Hari ini kita akan mempelajari/menentukan faktor perancu dengan cara lainnya yaitu dengan cara Mantel-Haenszel .
Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2].
Caranya yaitu Melakukan perbandingan Rasio kasar dan Rasio setelah dikontrol oleh faktor perancu (crude and adjusted ratio)
Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar epidemiologi seperti prevalensi, insidensi, rasio risiko, dan odds ratio. Prevalensi adalah proporsi orang yang sakit pada satu titik waktu, sedangkan insidensi menunjukkan kasus baru. Rasio risiko mengukur besarnya risiko terkena penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan tidak terpapar, sementara odds ratio merupakan pendekatan rasio risiko yang digunakan
Dokumen tersebut membahas konsep faktor perancu dalam epidemiologi. Faktor perancu adalah faktor yang berhubungan dengan faktor risiko dan hasil studi, sehingga dapat memperbesar atau memperkecil hubungan sebenarnya. Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana umur dapat menjadi faktor perancu hubungan antara merokok dan risiko kematian, serta bagaimana aktivitas fisik dapat menjadi faktor perancu hubun
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar epidemiologi seperti prevalensi, insidensi, rasio risiko, dan odds ratio. Prevalensi adalah proporsi orang yang sakit pada satu titik waktu, sedangkan insidensi menunjukkan kasus baru. Rasio risiko mengukur besarnya risiko terkena penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan tidak terpapar, sementara odds ratio merupakan pendekatan rasio risiko yang digunakan
Dokumen tersebut membahas konsep faktor perancu dalam epidemiologi. Faktor perancu adalah faktor yang berhubungan dengan faktor risiko dan hasil studi, sehingga dapat memperbesar atau memperkecil hubungan sebenarnya. Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana umur dapat menjadi faktor perancu hubungan antara merokok dan risiko kematian, serta bagaimana aktivitas fisik dapat menjadi faktor perancu hubun
Dokumen tersebut membahas tentang cara menghitung besar sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian kesehatan masyarakat dengan menggunakan beberapa rumus berdasarkan jenis penelitiannya, seperti penelitian survey, case control, cohort, dan eksperimental. Jenis penelitian dan data yang digunakan akan menentukan rumus yang tepat untuk menghitung besar sampel.
Dokumen ini membahas tentang Relative Risk (RR) dan Odds Ratio (OR) yang merupakan ukuran hubungan antara dua variabel kategorik. RR mengukur besarnya risiko suatu kategori dibandingkan kategori lain dengan nilai RR=1 berarti risiko sama, RR>1 berarti risiko lebih besar, dan RR<1 berarti risiko lebih kecil. Sedangkan OR mengukur peluang terjadinya suatu kejadian dibandingkan tidak terjadinya kejadian
Ketiga jenis studi epidemiologi memiliki perbedaan dalam desain, tujuan, dan cara pemilihan subjek. Studi cross sectional mempelajari hubungan penyakit dan paparan pada populasi pada satu waktu, studi kohort mengikuti kelompok terpapar dan tidak terpapar untuk melihat insidensi penyakit, sedangkan studi case control membandingkan kelompok kasus dan kontrol untuk mempelajari faktor risiko penyakit.
[Ringkasan]
1. Penelitian epidemiologi dibedakan menjadi penelitian observasi dan uji eksperimental. Penelitian epidemiologi membandingkan kelompok sakit dengan kelompok sehat untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit.
2. Metode penelitian epidemiologi meliputi studi retrospektif, kohort, potong lintang, dan prospektif untuk mengontrol variabel dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat. Studi observasi memberikan wawasan tentang
Penelitian ini menggunakan desain case control untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kasus adalah ibu hamil yang mengalami anemia, sedangkan kontrol adalah ibu hamil tanpa anemia. Nilai odds ratio yang dihitung adalah 1,5, menunjukkan kepatuhan minum tablet besi lebih rendah berhubungan dengan peningkatan risiko anemia.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mekanisme pembayaran provider dalam asuransi kesehatan seperti pembayaran berdasarkan pelayanan, kasus, hari inap, bonus, kapitasi, gaji, dan anggaran global beserta dampaknya terhadap perilaku provider. Jenis pembayaran memiliki kekuatan dan kelemahan dalam hal administrasi, pengaruh ekonomi, catatan praktik, dan mutu pelayanan. Mekanisme pembayaran penting dalam mengalok
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas konsep risiko rasio (RR), odds rasio (OR), dan prevalensi rasio (PR) beserta aplikasinya menggunakan perangkat lunak STATA. Dijelaskan pula contoh-contoh kasus dan interpretasi hasil perhitungan rasio-rasio tersebut dalam studi epidemiologi.
Dokumen tersebut membahas tentang uji statistik bivariat, khususnya uji Kai Kuadrat. Uji Kai Kuadrat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal tanpa asumsi. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah dan syarat pelaksanaan uji Kai Kuadrat serta uji alternatif seperti Fisher Exact.
Studi eksperimen adalah penelitian dimana peneliti secara sengaja mengubah satu atau lebih faktor di situasi terkontrol untuk mempelajari pengaruh perubahan tersebut. Ada dua jenis utama yaitu eksperimen murni dan kuasi eksperimen, dengan randomized controlled trial (RCT) sebagai standar emas dalam mengalokasi subjek secara acak ke kelompok perlakuan atau kontrol.
Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
STANDARDISASI LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.
Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Studi ini membahas epidemiologi deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan distribusi masalah kesehatan berdasarkan faktor orang, tempat, dan waktu serta memberikan informasi untuk perencanaan program kesehatan. Studi deskriptif meliputi laporan kasus, seri kasus, studi korelasi, dan studi potong lintang."
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
Studi kasus kontrol merupakan penelitian analitik observasional yang membandingkan kelompok kasus dan kontrol untuk mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit. Metode ini murah dan mudah tetapi rawan bias. Terdapat berbagai varian desain seperti nested case-control yang menyarangkan pada studi kohort untuk mengurangi bias.
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang skrining atau penapisan dalam epidemiologi. Ia menjelaskan definisi, prinsip, dan kriteria skrining kesehatan serta cara melakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif. Dokumen ini juga memberikan contoh kasus skrining kanker serviks dan infeksi HIV.
Metode cluster random sampling melibatkan 3 tahapan: (1) membagi populasi menjadi sub-sub unit berukuran lebih kecil, (2) memilih sampel tahap pertama dari unit primer secara acak, dan (3) memilih sampel tahap kedua dari unit didalam unit primer terpilih. Metode ini digunakan untuk populasi besar dengan desain kombinasi stratifikasi dan klaster. Contohnya adalah survei cakupan imunisasi anak di suatu kabupaten menggunakan
This study examined the association between sitting in the front of the classroom and paying attention, with sex as a potential confounder. The study used a Mantel-Haenszel analysis of an observational study of 237 graduate students across 7 courses. Results found the odds of sitting in the front and paying attention were 2.15 times as likely compared to sitting in front and not paying attention. Sex was not found to be a confounding factor, as the stratum-specific odds ratios for males and females were similar. The conclusion was that sex does not confound the relationship between sitting position and paying attention.
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
Dokumen tersebut membahas tentang cara menghitung besar sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian kesehatan masyarakat dengan menggunakan beberapa rumus berdasarkan jenis penelitiannya, seperti penelitian survey, case control, cohort, dan eksperimental. Jenis penelitian dan data yang digunakan akan menentukan rumus yang tepat untuk menghitung besar sampel.
Dokumen ini membahas tentang Relative Risk (RR) dan Odds Ratio (OR) yang merupakan ukuran hubungan antara dua variabel kategorik. RR mengukur besarnya risiko suatu kategori dibandingkan kategori lain dengan nilai RR=1 berarti risiko sama, RR>1 berarti risiko lebih besar, dan RR<1 berarti risiko lebih kecil. Sedangkan OR mengukur peluang terjadinya suatu kejadian dibandingkan tidak terjadinya kejadian
Ketiga jenis studi epidemiologi memiliki perbedaan dalam desain, tujuan, dan cara pemilihan subjek. Studi cross sectional mempelajari hubungan penyakit dan paparan pada populasi pada satu waktu, studi kohort mengikuti kelompok terpapar dan tidak terpapar untuk melihat insidensi penyakit, sedangkan studi case control membandingkan kelompok kasus dan kontrol untuk mempelajari faktor risiko penyakit.
[Ringkasan]
1. Penelitian epidemiologi dibedakan menjadi penelitian observasi dan uji eksperimental. Penelitian epidemiologi membandingkan kelompok sakit dengan kelompok sehat untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit.
2. Metode penelitian epidemiologi meliputi studi retrospektif, kohort, potong lintang, dan prospektif untuk mengontrol variabel dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat. Studi observasi memberikan wawasan tentang
Penelitian ini menggunakan desain case control untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kasus adalah ibu hamil yang mengalami anemia, sedangkan kontrol adalah ibu hamil tanpa anemia. Nilai odds ratio yang dihitung adalah 1,5, menunjukkan kepatuhan minum tablet besi lebih rendah berhubungan dengan peningkatan risiko anemia.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mekanisme pembayaran provider dalam asuransi kesehatan seperti pembayaran berdasarkan pelayanan, kasus, hari inap, bonus, kapitasi, gaji, dan anggaran global beserta dampaknya terhadap perilaku provider. Jenis pembayaran memiliki kekuatan dan kelemahan dalam hal administrasi, pengaruh ekonomi, catatan praktik, dan mutu pelayanan. Mekanisme pembayaran penting dalam mengalok
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas konsep risiko rasio (RR), odds rasio (OR), dan prevalensi rasio (PR) beserta aplikasinya menggunakan perangkat lunak STATA. Dijelaskan pula contoh-contoh kasus dan interpretasi hasil perhitungan rasio-rasio tersebut dalam studi epidemiologi.
Dokumen tersebut membahas tentang uji statistik bivariat, khususnya uji Kai Kuadrat. Uji Kai Kuadrat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal tanpa asumsi. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah dan syarat pelaksanaan uji Kai Kuadrat serta uji alternatif seperti Fisher Exact.
Studi eksperimen adalah penelitian dimana peneliti secara sengaja mengubah satu atau lebih faktor di situasi terkontrol untuk mempelajari pengaruh perubahan tersebut. Ada dua jenis utama yaitu eksperimen murni dan kuasi eksperimen, dengan randomized controlled trial (RCT) sebagai standar emas dalam mengalokasi subjek secara acak ke kelompok perlakuan atau kontrol.
Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
STANDARDISASI LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.
Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Studi ini membahas epidemiologi deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan distribusi masalah kesehatan berdasarkan faktor orang, tempat, dan waktu serta memberikan informasi untuk perencanaan program kesehatan. Studi deskriptif meliputi laporan kasus, seri kasus, studi korelasi, dan studi potong lintang."
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
Studi kasus kontrol merupakan penelitian analitik observasional yang membandingkan kelompok kasus dan kontrol untuk mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit. Metode ini murah dan mudah tetapi rawan bias. Terdapat berbagai varian desain seperti nested case-control yang menyarangkan pada studi kohort untuk mengurangi bias.
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang skrining atau penapisan dalam epidemiologi. Ia menjelaskan definisi, prinsip, dan kriteria skrining kesehatan serta cara melakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif. Dokumen ini juga memberikan contoh kasus skrining kanker serviks dan infeksi HIV.
Metode cluster random sampling melibatkan 3 tahapan: (1) membagi populasi menjadi sub-sub unit berukuran lebih kecil, (2) memilih sampel tahap pertama dari unit primer secara acak, dan (3) memilih sampel tahap kedua dari unit didalam unit primer terpilih. Metode ini digunakan untuk populasi besar dengan desain kombinasi stratifikasi dan klaster. Contohnya adalah survei cakupan imunisasi anak di suatu kabupaten menggunakan
This study examined the association between sitting in the front of the classroom and paying attention, with sex as a potential confounder. The study used a Mantel-Haenszel analysis of an observational study of 237 graduate students across 7 courses. Results found the odds of sitting in the front and paying attention were 2.15 times as likely compared to sitting in front and not paying attention. Sex was not found to be a confounding factor, as the stratum-specific odds ratios for males and females were similar. The conclusion was that sex does not confound the relationship between sitting position and paying attention.
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
Studi ini membahas berbagai desain studi epidemiologi seperti studi potong lintang, kasus kontrol, kohort, dan eksperimental. Studi potong lintang digunakan untuk mengukur prevalensi sementara studi kasus kontrol digunakan untuk meneliti satu outcome saja seperti penyakit jarang. Studi kohort dapat menilai hubungan sebab akibat dengan mengontrol faktor pengganggu. Studi eksperimental dapat menguji efek intervens
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep statistik yang terkait dengan penelitian klinis seperti validitas, reliabilitas, odds ratio, risiko relatif, nilai-p, interval kepercayaan, serta interpretasi hasil penelitian klinis.
Sekilas STATA
Tampilan STATA dasar dan fungsi dasar STATA
Fungsi Syntax STATA sederhana
Aplikasi Syntax sederhana STATA
BUKU: STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR : DR BESRAL, SKM, M.SI
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
Epidemiologi mempelajari distribusi dan determinan kejadian penyakit dan kondisi kesehatan lainnya pada populasi untuk memberikan masukan kebijakan kesehatan. Dokumen ini menjelaskan konsep sehat dan sakit menurut WHO dan undang-undang Indonesia serta konsep triad epidemiologi yang terdiri atas agen, pejamu, dan lingkungan yang saling berhubungan untuk menyebabkan ketidakseimbangan kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan kar
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSSNajMah Usman
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis deskriptif data menggunakan program SPSS.
2. Terdapat penjelasan mengenai statistik deskriptif seperti rata-rata, variansi, dan distribusi data serta contoh penerapannya dalam penelitian kesehatan.
3. Diberikan pula langkah-langkah untuk mengolah data kategorik dan numerik serta menyeleksi kasus tertentu dalam analisis data menggunakan SPSS.
Standardisasi langsung digunakan untuk menghitung angka insidensi penyakit Z yang distandardisasi di Populasi B menggunakan distribusi umur Populasi A sebagai populasi acuan. Hasilnya menunjukkan angka insidensi terstandardisasi penyakit Z di Populasi B adalah 1495 per 100.000 orang tahun, lebih tinggi dari angka insidensi kasar 1200 per 100.000 orang tahun.
Epidemiologi Dasar
What’s epidemiology definition ?
How does history of epidemiology ?
What’s purpose of epidemiology study ?
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
Dokumen ini membahas tentang analisis bivariat dan uji statistik yang terkait, seperti uji-T, ANOVA, korelasi dan regresi. Secara khusus, dibahas tentang penggunaan uji-T independen untuk membandingkan rata-rata antar dua kelompok kategori dan studi kasus penggunaannya untuk menguji hubungan antara tinggi badan dan resiko patah tulang pada wanita lanjut usia.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungNajMah Usman
Avian influenza atau flu burung disebabkan oleh virus A(H5N1) dan A(H7N9) yang menular melalui unggas. Virus ini berpotensi menjadi pandemi global. Pencegahan meliputi sanitasi yang baik, menjaga jarak dengan ternak, dan isolasi unggas sakit.
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPANajMah Usman
ISPA merupakan penyakit pernafasan yang menular dan dapat menyebabkan kematian. Prevalensi ISPA tertinggi di Indonesia terdapat di NTT, Papua, Aceh, NTB, dan Jawa Timur. Penularan ISPA dapat terjadi melalui udara ketika batuk atau bersin, serta melalui kontak langsung dengan penderita. Pencegahannya meliputi menjaga gizi, imunisasi, menerapkan PHBS, serta menghindari kontak dengan pender
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)NajMah Usman
The document discusses social epidemiology and factors that influence women's vulnerability to HIV. It begins by summarizing Bonita's story, noting that HIV can affect anyone regardless of profession or behavior. It then lists factors that contribute to women's vulnerability, categorizing them as individual, interpersonal/family, social/community, or socioeconomic/environmental determinants of health. The document advocates discussing these factors to develop a health promotion strategy to reduce HIV vulnerability among Indonesian women.
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)NajMah Usman
Belajar apa itu metodologi Penelitian Kualitatif
Mengenal istilah-istilah Ontologi, Epistomologi, Methodologi, Metode dll
Happy Learning
Video:
https://www.youtube.com/watch?v=TaPugvOnCRQ
This document provides an introduction and overview of thematic analysis. It defines thematic analysis as a method for identifying, analyzing, and reporting patterns within data. Thematic analysis can organize and describe data in rich detail, and also interpret various aspects of the research topic. There are generally two approaches - an inductive/data-driven approach where the researcher codes organically without a pre-existing coding frame, and a deductive/theory-driven approach where the researcher develops a coding frame first. The main steps of thematic analysis involve familiarizing yourself with the data, coding, developing themes, and analyzing and reporting the themes. Examples of coding and potential themes from interview and focus group transcripts are also provided.
Dokumen tersebut membahas tentang uji validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian berupa kuesioner. Terdapat dua tahapan yaitu uji validitas untuk mengetahui keakuratan kuesioner dan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran. Studi kasus menguji 25 pernyataan tentang pengetahuan rokok dan dipastikan valid dan reliabel berdasarkan hasil analisis statistik.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara membuat template SPSS untuk mengumpulkan data karakteristik responden dalam penelitian tentang intervensi terpadu pengurangan dampak buruk asap rokok pada ruangan tertutup. Diberikan contoh template SPSS yang mencakup variabel fakultas, nama, NIP/NIDN, umur, pendidikan terakhir, dan lama bekerja."
Dokumen tersebut membahas uji beda rata-rata berpasangan untuk menguji pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah intervensi pengurangan dampak buruk asap rokok. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan signifikan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah intervensi.
Dokumen tersebut membahas tentang uji Anova untuk membandingkan rata-rata antar kelompok dan langkah-langkahnya menggunakan perangkat lunak SPSS dan STATA. Terdapat contoh analisis hubungan antara berat badan anak dengan tingkat pendidikan ibu menggunakan data sekunder.
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan bergandaNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas analisis regresi linier ganda untuk memprediksi perilaku merokok. Variabel independen yang diuji meliputi status intervensi, pendidikan, pekerjaan, umur, sikap dan pengetahuan. Langkah-langkah analisis meliputi pengujian asumsi, seleksi variabel berdasarkan uji korelasi dan koefisien, serta pemodelan bertahap dengan mengeluarkan variabel berdasarkan nilai p. Hasilnya menunjukkan bahwa
Dokumen tersebut membahas tentang analisis data sekunder SDKI 2012 menggunakan program SPSS. Terdapat penjelasan mengenai keuntungan dan kelemahan analisis data sekunder serta contoh studi kasus menganalisis variabel bobot, umur, dan pendidikan wanita usia subur menggunakan data SDKI 2012. Langkah-langkah pengolahan data dan uji regresi linier complex sample dijelaskan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel penelitian.
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spssNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang jenis data dan skala pengukuran, analisis deskriptif untuk data kategorik dan numerik, serta cara menganalisis data numerik yang memiliki nilai missing menggunakan SPSS."
Peneliti (Najmah dkk, 2015) melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui keakuratan alat ukur berupa kuesioner pengetahuan tentang rokok dan kawasan tanpa rokok. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor pernyataan dengan skor total, sedangkan uji reliabilitas menggunakan konsistensi hasil pengukuran dengan membandingkan nilai alfa Cronbach dengan nilai r tabel.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Bab iv faktor perancu (part 2)
1. EDISI EPIDEMIOLOGI
Konsep Faktor Perancu
(Confounding Factors) PART 2
‘Mantel-Haenszel ‘
NAJMAH, SKM, MPH | FACULTYOF PUBLIC HEALTH | SRIWIJAYA UNIVERSITY
Website:
www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email :
najem240783@yahoo.com
Facebook:
Najmah Usman
2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan penilaian
dan kuantifikasi faktor
perancu serta
bagaimana strategi
pengendalian faktor
perancu.
Mahasiswa mampu
menjelaskan
beberapa poin penting
dalam definisi faktro
perancu
Menjelaskan
kriteria faktor
perancu
Mahasiswa mampu memahami konsep
faktor perancu dalam bidang epidemiologi.
3. Do you know which one
confounders factor ?
Aktivitas fisik
Penyakit Jantung
Asupan Energi
4. ANOTHER WAYS TO EXPLORE CONFOUNDERS
‘Mantel-Haenszel ‘
▪ Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds
yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang
didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan
dipasangkan.
▪ Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka
rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari
stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara
internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor
perancu[2].
▪ Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat
disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada.
Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka
variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor
konfounding
5. Berikut strategi dalam mengidentifikasi
faktor perancu dengan perhitungan rasio
Mantel-Haenszel
▪ Hitunglah rasio kasar
▪ Stratifikasi dan hitunglah rasio masing-masing
level/strata
▪ Hitunglah rasio yang telah dikontrol
▪ Jika rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya
sama, dapat disimpulkan tidak ada faktor perancu,
namun jika nilai rasio kasar dan rasio yang telah
dikontrol nilainya berbeda, kemungkinan faktor
perancu ada
6.
7. Analysis Strategy : Confounding
Hitunglah Angka parameter Kasar (OR, RR, atau PR)
Stratifikasi dan Hitunglah Parameter per strata
Hitunglah angka parameter yang sudah dikontrol faktor perancu
Angka parameter kasar = angka
parameter dikontrol
Angka parameter kasar tidak
sama denganangka
parameter dikontrol
‘Ada faktor perancu utama’
8. Analysis Strategy : Confounding
Hitunglah Angka
parameter Kasar
(OR, RR, atau
PR)
Ada efek modifikasi
Gunakan RR per
strata
Hitunglah angka parameter yang
sudah dikontrol faktor perancu
Angka parameter kasar = angka
parameter dikontrol
Angka parameter kasar tidak
sama denganangka
parameter dikontrol
‘Ada faktor perancu utama’
Hitunglah angka parameter yang sudah dikontrol faktor perancu
Hitunglah Angka
parameter Kasar (OR,
RR, atau PR)
10. STUDI KASUS
Asosiasi Antara Asupan Energi Dan Penyakit
Jantung : Kasus Kontrol
Asupan
Energi
Penyakit Jantung
Total
Ya Tidak
Tinggi 730 600 1330
Rendah 700 540 1240
Total 1430 1140 2570
Langkah Pertama Hitunglah Rasio Kasar
*Odd kejadian penyakit jantung pada kelompok asupan energi tinggi
=730/600=1.22
**Odd penyakit jantung pada kelompok asupan energi rendah
= 700/540=1.30
*** Nilai Rasio Odds kasar (Crude Odds Ratio) =1.22/1.30= 0.94
11. Mantel Haenszel: Asosiasi antara asupan energi
dan penyakit jantung distratifikasi dengan
variabel aktifitas fisik
Asupan
Energi
Aktifitas Fisik Aktif
Aktifitas Fisik
Rendah
Penyakit Jantung Penyakit Jantung
Ya Tidak Ya Tidak
Tinggi 520 510 210 90
Rendah 100 150 600 390
12. Hubungan antara asupan energy dan
penyakit jantung
untuk memastikan apakah ada hubungan
antara paparan dengan faktor perancu:
Dalam desain studi kasus kontrol : periksa
asosiasi/ hubungan denan kontrol
Pada disain kohort : gunakan semua sample
kohort.
13. Asupan
Energi
Aktifitas Fisik Aktif
Aktifitas Fisik
Rendah
Penyakit Jantung Penyakit Jantung
Ya Tidak Ya Tidak
Tinggi 520 (d1) 510(h1) 210(d1) 90(h1)
Rendah 100(d0) 150(h0) 600(do) 390(h0)
Untuk aktifitas fisik
tinggi
OR= 1,53
Weight= w = (d0 x h1)
/ n = (100 x 510)/ 1280
=39,8
Untuk aktifitas fisik
rendah
OR= 1,52
Weight= w = (d0 x
h1) / n = (600x90)/
1290 =41,9
Asosiasi antara asupan energi dan penyakit jantung
distratifikasi dengan variabel aktifitas fisik
14. Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio
Untuk aktifitas fisik
tinggi
OR= 1,53
Weight= w = (d0 x h1) / n =
(100 x 510)/ 1280 =39,8
Untuk aktifitas fisik
rendah
OR= 1,52
Weight= w = (d0 x h1)
/ n = (600x90)/ 1290
=41,9
A POOLED OR Mantel Haenszal= ∑ (wi x ORi)
∑ wi
15. Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio
Untuk aktifitas fisik
tinggi
OR= 1,53
Weight= w = (d0 x h1) / n =
(100 x 510)/ 1280 =39,8
Untuk aktifitas fisik
rendah
OR= 1,52
Weight= w = (d0 x h1)
/ n = (600x90)/ 1290
=41,9
A POOLED OR Mantel Haenszal= ∑ (wi x ORi)
∑ wi
Ingat perhitungan Ratio kasar / Crude OR (OR 0.94, 95 % CI 0,80-1.10)
16.
17. * Odds ratio
**Rate ratio
*** Risk ratio
**** Rate different
***** Risk different
Rumus untuk variance sangat rumit kita hanya dapat
melakukannya dengan menggunakan stata.
Nilai Mantel-Haenszel bisa dihitung menggunakan :
18. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Stratifikasi
• Dapat melihat pola data lebih
jelas
• Membantu menghindari
kesalahan
• Simple/sederhana
kelebihan
• Hanya berlaku untuk beberapa
perancu (Strata jadi terlalu
kecil )
• Tidak dapat melihat model
hubungan pajanan dengan
penyakit.
Kekurangan
19. Batasan Utama Faktor Perancu (confounding)
Faktor perancu dapat terjadi
dalam kegiatan apa pun, dan
hampir semua laporan
•Faktor perancu yang tidak
diketahui: kecuali kita
membahas tentang uji coba
secara acak (randomized
trial),
Jika analisis telah
'disesuaikan karena ada
faktor perancu' masih ada
kemungkinan terdapat sisa
faktor perancu
Mengontrol faktor
perancu
20. Stratifikasi, seperti yang
kita lakukan dengan
menggunakan metode
Mantel Haenszal
Restriksi ataupun
matching
Analisa Regresi Logistik/Regresi
Berganda, dengan analisa lanjut
dan memasukkan semua faktor
perancu ke dalam analisa data
antara asosiasi utama.
Mengontrol faktor perancu
21. LATIHAN
▪ Tentukan Rasion Kasar/Crude OR dari Kanker Paru-
paru dan Rasio yang diharapkan/Adjusted OR dari
kanker Paru-paru
▪ Tuliskan Langkah-langkah untuk menentukan faktor
Perancu
▪ Hitung OR untuk alkohol dan kanker paru-paru secara
terpisah untuk (i) perokok dan (ii) bukan perokok.
▪ Buat Kesimpulan
25. DAFTAR PUSTAKA
1. Najmah, Nuralam Fajar, and RIco Januar Sitorus, The Effect of Needle and Syringe
Program on Injecting Drug Users’ Use of Non-Sterile Syringe and Needle Behaviour
in Palembang, South Sumatera Province, Indonesia International Journal of Public
Health Research. 2011. (Spesial Issue): p. 193-199.
2. Last, J.M., A Dictionary of Epidemiology, ed. F. Edition. 2001, New York: Oxford
University Press. p.37
3. Rothman, K.J., Epidemiology, An Introduction. 2002, New York: Oxford University
Press. p.1-7 and 144-157
4. Webb, P., C. Bain, and S. Pirozzo, Essential Epidemiology, An Introduction for
Students and Health Professionals. 2005, New York: Cambridge University Press. p.
181-201
5. Kirkwood, B.R. and J.A.C. Sterne, Medical Statistics. Second ed. 2003, Victoria:
Blackwell Science. p.177-185
Pada pertemuan e-learning hari ini, kita akan membahas dan mempelajari tentang Konsep Faktor Perancu (Confounding Factors) dalam Epidemiologi, Sesi ini adalah lanjutan dari sesi sebelumnya dimana pada pertemuan hari ini kita akan membahas Konsep Faktor Perancu (Confounding Factors) khususnya mengenai metode ‘Mantel-Haenszel ‘.
Indikator keberhasilan pembelajaran bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan beberapa poin penting dalam definisi faktro perancu, menjelaskan kriteria faktor perancu, menjelaskan penilaian dan kuantifikasi faktor perancu serta bagaimana strategi pengendalian faktor perancu.
Dari gambar Berikut tahukah anda yan manakag merupakan faktor Perancu?
Yah benar sekali aktifitas fisik merupakan faktor perancunya.. Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya di materi Faktor perancu bagian pertama,
Hari ini kita akan mempelajari/menentukan faktor perancu dengan cara lainnya yaitu dengan cara Mantel-Haenszel .
Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2].
Caranya yaitu Melakukan perbandingan Rasio kasar dan Rasio setelah dikontrol oleh faktor perancu (crude and adjusted ratio)
Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
Berikut strategi dalam mengidentifikasi faktor perancu dengan perhitungan rasio Mantel-Haenszel
Hitunglah rasio kasar
Stratifikasi dan hitunglah rasio masing-masing level/strata
Hitunglah rasio yang telah dikontrol
Jika rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya sama, dapat disimpulkan tidak ada faktor perancu, namun jika nilai rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya berbeda, kemungkinan faktor perancu ada
Untuk lebih jelaskan, coba perhatikan alur slides berikutnya....
Coba perhatikan alur strategi analisis faktor perancu dan efek modifikasi berikut.....
Jika angka parameter kasar sama dengan angka parameter yang telah dikontrol setelah melakukan perhitungan Maental Haenzal, maka kita bisa menggunakan angka parameter kasar, tetapi jika angka parameter kasar berbeda dengan angka parameter yang dikontrol, maka ada kemungkinan faktor perancu antara asosiasi yang ada, maka yang kita laporkan adalah parameter yang dikontrol...
Pada bab ini kita tidak membahas efek modifikasi
Silahkan perhatikan alur ini sekali lagi lebih detail.....Analisa Faktor Perancu.....
Ya lalu anda baru bisa putuskan apakah ada faktor perancu atau tidak dengan membandingkan angka parameter kasar dan parameter yang telah dikontrol
Perhatikan formula Mantel Haenszel berikut ini,nilai yang kita butuhkan adalah weight (bobot) dan OR. Weight atau bobot dihitung dari perkalian kelompok sakit pada group tidak terpapar (d0) dan kelompok sehat pada kelompok terpapar (h1) dbagi dengan total semua angka kelompok sakit dan sehat pada kelompok perancu setiap strata. OR dihitung seperti biasa perkalian silang pada tabel 2x2.
Jadi nilai MH diperoleh dengan menjumlahkan perkalian bobot dan OR pada setiap strata faktor perancu dibagi dengan total bobot.
kita akan aplikasikan pada STUDI KASUS berikut ini
Apakah hubungan antara asupan makanan (energy intake) dan penyakit jantung dirancu oleh aktifitas fisik (olahraga/physical activity)(2). Jika kita hitung asosiasi antara asupan energi dan kejadian penyakit jantung adalah 0.94 (OR 0.94, 95 % Derajat kepercayaan 0.80-1.10). Dari hasil rasio odds (Odds ratio-OR) dapat disimpulkan bahwa asupan energi tinggi dapat mengurangi resiko menderita penyakit jantung sebesar 6 % dibandingkan dengan kelompok yang mengkonsumsi asupan energi rendah. Tetapi, secara teori dan hasil penelitian lainnya, asupan energi tinggi bisa meningkatkan resiko penyakit jantung.
Menurut anda, Apakah asosisasi kedua variabel ini menunjukkan hubungan sebenarnya atau dipengaruhi oleh faktor perancu, seperti aktifitas fisik?
Mari kita selidiki dengan cara kedua, metode Mantel Haenzel
Contoh kasus aktifitas fisik mendistorsi hubungan antara asupan energy dan penyakit jantung dengan perhitungan Mantel-Haenszel.
Ini merupakan tabel Stratifikasi berdasarkan aktivitas kemudian hitunglah rasio masing-masing level/strata
hubunagn antara asupan energy dan penyakit jantung pada tabel sebelumnya untuk memastikan apakah ada hubungan antara paparan dengan faktor perancu.Dalam desain studi kasus kontrol : periksa asosiasi/ hubungan dengan kontrol
Pada disain kohort : gunakan semua sample kohort.
Berikutnya Hitung OR setiap Strata
Hasilnya adalah
Untuk aktifitas fisik tinggi
OR= (d1/h1) : (d0/h0)= (d1 x h0) : (d0 x h1)= (520 x150) : (100 x510)= 1,53
Weight= w = (d0 x h1) / n = (100 x 510)/ 1280 =39,8
Untuk aktifitas fisik rendah
OR= (d1/h1) : (d0/h0)= (d1 x h0) : (d0 x h1)= (210 x390) : (600 x90)= 1,52
Weight= w = (d0 x h1) / n = (600x90)/ 1290 =41,9
Kemudian Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio dengan rumus berikut.
Hasil pehitungannya adalah ORMH : OR 1.52
Bandingkan hasil ORMH (OR 1.52 (95% CI 1.25-1.86) dengan crude OR (OR 0.94, 95 % Derajat kepercayaan 0.80-1.10). Ada perbedaan lebih dari 10 %, maka aktifitas fisik merancu asosiasi asupan energi dan penyakit jantung.
Perhitungan MH juga dapat dilakukan dengan software STATA
Coba perhatikan hasil perhitungan dalam stata berikut dan bandingkan dengan hasil perhitungan kita sebelumnya..
Dengan menggunakan program stata sebenarnya kita bisa mendeteksi perancu dengan lebih mudah, kita bisa langsung memasukkan nilai yang ingin di cari maka akan keluar output seperti gambar diatas..
Sudah ada perhitungan rasio kasar dan rasio mantel Haenselnya.. Hasilnya sama saja dengan perhitungan manual yang kita lakukan..
Stata mempermudah pekerjaan kita dalam menentukan faktor perancu.
Nilai Mantel-Haenszel bisa dihitung menggunakan :
Odds ratio
Rate ratio
Risk ratio
Rate different
Risk different
Rumus untuk variance sangat rumit kita hanya dapat melakukannya dengan menggunakan stata.
Kelebihan dari metode stratifikas adalah :
Dapat melihat pola data lebih jelas
Membantu menghindari kesalahan
Simple/sederhana
Kekurangannya :
Hanya berlaku untuk beberapa perancu
Strata jadi terlalu kecil (Misalkan ada 4 perancu, masing-masing pada level ke dua memberikan 16 Strata)
Tidak dapat melihat model hubungan pajanan dengan penyakit.
Batasan utama dalam menganalisa faktor perancu, adalah sebagai berikut[3, 4, 5]
Faktor perancu dapat terjadi dalam penelitian apa pun, dan hampir semua laporan penelitian yang menghitung asosiasi akan mencantumkanhasil asosiasi yang telah 'disesuaikan' nya/ dikontrol dengan faktor perancu..
Faktor perancu yang diketahui bisa diidentifikasi dan disesuaikan pada analisa jika informasi mengenai faktor perancu dikumpulkan pada saat penelitian.
Walaupun asosiasi sudah dikontrol oleh faktor perancu, masih ada kemungkinan faktor perancu yang tersisa (residual confoundings) oleh karen faktor perancu yang telah diukur ataupun faktor perancu yang belum diketahui
Mengontrol faktor perancu
Mengontrol faktor perancu dapat dilakukan dengan metode
Restriksi ataupun matching , misal hanya merekrut wanita dengan resiko kanker payudara umur 20-50 tahun , merekrut laki-laki yang tidak merokok saja.
Stratifikasi, seperti yang kita lakukan dengan menggunakan metode Mantel Haenszal
Analisa Regresi Logistik/Regresi Berganda, dengan analisa lanjut dan memasukkan semua faktor perancu ke dalam analisa data antara asosiasi utama.
Latihan
Untuk bahan latihan silahkan kerjakan soal berikut ini.
Merokok sebagai fator perancu?
Studi Kasus kontrol Mengenai Hubungan Antara Alkohol Dan Kanker Paru-Paru
Studi Kasus kontrol Mengenai Hubungan Antara Alkohol Dan Kanker Paru-Paru distratifikasi berdasarkan status Merokok
Terimakasih
Kami Tim E-Learning Pusbangdik Unsri dan FKM Unsri, Najmah dkk