Dokumen tersebut membahas tentang dinamika penularan HIV di Indonesia, yang dimulai dari subpopulasi berisiko tertentu seperti pengguna narkoba suntik kemudian menyebar ke populasi umum seperti istri atau suami. Pola penularan HIV di Indonesia didominasi oleh transmisi heteroseksual, meskipun terjadi peningkatan infeksi pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki. Jumlah infeksi pada pengguna narkoba suntik cender
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
Dinamika Penularan HIV.pdf
1. D I N A M I K A
P E N U L A R A N H I V
P E M I N ATA N K E S E H ATA N
R E P R O D U K S I
Mata Kuliah
Pencegahan dan Penanganan
HIV-AIDS
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis media/cairan tubuh tempat HIV
• Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis penularan HIV
• Mahasiswa dapat menjelaskan efektifitas penularan per exposure
• Mahasiswa dapat menjelaskan Faktor Risiko Penularan HIV
• Mahasiswa dapat menjelaskanTahapan penyebaran HIV di Indonesia
• Mahasiswa dapat menjelaskanTiga situasi Epidemi HIV
• Mahasiswa dapat menjelaskan Hubungan antara mobilitas dan migrasi dengan
HIV
• Mahasiswa dapat menjelaskan Populasi kunci infeksi HIV/AIDS
3. SEPENGETAHUAN KALIAN….
• Pada cairan tubuh apakah virus HIV paling banyak ditemukan?
• Melalui cara apakah virus HIV lebih cepat ditularkan?
• Apakah virus HIV terdapat dalam cairan otak manusia?
• Terbagi menjadi berapakah jenis-jenis penularan HIV?
• Apa saja syarat terjadinya penularan HIV?
4. PENULARAN
HIV
DIMULAI
DARI
LELAKI,
BARU KE
PEREMPUAN
KEMUDIAN
KE BAYI
Berdasar estimasi populasi rawan tertular HIV, 2012, Kemenkes
Diadaptasi dari Commission on AIDS in Asia – Projections and Implications
Populasi Indonesia: 237 juta
Perempuan
Lelaki
6,7 juta lelaki
beli seks
(2-20% lelaki dewasa)
4,9 juta
perempuan kawin
dengan lelaki
yg beli seks
75.000 lelaki
penasun
(0,1% lelaki dws)
1,1 juta LSL
(1,2% lelaki dws)
233.000 WPS
(0,2% pr dws)
Bayi dan
anak
5. Wanita Penjaja Seks (WPS)
Pelanggan WPS (Client)
Gay/LSL/MSM
Waria
Penasun (IDU)
Narapidana
ODHA
Bayi yg tertular
melalui ibu HIV+
Lelaki Risiko
Rendah
Anak/Remaja/generasi
Muda
Perempuan
Risiko Rendah
• Epidemi HIV&AIDS: Populasi
kunci/Populasi umum??
6. JENIS-JENIS
MEDIA/CAIRAN
TUBUH
TEMPAT HIV
•HIV ada dalam tiap cairan tubuh per mm2:
•Darah (plasma dan serum) 10-50
•Urin <1
•Air liur/saliva <1
•Air mani/semen 10-50
•Air susu ibu <1
•Air mata <1
•Keringat 0
•Cairan otak 10-100
•Cairan/sekret vagina <1
•Sekret telinga 5-10
(Gillespie dan Bamford, 2002)
8. JENIS-JENIS PENULARAN HIV
luka
(Noviana, 2013)
Jenis-Jenis Penularan HIV
Vertikal
(Transmisi
Transplasental)
Transeksual
Horizontal
(Transmisi
Parental)
9. J E N I S - J E N I S
P E N U L A R A N H I V
Vertikal /
transplasental
Transeksual
Horizontal
VERTIKAL
Virus load
Tahap HIV ibu
Jenis & durasi
persalinan
Breastfeeding
Penularan masa prenatal
a. Dalam uterus (lewat plasenta)
b. Sewaktu persalinan
c. Melalui ASI
10. J E N I S - J E N I S
P E N U L A R A N H I V
Vertikal
Transeksual
Horizontal
IMS
Jenis &
risiko
aktivitas
seksual
Darah
TRANSEKSUAL
11. J E N I S - J E N I S
P E N U L A R A N H I V
Vertikal
Transeksual
Horizontal
Transmisi seksual (homoseksual dan heteroseksual)
12. J E N I S - J E N I S
P E N U L A R A N H I V
Vertikal
Transeksual
Horizontal
Penggunaan
kembali
Penggunaan
bersama
Adanya
darah atau
produk
darah yang
terinfeksi
17. PROBABILITAS INFEKSI PER-KONTAK/EKPOSE
(EFEKTIVITAS PENULARAN)
Cara Efikasi %Total
Transfusi >90% 3
Perinatal 25-45% 9
Seksual 0,1-1% 80
IDU 5-10% 8
Transmisi perinatal:
a. Dalam kandungan 5%-10% terutama padaTrimester III
b. Waktu persalinan 10%-20%
c. Waktu menyusui atau nifas 10%-15%
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi berhubungan dengan
kondisi virus, ibu, dan janin.
Faktor persalinan seperti persalinan per vaginam dan durasi
persalinan juga meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke
janin.
Penularan seksual: 80% Tergantung:
1. Cara hubungan seksual (Heteroseksual –
Homoseksual – Biseksual)
2. Status PMS
3. Man having sex with man (MSM)
4. Pelindung atau kondom
18. EFEKTIVITAS PENULARAN PER EKSPOSUR
Gillespie dan
Bamford, 2002
Transfusi darah (90-
100%)
Narkoba suntik (1%)
Kontak seksual (1%)
Noviana, 2013
Pemberian ASI (10-
20%)
Persalinan (10-
20%)
Kehamilan (5-10%)
19. MANFAAT KONDOM DALAM PERLUASAN EPIDEMI HIV
Semakin tinggi penggunaan
kondom pada kegiatan seks
berisiko mampu mencegah
penularan HI
Muangthai keberhasilan
program kondom 100% perlu
dilakukan dengan dukungan
semua pihak.
20. PRINSIP
PENULARAN
HIV
Prinsip Three Ones
1. Ada orang yang positif
HIV
2. Ada kegiatan yang
memungkinkan terjadinya
pertukaran cairan tubuh
3. Ada orang yang belum
terinfeksi atau orang yang
juga sudah terinfeksi HIV
21. PENULARAN DAPAT TERJADI BILA…
• Secara biologis, terdapat empat kondisi yang dibutuhkan untuk terjadinya
penularan:
– 1) virus harus terdapat di dalam cairan tubuh yang terinfeksi,
– 2) virus harus berada pada level yang cukup untuk menginfeksi,
– 3) adanya rute efektif untuk terjadinya penularan, dan
– 4) virus harus mencapai sel target pada orang yang tertular
• Bagi pasangan HIV-negatif, seks anal reseptif (bottoming) adalah perilaku
seksual berisiko tertinggi, namun juga bisa mendapatkan HIV dari seks anal
insertif (topping).
• Semen terutama terdiri dari sel-sel cairan dan sperma (spermatozoa), tetapi
juga mengandung konsentrasi limfosit yang relatif tinggi (Sel-T)
(NAM, 2017)
22. PMTCT = PREVENTION OF MOTHER TO
CHILD TRANSMISSION OF HIV
• Lebih dari 90% anak yang terinfeksi HIV didapat dari ibunya.
23. TABEL 1. ESTIMASI RATE ABSOLUT PENULARAN HIV DARI IBU KE JANIN MENURUT
WAKTU PENULARAN, TANPA INTERVENSI
Waktu Penularan
Rate Penularan HIV (%)
Tidak Menyusu
Menyusu selama 6
bulan
Menyusu selama 18-
24 bulan
Selama kehamilan 5 – 10 5 – 10 5 – 10
Selama persalinan 10 – 15 10 – 15 10 – 15
Selama menyusu 0 5 – 10 15 – 20
Semua waktu 15 – 25 20 – 35 30 – 45
(WHO, 2008)
24. Aktivitas Risiko per Paparan
Vaginal sex, female-to-male, studies in high-income countries 0.04% (1:2380)
Vaginal sex, male-to-female, studies in high-income countries 0.08% (1:1234)
Vaginal sex, female-to-male, studies in low-income countries 0.38% (1:263)
Vaginal sex, male-to-female, studies in low-income countries 0.30% (1:333)
Vaginal sex, source partner is asymptomatic 0.07% (1:1428)
Vaginal sex, source partner has late-stage disease 0.55% (1:180)
Receptive anal sex amongst gay men, partner unknown status 0.27% (1:370)
Receptive anal sex amongst gay men, partner HIV positive 0.82% (1:123)
Receptive anal sex with condom, gay men, partner unknown status 0.18% (1:555)
Insertive anal sex, gay men, partner unknown status 0.06% (1:1666)
Insertive anal sex with condom, gay men, partner unknown status 0.04% (1:2500)
Receptive fellatio 0.00% - 0.04% (1:2500)
Mother-to-child, mother takes at least two weeks antiretroviral therapy 0.8% (1:125)
Mother-to-child, mother takes combination therapy, viral load below 50 0.1% (1:1000)
Injecting drug use 0.63% (1:158) - 2.4%
(1:41)
Needlestick injury, no other risk factors 0.13% (1:769)
Blood transfusion with contaminated blood 92.5% (9:10)
Tabel 1. Estimasi Risiko Penularan HIV per Paparan
(Boily, M. C., et al. 2009 ; Vittinghoff, E. et al. 1999 ; del Romero, J. et al. 2002 ; Townsend, C.
L. et al. 2008 ; Baggaley, R. F., Boily, M. C., White R. G., dan Alary, M. 2006)
29. JENIS-JENIS PENULARAN HIV
Transmisi seksual
• paling sering terjadi.
• Penularannya terjadi
melalui hubungan
seksual (homoseksual
dan heteroseksual)
• melalui mani
(semen), cairan
vagina dan serviks
(Adhiyanti, etc, 2015).
Transmisi non seksual
• Terbagi menjadi dua
cara:
• Transmisi parental
penggunaan jarum
suntik dan alat tusuk
(alat tindik) yang telah
terkontaminasi.
• Transmisi
transplasental
Penularan dari ibu
HIV+ ke bayi (berisiko
50%). Penularan dapat
terjadi waktu hamil,
melahirkan, dan
menyusui
Penularan masa prenatal
• HIV yang ditularkan
dari ibu ke bayi melalui
3 cara:
• Dalam uterus
(lewat plasenta)
• Sewaktu persalinan
• Melalui ASI
30. HIV TIDAK MENULAR MELALUI
KEGIATAN SOSIAL SEPERTI:
• Gigitan serangga
• Bersalaman, bersentuhan
• Berpelukan bahkan berciuman
• Menggunakan peralatan makan bersama
• Menggunakan jamban bersama
• Tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi hiv
32. PRINSIP PENULARAN HIV
• E = Exit
• (virus harus keluar dari tubuh orang yang terinfeksi)
• S = Survive
• (virus harus bertahan hidup diluar tubuh)
• S = Sufficient
• (jumlah virus harus cukup untuk dapat menginfeksi)
• E = Enter
• (Virus masuk ketubuh orang lain melalui aliran darah)
32
34. DINAMIKA PENULARAN HIV DI INDONESIA
HIV terjadi pada sub-populasi berisiko tertentu dan kemudian
menyebar dari kelompok tersebut ke populasi lain yang lebih besar.
Epidemi tersebut dapat terjadi pada: pengguna napza suntik; lelaki
suka seks lelaki; penjaja seks dan pelanggannya; pasangan
tetap (istri atau suami) anggota kelompok berisiko tersebut.
40. PENULARAN HIV
• Pola penularan HIV menurut jenis kelamin
– Pola yang hampir sama selama beberapa tahun terakhir, yaitu lebih banyak terjadi pada
kelompok laki-laki dibandingkan kelompok perempuan.
– Namun rasio perbandingan antara dua kelompok tersebut semakin kecil, artinya jumlah
infeksi HIV pada perempuan semakin mendekati jumlah infeksi HIV pada laki-laki.
• Pola penularan HIV berdasarkan faktor risiko
– Tidak mengalami perubahan dalam 5 tahun terakhir, infeksi HIV dominan terjadi pada
heteroseksual.
– Namun terjadi perubahan pola pada kelompok penasun dan kelompok LSL Jumlah infeksi HIV
pada kelompok penasun cenderung menurun dari tahun ke tahun, sebaliknya kelompok LSL
cenderung meningkat.
– Penurunan pada kelompok penasun bisa disebabkan oleh perubahan penggunaan alat konsumsi napza
yang tidak lagi banyak menggunakan jarum suntik tetapi sebagian beralih ke alat lain sehingga
menurunkan risiko penularan HIV.
42. Gambar 1. Infeksi HIV Baru Populasi Dewasa Usia ≥ 15 Tahun Menurut Cara Penularan di 31
Provinsi Tahun 1990-2025 (Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2014)
44. Industri Jasa Seks yang bertebaran di Nusantara
Wanita dan Pria, Formal dan Non-formal
Penggunaan Kondom yang rendah
• Tingkat pengetahuan rendah pada PS dan pelanggan pengunaannya rendah
IMS sangat tinggi dan resistensi obat
• Pengobatan terbatas, gejala IMS tidak jelas
Pelayanan IMS yang sangat terbatas
• Baik saran klinik, lab dan kegiatan surveilans
Mobilitas kelompok berisiko
Perilaku risiko ganda
PENDORONG RISIKO PENULARAN HIV
49. IMS DAN HIV DITULARKAN DENGAN CARAYANG
SAMA DAN DAPAT DICEGAH DENGAN CARAYANG
SAMA JUGA
BILA SESEORANG MENGIDAP IMS,AKAN LEBIH
MUDAH UNTUKTERINFEKSI HIV
ANTIBIOTIK TIDAKDAPAT
MELINDUNGI SESEORANG DARI IMS DAN HIV
50. DAFTAR PUSTAKA
Baggaley, R. F., Boily, M. C., White R. G., dan Alary, M. (2006). Risk of HIV-1 Transmission for Parenteral Exposure and Blood Transfusion: a
Systematic Review and Meta-Analysis.AIDS 20 (6): 805-812.
Boily, M. C., et al. (2009). Heterosexual Risk of HIV-1 Infection Per Sexual Act: Systematic Review and Meta-Analysis of Observational Studies.
Lancet Infect Dis 9 (2): 118-129.doi: 10.1016/S1473-3099(09)70021-0.
del Romero, J. et al. (2002). Evaluating the Risk of HIVTransmission through Unprotected Orogenital Sex. AIDS 16 (9): 1296-1297.
Gillespie, S. H. dan Bamford, K. B. (2002). At a Glance : Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Edisi Ketiga. Penerjemah Stella Tinia H. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Gallant, Joel, 2010. 100Tanya Jawab mengenai HIV dan AIDS. Jakarta: PT Indeks.
Harahap, SyaifulW,2008. Pers Meliput AIDS. Jakarta : Salemba Medika.
National AIDS Manual. (2017). How Transmission Occurs. Tersedia dari http://www.aidsmap.com/How-transmission-occurs/page/1320672/ (Diakses
16 Oktober 2017)
Noviana, Nana. (2013). Kesehatan Reproduksi dan HIV-AIDS.Jakarta:Trans Info Media.
Sa’abah, Marzuki Umar, 2001. Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam.Yogyakarta:UII Press.
Townsend, C. L. et al. (2008). Low Rates of Mother-To-Child Transmission of HIV Following Effective Pregnancy Interventions in the United
Kingdom and Ireland, 2000-2006.AIDS 22 (8): 973-981.doi: 10.1097/QAD.0b013e3282f9b67a.
Vittinghoff, E. et al. (1999). Per-Contact Risk of Human Immunodeficiency Virus Transmission between Male Sexual Partners. Am J Epidemiol 150
(3): 306-311.
World Health Organization. (2008). HIV Transmission through Breastfeeding : a Review of Available Evidence : 2007 Update. Geneva: World
Health Organization.Tersedia dari http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596596_eng.pdf (Diakses 19 Oktober 2017)
______. (2017).HIV/AIDS.Tersedia dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs360/en/ (Diakses 16 Oktober 2017)
51. TER I MA K A SI H
S E L A M AT B E L A J A R DA N S E M O G A B E R M A N FA AT