SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Ns. A Siahaya M.Kep
Data Demografi
 Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, ras, status perkawinan, alamat,
pekerjaan, status imigrasi, perilaku
beresiko.
 Nama anggota keluarga atau orang yang
dapat dihubungi
Riwayat sosial:
 Orientasi sexual: pria, wanita, MSM (gay dan
waria).
 Aktifitas sexual tak aman: berganti-ganti
pasangan, tanpa pengaman.
 IDU (needle tract).
 Riwayat pekerjaan.
 Riwayat traveling.
 Lingkungan pergaulan
 Homeless, gangguan mental
 Bantuan dari badan/lembaga sosial AIDS
Riwayat Kesehatan
Terdahulu
 Riwayat Penyakit Terdahulu
 Cara terinfeksi HIV (riwayat pemakai narkoba/IDU, free sex,
homosex, kelompok yang beresiko tinggi terinfeksi HIV)
 TBC, Hepatitis A, B, C, sering mengalami infeksi virus dan
jamur, hemofilia, riwayat transfusi (sebelum th 85), transplantasi,
STD.
 Penurunan Berat Badan Yang signifikan.
 Diare yang tidak kunjung sembuh.
 Demam yang berkepanjangan.
 Mouth lesions including blisters (HSV).
 Ginggivitis, white gray patches (putih pada daerah lidah dan
mukosa mulut)
 Review semua sistem yang mungkin terganggu oleh HIV
Riwayat Transfusi
 Infeksi yang ditularkan melalui transfusi AIDS
 Penyebab : Darah donor HIV seropositif
 Gejala : demam, keringat malam, letih, BB menurun, adenopati, lesi kulit:
seropositif terhadap virus HIV
 Intervensi pemeriksaan, pastikan darah yang ditransfusi bebas HIV atau
sudah menjalani pemeriksaan sebelummnya.
 Rasional, untuk mengurangi atau menghilangkan insiden terulang pada pasien
yang lain.
 Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium klinis darah seperti
pemerikasaan rapid tes!
 Rasional, pemeriksaan rapid test dapat melihat adanya anti body tubuh
terhadap virus HIV, pemeriksaan yang bersifat mudah, cepat dan murah,
dengan keakuratan ± 90%. (3)
Pola Kesehatan
 Persepsi tentang kesehatan, pengetahuan pasien tentang
kegiatan – kegitan sehari – hari yang pasien lakukan terkait
bagaimana pasien melakuka pencegahan penyakit untuk dirinya
dan keluarganya. Intervensi yang dapat dilakukan : konseling
sebelumnya pada tenaga kesehatan yang terlatih.
 Penanganan kesehatan: Persepsi terhadap penyakit yaitu;
pengetahuan pasien terhadap penyakit yang ia derita, Penggunaan
alkohol dan obat-obatan yaitu; keterkaitan pengunaan jarum suntik
yang berganti – gantian pada pengguna narkoba yang terjangkit
HIV dapat beresiko menularkan penyakitnya. Intervensi yang dapat
dilakukan : konseling sebelumnya pada tenaga kesehatan yang terlatih.
Pola Kesehatan
 Nutrisi/metabolisme: kehilangan BB,
anorexia, mual, muntah, lesi pada mulut,
ulser pada rongga mulut, sulit menelan,
kram abdomen.
 Eliminasi: diare persisten (IO), nyeri saat
bak
 Aktifitas dan olah raga: kelelahan
kronik,kelemahan otot, kesulitan berjalan,
batuk, sesak nafas, kemampuan
melakukan ADL (tingkat1-3)
Pola Kesehatan
 Tidur dan istirahat: insomnia
 Gangguan kognitif dan persepsi: sakit kepala, nyeri
dada, kehilangan memori, demensia, parestesis
 Kebutuhan klinis pasien:
 Obat-obatan: alergi, riwayat pengobatan sekarang, cara
memperoleh ARV.
 Nutrisi: membutuhkan oral/enteral/parenteral
 Terapi rehabilitasi: fisioterapi, terapi wicara
 Perawatan khusus: apakah membutuhkan perawatan
khusus karena mengalami mis. Dekubitus, inkontensia,
oksigen atau suction
Pola Kesehatan
 Kebutuhan Klinis pasien :
 Alat bantu: walker, cructh,kursi roda, handled
shower, seat bath, urinal dll
 Suplai barang-barang habis pakai: pampers,
diapers, kasa, infus, kateter dan tube feeding
 Follow up medis: dokter/laboratorium
Pemeriksaan fisik
Cardiorespiratorius :
 Peikarditis dan endokarditis (myokarditis), infeksi
opportunistik yang bisa diperoleh pasien HIV -
AIDS.
 Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengkaji keluhan
diatas adalah dengan melakukan pemeriksaan, ECHO
dan EKG, selain tanda – tanda infeksi yang datang
menyertai.
Rasional, untuk melihat gangguan yang dapat
memperberat keluhan/ keadaan pasien khususx pada
irama jantung dan kekuatan kontraktilitas jantung.
Pemerikasaan Fisik
Cardiorespiratorius :
 Tuberkulosis, infeksi oportunistik yang diperoleh pasien HIV,
biasanya klien dengan kadar CD4 yang kurang dari 200 akan
menunjukkan tanda dan gejala seperti pada infeksi saluran
pernapasan akut seperti pada TBC paru.
 Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengkaji keluhan diatas sama
yang bisa dilakukan dengan pasien TBC Umum. Yaitu pemeriksaan
sputum dan photo CT SCAN Thoraks.
Rasional,untuk melihat lapang paru yang terkena infeksi dan jenis
kuman yang menginfeksi paru.
Pemeriksaan Fisik
Cardiorespiratorius :
 Sesak nafas (dispnoe, takipnoe), jalan napas yang tidak paten
atau presentasi lapang paru yang fisiologis minim
memperoleh pertukaran gas (oksigen – karbondioksida)
untuk kebutuhan tubuh.
Intervensi yang dapat mengkaji keluhan diatas yaitu dengan
melihat frekuensi Pola napas melebihi 24x/mnt dan
kesimetrisan antara paru Ka – Ki serta penggunaan otot -
otot tambahan disekitar lapang dada atau tampak retraksi
interkostalis.
Rasional, mengetahui pola nafas yang inefektif dapat
mengindikasikan bahwa terjadi ketidak cukupan oksigen yang
adekuat untuk kebutuhan tubuh.
Pemeriksaan Fisik
Cardiorespiratorius
 Batuk produktif dan batuk non produktif dengan SaO2 < 80% (PCP),
hasil proses interaksi imun dan mikroorganisme yang bisa menghasilkan
purulen/ kompensasi tubuh khususnya membran mukosa yang
hipersekresi jika terdapat benda asing yang tidak dikenali.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengetahui keluhan diatas yaitu
dengan pemeriksaan auskultasi dinding paru dengan konsentrasi pada
bunyi abnormal paru yaitu Crackels, wheezing, serta pada pemeriksaan
Laboraturium AGD (Analisa Gas Darah), untuk mengetahui interpretasi
Kandungan Saturasi gas yang Normal/Tidak Normal terhadap keluhan
yang terjadi
 Retraksi interkostalis, kompensasi dari tubuh untuk memenuhi
kebutuhan.
Pemeriksaan fisik
Gastrointestinal :
 Lesi pada mulut  Kapossi
sarkoma
 Candida mulut  White gray pacth
(plak putih yang melapisi rongga
mulut dan lidah)  kandidiasis
 Lesi putih pada lidah (hairy
leukoplakia)
 Ginggivitis
 Muntah
 Diare
 Inkontinen alvi
 Hepatosplenomegali
 Lesi rektal
 Motilitas usus meningkat
Pemeriksaan fisik
Muskuloskeletal
 Muscle wasting ( kelemahan otot ) pada kondisi
lanjut
 Pada keadaan/ kondisi yang lanjut dapat
mengakibatkan neuropatis pheriper atau myopaties
yang lain.
Pemeriksaan fisik
Neurologis :
 Ataxia, tremor, sakit kepala (toxoplasmosis),
kurang koordinasi (ADC), kehilangan sensori,
afasia, kehilangan konsentrasi (ADC),
kehilangan memori (ADC=AIDS Dementia
Complex), apatis, agitasi, perubahan perilaku,
depresi, penurunan kesadaran, kejang
(Toxoplasmosis/ HIV Neurologi), paralysis, koma
Pemeriksaan Fisik
Neurologis
 Pada cerebral Toxoplasmosis, tanda dan gejala yang
menyertai adalah :
 Jumlah CD4 = < 100 cell/μL ( in 80% of patients)
 Demam, pusing, tanda- tanda neurologis fokal nantinya,
kejang, motorik lemah/capek, gangguan indera,
gangguan bicara, perubahan penglihatan,bingung, koma.
 Renitis, pneuminitis disseminated infection.
 Intervensi yang dianjurkan,
 CT Scan, Rasional dapat mengetahui secara akurat
penyebab yang menjadi keluhan pasien pada defisit
neurologis yang klien alami pada pasien HIV serta
melihat lokasi toxoplasmosis.
Pemeriksaan Fisik
Neurologi
 Intervensi yang lain;
 MRi Scan, rasional 70 % lesi bersifat multipel dengan
lingkaran dan berhubungan dengan cerebral edema, MRI :
T1: hypointense, T2: Edema ++ (density), biasanya pada
basal gangglion (75%)tampak Hijau/ White junction.
Pemeriksaan fisik
Reproduksi :
 Adanya lesi atau keluaran dari genital (herpes simpleks)
 Nyeri abdomen sekunder dari PID (pelvic inflamatory disease)
Comorbidities
 Anemia, sekitar 80% pasien penyakit HIV akan memiliki kadar Hb
yang kurang dari 10 g/dl
 Intervensi pemeriksaan pemeriksaan laboratorium dengan darah
lengkap.
Rasional, untuk mengetahui nilai abnormal yang diproleh oleh pasien
HIV termasuk Hb sehingga dapat menentukan untuk intervensi
selanjutnya, seperti : jika terjadi keadaan anemi yang berat, dimana
keputusan melakukan transfusi harus diambil dengan menggunakan
kriteria yang sama pada pasien yang lain (4)
Pemeriksaan Fisik
 Kebutuhan Spritual:
 Agama
 Partisipasi pasien dalam kegiatan keagamaan
 Pentingnya agama bagi pasien
 Kondisi keuangan:
 Kemampuan pasien melanjutkan pekerjaannya
 Pengeluaran dan pemasukan setiap bulan
 Asuransi kesehatan yang dimiliki
Pemeriksaan fisik
 Data sosial:
 Kepemilikan rumah/panti/asrama/kost
 Fasilitas di rumah: listrik, air bersih
 Pengkajian masyarakat:
 Keamanan memadai
 Fasilitas kesehatan terdekat: rumah sakit,
klinik, puskesmas, apotek
 Transportasi; menggunakan kendaraan
sendiri atau umum. Apakah memungkinkan
bagi pasien menggunakan kendaraan umum
Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan ELISA (Enzyme – Linked Immunosorbent Assy)  dimana
bereaksi terhadap adanya antibody dalam serum dengan memperlihatkan
warna yang lebih jelas apabila terdeteksi anti virus dalam jumlah besar (5),
atau menunjukan adanya antibodi terhadap HIV HIV + atau HIV –
Interpretasi hasil:
- HIV +, berarti orang tersebut memiliki antibodi terhadap HIV. Orang ini
disebut seorang dengan HIV+. Orang tersebut terinfeksi HIV.
- HIV -, berarti:
- Periode jendela/’window period’ (3-6 bulan setelah terinfeksi). Seseorang yang
mengalami pemanjangan proses infeksi yang mengganggu sistem imun. Sehingga
orang tersebut tidak terinfeksi HIV.
Rasional, pemeriksaan lab. Pada pasien suspect HIV dimana dilakukan uji
yang khas yang pertama adalah ELISA. Meskipun mahal.
Pemeriksaan Laboratorium
 Jika hasil ELISA +  harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan Western Blot.
 Westren Blot adalah pemeriksaan yang bersifat lebih spesifik pada pasien
dengan suspect HIV, dimana pemeriksaan ini dilakukan dengan konfirmasi 2
kali.
Rasional, uji ini lebih kecil kemungkinannnya memberikan hasil uji positif palsu
atau negatif palsu, dan sama – sama dengan ELISA dapat mendeteksi antibody.
(5)
 Western Blot menunjukan adanya komponen protein tertentu dari
antibodi, spt. Gp120, gp41, dan p24
 Hasil pemeriksaan ELISA:
 Positif palsu
 Negatif palsu
 ELISA sebaiknya dilakukan pada mereka:
 Beresiko tinggi (IDU, WTS dan pelanggannya, PTS dan pelanggannya, MSM)
 Riwayat transfusi sebelum th 85
 Tidak sembuh dari gejala batuk-batuk, demam, atau diare
 Mengalami penurunan BB tanpa sebab yang jelas
 Orang yang khawatir telah terpapar HIV.
Persyaratan tes HIV
 Sukarela
 Informed consent
 Dilakukan konseling sebelum dan
sesudah tes.
 Hasil tes dirahasiakan
Pemeriksaan Laboratorium
 Complete Blood Count (CBC)/test darah lengkap
(Hb, SDP, Trombosit, Hematokrit, MCV, )
 Viral Load
 Hepatitis B, C
 Herpes Simpleks
CD 4+
 Jumlah CD4+ (Normal CD4 600-1.200
sel/mm3)
(hanya menggambarkan jumlah dan tidak
menggambarkan fungsinya)
 Berdasarkan klasifikasi CDC Untuk HIV
pada Orang Dewasa dikelompokkan
menjadi 3 (Susan M.T., et al (2000)):
Category A : asimtomatik: Primary HIV
atau limphadenopathy persistent
 A1 : CD4, jumlah T sel > 500/mm3
 A2 : CD4, jumlah T sel 200-499/mm3
 A3 : CD4, jumlah T sel < 200/mm3
CATEGORY B
 Simtomatik
 Seperti : candidiasis (di mulut, vulva
vagina), displasia servical/kanker, diare
lebih dari 1 bulan, PID, trombositopenia
idiopatik, herpes zoster
 B1 : CD4, jumlah T sel > 500/mm3
 B2 : CD4, jumlah T sel 200-499/mm3
 B3 : CD4, jumlah T sel < 200/mm3
CATEGORY C
 Gejala AIDS
 Seperti : candidiasis (pada trakea, bronkus
dan paru-paru), sitomegalovirus (nodus
hati dan lien), Sarkoma Kaposi,
Mycobacterium, pneumosistis carinii,
wasting syndrome, encepalopathy
 C1 : CD4, jumlah T sel > 500/mm3
 C2 : CD4, jumlah T sel 200-499/mm3
 C3 : CD4, jumlah T sel < 200/mm3
Kapposi Sarkoma
Kapposi Sarkoma
Oral Candidiasis
Primary HIV Infection Rash
Topical
Angular Chelitis
Cerebral Toxoplasmosis
Toxoplasmosis MRI T1
Toxoplasmosis CT
Referensi
 (1) Susan M.T., et al (2017), Patient care standards; collaborative planning and nursing
intervention, (7th Ed.), Mosby Company : St. Louis
 (2) Lewis, et al, (2019), Medical surgical nursing : Assessment and management of
clinical problems (5th), Mosby Company: St. Louis
 (3) Rocca la C. Joanne, & Otto E. Shirley,(1998), Seri pedoman praktis, Terapi
Intravena, Edisi 2, Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
 (4) Hartono Andry dr., & Syamsi Muhaimin Rusli dr.,(2010), Penggunaan klinis
darah (The clinical use of blood) from WHO, Penerbit buku kedokteran EGC:
Jakarta
 Prince A. Sylvia, & Wilson M. Lorraine, (2018), Patofisiologi” Konsep klinis
proses – proses penyakit, Edisi 6, Vol 1, Penerbit buku kedokteran EGC:
Jakarta

More Related Content

Similar to DETEKSI HIV (20)

Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
PELATIHAN KADER KESEHATAN.pptx
PELATIHAN KADER KESEHATAN.pptxPELATIHAN KADER KESEHATAN.pptx
PELATIHAN KADER KESEHATAN.pptx
 
Definisi hepatitis
Definisi hepatitisDefinisi hepatitis
Definisi hepatitis
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
 
Hemintiasis
Hemintiasis Hemintiasis
Hemintiasis
 
Pengkajian pada sistem imun
Pengkajian pada sistem imun Pengkajian pada sistem imun
Pengkajian pada sistem imun
 
Asuhan Keperawatan Enchepalitis
Asuhan Keperawatan EnchepalitisAsuhan Keperawatan Enchepalitis
Asuhan Keperawatan Enchepalitis
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
WPS HIV AIDS.pptx
WPS HIV AIDS.pptxWPS HIV AIDS.pptx
WPS HIV AIDS.pptx
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
 
Materi HIV & AIDS
Materi HIV & AIDSMateri HIV & AIDS
Materi HIV & AIDS
 
Awal mds ( tugas penjaskes
Awal mds ( tugas penjaskesAwal mds ( tugas penjaskes
Awal mds ( tugas penjaskes
 
Hiv dan konseling
Hiv dan konselingHiv dan konseling
Hiv dan konseling
 
HIV AIDS
HIV AIDSHIV AIDS
HIV AIDS
 
Makalah hiv aids...
Makalah hiv aids...Makalah hiv aids...
Makalah hiv aids...
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

DETEKSI HIV

  • 2. Data Demografi  Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, ras, status perkawinan, alamat, pekerjaan, status imigrasi, perilaku beresiko.  Nama anggota keluarga atau orang yang dapat dihubungi
  • 3. Riwayat sosial:  Orientasi sexual: pria, wanita, MSM (gay dan waria).  Aktifitas sexual tak aman: berganti-ganti pasangan, tanpa pengaman.  IDU (needle tract).  Riwayat pekerjaan.  Riwayat traveling.  Lingkungan pergaulan  Homeless, gangguan mental  Bantuan dari badan/lembaga sosial AIDS
  • 4. Riwayat Kesehatan Terdahulu  Riwayat Penyakit Terdahulu  Cara terinfeksi HIV (riwayat pemakai narkoba/IDU, free sex, homosex, kelompok yang beresiko tinggi terinfeksi HIV)  TBC, Hepatitis A, B, C, sering mengalami infeksi virus dan jamur, hemofilia, riwayat transfusi (sebelum th 85), transplantasi, STD.  Penurunan Berat Badan Yang signifikan.  Diare yang tidak kunjung sembuh.  Demam yang berkepanjangan.  Mouth lesions including blisters (HSV).  Ginggivitis, white gray patches (putih pada daerah lidah dan mukosa mulut)  Review semua sistem yang mungkin terganggu oleh HIV
  • 5. Riwayat Transfusi  Infeksi yang ditularkan melalui transfusi AIDS  Penyebab : Darah donor HIV seropositif  Gejala : demam, keringat malam, letih, BB menurun, adenopati, lesi kulit: seropositif terhadap virus HIV  Intervensi pemeriksaan, pastikan darah yang ditransfusi bebas HIV atau sudah menjalani pemeriksaan sebelummnya.  Rasional, untuk mengurangi atau menghilangkan insiden terulang pada pasien yang lain.  Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium klinis darah seperti pemerikasaan rapid tes!  Rasional, pemeriksaan rapid test dapat melihat adanya anti body tubuh terhadap virus HIV, pemeriksaan yang bersifat mudah, cepat dan murah, dengan keakuratan ± 90%. (3)
  • 6. Pola Kesehatan  Persepsi tentang kesehatan, pengetahuan pasien tentang kegiatan – kegitan sehari – hari yang pasien lakukan terkait bagaimana pasien melakuka pencegahan penyakit untuk dirinya dan keluarganya. Intervensi yang dapat dilakukan : konseling sebelumnya pada tenaga kesehatan yang terlatih.  Penanganan kesehatan: Persepsi terhadap penyakit yaitu; pengetahuan pasien terhadap penyakit yang ia derita, Penggunaan alkohol dan obat-obatan yaitu; keterkaitan pengunaan jarum suntik yang berganti – gantian pada pengguna narkoba yang terjangkit HIV dapat beresiko menularkan penyakitnya. Intervensi yang dapat dilakukan : konseling sebelumnya pada tenaga kesehatan yang terlatih.
  • 7. Pola Kesehatan  Nutrisi/metabolisme: kehilangan BB, anorexia, mual, muntah, lesi pada mulut, ulser pada rongga mulut, sulit menelan, kram abdomen.  Eliminasi: diare persisten (IO), nyeri saat bak  Aktifitas dan olah raga: kelelahan kronik,kelemahan otot, kesulitan berjalan, batuk, sesak nafas, kemampuan melakukan ADL (tingkat1-3)
  • 8. Pola Kesehatan  Tidur dan istirahat: insomnia  Gangguan kognitif dan persepsi: sakit kepala, nyeri dada, kehilangan memori, demensia, parestesis  Kebutuhan klinis pasien:  Obat-obatan: alergi, riwayat pengobatan sekarang, cara memperoleh ARV.  Nutrisi: membutuhkan oral/enteral/parenteral  Terapi rehabilitasi: fisioterapi, terapi wicara  Perawatan khusus: apakah membutuhkan perawatan khusus karena mengalami mis. Dekubitus, inkontensia, oksigen atau suction
  • 9. Pola Kesehatan  Kebutuhan Klinis pasien :  Alat bantu: walker, cructh,kursi roda, handled shower, seat bath, urinal dll  Suplai barang-barang habis pakai: pampers, diapers, kasa, infus, kateter dan tube feeding  Follow up medis: dokter/laboratorium
  • 10. Pemeriksaan fisik Cardiorespiratorius :  Peikarditis dan endokarditis (myokarditis), infeksi opportunistik yang bisa diperoleh pasien HIV - AIDS.  Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengkaji keluhan diatas adalah dengan melakukan pemeriksaan, ECHO dan EKG, selain tanda – tanda infeksi yang datang menyertai. Rasional, untuk melihat gangguan yang dapat memperberat keluhan/ keadaan pasien khususx pada irama jantung dan kekuatan kontraktilitas jantung.
  • 11. Pemerikasaan Fisik Cardiorespiratorius :  Tuberkulosis, infeksi oportunistik yang diperoleh pasien HIV, biasanya klien dengan kadar CD4 yang kurang dari 200 akan menunjukkan tanda dan gejala seperti pada infeksi saluran pernapasan akut seperti pada TBC paru.  Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengkaji keluhan diatas sama yang bisa dilakukan dengan pasien TBC Umum. Yaitu pemeriksaan sputum dan photo CT SCAN Thoraks. Rasional,untuk melihat lapang paru yang terkena infeksi dan jenis kuman yang menginfeksi paru.
  • 12. Pemeriksaan Fisik Cardiorespiratorius :  Sesak nafas (dispnoe, takipnoe), jalan napas yang tidak paten atau presentasi lapang paru yang fisiologis minim memperoleh pertukaran gas (oksigen – karbondioksida) untuk kebutuhan tubuh. Intervensi yang dapat mengkaji keluhan diatas yaitu dengan melihat frekuensi Pola napas melebihi 24x/mnt dan kesimetrisan antara paru Ka – Ki serta penggunaan otot - otot tambahan disekitar lapang dada atau tampak retraksi interkostalis. Rasional, mengetahui pola nafas yang inefektif dapat mengindikasikan bahwa terjadi ketidak cukupan oksigen yang adekuat untuk kebutuhan tubuh.
  • 13. Pemeriksaan Fisik Cardiorespiratorius  Batuk produktif dan batuk non produktif dengan SaO2 < 80% (PCP), hasil proses interaksi imun dan mikroorganisme yang bisa menghasilkan purulen/ kompensasi tubuh khususnya membran mukosa yang hipersekresi jika terdapat benda asing yang tidak dikenali. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengetahui keluhan diatas yaitu dengan pemeriksaan auskultasi dinding paru dengan konsentrasi pada bunyi abnormal paru yaitu Crackels, wheezing, serta pada pemeriksaan Laboraturium AGD (Analisa Gas Darah), untuk mengetahui interpretasi Kandungan Saturasi gas yang Normal/Tidak Normal terhadap keluhan yang terjadi  Retraksi interkostalis, kompensasi dari tubuh untuk memenuhi kebutuhan.
  • 14. Pemeriksaan fisik Gastrointestinal :  Lesi pada mulut  Kapossi sarkoma  Candida mulut  White gray pacth (plak putih yang melapisi rongga mulut dan lidah)  kandidiasis  Lesi putih pada lidah (hairy leukoplakia)  Ginggivitis  Muntah  Diare  Inkontinen alvi  Hepatosplenomegali  Lesi rektal  Motilitas usus meningkat
  • 15. Pemeriksaan fisik Muskuloskeletal  Muscle wasting ( kelemahan otot ) pada kondisi lanjut  Pada keadaan/ kondisi yang lanjut dapat mengakibatkan neuropatis pheriper atau myopaties yang lain.
  • 16. Pemeriksaan fisik Neurologis :  Ataxia, tremor, sakit kepala (toxoplasmosis), kurang koordinasi (ADC), kehilangan sensori, afasia, kehilangan konsentrasi (ADC), kehilangan memori (ADC=AIDS Dementia Complex), apatis, agitasi, perubahan perilaku, depresi, penurunan kesadaran, kejang (Toxoplasmosis/ HIV Neurologi), paralysis, koma
  • 17. Pemeriksaan Fisik Neurologis  Pada cerebral Toxoplasmosis, tanda dan gejala yang menyertai adalah :  Jumlah CD4 = < 100 cell/μL ( in 80% of patients)  Demam, pusing, tanda- tanda neurologis fokal nantinya, kejang, motorik lemah/capek, gangguan indera, gangguan bicara, perubahan penglihatan,bingung, koma.  Renitis, pneuminitis disseminated infection.  Intervensi yang dianjurkan,  CT Scan, Rasional dapat mengetahui secara akurat penyebab yang menjadi keluhan pasien pada defisit neurologis yang klien alami pada pasien HIV serta melihat lokasi toxoplasmosis.
  • 18. Pemeriksaan Fisik Neurologi  Intervensi yang lain;  MRi Scan, rasional 70 % lesi bersifat multipel dengan lingkaran dan berhubungan dengan cerebral edema, MRI : T1: hypointense, T2: Edema ++ (density), biasanya pada basal gangglion (75%)tampak Hijau/ White junction.
  • 19. Pemeriksaan fisik Reproduksi :  Adanya lesi atau keluaran dari genital (herpes simpleks)  Nyeri abdomen sekunder dari PID (pelvic inflamatory disease) Comorbidities  Anemia, sekitar 80% pasien penyakit HIV akan memiliki kadar Hb yang kurang dari 10 g/dl  Intervensi pemeriksaan pemeriksaan laboratorium dengan darah lengkap. Rasional, untuk mengetahui nilai abnormal yang diproleh oleh pasien HIV termasuk Hb sehingga dapat menentukan untuk intervensi selanjutnya, seperti : jika terjadi keadaan anemi yang berat, dimana keputusan melakukan transfusi harus diambil dengan menggunakan kriteria yang sama pada pasien yang lain (4)
  • 20. Pemeriksaan Fisik  Kebutuhan Spritual:  Agama  Partisipasi pasien dalam kegiatan keagamaan  Pentingnya agama bagi pasien  Kondisi keuangan:  Kemampuan pasien melanjutkan pekerjaannya  Pengeluaran dan pemasukan setiap bulan  Asuransi kesehatan yang dimiliki
  • 21. Pemeriksaan fisik  Data sosial:  Kepemilikan rumah/panti/asrama/kost  Fasilitas di rumah: listrik, air bersih  Pengkajian masyarakat:  Keamanan memadai  Fasilitas kesehatan terdekat: rumah sakit, klinik, puskesmas, apotek  Transportasi; menggunakan kendaraan sendiri atau umum. Apakah memungkinkan bagi pasien menggunakan kendaraan umum
  • 22. Pemeriksaan Laboratorium  Pemeriksaan ELISA (Enzyme – Linked Immunosorbent Assy)  dimana bereaksi terhadap adanya antibody dalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih jelas apabila terdeteksi anti virus dalam jumlah besar (5), atau menunjukan adanya antibodi terhadap HIV HIV + atau HIV – Interpretasi hasil: - HIV +, berarti orang tersebut memiliki antibodi terhadap HIV. Orang ini disebut seorang dengan HIV+. Orang tersebut terinfeksi HIV. - HIV -, berarti: - Periode jendela/’window period’ (3-6 bulan setelah terinfeksi). Seseorang yang mengalami pemanjangan proses infeksi yang mengganggu sistem imun. Sehingga orang tersebut tidak terinfeksi HIV. Rasional, pemeriksaan lab. Pada pasien suspect HIV dimana dilakukan uji yang khas yang pertama adalah ELISA. Meskipun mahal.
  • 23. Pemeriksaan Laboratorium  Jika hasil ELISA +  harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan Western Blot.  Westren Blot adalah pemeriksaan yang bersifat lebih spesifik pada pasien dengan suspect HIV, dimana pemeriksaan ini dilakukan dengan konfirmasi 2 kali. Rasional, uji ini lebih kecil kemungkinannnya memberikan hasil uji positif palsu atau negatif palsu, dan sama – sama dengan ELISA dapat mendeteksi antibody. (5)  Western Blot menunjukan adanya komponen protein tertentu dari antibodi, spt. Gp120, gp41, dan p24  Hasil pemeriksaan ELISA:  Positif palsu  Negatif palsu  ELISA sebaiknya dilakukan pada mereka:  Beresiko tinggi (IDU, WTS dan pelanggannya, PTS dan pelanggannya, MSM)  Riwayat transfusi sebelum th 85  Tidak sembuh dari gejala batuk-batuk, demam, atau diare  Mengalami penurunan BB tanpa sebab yang jelas  Orang yang khawatir telah terpapar HIV.
  • 24. Persyaratan tes HIV  Sukarela  Informed consent  Dilakukan konseling sebelum dan sesudah tes.  Hasil tes dirahasiakan
  • 25. Pemeriksaan Laboratorium  Complete Blood Count (CBC)/test darah lengkap (Hb, SDP, Trombosit, Hematokrit, MCV, )  Viral Load  Hepatitis B, C  Herpes Simpleks
  • 26. CD 4+  Jumlah CD4+ (Normal CD4 600-1.200 sel/mm3) (hanya menggambarkan jumlah dan tidak menggambarkan fungsinya)  Berdasarkan klasifikasi CDC Untuk HIV pada Orang Dewasa dikelompokkan menjadi 3 (Susan M.T., et al (2000)):
  • 27. Category A : asimtomatik: Primary HIV atau limphadenopathy persistent  A1 : CD4, jumlah T sel > 500/mm3  A2 : CD4, jumlah T sel 200-499/mm3  A3 : CD4, jumlah T sel < 200/mm3
  • 28. CATEGORY B  Simtomatik  Seperti : candidiasis (di mulut, vulva vagina), displasia servical/kanker, diare lebih dari 1 bulan, PID, trombositopenia idiopatik, herpes zoster  B1 : CD4, jumlah T sel > 500/mm3  B2 : CD4, jumlah T sel 200-499/mm3  B3 : CD4, jumlah T sel < 200/mm3
  • 29. CATEGORY C  Gejala AIDS  Seperti : candidiasis (pada trakea, bronkus dan paru-paru), sitomegalovirus (nodus hati dan lien), Sarkoma Kaposi, Mycobacterium, pneumosistis carinii, wasting syndrome, encepalopathy  C1 : CD4, jumlah T sel > 500/mm3  C2 : CD4, jumlah T sel 200-499/mm3  C3 : CD4, jumlah T sel < 200/mm3
  • 37. Referensi  (1) Susan M.T., et al (2017), Patient care standards; collaborative planning and nursing intervention, (7th Ed.), Mosby Company : St. Louis  (2) Lewis, et al, (2019), Medical surgical nursing : Assessment and management of clinical problems (5th), Mosby Company: St. Louis  (3) Rocca la C. Joanne, & Otto E. Shirley,(1998), Seri pedoman praktis, Terapi Intravena, Edisi 2, Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta  (4) Hartono Andry dr., & Syamsi Muhaimin Rusli dr.,(2010), Penggunaan klinis darah (The clinical use of blood) from WHO, Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta  Prince A. Sylvia, & Wilson M. Lorraine, (2018), Patofisiologi” Konsep klinis proses – proses penyakit, Edisi 6, Vol 1, Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta