SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
SCREENING
EPIDEMIOLOGI
Lukman Waris, M. Kes
Unlam, 17 Maret 2010
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Upaya Kesehatan
• Yang terbaik adalah Pencegahan
• Deteksi dini dan pengobatan: 1. Perhatian
yang seksama pada munculnya gejala dini
penyakit, 2. deteksi penyakit terhadap
seseorang yg tdk mempunyai gejala.
• Usaha pada orang yg sehat disebut
SKRINING
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Tujuan Instruksional
• Umum: Mampu menjelaskan konsep skrining
• Khusus:
1. Pengertain, tujuan dan sasaran skrining
2. Bentuk pelaksanaan skrining
3. Keuntungan skrining
4. Kriteria skrining
5. Validitas dan reliabilitas
6. Nilai prediktif
7. Derajat skrining
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Screening atau penyaringan kasus adalah
cara untuk mengidentifikasi penyakit yang
belum tampak melalui suatu tes atau
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat
dengan cepat memisahkan antara orang
yang mungkin menderita penyakit dengan
orang yang mungkin tidak menderita dari
suatu populasi tertentu.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Untuk penyaringan diperlukan suatu
alat uji saring, biasanya berupa suatu
alat uji laboratorium yang mempunyai
validitas tinggi. Validitas meliputi
sensitivitas dan spesifitas yang tinggi
sehingga hasil yang diinginkan benar –
benar akurat
lukmanwaris/pskm/dasarepid
TUJUAN SCREENING :
• Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan
gejala tidak khas terhadap orang- orang yang
tampak sehat, tetapi mungkin menderita
penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko
tinggi terkena penyakit (Population at risk).
• Dengan ditemukan penderita tanpa gejala
dapat dilakukan pengobatan secara tuntas
sehingga tidak membahayakan dirinya atau
lingkungan dan tidak menjadi sumber
penularan penyakit.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
• mencegah meluasnya penyakit dalam
masyarakat
• untuk mendidik dan memberikan
gambaran kepada petugas kesehatan
tentang sifat penyakit dan selalu waspada
sehingga melakukan pengamatan secara
dini.
• untuk mendapatkan keterangan
epidemiologis yang berguna.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
SASARAN
• Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis
seperti :
• Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.)
• Infeksi Virus (Hepatitis)
• Infeksi parasit (malaria, mikrofilaria, toxoplasma,
dll)
• Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes
mellitus, Jantung Koroner, Ca Serviks, Ca
Prostat, Glaukoma)
• HIV-AIDS
lukmanwaris/pskm/dasarepid
PERLUNYA PENYARINGAN
• penularan penyakit lewat darah
dimungkinkan oleh beberapa faktor,
sehingga diperlukan proses penyaringan,
antara lain:
• Darah merupakan media yang baik untuk
kuman.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
• Seseorang yang sehat tidak menjamin
didarahnya tidak ditemukan kuman, hal
ini bisa saja seseorang tersebut tidak
menampakkan gejala secara nyata.
• Darah yang didonorkan pada seseorang
biasanya berkisar lebih dari satu (rata-
rata 3 unit perorang).
• Makin berat penyakit seseorang makin
banyak darah yang dibutuhkan.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
PROSES PENYARINGAN
• Tahap 1 : melalukan pemeriksaan
terhadap kelompok penduduk yang
dianggap mempunyai resiko tinggi
menderita penyakit.
• Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Kriteria Pelaksanaan Penyaringan
(beaglehole, WHO 1993)
Aspek Penyaringan Kriteria Penyaringan
Penyakit Serius
Prevalensi tinggi pada fase pre-
Klinik Riwayat alamiah
diketahui.
Periode panjang antara gejala
pertama dengan onset penyakit.
Tes diagnostik Sensitif dan spesifik
Sederhana dan murah
Aman dan dapat
diterima(acceptable)
Nyata (reliable)
Diagnosis dan pengobatan Tersedia fasilitas yang memadai
efektif, diterima dan aman
Tersedia pengobatan
lukmanwaris/pskm/dasarepid
BENTUK PENYARINGAN
Ada 2 bentuk penyaringan
• Seri  berupa 2 penyaringan dimana mereka
yang dinyatakan positif bila memberikan hasil
positif pada pemeriksaan kedua yang dilakukan
menyusul, biasanya diterapkan pada uji saring
HIV
• Paralel  dua penyaringan dilaksanakan
bersamaan dimana hasil tes penyaringan bisa
dinyatakan positif beradasrkan hasil positif pada
salah satu tes.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
MODEL UNTUK SENSITIFITAS
DAN SPESIFITAS
POPULASI
SAKIT SEHAT
SEHAT,
DIKLASIFIKASI
SEBAGAI SAKIT
(POSITIF PALSU)
SAKIT, DIKLASIFIKASI SEBAGAI
SAKIT
SAKIT,
DIKLASIFIKASI
SEBAGAI
SEHAT
(NEGATIF
PALSU)
lukmanwaris/pskm/dasarepid
SENSITIVITAS DAN
SPESIFISITAS
• Sensitivitas (sensitivity) : kemampuan suatu tes
untuk mengidentifikasi individu dengan tepat,
dengan hasil tes positif dan benar sakit.
Sensitivitas mengacu pada peluang (probability)
bahwa seorang individu yang sakit akan
diklasifikasi sebagai sakit.
• Spesifisitas (specificity) : kemampuan suatu tes
untuk mengidentifikasi individu dengan tepat,
dengan hasil negatif dan benar tidak sakit.
Spesifisitas pada peluang bahwa seorang
individu sehat akan diklasifikasi sebagai sehat.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
INDIKATOR UNTUK MENILAI VALIDITAS
ADALAH SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS
• Sensitivitas (sensitivity) :
T P/ TP +FN x 100%
• Spesivisitas (specificity) :
TN/ TN+FPx100%
TP:True Positive
TN: True Negative
FN: False Negative
FP: False Positive
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Nilai Prediktif
• Positive Prediktive Value
Presentase pasien yang sakit dengan hasil
test positive:
PPV=TP/TP+FP x 100%
• Negative Prediktive value
Presentase pasien yang tidak sakit dengan
hasil test negative:
NPV=TN/TN+FN x 100%
lukmanwaris/pskm/dasarepid
k
HUBUNGAN ANTARA SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS
(kurva atas menggambarkan distribusi diantara individu sehat,
kurva bawah distribusi diantara individu sakit)
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Gambar diatas mengilustrasikan secara skematis
interdependensi (saling ketergantungan) dari sensitifitas dan
spesifitas .
asumsinya adalah bahwa diagnosis didasarkan pada suatu
variabel terukur yang distribusinya untuk bagian populasi
yang sakit dan sehat berbeda.
Individu-individu yang nilainya diatas titik potong (cut-off
point) k dari ukuran diagnosis diklasifikasi sebagai sakit.
Bila area dibawah tiap grafik sama dengan 100%, bagian
kiri dari grafik yang diatas sesuai dengan spesifitas dan
bagian kanan dari grafik yang dibawah sesuai dengan
sensitivitas.
Bila persyaratan untuk seorang individu diklasifikasi
sebagai sakit diperketat, yaitu bila k digerakkan kekiri,
sensitivitas akan berkurang.
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Sekian
Tropical Medical School, Mahidol University, Thailand
lukmanwaris/pskm/dasarepid
Contoh soal
• Masy. Sumber Makmur adalah masy yg mempunyai
kebiasaan mengkomsumsi mak manis.Masy yg
mengkomsumsi mak manis selama >5 tahun
mengalami penyakit DM 10 orang dan yg tdk
mengalami DM 20 orng.Masy yg mengkomsumsi mak
manis selama <5 thn mengalami DM sebanyak 30 orng
dan yg tdk mengalami DM sebanyak 40 orng.
Berapakah resiko relatif bagi masy yg terpapar
dibandingkan dgn yg tdk terpapar?
a. Sensitifitas
b. Spesivisitas
c. Positive Predictive Value (PPV)
d. Negative Predictive Value (NPV)

More Related Content

Similar to SKRINING EPIDEMIOLOGI

Penmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screningPenmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screningriri_hermana
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1HMRojali
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.pptApriliaFajrin2
 
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptTelaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptFitriAyuWahyuni1
 
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppttelaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).pptkahfirizkian
 
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppttelaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).pptkahfirizkian
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.pptanggie973998
 
pps ppt sosialisasi.pptx
pps ppt sosialisasi.pptxpps ppt sosialisasi.pptx
pps ppt sosialisasi.pptxlilis150691
 
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdfdrday1
 
Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)Hanza Babyshop
 
Penemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara ScreeningPenemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara Screeningpie-pien
 
4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptx
4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptx4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptx
4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptxYusfanDavis1
 
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptxRESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptxWihelminaKurniyati1
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxYaniArpha
 
kelompok 7 prognosis.pptx
kelompok 7 prognosis.pptxkelompok 7 prognosis.pptx
kelompok 7 prognosis.pptxFadhilFadhil27
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxmelfinanapitupulu
 

Similar to SKRINING EPIDEMIOLOGI (20)

Penmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screningPenmuan pmyki secara screning
Penmuan pmyki secara screning
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Screening EPIDEMIOLOGI
Screening EPIDEMIOLOGIScreening EPIDEMIOLOGI
Screening EPIDEMIOLOGI
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
 
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptTelaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
 
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppttelaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
telaahkritisdr.sadsadsadsasugiarto_ (2).ppt
 
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppttelaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
telaahkritisdr.susadsasadsadgiarto_ (1).ppt
 
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppttelaahkritisdr.sugiarto_.ppt
telaahkritisdr.sugiarto_.ppt
 
7. Screening .ppt
7. Screening .ppt7. Screening .ppt
7. Screening .ppt
 
pps ppt sosialisasi.pptx
pps ppt sosialisasi.pptxpps ppt sosialisasi.pptx
pps ppt sosialisasi.pptx
 
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
 
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
 
Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)Screnning test (tugas mepid)
Screnning test (tugas mepid)
 
Penemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara ScreeningPenemuan Penyakit Secara Screening
Penemuan Penyakit Secara Screening
 
4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptx
4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptx4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptx
4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptx
 
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptxRESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
 
kelompok 7 prognosis.pptx
kelompok 7 prognosis.pptxkelompok 7 prognosis.pptx
kelompok 7 prognosis.pptx
 
Epidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptxEpidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptx
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (19)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

SKRINING EPIDEMIOLOGI

  • 1. SCREENING EPIDEMIOLOGI Lukman Waris, M. Kes Unlam, 17 Maret 2010
  • 2. lukmanwaris/pskm/dasarepid Upaya Kesehatan • Yang terbaik adalah Pencegahan • Deteksi dini dan pengobatan: 1. Perhatian yang seksama pada munculnya gejala dini penyakit, 2. deteksi penyakit terhadap seseorang yg tdk mempunyai gejala. • Usaha pada orang yg sehat disebut SKRINING
  • 3. lukmanwaris/pskm/dasarepid Tujuan Instruksional • Umum: Mampu menjelaskan konsep skrining • Khusus: 1. Pengertain, tujuan dan sasaran skrining 2. Bentuk pelaksanaan skrining 3. Keuntungan skrining 4. Kriteria skrining 5. Validitas dan reliabilitas 6. Nilai prediktif 7. Derajat skrining
  • 4. lukmanwaris/pskm/dasarepid Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita dari suatu populasi tertentu.
  • 5. lukmanwaris/pskm/dasarepid Untuk penyaringan diperlukan suatu alat uji saring, biasanya berupa suatu alat uji laboratorium yang mempunyai validitas tinggi. Validitas meliputi sensitivitas dan spesifitas yang tinggi sehingga hasil yang diinginkan benar – benar akurat
  • 6. lukmanwaris/pskm/dasarepid TUJUAN SCREENING : • Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk). • Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak menjadi sumber penularan penyakit.
  • 7. lukmanwaris/pskm/dasarepid • mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat • untuk mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan selalu waspada sehingga melakukan pengamatan secara dini. • untuk mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna.
  • 8. lukmanwaris/pskm/dasarepid SASARAN • Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti : • Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.) • Infeksi Virus (Hepatitis) • Infeksi parasit (malaria, mikrofilaria, toxoplasma, dll) • Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes mellitus, Jantung Koroner, Ca Serviks, Ca Prostat, Glaukoma) • HIV-AIDS
  • 9. lukmanwaris/pskm/dasarepid PERLUNYA PENYARINGAN • penularan penyakit lewat darah dimungkinkan oleh beberapa faktor, sehingga diperlukan proses penyaringan, antara lain: • Darah merupakan media yang baik untuk kuman.
  • 10. lukmanwaris/pskm/dasarepid • Seseorang yang sehat tidak menjamin didarahnya tidak ditemukan kuman, hal ini bisa saja seseorang tersebut tidak menampakkan gejala secara nyata. • Darah yang didonorkan pada seseorang biasanya berkisar lebih dari satu (rata- rata 3 unit perorang). • Makin berat penyakit seseorang makin banyak darah yang dibutuhkan.
  • 11. lukmanwaris/pskm/dasarepid PROSES PENYARINGAN • Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit. • Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik
  • 12. lukmanwaris/pskm/dasarepid Kriteria Pelaksanaan Penyaringan (beaglehole, WHO 1993) Aspek Penyaringan Kriteria Penyaringan Penyakit Serius Prevalensi tinggi pada fase pre- Klinik Riwayat alamiah diketahui. Periode panjang antara gejala pertama dengan onset penyakit. Tes diagnostik Sensitif dan spesifik Sederhana dan murah Aman dan dapat diterima(acceptable) Nyata (reliable) Diagnosis dan pengobatan Tersedia fasilitas yang memadai efektif, diterima dan aman Tersedia pengobatan
  • 13. lukmanwaris/pskm/dasarepid BENTUK PENYARINGAN Ada 2 bentuk penyaringan • Seri  berupa 2 penyaringan dimana mereka yang dinyatakan positif bila memberikan hasil positif pada pemeriksaan kedua yang dilakukan menyusul, biasanya diterapkan pada uji saring HIV • Paralel  dua penyaringan dilaksanakan bersamaan dimana hasil tes penyaringan bisa dinyatakan positif beradasrkan hasil positif pada salah satu tes.
  • 14. lukmanwaris/pskm/dasarepid MODEL UNTUK SENSITIFITAS DAN SPESIFITAS POPULASI SAKIT SEHAT SEHAT, DIKLASIFIKASI SEBAGAI SAKIT (POSITIF PALSU) SAKIT, DIKLASIFIKASI SEBAGAI SAKIT SAKIT, DIKLASIFIKASI SEBAGAI SEHAT (NEGATIF PALSU)
  • 15. lukmanwaris/pskm/dasarepid SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS • Sensitivitas (sensitivity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil tes positif dan benar sakit. Sensitivitas mengacu pada peluang (probability) bahwa seorang individu yang sakit akan diklasifikasi sebagai sakit. • Spesifisitas (specificity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil negatif dan benar tidak sakit. Spesifisitas pada peluang bahwa seorang individu sehat akan diklasifikasi sebagai sehat.
  • 16. lukmanwaris/pskm/dasarepid INDIKATOR UNTUK MENILAI VALIDITAS ADALAH SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS • Sensitivitas (sensitivity) : T P/ TP +FN x 100% • Spesivisitas (specificity) : TN/ TN+FPx100% TP:True Positive TN: True Negative FN: False Negative FP: False Positive
  • 17. lukmanwaris/pskm/dasarepid Nilai Prediktif • Positive Prediktive Value Presentase pasien yang sakit dengan hasil test positive: PPV=TP/TP+FP x 100% • Negative Prediktive value Presentase pasien yang tidak sakit dengan hasil test negative: NPV=TN/TN+FN x 100%
  • 18. lukmanwaris/pskm/dasarepid k HUBUNGAN ANTARA SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS (kurva atas menggambarkan distribusi diantara individu sehat, kurva bawah distribusi diantara individu sakit)
  • 19. lukmanwaris/pskm/dasarepid Gambar diatas mengilustrasikan secara skematis interdependensi (saling ketergantungan) dari sensitifitas dan spesifitas . asumsinya adalah bahwa diagnosis didasarkan pada suatu variabel terukur yang distribusinya untuk bagian populasi yang sakit dan sehat berbeda. Individu-individu yang nilainya diatas titik potong (cut-off point) k dari ukuran diagnosis diklasifikasi sebagai sakit. Bila area dibawah tiap grafik sama dengan 100%, bagian kiri dari grafik yang diatas sesuai dengan spesifitas dan bagian kanan dari grafik yang dibawah sesuai dengan sensitivitas. Bila persyaratan untuk seorang individu diklasifikasi sebagai sakit diperketat, yaitu bila k digerakkan kekiri, sensitivitas akan berkurang.
  • 21. lukmanwaris/pskm/dasarepid Contoh soal • Masy. Sumber Makmur adalah masy yg mempunyai kebiasaan mengkomsumsi mak manis.Masy yg mengkomsumsi mak manis selama >5 tahun mengalami penyakit DM 10 orang dan yg tdk mengalami DM 20 orng.Masy yg mengkomsumsi mak manis selama <5 thn mengalami DM sebanyak 30 orng dan yg tdk mengalami DM sebanyak 40 orng. Berapakah resiko relatif bagi masy yg terpapar dibandingkan dgn yg tdk terpapar? a. Sensitifitas b. Spesivisitas c. Positive Predictive Value (PPV) d. Negative Predictive Value (NPV)