3. Rasio Risiko (RR)
Rasio Risiko (RR) di dalam studi Epidemiologi yang
bertujuan untuk membandingkan kelompok terpapar
dengan kelompok yang tidak terpapar, maka RR
merupakan indikator terbaik untuk menunjukkan
hubungan antara keduanya.
4. Untuk studi uji klinis yang bertujuan untuk menilai efek obat baru, prosedur atau
pencegahan penyakit maka:
RR = risiko pada kelompok intervensi / risiko pada kelompok kontrol
RR = 1, artinya risiko sama pada kedua kelompok, dan tidak ada hubungan
antara faktor risiko dengan kejadian penyakit
RR > 1, artinya risiko penyakit lebih tinggi pada kelompok terpapar (kelompok
intervensi) dibanding dengan risiko kelompok tidak terpapar (kelompok
kontrol)
RR < 1, artinya risiko lebih rendah pada kelompok terpapar dan menunjukkan
bahwa faktor paparan (atau intervensi) merupakan proteksi
RR makin jauh dari angka 1 menunjukkan makin kuatnya hubungan antara
faktor paparan (atau intervensi) dan penyakit yang terjadi
5. Insiden Kumulatif
Proporsi kasus baru pada populasi beresiko pada periode waktu
tertentu.
Insiden kumulatif dapat menafsirkan risiko seseorang untuk
terkena suatu penyakit pada jangkawaktu tertentu
6. Insiden kumulatif merupakan probabilitas/risiko orang yang
terkena penyakit tersebut. Karena merupakan probabilitas, maka
CI selalu bernilai antara 0-1.
Periode waktu bisa beberapa jam, bulan, tahun, dll
7.
8. Odds Ratio
Odds Ratio (OR) adalah ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengan
kejadian penyakit; dihitung dari angka kejadian penyakit pada
kelompok berisiko (terpapar faktor risiko) dibanding angka kejadian
penyakit pada kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar faktor
risiko).
OR juga hanya boleh dilakukan pada penelitian dengan pendekatan Case Control.
Sedangkan untuk penelitian dengan pendekatan kohort, maka disebut Relatif Risk
9. Rumus Odds Ratio
Keterangan : "a" adalah cell a, "b" adalah cell b, "c" adalah cell c dan "d" adalah cell d
Rokok Kanker
Tidak Ya
Tidak a b
Ya c d
bahwasanya Odds Ratio dapat
dicari nilainya apabila penelitian
yang dilakukan menggunakan
skala data nominal dikolom.
10. Relative Risk
Relative Risk merupakan perbandingan antara dua peluang yang
sukses. Relative risk sacara umum menyatakan peluang terjadinya
suatu kejadian (resiko). Sama halnya dengan odds ratio, sebelum
menghitung risk relative terlebih dahulu ditentukan grup 1 dan grup 2.
11. Nilai relative risk akan berkisar dari nol
sampa tidak hingga. Sama halnya dengan
odds ratio jika nilai relative risknya lebih
besar dari 1 menunjukan peluang untuk
grup 1 lebih besar daripada pelaung untuk
grup 2. Begitu juga sabaliknya, jiak nilai
relative risknya kurang dari 1 berarti
peluang untuk grup 1 lebih kecil daripada
peluang untuk grup 2. Nilai relative risk
yang sama dengan 1 atau mendekati 1
mengindikasikan tidak ada hubungan
antara kedua variabel tersebut (variabel X
dengan variabel Y)
12.
13. Prevalen Rasio (PR)
Ukuran yang menggambarkan frekuensi penderita lama dan baru
yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok
masyarakat tertentu.
Sehingga Prevalen Rasio digunakan untuk melihat hubungan antara
paparan dan penyakit. Ukuran PR dapat menggunakan rumus OR
maupun RR hanya saja data yang digunakan bukan data kumulatif
insidensi melainkan data prevalensi.
16. Saat digunakan dalam studi Kasus-Kontrol untuk
mengestimasi Ratio Rate atau Rasio Risiko.
Pada penyakit yang jarang terjadi, nilai Odds Rasio (OR)
hampir sama dengan nilai Risiko Relatif (RR)
Pada penyakit yang umum terjadi, nilai Odds Rasio (OR)
lebih ekstrim daripada Risiko Relatif (RR)
17.
18. RR = 2 adalah
Bila RR = 2
Maka dapat diinterpretasikan sebagai risiko orang/kelompok yang
terpapar penyakit adalah 2 kali lebih besar dibandingkan dengan
orang/kelompok yang tidak terpapar
19.
20. OR = 3 adalah
Risiko orang/kelompok yang terpapar penyakit beresiko
adalah 3 kali lebih besar dibandingkan dengan
orang/kelompok yang tidak terpapar penyakit beresiko
21.
22. RR = 0,5 adalah
Orang yang terpajan/terpapar memiliki risiko 0,5 kali lebih
kecil (lebih terlindungi) untuk terjadinya suatu penyakit,
daripada yang tidak terpapar.
Dengan kata lain orang yang tidak terpapar memiliki risiko 2
kali lipat terkena penyakit dibandingkan dengan orang yang
terpajan/terpapar.
23.
24. Odds 20/10 ...
Odds = 20/10, cacat bawaan pada ibu hamil yang
mengkonsumsi talidomid
Nilai a = 20, nilai b = 10
Artinya:
Ibu hamil dengan anak terlahir cacat bawaan, dan ibu
mengkonsumsi talidomid saat hamil berjumlah 20
Ibu hamil dengan anak yang terlahir tidak cacat, dan ibu
mengkonsumsi talidomid saat hamil berjumlah 10
25.
26. Odds 5/25 ...
Odds = 5/25, cacat bawaan pada ibu hamil yang tidak
mengkonsumsi talidomid
Nilai c = 5, nilai d = 25
Ibu hamil dengan anak terlahir cacat bawaan, dan ibu tidak
mengkonsumsi talidomid saat hamil berjumlah 5
Ibu hamil dengan anak yang terlahir tidak cacat, dan ibu tidak
mengkonsumsi talidomid saat hamil berjumlah 25
27.
28. Rasio Odds Ibu yang melahirkan anak cacat pada ibu hamil yang
mengkonsumsi talidomid dengan ibu yang tidak mengkonsumsi
talidomid pada saat hamil : Odds A/Odds B = axd/bxc
= (20/10) / (5/25) = (20x25)/(10x5) = 500/50 = 10
Artinya, Ibu hami yang mengkonsumsi talidomid memiliki risiko
bayinya terlahir dengan cacat bawaan 10 kali lipat dibandingkan
yang tidak mengkonsumsi talidomid.
Cacat Tidak cacat
talidomid 20 10
Non-talidomid 5 25
Rasio Odds ...
29.
30. Ukuran Efek/Dampak
Merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau risiko
dari suatu masalah (outcome) kesehatan.
Merefleksikan kelebihan jumlah kasus karena suatu faktor
(attributable) atau jumlah kasus yang dapat dicegah oleh
eksposur (pemajan).
31. Risk Difference
→ [Risiko pada kelompok terpajan] – [Risiko pada kelompok tidak
terpajan]
→ Berguna untuk mengukur besarnya masalah kesehatan
masyarakat yang disebabkan oleh suatu pemajan
→ Bermanfaat untuk penilaian prioritas untuk aksi kesehatan
masyarakat (Public Health Action)
32. Attributable Risk (AR)
Attributable Risk adalah Jumlah atau proporsi penyakit (risiko penyakit) yang
dikaitkan dengan paparan yang spesifik.
Perbedaan antara tingkat kejadian pada kelompok yang terpapar dan tidak
terpajan. Dalam penelitian kohort, AR dihitung sebagai perbedaan dalam
insiden kumulatif (perbedaan risiko) atau kepadatan insiden (selisih kurs).
AR kadang disebut sebagai risiko yang dapat distribusikan pada yang
terpapar karena digunakan untuk mengukur risiko dalam kelompok terpapar
yang disebabkan oleh paparan.
Resiko atribut dipergunakan untuk mengetahui besarnya resiko terjadinya
suatu penyakit yang dapat dihindarkan jika faktor resiko tidak ada
33. Attributable Risk (AR)
Attributable risk adalah ukuran yang hanya berhubungan dengan populasi
yang terpapar penyakit. Ini adalah perbedaan mutlak antara dua angka
kejadian dari tabel 2 x 2.
AR menjelaskan tentang angka penyakit yang ada dalam populasi yang
terpapar penyakit yaitu hal-hal yang berhubungan dengan populasi yang
terpapar penyakit. AR memberikan perkiraan angka penyakit yang bisa
dicegah jika paparannya dapat dihilangkan dari populasi tersebut.
35. Population Attributable Risk (PAR)
Risiko terkena penyakit tertentu pada seluruh populasi baik yang
terpapar maupun tidak.
PAR memperkirakan proporsi penyakit dalam populasi penelitian
yang disebabkan oleh paparan. Untuk menghitung PAR, kejadian
paparan dalam populasi penelitian harus diketahui atau
diperkirakan.
Proporsi (atau fraksi) rate penyakit pada seluruh populasi yang
mewakili rate penyakit dalam kelompok terpajan.
37. Kaitan antara merokok dan angka insidens stroke
Kategori merokok Jumlah kasus stroke Tingkat insidens stroke (per
100.000 orang-tahun)
Tidak pernah merokok 70 18
Mantan perokok 65 27
Perokok 139 45
Total 274 90
38. Attributable Risk (AR)
antara kelompok yang terpajan (perokok) dengan yang tidak terpajan
(tidak pernah merokok)
AR = (45 - 18) per 100.000 orang-tahun
= 27 per 100.000 orang-tahun
39. Attributable Risk Percent (AR%)
AR% = 45 - 18 x 100% = 60%
45
Artinya : Diharapkan akan terjadi pengurangan resiko sebesar 60%
untuk terkena stroke di antara perokok jika mereka berhenti
merokok, dengan asumsi bahwa merokok adalah penyebab dan
dapat dicegah
40. Population Attributable Risk (PAR)
PAR = (90 - 18) per 100.000 orang-tahun
= 72 per 100.000 orang-tahun
Population Attributable Risk (PAR) Percent = PAR%
PAR% = 90 - 18 x 100% = 80%
90
Berarti bahwa 80% kasus baru dapat dicegah jika semua individu tidak
terpajan
41.
42. Hubungan merokok dengan CHD (Coroner Hard Disease)
Insiden rate pada kelompok terpajan non merokok sebesar 0,01 per 1000
orang pertahun
Insiden rate pada kelompok merokok sebesar 0,002 per 1000 orang per tahun.
AR = 0,01-0,002
AR= 0,008 (8/1000)
AR= (0,01-0,002) x 100% = 0,8 X100 = 80%
0,01
43. Hasil : 80% CHD akibat merokok sedangkan 20% CHD bukan
disebabkan oleh non perokok
Kesimpulan : pada kasus 8/1000 selisih angka dari kelompok non
merokok - kel merokok.
Besarnya tambahan kasus CHD sebesar 0,008 atau 8/1000 orang
pertahun.
44.
45. Etiologic fraction (EF)= Atributable Fraction->yang memberikan
informasi tentang proporsi risiko terjadinya penyakit pada seluruh
populasi yang dapat di cegah dengan mengeliminasi pajanannya.
Dinyatakan sebagai pembagian risk difference dengan rate kejadian pada
populasi yang terpajan.
Proporsi (atau fraksi) rate penyakit pada seluruh populasi yang mewakili
rate penyakit dalam kelompok terpajan .
AF = Insiden (populasi) - Insiden(terpajan) x 100
Insiden(populasi)
PAF: Insiden (populasi) - Insiden (tidak terpajan)
46.
47. Kaitan antara merokok dan angka insidens stroke
Kategori merokok Jumlah kasus stroke Tingkat insidens stroke (per
100.000 orang-tahun)
Tidak pernah merokok 70 18
Mantan perokok 65 27
Perokok 139 45
Total 274 90
48. Population Attributable Risk (PAR)
PAR = (90 - 18) per 100.000 orang-tahun
= 72 per 100.000 orang-tahun
Population Attributable Risk (PAR) Percent = PAR%
PAR% = 90 - 18 x 100% = 80%
90
Berarti bahwa 80% kasus baru dapat dicegah jika semua individu tidak
terpajan