SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
STUDISTUDI
POTONG LINTANGPOTONG LINTANG
suharyosuharyo
== cross sectionalcross sectional
: mempelajari hubungan penyakit &: mempelajari hubungan penyakit &
paparan (faktor penelitian) denganpaparan (faktor penelitian) dengan
mengamati status paparan & penyakitmengamati status paparan & penyakit
serentak pada individu2 dari populasiserentak pada individu2 dari populasi
tunggal, pada satu periodetunggal, pada satu periode
= survei prevalensi= survei prevalensi
Prosedur : pencuplikan acakProsedur : pencuplikan acak
 Tujuan : memperoleh gambaran polaTujuan : memperoleh gambaran pola
penyakit & determinan2nya padapenyakit & determinan2nya pada
populasi sasaranpopulasi sasaran
 Manfaat : Untuk memformulasikanManfaat : Untuk memformulasikan
hipotesa hubungan paparan-penyakithipotesa hubungan paparan-penyakit
yang akan diuji melalui penelitianyang akan diuji melalui penelitian
analitik (jika variabel hasil relatif tidakanalitik (jika variabel hasil relatif tidak
berubah sepanjang masa)berubah sepanjang masa)
KEKUATANKEKUATAN
 Mudah, murah, tidak perluMudah, murah, tidak perlu follow-upfollow-up
->jika tujuan penelitian hanya->jika tujuan penelitian hanya
mendeskripsikan distribusi penyakitmendeskripsikan distribusi penyakit
dihubungkan dengan paparan faktordihubungkan dengan paparan faktor
penelitianpenelitian
 Cukup kuat di segi metodologikCukup kuat di segi metodologik
 Tidak memaksa subyek mengalami faktorTidak memaksa subyek mengalami faktor
yg bersifat merugikan (faktor risiko)yg bersifat merugikan (faktor risiko)
 Subyek berkesempatan memperolehSubyek berkesempatan memperoleh
terapi yg bermanfaatterapi yg bermanfaat
KELEMAHANKELEMAHAN
 Tidak tepat untuk menganalisisTidak tepat untuk menganalisis
hubungan kausal & penyakithubungan kausal & penyakit
 Distorsi akibat mortalitas &Distorsi akibat mortalitas &
survivalitas non acak (selektif) padasurvivalitas non acak (selektif) pada
survei prevalensi => bias prevalensi-survei prevalensi => bias prevalensi-
insidensi Neymaninsidensi Neyman
STUDISTUDI
KASUS KONTROLKASUS KONTROL
byby
SUHARYOSUHARYO
: mempelajari hubungan paparan &: mempelajari hubungan paparan &
penyakit dengan membandingkanpenyakit dengan membandingkan
kelompok kasus & kelompok kontrolkelompok kasus & kelompok kontrol
berdasarkan status pberdasarkan status penyakitenyakitnyanya
= Studi retrospektif= Studi retrospektif
Pemilihan subyek berdasarkan statusPemilihan subyek berdasarkan status
penyakit -> pengamatan -> terpaparpenyakit -> pengamatan -> terpapar
faktor penelitian atau tidakfaktor penelitian atau tidak
 Kasus : subyek yg didiagnosisKasus : subyek yg didiagnosis
menderita penyakit -> insidensimenderita penyakit -> insidensi
 Kontrol : subyek yang tidak menderitaKontrol : subyek yang tidak menderita
penyakitpenyakit
=> Populasi berbeda. Untuk inferensi=> Populasi berbeda. Untuk inferensi
kausal, kedua populasi harus setarakausal, kedua populasi harus setara
KEKUATANKEKUATAN
 Murah, MudahMurah, Mudah
 Cocok untuk meneliti penyakit denganCocok untuk meneliti penyakit dengan
periode laten panjang -> tidak perluperiode laten panjang -> tidak perlu
mengikuti perkembangan penyakitmengikuti perkembangan penyakit
subyek. Cukup mengidentifikasisubyek. Cukup mengidentifikasi
subyek : penyakit atau tidaksubyek : penyakit atau tidak
 Leluasa menentukan rasio ukuranLeluasa menentukan rasio ukuran
sampel kasus & kontrol -> tepat untuksampel kasus & kontrol -> tepat untuk
penyakit langkapenyakit langka
 Dapat meneliti pengaruh sejumlahDapat meneliti pengaruh sejumlah
paparan terhadap sebuah penyakitpaparan terhadap sebuah penyakit
KELEMAHANKELEMAHAN
 Bertentangan dengan logikaBertentangan dengan logika
eksperimen klasikeksperimen klasik
 Tidak efisien untuk paparan langka ->Tidak efisien untuk paparan langka ->
bisa, asal beda risiko (RD) populasibisa, asal beda risiko (RD) populasi
berpenyakit & tidak berpenyakit cukupberpenyakit & tidak berpenyakit cukup
tinggi => sampel harus besartinggi => sampel harus besar
 Tidak dapat menghitung laju insidensiTidak dapat menghitung laju insidensi
Untuk menghitung risiko relatifUntuk menghitung risiko relatif
digunakan rasio odds (OR)digunakan rasio odds (OR)
 Tidak mudah memastikan hubunganTidak mudah memastikan hubungan
temporal antara paparan & penyakittemporal antara paparan & penyakit
-> dianjurkan menggunakan insidensi-> dianjurkan menggunakan insidensi
ketimbang prevalensiketimbang prevalensi
 Kelompok kasusKelompok kasus && kontrol darikontrol dari
populasi terpisah -> sulit dipastikanpopulasi terpisah -> sulit dipastikan
setara dalam hal faktor luar & sumbersetara dalam hal faktor luar & sumber
distorsi laindistorsi lain
MEMILIH KASUSMEMILIH KASUS
Kriteria diagnosisKriteria diagnosis
Populasi sumber kasusPopulasi sumber kasus
Jenis data penyakitJenis data penyakit
KEUNTUNGAN MEMILIH KASUSKEUNTUNGAN MEMILIH KASUS
DARI RUMAH SAKITDARI RUMAH SAKIT
Praktis, murahPraktis, murah
Pasien menyadari faktor yg dialami ->Pasien menyadari faktor yg dialami ->
mengurangi bias mengingat kembalimengurangi bias mengingat kembali
((recall biasrecall bias))
Lebih kooperatifLebih kooperatif
KERUGIAN MEMILIH KASUSKERUGIAN MEMILIH KASUS
DARI RUMAH SAKITDARI RUMAH SAKIT
Bias sentripetal (bias dalam seleksiBias sentripetal (bias dalam seleksi
subyek (memilih) fasilitas yankes)subyek (memilih) fasilitas yankes)
Bias akses diagnostik (bias dalamBias akses diagnostik (bias dalam
seleksi subyek dalam kemampuanseleksi subyek dalam kemampuan
aksesnya terhadap yankes)aksesnya terhadap yankes)
KEUNTUNGAN MEMILIH KASUSKEUNTUNGAN MEMILIH KASUS
DARI POPULASIDARI POPULASI
Menghindarkan pengaruhMenghindarkan pengaruh
penggunaan fasilitas yankes tertentupenggunaan fasilitas yankes tertentu
Memberi gambaran karakter populasiMemberi gambaran karakter populasi
asal kasus secara langsungasal kasus secara langsung
KEKURANGAN MEMILIH KASUSKEKURANGAN MEMILIH KASUS
DARI POPULASIDARI POPULASI
Biaya & logistik lebih besarBiaya & logistik lebih besar
MEMILIH KONTROLMEMILIH KONTROL
Pertimbangan :Pertimbangan :
Karakter populasi sumber kasusKarakter populasi sumber kasus
Keserupaan antara kontrol & kasusKeserupaan antara kontrol & kasus
Pertimbangan praktis & ekonomisPertimbangan praktis & ekonomis
KEUNTUNGAN KONTROLKEUNTUNGAN KONTROL
DARI POPULASI UMUM :DARI POPULASI UMUM :
1.1. Perbandingan lebih baik sebabPerbandingan lebih baik sebab
sumber kontrol setara dengansumber kontrol setara dengan
populasi asal kasuspopulasi asal kasus
2.2. Kontrol merupakan pembandingKontrol merupakan pembanding
sehatsehat
KERUGIAN KONTROL DARIKERUGIAN KONTROL DARI
POPULASI UMUM :POPULASI UMUM :
1.1. Butuh waktu & biaya lebih banyakButuh waktu & biaya lebih banyak
2.2. Bias mengingat kembaliBias mengingat kembali
3.3. Motivasi rendahMotivasi rendah
STUDI KOHORSTUDI KOHOR
ByBy
SUHARYOSUHARYO
:: membandingkan kelompok terpaparmembandingkan kelompok terpapar
& tidak terpapar berdasarkan status& tidak terpapar berdasarkan status
ppaparanaparan
= Studi follow-up= Studi follow-up
= Studi prospektif= Studi prospektif
KEKUATAN :KEKUATAN :
 Sesuai dengan logika studi eksperi-Sesuai dengan logika studi eksperi-
mental dalam membuat inferensimental dalam membuat inferensi
kausal (mulai dengan menentukankausal (mulai dengan menentukan
faktor ‘penyebab’ (anteseden) diikutifaktor ‘penyebab’ (anteseden) diikuti
‘akibat’ (konsekuen).‘akibat’ (konsekuen).
sekuen waktu paparan & penyakitsekuen waktu paparan & penyakit
diketahuidiketahui
 Rasio laju insidensi (IDR) denganRasio laju insidensi (IDR) dengan RRRR
((riskrisk rasio)rasio)
 Sesuai untuk paparan yang langkaSesuai untuk paparan yang langka
 Memungkinkan mempelajari sejumlahMemungkinkan mempelajari sejumlah
efek dari sebuah paparanefek dari sebuah paparan
 Kemungkanan terjadi bias dalamKemungkanan terjadi bias dalam
menyeleksi subyek & menentukanmenyeleksi subyek & menentukan
status paparan : kecilstatus paparan : kecil
 Bersifat observasional -> tidak adaBersifat observasional -> tidak ada
subyek yang dirugikansubyek yang dirugikan
KELEMAHAN :KELEMAHAN :
 Studi kohor prospektif lebih mahal,Studi kohor prospektif lebih mahal,
waktu lebih lama. Studi kohorwaktu lebih lama. Studi kohor
retrospektif : data sekunder harusretrospektif : data sekunder harus
lengkap & handallengkap & handal
 Tidak praktis untuk penyakit langkaTidak praktis untuk penyakit langka
 Hilangnya subyek selama penelitianHilangnya subyek selama penelitian
 Tidak cocok untuk merumuskanTidak cocok untuk merumuskan
hipotesis tentang etiologi penyakithipotesis tentang etiologi penyakit
ketika penelitian terlanjurketika penelitian terlanjur
berlangsungberlangsung
MEMILIH KELOMPOKMEMILIH KELOMPOK
TERPAPARTERPAPAR
Populasi Umum, tepat bila :Populasi Umum, tepat bila :
1.1. Prevalensi paparan pada populasiPrevalensi paparan pada populasi
cukup tinggicukup tinggi
2.2. Batas geografik jelasBatas geografik jelas
3.3. Demografik stabilDemografik stabil
4.4. Catatan demografik lengkap &Catatan demografik lengkap & up toup to
datedate
Populasi Khusus, tepat bila :Populasi Khusus, tepat bila :
1.1. Prevalensi paparan & kejadianPrevalensi paparan & kejadian
penyakit pada populasi rendahpenyakit pada populasi rendah
2.2. Mudah mendapatkan informasi yangMudah mendapatkan informasi yang
akuratakurat
MEMILIH KELOMPOK TIDAKMEMILIH KELOMPOK TIDAK
TERPAPARTERPAPAR
Kelemahan Populasi Umum :Kelemahan Populasi Umum :
1.1. Derajat kesehatan lebih rendahDerajat kesehatan lebih rendah
daripada populasi khususdaripada populasi khusus
2.2. Data kependudukan tidak seakuratData kependudukan tidak seakurat
populasi khususpopulasi khusus
3.3. Asumsi bahwa tidak terdapat paparnAsumsi bahwa tidak terdapat paparn
sama sekali pada populasi tersebutsama sekali pada populasi tersebut
Strategi Mengontrol Bias :Strategi Mengontrol Bias :
 Penggunaan populasi dengan minatPenggunaan populasi dengan minat
ttinggiinggi
 Penerapan masa percobaanPenerapan masa percobaan
(probation)(probation)
 Meningkatkan kontak denganMeningkatkan kontak dengan
subyek penelitiansubyek penelitian
 Penggunaan instrumen monitorPenggunaan instrumen monitor

More Related Content

What's hot

Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
dwihelynarti78
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Yafet Geu
 

What's hot (20)

Dasar surveilans
Dasar surveilansDasar surveilans
Dasar surveilans
 
Ukuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologiUkuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologi
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabah
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
 
Bab iv faktor perancu (part 1)
Bab iv faktor perancu (part 1)Bab iv faktor perancu (part 1)
Bab iv faktor perancu (part 1)
 
Screening EPIDEMIOLOGI
Screening EPIDEMIOLOGIScreening EPIDEMIOLOGI
Screening EPIDEMIOLOGI
 
Wabah
WabahWabah
Wabah
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm
 
Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
 
Interpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologiInterpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologi
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
Rapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterRapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In Disaster
 

Similar to Studi analitik (cross,kasus,kohort,eksperimen)

tipe penelitian epidemiologi
 tipe penelitian epidemiologi tipe penelitian epidemiologi
tipe penelitian epidemiologi
Ari Sulistianto
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1
Qarin Erni
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptx
adella22
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
Ira Masykura
 
Bab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologiBab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologi
NajMah Usman
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
resi marta
 

Similar to Studi analitik (cross,kasus,kohort,eksperimen) (20)

Case control ppt
Case control pptCase control ppt
Case control ppt
 
tipe penelitian epidemiologi
 tipe penelitian epidemiologi tipe penelitian epidemiologi
tipe penelitian epidemiologi
 
Epid 2
Epid 2Epid 2
Epid 2
 
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisEpidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
 
Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptx
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Bab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologiBab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologi
 
Epidemiologi Research Saddam.doc
Epidemiologi Research Saddam.docEpidemiologi Research Saddam.doc
Epidemiologi Research Saddam.doc
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
MPI 1 Surveilans Penyakit Menular Potensial KLB - Wabah
MPI 1 Surveilans Penyakit Menular Potensial KLB - Wabah MPI 1 Surveilans Penyakit Menular Potensial KLB - Wabah
MPI 1 Surveilans Penyakit Menular Potensial KLB - Wabah
 
13319964.ppt
13319964.ppt13319964.ppt
13319964.ppt
 
Diagnosis
DiagnosisDiagnosis
Diagnosis
 
Desain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptxDesain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptx
 

Recently uploaded

Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 

Recently uploaded (20)

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 

Studi analitik (cross,kasus,kohort,eksperimen)

  • 2. == cross sectionalcross sectional : mempelajari hubungan penyakit &: mempelajari hubungan penyakit & paparan (faktor penelitian) denganpaparan (faktor penelitian) dengan mengamati status paparan & penyakitmengamati status paparan & penyakit serentak pada individu2 dari populasiserentak pada individu2 dari populasi tunggal, pada satu periodetunggal, pada satu periode = survei prevalensi= survei prevalensi Prosedur : pencuplikan acakProsedur : pencuplikan acak
  • 3.  Tujuan : memperoleh gambaran polaTujuan : memperoleh gambaran pola penyakit & determinan2nya padapenyakit & determinan2nya pada populasi sasaranpopulasi sasaran  Manfaat : Untuk memformulasikanManfaat : Untuk memformulasikan hipotesa hubungan paparan-penyakithipotesa hubungan paparan-penyakit yang akan diuji melalui penelitianyang akan diuji melalui penelitian analitik (jika variabel hasil relatif tidakanalitik (jika variabel hasil relatif tidak berubah sepanjang masa)berubah sepanjang masa)
  • 4. KEKUATANKEKUATAN  Mudah, murah, tidak perluMudah, murah, tidak perlu follow-upfollow-up ->jika tujuan penelitian hanya->jika tujuan penelitian hanya mendeskripsikan distribusi penyakitmendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan paparan faktordihubungkan dengan paparan faktor penelitianpenelitian  Cukup kuat di segi metodologikCukup kuat di segi metodologik  Tidak memaksa subyek mengalami faktorTidak memaksa subyek mengalami faktor yg bersifat merugikan (faktor risiko)yg bersifat merugikan (faktor risiko)  Subyek berkesempatan memperolehSubyek berkesempatan memperoleh terapi yg bermanfaatterapi yg bermanfaat
  • 5. KELEMAHANKELEMAHAN  Tidak tepat untuk menganalisisTidak tepat untuk menganalisis hubungan kausal & penyakithubungan kausal & penyakit  Distorsi akibat mortalitas &Distorsi akibat mortalitas & survivalitas non acak (selektif) padasurvivalitas non acak (selektif) pada survei prevalensi => bias prevalensi-survei prevalensi => bias prevalensi- insidensi Neymaninsidensi Neyman
  • 7. : mempelajari hubungan paparan &: mempelajari hubungan paparan & penyakit dengan membandingkanpenyakit dengan membandingkan kelompok kasus & kelompok kontrolkelompok kasus & kelompok kontrol berdasarkan status pberdasarkan status penyakitenyakitnyanya = Studi retrospektif= Studi retrospektif Pemilihan subyek berdasarkan statusPemilihan subyek berdasarkan status penyakit -> pengamatan -> terpaparpenyakit -> pengamatan -> terpapar faktor penelitian atau tidakfaktor penelitian atau tidak
  • 8.  Kasus : subyek yg didiagnosisKasus : subyek yg didiagnosis menderita penyakit -> insidensimenderita penyakit -> insidensi  Kontrol : subyek yang tidak menderitaKontrol : subyek yang tidak menderita penyakitpenyakit => Populasi berbeda. Untuk inferensi=> Populasi berbeda. Untuk inferensi kausal, kedua populasi harus setarakausal, kedua populasi harus setara
  • 9. KEKUATANKEKUATAN  Murah, MudahMurah, Mudah  Cocok untuk meneliti penyakit denganCocok untuk meneliti penyakit dengan periode laten panjang -> tidak perluperiode laten panjang -> tidak perlu mengikuti perkembangan penyakitmengikuti perkembangan penyakit subyek. Cukup mengidentifikasisubyek. Cukup mengidentifikasi subyek : penyakit atau tidaksubyek : penyakit atau tidak
  • 10.  Leluasa menentukan rasio ukuranLeluasa menentukan rasio ukuran sampel kasus & kontrol -> tepat untuksampel kasus & kontrol -> tepat untuk penyakit langkapenyakit langka  Dapat meneliti pengaruh sejumlahDapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap sebuah penyakitpaparan terhadap sebuah penyakit
  • 11. KELEMAHANKELEMAHAN  Bertentangan dengan logikaBertentangan dengan logika eksperimen klasikeksperimen klasik  Tidak efisien untuk paparan langka ->Tidak efisien untuk paparan langka -> bisa, asal beda risiko (RD) populasibisa, asal beda risiko (RD) populasi berpenyakit & tidak berpenyakit cukupberpenyakit & tidak berpenyakit cukup tinggi => sampel harus besartinggi => sampel harus besar  Tidak dapat menghitung laju insidensiTidak dapat menghitung laju insidensi Untuk menghitung risiko relatifUntuk menghitung risiko relatif digunakan rasio odds (OR)digunakan rasio odds (OR)
  • 12.  Tidak mudah memastikan hubunganTidak mudah memastikan hubungan temporal antara paparan & penyakittemporal antara paparan & penyakit -> dianjurkan menggunakan insidensi-> dianjurkan menggunakan insidensi ketimbang prevalensiketimbang prevalensi  Kelompok kasusKelompok kasus && kontrol darikontrol dari populasi terpisah -> sulit dipastikanpopulasi terpisah -> sulit dipastikan setara dalam hal faktor luar & sumbersetara dalam hal faktor luar & sumber distorsi laindistorsi lain
  • 13. MEMILIH KASUSMEMILIH KASUS Kriteria diagnosisKriteria diagnosis Populasi sumber kasusPopulasi sumber kasus Jenis data penyakitJenis data penyakit
  • 14. KEUNTUNGAN MEMILIH KASUSKEUNTUNGAN MEMILIH KASUS DARI RUMAH SAKITDARI RUMAH SAKIT Praktis, murahPraktis, murah Pasien menyadari faktor yg dialami ->Pasien menyadari faktor yg dialami -> mengurangi bias mengingat kembalimengurangi bias mengingat kembali ((recall biasrecall bias)) Lebih kooperatifLebih kooperatif
  • 15. KERUGIAN MEMILIH KASUSKERUGIAN MEMILIH KASUS DARI RUMAH SAKITDARI RUMAH SAKIT Bias sentripetal (bias dalam seleksiBias sentripetal (bias dalam seleksi subyek (memilih) fasilitas yankes)subyek (memilih) fasilitas yankes) Bias akses diagnostik (bias dalamBias akses diagnostik (bias dalam seleksi subyek dalam kemampuanseleksi subyek dalam kemampuan aksesnya terhadap yankes)aksesnya terhadap yankes)
  • 16. KEUNTUNGAN MEMILIH KASUSKEUNTUNGAN MEMILIH KASUS DARI POPULASIDARI POPULASI Menghindarkan pengaruhMenghindarkan pengaruh penggunaan fasilitas yankes tertentupenggunaan fasilitas yankes tertentu Memberi gambaran karakter populasiMemberi gambaran karakter populasi asal kasus secara langsungasal kasus secara langsung KEKURANGAN MEMILIH KASUSKEKURANGAN MEMILIH KASUS DARI POPULASIDARI POPULASI Biaya & logistik lebih besarBiaya & logistik lebih besar
  • 17. MEMILIH KONTROLMEMILIH KONTROL Pertimbangan :Pertimbangan : Karakter populasi sumber kasusKarakter populasi sumber kasus Keserupaan antara kontrol & kasusKeserupaan antara kontrol & kasus Pertimbangan praktis & ekonomisPertimbangan praktis & ekonomis
  • 18. KEUNTUNGAN KONTROLKEUNTUNGAN KONTROL DARI POPULASI UMUM :DARI POPULASI UMUM : 1.1. Perbandingan lebih baik sebabPerbandingan lebih baik sebab sumber kontrol setara dengansumber kontrol setara dengan populasi asal kasuspopulasi asal kasus 2.2. Kontrol merupakan pembandingKontrol merupakan pembanding sehatsehat
  • 19. KERUGIAN KONTROL DARIKERUGIAN KONTROL DARI POPULASI UMUM :POPULASI UMUM : 1.1. Butuh waktu & biaya lebih banyakButuh waktu & biaya lebih banyak 2.2. Bias mengingat kembaliBias mengingat kembali 3.3. Motivasi rendahMotivasi rendah
  • 21. :: membandingkan kelompok terpaparmembandingkan kelompok terpapar & tidak terpapar berdasarkan status& tidak terpapar berdasarkan status ppaparanaparan = Studi follow-up= Studi follow-up = Studi prospektif= Studi prospektif
  • 22. KEKUATAN :KEKUATAN :  Sesuai dengan logika studi eksperi-Sesuai dengan logika studi eksperi- mental dalam membuat inferensimental dalam membuat inferensi kausal (mulai dengan menentukankausal (mulai dengan menentukan faktor ‘penyebab’ (anteseden) diikutifaktor ‘penyebab’ (anteseden) diikuti ‘akibat’ (konsekuen).‘akibat’ (konsekuen). sekuen waktu paparan & penyakitsekuen waktu paparan & penyakit diketahuidiketahui  Rasio laju insidensi (IDR) denganRasio laju insidensi (IDR) dengan RRRR ((riskrisk rasio)rasio)
  • 23.  Sesuai untuk paparan yang langkaSesuai untuk paparan yang langka  Memungkinkan mempelajari sejumlahMemungkinkan mempelajari sejumlah efek dari sebuah paparanefek dari sebuah paparan  Kemungkanan terjadi bias dalamKemungkanan terjadi bias dalam menyeleksi subyek & menentukanmenyeleksi subyek & menentukan status paparan : kecilstatus paparan : kecil  Bersifat observasional -> tidak adaBersifat observasional -> tidak ada subyek yang dirugikansubyek yang dirugikan
  • 24. KELEMAHAN :KELEMAHAN :  Studi kohor prospektif lebih mahal,Studi kohor prospektif lebih mahal, waktu lebih lama. Studi kohorwaktu lebih lama. Studi kohor retrospektif : data sekunder harusretrospektif : data sekunder harus lengkap & handallengkap & handal  Tidak praktis untuk penyakit langkaTidak praktis untuk penyakit langka  Hilangnya subyek selama penelitianHilangnya subyek selama penelitian  Tidak cocok untuk merumuskanTidak cocok untuk merumuskan hipotesis tentang etiologi penyakithipotesis tentang etiologi penyakit ketika penelitian terlanjurketika penelitian terlanjur berlangsungberlangsung
  • 25. MEMILIH KELOMPOKMEMILIH KELOMPOK TERPAPARTERPAPAR Populasi Umum, tepat bila :Populasi Umum, tepat bila : 1.1. Prevalensi paparan pada populasiPrevalensi paparan pada populasi cukup tinggicukup tinggi 2.2. Batas geografik jelasBatas geografik jelas 3.3. Demografik stabilDemografik stabil 4.4. Catatan demografik lengkap &Catatan demografik lengkap & up toup to datedate
  • 26. Populasi Khusus, tepat bila :Populasi Khusus, tepat bila : 1.1. Prevalensi paparan & kejadianPrevalensi paparan & kejadian penyakit pada populasi rendahpenyakit pada populasi rendah 2.2. Mudah mendapatkan informasi yangMudah mendapatkan informasi yang akuratakurat
  • 27. MEMILIH KELOMPOK TIDAKMEMILIH KELOMPOK TIDAK TERPAPARTERPAPAR Kelemahan Populasi Umum :Kelemahan Populasi Umum : 1.1. Derajat kesehatan lebih rendahDerajat kesehatan lebih rendah daripada populasi khususdaripada populasi khusus 2.2. Data kependudukan tidak seakuratData kependudukan tidak seakurat populasi khususpopulasi khusus 3.3. Asumsi bahwa tidak terdapat paparnAsumsi bahwa tidak terdapat paparn sama sekali pada populasi tersebutsama sekali pada populasi tersebut
  • 28. Strategi Mengontrol Bias :Strategi Mengontrol Bias :  Penggunaan populasi dengan minatPenggunaan populasi dengan minat ttinggiinggi  Penerapan masa percobaanPenerapan masa percobaan (probation)(probation)  Meningkatkan kontak denganMeningkatkan kontak dengan subyek penelitiansubyek penelitian  Penggunaan instrumen monitorPenggunaan instrumen monitor