Dokumen tersebut membahas tentang reaksi redoks dan elektrokimia, termasuk penyetaraan reaksi redoks, sel volta, elektrolisis, dan korosi. Secara khusus membahas metode penyetaraan reaksi redoks, susunan sel volta, potensial elektrode standar, dan hukum-hukum Faraday yang terkait dengan elektrolisis.
Bab 2 membahas reaksi redoks dan elektrokimia, termasuk penyetaraan reaksi redoks menggunakan metode bilangan oksidasi dan setengah reaksi, sel volta, elektrolisis, dan korosi.
Bab 2 membahas reaksi redoks dan elektrokimia, termasuk penyetaraan reaksi redoks, sel volta, elektrolisis, dan korosi. Metode penyetaraan reaksi redoks meliputi penentuan koefisien dan muatan untuk memperoleh kesetimbangan reaksi. Sel volta menghasilkan aliran listrik melalui oksidasi di anode dan reduksi di katode. Elektrolisis melibatkan reaksi redoks di kedua elektrode, sementara korosi logam merup
Teks tersebut membahas tentang sel elektrokimia dan bagaimana reaksi redoks dapat menghasilkan energi listrik. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda dan larutan elektrolit, dimana reaksi redoks spontan yang terjadi antara elektroda dapat menghasilkan arus listrik.
Reaksi redoks dan elektrokimia merupakan bab yang membahas reaksi redoks, sel volta, dan sel elektrolisis. Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi dan terdiri atas reaksi reduksi dan oksidasi. Sel elektrokimia terdiri atas sel volta yang menghasilkan arus listrik dari reaksi redoks dan sel elektrolisis yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks. Sel volta dan sel
Slide ini menjelaskan materi tentang bab Elektrokimia yang terdiri dari :
1. Sel Volta (Potensial standar, baterai, Fuel cell, korosi)
2. Sel Elektrolitik (Elektrolisis, Elektroplating, Pemurnian logam)
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi redoks dan elektrokimia, mulai dari pengertian reaksi oksidasi dan reduksi, oksidator dan reduktor, bilangan oksidasi, penyetaraan persamaan redoks, dan jenis-jenis sel elektrokimia seperti sel galvanik dan sel elektrolisis.
Bab 2 membahas reaksi redoks dan elektrokimia, termasuk penyetaraan reaksi redoks menggunakan metode bilangan oksidasi dan setengah reaksi, sel volta, elektrolisis, dan korosi.
Bab 2 membahas reaksi redoks dan elektrokimia, termasuk penyetaraan reaksi redoks, sel volta, elektrolisis, dan korosi. Metode penyetaraan reaksi redoks meliputi penentuan koefisien dan muatan untuk memperoleh kesetimbangan reaksi. Sel volta menghasilkan aliran listrik melalui oksidasi di anode dan reduksi di katode. Elektrolisis melibatkan reaksi redoks di kedua elektrode, sementara korosi logam merup
Teks tersebut membahas tentang sel elektrokimia dan bagaimana reaksi redoks dapat menghasilkan energi listrik. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda dan larutan elektrolit, dimana reaksi redoks spontan yang terjadi antara elektroda dapat menghasilkan arus listrik.
Reaksi redoks dan elektrokimia merupakan bab yang membahas reaksi redoks, sel volta, dan sel elektrolisis. Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi dan terdiri atas reaksi reduksi dan oksidasi. Sel elektrokimia terdiri atas sel volta yang menghasilkan arus listrik dari reaksi redoks dan sel elektrolisis yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks. Sel volta dan sel
Slide ini menjelaskan materi tentang bab Elektrokimia yang terdiri dari :
1. Sel Volta (Potensial standar, baterai, Fuel cell, korosi)
2. Sel Elektrolitik (Elektrolisis, Elektroplating, Pemurnian logam)
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi redoks dan elektrokimia, mulai dari pengertian reaksi oksidasi dan reduksi, oksidator dan reduktor, bilangan oksidasi, penyetaraan persamaan redoks, dan jenis-jenis sel elektrokimia seperti sel galvanik dan sel elektrolisis.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan oksidasi, reaksi redoks, dan korosi logam. Bilangan oksidasi menunjukkan muatan suatu spesies ketika elektron didistribusikan secara ionik atau kovalen. Reaksi redoks melibatkan transfer elektron antara spesies yang dioksidasi dan direduksi. Korosi logam merupakan hasil dari reaksi redoks spontan di permukaan logam yang menyebabkan kerusakan.
Makalah ini membahas tentang elektrokimia dan menjelaskan:
1. Definisi elektrokimia sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat listrik dengan reaksi kimia.
2. Pengertian elektrokimia mencakup proses sel galvanik dan elektrolit serta elektrolisis.
3. Penggabungan antara elektrokimia dan fotovoltaik dapat digunakan untuk membersihkan reaksi oksidasi.
Kimia - Redoks - Bagian 5 - Sel Volta Bagian 2
Semoga bisa membantu. Thanks to my friends for creating this great presentation :). Enjoy!!
Other link --> http://www.mediafire.com/download/j57aow72gn2d7vi/5._Kel_9_-_Sel_Volta_II.pptx
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa topik reaksi redoks dan sel elektrokimia, termasuk: (1) reaksi redoks spontan yang menghasilkan energi listrik, (2) sel Volta yang mengubah energi kimia menjadi listrik, dan (3) sel elektrolisis yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan. Proses elektrolisis dapat memecah air menjadi hidrogen dan oksigen, atau memecah larutan garam natrium klorida menjadi hidrogen, klorin, dan ion hidroksida. Kuantitas produk elektrolisis dapat ditentukan menggunakan konsep mol, stoikiometri, dan hukum Faraday.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrokimia yang mempelajari hubungan antara perubahan kimia dan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Ada dua jenis sel elektrokimia yaitu sel yang melepaskan energi dari reaksi spontan dan sel yang menyerap energi dari sumber listrik untuk menggerakkan reaksi non spontan. Sel elektrokimia selalu melibatkan reaksi redoks antara zat pengoksidasi dan zat pereduksi.
Bab 2 membahas struktur atom, dimulai dari teori atom Dalton hingga perkembangan modern. Teori atom Dalton menyatakan bahwa atom adalah partikel tak terbagi yang membentuk materi, namun kemudian ditemukan partikel subatom seperti elektron, proton, dan neutron. Model atom saat ini menyatakan bahwa atom terdiri dari inti bermuatan positif yang mengelilingi elektron.
Bab 3 membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju reaksi ditentukan dengan mengukur jumlah pereaksi atau produk dalam waktu tertentu, dan dipengaruhi oleh luas permukaan, konsentrasi, tekanan, suhu, dan katalis. Teori tumbukan digunakan untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor tersebut pada laju reaksi.
Dokumen ini membahas tentang notasi sigma untuk penjumlahan singkat, barisan dan deret aritmatika yang memiliki beda tetap antara suku, serta barisan dan deret geometri yang memiliki rasio tetap antara suku. Notasi sigma digunakan untuk menuliskan penjumlahan dari i=n hingga m, barisan aritmatika memiliki rumus untuk mencari suku tertentu, jumlah suku, dan sisipan, sedangkan barisan geometri memiliki rumus serupa untuk menc
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan oksidasi, reaksi redoks, dan korosi logam. Bilangan oksidasi menunjukkan muatan suatu spesies ketika elektron didistribusikan secara ionik atau kovalen. Reaksi redoks melibatkan transfer elektron antara spesies yang dioksidasi dan direduksi. Korosi logam merupakan hasil dari reaksi redoks spontan di permukaan logam yang menyebabkan kerusakan.
Makalah ini membahas tentang elektrokimia dan menjelaskan:
1. Definisi elektrokimia sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat listrik dengan reaksi kimia.
2. Pengertian elektrokimia mencakup proses sel galvanik dan elektrolit serta elektrolisis.
3. Penggabungan antara elektrokimia dan fotovoltaik dapat digunakan untuk membersihkan reaksi oksidasi.
Kimia - Redoks - Bagian 5 - Sel Volta Bagian 2
Semoga bisa membantu. Thanks to my friends for creating this great presentation :). Enjoy!!
Other link --> http://www.mediafire.com/download/j57aow72gn2d7vi/5._Kel_9_-_Sel_Volta_II.pptx
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa topik reaksi redoks dan sel elektrokimia, termasuk: (1) reaksi redoks spontan yang menghasilkan energi listrik, (2) sel Volta yang mengubah energi kimia menjadi listrik, dan (3) sel elektrolisis yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan. Proses elektrolisis dapat memecah air menjadi hidrogen dan oksigen, atau memecah larutan garam natrium klorida menjadi hidrogen, klorin, dan ion hidroksida. Kuantitas produk elektrolisis dapat ditentukan menggunakan konsep mol, stoikiometri, dan hukum Faraday.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrokimia yang mempelajari hubungan antara perubahan kimia dan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Ada dua jenis sel elektrokimia yaitu sel yang melepaskan energi dari reaksi spontan dan sel yang menyerap energi dari sumber listrik untuk menggerakkan reaksi non spontan. Sel elektrokimia selalu melibatkan reaksi redoks antara zat pengoksidasi dan zat pereduksi.
Bab 2 membahas struktur atom, dimulai dari teori atom Dalton hingga perkembangan modern. Teori atom Dalton menyatakan bahwa atom adalah partikel tak terbagi yang membentuk materi, namun kemudian ditemukan partikel subatom seperti elektron, proton, dan neutron. Model atom saat ini menyatakan bahwa atom terdiri dari inti bermuatan positif yang mengelilingi elektron.
Bab 3 membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju reaksi ditentukan dengan mengukur jumlah pereaksi atau produk dalam waktu tertentu, dan dipengaruhi oleh luas permukaan, konsentrasi, tekanan, suhu, dan katalis. Teori tumbukan digunakan untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor tersebut pada laju reaksi.
Dokumen ini membahas tentang notasi sigma untuk penjumlahan singkat, barisan dan deret aritmatika yang memiliki beda tetap antara suku, serta barisan dan deret geometri yang memiliki rasio tetap antara suku. Notasi sigma digunakan untuk menuliskan penjumlahan dari i=n hingga m, barisan aritmatika memiliki rumus untuk mencari suku tertentu, jumlah suku, dan sisipan, sedangkan barisan geometri memiliki rumus serupa untuk menc
Bab 8 membahas sifat larutan garam dan konsep hidrolisis. Tergantung kekuatan asam dan basa penyusunnya, larutan garam bisa netral, asam atau basa. Konsep hidrolisis menjelaskan bahwa komponen garam yang berasal dari asam atau basa lemah akan bereaksi dengan air. pH larutan garam dapat dihitung berdasarkan kekuatan asam dan basa penyusunnya.
BAB 6 membahas larutan elektrolit dan konsep redoks. Larutan elektrolit mampu menghantar listrik karena mengandung ion yang bergerak bebas, seperti NaCl dan HCl. Teori ini dijelaskan oleh Arrhenius. Elektrolit dapat kuat atau lemah tergantung derajat ionisasinya. Reaksi redoks melibatkan proses oksidasi dan reduksi, yakni pelepasan dan penerimaan elektron. Bilangan oksidasi menunjukkan mu
Bab 5 membahas larutan asam dan basa, termasuk konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis. Terdapat penjelasan tentang sifat larutan asam dan basa, pengukuran pH, derajat ionisasi, tetapan ionisasi, dan reaksi antara asam dan basa.
Matriks adalah susunan angka atau bilangan yang berbentuk empat persegi. Matriks memiliki baris dan kolom, serta elemen yang posisinya ditentukan oleh baris dan kolom. Terdapat berbagai jenis matriks seperti matriks persegi, diagonal, identitas, dan lainnya. Operasi pada matriks meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian bilangan real dengan matriks, serta perkalian antar matriks.
Larutan penyangga mengandung asam atau basa lemah dan konjugasinya. Ia dapat menetralkan asam atau basa yang ditambahkan dengan mereaksikan keduanya, sehingga pH larutan tetap stabil. Sistem penyangga utama dalam tubuh adalah fosfat dan bikarbonat yang menjaga pH darah konstan sekitar 7,4.
Teks tersebut membahas tentang pangkat dan bentuk akar. Secara garis besar membahas tentang definisi dan sifat-sifat pangkat bulat positif dan negatif serta nol, operasi aljabar pada bentuk akar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, serta merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar.
Redoks dan elektrokimia membahas konsep elektrokimia yang mempelajari peristiwa di dalam sel elektrokimia yang terdiri atas 2 elektrode dan larutan elektrolit dimana terjadi proses perpindahan elektron. Dokumen ini juga menjelaskan konsep redoks, bilangan oksidasi, penyetaraan persamaan redoks, dan jenis-jenis sel elektrokimia seperti sel volta dan sel elektrolisis.
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi redoks dan elektrokimia. Terdapat penjelasan tentang penyetaraan reaksi redoks, cara ion elektron atau setengah reaksi, sel volta, proses korosi logam, faktor yang mempercepat korosi, elektrolisis, dan hukum Faraday yang terkait dengan elektrolisis. Dokumen ini juga menyebutkan beberapa contoh penerapan sel elektrolisis dalam industri.
Elektrokimia mempelajari hubungan antara perubahan kimia dan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Dokumen ini membahas pengertian elektrokimia, jenis sel elektrokimia seperti sel galvanik dan sel elektrolisis, elektroda, potensial elektroda, reaksi redoks, dan termodinamika sel elektrokimia.
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan kimia dengan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Sel elektrokimia dapat berupa sel galvanik yang menghasilkan energi listrik akibat reaksi redoks spontan, atau sel elektrolisis yang memisahkan zat melalui proses reduksi dan oksidasi dengan bantuan energi listrik dari luar. Unsur-unsur dalam sel elektrokimia terhubung melalui sirkuit luar yang
kimia dasar dua tentang kimia kimia kimiaSusiloHadi22
ttenatng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdu jsdowied gdkjabde bdhdjab jbshbijab ajsbbs tng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdu tng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdutng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdutng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdutng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdutng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdutng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdutng kimia dasar
membahass edhhhhhhhhhhhha jiajudh kahdu
Sel elektrolisis digunakan untuk menghasilkan reaksi redoks dengan arus listrik dan memisahkan unsur-unsur dari larutan atau lelehan, seperti produksi gas hidrogen dan oksigen dari elektrolisis air.
Penyetaraan reaksi redoks dan ElektrokimiaDerlyAlways
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi redoks dan elektrokimia. Secara singkat, dibahas tentang pengenalan materi reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, penyetaraan persamaan reaksi redoks, sel volta yang menghasilkan listrik dari perbedaan potensial elektrode, dan sel elektrolisis yang memerlukan energi listrik untuk mereaksikan zat kimia.
BAB 7 membahas tentang hidrokarbon dan minyak bumi. Termasuk karakteristik atom karbon, jenis-jenis hidrokarbon seperti alkana, alkena, dan alkuna beserta sifat dan reaksinya. Juga dibahas tentang proses pembentukan minyak bumi, pengeborannya, dan fraksi hasil penyulingan. Diakhiri dengan penggunaan hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dan masalah polusi udara akibat pembakaran b
BAB 7 membahas tentang hidrokarbon dan minyak bumi. Termasuk karakteristik atom karbon, jenis-jenis hidrokarbon seperti alkana, alkena, dan alkuna beserta sifat dan reaksinya. Juga dibahas tentang proses pembentukan minyak bumi, pengeborannya, dan fraksi hasil penyulingan. Diakhiri dengan penggunaan hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dan masalah polusi udara akibat pembakaran b
BAB 4 membahas berbagai jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, logam, serta pengecualian dan kegagalan aturan oktet. Ikatan terbentuk karena interaksi elektron antaratom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia. Rumus senyawa dapat diramalkan berdasarkan jumlah elektron yang dilepas dan diserap untuk mencapai aturan oktet.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk definisi, jenis, sifat, dan cara pembuatan koloid. Koloid adalah sistem heterogen dimana zat terdispersi berukuran 1 nm hingga 100 nm dan tercampur secara homogen di dalam medium dispersi. Terdapat beberapa jenis koloid seperti sol, emulsi, buih, dan gel yang berbeda berdasarkan fase terdispersi dan medium dispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown,
Dokumen ini membahas tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp), termasuk definisi kelarutan, satuan kelarutan, hubungan antara kelarutan dan Ksp, pengaruh ion senama dan pH terhadap kelarutan, serta reaksi pengendapan berdasarkan nilai Q dan Ksp.
Dokumen ini membahas tentang makromolekul atau polimer, termasuk reaksi pembentukan polimer melalui polimerisasi adisi atau kondensasi, penggolongan polimer berdasarkan asal, jenis monomer, dan sifat terhadap panas, serta contoh polimer alam dan sintetis seperti karet, teflon, PVC, dan nilon. Juga dibahas penanganan limbah pabrik plastik melalui daur ulang, pembakaran, atau degradasi
Bab 5 membahas struktur dan sifat-sifat benzena beserta turunannya, termasuk tata nama dan reaksi penting benzena seperti halogenasi, nitrasi, dan sulfonasi. Bab ini juga menjelaskan kegunaan benzena dan beberapa turunannya seperti toluena, fenol, asam salisilat, dan anilina dalam industri dan keseharian.
Bab 4 membahas senyawa turunan alkana, termasuk tata namanya, keisomerannya, reaksi kimianya, serta kegunaan dan dampak beberapa senyawa tersebut. Senyawa turunan alkana dijelaskan sebagai senyawa yang berasal dari alkana dengan satu atau lebih atom hidrogen diganti oleh gugus fungsi tertentu. Berbagai jenis senyawa turunan alkana dan reaksi kimianya diuraikan secara rinci.
Bab 1 membahas sifat-sifat koligatif larutan yang meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Sifat-sifat ini hanya bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan berlaku untuk larutan elektrolit maupun nonelektrolit. Sifat-sifat koligatif dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi seperti pendingin, cairan antibeku, dan desalin
The document discusses using everyday English expressions in the classroom to improve students' communication skills. It provides lists of expressions classified by purpose, such as greetings, asking for help, and classroom management. The teacher's pronunciation should model clear pace, rhythm and intonation. Students practice the expressions, aiming initially for understanding and intention rather than perfection. Identifying intonation patterns in exercises helps students comprehend the expressions.
Modul ini membahas fungsi eksponen dan logaritma, termasuk sifat-sifat dan penggunaannya dalam pemecahan masalah dan penyelesaian pertidaksamaan. Materi yang diajarkan meliputi pengertian fungsi eksponen, bentuk-bentuk persamaan fungsi eksponen, dan penerapannya dalam penyelesaian masalah.
1. BAB 2
REAKSI REDOKS
DAN
ELEKTROKIMIA
2.1 Penyetaraan Reaksi Redoks
2.2 Sel Volta
2.3 Elektrolisis
2.4 Korosi
2. PENYETARAAN REAKSI REDOKS
Metode Bilangan Oksidasi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Tuliskan kerangka dasar reaksi, yaitu reduktor dan
hasil oksidasinya serta oksidator dan hasil reduksinya.
2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi dengan memberi koefisien yang sesuai
(biasanya ialah unsur selain hidrogen dan oksigen).
3. 3. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari
oksidator dan jumlah pertambahan bilangan
oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan ”jumlah penurunan bilangan oksidasi” atau
”jumlah pertambahan bilangan oksidasi” adalah
hasil kali antara jumlah atom yang terlibat dengan
perubahan bilangan oksidasinya.
4. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi
tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai.
5. Setarakan muatan dengan menambah ion H
–
(dalam suasana asam) atau ion OH (dalam
suasana basa).
+
6. Setarakan atom H dengan menambahkan H2O.
4. Metode Setengah Reaksi (Ion-Elektron)
Suasana Larutan Asam
Langkah 1
Tulislah kerangka dasar dari setengah reaksi
reduksi dan setengah reaksi oksidasi secara
terpisah dalam bentuk reaksi ion.
5. Langkah 2
Masing-masing setengah reaksi disetarakan dengan
urutan sebagai berikut.
a. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi (biasanya ialah unsur selain
oksigen dan hidrogen).
b. Setarakan oksigen dengan menambahkan molekul
air (H2O).
c. Setarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion
+
H .
d. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron.
6. Langkah 3
Samakan jumlah elektron yang diserap pada
setengah reaksi reduksi dengan jumlah elektron
yang dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi
dengan cara memberi koefisien yang sesuai,
kemudian jumlahkanlah kedua setengah reaksi
tersebut.
7. Suasana Larutan Basa
Penyetaraan reaksi redoks dalam suasana basa dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam
suasana asam, tetapi ion H+ kemudian harus
dihilangkan.
Cara menghilangkan ion H+ tersebut dengan
menambahkan ion OH– pada kedua ruas, masing-masing
sejumlah ion H+ yang ada.
8. Reaksi Redoks Spontan
Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang
berlangsung serta-merta.
Contohnya adalah reaksi antara logam zink dengan
larutan tembaga(II) sulfat.
Sementara itu, reaksi kebalikannya tidak terjadi.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebalikan dari
reaksi spontan adalah tidak spontan.
9. Susunan Sel Volta
Logam zink dicelupkan dalam larutan yang mengandung ion Zn
2+
sementara sepotong logam tembaga dicelupkan dalam larutan ion Cu 2+
.
Logam zink akan larut sambil melepas dua elektron.
Elektron yang dibebaskan tidak
memasuki larutan tetapi tertinggal
pada logam zink itu.
Elektron tersebut selanjutnya akan
mengalir ke logam tembaga melalui
kawat penghantar.
Ion Cu 2 + akan mengambil elektron
dari logam tembaga kemudian
mengendap.
10. Sel Volta
Anode
→ terjadi oksidasi
→ bermuatan (–)
Katode
→ terjadi reduksi
→ bermuatan (+)
11. Notasi Sel Volta
Susunan suatu sel volta dinyatakan dengan suatu notasi
singkat yang disebut diagram sel.
a. Anode biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan
katode di sebelah kananpada anode terjadi oksidasi Zn
menjadi Zn 2 + .
b. Di katode terjadi reduksi ion 2C+u menjadi Cu.
c. Dua garis sejajar (||) yang memisahkan anode dan
katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis
tunggal menyatakan batas antarfase
12. Potensial Elektrode Standar (E⁰)
Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu elektrode
(M) dengan elektrode hidrogen disebut potensial
elektrode itu dan dinyatakan dengan lambang E.
Apabila pengukuran dilakukan pada kondisi standar,
yaitu pada suhu 25°C dengan konsentrasi ion-ion 1
M dan tekanan gas 1 atm, disebut potensial
elektrode standar dan diberi lambang E°.
13. Elektrode yang lebih mudah mengalami reduksi
dibandingkan terhadap elektrode hidrogen
mempunyai potensial elektrode bertanda positif
(diberi tanda positif), sedangkan elektrode yang
lebih sukar mengalami reduksi diberi tanda negatif.
Potensial elektrode sama dengan potensial
reduksi.
Adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan
potensial reduksi, tetapi tandanya berlawanan.
14. Potensial Sel
Katode adalah elektrode yang mempunyai
harga E° lebih besar (lebih positif), sedangkan
anode adalah yang mempunyai E° lebih kecil
(lebih negatif).
15. Contoh
Tentukanlah E°sel yang disusun dari kedua elektrode
itu.
Jawab:
Potensial sel adalah selisih potensial katode dengan
anode.
Katode merupakan elektrode yang potensial reduksinya
lebih positif, dalam hal ini yaitu perak.
E°sel = E°(katode) – E°(anode)
E°sel = +0,80 V – (–2,37 V)
= +3,17 volt
17. Deret Keaktifan Logam (Deret
Volta)
Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode
standarnya disebut deret elektrokimia atau deret volta.
Semakin kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta,
logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron),
logam merupakan reduktor yang semakin kuat.
Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta,
logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron),
kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat.
18. Aki
Sel aki terdiri atas anode Pb
(timbel = timah hitam) dan
katode PbO2 (timbel(IV) oksida).
Keduanya merupakan zat padat,
yang dicelupkan dalam larutan
asam sulfat.
22. Susunan Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis terdiri dari
sebuah wadah, elektrode,
elektrolit, dan sumber arus
searah dengan susunan
seperti gambar berikut.
23. Reaksi-reaksi Elektrolisis
Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katode,
yaitu reduksi, dan reaksi anode, yaitu oksidasi.
a. Spesi yang mengalami reduksi di katode
adalah spesi yang potensial reduksinya
paling besar.
b. Spesi yang mengalami oksidasi di anode
adalah spesi yang potensial oksidasinya
paling besar.
24. Reaksi-reaksi di Katode
(Reduksi)
Reaksi di katode bergantung pada jenis kation dalam
larutan. Jika kation berasal dari logam-logam aktif
(logam golongan IA, IIA, Al atau Mn), yaitu logam-logam
yang potensial standar reduksinya lebih kecil
(lebih negatif daripada air), maka air yang tereduksi.
Sebaliknya, kation selain yang disebutkan di atas akan
tereduksi.
25. Reaksi-reaksi di Anode
(Oksidasi) Jika anode tidak terbuat dari Pt, Au atau grafit, maka anode
itu akan teroksidasi.
Elektrode Pt, Au, dan grafit (C) digolongkan sebagai elektrode inert
(sukar bereaksi).
Jika anode terbuat dari elektrode inert, maka reaksi anode
bergantung pada jenis anion dalam larutan.
Anion sisa asam oksi seperti SO4 2– , NO 2– , PO4 2– , dan F –
, mempunyai
potensial oksidasi lebih negatif daripada air. Anion-anion seperti itu
sukar dioksidasi sehingga air yang teroksidasi.
– –
Jika anion lebih mudah dioksidasi daripada air, seperti Br , dan I , maka
anion itu yang teroksidasi.
26. Hukum-hukum Faraday
Hukum Faraday 1
“Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G)
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan (Q)”.
G ≈ Q
Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (i)
dengan waktu (t).
Q = i × t (coulomb)
Jadi, G ≈ i t
27. Hukum Faraday 2
"Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G)
berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu (ME)".
G ≈ ME
Penggabungan hukum Faraday I dan II menghasilkan persamaan
sebagai berikut.
G = k × i × t × ME .......... (2.5)
(k = tetapan/pembanding)
28. Faraday menemukan harga k = 1
96.500
Jadi, G = k × i × t × ME dapat dinyatakan sebagai berikut.
dengan, G = massa zat yang dibebaskan (dalam gram)
i = kuat arus (dalam ampere)
t = waktu (dalam detik)
ME = massa ekivalen
Massa ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa
atom relatif (Ar) dibagi dengan bilangan oksidasinya (biloks).
29. Stoikiometri Reaksi Elektrolisis
Stoikiometri reaksi elektrolisis didasarkan pada anggapan
bahwa arus listrik adalah aliran elektron. Muatan listrik dari
1 mol elektron adalah 96.500 coulomb. Jumlah muatan dari
1 mol elektron ini sama dengan tetapan Faraday (1 F).
1 F ≡ 1 mol elektron ≡ 96.500 coulomb
Hubungan kuat arus dan waktu dengan jumlah mol
elektron:
30. Penggunaan Elektrolisis dalam
Industri
Dapat disebutkan tiga bidang industri yang menggunakan
elektrolisis, yaitu produksi zat, pemurnian logam, dan
penyepuhan.
a. Produksi Zat
Banyak zat kimia dibuat melalui elektrolisis, misalnya logam-logam
alkali, magnesium, aluminium, fluorin, klorin, natrium
hidroksida, natrium hipoklorit, dan hidrogen peroksida.
b. Pemurnian Logam
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian
c. tembPaegnay. epuhan
Penyepuhan (electroplating) dimaksudkan untuk melindungi
logam terhadap korosi atau untuk memperbaiki penampilan.
31. Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai
zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tak dikehendaki.
a. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan
oksigen (udara) mengalami reduksi.
b. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana
besi mengalami oksidasi.
c. Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain
dari
besi itu yang berlaku sebagai katode, di mana oksigen
tereduksi.
atau
32. Cara-cara Mencegah Korosi Besi
1) Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat
menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2) Melumuri dengan oli atau gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan
air. 3) Dibalut dengan plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik
mencegah kontak besi dengan udara dan air.
33. 4) Tin plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara
elektrolisis, yang disebut electroplating.
5) Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink.
6) Cromium plating (pelapisan dengan
kromium)
7) Sacrificial protection (pengorbanan anode)