SlideShare a Scribd company logo
EDISI EPIDEMIOLOGI
Konsep Faktor Perancu
(Confounding Factors) PART 2
‘Mantel-Haenszel ‘
NAJMAH, SKM, MPH | FACULTYOF PUBLIC HEALTH | SRIWIJAYA UNIVERSITY
Website:
www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email :
najem240783@yahoo.com
Facebook:
Najmah Usman
Kompetensi Dasar
Menjelaskan penilaian
dan kuantifikasi faktor
perancu serta
bagaimana strategi
pengendalian faktor
perancu.
Mahasiswa mampu
menjelaskan
beberapa poin penting
dalam definisi faktro
perancu
Menjelaskan
kriteria faktor
perancu
Mahasiswa mampu memahami konsep
faktor perancu dalam bidang epidemiologi.
Do you know which one
confounders factor ?
Aktivitas fisik
Penyakit Jantung
Asupan Energi
ANOTHER WAYS TO EXPLORE CONFOUNDERS
‘Mantel-Haenszel ‘
▪ Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds
yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang
didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan
dipasangkan.
▪ Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka
rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari
stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara
internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor
perancu[2].
▪ Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat
disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada.
Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka
variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor
konfounding
Berikut strategi dalam mengidentifikasi
faktor perancu dengan perhitungan rasio
Mantel-Haenszel
▪ Hitunglah rasio kasar
▪ Stratifikasi dan hitunglah rasio masing-masing
level/strata
▪ Hitunglah rasio yang telah dikontrol
▪ Jika rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya
sama, dapat disimpulkan tidak ada faktor perancu,
namun jika nilai rasio kasar dan rasio yang telah
dikontrol nilainya berbeda, kemungkinan faktor
perancu ada
Analysis Strategy : Confounding
Hitunglah Angka parameter Kasar (OR, RR, atau PR)
Stratifikasi dan Hitunglah Parameter per strata
Hitunglah angka parameter yang sudah dikontrol faktor perancu
Angka parameter kasar = angka
parameter dikontrol
Angka parameter kasar tidak
sama denganangka
parameter dikontrol
‘Ada faktor perancu utama’
Analysis Strategy : Confounding
Hitunglah Angka
parameter Kasar
(OR, RR, atau
PR)
Ada efek modifikasi
Gunakan RR per
strata
Hitunglah angka parameter yang
sudah dikontrol faktor perancu
Angka parameter kasar = angka
parameter dikontrol
Angka parameter kasar tidak
sama denganangka
parameter dikontrol
‘Ada faktor perancu utama’
Hitunglah angka parameter yang sudah dikontrol faktor perancu
Hitunglah Angka
parameter Kasar (OR,
RR, atau PR)
FORMULA Mantel-Haenszel
STUDI KASUS
Asosiasi Antara Asupan Energi Dan Penyakit
Jantung : Kasus Kontrol
Asupan
Energi
Penyakit Jantung
Total
Ya Tidak
Tinggi 730 600 1330
Rendah 700 540 1240
Total 1430 1140 2570
Langkah Pertama Hitunglah Rasio Kasar
*Odd kejadian penyakit jantung pada kelompok asupan energi tinggi
=730/600=1.22
**Odd penyakit jantung pada kelompok asupan energi rendah
= 700/540=1.30
*** Nilai Rasio Odds kasar (Crude Odds Ratio) =1.22/1.30= 0.94
Mantel Haenszel: Asosiasi antara asupan energi
dan penyakit jantung distratifikasi dengan
variabel aktifitas fisik
Asupan
Energi
Aktifitas Fisik Aktif
Aktifitas Fisik
Rendah
Penyakit Jantung Penyakit Jantung
Ya Tidak Ya Tidak
Tinggi 520 510 210 90
Rendah 100 150 600 390
Hubungan antara asupan energy dan
penyakit jantung
untuk memastikan apakah ada hubungan
antara paparan dengan faktor perancu:
Dalam desain studi kasus kontrol : periksa
asosiasi/ hubungan denan kontrol
Pada disain kohort : gunakan semua sample
kohort.
Asupan
Energi
Aktifitas Fisik Aktif
Aktifitas Fisik
Rendah
Penyakit Jantung Penyakit Jantung
Ya Tidak Ya Tidak
Tinggi 520 (d1) 510(h1) 210(d1) 90(h1)
Rendah 100(d0) 150(h0) 600(do) 390(h0)
Untuk aktifitas fisik
tinggi
OR= 1,53
Weight= w = (d0 x h1)
/ n = (100 x 510)/ 1280
=39,8
Untuk aktifitas fisik
rendah
OR= 1,52
Weight= w = (d0 x
h1) / n = (600x90)/
1290 =41,9
Asosiasi antara asupan energi dan penyakit jantung
distratifikasi dengan variabel aktifitas fisik
Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio
Untuk aktifitas fisik
tinggi
OR= 1,53
Weight= w = (d0 x h1) / n =
(100 x 510)/ 1280 =39,8
Untuk aktifitas fisik
rendah
OR= 1,52
Weight= w = (d0 x h1)
/ n = (600x90)/ 1290
=41,9
A POOLED OR Mantel Haenszal= ∑ (wi x ORi)
∑ wi
Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio
Untuk aktifitas fisik
tinggi
OR= 1,53
Weight= w = (d0 x h1) / n =
(100 x 510)/ 1280 =39,8
Untuk aktifitas fisik
rendah
OR= 1,52
Weight= w = (d0 x h1)
/ n = (600x90)/ 1290
=41,9
A POOLED OR Mantel Haenszal= ∑ (wi x ORi)
∑ wi
Ingat perhitungan Ratio kasar / Crude OR (OR 0.94, 95 % CI 0,80-1.10)
* Odds ratio
**Rate ratio
*** Risk ratio
**** Rate different
***** Risk different
Rumus untuk variance sangat rumit kita hanya dapat
melakukannya dengan menggunakan stata.
Nilai Mantel-Haenszel bisa dihitung menggunakan :
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Stratifikasi
• Dapat melihat pola data lebih
jelas
• Membantu menghindari
kesalahan
• Simple/sederhana
kelebihan
• Hanya berlaku untuk beberapa
perancu (Strata jadi terlalu
kecil )
• Tidak dapat melihat model
hubungan pajanan dengan
penyakit.
Kekurangan
Batasan Utama Faktor Perancu (confounding)
Faktor perancu dapat terjadi
dalam kegiatan apa pun, dan
hampir semua laporan
•Faktor perancu yang tidak
diketahui: kecuali kita
membahas tentang uji coba
secara acak (randomized
trial),
Jika analisis telah
'disesuaikan karena ada
faktor perancu' masih ada
kemungkinan terdapat sisa
faktor perancu
Mengontrol faktor
perancu
Stratifikasi, seperti yang
kita lakukan dengan
menggunakan metode
Mantel Haenszal
Restriksi ataupun
matching
Analisa Regresi Logistik/Regresi
Berganda, dengan analisa lanjut
dan memasukkan semua faktor
perancu ke dalam analisa data
antara asosiasi utama.
Mengontrol faktor perancu
LATIHAN
▪ Tentukan Rasion Kasar/Crude OR dari Kanker Paru-
paru dan Rasio yang diharapkan/Adjusted OR dari
kanker Paru-paru
▪ Tuliskan Langkah-langkah untuk menentukan faktor
Perancu
▪ Hitung OR untuk alkohol dan kanker paru-paru secara
terpisah untuk (i) perokok dan (ii) bukan perokok.
▪ Buat Kesimpulan
MEROKOK SEBAGAI FAKTOR
PERANCU
VARIABEL
PENGGANGGU
(Merokok)
PAPARAN
(Minum
alkohol)
PENYAKIT
(kanker paru)
Table 1. Studi Kasus kontrol Mengenai Hubungan
Antara Alkohol Dan Kanker Paru-Paru
Kasus Kontrol
Peminum
alkohol
10 5
Bukan
Peminum
10 15
Kasus kontrol
Perokok Peminum
Alkohol
9 3
Bukan peminum 3 1
Bukan
Perokok
Peminum
Alkohol
1 2
Bukan Peminum 7 14
DAFTAR PUSTAKA
1. Najmah, Nuralam Fajar, and RIco Januar Sitorus, The Effect of Needle and Syringe
Program on Injecting Drug Users’ Use of Non-Sterile Syringe and Needle Behaviour
in Palembang, South Sumatera Province, Indonesia International Journal of Public
Health Research. 2011. (Spesial Issue): p. 193-199.
2. Last, J.M., A Dictionary of Epidemiology, ed. F. Edition. 2001, New York: Oxford
University Press. p.37
3. Rothman, K.J., Epidemiology, An Introduction. 2002, New York: Oxford University
Press. p.1-7 and 144-157
4. Webb, P., C. Bain, and S. Pirozzo, Essential Epidemiology, An Introduction for
Students and Health Professionals. 2005, New York: Cambridge University Press. p.
181-201
5. Kirkwood, B.R. and J.A.C. Sterne, Medical Statistics. Second ed. 2003, Victoria:
Blackwell Science. p.177-185
THANK YOU!
FORYOUR ATTENTION
Website:
www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email :
najem240783@yahoo.com
Facebook:
Najmah Usman
SALAM CERDAS, TIADA BATAS UNTUK MENJADI CERDAS
Design by Harun Al Rasyid

More Related Content

What's hot

Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitian
Ahmad Tobroni
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
Darnah Andi Nohe
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
Lisa Prihastari
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
Ira Masykura
 
Case control
Case controlCase control
Case control
Agus Candra
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Sutopo Patriajati
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
NajMah Usman
 
Analisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistikAnalisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistik
Gracia Consuella Consuella
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
NajMah Usman
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studi
Agus Candra
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
NajMah Usman
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
Nurindah Laili Maghfirati
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
phiqe kbn
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Fachri Latif
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
HMRojali
 
Five level prevention
Five level preventionFive level prevention
Five level prevention
rickygunawan84
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
NajMah Usman
 
Cluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random samplingCluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random sampling
rifansahDua1
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
lasnisiregar
 

What's hot (20)

Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitian
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
Case control
Case controlCase control
Case control
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
 
Analisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistikAnalisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistik
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studi
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Five level prevention
Five level preventionFive level prevention
Five level prevention
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
Cluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random samplingCluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random sampling
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 

Viewers also liked

PH700A- Group Project
PH700A- Group ProjectPH700A- Group Project
PH700A- Group Project
Alnino Guarino
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
NajMah Usman
 
Bab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologiBab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologi
NajMah Usman
 
MAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSS
MAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSSMAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSS
MAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSS
NajMah Usman
 
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalMAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
NajMah Usman
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
NajMah Usman
 
Bab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal StataBab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal Stata
NajMah Usman
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
NajMah Usman
 
MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA
NajMah Usman
 
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSSMAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
NajMah Usman
 
Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)
NajMah Usman
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
NajMah Usman
 
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exactMAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
NajMah Usman
 
MAD uji student t test and anova
MAD uji student t test and anovaMAD uji student t test and anova
MAD uji student t test and anova
NajMah Usman
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
NajMah Usman
 
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungBAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
NajMah Usman
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
NajMah Usman
 

Viewers also liked (17)

PH700A- Group Project
PH700A- Group ProjectPH700A- Group Project
PH700A- Group Project
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
 
Bab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologiBab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologi
 
MAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSS
MAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSSMAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSS
MAD UJI REGRESI DAN KORELASI SPSS
 
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalMAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 
Bab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal StataBab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal Stata
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
 
MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA
 
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSSMAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
 
Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)Bab iii konsep standardisasi (part 2)
Bab iii konsep standardisasi (part 2)
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
 
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exactMAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
 
MAD uji student t test and anova
MAD uji student t test and anovaMAD uji student t test and anova
MAD uji student t test and anova
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungBAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 

More from NajMah Usman

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
NajMah Usman
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
NajMah Usman
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
NajMah Usman
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
NajMah Usman
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
NajMah Usman
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
NajMah Usman
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
NajMah Usman
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
NajMah Usman
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
NajMah Usman
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
NajMah Usman
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
NajMah Usman
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
NajMah Usman
 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
NajMah Usman
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
NajMah Usman
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
NajMah Usman
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
NajMah Usman
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
NajMah Usman
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
NajMah Usman
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
NajMah Usman
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
NajMah Usman
 

More from NajMah Usman (20)

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 

Recently uploaded

Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 

Recently uploaded (20)

Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 

Bab iv faktor perancu (part 2)

  • 1. EDISI EPIDEMIOLOGI Konsep Faktor Perancu (Confounding Factors) PART 2 ‘Mantel-Haenszel ‘ NAJMAH, SKM, MPH | FACULTYOF PUBLIC HEALTH | SRIWIJAYA UNIVERSITY Website: www.metopidfkmunsri.blogspot.com Email : najem240783@yahoo.com Facebook: Najmah Usman
  • 2. Kompetensi Dasar Menjelaskan penilaian dan kuantifikasi faktor perancu serta bagaimana strategi pengendalian faktor perancu. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa poin penting dalam definisi faktro perancu Menjelaskan kriteria faktor perancu Mahasiswa mampu memahami konsep faktor perancu dalam bidang epidemiologi.
  • 3. Do you know which one confounders factor ? Aktivitas fisik Penyakit Jantung Asupan Energi
  • 4. ANOTHER WAYS TO EXPLORE CONFOUNDERS ‘Mantel-Haenszel ‘ ▪ Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. ▪ Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2]. ▪ Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
  • 5. Berikut strategi dalam mengidentifikasi faktor perancu dengan perhitungan rasio Mantel-Haenszel ▪ Hitunglah rasio kasar ▪ Stratifikasi dan hitunglah rasio masing-masing level/strata ▪ Hitunglah rasio yang telah dikontrol ▪ Jika rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya sama, dapat disimpulkan tidak ada faktor perancu, namun jika nilai rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya berbeda, kemungkinan faktor perancu ada
  • 6.
  • 7. Analysis Strategy : Confounding Hitunglah Angka parameter Kasar (OR, RR, atau PR) Stratifikasi dan Hitunglah Parameter per strata Hitunglah angka parameter yang sudah dikontrol faktor perancu Angka parameter kasar = angka parameter dikontrol Angka parameter kasar tidak sama denganangka parameter dikontrol ‘Ada faktor perancu utama’
  • 8. Analysis Strategy : Confounding Hitunglah Angka parameter Kasar (OR, RR, atau PR) Ada efek modifikasi Gunakan RR per strata Hitunglah angka parameter yang sudah dikontrol faktor perancu Angka parameter kasar = angka parameter dikontrol Angka parameter kasar tidak sama denganangka parameter dikontrol ‘Ada faktor perancu utama’ Hitunglah angka parameter yang sudah dikontrol faktor perancu Hitunglah Angka parameter Kasar (OR, RR, atau PR)
  • 10. STUDI KASUS Asosiasi Antara Asupan Energi Dan Penyakit Jantung : Kasus Kontrol Asupan Energi Penyakit Jantung Total Ya Tidak Tinggi 730 600 1330 Rendah 700 540 1240 Total 1430 1140 2570 Langkah Pertama Hitunglah Rasio Kasar *Odd kejadian penyakit jantung pada kelompok asupan energi tinggi =730/600=1.22 **Odd penyakit jantung pada kelompok asupan energi rendah = 700/540=1.30 *** Nilai Rasio Odds kasar (Crude Odds Ratio) =1.22/1.30= 0.94
  • 11. Mantel Haenszel: Asosiasi antara asupan energi dan penyakit jantung distratifikasi dengan variabel aktifitas fisik Asupan Energi Aktifitas Fisik Aktif Aktifitas Fisik Rendah Penyakit Jantung Penyakit Jantung Ya Tidak Ya Tidak Tinggi 520 510 210 90 Rendah 100 150 600 390
  • 12. Hubungan antara asupan energy dan penyakit jantung untuk memastikan apakah ada hubungan antara paparan dengan faktor perancu: Dalam desain studi kasus kontrol : periksa asosiasi/ hubungan denan kontrol Pada disain kohort : gunakan semua sample kohort.
  • 13. Asupan Energi Aktifitas Fisik Aktif Aktifitas Fisik Rendah Penyakit Jantung Penyakit Jantung Ya Tidak Ya Tidak Tinggi 520 (d1) 510(h1) 210(d1) 90(h1) Rendah 100(d0) 150(h0) 600(do) 390(h0) Untuk aktifitas fisik tinggi OR= 1,53 Weight= w = (d0 x h1) / n = (100 x 510)/ 1280 =39,8 Untuk aktifitas fisik rendah OR= 1,52 Weight= w = (d0 x h1) / n = (600x90)/ 1290 =41,9 Asosiasi antara asupan energi dan penyakit jantung distratifikasi dengan variabel aktifitas fisik
  • 14. Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio Untuk aktifitas fisik tinggi OR= 1,53 Weight= w = (d0 x h1) / n = (100 x 510)/ 1280 =39,8 Untuk aktifitas fisik rendah OR= 1,52 Weight= w = (d0 x h1) / n = (600x90)/ 1290 =41,9 A POOLED OR Mantel Haenszal= ∑ (wi x ORi) ∑ wi
  • 15. Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio Untuk aktifitas fisik tinggi OR= 1,53 Weight= w = (d0 x h1) / n = (100 x 510)/ 1280 =39,8 Untuk aktifitas fisik rendah OR= 1,52 Weight= w = (d0 x h1) / n = (600x90)/ 1290 =41,9 A POOLED OR Mantel Haenszal= ∑ (wi x ORi) ∑ wi Ingat perhitungan Ratio kasar / Crude OR (OR 0.94, 95 % CI 0,80-1.10)
  • 16.
  • 17. * Odds ratio **Rate ratio *** Risk ratio **** Rate different ***** Risk different Rumus untuk variance sangat rumit kita hanya dapat melakukannya dengan menggunakan stata. Nilai Mantel-Haenszel bisa dihitung menggunakan :
  • 18. Kelebihan dan Kekurangan Metode Stratifikasi • Dapat melihat pola data lebih jelas • Membantu menghindari kesalahan • Simple/sederhana kelebihan • Hanya berlaku untuk beberapa perancu (Strata jadi terlalu kecil ) • Tidak dapat melihat model hubungan pajanan dengan penyakit. Kekurangan
  • 19. Batasan Utama Faktor Perancu (confounding) Faktor perancu dapat terjadi dalam kegiatan apa pun, dan hampir semua laporan •Faktor perancu yang tidak diketahui: kecuali kita membahas tentang uji coba secara acak (randomized trial), Jika analisis telah 'disesuaikan karena ada faktor perancu' masih ada kemungkinan terdapat sisa faktor perancu Mengontrol faktor perancu
  • 20. Stratifikasi, seperti yang kita lakukan dengan menggunakan metode Mantel Haenszal Restriksi ataupun matching Analisa Regresi Logistik/Regresi Berganda, dengan analisa lanjut dan memasukkan semua faktor perancu ke dalam analisa data antara asosiasi utama. Mengontrol faktor perancu
  • 21. LATIHAN ▪ Tentukan Rasion Kasar/Crude OR dari Kanker Paru- paru dan Rasio yang diharapkan/Adjusted OR dari kanker Paru-paru ▪ Tuliskan Langkah-langkah untuk menentukan faktor Perancu ▪ Hitung OR untuk alkohol dan kanker paru-paru secara terpisah untuk (i) perokok dan (ii) bukan perokok. ▪ Buat Kesimpulan
  • 23. Table 1. Studi Kasus kontrol Mengenai Hubungan Antara Alkohol Dan Kanker Paru-Paru Kasus Kontrol Peminum alkohol 10 5 Bukan Peminum 10 15
  • 24. Kasus kontrol Perokok Peminum Alkohol 9 3 Bukan peminum 3 1 Bukan Perokok Peminum Alkohol 1 2 Bukan Peminum 7 14
  • 25. DAFTAR PUSTAKA 1. Najmah, Nuralam Fajar, and RIco Januar Sitorus, The Effect of Needle and Syringe Program on Injecting Drug Users’ Use of Non-Sterile Syringe and Needle Behaviour in Palembang, South Sumatera Province, Indonesia International Journal of Public Health Research. 2011. (Spesial Issue): p. 193-199. 2. Last, J.M., A Dictionary of Epidemiology, ed. F. Edition. 2001, New York: Oxford University Press. p.37 3. Rothman, K.J., Epidemiology, An Introduction. 2002, New York: Oxford University Press. p.1-7 and 144-157 4. Webb, P., C. Bain, and S. Pirozzo, Essential Epidemiology, An Introduction for Students and Health Professionals. 2005, New York: Cambridge University Press. p. 181-201 5. Kirkwood, B.R. and J.A.C. Sterne, Medical Statistics. Second ed. 2003, Victoria: Blackwell Science. p.177-185
  • 26.
  • 27. THANK YOU! FORYOUR ATTENTION Website: www.metopidfkmunsri.blogspot.com Email : najem240783@yahoo.com Facebook: Najmah Usman SALAM CERDAS, TIADA BATAS UNTUK MENJADI CERDAS Design by Harun Al Rasyid

Editor's Notes

  1. Pada pertemuan e-learning hari ini, kita akan membahas dan mempelajari tentang Konsep Faktor Perancu (Confounding Factors) dalam Epidemiologi, Sesi ini adalah lanjutan dari sesi sebelumnya dimana pada pertemuan hari ini kita akan membahas Konsep Faktor Perancu (Confounding Factors) khususnya mengenai metode ‘Mantel-Haenszel ‘.
  2. Indikator keberhasilan pembelajaran bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan beberapa poin penting dalam definisi faktro perancu, menjelaskan kriteria faktor perancu, menjelaskan penilaian dan kuantifikasi faktor perancu serta bagaimana strategi pengendalian faktor perancu.
  3. Dari gambar Berikut tahukah anda yan manakag merupakan faktor Perancu? Yah benar sekali aktifitas fisik merupakan faktor perancunya.. Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya di materi Faktor perancu bagian pertama,
  4. Hari ini kita akan mempelajari/menentukan faktor perancu dengan cara lainnya yaitu dengan cara Mantel-Haenszel . Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2]. Caranya yaitu Melakukan perbandingan Rasio kasar dan Rasio setelah dikontrol oleh faktor perancu (crude and adjusted ratio) Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
  5. Berikut strategi dalam mengidentifikasi faktor perancu dengan perhitungan rasio Mantel-Haenszel Hitunglah rasio kasar Stratifikasi dan hitunglah rasio masing-masing level/strata Hitunglah rasio yang telah dikontrol Jika rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya sama, dapat disimpulkan tidak ada faktor perancu, namun jika nilai rasio kasar dan rasio yang telah dikontrol nilainya berbeda, kemungkinan faktor perancu ada Untuk lebih jelaskan, coba perhatikan alur slides berikutnya....
  6. Coba perhatikan alur strategi analisis faktor perancu dan efek modifikasi berikut..... Jika angka parameter kasar sama dengan angka parameter yang telah dikontrol setelah melakukan perhitungan Maental Haenzal, maka kita bisa menggunakan angka parameter kasar, tetapi jika angka parameter kasar berbeda dengan angka parameter yang dikontrol, maka ada kemungkinan faktor perancu antara asosiasi yang ada, maka yang kita laporkan adalah parameter yang dikontrol... Pada bab ini kita tidak membahas efek modifikasi
  7. Silahkan perhatikan alur ini sekali lagi lebih detail.....Analisa Faktor Perancu.....
  8. Ya lalu anda baru bisa putuskan apakah ada faktor perancu atau tidak dengan membandingkan angka parameter kasar dan parameter yang telah dikontrol
  9. Perhatikan formula Mantel Haenszel berikut ini,nilai yang kita butuhkan adalah weight (bobot) dan OR. Weight atau bobot dihitung dari perkalian kelompok sakit pada group tidak terpapar (d0) dan kelompok sehat pada kelompok terpapar (h1) dbagi dengan total semua angka kelompok sakit dan sehat pada kelompok perancu setiap strata. OR dihitung seperti biasa perkalian silang pada tabel 2x2. Jadi nilai MH diperoleh dengan menjumlahkan perkalian bobot dan OR pada setiap strata faktor perancu dibagi dengan total bobot. kita akan aplikasikan pada STUDI KASUS berikut ini
  10. Apakah hubungan antara asupan makanan (energy intake) dan penyakit jantung dirancu oleh aktifitas fisik (olahraga/physical activity)(2). Jika kita hitung asosiasi antara asupan energi dan kejadian penyakit jantung adalah 0.94 (OR 0.94, 95 % Derajat kepercayaan 0.80-1.10). Dari hasil rasio odds (Odds ratio-OR) dapat disimpulkan bahwa asupan energi tinggi dapat mengurangi resiko menderita penyakit jantung sebesar 6 % dibandingkan dengan kelompok yang mengkonsumsi asupan energi rendah. Tetapi, secara teori dan hasil penelitian lainnya, asupan energi tinggi bisa meningkatkan resiko penyakit jantung. Menurut anda, Apakah asosisasi kedua variabel ini menunjukkan hubungan sebenarnya atau dipengaruhi oleh faktor perancu, seperti aktifitas fisik? Mari kita selidiki dengan cara kedua, metode Mantel Haenzel
  11. Contoh kasus aktifitas fisik mendistorsi hubungan antara asupan energy dan penyakit jantung dengan perhitungan Mantel-Haenszel. Ini merupakan tabel Stratifikasi berdasarkan aktivitas kemudian hitunglah rasio masing-masing level/strata
  12. hubunagn antara asupan energy dan penyakit jantung pada tabel sebelumnya untuk memastikan apakah ada hubungan antara paparan dengan faktor perancu. Dalam desain studi kasus kontrol : periksa asosiasi/ hubungan dengan kontrol Pada disain kohort : gunakan semua sample kohort.
  13. Berikutnya Hitung OR setiap Strata Hasilnya adalah Untuk aktifitas fisik tinggi OR= (d1/h1) : (d0/h0)= (d1 x h0) : (d0 x h1)= (520 x150) : (100 x510)= 1,53 Weight= w = (d0 x h1) / n = (100 x 510)/ 1280 =39,8 Untuk aktifitas fisik rendah OR= (d1/h1) : (d0/h0)= (d1 x h0) : (d0 x h1)= (210 x390) : (600 x90)= 1,52 Weight= w = (d0 x h1) / n = (600x90)/ 1290 =41,9
  14. Kemudian Hitung OR Mantel Haenszal atau pooled ratio dengan rumus berikut.
  15. Hasil pehitungannya adalah ORMH : OR 1.52 Bandingkan hasil ORMH (OR 1.52 (95% CI 1.25-1.86) dengan crude OR (OR 0.94, 95 % Derajat kepercayaan 0.80-1.10). Ada perbedaan lebih dari 10 %, maka aktifitas fisik merancu asosiasi asupan energi dan penyakit jantung.
  16. Perhitungan MH juga dapat dilakukan dengan software STATA Coba perhatikan hasil perhitungan dalam stata berikut dan bandingkan dengan hasil perhitungan kita sebelumnya.. Dengan menggunakan program stata sebenarnya kita bisa mendeteksi perancu dengan lebih mudah, kita bisa langsung memasukkan nilai yang ingin di cari maka akan keluar output seperti gambar diatas.. Sudah ada perhitungan rasio kasar dan rasio mantel Haenselnya.. Hasilnya sama saja dengan perhitungan manual yang kita lakukan.. Stata mempermudah pekerjaan kita dalam menentukan faktor perancu.
  17. Nilai Mantel-Haenszel bisa dihitung menggunakan : Odds ratio Rate ratio Risk ratio Rate different Risk different Rumus untuk variance sangat rumit kita hanya dapat melakukannya dengan menggunakan stata.
  18. Kelebihan dari metode stratifikas adalah : Dapat melihat pola data lebih jelas Membantu menghindari kesalahan Simple/sederhana Kekurangannya : Hanya berlaku untuk beberapa perancu Strata jadi terlalu kecil (Misalkan ada 4 perancu, masing-masing pada level ke dua memberikan 16 Strata) Tidak dapat melihat model hubungan pajanan dengan penyakit.
  19. Batasan utama dalam menganalisa faktor perancu, adalah sebagai berikut[3, 4, 5] Faktor perancu dapat terjadi dalam penelitian apa pun, dan hampir semua laporan penelitian yang menghitung asosiasi akan mencantumkanhasil asosiasi yang telah 'disesuaikan' nya/ dikontrol dengan faktor perancu.. Faktor perancu yang diketahui bisa diidentifikasi dan disesuaikan pada analisa jika informasi mengenai faktor perancu dikumpulkan pada saat penelitian. Walaupun asosiasi sudah dikontrol oleh faktor perancu, masih ada kemungkinan faktor perancu yang tersisa (residual confoundings) oleh karen faktor perancu yang telah diukur ataupun faktor perancu yang belum diketahui Mengontrol faktor perancu
  20. Mengontrol faktor perancu dapat dilakukan dengan metode Restriksi ataupun matching , misal hanya merekrut wanita dengan resiko kanker payudara umur 20-50 tahun , merekrut laki-laki yang tidak merokok saja. Stratifikasi, seperti yang kita lakukan dengan menggunakan metode Mantel Haenszal Analisa Regresi Logistik/Regresi Berganda, dengan analisa lanjut dan memasukkan semua faktor perancu ke dalam analisa data antara asosiasi utama.
  21. Latihan Untuk bahan latihan silahkan kerjakan soal berikut ini.
  22. Merokok sebagai fator perancu?
  23. Studi Kasus kontrol Mengenai Hubungan Antara Alkohol Dan Kanker Paru-Paru
  24. Studi Kasus kontrol Mengenai Hubungan Antara Alkohol Dan Kanker Paru-Paru distratifikasi berdasarkan status Merokok
  25. Terimakasih Kami Tim E-Learning Pusbangdik Unsri dan FKM Unsri, Najmah dkk