SlideShare a Scribd company logo
ABSTRAK

Dalam sistem penyederhanaan fungsi Boolean, metode aljabar dan metode peta
karnaugh sangat sulit untuk menyederhanakan fungsi Boolean dengan jumlah
variabel maksimum 4(empat) variabel. Karena itu disimulasikan metode Quine-
McCluskey yang mampu menyederhanakan fungsi Boolean dengan lebih dari
4(empat) variabel. Maka dari itu untuk menyelesaikan masalah penyederhanaan
fungsi boolean digunakan metode Quine-McCluskey. Metode ini merupakan
metode tabulasi dengan dua langkah utama yaitu pencarian prime implicant
(implikan utama) dan penentuan prime implicant (implikan utama) inti.

Kata kunci : fungsi Boolean, metode Quine-Mccluskey, prime implicant



                              PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
     Aljabar Boolean, sebagai salah satu cabang matematika, pertama kali
dikemukakan seorang matematikawan Inggris, George Boole, pada tahun 1854.
Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat –sifat yang
serupa. Dalam buku The Law of Thought, Boole memaparkan aturan-aturan dasar
logika (yang kemudian dikenal sebagai Logika Boolean). Aturan dasar logika ini
membentuk struktur matematika yang disebut aljabar Boolean. Pada tahun 1938,
Claude Shannon memperlihatkan penggunaan aljabar Boolean untuk merancang
sirkuit yang menerima masukkan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran juga 0 dan
1. Aljabar Boolean telah menjadi dasar teknologi komputer digital karena
rangkaian elektronik di dalam komputer juga bekerja dengan metode operasi bit, 0
dan 1. Saat ini aljabar Boolean digunakan secara luas dalam perancangan
rangkaian pensaklaran, rangkaian digital, dan rangkaian IC (integrated circuit)
komputer.
     Definisi dari sebuah Aljabar Boolean adalah sebuah sistem aljabar yang
terdiri atas himpunan semesta S bersama dengan dua buah operasi yaitu :
penjumlahan/addition (+) dan perkalian/multiplication ( . ). Aturan-aturan yang
ada pada aljabar boolean pada intinya adalah pembentukan persamaan yang
menggunakan beberapa jenis operator (OR, AND, dan Negasi) sehingga aljabar
boolean merupakan alat matematis yang cocok untuk keperluan analisis rangkaian
logika. Untuk mendapatkan rangkaian logika maka diperlukannya metode-metode
penyederhanaan agar fungsi booleannya menghasilkan fungsi yang sederhana
sehingga dapat membentuk rangkaian logika.
          Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi-operasi yang tidak perlu,
literal     atau   suku-suku   yang   berlebihan.   Oleh   karena   itu,   diperlukan
penyerderhanaan fungsi Boolean. Menyederhanakan fungsi Boolean sama artinya
mencari bentuk fungsi yang ekivalen tetapi dengan jumlah literal atau operasi
yang lebih sedikit. Dalam pembuatan sirkuit elektronik bentuk yang terbaik ini
dimaksudkan untuk memperoleh biaya minimum dalam pembuatan sirkuit
elektronik dan menghasilkan kinerja yang cepat dalam pengoperasian.
Penyelesain fungsi Boolean disebut juga minimisasi fungsi. Contohnya,
f(x,y) = x’y + xy’ + y’ dapat disederhanakan menjadi f(x, y) = x’ + y’.
          Dipandang dari segi aplikasi aljabar Boolean, fungsi Boolean yang lebih
sederhana berarti rangkaian logikanya juga lebih sederhana (menggunakan jumlah
gerbang logika lebih sedikit). Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk
menyederhanakan fungsi Boolean :
1.   Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean.
2.   Metode Peta Karnaugh.
3.   Metode Quine-McCluskey.
          Penyederhanaan secara Aljabar, dilakukan dengan memodifikasi persamaan
Boolean dimana dalam penyederhanaannya menggunakan teorema / aksioma
dualitas untuk membuat bentuk yang paling sederhana. Salah satu cara yang dapat
digunakan adalah memanipulasi Aljabar Boolean. Karena metode Aljabar
Boolean bersifat trial and error, maka penyederhanaan dengan metode aljabar ini
tidak digunakan dalam kasus nyata. Metode yang paling banyak digunakan adalah
Peta Karnaugh dimana cara menggambarkannya dengan sejumlah kotak
berbentuk persegi panjang yang berisi minimal term (minterm) dari fungsi
booleannya dan banyaknya kotak bergantung pada banyaknya jumlah input dari
fungsi tersebut. Metode lain yang digunakan adalah metode Quine-McCluskey
atau biasa disebut dengan metode tabulasi.
Pada prakteknya, fungsi boolean yang jumlah variabelnya kurang dari
empat dapat dengan mudah disederhanakan menggunakan metode Aljabar dan
Peta Karnaugh. Sedangkan fungsi boolean yang jumlah variabelnya lebih dari
empat, kedua metode diatas sering kali menghasilkan penyederhanaan fungsi yang
bentuknya tidak sederhana. Metode Quine-McCluskey lebih tepat untuk
menyelesaikan kasus ini. Penyederhanaan dengan menggunakan metode Quine
McCluskey dilakukan dengan cara menyatakan variabel komplemen dengan 0
variabel bukan komplemen dengan 1 dari bentuk baku fungsi booleannya, setelah
itu mengkelompokan suku-suku berdasarkan jumlah 1 lalu mengkombinasikan
suku-suku tersebut dengan kelompok lain yang jumlah 1-nya berbeda satu
sehingga diperoleh bentuk prime yang sederhana untuk mencari prime implicant
serta memilih prime implicant yang mempunyai jumlah literal paling sedikit.
     Dari uraian di atas, penulis ingin mengggunakan metode Quine-McCluskey
untuk menyederhanakan fungsi Boolean dengan judul “Menyederhanakan
Fungsi Boolean dengan Menggunakan Metode Quine-McCluskey”.


2. Rumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas adalah:
Bagaimana cara menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggunakan metode
Quine-McCluskey ?


3. Tujuan
     Tujuan penulisan pada makalah ini adalah untuk menyelesaikan masalah
penyederhanaan fungsi boolean dengan menggunakan metode Quine-McCluskey.


4. Batasan Masalah
     Batasan masalah dalam penulisan Seminar Matematika ini adalah sebagai
berikut : Bentuk baku fungsi boolean yang digunakan adalah Sum Of Product
(SOP).
KAJIAN PUSTAKA
1. Aljabar Boolean
      Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara.
Cara yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur-unsur
pembentuknya dan operasi-operasi yang menyertainya.
Misalkan terdapat :
    - Dua operator biner: + dan
    - Sebuah operator uner: ‟.
    - B : himpunan yang didefinisikan pada opeartor +, , dan ‟
    - 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. Maka, tupel
                  (B, +, , ‟)
disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c     B berlaku aksioma-aksioma
atau postulat Huntington berikut:
   1. Identitas
   2. Komutatif
   3. Distributif
   4. Komplemen
Terdapat perbedaan antara aljabar Boolean dengan aljabar biasa untuk aritmatika
bilangan riil :
1. hukum distributif yang kedua, a + (b c) = (a + b) (a + c), benar untuk aljabar
   Boolean, tetapi tidak benar untuk aljabar biasa.
2. Aljabar Boolean tidak memiliki kebalikan perkalian atau kebalikan
   penjumlahan
3. Aksioma nomor 4 mendefinisikan operator yang dinamakan komplemen yang
   tidak tersedia pada aljabar biasa.
4. Aljabar biasa memperlakukan himpunan bilangan riil dengan elemen yang
   tidak berhinggga banyaknya. Sedangkan aljabar Boolean memperlakukan
   himpunan elemen B yang sampai sekarang belum didefenisikan, tetapi pada
   aljabar Boolean dua-nilai, B didefenisikan sebagai himpunan dengan hanya dua
   nilai, 0 dan 1.
Berhubung elemen-elemen B tidak didefenisikan nilainya (kita bebas
menentukan anggota-anggota B), maka untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean,
kita harus memperlihatkan :
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan operator uner,
3. himpunan B, bersama-sama dengan dua operator tersebut, memenuhi keempat
   aksioma diatas.


2. Fungsi Boolean
      Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B
melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
              f : Bn    B
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B. Setiap ekspresi Boolean tidak
lain merupakan fungsi Boolean. Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
              f(x, y, z) = xyz + x‟y + y‟z
      Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (x, y, z) ke
himpunan {0, 1}. Contoh pasangan terurut ganda-3 misalnya (1, 0, 1) yang berarti
x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga
      f(1, 0, 1) = 1 · 0 · 1 + 1‟ · 0 + 0‟ · 1 = 0 + 0 + 1 = 1.
Contoh. Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:
1. f(x) = x
2. f(x, y) = x‟y + xy‟+ y‟
3. f(x, y) = x‟ y‟
4. f(x, y) = (x + y)‟
5. f(x, y, z) = xyz‟
      Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk
komplemennya, disebut literal. Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz‟ pada contoh di
atas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z‟. Fungsi tersebut berharga 1 jika
x = 1, y = 1, z = 0 sebab
                  h(1, 1, 0) = 1 · 1 · 0‟ = (1 · 1) · 1 = 1 · 1 = 1
dan berharga 0 untuk harga x, y, dan z lainnya. Selain secara aljabar, fungsi
Boolean juga dapat dinyatakan dengan tabel kebenaran dan dengan rangkaian
logika. Tabel kebenaran berisi nilai-nilai fungsi untuk semua kombinasi nilai-nilai
peubahnya.
     Jika fungsi Boolean dinyatakan dengan tabel kebenaran, maka untuk fungsi
Boolean dengan n buah peubah, kombinasi dari nilai peubah-peubahnya adalah
sebanyak 2n. Ini berarti terdapat 2n baris yang berbeda di dalam tabel kebenaran
tersebut. Misalkan n = 3, maka akan terdapat 23 = 8 baris tabel. Cara yang praktis
membuat semua kombinasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk peubah pertama, isi 4 baris pertama pada kolom pertama dengan sebuah
  0 dan 4 baris selanjutnya dengan sebuah 1 berturut-turut.
2. Untuk peubah kedua, isi 2 baris pertama pada kolom kedua dengan 0 dan 2
  baris berikutnya dengan 1, 2 baris berikutnya dengan 0 lagi, dan 2 baris
  terakhir dengan 1.
3. Untuk peubah ketiga, isi kolom ketiga secara berselang-seling dengan 0 dan 1
  mulai dari baris pertama sampai baris terakhir.
Contoh. Diketahui fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z‟, nyatakan h dalam tabel
kebenaran.
Penyelesaian:
                           Tabel 3.1
          x     y      z         f(x, y, z) = xy z‟
          0     0      0                  0

          0     0      1                  0

          0     1      0                  0

          0     1      1                  0

          1     0      0                  0

          1     0      1                  0

          1     1      0                  1

          1     1      1                  0
3. Bentuk Baku

      Pada bentuk ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu,
dua, atau sejumlah literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan
bentuk baku POS. Contohnya,
                 f(x, y, z) = y’ + xy + x’yz                (bentuk baku SOP)
                 f(x, y, z) = x(y’ + z)(x’ + y + z’)        (bentuk baku POS)


4. Aplikasi Aljabar Boolean
      Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas dalam bidang keteknikan,
antara lain:
1. Jaringan pensaklaran (switching network)
2. Sirkuit Elektronik


5. Penyederhanaan Fungsi Boolean

      Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi
Boolean :
1. Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean,
Contoh : sederhanakanlah fungsi Boolean f(x, y, z) = xz’ + y’z + xyz’
Penyelesaian :
                         f(x, y, z) = xz’ + y’z + xyz’
                                   = xz’ · 1 + y’z + xyz’         (Hukum identitas)
                                   = xz’ (1 + y) + y’z            (Hukum distributif)
                                   = xz’ · 1 + y’z                (Hukum dominansi)
                                   = xz’ + y’z                    (Hukum identitas)
      Pada soal diatas fungsi Boolean diminimumkan dengan trik manipulasi
aljabar dengan prosedur yang cut-and-try yang memanfaatkan postulat, hukum-
hukum dasar, dan metode manipulasi lain yang sudah dikenal. Untuk tiga variabel
saja hukum yang dipakai sudah tiga. Bagaimana untuk enam varibel ke atas?
Terlebih lagi tidak ada aturan khusus yang harus diikuti yang akan menjamin
menuju ke jawaban akhir. Maka metode aljabar hanya cocok untuk
menyederhanakan fungsi Boolean yang jumlah variabelnya kecil misalnya 4
variabel dan akan sangat sulit bila variabelnya lebih dari 4.


2. Metode peta Karnaugh,
      Contoh : carilah fungsi sederhana dari f(v, w, x, y, z) = ∑ (0, 2, 4, 6, 9, 11,
13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31).
Penyelesaian :
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah :
                  xyz
           vw           000   001    110      010    110        111   101     100
             00          1     0      0        1         1       0     0       1
             01          0     1      1        0         0       1     1       0
             11          0     1      1        0         0       1     1       0
             10          0     1      0        0         0       0     1       0


Fungsi minimasi: f(v, w, x, y, z) = wz + v’w’z’ + vy’z
      Pada soal diatas peta Karnaugh untuk lima variabel dibuat dengan anggapan
ada dua buah peta empat variabel yang disambungkan, demikian juga untuk enam
variabel. Untuk fungsi Boolean 6 variabel pengerjaan penyederhanaan dengan
peta Karnaugh sudah mulai rumit. Bagaimana untuk variabel 6 ke atas ? Maka
akan semakin rumit, sebab ukuran peta bertambah besar. Selain itu, metode peta
Karnaugh lebih sulit diprogram dengan komputer karena diperlukan pengamatan
visual untuk mengidentifikasi minterm-minterm yang akan dikelompokkan.
      Untuk itu diperlukan metode penyerderhanaan yang lain yang dapat
diprogram dan dapat digunakan untuk fungsi Boolean dengan sembarang jumlah
peubah. Metode alternatif tersebut adalah metode Quine-McCluskey (yang akan
dibahas oleh penulis pada Bab Pembahasan).
PEMBAHASAN


Metode Quine-McCluskey
     Metode peta Karnaugh hanya cocok digunakan jika fungsi Boolean
mempunyai jumlah peubah paling banyak 6 peubah. Jika jumlah peubah yang
terlibat pada suatu fungsi Boolean lebih dari 6 buah maka penggunaan peta
Karnaugh menjadi semakin rumit, sebab ukuran peta bertambah besar. Selain itu,
metode peta Karnaugh lebih sulit diprogram dengan komputer karena diperlukan
pengamatan    visual   untuk   mengidentifikasi   minterm-minterm   yang akan
dikelompokkan. Untuk itu diperlukan metode penyederhanaan yang lain yang
dapat diprogram dan dapat digunakan fungsi Boolean dengan sembarang jumlah
peubah. Metode alternatif tersebut adalah metode Quine-McCluskey yang
dikembangkan oleh W.V.Quine dan E.J.McCluskey pada tahun 1950.
     Penyederhanaan menggunakan metode Quine-McCluskey memberikan hasil
yang pasti. Metode ini digunakan untuk mempresentasikan minimasi ekspresi
fungsi boolean, dan menyediakan sebuah prosedur sistematis untuk membangun
semua Prime Implicant dan kemudian mengambil sebuah set minimum dari prime
yang ada.
     Langkah-langkah metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi
Boolean dalam bentuk SOP terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Menentukan term-term sebagai kandidat (Prime Implicant), dengan langkah-
  langkah sebagai berikut :
  a. Terlebih dahulu buatlah tabel kebenaran
  b. Nyatakan tiap minterm (desimal) dalam n variabel menjadi string bit yang
      panjangnya n, yang dalam hal ini variabel komplemen dinyatakan dengan
      „0‟, variabel yang bukan komplemen dengan „1‟.
  c. Kelompokkan tiap minterm berdasarkan jumlah „1‟ yang dimilikinya.
  d. Kombinasikan minterm dalam n variabel dengan kelompok yang lain yang
      jumlah „1‟-nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima (prime-
      implicant) yang terdiri dari n-1 variabel. Minterm yang dikombinasikan
      diberi tanda “√”.
e. Kombinasikan minterm dalam n-1 variabel dengan kelompok lain yang
      jumlah „1‟-nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri
      dari n-2 variabel.
   f. Teruskan langkah diatas sampai diperoleh bentuk prima yang sesederhana
      mungkin.
2. Memilih prime implicant untuk mendapatkan ekspresi dengan jumlah literal
    paling sedikit. Langkah-langkahnya :
   g. Ambil semua bentuk prima yang tidak bertanda “√”. Buatlah tabel baru
      yang memperlihatkan minterm dari fungsi Boolean semula yang dicakup
      oleh bentuk prima tersebut (tandai dengan “×”). Setiap minterm harus
      dicakup oleh paling sedikit satu buah bentuk prima.
   h. Pilih bentuk prima yang memiliki jumlah literal paling sedikit namun
      mencakup sebanyak mungkin minterm dari fungsi Boolean semula.
      Metode Quine-McCluskey biasanya digunakan untuk menyederhanakan
fungsi Boolean yang ekspresinya dalam bentuk SOP, namun metode ini dapat
dimodifikasi sehingga juga dapat digunakan untuk ekspresi dalam dalam bentuk
POS. Contoh dibawah ini akan mengilustrasikan penggunaan metode Quine-
McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk SOP.

Contoh Metode Quine-McCluskey
    Berikut ini contoh kasus dengan menggunakan metode Quine McCluskey
yang akan dibahas :
Contoh : Fungsi Boolean dengan delapan variabel
f(h, g, f, e, d, c, b, a) = ∑ (18, 20, 27, 32, 44, 48, 49, 52, 53, 64, 79, 80, 84, 95,
100, 104, 105, 106, 107, 108, 142, 143, 148, 154, 158, 160 ).
Langkah g dan h :
berdasarkan tabel prime implicants diatas, didapatkan label-label prime implicant
terpilih. Bentuk sederhananya adalah :
f(h, g, f, e, d, c, b, a) = z = h’g’f’ed’c’ba’ + h’g’f’edc’ba + h’fe’dcb’a’ +
                                 h’g’fed’b’ + h’gf’d’c’b’a’ + h’gf’dcba +
                                 h’gfe’cb’a’    +   h’gfe’dc’   +   hg’f’e’dcb   +
                                 g’f’ed’cb’a’ + hg’f’edba’ + g’fe’d’c’b’a’ +
                                 h’gf’ed’b’a’
Gambar rangkaian logikanya :
   h   g   f   e d   c b   a
PENUTUP



1. Kesimpulan

     Metode Quine Mc.Cluskey menyelesaikan persamaannya dengan
menentukan minterm-minterm sebagai prime implicant dan memilih prime
implicant untuk mendapatkan ekspresi dengan jumlah literal sedikit dengan
beberapa pengulangan minimasi dari tahap penyederhanaan sebelumnya
sampai tidak dapat lagi disederhanakan dan didapat hasil maksimum
peminimasian prime implicant yang terpilih, namun metode ini sangat rumit
langkah-langkahnya contohnya saja dalam menentukan prime implicantnya
dari penyederhanaan 1 ke penyederhanaan selanjutnya selama masih dapat
disederhanakan dan akan berhenti apabila minimasi mintermnya tidak dapat
dilakukan lagi.

2. Saran

     Beberapa saran untuk pengembangan penyederhanaan fungsi Boolean
dengan menggunakan metode Quine-McCluskey selanjutnya :
1. Bentuk persamaan fungsi boolean yang diimplementasikan adalah
   penjumlahan dari perkalian (Sum Of Product). Diperlukan pengembangan
   untuk masukan ekspresi dalam bentuk kalimat perkalian dari penjumlahan
   (Product Of Sum).
2. Buatlah listing program aplikasi metode Quine-McCluskey untuk
   membantu       pengerjaan   penyederhanaan   fungsi   Boolean   dengan
   menggunakan komputer.
DAFTAR PUSTAKA

Marc Lars Lipson, Seymor Lipschutz, “Seri Penyelesaian Soal Schaum :
     Matematika Diskrit 1”, Jakarta : Salemba Teknika, Edisi 1, 2001.
Munir Rinaldi, “Matematika Diskrit”, Bandung : Informatika Bandung,
     Cetakan III, 2009.
Sudijono Anas, “Pengantar Statistik Pendidikan”, Jakarta : Rajawali Pers,
     Cetakan 23, 2011.
MENYEDERHANAKAN FUNGSI BOOLEAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE QUINE-MCCLUSKEY (QM)




                      Oleh :

               Nama : Altio Zuhroh

               NIM : 09221003




               Dosen Pembimbing :

               Sujinal Arifin, M.Pd



               Dosen Pengampuh :

           Agustiany Dumeva Putri, M.Si



       JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
           FAKULTAS TARBIYAH
 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
                PALEMBANG
                      2012

More Related Content

What's hot

Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
KuliahKita
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
KuliahKita
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
Izhan Nassuha
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
Maya Umami
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
ahmad haidaroh
 
HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR
Delmaqo Delmaqo
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Fahrul Usman
 
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiPertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiwillyhayon
 
Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digitalecko gmc
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
personal
 
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel ernaContoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
ernajuliawati
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
Banta Cut
 
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar booleancara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
Awas Andreas
 
Laporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum AlgoritmaLaporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum Algoritma
EnvaPya
 
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)tafrikan
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
FebriTiaAldila
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Siti Khotijah
 
Metode interpolasi linier
Metode  interpolasi linierMetode  interpolasi linier
Metode interpolasi linier
okti agung
 

What's hot (20)

Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
 
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiPertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
 
Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digital
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel ernaContoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar booleancara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
 
Laporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum AlgoritmaLaporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum Algoritma
 
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
Metode interpolasi linier
Metode  interpolasi linierMetode  interpolasi linier
Metode interpolasi linier
 

Viewers also liked

Latihan soal aljabar boole + penyelesaian
Latihan soal aljabar boole + penyelesaianLatihan soal aljabar boole + penyelesaian
Latihan soal aljabar boole + penyelesaianDedi Siswoyo
 
Arsitektur komputer
Arsitektur komputerArsitektur komputer
Arsitektur komputer
kyofizhANAK_RAJIN
 
Makalah arsitektur komputer
Makalah arsitektur komputerMakalah arsitektur komputer
Makalah arsitektur komputer
yoganoviantono
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaBambang Apriyanto
 
Makalah arsitektur sistem komputer processor
Makalah arsitektur sistem komputer processorMakalah arsitektur sistem komputer processor
Makalah arsitektur sistem komputer processor
Ady Purnomo
 
34517583 makalah-arsitektur-komputer
34517583 makalah-arsitektur-komputer34517583 makalah-arsitektur-komputer
34517583 makalah-arsitektur-komputerachel
 

Viewers also liked (6)

Latihan soal aljabar boole + penyelesaian
Latihan soal aljabar boole + penyelesaianLatihan soal aljabar boole + penyelesaian
Latihan soal aljabar boole + penyelesaian
 
Arsitektur komputer
Arsitektur komputerArsitektur komputer
Arsitektur komputer
 
Makalah arsitektur komputer
Makalah arsitektur komputerMakalah arsitektur komputer
Makalah arsitektur komputer
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logika
 
Makalah arsitektur sistem komputer processor
Makalah arsitektur sistem komputer processorMakalah arsitektur sistem komputer processor
Makalah arsitektur sistem komputer processor
 
34517583 makalah-arsitektur-komputer
34517583 makalah-arsitektur-komputer34517583 makalah-arsitektur-komputer
34517583 makalah-arsitektur-komputer
 

Similar to Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1

Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1
JulianGultom2
 
albertgiban silimo biasanya
albertgiban silimo biasanyaalbertgiban silimo biasanya
albertgiban silimo biasanya
albert giban
 
Kelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptx
Kelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptxKelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptx
Kelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptx
wahyuromadhoni6
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
personal
 
Aljabar Boolean
Aljabar BooleanAljabar Boolean
Aljabar BooleanKelasd
 
Praktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorganPraktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorgan
Anarstn
 
Makalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMakalah Sistem Digital
Makalah Sistem Digital
Mimikri Dony
 
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
skuyskuy
 
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika DiskritAljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aditya Gunawan
 
aljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.pptaljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.ppt
ginamoina
 
Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdf
Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdfAljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdf
Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdf
VigoIte
 
Slide-INF201-INF201-Slide-01.pptx
Slide-INF201-INF201-Slide-01.pptxSlide-INF201-INF201-Slide-01.pptx
Slide-INF201-INF201-Slide-01.pptx
DesmitaNova1
 
Aljabar boolean [Autosaved].pptx
Aljabar boolean [Autosaved].pptxAljabar boolean [Autosaved].pptx
Aljabar boolean [Autosaved].pptx
ibnurasyid10
 
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdfAljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
taufiq agung
 
Aljabar Boolean
Aljabar BooleanAljabar Boolean
Aljabar Boolean
Jajang Nur'alim
 
Aljabar Boolean dan Hukumnya.pptx
Aljabar Boolean dan Hukumnya.pptxAljabar Boolean dan Hukumnya.pptx
Aljabar Boolean dan Hukumnya.pptx
kenshin75
 
Bab 3 Aljabar Boole
Bab 3 Aljabar BooleBab 3 Aljabar Boole
Bab 3 Aljabar Boole
Mustahal SSi
 
Praktikum #1
Praktikum #1Praktikum #1
Praktikum #1
Nikki Asvikarani
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 

Similar to Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1 (20)

Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1
 
albertgiban silimo biasanya
albertgiban silimo biasanyaalbertgiban silimo biasanya
albertgiban silimo biasanya
 
Kelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptx
Kelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptxKelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptx
Kelompok6 Al Jabar Boelan[1].pptx
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
 
Aljabar Boolean
Aljabar BooleanAljabar Boolean
Aljabar Boolean
 
Praktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorganPraktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorgan
 
Makalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMakalah Sistem Digital
Makalah Sistem Digital
 
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
 
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika DiskritAljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
 
aljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.pptaljb-boole-new.ppt
aljb-boole-new.ppt
 
Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdf
Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdfAljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdf
Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi Logika (1).pdf
 
Slide-INF201-INF201-Slide-01.pptx
Slide-INF201-INF201-Slide-01.pptxSlide-INF201-INF201-Slide-01.pptx
Slide-INF201-INF201-Slide-01.pptx
 
Aljabar boolean [Autosaved].pptx
Aljabar boolean [Autosaved].pptxAljabar boolean [Autosaved].pptx
Aljabar boolean [Autosaved].pptx
 
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdfAljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
Aljabar-Boolean-(2020)-bagian1.pdf
 
Aljabar Boolean
Aljabar BooleanAljabar Boolean
Aljabar Boolean
 
Aljabar Boolean dan Hukumnya.pptx
Aljabar Boolean dan Hukumnya.pptxAljabar Boolean dan Hukumnya.pptx
Aljabar Boolean dan Hukumnya.pptx
 
Bab 3 Aljabar Boole
Bab 3 Aljabar BooleBab 3 Aljabar Boole
Bab 3 Aljabar Boole
 
Praktikum #1
Praktikum #1Praktikum #1
Praktikum #1
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 

More from BAIDILAH Baidilah

Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkarDeterminan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkarBAIDILAH Baidilah
 
Analisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisAnalisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisBAIDILAH Baidilah
 
Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...
Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...
Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...BAIDILAH Baidilah
 
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...BAIDILAH Baidilah
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelBAIDILAH Baidilah
 
Program perhitungan zakat dengan
Program perhitungan zakat denganProgram perhitungan zakat dengan
Program perhitungan zakat denganBAIDILAH Baidilah
 
Keajaiban angka dalam al qur’an
Keajaiban angka dalam al qur’anKeajaiban angka dalam al qur’an
Keajaiban angka dalam al qur’anBAIDILAH Baidilah
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenBAIDILAH Baidilah
 
Determinan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisiDeterminan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisiBAIDILAH Baidilah
 
Aplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robin
Aplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robinAplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robin
Aplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robinBAIDILAH Baidilah
 
Penggunaan skala untuk menentukan waktu tempuh
Penggunaan skala untuk menentukan waktu tempuhPenggunaan skala untuk menentukan waktu tempuh
Penggunaan skala untuk menentukan waktu tempuhBAIDILAH Baidilah
 
Daftar hadir ujian_seminar_proposal
Daftar hadir ujian_seminar_proposalDaftar hadir ujian_seminar_proposal
Daftar hadir ujian_seminar_proposalBAIDILAH Baidilah
 
Berita acara seminar_proposal_skripsi
Berita acara seminar_proposal_skripsiBerita acara seminar_proposal_skripsi
Berita acara seminar_proposal_skripsiBAIDILAH Baidilah
 
Daftar hadir tim_penguji_proposal
Daftar hadir tim_penguji_proposalDaftar hadir tim_penguji_proposal
Daftar hadir tim_penguji_proposalBAIDILAH Baidilah
 
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsiPenilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsiBAIDILAH Baidilah
 
Surat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsi
Surat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsiSurat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsi
Surat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsiBAIDILAH Baidilah
 
Sop ujian seminar proposal tadris mipa iain rf
Sop ujian seminar proposal tadris mipa iain rfSop ujian seminar proposal tadris mipa iain rf
Sop ujian seminar proposal tadris mipa iain rfBAIDILAH Baidilah
 
Cover map-ujian-seminar-proposal
Cover map-ujian-seminar-proposalCover map-ujian-seminar-proposal
Cover map-ujian-seminar-proposalBAIDILAH Baidilah
 

More from BAIDILAH Baidilah (20)

Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkarDeterminan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
 
Analisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisAnalisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallis
 
Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...
Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...
Penerapan fuzzy inference system (fis) tsukamoto dalam menganalisa tingkat re...
 
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
 
Program perhitungan zakat dengan
Program perhitungan zakat denganProgram perhitungan zakat dengan
Program perhitungan zakat dengan
 
Keajaiban angka dalam al qur’an
Keajaiban angka dalam al qur’anKeajaiban angka dalam al qur’an
Keajaiban angka dalam al qur’an
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
 
Determinan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisiDeterminan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisi
 
Aplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robin
Aplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robinAplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robin
Aplikasi algoritma fruend dalam turnamen round robin
 
Penggunaan skala untuk menentukan waktu tempuh
Penggunaan skala untuk menentukan waktu tempuhPenggunaan skala untuk menentukan waktu tempuh
Penggunaan skala untuk menentukan waktu tempuh
 
Daftar hadir ujian_seminar_proposal
Daftar hadir ujian_seminar_proposalDaftar hadir ujian_seminar_proposal
Daftar hadir ujian_seminar_proposal
 
Berita acara seminar_proposal_skripsi
Berita acara seminar_proposal_skripsiBerita acara seminar_proposal_skripsi
Berita acara seminar_proposal_skripsi
 
Daftar hadir tim_penguji_proposal
Daftar hadir tim_penguji_proposalDaftar hadir tim_penguji_proposal
Daftar hadir tim_penguji_proposal
 
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsiPenilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsi
 
Surat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsi
Surat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsiSurat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsi
Surat undangan tim_penguji_seminar_proposal_skripsi
 
Sop ujian seminar proposal tadris mipa iain rf
Sop ujian seminar proposal tadris mipa iain rfSop ujian seminar proposal tadris mipa iain rf
Sop ujian seminar proposal tadris mipa iain rf
 
Cover map-ujian-seminar-proposal
Cover map-ujian-seminar-proposalCover map-ujian-seminar-proposal
Cover map-ujian-seminar-proposal
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Bai
BaiBai
Bai
 

Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1

  • 1. ABSTRAK Dalam sistem penyederhanaan fungsi Boolean, metode aljabar dan metode peta karnaugh sangat sulit untuk menyederhanakan fungsi Boolean dengan jumlah variabel maksimum 4(empat) variabel. Karena itu disimulasikan metode Quine- McCluskey yang mampu menyederhanakan fungsi Boolean dengan lebih dari 4(empat) variabel. Maka dari itu untuk menyelesaikan masalah penyederhanaan fungsi boolean digunakan metode Quine-McCluskey. Metode ini merupakan metode tabulasi dengan dua langkah utama yaitu pencarian prime implicant (implikan utama) dan penentuan prime implicant (implikan utama) inti. Kata kunci : fungsi Boolean, metode Quine-Mccluskey, prime implicant PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Aljabar Boolean, sebagai salah satu cabang matematika, pertama kali dikemukakan seorang matematikawan Inggris, George Boole, pada tahun 1854. Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat –sifat yang serupa. Dalam buku The Law of Thought, Boole memaparkan aturan-aturan dasar logika (yang kemudian dikenal sebagai Logika Boolean). Aturan dasar logika ini membentuk struktur matematika yang disebut aljabar Boolean. Pada tahun 1938, Claude Shannon memperlihatkan penggunaan aljabar Boolean untuk merancang sirkuit yang menerima masukkan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran juga 0 dan 1. Aljabar Boolean telah menjadi dasar teknologi komputer digital karena rangkaian elektronik di dalam komputer juga bekerja dengan metode operasi bit, 0 dan 1. Saat ini aljabar Boolean digunakan secara luas dalam perancangan rangkaian pensaklaran, rangkaian digital, dan rangkaian IC (integrated circuit) komputer. Definisi dari sebuah Aljabar Boolean adalah sebuah sistem aljabar yang terdiri atas himpunan semesta S bersama dengan dua buah operasi yaitu : penjumlahan/addition (+) dan perkalian/multiplication ( . ). Aturan-aturan yang ada pada aljabar boolean pada intinya adalah pembentukan persamaan yang menggunakan beberapa jenis operator (OR, AND, dan Negasi) sehingga aljabar boolean merupakan alat matematis yang cocok untuk keperluan analisis rangkaian
  • 2. logika. Untuk mendapatkan rangkaian logika maka diperlukannya metode-metode penyederhanaan agar fungsi booleannya menghasilkan fungsi yang sederhana sehingga dapat membentuk rangkaian logika. Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi-operasi yang tidak perlu, literal atau suku-suku yang berlebihan. Oleh karena itu, diperlukan penyerderhanaan fungsi Boolean. Menyederhanakan fungsi Boolean sama artinya mencari bentuk fungsi yang ekivalen tetapi dengan jumlah literal atau operasi yang lebih sedikit. Dalam pembuatan sirkuit elektronik bentuk yang terbaik ini dimaksudkan untuk memperoleh biaya minimum dalam pembuatan sirkuit elektronik dan menghasilkan kinerja yang cepat dalam pengoperasian. Penyelesain fungsi Boolean disebut juga minimisasi fungsi. Contohnya, f(x,y) = x’y + xy’ + y’ dapat disederhanakan menjadi f(x, y) = x’ + y’. Dipandang dari segi aplikasi aljabar Boolean, fungsi Boolean yang lebih sederhana berarti rangkaian logikanya juga lebih sederhana (menggunakan jumlah gerbang logika lebih sedikit). Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean : 1. Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean. 2. Metode Peta Karnaugh. 3. Metode Quine-McCluskey. Penyederhanaan secara Aljabar, dilakukan dengan memodifikasi persamaan Boolean dimana dalam penyederhanaannya menggunakan teorema / aksioma dualitas untuk membuat bentuk yang paling sederhana. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah memanipulasi Aljabar Boolean. Karena metode Aljabar Boolean bersifat trial and error, maka penyederhanaan dengan metode aljabar ini tidak digunakan dalam kasus nyata. Metode yang paling banyak digunakan adalah Peta Karnaugh dimana cara menggambarkannya dengan sejumlah kotak berbentuk persegi panjang yang berisi minimal term (minterm) dari fungsi booleannya dan banyaknya kotak bergantung pada banyaknya jumlah input dari fungsi tersebut. Metode lain yang digunakan adalah metode Quine-McCluskey atau biasa disebut dengan metode tabulasi.
  • 3. Pada prakteknya, fungsi boolean yang jumlah variabelnya kurang dari empat dapat dengan mudah disederhanakan menggunakan metode Aljabar dan Peta Karnaugh. Sedangkan fungsi boolean yang jumlah variabelnya lebih dari empat, kedua metode diatas sering kali menghasilkan penyederhanaan fungsi yang bentuknya tidak sederhana. Metode Quine-McCluskey lebih tepat untuk menyelesaikan kasus ini. Penyederhanaan dengan menggunakan metode Quine McCluskey dilakukan dengan cara menyatakan variabel komplemen dengan 0 variabel bukan komplemen dengan 1 dari bentuk baku fungsi booleannya, setelah itu mengkelompokan suku-suku berdasarkan jumlah 1 lalu mengkombinasikan suku-suku tersebut dengan kelompok lain yang jumlah 1-nya berbeda satu sehingga diperoleh bentuk prime yang sederhana untuk mencari prime implicant serta memilih prime implicant yang mempunyai jumlah literal paling sedikit. Dari uraian di atas, penulis ingin mengggunakan metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean dengan judul “Menyederhanakan Fungsi Boolean dengan Menggunakan Metode Quine-McCluskey”. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas adalah: Bagaimana cara menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggunakan metode Quine-McCluskey ? 3. Tujuan Tujuan penulisan pada makalah ini adalah untuk menyelesaikan masalah penyederhanaan fungsi boolean dengan menggunakan metode Quine-McCluskey. 4. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan Seminar Matematika ini adalah sebagai berikut : Bentuk baku fungsi boolean yang digunakan adalah Sum Of Product (SOP).
  • 4. KAJIAN PUSTAKA 1. Aljabar Boolean Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur-unsur pembentuknya dan operasi-operasi yang menyertainya. Misalkan terdapat : - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner: ‟. - B : himpunan yang didefinisikan pada opeartor +, , dan ‟ - 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. Maka, tupel (B, +, , ‟) disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c B berlaku aksioma-aksioma atau postulat Huntington berikut: 1. Identitas 2. Komutatif 3. Distributif 4. Komplemen Terdapat perbedaan antara aljabar Boolean dengan aljabar biasa untuk aritmatika bilangan riil : 1. hukum distributif yang kedua, a + (b c) = (a + b) (a + c), benar untuk aljabar Boolean, tetapi tidak benar untuk aljabar biasa. 2. Aljabar Boolean tidak memiliki kebalikan perkalian atau kebalikan penjumlahan 3. Aksioma nomor 4 mendefinisikan operator yang dinamakan komplemen yang tidak tersedia pada aljabar biasa. 4. Aljabar biasa memperlakukan himpunan bilangan riil dengan elemen yang tidak berhinggga banyaknya. Sedangkan aljabar Boolean memperlakukan himpunan elemen B yang sampai sekarang belum didefenisikan, tetapi pada aljabar Boolean dua-nilai, B didefenisikan sebagai himpunan dengan hanya dua nilai, 0 dan 1.
  • 5. Berhubung elemen-elemen B tidak didefenisikan nilainya (kita bebas menentukan anggota-anggota B), maka untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, kita harus memperlihatkan : 1. Elemen-elemen himpunan B, 2. kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan operator uner, 3. himpunan B, bersama-sama dengan dua operator tersebut, memenuhi keempat aksioma diatas. 2. Fungsi Boolean Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai f : Bn B yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B. Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean. Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah f(x, y, z) = xyz + x‟y + y‟z Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (x, y, z) ke himpunan {0, 1}. Contoh pasangan terurut ganda-3 misalnya (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga f(1, 0, 1) = 1 · 0 · 1 + 1‟ · 0 + 0‟ · 1 = 0 + 0 + 1 = 1. Contoh. Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain: 1. f(x) = x 2. f(x, y) = x‟y + xy‟+ y‟ 3. f(x, y) = x‟ y‟ 4. f(x, y) = (x + y)‟ 5. f(x, y, z) = xyz‟ Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut literal. Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz‟ pada contoh di atas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z‟. Fungsi tersebut berharga 1 jika x = 1, y = 1, z = 0 sebab h(1, 1, 0) = 1 · 1 · 0‟ = (1 · 1) · 1 = 1 · 1 = 1
  • 6. dan berharga 0 untuk harga x, y, dan z lainnya. Selain secara aljabar, fungsi Boolean juga dapat dinyatakan dengan tabel kebenaran dan dengan rangkaian logika. Tabel kebenaran berisi nilai-nilai fungsi untuk semua kombinasi nilai-nilai peubahnya. Jika fungsi Boolean dinyatakan dengan tabel kebenaran, maka untuk fungsi Boolean dengan n buah peubah, kombinasi dari nilai peubah-peubahnya adalah sebanyak 2n. Ini berarti terdapat 2n baris yang berbeda di dalam tabel kebenaran tersebut. Misalkan n = 3, maka akan terdapat 23 = 8 baris tabel. Cara yang praktis membuat semua kombinasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk peubah pertama, isi 4 baris pertama pada kolom pertama dengan sebuah 0 dan 4 baris selanjutnya dengan sebuah 1 berturut-turut. 2. Untuk peubah kedua, isi 2 baris pertama pada kolom kedua dengan 0 dan 2 baris berikutnya dengan 1, 2 baris berikutnya dengan 0 lagi, dan 2 baris terakhir dengan 1. 3. Untuk peubah ketiga, isi kolom ketiga secara berselang-seling dengan 0 dan 1 mulai dari baris pertama sampai baris terakhir. Contoh. Diketahui fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z‟, nyatakan h dalam tabel kebenaran. Penyelesaian: Tabel 3.1 x y z f(x, y, z) = xy z‟ 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
  • 7. 3. Bentuk Baku Pada bentuk ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua, atau sejumlah literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS. Contohnya, f(x, y, z) = y’ + xy + x’yz (bentuk baku SOP) f(x, y, z) = x(y’ + z)(x’ + y + z’) (bentuk baku POS) 4. Aplikasi Aljabar Boolean Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas dalam bidang keteknikan, antara lain: 1. Jaringan pensaklaran (switching network) 2. Sirkuit Elektronik 5. Penyederhanaan Fungsi Boolean Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean : 1. Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean, Contoh : sederhanakanlah fungsi Boolean f(x, y, z) = xz’ + y’z + xyz’ Penyelesaian : f(x, y, z) = xz’ + y’z + xyz’ = xz’ · 1 + y’z + xyz’ (Hukum identitas) = xz’ (1 + y) + y’z (Hukum distributif) = xz’ · 1 + y’z (Hukum dominansi) = xz’ + y’z (Hukum identitas) Pada soal diatas fungsi Boolean diminimumkan dengan trik manipulasi aljabar dengan prosedur yang cut-and-try yang memanfaatkan postulat, hukum- hukum dasar, dan metode manipulasi lain yang sudah dikenal. Untuk tiga variabel saja hukum yang dipakai sudah tiga. Bagaimana untuk enam varibel ke atas? Terlebih lagi tidak ada aturan khusus yang harus diikuti yang akan menjamin menuju ke jawaban akhir. Maka metode aljabar hanya cocok untuk
  • 8. menyederhanakan fungsi Boolean yang jumlah variabelnya kecil misalnya 4 variabel dan akan sangat sulit bila variabelnya lebih dari 4. 2. Metode peta Karnaugh, Contoh : carilah fungsi sederhana dari f(v, w, x, y, z) = ∑ (0, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31). Penyelesaian : Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah : xyz vw 000 001 110 010 110 111 101 100 00 1 0 0 1 1 0 0 1 01 0 1 1 0 0 1 1 0 11 0 1 1 0 0 1 1 0 10 0 1 0 0 0 0 1 0 Fungsi minimasi: f(v, w, x, y, z) = wz + v’w’z’ + vy’z Pada soal diatas peta Karnaugh untuk lima variabel dibuat dengan anggapan ada dua buah peta empat variabel yang disambungkan, demikian juga untuk enam variabel. Untuk fungsi Boolean 6 variabel pengerjaan penyederhanaan dengan peta Karnaugh sudah mulai rumit. Bagaimana untuk variabel 6 ke atas ? Maka akan semakin rumit, sebab ukuran peta bertambah besar. Selain itu, metode peta Karnaugh lebih sulit diprogram dengan komputer karena diperlukan pengamatan visual untuk mengidentifikasi minterm-minterm yang akan dikelompokkan. Untuk itu diperlukan metode penyerderhanaan yang lain yang dapat diprogram dan dapat digunakan untuk fungsi Boolean dengan sembarang jumlah peubah. Metode alternatif tersebut adalah metode Quine-McCluskey (yang akan dibahas oleh penulis pada Bab Pembahasan).
  • 9. PEMBAHASAN Metode Quine-McCluskey Metode peta Karnaugh hanya cocok digunakan jika fungsi Boolean mempunyai jumlah peubah paling banyak 6 peubah. Jika jumlah peubah yang terlibat pada suatu fungsi Boolean lebih dari 6 buah maka penggunaan peta Karnaugh menjadi semakin rumit, sebab ukuran peta bertambah besar. Selain itu, metode peta Karnaugh lebih sulit diprogram dengan komputer karena diperlukan pengamatan visual untuk mengidentifikasi minterm-minterm yang akan dikelompokkan. Untuk itu diperlukan metode penyederhanaan yang lain yang dapat diprogram dan dapat digunakan fungsi Boolean dengan sembarang jumlah peubah. Metode alternatif tersebut adalah metode Quine-McCluskey yang dikembangkan oleh W.V.Quine dan E.J.McCluskey pada tahun 1950. Penyederhanaan menggunakan metode Quine-McCluskey memberikan hasil yang pasti. Metode ini digunakan untuk mempresentasikan minimasi ekspresi fungsi boolean, dan menyediakan sebuah prosedur sistematis untuk membangun semua Prime Implicant dan kemudian mengambil sebuah set minimum dari prime yang ada. Langkah-langkah metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk SOP terbagi dalam dua bagian, yaitu : 1. Menentukan term-term sebagai kandidat (Prime Implicant), dengan langkah- langkah sebagai berikut : a. Terlebih dahulu buatlah tabel kebenaran b. Nyatakan tiap minterm (desimal) dalam n variabel menjadi string bit yang panjangnya n, yang dalam hal ini variabel komplemen dinyatakan dengan „0‟, variabel yang bukan komplemen dengan „1‟. c. Kelompokkan tiap minterm berdasarkan jumlah „1‟ yang dimilikinya. d. Kombinasikan minterm dalam n variabel dengan kelompok yang lain yang jumlah „1‟-nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima (prime- implicant) yang terdiri dari n-1 variabel. Minterm yang dikombinasikan diberi tanda “√”.
  • 10. e. Kombinasikan minterm dalam n-1 variabel dengan kelompok lain yang jumlah „1‟-nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-2 variabel. f. Teruskan langkah diatas sampai diperoleh bentuk prima yang sesederhana mungkin. 2. Memilih prime implicant untuk mendapatkan ekspresi dengan jumlah literal paling sedikit. Langkah-langkahnya : g. Ambil semua bentuk prima yang tidak bertanda “√”. Buatlah tabel baru yang memperlihatkan minterm dari fungsi Boolean semula yang dicakup oleh bentuk prima tersebut (tandai dengan “×”). Setiap minterm harus dicakup oleh paling sedikit satu buah bentuk prima. h. Pilih bentuk prima yang memiliki jumlah literal paling sedikit namun mencakup sebanyak mungkin minterm dari fungsi Boolean semula. Metode Quine-McCluskey biasanya digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean yang ekspresinya dalam bentuk SOP, namun metode ini dapat dimodifikasi sehingga juga dapat digunakan untuk ekspresi dalam dalam bentuk POS. Contoh dibawah ini akan mengilustrasikan penggunaan metode Quine- McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk SOP. Contoh Metode Quine-McCluskey Berikut ini contoh kasus dengan menggunakan metode Quine McCluskey yang akan dibahas : Contoh : Fungsi Boolean dengan delapan variabel f(h, g, f, e, d, c, b, a) = ∑ (18, 20, 27, 32, 44, 48, 49, 52, 53, 64, 79, 80, 84, 95, 100, 104, 105, 106, 107, 108, 142, 143, 148, 154, 158, 160 ).
  • 12. berdasarkan tabel prime implicants diatas, didapatkan label-label prime implicant terpilih. Bentuk sederhananya adalah : f(h, g, f, e, d, c, b, a) = z = h’g’f’ed’c’ba’ + h’g’f’edc’ba + h’fe’dcb’a’ + h’g’fed’b’ + h’gf’d’c’b’a’ + h’gf’dcba + h’gfe’cb’a’ + h’gfe’dc’ + hg’f’e’dcb + g’f’ed’cb’a’ + hg’f’edba’ + g’fe’d’c’b’a’ + h’gf’ed’b’a’ Gambar rangkaian logikanya : h g f e d c b a
  • 13. PENUTUP 1. Kesimpulan Metode Quine Mc.Cluskey menyelesaikan persamaannya dengan menentukan minterm-minterm sebagai prime implicant dan memilih prime implicant untuk mendapatkan ekspresi dengan jumlah literal sedikit dengan beberapa pengulangan minimasi dari tahap penyederhanaan sebelumnya sampai tidak dapat lagi disederhanakan dan didapat hasil maksimum peminimasian prime implicant yang terpilih, namun metode ini sangat rumit langkah-langkahnya contohnya saja dalam menentukan prime implicantnya dari penyederhanaan 1 ke penyederhanaan selanjutnya selama masih dapat disederhanakan dan akan berhenti apabila minimasi mintermnya tidak dapat dilakukan lagi. 2. Saran Beberapa saran untuk pengembangan penyederhanaan fungsi Boolean dengan menggunakan metode Quine-McCluskey selanjutnya : 1. Bentuk persamaan fungsi boolean yang diimplementasikan adalah penjumlahan dari perkalian (Sum Of Product). Diperlukan pengembangan untuk masukan ekspresi dalam bentuk kalimat perkalian dari penjumlahan (Product Of Sum). 2. Buatlah listing program aplikasi metode Quine-McCluskey untuk membantu pengerjaan penyederhanaan fungsi Boolean dengan menggunakan komputer.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Marc Lars Lipson, Seymor Lipschutz, “Seri Penyelesaian Soal Schaum : Matematika Diskrit 1”, Jakarta : Salemba Teknika, Edisi 1, 2001. Munir Rinaldi, “Matematika Diskrit”, Bandung : Informatika Bandung, Cetakan III, 2009. Sudijono Anas, “Pengantar Statistik Pendidikan”, Jakarta : Rajawali Pers, Cetakan 23, 2011.
  • 15. MENYEDERHANAKAN FUNGSI BOOLEAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUINE-MCCLUSKEY (QM) Oleh : Nama : Altio Zuhroh NIM : 09221003 Dosen Pembimbing : Sujinal Arifin, M.Pd Dosen Pengampuh : Agustiany Dumeva Putri, M.Si JURUSAN TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2012