Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu memahami konsep faktor perancu dalam bidang Epidemiologi.
Indikator keberhasilan pembelajaran bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan beberapa poin penting dalam definisi faktro perancu, menjelaskan kriteria faktor perancu, menjelaskan penilaian dan kuantifikasi faktor perancu serta bagaimana strategi pengendalian faktor perancu.
Faktor perancu berasal dari bahasa Latin, ‘confundere’ yang berarti bergabung atau tercampur secara bersama-sama (‘mix together’).
Beberapa definisi faktor perancu atau confounding dari kamus epidemiology adalah sebagai berikut:
Situasi dimana ukuran suatu efek dari faktor resiko terdistorsi atau dirancu karena adanya hubungan faktor paparan dengan faktor lainnya yang mempengaruhi hasil diluar studi.
Asosiasi sebenarnya tidak tampak atau ditutupi oleh faktor lainnya. Sehingga. pengaruh faktor perancu bisa memperbesar atau memperkecil hubungan sebenarnya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
kita akan mempelajari tentang Studi design dalam epidemiologi. Studi disain epidemiologi yang akan kita pelajari yaitu Eksperimental studi yaitu studi intervensi kemudian observasional studi yaitu studi disain kohort, kasus kontrol dan crossectional studi.
Secara garis besar, desain penelitian dalam epidemiologi terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu penelitian eksperimental dan penelitian observasi.Tujuan dari penelitian eksperimen/ uji klinis adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan penelitian observasional tidak melakukan intervensi apapun, peneliti hanya mengobservasi kejadian atau fenomena yang terjadi di suatu masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian.Misalnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak terhadap status gizi anak. Peneliti tidak melakukan intervensi berupa penyuluhan atau pelatihan seputar gizi anak kepada target penelitian terlebih dahulu. Peneliti hanya menyelidiki apakah salah satu yang mempengaruhi status gizi anak itu adalah pengetahuan ibu yang telah mereka miliki sebelumnya tentang gizi anak, mungkin dari media atau penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan di lokasi setempat.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Sekilas STATA
Tampilan STATA dasar dan fungsi dasar STATA
Fungsi Syntax STATA sederhana
Aplikasi Syntax sederhana STATA
BUKU: STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR : DR BESRAL, SKM, M.SI
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Epidemiologi Dasar
What’s epidemiology definition ?
How does history of epidemiology ?
What’s purpose of epidemiology study ?
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar diaplikasikan pada setiap kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality/morbidiy ratios/ SMR)[2].
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Hari ini kita akan mempelajari/menentukan faktor perancu dengan cara lainnya yaitu dengan cara Mantel-Haenszel .
Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2].
Caranya yaitu Melakukan perbandingan Rasio kasar dan Rasio setelah dikontrol oleh faktor perancu (crude and adjusted ratio)
Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)NajMah Usman
Belajar apa itu metodologi Penelitian Kualitatif
Mengenal istilah-istilah Ontologi, Epistomologi, Methodologi, Metode dll
Happy Learning
Video:
https://www.youtube.com/watch?v=TaPugvOnCRQ
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu memahami konsep faktor perancu dalam bidang Epidemiologi.
Indikator keberhasilan pembelajaran bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan beberapa poin penting dalam definisi faktro perancu, menjelaskan kriteria faktor perancu, menjelaskan penilaian dan kuantifikasi faktor perancu serta bagaimana strategi pengendalian faktor perancu.
Faktor perancu berasal dari bahasa Latin, ‘confundere’ yang berarti bergabung atau tercampur secara bersama-sama (‘mix together’).
Beberapa definisi faktor perancu atau confounding dari kamus epidemiology adalah sebagai berikut:
Situasi dimana ukuran suatu efek dari faktor resiko terdistorsi atau dirancu karena adanya hubungan faktor paparan dengan faktor lainnya yang mempengaruhi hasil diluar studi.
Asosiasi sebenarnya tidak tampak atau ditutupi oleh faktor lainnya. Sehingga. pengaruh faktor perancu bisa memperbesar atau memperkecil hubungan sebenarnya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
kita akan mempelajari tentang Studi design dalam epidemiologi. Studi disain epidemiologi yang akan kita pelajari yaitu Eksperimental studi yaitu studi intervensi kemudian observasional studi yaitu studi disain kohort, kasus kontrol dan crossectional studi.
Secara garis besar, desain penelitian dalam epidemiologi terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu penelitian eksperimental dan penelitian observasi.Tujuan dari penelitian eksperimen/ uji klinis adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan penelitian observasional tidak melakukan intervensi apapun, peneliti hanya mengobservasi kejadian atau fenomena yang terjadi di suatu masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian.Misalnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak terhadap status gizi anak. Peneliti tidak melakukan intervensi berupa penyuluhan atau pelatihan seputar gizi anak kepada target penelitian terlebih dahulu. Peneliti hanya menyelidiki apakah salah satu yang mempengaruhi status gizi anak itu adalah pengetahuan ibu yang telah mereka miliki sebelumnya tentang gizi anak, mungkin dari media atau penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan di lokasi setempat.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Sekilas STATA
Tampilan STATA dasar dan fungsi dasar STATA
Fungsi Syntax STATA sederhana
Aplikasi Syntax sederhana STATA
BUKU: STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR : DR BESRAL, SKM, M.SI
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Epidemiologi Dasar
What’s epidemiology definition ?
How does history of epidemiology ?
What’s purpose of epidemiology study ?
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar diaplikasikan pada setiap kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality/morbidiy ratios/ SMR)[2].
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Hari ini kita akan mempelajari/menentukan faktor perancu dengan cara lainnya yaitu dengan cara Mantel-Haenszel .
Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2].
Caranya yaitu Melakukan perbandingan Rasio kasar dan Rasio setelah dikontrol oleh faktor perancu (crude and adjusted ratio)
Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)NajMah Usman
Belajar apa itu metodologi Penelitian Kualitatif
Mengenal istilah-istilah Ontologi, Epistomologi, Methodologi, Metode dll
Happy Learning
Video:
https://www.youtube.com/watch?v=TaPugvOnCRQ
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
6. Catatan penting dari gambar 49 di atas
adalah(3, 5):
09/02/2016najmah_slides
6
• Semua hipotesis untuk tabel B kali K tidak
berpasangan menggunakan Uji Chi Square
bila memenuhi syarat uji Chi Square
• Syarat uji Chi Square adalah :
• Tidak ada sel yang nilai observed yang
bernilai nol
• Sel yang mempunyai nilai expected kurang
dari 5, maksimal 20 % dari jumlah sel
• Nilai yang diambil ‘continutity correction
15. ▫
• Apakah ada terdapat perbedaan rerata
kepadatan tulang pada pinggul (Bone mineral
density (g/cm2)) antara kelompok kejadian
patah tulang pinggul pada wanita manula
(0=tidak patah, 1=patah tulang)
09/02/2016najmah_slides
15
OLAHRAGA OTAK 10
17. • Apakah terjadi korelasi antara tinggi badan laki-
laki manula (cm) dengan kadar kepadatan
tulang (Bone mineral density (g/cm2))
09/02/2016najmah_slides
17
OLAHRAGA OTAK 11
21. 09/02/2016najmah_slides
21
LATIHAN UJI HIPOTESA
Tentukan uji hipotesis apa yang dipergunakan
untuk menguji data sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah terdapat perbedaan rerata berat badan
lahir bayi (skala pengukuran numerik) antara
kelompok ibu dengan status ekonomi tinggi dan
kelompok ekonomi rendah?
• Apakah terdapat perbedaan rerata kadar
kolesterol (skala pengukuran numerik) antara
sebelum dan sesudah pemberian intervensi obat
X?
22. 09/02/2016najmah_slides
22
UJI HIPOTESA
• Apakah terdapat hubungan antara perilaku
akses layanan jarum suntik steril (1=Ya,
0=tidak) dengan status HIV/AIDS pada
pengguna napza suntik (1= HIV +, 0=HIV -)?
• Apakah terdapat hubungan antara perilaku
merokok ibu (merokok dan tidak merokok)
dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah
(1=BBLR, 0=tidak BBLR)?
23. 09/02/2016najmah_slides
23
UJI HIPOTESA
• Adakah hubungan antara tinggi badan (m)
dengan kejadian patah tulang pinggul (1=Ya,
0=Tidak) pada wanita manula?
• Apakah terdapat hubungan antara tingkat
ekonomi (1= diatas UMR, 0=dibawah UMR)
dengan perilaku penggunaan jamban sehat di
pinggiran aliran sungai Musi (1=Ya, 0=Tidak)?
24. • Apakah terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan (tinggi, sedang, rendah) dengan
kejadian obesitas (1=Overweight, 2=Obesity,
3=normal)
• Adakah korelasi antara kadar gula darah (skala
pengukuran numerik) dengan kadar kolesterol
(skala pengukuran numerik)?
09/02/2016najmah_slides
24
UJI HIPOTESA
25. TEBAK HIPOTESIS
• 6 group (3 group versus 3 group
• Menyiapkan pertanyaan tentang tebak uji
hipotesis 10 soal
• Saling bertanya antara 2 group
• Yang kalah.....punishment ‘ Sing a Song’
• Yang Winner.....bagian pengembira...
• Think Fast
09/02/2016najmah_slides
25
26. GROUP A VERSUS GROUP B
A1
IIIII=5
B1
IIII=4 (NYANYI)
COBOY JUNIOR
A2
IIIII=5
B2
IIII=4 (NYANYI)
POTONG BEBEK
ANGSA 3x
A3
III=3 (NYANYI)
JUDIKA “MAPALA”
B3
IIIII=5
09/02/2016najmah_slides
26
27. reference
• Najmah , 2011, Managemen dan Analisis,
Konsep dan Aplikasi SPSS di Bidang
Kesehatan , Nuha Medika:Yogyakarta
27
09/02/2016najmah_slides