SlideShare a Scribd company logo
CopyRigh@EkaBudi_2018
BAB
7
RANGKAIAN KOMBINASIONAL
DATA TRANSMISI
PENDAHULUAN
Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman data dari salah satu
sumber data ke penerima data. Suatu sekelompok (jenis) piranti tertentu yang sama sekali
tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan data biner, tetapi mempunyai kemampuan
menyandi, menguraikan sandi, memilih dan menyalurkan data biner. Piranti digital yang
memiliki kemampuan tersebut ialah encoder, decoder, multiplexer dan demultiplexer.
7.1 Multiplexer
Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu rangkaian logika yang
menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan/ memilih
satu data input masuk ke output, yang diatur oleh input selektor. Oleh karena itu, MUX
memiliki fungsi sebagai pengontrol digital. MUX memiliki kanal input lebih besar dari 1
(minimal 2 atau kelipatan 2), dan hanya memiliki 1 kanal output. Jumlah selektor dilihat dari
banyaknya kanal input (n).
Gambar 1. Blok Diagram Multiplexer
MATERI :
- Memahami tentang Enkoder dan Dekoder
- Dapat Merancang Rangkaian Enkoder dan Dekoder
- Memahami tentang Multiplexer dan Demultiplexer
- Dapat Merancang Rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer
CopyRigh@EkaBudi_2018
Contoh 1: MUX 2 Kanal 1 Bit
 Menunjukan MUX dengan 2 kanal input ( X0 dan X1 ) dan 1 selector (S) dan 1
bit output (Y), seperti gambar berikut :
Gambar 2. Diagram Blok MUX 2 x 1
 Tabel logika MUX 2
 Dari kondisi diatas dapat dirancang rangkaian logika sebagai berikut :
Gambar 3. Rangkaian MUX 2 masukan
CopyRigh@EkaBudi_2018
Contoh 2: Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 4 jalur data yang diatur
oleh selector.
 Pembahasan :
Jumlah jalur data = 4  4 = 22
=> misal : A, B, C dan D
Jadi Jumlah selector = 2 => misal : S0 dan S1
 S0 dan S1 digunakan untuk memilih (seleksi) input (A, B, C, D) yang akan
dikeluarkan ke Output Y.
PERCOBAAN 1 :
 Berdasarkan Rangkaian diatas, buatlah Rangkaian Simulasi dengan Proteus,
kemudian isi/ lengkapi tabel berikut berdasarkan rangkaian tersebut.
INPUT OUTPUT
S1 S0 A B C D LED Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 1 :
 Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 8 jalur data yang diatur
oleh selector (S2, S1 dan S0), yang di nyatakan dalam bentuk tabel logika berikut.
INPUT OUTPUT
S2 S1 S0 Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 0 Y0
0 0 1 Y1
0 1 0 Y2
0 1 1 Y3
1 0 0 Y4
1 0 1 Y5
1 1 0 Y6
1 1 1 Y7
Gambar 4. Rangkaian Multiplexer 8 x 1
CopyRigh@EkaBudi_2018
7.2 DeMultiplexer
Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki satu
kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal output. Selektor input menentukan ke
output mana input data akan didistribusikan. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal
output.
Demultiplexer merupakan kebalikan dari Multiplexer, yang mana pada Multiplexer
memilih satu dari (n) masukan data menjadi satu keluaran. Sedangkan pada Demultiplexer
menempatkan nilai satu masukan ke salah satu dari (n) jalur keluaran.
 Jumlah Kanal Output = 2n
=> n = Jumlah Selector
 Jika, n = 2 => maka Jumlah Output = 22
= 4
Diagram Blok Demultiplexer dinyatakan pada gambar berikut :
Gambar 5. Diagram Blok Demultiplexer
 Input X merupakan aktif tinggi (logika 1)
- DEMUX 1 Ke – 2
 Merupakan DEMUX yang memiliki satu jalur input yang dikendalikan oleh satu
buah selektor untuk didistribusikan ke dua jalur output, seperti gambar berikut :
Gambar 6. Blok Diagram DEMUX 1x2
CopyRigh@EkaBudi_2018
 Dari tabel DEMUX 1 Ke – 2, didapat rangkaian sebagai berikut :
Gambar 6. Rangkaian DEMUX 1x2
Contoh : Buatlah rangkaian DEMUX 2x4 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan tinggi
(logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh selector.
 Pembahasan :
Jumlah output = 4, dan Jumlah Selector = 2
 Didapat tabel seperti berikut :
SELECTOR OUTPUT
S1 S2 Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 L L L H
0 1 L L H L
1 0 L H L L
1 1 H L L L
 Berdasarkan dari tabel didapatlah rangkaian DEMUX 2x4 sbb :
Gambar 7. Rangkaian DEMUX 2 Ke-4
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 2 :
 Buatlah rangkaian DEMUX 3x8 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan
tinggi (logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh
selector, Mulailah dengan bentuk tabel kebenaran.
 Tabel. DEMUX 3x8
Gambar 8 . Rangkaian DEMUX 3x8
CopyRigh@EkaBudi_2018
7. 3 Enkoder
Enkoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu sistem (bilangan
decimal,contohnya) yang terdapat pada bagian masukan, menjadi sistem bilangan biner yang
terdapat pada bagian keluarannya. Proses pengubahannya disebut encoding. Bagian
masukan dari encoder hanya terdapat satu jalur (tunggal) yang aktif, sedangkan pada bagian
keluarannya, yang aktif dapat lebih dari satu, tetapi bagian keluaran ini harus berupa
sistem bilangan biner.
Encoder mempunyai input sebanyak 2n
bit dengan output n bit. Saat salah satu
input encoder ini berlogika 1 (active HIGH), output encoder mengeluarkan nilai bilangan
biner sesuai dengan nomor urutan input-nya. Dengan kata lain untuk keluarannya
merepresentasikan bilangan biner yang meidentifikan masukan – masukan mana yang
mempunyai nilai 1.
Jumlah Input = 2n
=> n > 1
 Jika n = 2 => maka input = 22
= 4 (biasanya dinyatakan dengan jalur
input dalam bilangan desimal = 0,1, 2 dan 3)
 N = output
Gambar 9. Diagram Blok Enkoder
Contoh : Bagaimana bentuk rancangan rangkaian Enkoder, jika outputnya = 2 dan nyatakan juga
dalam bentuk tabel logika.
 Solusi :
Input = 22
= 4 jalur
 Didapat Tabel seperti berikut :
Input Output (biner)
X3 X2 X1 X0 Y1 Y0
0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1
 Pada masing – masing output, identifikasi
masukan – masukan yang bernilai 1.
 Y0 = x1 + x3
 Y1 = x2 + x3
 Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan
dua gerbang OR 2 masukan
CopyRigh@EkaBudi_2018
 Berdasarkan kondisi diatas, dapat dibuat rangkaiannya sbb :
Gambar 10. Rangkaian Enkoder 4x2
Contoh : Jika suatu rangkaian Enkoder memiliki 8 jalur input, Bagaimana bentuk rancangan
rangkaian Enkoder tersebut.
 Pembahasan :
Input = 8  8 = 23
, jadi Output = 3
Input
(Desimal)
Output (biner)
Y2 Y1 Y0
0 0 0 0
1 0 0 1
2 0 1 0
3 0 1 1
4 1 0 0
5 1 0 1
6 1 1 0
7 1 1 1
 Maka didapatlah rangkaian seperti berikut :
 Y0 = 1+3+5+7
 Y1 = 2+3+6+7
 Y2 = 4+5+6+7
 Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan
3 buah gerbang OR 4 masukan
CopyRigh@EkaBudi_2018
Piranti encoder yang paling banyak digunakan adalah encoder decimal ke biner (BCD)
atau binary coded decimal, yang mana mengkonversi bilangan desimal ke 4 bit biner.
Desimal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Biner 1001 1001 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000
LATIHAN 3 : Buatlah rangkaiann Enkoder BCD tersebut berdasarkan input desimalnya untuk
mendapatkan output binernya. (Mulailah dengan membuat tabelnya)
 Tabel . Enkoder BCD
Gambar . Rangkaian Enkoder BCD
CopyRigh@EkaBudi_2018
7. 4 Dekoder
Karakteristik pengkode ini adalah output lebih banyak dari input. Jika dilihat dari
gerbang pembentuknya, ada dua jenis decoder yakni; active HIGH dan active LOW.
Disebut active HIGH karena hanya aktif jika diberi masukan logika 1, dengan kata lain
decoder ini dibentuk dari gerbang AND. Sedangkan active LOW hanya aktif jika diberi
masukan logika 0, dengan kata lain decoder ini dibentuk dari gerbang NAND.
Pada dasarnya, input decoder sebanyak n bit maka outputnya sebanyak 2n
bit. Misalnya,
input sebuah decoder sebanyak 2 bit, maka outputnya 22
bit = 4 bit. Kalau input 3 bit, output
23
bit = 8 bit. Dalam perkembangannya, selain dekoder n bit ke 2n
bit ada beberapa
decoder yang lain, seperti BCD ke 7 segmen dan BCD ke 10 line.
Pada bagian masukan dari decoder terdapat lebih dari satu jalur yang aktif. Sedangkan
pada bagian keluarannya yang aktif hanya satu saja. Tetapi bagian masukan harus berupa sistem
bilangan biner menjadi bentuk bilangan lain (desimal).
a) Dekoder n bit ke 2n
bit
Decoder ini mempunyai input sebanyak n bit dengan output 2n
bit. Decoder ini
hanya mempunyai satu output yang berlogika 1 (active HIGH) sesuai dengan
nomor inputnya.
Contoh :
Sebuah Dekoder dengan 2 input A0 dan A1, maka output 22
= 4 anggap B0, B1, B2
dan B3, didapat tabel seperti berikut :
Input Output
A1 A0 B3 B2 B1 B0
0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0
 Dari kondisi tersebut didapatlah rangkaian seperti berikut
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 4 :
 Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke octal, mulailah
dengan membuat tabel kebenaran.
 Tabel Dekoder Biner ke Octal
Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Octal
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 5 :
 Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke desimal,
mulailah dengan membuat tabel kebenaran.
 Tabel Dekoder Biner ke Desimal
Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Desimal
CopyRigh@EkaBudi_2018
Daftar Referensi :
Albert Paul Malvino. Edisi Kedua.1994. ”Elektronika Komputer Digital Pengantar
Mikrokontroler.” Penerbit Erlangga
Fakultas Teknik Industri. Teknik Elektro. 2016. “ MODUL PRATIKUM ELEKTRONIKA
DIGITAL.” Universitas Islam Sultan Agung. Semarang
TEAM LABORTARIUM. 2007 “ MODUL PRATIKUM TEKNIK DIGITAL.” Jurusan
Teknik Komputer – POLITEKNIK TMKM
Eko Didik Widianto (di-dik@live.undip.ac.id).2017. “Rangkaian Kombinasional (Bagian 1).“
Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro
Ridodio Andreuw Meda. SKRIPSI. 2015. “ PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
RANGKAIAN KOMBINASIONAL BERBASIS FLASH UNTUK MATA KULIAH
TEKNIK DIGITAL.” JURUSAN TEKNIK ELEKTRO. FAKULTAS TEKNIK.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
MUHAMMAD FIRDA HUSAIN. SKRIPSI.2014. “PENGEMBANGAN MODUL DASAR-
DASAR TEKNIK DIGITAL PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR
TEKNIK DIGITAL (DDTD) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK
NEGERI 3 YOGYAKARTA.” FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.

More Related Content

What's hot

Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digitalecko gmc
 
Rangkaian Adder
Rangkaian AdderRangkaian Adder
Rangkaian Adder
Iskandar Tambunan
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
Cheria Asyifa
 
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
personal
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
said zulhelmi
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adder
personal
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
ptsumaye
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
Septi Ratnasari
 
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel ernaContoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
ernajuliawati
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
Gerbang logika dasar
Gerbang logika dasarGerbang logika dasar
Gerbang logika dasarYusuf Tiar
 
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
KuliahKita
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Kelinci Coklat
 
Menjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip registerMenjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip registerEko Supriyadi
 
01 memahami bahasa assembly
01 memahami bahasa assembly01 memahami bahasa assembly
01 memahami bahasa assembly
Arman Tan
 
gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor
staffpengajar
 
Artikel shift register
Artikel shift registerArtikel shift register
Artikel shift register
julianiputri1
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
personal
 
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalTabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalMustahal SSi
 

What's hot (20)

Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digital
 
Rangkaian Adder
Rangkaian AdderRangkaian Adder
Rangkaian Adder
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
 
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adder
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
 
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel ernaContoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Gerbang logika dasar
Gerbang logika dasarGerbang logika dasar
Gerbang logika dasar
 
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Menjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip registerMenjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip register
 
01 memahami bahasa assembly
01 memahami bahasa assembly01 memahami bahasa assembly
01 memahami bahasa assembly
 
gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor
 
Artikel shift register
Artikel shift registerArtikel shift register
Artikel shift register
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalTabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
 

Similar to Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi

Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digital
Dian Anggraini
 
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
khansaputriantari87
 
Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalQiyad N
 
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
AndreasNovrianto
 
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1
Asistenpelatih
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
personal
 
Praktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderPraktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorder
Anarstn
 
Ayu purwati
Ayu purwatiAyu purwati
Ayu purwati
ayu purwati
 
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Rizky Putra
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Fazar Ikhwan Guntara
 
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Muhammad Fadlan Ariska
 
Perancangan sistem digital
Perancangan sistem digitalPerancangan sistem digital
Perancangan sistem digital
try susanto
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasi
Moh Ali Fauzi
 
Laporan eldig
Laporan eldigLaporan eldig
Laporan eldig
Aeditya Mahareva
 
Digital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR GatesDigital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR Gates
Anita Eka Putri
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
Anita Eka Putri
 
Tugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenTugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmen
Hadri Fanzs
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
skynet348
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Eddy_TKJ
 
Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1
Reynaldi Wahyu
 

Similar to Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi (20)

Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digital
 
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
 
Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digital
 
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
 
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Praktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderPraktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorder
 
Ayu purwati
Ayu purwatiAyu purwati
Ayu purwati
 
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]
 
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
 
Perancangan sistem digital
Perancangan sistem digitalPerancangan sistem digital
Perancangan sistem digital
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasi
 
Laporan eldig
Laporan eldigLaporan eldig
Laporan eldig
 
Digital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR GatesDigital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR Gates
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Tugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenTugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmen
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
 
Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1
 

More from personal

Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materi
personal
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
personal
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
personal
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
personal
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
personal
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2
personal
 

More from personal (6)

Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materi
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2
 

Recently uploaded

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 

Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi

  • 1. CopyRigh@EkaBudi_2018 BAB 7 RANGKAIAN KOMBINASIONAL DATA TRANSMISI PENDAHULUAN Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman data dari salah satu sumber data ke penerima data. Suatu sekelompok (jenis) piranti tertentu yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan data biner, tetapi mempunyai kemampuan menyandi, menguraikan sandi, memilih dan menyalurkan data biner. Piranti digital yang memiliki kemampuan tersebut ialah encoder, decoder, multiplexer dan demultiplexer. 7.1 Multiplexer Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan/ memilih satu data input masuk ke output, yang diatur oleh input selektor. Oleh karena itu, MUX memiliki fungsi sebagai pengontrol digital. MUX memiliki kanal input lebih besar dari 1 (minimal 2 atau kelipatan 2), dan hanya memiliki 1 kanal output. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal input (n). Gambar 1. Blok Diagram Multiplexer MATERI : - Memahami tentang Enkoder dan Dekoder - Dapat Merancang Rangkaian Enkoder dan Dekoder - Memahami tentang Multiplexer dan Demultiplexer - Dapat Merancang Rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer
  • 2. CopyRigh@EkaBudi_2018 Contoh 1: MUX 2 Kanal 1 Bit  Menunjukan MUX dengan 2 kanal input ( X0 dan X1 ) dan 1 selector (S) dan 1 bit output (Y), seperti gambar berikut : Gambar 2. Diagram Blok MUX 2 x 1  Tabel logika MUX 2  Dari kondisi diatas dapat dirancang rangkaian logika sebagai berikut : Gambar 3. Rangkaian MUX 2 masukan
  • 3. CopyRigh@EkaBudi_2018 Contoh 2: Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 4 jalur data yang diatur oleh selector.  Pembahasan : Jumlah jalur data = 4  4 = 22 => misal : A, B, C dan D Jadi Jumlah selector = 2 => misal : S0 dan S1  S0 dan S1 digunakan untuk memilih (seleksi) input (A, B, C, D) yang akan dikeluarkan ke Output Y. PERCOBAAN 1 :  Berdasarkan Rangkaian diatas, buatlah Rangkaian Simulasi dengan Proteus, kemudian isi/ lengkapi tabel berikut berdasarkan rangkaian tersebut. INPUT OUTPUT S1 S0 A B C D LED Y 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
  • 4. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 1 :  Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 8 jalur data yang diatur oleh selector (S2, S1 dan S0), yang di nyatakan dalam bentuk tabel logika berikut. INPUT OUTPUT S2 S1 S0 Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0 0 0 0 Y0 0 0 1 Y1 0 1 0 Y2 0 1 1 Y3 1 0 0 Y4 1 0 1 Y5 1 1 0 Y6 1 1 1 Y7 Gambar 4. Rangkaian Multiplexer 8 x 1
  • 5. CopyRigh@EkaBudi_2018 7.2 DeMultiplexer Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki satu kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal output. Selektor input menentukan ke output mana input data akan didistribusikan. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal output. Demultiplexer merupakan kebalikan dari Multiplexer, yang mana pada Multiplexer memilih satu dari (n) masukan data menjadi satu keluaran. Sedangkan pada Demultiplexer menempatkan nilai satu masukan ke salah satu dari (n) jalur keluaran.  Jumlah Kanal Output = 2n => n = Jumlah Selector  Jika, n = 2 => maka Jumlah Output = 22 = 4 Diagram Blok Demultiplexer dinyatakan pada gambar berikut : Gambar 5. Diagram Blok Demultiplexer  Input X merupakan aktif tinggi (logika 1) - DEMUX 1 Ke – 2  Merupakan DEMUX yang memiliki satu jalur input yang dikendalikan oleh satu buah selektor untuk didistribusikan ke dua jalur output, seperti gambar berikut : Gambar 6. Blok Diagram DEMUX 1x2
  • 6. CopyRigh@EkaBudi_2018  Dari tabel DEMUX 1 Ke – 2, didapat rangkaian sebagai berikut : Gambar 6. Rangkaian DEMUX 1x2 Contoh : Buatlah rangkaian DEMUX 2x4 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan tinggi (logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh selector.  Pembahasan : Jumlah output = 4, dan Jumlah Selector = 2  Didapat tabel seperti berikut : SELECTOR OUTPUT S1 S2 Y3 Y2 Y1 Y0 0 0 L L L H 0 1 L L H L 1 0 L H L L 1 1 H L L L  Berdasarkan dari tabel didapatlah rangkaian DEMUX 2x4 sbb : Gambar 7. Rangkaian DEMUX 2 Ke-4
  • 7. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 2 :  Buatlah rangkaian DEMUX 3x8 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan tinggi (logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh selector, Mulailah dengan bentuk tabel kebenaran.  Tabel. DEMUX 3x8 Gambar 8 . Rangkaian DEMUX 3x8
  • 8. CopyRigh@EkaBudi_2018 7. 3 Enkoder Enkoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu sistem (bilangan decimal,contohnya) yang terdapat pada bagian masukan, menjadi sistem bilangan biner yang terdapat pada bagian keluarannya. Proses pengubahannya disebut encoding. Bagian masukan dari encoder hanya terdapat satu jalur (tunggal) yang aktif, sedangkan pada bagian keluarannya, yang aktif dapat lebih dari satu, tetapi bagian keluaran ini harus berupa sistem bilangan biner. Encoder mempunyai input sebanyak 2n bit dengan output n bit. Saat salah satu input encoder ini berlogika 1 (active HIGH), output encoder mengeluarkan nilai bilangan biner sesuai dengan nomor urutan input-nya. Dengan kata lain untuk keluarannya merepresentasikan bilangan biner yang meidentifikan masukan – masukan mana yang mempunyai nilai 1. Jumlah Input = 2n => n > 1  Jika n = 2 => maka input = 22 = 4 (biasanya dinyatakan dengan jalur input dalam bilangan desimal = 0,1, 2 dan 3)  N = output Gambar 9. Diagram Blok Enkoder Contoh : Bagaimana bentuk rancangan rangkaian Enkoder, jika outputnya = 2 dan nyatakan juga dalam bentuk tabel logika.  Solusi : Input = 22 = 4 jalur  Didapat Tabel seperti berikut : Input Output (biner) X3 X2 X1 X0 Y1 Y0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1  Pada masing – masing output, identifikasi masukan – masukan yang bernilai 1.  Y0 = x1 + x3  Y1 = x2 + x3  Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan dua gerbang OR 2 masukan
  • 9. CopyRigh@EkaBudi_2018  Berdasarkan kondisi diatas, dapat dibuat rangkaiannya sbb : Gambar 10. Rangkaian Enkoder 4x2 Contoh : Jika suatu rangkaian Enkoder memiliki 8 jalur input, Bagaimana bentuk rancangan rangkaian Enkoder tersebut.  Pembahasan : Input = 8  8 = 23 , jadi Output = 3 Input (Desimal) Output (biner) Y2 Y1 Y0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 3 0 1 1 4 1 0 0 5 1 0 1 6 1 1 0 7 1 1 1  Maka didapatlah rangkaian seperti berikut :  Y0 = 1+3+5+7  Y1 = 2+3+6+7  Y2 = 4+5+6+7  Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan 3 buah gerbang OR 4 masukan
  • 10. CopyRigh@EkaBudi_2018 Piranti encoder yang paling banyak digunakan adalah encoder decimal ke biner (BCD) atau binary coded decimal, yang mana mengkonversi bilangan desimal ke 4 bit biner. Desimal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Biner 1001 1001 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 LATIHAN 3 : Buatlah rangkaiann Enkoder BCD tersebut berdasarkan input desimalnya untuk mendapatkan output binernya. (Mulailah dengan membuat tabelnya)  Tabel . Enkoder BCD Gambar . Rangkaian Enkoder BCD
  • 11. CopyRigh@EkaBudi_2018 7. 4 Dekoder Karakteristik pengkode ini adalah output lebih banyak dari input. Jika dilihat dari gerbang pembentuknya, ada dua jenis decoder yakni; active HIGH dan active LOW. Disebut active HIGH karena hanya aktif jika diberi masukan logika 1, dengan kata lain decoder ini dibentuk dari gerbang AND. Sedangkan active LOW hanya aktif jika diberi masukan logika 0, dengan kata lain decoder ini dibentuk dari gerbang NAND. Pada dasarnya, input decoder sebanyak n bit maka outputnya sebanyak 2n bit. Misalnya, input sebuah decoder sebanyak 2 bit, maka outputnya 22 bit = 4 bit. Kalau input 3 bit, output 23 bit = 8 bit. Dalam perkembangannya, selain dekoder n bit ke 2n bit ada beberapa decoder yang lain, seperti BCD ke 7 segmen dan BCD ke 10 line. Pada bagian masukan dari decoder terdapat lebih dari satu jalur yang aktif. Sedangkan pada bagian keluarannya yang aktif hanya satu saja. Tetapi bagian masukan harus berupa sistem bilangan biner menjadi bentuk bilangan lain (desimal). a) Dekoder n bit ke 2n bit Decoder ini mempunyai input sebanyak n bit dengan output 2n bit. Decoder ini hanya mempunyai satu output yang berlogika 1 (active HIGH) sesuai dengan nomor inputnya. Contoh : Sebuah Dekoder dengan 2 input A0 dan A1, maka output 22 = 4 anggap B0, B1, B2 dan B3, didapat tabel seperti berikut : Input Output A1 A0 B3 B2 B1 B0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0  Dari kondisi tersebut didapatlah rangkaian seperti berikut
  • 12. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 4 :  Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke octal, mulailah dengan membuat tabel kebenaran.  Tabel Dekoder Biner ke Octal Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Octal
  • 13. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 5 :  Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke desimal, mulailah dengan membuat tabel kebenaran.  Tabel Dekoder Biner ke Desimal Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Desimal
  • 14. CopyRigh@EkaBudi_2018 Daftar Referensi : Albert Paul Malvino. Edisi Kedua.1994. ”Elektronika Komputer Digital Pengantar Mikrokontroler.” Penerbit Erlangga Fakultas Teknik Industri. Teknik Elektro. 2016. “ MODUL PRATIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL.” Universitas Islam Sultan Agung. Semarang TEAM LABORTARIUM. 2007 “ MODUL PRATIKUM TEKNIK DIGITAL.” Jurusan Teknik Komputer – POLITEKNIK TMKM Eko Didik Widianto (di-dik@live.undip.ac.id).2017. “Rangkaian Kombinasional (Bagian 1).“ Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro Ridodio Andreuw Meda. SKRIPSI. 2015. “ PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL BERBASIS FLASH UNTUK MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL.” JURUSAN TEKNIK ELEKTRO. FAKULTAS TEKNIK. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. MUHAMMAD FIRDA HUSAIN. SKRIPSI.2014. “PENGEMBANGAN MODUL DASAR- DASAR TEKNIK DIGITAL PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL (DDTD) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.” FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.