertumbuhan jamur serta mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang
dapat menurunkan mutu, memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya (ringkas,
mudah disimpan, dan tahan lama).
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu karena semakin tinggi suhunya
semakin cepat kering, tetapi harus dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di dalam sel
yang kebanyakan tidak tahan panas, kelembapan dan aliran udara (ventilasi), ketebalan dan
luas permukaan bahan yang dikeringkan. Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dari
suhu buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau komponen
lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan aliran udara
berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida, umumnya
dikeringkan pada suhu kurang dari 70 .℃
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan, hendaknya simplisia jangan
tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat. Sering suhu
yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya
pada pengeringan temulawak suhu awal pengeringan dengan panas buatan antara 50-55 .℃
b) Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau
mikroba dengan penambahan kloroform, karbon tetraklorida, etilenoksida atau pemberian bahan
atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa
yang membahayakan kesehatan.
c) Wadah dan Bungkus
Wadah atau bungkus tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik
secara kimia maupun secara fisika yang dapat mengakibatkan perubahan potensi, mutu, dan
kemurnian. Jika pengaruh itu tidak dapat dihindarkan, maka perubahan yang terjadi tidak boleh
sedemikian besar sehingga menyebabkan bahan yang disimpan tidak memenuhi syarat baku.
Wadah tertutup baik: harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat dari luar
dan mencegah kehilangan waktu pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam keadaan
biasa dan dengan cara biasa.
Wadah tertutup rapat: harus melindungi isinya tehadap masuknya bahan padar atau
lengas dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan dan penguapan pada waktu
pengurusan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam keadaan biasa dan dengan
cara biasa.
d) Suhu Penyimpanan
Apabila tidak dinyatakan lain, simplisia disimpan di tempat terlindung dari sinar matahari
dan pada suhu kamar simplisia yang mudah menyerap air harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat yang berisi kapur tohor.
Beberapa suhu penyimpanan sebagai berikut:
i. Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 8 , Lemari pendingin mempunyai suhu antara 2 -℃ ℃
8 , sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -20 dan - 10 .℃ ℃ ℃
ii. Sejuk : adalah suhu antara 8 dan 15 . Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus℃ ℃
disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
iii. Suhu kamar: adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
diatur antara 15 dan 30 .℃ ℃
iv. Hangat: hangat adalah suhu antara 30 dan 40 .℃ ℃
v. Panas berlebih: panas berlebih adalah suhu di atas 40 .℃
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
5Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
Disimpan terlindung dari sinar matahari berarti bahwa simplisia harus disimpan dalam
wadah atau botol yang dibuat dari kaca inaktinik berwarna hitam, merah atau cokelat, sirkulasi
udara harus selalu lancar. Prinsip penyimpanan dianjurkan menggunakan sistem first in - first
out (yang masuk awal harus dikeluarkan lebih dahulu dibandingkan dengan yang masuk
belakangan). Penyimpanan simplisia sebaliknya tidak terlalu lama, dalam jangka waktu tertentu
harus dilakukan pengecekan dan pengujian suhu.
e) Tanda dan Penyimpanan
Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna
merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk
daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus
disimpan dalam lemari terkunci.
f) Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang
diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan atau isolasi
minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan struktur mikroskopis serbuk yang berasal dari simplisia
nabati dan simplisia hewani dapat tercakup dalam masing-masing monografi, sebagai petunjuk
identitas, mutu atau kemurniannya.
i. Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran hewan, tidak
boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau
menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain; tidak boleh mengandung bahan lain yang
beracun atau berbahaya.
ii. Simplisia hewani harus bebas dari fragmen hewan asing atau kotoran hewan, tidak boleh
menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh
mengandung cendawan atau tanda-tanda pengotoran lainnya, tidak boleh mengandung
bahan lain yang beracun atau berbahaya.
iii. Simplisia pelikan harus bebas dari pengotoran oleh tanah, batu, hewan, fragmen hewan
atau bahan asing lain.
Dalam perdagangan, jarang dijumpai simplisia nabati tanpa berikut atau tercampur bagian
lain, maupun bahan asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri.
3. PEMALSUAN DAN PENURUNAN MUTU SIMPLISIA
Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan
secara tidak sengaja.
a. Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman
asal, cara panen, dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh
kelembapan, panas, atau penyulingan.
b. Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat,
misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal
dan oleh lain sebagainya.
c. Simplisia dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan
atau serangga.
d. Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-
bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai
Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
e. Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain
yang tidak semestinya. Misalnya minyak Zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual
dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah,
ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar
warnanya tampak seperti keadaan semula.
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
6Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
4. PEMERIAN
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi yang
diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman (kulit, daun,
akar, dan sebagainya).
5. ISI SIMPLISIA
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan tentang
isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan gelanik.
6. PENGGUNAAN
Penggunaan merupakan petunjuk mengenai kerja farmakologik atau penggunaan secara
tradisional untuk pengobatan dan tidak berarti bahwa simplisia yang bersangkutan tidak mempunyai
khasiat dan penggunaan lain.
7. PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA
a) Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau
dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan, ayak. Kecuali
dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan.
b) Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada suhu
serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
c) Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat
tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium, boleh ditambahkan serbuk sejenis
yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan
lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi
persyaratan.
8. PENGAMBILAN CONTOH
Contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang
disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil analisis baik kualitatif maupun
kuantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang dapat
diterapkan untuk bahan nabati.
Contoh dalam skala besar, jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan
keterangan etiket menunjukkan bahwa bets dianggap homogen, ambil contoh secara terpisah dari
berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan di bawah ini. Jika bets tidak dapat
dianggap homogen, bagi menjad bebebrapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan
pengambilan contoh pada maisng-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen.
Jumlah Wadah dalam Bets (N) Jumlah Wadah yang harus Diambil Contohnya (n)
1 - 10 semua
11 - 19 11
> 19
N = 10 +
Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi
Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah, dan bawah dari setiap wadah. Jika
contoh bahan terdiri dari bagian-bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua bahan
yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu alat
pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
7Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa
bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan
dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10
cm, karena kelembapan bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam. Persiapkan
contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh yang telah
diambil dari setiap wadah yang telah terbuka dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat
fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembapan secara bermakna.
9. PENILAIAN OBAT
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia.
a. Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindra dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, bau,
rasa pada lidah dan tangan, kadang-kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini
diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan-retakan atau gambaran-
gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal dan lain sebagainya). Pemeriksaan
secara organoleptik harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan dengan cara
lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan
hasil baik. Pada simplisia serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak
dengan cara organoleptik
b. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
c. Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut, bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat
simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain
sebagainya.
d. Secara Kimia
Yang bersifat kualitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau
pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap
zat yang dikehendaki, misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi.
Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kuantitatif disebut penetapan kadar.
e. Secara Hayati/ Biologi
Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
10. URAIAN TENTANG SIMPLISIA
a. Buku-buku yang digunakan:
i. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI (Farmakope Indonesia)
ii. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI (Extra Farmakope Indonesia) dan
dianggap masih relevan untuk diketahui siswa
iii. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (Materia Medika Indonesia)
iv. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI
v. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh maupun
keterangan lain.
b. Uraian masing-masing simplisia meliputi:
i. Nama dan sinonim/ nama lain simplisia
ii. Tanaman asal simplisia
iii. Familia atau keluarga simplisia
iv. Isi/ zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
8Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
v. Pengunaannya
vi. Pemerian
vii. Bagian yang digunakan
viii. Keterangan mengenai:
a) Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form. Nas yang masih digunakan
b) Penyimpanan
c) Jenis-jenisnya
d) Waktu panen/ cara memperoleh
e) Keterangan lain yang dianggap perlu
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
9Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa
9Farmakognosi
Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini”
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
Bahan Bacaan Siswa

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
Haniatur Rohmah
 
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )Rona Lastikasari
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
Wayan Permadi
 
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Wulung Gono
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Ungt Iecoris
Ungt Iecoris Ungt Iecoris
Ungt Iecoris
Novia Anwar
 
Klasifikasi buah (4)
Klasifikasi buah (4)Klasifikasi buah (4)
Klasifikasi buah (4)
Andrew Hutabarat
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
Sapan Nada
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
Tazkiyatan Isria
 
Anatomi Tumbuhan : Akar
Anatomi Tumbuhan : AkarAnatomi Tumbuhan : Akar
Anatomi Tumbuhan : Akar
Ade Irma Suryani
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
Wulung Gono
 
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaLaporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Nurlita Yuliandari
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
Abulkhair Abdullah
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
Agung Sugiharto
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
Dhek Prasetya
 
Kul ii simplisia
Kul ii simplisiaKul ii simplisia
Kul ii simplisia
AhmadPurnawarmanFais
 
pembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basahpembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basah
Sitti Nur Fadillah
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 

What's hot (20)

Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
 
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Ungt Iecoris
Ungt Iecoris Ungt Iecoris
Ungt Iecoris
 
Klasifikasi buah (4)
Klasifikasi buah (4)Klasifikasi buah (4)
Klasifikasi buah (4)
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Anatomi Tumbuhan : Akar
Anatomi Tumbuhan : AkarAnatomi Tumbuhan : Akar
Anatomi Tumbuhan : Akar
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaLaporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
Kul ii simplisia
Kul ii simplisiaKul ii simplisia
Kul ii simplisia
 
pembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basahpembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basah
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 

Viewers also liked

Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obatPembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
Wulung Gono
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Gina Sakinah
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
CTie Lupy
 
Farmakognosi Rhizoma
Farmakognosi RhizomaFarmakognosi Rhizoma
Farmakognosi Rhizoma
Yusi Seftia Kanita
 
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepayaPpt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Tia Widianti
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
Farmakognosi
Farmakognosi Farmakognosi
Farmakognosi
Citra pharmacist
 
Iso9000
Iso9000Iso9000
Klasifikasi dan morfologi tanaman talas
Klasifikasi dan morfologi tanaman talasKlasifikasi dan morfologi tanaman talas
Klasifikasi dan morfologi tanaman talas
Operator Warnet Vast Raha
 
Teaching and Learning in the Rhizome
Teaching and Learning in the RhizomeTeaching and Learning in the Rhizome
Teaching and Learning in the Rhizome
Jenny Mackness
 
Struktur umum tumbuhan
Struktur umum tumbuhanStruktur umum tumbuhan
Struktur umum tumbuhan
Nadya Suwayvia
 
Buletin toga
Buletin togaBuletin toga
Buletin toga
Indra Indra
 
MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI
Dilla Fadillah
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Agus Ariyanto
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
Monalisa Pirade
 
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
Siti Avirda
 
Khasiat tanaman herbal
Khasiat tanaman herbalKhasiat tanaman herbal
Khasiat tanaman herbal
Wawan Doni Prisiwanto
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
Dewi Triastuti
 
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunStruktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Deandra Zahra
 
ANTI INFEKSI
ANTI INFEKSIANTI INFEKSI
ANTI INFEKSI
Valentina Frebianti
 

Viewers also liked (20)

Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obatPembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Farmakognosi Rhizoma
Farmakognosi RhizomaFarmakognosi Rhizoma
Farmakognosi Rhizoma
 
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepayaPpt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Farmakognosi
Farmakognosi Farmakognosi
Farmakognosi
 
Iso9000
Iso9000Iso9000
Iso9000
 
Klasifikasi dan morfologi tanaman talas
Klasifikasi dan morfologi tanaman talasKlasifikasi dan morfologi tanaman talas
Klasifikasi dan morfologi tanaman talas
 
Teaching and Learning in the Rhizome
Teaching and Learning in the RhizomeTeaching and Learning in the Rhizome
Teaching and Learning in the Rhizome
 
Struktur umum tumbuhan
Struktur umum tumbuhanStruktur umum tumbuhan
Struktur umum tumbuhan
 
Buletin toga
Buletin togaBuletin toga
Buletin toga
 
MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
 
Khasiat tanaman herbal
Khasiat tanaman herbalKhasiat tanaman herbal
Khasiat tanaman herbal
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
 
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunStruktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
 
ANTI INFEKSI
ANTI INFEKSIANTI INFEKSI
ANTI INFEKSI
 

Similar to Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat

Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x   budidaya tanaman obatBahan ajar kelas x   budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
BabangPattimura
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisia
mayavivianti
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
Yosep Setiawan
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Febrina Tentaka
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Febrina Tentaka
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
HotnaDoharniSiregar
 
Bab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_ghBab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_gh
Andrew Hutabarat
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
Nabilah Iswari
 
Dormansi biji gulma
Dormansi biji gulmaDormansi biji gulma
Dormansi biji gulma
Desti Diana Putri
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Yadhi Muqsith
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
ripto atmaja
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
Ferli Dian SAputra
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Tidar University
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
Warta Wirausaha
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Septian Muna Barakati
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Novayanti Simamora
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Operator Warnet Vast Raha
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
HeruSigitSetiawan
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaSeptian Muna Barakati
 

Similar to Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat (20)

Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x   budidaya tanaman obatBahan ajar kelas x   budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisia
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
 
Bab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_ghBab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_gh
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Dormansi biji gulma
Dormansi biji gulmaDormansi biji gulma
Dormansi biji gulma
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 

More from Wulung Gono

Transpor membran sel
Transpor membran selTranspor membran sel
Transpor membran sel
Wulung Gono
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Wulung Gono
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Wulung Gono
 
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DICPerdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Wulung Gono
 
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Wulung Gono
 
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Wulung Gono
 
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
Wulung Gono
 
Bencana Alam
Bencana Alam Bencana Alam
Bencana Alam
Wulung Gono
 
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
Wulung Gono
 
Cell (Sel)
Cell (Sel)Cell (Sel)
Cell (Sel)
Wulung Gono
 
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
Wulung Gono
 
Sistem Gerak pada Manusia
Sistem Gerak pada ManusiaSistem Gerak pada Manusia
Sistem Gerak pada Manusia
Wulung Gono
 
Virus
VirusVirus
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
Wulung Gono
 
Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk HidupKlasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk Hidup
Wulung Gono
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
Wulung Gono
 
Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
Wulung Gono
 
Kingdom protista
Kingdom protistaKingdom protista
Kingdom protista
Wulung Gono
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
Wulung Gono
 
Keselamatan kerja di laboratorium
Keselamatan kerja di laboratorium Keselamatan kerja di laboratorium
Keselamatan kerja di laboratorium
Wulung Gono
 

More from Wulung Gono (20)

Transpor membran sel
Transpor membran selTranspor membran sel
Transpor membran sel
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
 
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DICPerdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
 
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
 
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
 
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
 
Bencana Alam
Bencana Alam Bencana Alam
Bencana Alam
 
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
 
Cell (Sel)
Cell (Sel)Cell (Sel)
Cell (Sel)
 
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
 
Sistem Gerak pada Manusia
Sistem Gerak pada ManusiaSistem Gerak pada Manusia
Sistem Gerak pada Manusia
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
 
Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk HidupKlasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk Hidup
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
 
Kingdom protista
Kingdom protistaKingdom protista
Kingdom protista
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Keselamatan kerja di laboratorium
Keselamatan kerja di laboratorium Keselamatan kerja di laboratorium
Keselamatan kerja di laboratorium
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 

Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat

  • 1. 1Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” PEMBUATAN SIMPLISIA DARI TANAMAN OBAT A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat memahami cara budidaya tanaman obat 2. Siswa dapat memahami cara pengolahan simplisia 3. Siswa dapat mengetahui pemalsuan dan penurunan mutu simplisia 4. Siswa dapat memahami cara pembuatan simplisia dan serbuk simplisia 5. Siswa dapat mengetahui cara pengambilan contoh simplisia 6. Siswa dapat memahami cara pemeriksaan untuk penilaian simplisia B. Ringkasan Materi 1. BUDIDAYA TANAMAN OBAT Budidaya tanaman obat pada hakikatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna. Keseragaman kandungan dari budidaya tanaman dipengaruhi oleh: Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan, penanganan panen (umur dan bagian tumbuhan) Jenis tumbuhan (kesamaan morfologi) dipilih bibit unggul Lingkungan tempat tumbuh, tinggi tempat tumbuh dari permukaan laut, keadaan tanah, cuaca, musim, keadaan dan lama sinar matahari, suhu, dan curah hujan Tahap pembudidayaan tanaman dapat dilakukan sebagai berikut: a) Pengolahan Tanah  Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Untuk pengolahan tanah diperlukan kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi, jika kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman tertentu yang diusahakan, maka dapat dikatakan tanah tertentu subur bagi tanaman tertentu.  Pengolahan tanah juga dapat menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa Kesuburan Fisik Berhubungan dengan struktur tanah: susunan butiran tanah, udara & air. Sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman Kesuburan Kimiawi Berhubungan dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman Pengolahan tanah Penanaman Pemeliharaan tanaman Pemungutan hasil (panen)
  • 2. 2Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu untuk terjadinya proses fisik, kimia, dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.  Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat, antara lain: a Bagi tanaman obat yang diambil hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25-45 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik. b Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman. Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40X60 cm) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti cengkeh (Eugenia caryophyllata) c Pembuatan teras-teras apabila tanah terlalu miring, agar erosi dapat diperkecil, misal dalam penanaman sereh (Cymbopogon nardus) d Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita) e Pembuatan gulu dan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air, seperti cabai (Capsicum annuum)  b) Penanaman Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih atau stek) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan. Persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna. Tujuan lain agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorriza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembap dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan. Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain:  Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan.  Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologis tanaman pemeliharaan dan estetika.  Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya mentol (Mentha piperita).  Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya kemukus (Piper cubeba). Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.  Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antar tanaman dan kesuburan tanah. c) Pemeliharaan Tanaman Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 3. 3Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus ditekan sehingga batas tertentu. Faktor penghambat lingkungan fisik dan kimia, seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakuka pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau (Nicotiana tobacum) dan tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain. Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :  Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan sementara.  Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu kebersihan hasil pada saat panen (misal pada tanaman Mentha arvensis)  Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah tempat tumbuh.  Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan ait yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.  Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembapan tanah dapat tetap sesuai, dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe (Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35%. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glioksida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar bertambah. Misalnya pada tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus) Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar Pule pandak (Rauwolfia serpentina) d) Pemungutan Hasil (Panen) Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kuantitas dan kualitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelambak (Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah penting dalam akumulasi bahan yang diinginkan. Beberapa penentuan (pedoman) saat panen: i. Bagi tanaman empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan umumnya pada saat bagian tanaman di atas tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim kering, dan jika yang diambil akarnya. Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza) ii. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah. Misal tanaman saga (Abrus praecatorius) iii. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh (Eugenia caryophyllata) iv. Bunga dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar. v. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak vi. Kulit diambil sewaktu bertunas Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 4. 4Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” 2. PENGOLAHAN SIMPLISIA a) Pengeringan Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur serta mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu, memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya (ringkas, mudah disimpan, dan tahan lama). Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu karena semakin tinggi suhunya semakin cepat kering, tetapi harus dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di dalam sel yang kebanyakan tidak tahan panas, kelembapan dan aliran udara (ventilasi), ketebalan dan luas permukaan bahan yang dikeringkan. Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dari suhu buatan. Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 .℃ Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan, hendaknya simplisia jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat. Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya pada pengeringan temulawak suhu awal pengeringan dengan panas buatan antara 50-55 .℃ b) Pengawetan Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, karbon tetraklorida, etilenoksida atau pemberian bahan atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan. c) Wadah dan Bungkus Wadah atau bungkus tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara kimia maupun secara fisika yang dapat mengakibatkan perubahan potensi, mutu, dan kemurnian. Jika pengaruh itu tidak dapat dihindarkan, maka perubahan yang terjadi tidak boleh sedemikian besar sehingga menyebabkan bahan yang disimpan tidak memenuhi syarat baku. Wadah tertutup baik: harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat dari luar dan mencegah kehilangan waktu pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam keadaan biasa dan dengan cara biasa. Wadah tertutup rapat: harus melindungi isinya tehadap masuknya bahan padar atau lengas dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan dan penguapan pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam keadaan biasa dan dengan cara biasa. d) Suhu Penyimpanan Apabila tidak dinyatakan lain, simplisia disimpan di tempat terlindung dari sinar matahari dan pada suhu kamar simplisia yang mudah menyerap air harus disimpan dalam wadah tertutup rapat yang berisi kapur tohor. Beberapa suhu penyimpanan sebagai berikut: i. Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 8 , Lemari pendingin mempunyai suhu antara 2 -℃ ℃ 8 , sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -20 dan - 10 .℃ ℃ ℃ ii. Sejuk : adalah suhu antara 8 dan 15 . Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus℃ ℃ disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin. iii. Suhu kamar: adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 dan 30 .℃ ℃ iv. Hangat: hangat adalah suhu antara 30 dan 40 .℃ ℃ v. Panas berlebih: panas berlebih adalah suhu di atas 40 .℃ Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 5. 5Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” Disimpan terlindung dari sinar matahari berarti bahwa simplisia harus disimpan dalam wadah atau botol yang dibuat dari kaca inaktinik berwarna hitam, merah atau cokelat, sirkulasi udara harus selalu lancar. Prinsip penyimpanan dianjurkan menggunakan sistem first in - first out (yang masuk awal harus dikeluarkan lebih dahulu dibandingkan dengan yang masuk belakangan). Penyimpanan simplisia sebaliknya tidak terlalu lama, dalam jangka waktu tertentu harus dilakukan pengecekan dan pengujian suhu. e) Tanda dan Penyimpanan Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci. f) Kemurnian Simplisia Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut. Persyaratan yang membedakan struktur mikroskopis serbuk yang berasal dari simplisia nabati dan simplisia hewani dapat tercakup dalam masing-masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya. i. Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran hewan, tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain; tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya. ii. Simplisia hewani harus bebas dari fragmen hewan asing atau kotoran hewan, tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung cendawan atau tanda-tanda pengotoran lainnya, tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya. iii. Simplisia pelikan harus bebas dari pengotoran oleh tanah, batu, hewan, fragmen hewan atau bahan asing lain. Dalam perdagangan, jarang dijumpai simplisia nabati tanpa berikut atau tercampur bagian lain, maupun bahan asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri. 3. PEMALSUAN DAN PENURUNAN MUTU SIMPLISIA Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak sengaja. a. Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen, dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembapan, panas, atau penyulingan. b. Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal dan oleh lain sebagainya. c. Simplisia dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga. d. Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan- bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun. e. Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak Zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula. Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 6. 6Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” 4. PEMERIAN Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman (kulit, daun, akar, dan sebagainya). 5. ISI SIMPLISIA Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan gelanik. 6. PENGGUNAAN Penggunaan merupakan petunjuk mengenai kerja farmakologik atau penggunaan secara tradisional untuk pengobatan dan tidak berarti bahwa simplisia yang bersangkutan tidak mempunyai khasiat dan penggunaan lain. 7. PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA a) Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan, ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan. b) Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara. c) Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium, boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi persyaratan. 8. PENGAMBILAN CONTOH Contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil analisis baik kualitatif maupun kuantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati. Contoh dalam skala besar, jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket menunjukkan bahwa bets dianggap homogen, ambil contoh secara terpisah dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan di bawah ini. Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjad bebebrapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan pengambilan contoh pada maisng-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen. Jumlah Wadah dalam Bets (N) Jumlah Wadah yang harus Diambil Contohnya (n) 1 - 10 semua 11 - 19 11 > 19 N = 10 + Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah, dan bawah dari setiap wadah. Jika contoh bahan terdiri dari bagian-bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 7. 7Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembapan bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam. Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembapan secara bermakna. 9. PENILAIAN OBAT Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia. a. Secara Organoleptik Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindra dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang-kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan-retakan atau gambaran- gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan hasil baik. Pada simplisia serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik b. Secara Mikroskopik Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk. c. Secara Fisika Meliputi penetapan daya larut, bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya. d. Secara Kimia Yang bersifat kualitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki, misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kuantitatif disebut penetapan kadar. e. Secara Hayati/ Biologi Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat. 10. URAIAN TENTANG SIMPLISIA a. Buku-buku yang digunakan: i. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI (Farmakope Indonesia) ii. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI (Extra Farmakope Indonesia) dan dianggap masih relevan untuk diketahui siswa iii. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (Materia Medika Indonesia) iv. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI v. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh maupun keterangan lain. b. Uraian masing-masing simplisia meliputi: i. Nama dan sinonim/ nama lain simplisia ii. Tanaman asal simplisia iii. Familia atau keluarga simplisia iv. Isi/ zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 8. 8Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” v. Pengunaannya vi. Pemerian vii. Bagian yang digunakan viii. Keterangan mengenai: a) Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form. Nas yang masih digunakan b) Penyimpanan c) Jenis-jenisnya d) Waktu panen/ cara memperoleh e) Keterangan lain yang dianggap perlu Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 9. 9Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa
  • 10. 9Farmakognosi Kelas X Faramasi SMK 3 Perguruan “Cikini” Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Bahan Bacaan Siswa