2. 3.1 Komponen-Komponen Utama
Komponen-komponen utama dari
saluran udara transmisi AC terdiri
atas:
1. Menara Transmisi (tiang transmisi)
beserta pondasinya
2. Isolator
3. Kawat Penghantar
4. Kawat Tanah (Ground Wire)
4. 3.1.1 Menara atau Tiang Transmisi
Menara atau tiang transmisi ialah suatu
bangunan penopang saluran transmisi
yang bisa berupa menara baja, tiang
baja, tiang beton, dan tiang kayu.
Menara baja ialah bangunan tinggi
terbuat dari baja yang bagian-bagian
kakinya mempunyai pondasi sendiri-
sendiri.
5. Berdasarkan Bentuk dan Konstruksinya:
1. Menara Persegi
Menara jenis ini sama bentuk dan kekuatannya
dan paling banyak digunakan untuk saluran
transmisi ganda (double)
2. Menara Persegi Panjang
Bagian atas dan bawah sama dan banyak
digunakan untuk saluran tunggal dan saluran
banyak
3. Menara Jenis Korset
Bagian tengah sempit dan biasanya digunakan
untuk saluran-saluran tunggal dan untuk gawang
yang besar.
6. Lanjutan………………..
4. Menara Gantry
Digunakan bila saluran menyeberangi jalan kereta api, jalan
raya, dan kanal-kanal air.
5. Menara Rotasi
Meruapakan menara yang bagian atasnya diputar 45 di atas
bagian bawahnya
6. Menara MC
Merupakan menara yang terbuat dari pipa-pipa baja yang diisi
beton
7. Menara Bertali
Mempunyai konstruksi berengsel yang menunjang beban
mekanisnya dengan kawat-kawat penahan
Menara transmisi di atas diperlihatkan pada gambar 2
8. Tiang Baja
Tiang baja ialah bangunan tinggi yang terbuat dari baja yang
mempunyai satu pondasi untuk semua bagian-bagian kakinya.
Tiang Baja (Gambar 3) dapat dibagi atas:
1. Tiang Persegi
Paling banyak digunakan untuk saluran ganda
2. Tiang Segi Tiga
Tiang Jenis ini banyak digunakan pada kawat-kawat transmisi
yang bebannya ringan
3. Tiang Pipa Baja
Terbuat dari pipa baja dengan penampang bulat
4. Tiang Panzer
Terbuat dari plat-plat baja tipis yang dipasang ditempat
penopang tiang.
10. Tiang Beton Bertulang
Tiang beton bertulang dapat diklasifikasikan
menurut cara pembuatan dan cara
menghimpunnya.
Berdasarkan cara pembuatan dibagi atas:
a. Pembuatan di pabrik
b. Pembuatan setempat
Berdasarkan cara menghimpunnya (Gbr 4)
dibagi:
a. Tunggal
b. Jenis H
c. Jenis A
d. Jenis Gerbang Kuil
11. Gambar 4. Klasifikasi tiang baja bertulang dan tiang
kayu menurut cara menghimpunnya
12. Tiang Kayu
Jenis H dipakai untuk saluran
dengan kelas tegangan 110
kV, 132 kV, 154 kV, 230 kV, dan
345 kV.
Jenis tunggal untuk saluran
dengan kelas tegangan 66 kV.
13. ISOLATOR
Berfungsi untuk memisahkan daerah yang
bertegangan dengan yang tidak bertegangan.
Berdasarkan penggunaan dan konstruksinya
(Gambar 5) dibagi atas:
1. Isolator Jenis Pasak (Pin Type Insulator)
Terbuat dari porselin yang bagian dalam
diberi timah untuk alur pasak baja yang
disekrupkan untuk menopang isolator.
Jenis isolator ini mempunyai kekuatan
mekanis rendah dan digunakan untuk saluran
transmisi 30 kV.
14. Lanjutan…………
2. Isolator Jenis Pos Saluran
Terbuat dari porselin yang bagian bawahnya
diberi tutup besi cor yang disemenkan
padanya serta pasak baja yang disekrupkan
padanya dan digunakan untuk saluran 30 kV.
3. Isolator Gantung
Terbuat dari porselin atau gelas karena dapat
dipasang dalam gandengan dan mempunyai
kekuatan mekanis tinggi sehingga digunakan
untuk saluran transmisi tegangan tinggi.
16. Kawat Penghantar
Penghantar untuk saluran udara transmisi ialah
berupa kawat-kawat tanpa isolasi (telanjang)
yang padat, berlilit atau berongga dan terbuat
dari logam biasa, logam campuran atau logam
paduan.
Pada awal jaman penyaluran daya
listrik, penghantarnya biasanya terbuat dari
tembaga, tetapi kini penghantar aluminium telah
sama sekali menggantikan tembaga karena
harganya jauh lebih murah dan lebih ringan
daripada penghantar tembaga dengan resistansi
yang sama.
18. Kawat Tanah (Ground Wire)
Kawat tanah atau ground wire juga
disebut kawat pelindung (shield
wires).
Gunanya untuk melindungi kawat-
kawat penghantar atau kawat-kawat
fasa terhadap sambaran petir, jadi
kawat tanah umumnya dipakai kawat
baja (steel wires) yang lebih
murah, tetapi juga biasa digunakan
ACSR.
19. Parameter Saluran Transmisi
Saluran transmisi mempunyai
empat parameter, yaitu:
1. Resistansi
2. Induktansi
3. Kapasitansi
4. konduktansi.
20. Parameter Saluran Transmisi Lanjutan………
1. Resistansi
Resistansi dari suatu konduktor ialah:
Di mana:
R = Resistansi (ohm)
= Resistivitas = tahanan jenis
l = Panjang konduktor (m)
A = Luas penampang kawat (m2)
A
l
R
21. Resistansi Lanjutan…………….
Resistansi berubah terhadap temperatur.
Dalam batas temperatur 10 C s/d 100 C
berlaku hubungan:
Di mana:
Rt2= Tahanan pada temperatur t2
Rt1= Tahanan pada temperatur t1
Nilai resistansi di atas ialah resistansi arus
searah
)}(1{ 12112 tttRR tt
22. Untuk memperoleh resistansi riel
(arus bolak-balik) maka harus
dikalikan dengan faktor:
a. 1,0 untuk konduktor padat (solid wire)
b. 1,01 untuk konduktor pilin 2 lapis
(stand)
c. 1,02 untuk konduktor pilin > 2 lapis
Resistansi Lanjutan…………….
23. Contoh:
Hitunglah resistansi ACSR 253 mm2 (500.000
cm) dalam ohm per km pada 25 C, bila
diketahui: 25= 1,8 µ cm
l = 1 km =105 cm
Solusi:
Resistansi Lanjutan…………….
km
A
fl
fR
p
dc
/074,0
10253
02,110
108,102,1 2
5
6
2525
24. Induktansi
Induktansi ialah sifat rangkaian yang memberikan
hubungan antara tegangan yang diimbaskan oleh
perubahan fluks dengan kecepatan perubahan
arus.
Secara matematis dituliskan:
di mana: L = Induktansi (henry)
N = Jumlah lilitan (turn)
= Jumlah fluks (weber)
I = jumlah arus (ampere)
di
d
NL
25. Besarnya reaktansi induktif saluran
ialah:
Di mana : r1 = jari-jari penghantar (m)
d12 = jarak antar penghantar (m)
XL = reaktansi induktif
(ohm/km)
Induktansi Lanjutan………….
}log10587,0
1
{log144467,0 12
1
d
r
X L
26. Contoh:
Suatu saluran fasa tunggal dengan konduktor
tembaga keras: 97,3%; 107,2 km2, 19 kawat
elemen dengan radius efektif 0,6706 cm. Jarak
antar kedua kawat 1,5m. Tentukanlah
reaktansi induktif saluran itu dalam ohm/km.
Solusi:
Induktansi Lanjutan………….
km
d
r
X L
/3556,0
}5,1log10587,0
006706,0
1
{log144467,0
}log10587,0
1
{log144467,0 12
1
27. Kapasitansi
Bila dua kawat paralel dipisahkan oleh media
isolasi akan terbentuk kapasitor, jadi mempunyai
sifat untuk menyimpan muatan listrik.
Bila suatu perbedaan tegangan dipertahankan
antara kedua kawat maka muatan-muatan listrik
pada kawat tersebut mempunyai tanda-tanda
berlawanan. Sebaliknya, jika kita
mempertahankan muatan listrik pada dua kawat
dengan tanda yang berlawanan akan timbul
perbedaan tegangan antara kedua kawat
tersebut.
Keadaan ini menimbulkan kapasitansi.
28. Secara matematis dituliskan:
Di mana : C = kapasitansi (farad)
Q = jumlah muatan (coulomb)
V = beda potensial (volt)
Secara praktis yang digunakan ialah reaktansi kapasitif:
Di mana: XC = reaktansi kapasitif (ohm/km)
f = frekuensi (hertz)
r1 = jari-jari konduktor (m)
d12 = Jarak antar konduktor (m)
Kapasitansi Lanjutan…………..
V
Q
C
}log
1
{log
105856,6
12
1
6
d
rf
X C
29. Konduktansi
Konduktansi antar penghantar atau
antara penghantar dengan tanah
disebabkan oleh karena adanya arus
bocor pada isolator pada saluran udara
atau pada isolasi kabel pada saluran
bawah tanah.
Oleh karena kebocoran pada isolator
atau pada isolasi kabel dapat diabaikan
maka konduktansi antar penghantar
dapat diabaikan.