SlideShare a Scribd company logo
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK 
Kompetensi dasar 
Memahami dan menyusun budget biaya overhead pabrik 
Indikator 
1. Menjelaskan pengertian budget biaya overhead pabrik 
2. Menjelaskan departemen produksi dan departemen pembantu 
3. Menjelaskan metode alokasi biaya 
4. Menjelaskan satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian 
produksi dan bagian jasa/pembantu 
5. Menjelaskan alokasi BOP 
A. Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik 
Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak 
langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana 
tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan 
waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing 
dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung 
tersebut terjadi. 
Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses 
produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. 
B. Biaya Pabrik Tidak Langsung 
Semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak 
secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses 
mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual. 
C. Bagian Produksi Suatu Perusahaan 
1. Departemen Produksi 
Bagian (departemen) yang menjalankan kegiatan produksi, yaitu kegiatan 
mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang lain yang nantinya akan dijual. 
2. Departemen Pembantu 
71
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
Bagian (departemen) yang tidak menjalankan kegiatan produksi, melainkan 
menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran jalannya 
proses produksi, misalnya: 
a. Bagian administrasi pabrik 
b. Bagian reparasi dan pemeliharaan 
c. Bagian tenaga pembangkit 
D. Metode Alokasi Biaya 
1. Metode yang mendasarkan pada perbandingan dari masing-masing bagian 
(departemen) yang menggunakan watt yang besar akan meperoleh bagian biaya 
yang besar pula. Misalnya untuk biaya listrik. 
2. Metode yang mendasarkan pada perbandingan luas lantai dari masing-masing 
bagian (departemen) di dalam perusahaan. Misalnya untuk biaya pemeliharaan 
ruangan. 
3. Metode yang mendasarkan pada perbandingan jumlah karyawan dari masing-masing 
departemen. Misalnya untuk biaya antar jemput karyawan. 
4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai kekayaan dari masing-masing 
departemen perusahaan. Misalnya untuk upah penjaga malam. 
E. Satuan-Satuan Kegiatan Yang Umum Dipakai Pada Bagian Produksi Dan 
Bagian Jasa/Pembantu 
1. Bagian Produksi 
a. Unit barang yang dihasilkan 
b. Jam buruh langsung (DLH) 
c. Jam mesin langsung (DMH) 
d. Biaya bahan mentah 
e. Biaya tenaga kerja langsung 
2. Bagian jasa/pembantu 
a. Jam reparasi langsung (DRH) 
b. Kilowatt hour untuk bagian pembangkit tenaga listrik 
c. Nilai pembelian bahan mentah untuk bagian pembelian 
72
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
d. Jam buruh langsung dan jumlah tenaga kerja untuk bagian umum dan 
administrasi pabrik. 
F. Pembebanan Biaya-Biaya Departermen Produksi 
1. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan yang dihasilkan dari masing-masing 
jenis produk. Metode ini mengakibatkan beban biaya per unit dari 
semua jenis produk adalah sama besar sehingga pengaruhnya terhadap kalkulasi 
HPP dari semua produk sama besar. Metode ini cocok untuk produk yang harga 
jualnya relatif sama. 
2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per unit dari 
masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini untuk harga jual yang 
jauh berbeda. 
3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan bahan mentah 
rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini 
cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengaruhi oleh 
besar kecilnya penggunaan bahan mentah. 
4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan JKTKL rata-rata 
per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini cocok 
untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengruhi oleh besar 
kecilnya JKTKL. 
G. Permasalahan BOP 
Pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi 
H. Distribusi Biaya Overhead Pabrik 
Pembagian overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen yang 
menikmatinya. 
I. Alokasi Biaya Overhead Pabrik 
Pembagian BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi atau dari 
Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan Departemen 
Produksi. 
J. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik 
Pembagian BOP kepada produk 
73
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
K. Alokasi BOP 
Kemungkinan alokasi tidaklangsung dilakukan karena pada dasarnya biaya yang 
dikeluarkan bagian pembantu nantinya akan dipertangungjawabkan oleh bagian 
produksi, karena fungsi bagian jasa adalah membantu jalannya proses produksi. 
Kemungkinan alokasi jasa departemen pembantu adalah sebagai berikut: 
1. Jasa departemen pembantu hanya digunakan oleh bagian produksi 
Dalam contoh ini misalnya jasa bagian listrik (X), bagaian reparasi(Y) dan 
bagian pemeliharaan mesin(Z) digunakan hanya oleh bagian produksi yaitu 
bagian produksi I(A), produksi II(B) dan produksi III(C). 
Contoh 
PT PERMAI dalam memproduksi barang menggunakan 3 departemen produksi dan 3 
departemen jasa 
Biaya yang terjadi didepartemen sebagai berikut: 
Produksi A Rp 10.000.000 
Produksi B Rp 8.500.000 
Produksi C Rp 9.200.000 
Jasa X Rp 5.000.000 
Jasa Y Rp 4.000.000 
Jasa Z Rp 3.000.000 
Alokasi BOP dari departemen jasa ke departemen produksi sebagai berikut: 
Dept. pemberi jasa 
Departemen penerima jasa 
A B C X Y Z 
Jasa X 30% 50% 20% - 0 0 
Jasa Y 25% 45% 30% 0 - 0 
Jasa Z 40% 15% 45% 0 0 - 
Output departemen A = 5000, departemen B 6000 departemen C 5500, atas dasar 
diatas hitunglah: 
 BOP masing-masing departemen produksi setelah 
memperoleh alokasi biaya dari departemen jasa 
 BOP per unit di masing-masing departemen produksi 
Jawab: 
Biaya Overhead Pabrik 
74
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
BOP Dept. Produksi A Dept. Produksi B Dept. Produksi C 
Langsung 10.000.000 8.500.000 9.200.000 
Tidak langsung (alokasi) 
Jasa X (5 jt) (0,3x5.000.000) =1,5 jt (0,5x5.000.000) = 2,5 jt (0,2x5.000.000) = 1 jt 
Jasa Y(4 jt) (0,25x4.000.000) =1 jt (0,45x4.000.000) = 1,8 jt (0,3x4.000.000) = 1,2 jt 
Jasa Z(3 jt) (0,4x3.000.000) =1,2 jt (0,15x3.000.000) =0,45 
jt (0,45x3.000.000)= 1,35jt 
BOP departemen 13,7 jt 13,25 jt 12,75 jt 
Output 5000 6000 5500 
BOP per unit 2740 2208,3 2318,2 
2. Jasa departemen pembantu digunakan oleh departemen produksi dan 
departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen jasa listrik (X) 
digunakan jasanya oleh departemen produksi dan departemen jasa reparasi (Y). 
Sedangkan departemen jasa Y jasanya hanya digunakan oleh departemen 
produksi. 
Contoh 
PT RAHAYU menjalankan produksinya dengan dua departemen produksi dan 3 
departemen jasa 
Biaya yang terjadi sebagai berikut: 
Produksi I 1.000.000 
Produksi II 800.000 
Jasa X 400.000 
Jasa Y 200.000 
Penggunaan jasa dari departemen jasa 
Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y 
Jasa X 40% 50% 10% 
Jasa Y 50% 50% 
Hitunglah biaya di departemen produksi I dan II 
Pemberi jasa Penerima jasa 
Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y 
Langsung 1.000.000 800.000 400.000 200.000 
Tidak langsung 
Jasa X (400.000) 160.000 200.000 (400.000) 40.000 
Jasa Y (240.000) 120.000 120.000 (240.000) 
1.280.000 1.120.000 0 0 
3. Jasa departemen pembantu digunakan oleh bagian produksi dan bagian 
pembantu lain dan antar departemen pembantu saling mengunakan jasanya. 
75
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
Misalnya bagian listrik menggunakan jasa bagian reparasi, bagian reparasi 
menggunakan jasa bagian listrik. 
Kalau terjadi seperti ini maka untuk mengalokasikan biaya overhead bagian 
jasa/pembantu dengan metode aljabar. Dalam metode ini biaya yang timbul pada 
masing-masing bagian/jasa pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan 
alajabar. 
X = a1 + b1 Y 
Y= a2 + b2 X 
di mana 
X adalah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian 
jasa Y 
Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari 
bagian jasa X 
a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi 
a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi 
b1 adalah prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagoan X 
b2 adalah prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y 
Data yang diketahui dari PT MAJU adalah: 
a. Rencana biaya Overheead Pabrik setahun 
Bagian Biaya 
Produksi I 2 juta 
Produksi II 1,5 juta 
Jasa A 500.000 
Jasa B 400.000 
b. Penggunaan jasa dari bagian jasa 
Pemberi jasa Penerima jasa 
Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B 
Jasa A 50% 40% - 10% 
Jasa B 40% 40% 20% 
c. Luas kegiatan yang direncanakan 
Produksi I = 50.000 DMH setahun 
Produksi II = 25.000 DLH setahun 
Dengan data di atas, diminta untuk: 
1. Menentukan besarnya BOP masing-masing bagian jasa setelah saling menerima 
dan memberi jasa masing-masing 
76
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
2. Menentukan besarnya BOP masing-masing produksi setelah menyerap BOP dari 
bagian jasa 
3. Menentukan tarif BOP masing-masing bagian produksi untuk setiap satuan jam 
sesuai tingkat kegiatan masing-masing 
Besarnya BOP netto masing-masing bagian jasa , menggunakan persamaan aljabar 
yang berlaku adalah: 
X = a1 + b1 Y 
Y = a2 + b2 X 
Sehingga X = 500.000 + 0,2 Y 
Y = 400.000 + 0,1 X 
Maka X = 500.000 + 0,2 (400.000 + 0,1X) 
X = 500.000 + 80.000 + 0,02X 
X- 0,02X = 580.000 
0,98X = 580.000 
X = 591.836,7 
Untuk mencari Y , masukkan nilai X dalam persamaan 
X = 500.000 + 0,2Y 
591.836,7 = 500.000 + 0,2 Y 
91.836,7 = 0,2 Y 
Y = 459.183,7 
Dept jasa Budget Menerima Memberi BOP netto 
Jasa X 500.000 91.836,7 59.183,7 532.653 
Jasa Y 400.000 59.183,7 91.836,7 367.347 
BOP keseluruhan masing-masing bagian produksi: 
Bag. Produksi I Bag. Produksi II 
Budget BOP 2.000.000 1.500.000 
Alokasi BOP 
Jasa X 50/90x532.653=295.918,3 40/90x532.653=236.734,7 
Jasa Y 40/80x367.347=183.673,5 40/80x367.347=183.673,5 
BOP keseluruhan 2.479.591,8 1.920.408,2 
Tarif BOP masing-masing bagian produksi: 
Tarif BOP bagian produksi I persatuan DMH 
Rp 2.479.591,8 : 50.000 = 49,6 
Tarif BOP bagian produksi II satuan DLH 
77
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
Rp 1.920.408,2 : 25.000 = 76,8 
LATIHAN 
Soal 1 
Sebuah gedung dipakai bersama oleh barang pabrik, bagian administrasi umum 
dan bagian administrasi penjualan. Luas gedung 1000 m 2 yang penggunaannya 
dibagi sebagai berikut: 
Pabrik 600 m 2 
Administrasi 100 m 2 
Penjualan 300 m 2 
1000 m 2 
Biaya depresiasi gedung per tahun sebesar Rp 5 juta. Berapa besarnya BOP yang 
berasal dari biaya depresiasi? 
Soal 2 
Perencanaan biaya produksi PT NUSA INDAH tiap departemen sebagai berikut: 
Produksi I 3.000.000 
Produksi II 2.000.000 
Produksi III 1.000.000 
Jasa x 800.000 
Jasa y 400.000 
Penggunaan jasa dari bagian jasa 
Pemberi jasa Penerima jasa 
Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B 
Jasa A 40% 40% - 10% 
Jasa B 40% 50% 10% 
Berapakah BOP netto departemen masing-masing departemen jasa 
Berapakah BOP di departemen produksi setelah alokasi dari departemen jasa 
Soal 3 
PT ABC menentukan tarif BOP untuk memperhitungkan HPP. Adapun data 
perencanaan yang tersedia sebagai berikut: 
a. BOP dalam setahun 
Departemen Kegiatan Jumlah biaya 
Produksi I Prosessing 8.000.000 
Produksi II Finishing 6.000.000 
Jasa X Diesel 5.000.000 
78
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
Jasa Y Bengkel 4.000.000 
Penggunaan jasa dari departtemen jasa teknik 
Pemberi jasa Departemen pemakai jasa 
Prod I Prod II Jasa X Jasa Y 
Jasa teknik X 40% 50% - 10% 
Jasa teknik Y 40% 40% 20% - 
Volume kegiatan masing-masing departemen 
Departemen produksi I 8000 jam, 60 % untuk produk A dan 40% untuk produk B 
Depet prod II 6000 jam, 50% untuk produk A dan 50% untuk produl B 
Rencana produksi dan penjualan 
10000 satuan produk A akan dijual denga harga 600o/unit 
ddan 8000 satuan/unit produk B dengan harga jual 5000/unit 
Biaya produksi dan penjualan 
Produk A Produk B 
Biaya bahan baku 20 juta 15 juta 
Biaya TKL 9 juta 6 juta 
Biaya penjualan 5 juta 
Biaya umum dan administrasi 4 juta 
Berdasarkan data diatas diminta: 
Menentukan BOP netto departemen jasa 
Biaya di departemen produksi 
Tarif perjam untuk depet produksi 
Anggaran Harga Pokok produksi untuk barang A dan barang B 
Soal 4 
Tarip BOP ditentukan berdasarkan rencana kegiatan produksi tahunan yang 
dasarnya adalah jumlah DMH menurut anggaran. Penggunaannya dari bulan ke 
bulan digunakan jumlah DMH riil bulan yang bersangkutan. Data yang tersedia 
sebagai berikut: 
Departemen Biaya Jumlah DMH 
Produksi I 4.000.000 500.000 
Produksi 2 3.000.000 300.000 
Jasa 1 1.000.000 100.000 
Jasa 2 800.000 100.000 
Pemakaian jasa yang dihasilkan departemen jasa menurut jumlah DMH 
79
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
Pemberi jasa Penerima jasa 
Produksi I (DMH) Produksi II(DMH) Jasa 1(DMH) Jasa2(DMH) 
Dept. Jasa 1 40.000 50.000 - 10.000 
Dept. Jasa 2 40.000 40.000 20.000 - 
80.000 90.000 20.000 10.000 
Untuk bulan Januari 2007 
- Dept produksi 1 akan bekerja selama 45.000 DMH 
- Dept produksi 2 akan bekerja selama 25.000 DMH 
Pertanyaaan: 
1. Tentukan besarnya tarif BOP per DMH untuk setiap departemen produksi 
2. Tentukan besarnya anggaran biaya overhead pabrik untuk kedua departemen 
produksi khusus selama bulan Januari 2007 
Rangkuman 
Pengertian budget BOP yaitu budget yang merencanakan secara lebih terinci 
tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang 
di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah 
biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung 
tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) 
di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi. 
Bagian Produksi Suatu Perusahaan terdiri dari departemen produksi dan 
departemen pembantu/jasa. Departemen produksi yaitu depatemen yang 
aktivitasnya memproses bahan baku menjadi barang jadi sedangkan departemen 
pembantu atau jasa yaitu departemen yang membantu kelancaran departemen 
produksi. Alokasi BOP yaitu pembagian BOP departemen pembantu ke 
departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu 
yang lain dan departemen produksi. 
Daftar Pustaka 
Any Agus Kana, 1990, Anggaran Perusahaan, AK Group. Yogyakarta 
80
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 
Gunawan Adisapupro, 1997, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan , buku 1, BPFE 
Yogyakarta 
Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta 
M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta 
81

More Related Content

What's hot

9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bopAlak Dolokan
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
my3m
 
Departementalisasi bop 13 des 2011
Departementalisasi bop  13 des 2011Departementalisasi bop  13 des 2011
Departementalisasi bop 13 des 2011
yayansaleho
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Aii Lelasari
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarririsruslandi
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
hasril ariel
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
amrinarosada7x
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
Samudra Minang
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenFika Ratnasari
 
Bab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopBab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bop
YABES HULU
 
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costingAkuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Selfia Dewi
 
Chapter 3 penetuan biaya per unit
Chapter 3 penetuan biaya per unitChapter 3 penetuan biaya per unit
Chapter 3 penetuan biaya per unitAsdar Munandar
 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Anis Fithriyani
 
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemenAkuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Selfia Dewi
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikAyi Suwandi
 
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingMetode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingImam Nor Chamid
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasikoranbekas
 

What's hot (19)

9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Departementalisasi bop 13 des 2011
Departementalisasi bop  13 des 2011Departementalisasi bop  13 des 2011
Departementalisasi bop 13 des 2011
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemen
 
Bab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopBab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bop
 
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costingAkuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
Akuntansi biaya bab 2 metode job order, full costing
 
Chapter 3 penetuan biaya per unit
Chapter 3 penetuan biaya per unitChapter 3 penetuan biaya per unit
Chapter 3 penetuan biaya per unit
 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
 
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemenAkuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
 
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingMetode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
 
Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrikBiaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi
 

Similar to Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
KomangEndrawan1
 
3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx
kristiadipaulus
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
SofiyanHidayat1
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bopkoranbekas
 
Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5
Judianto Nugroho
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1Lia Ivvana
 
Ak211 072148-723-3
Ak211 072148-723-3Ak211 072148-723-3
Ak211 072148-723-3
Dita Ariningrum
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok proses
sugiartobyl
 
4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.ppt4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.ppt
MasPay1
 
Biaya+produksi
Biaya+produksiBiaya+produksi
Biaya+produksistiemb
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptx
Nurulmutia12
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptx
Nurulmutia12
 
Metode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses Awal
Metode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses AwalMetode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses Awal
Metode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses Awal
Fenny Handayani
 
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptxKelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
mulianipelita
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
ChandraSetiawan44
 
Akuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptxAkuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptx
MiaAdinda3
 
Materi bop
Materi bopMateri bop
Materi bop
YABES HULU
 

Similar to Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik (20)

Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop
 
Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
Ak211 072148-723-3
Ak211 072148-723-3Ak211 072148-723-3
Ak211 072148-723-3
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok proses
 
4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.ppt4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.ppt
 
Biaya+produksi
Biaya+produksiBiaya+produksi
Biaya+produksi
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptx
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptx
 
Biaya+produksi
Biaya+produksiBiaya+produksi
Biaya+produksi
 
Metode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses Awal
Metode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses AwalMetode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses Awal
Metode Harga Pokok Proses Tanpa Produk Dalam Proses Awal
 
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptxKelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
 
Akuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptxAkuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptx
 
Materi bop
Materi bopMateri bop
Materi bop
 

More from Mohamad Bastomii

6 1-34-1-10-20170809
6 1-34-1-10-201708096 1-34-1-10-20170809
6 1-34-1-10-20170809
Mohamad Bastomii
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilMohamad Bastomii
 
Sebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahuSebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahuMohamad Bastomii
 
Pengamatan lingkungan
Pengamatan lingkunganPengamatan lingkungan
Pengamatan lingkungan
Mohamad Bastomii
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
Mohamad Bastomii
 
Tologi manajemen
Tologi manajemenTologi manajemen
Tologi manajemen
Mohamad Bastomii
 
Kuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetakKuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetakMohamad Bastomii
 

More from Mohamad Bastomii (8)

6 1-34-1-10-20170809
6 1-34-1-10-201708096 1-34-1-10-20170809
6 1-34-1-10-20170809
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
Sebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahuSebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahu
 
Pengamatan lingkungan
Pengamatan lingkunganPengamatan lingkungan
Pengamatan lingkungan
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Tologi manajemen
Tologi manajemenTologi manajemen
Tologi manajemen
 
Job vancancy
Job vancancyJob vancancy
Job vancancy
 
Kuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetakKuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetak
 

Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

  • 1. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK Kompetensi dasar Memahami dan menyusun budget biaya overhead pabrik Indikator 1. Menjelaskan pengertian budget biaya overhead pabrik 2. Menjelaskan departemen produksi dan departemen pembantu 3. Menjelaskan metode alokasi biaya 4. Menjelaskan satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa/pembantu 5. Menjelaskan alokasi BOP A. Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi. Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. B. Biaya Pabrik Tidak Langsung Semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual. C. Bagian Produksi Suatu Perusahaan 1. Departemen Produksi Bagian (departemen) yang menjalankan kegiatan produksi, yaitu kegiatan mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang lain yang nantinya akan dijual. 2. Departemen Pembantu 71
  • 2. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Bagian (departemen) yang tidak menjalankan kegiatan produksi, melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran jalannya proses produksi, misalnya: a. Bagian administrasi pabrik b. Bagian reparasi dan pemeliharaan c. Bagian tenaga pembangkit D. Metode Alokasi Biaya 1. Metode yang mendasarkan pada perbandingan dari masing-masing bagian (departemen) yang menggunakan watt yang besar akan meperoleh bagian biaya yang besar pula. Misalnya untuk biaya listrik. 2. Metode yang mendasarkan pada perbandingan luas lantai dari masing-masing bagian (departemen) di dalam perusahaan. Misalnya untuk biaya pemeliharaan ruangan. 3. Metode yang mendasarkan pada perbandingan jumlah karyawan dari masing-masing departemen. Misalnya untuk biaya antar jemput karyawan. 4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai kekayaan dari masing-masing departemen perusahaan. Misalnya untuk upah penjaga malam. E. Satuan-Satuan Kegiatan Yang Umum Dipakai Pada Bagian Produksi Dan Bagian Jasa/Pembantu 1. Bagian Produksi a. Unit barang yang dihasilkan b. Jam buruh langsung (DLH) c. Jam mesin langsung (DMH) d. Biaya bahan mentah e. Biaya tenaga kerja langsung 2. Bagian jasa/pembantu a. Jam reparasi langsung (DRH) b. Kilowatt hour untuk bagian pembangkit tenaga listrik c. Nilai pembelian bahan mentah untuk bagian pembelian 72
  • 3. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan d. Jam buruh langsung dan jumlah tenaga kerja untuk bagian umum dan administrasi pabrik. F. Pembebanan Biaya-Biaya Departermen Produksi 1. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan yang dihasilkan dari masing-masing jenis produk. Metode ini mengakibatkan beban biaya per unit dari semua jenis produk adalah sama besar sehingga pengaruhnya terhadap kalkulasi HPP dari semua produk sama besar. Metode ini cocok untuk produk yang harga jualnya relatif sama. 2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini untuk harga jual yang jauh berbeda. 3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan bahan mentah rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengaruhi oleh besar kecilnya penggunaan bahan mentah. 4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan JKTKL rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengruhi oleh besar kecilnya JKTKL. G. Permasalahan BOP Pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi H. Distribusi Biaya Overhead Pabrik Pembagian overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen yang menikmatinya. I. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Pembagian BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi atau dari Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan Departemen Produksi. J. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Pembagian BOP kepada produk 73
  • 4. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan K. Alokasi BOP Kemungkinan alokasi tidaklangsung dilakukan karena pada dasarnya biaya yang dikeluarkan bagian pembantu nantinya akan dipertangungjawabkan oleh bagian produksi, karena fungsi bagian jasa adalah membantu jalannya proses produksi. Kemungkinan alokasi jasa departemen pembantu adalah sebagai berikut: 1. Jasa departemen pembantu hanya digunakan oleh bagian produksi Dalam contoh ini misalnya jasa bagian listrik (X), bagaian reparasi(Y) dan bagian pemeliharaan mesin(Z) digunakan hanya oleh bagian produksi yaitu bagian produksi I(A), produksi II(B) dan produksi III(C). Contoh PT PERMAI dalam memproduksi barang menggunakan 3 departemen produksi dan 3 departemen jasa Biaya yang terjadi didepartemen sebagai berikut: Produksi A Rp 10.000.000 Produksi B Rp 8.500.000 Produksi C Rp 9.200.000 Jasa X Rp 5.000.000 Jasa Y Rp 4.000.000 Jasa Z Rp 3.000.000 Alokasi BOP dari departemen jasa ke departemen produksi sebagai berikut: Dept. pemberi jasa Departemen penerima jasa A B C X Y Z Jasa X 30% 50% 20% - 0 0 Jasa Y 25% 45% 30% 0 - 0 Jasa Z 40% 15% 45% 0 0 - Output departemen A = 5000, departemen B 6000 departemen C 5500, atas dasar diatas hitunglah:  BOP masing-masing departemen produksi setelah memperoleh alokasi biaya dari departemen jasa  BOP per unit di masing-masing departemen produksi Jawab: Biaya Overhead Pabrik 74
  • 5. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan BOP Dept. Produksi A Dept. Produksi B Dept. Produksi C Langsung 10.000.000 8.500.000 9.200.000 Tidak langsung (alokasi) Jasa X (5 jt) (0,3x5.000.000) =1,5 jt (0,5x5.000.000) = 2,5 jt (0,2x5.000.000) = 1 jt Jasa Y(4 jt) (0,25x4.000.000) =1 jt (0,45x4.000.000) = 1,8 jt (0,3x4.000.000) = 1,2 jt Jasa Z(3 jt) (0,4x3.000.000) =1,2 jt (0,15x3.000.000) =0,45 jt (0,45x3.000.000)= 1,35jt BOP departemen 13,7 jt 13,25 jt 12,75 jt Output 5000 6000 5500 BOP per unit 2740 2208,3 2318,2 2. Jasa departemen pembantu digunakan oleh departemen produksi dan departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen jasa listrik (X) digunakan jasanya oleh departemen produksi dan departemen jasa reparasi (Y). Sedangkan departemen jasa Y jasanya hanya digunakan oleh departemen produksi. Contoh PT RAHAYU menjalankan produksinya dengan dua departemen produksi dan 3 departemen jasa Biaya yang terjadi sebagai berikut: Produksi I 1.000.000 Produksi II 800.000 Jasa X 400.000 Jasa Y 200.000 Penggunaan jasa dari departemen jasa Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y Jasa X 40% 50% 10% Jasa Y 50% 50% Hitunglah biaya di departemen produksi I dan II Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y Langsung 1.000.000 800.000 400.000 200.000 Tidak langsung Jasa X (400.000) 160.000 200.000 (400.000) 40.000 Jasa Y (240.000) 120.000 120.000 (240.000) 1.280.000 1.120.000 0 0 3. Jasa departemen pembantu digunakan oleh bagian produksi dan bagian pembantu lain dan antar departemen pembantu saling mengunakan jasanya. 75
  • 6. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Misalnya bagian listrik menggunakan jasa bagian reparasi, bagian reparasi menggunakan jasa bagian listrik. Kalau terjadi seperti ini maka untuk mengalokasikan biaya overhead bagian jasa/pembantu dengan metode aljabar. Dalam metode ini biaya yang timbul pada masing-masing bagian/jasa pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan alajabar. X = a1 + b1 Y Y= a2 + b2 X di mana X adalah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi b1 adalah prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagoan X b2 adalah prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y Data yang diketahui dari PT MAJU adalah: a. Rencana biaya Overheead Pabrik setahun Bagian Biaya Produksi I 2 juta Produksi II 1,5 juta Jasa A 500.000 Jasa B 400.000 b. Penggunaan jasa dari bagian jasa Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B Jasa A 50% 40% - 10% Jasa B 40% 40% 20% c. Luas kegiatan yang direncanakan Produksi I = 50.000 DMH setahun Produksi II = 25.000 DLH setahun Dengan data di atas, diminta untuk: 1. Menentukan besarnya BOP masing-masing bagian jasa setelah saling menerima dan memberi jasa masing-masing 76
  • 7. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 2. Menentukan besarnya BOP masing-masing produksi setelah menyerap BOP dari bagian jasa 3. Menentukan tarif BOP masing-masing bagian produksi untuk setiap satuan jam sesuai tingkat kegiatan masing-masing Besarnya BOP netto masing-masing bagian jasa , menggunakan persamaan aljabar yang berlaku adalah: X = a1 + b1 Y Y = a2 + b2 X Sehingga X = 500.000 + 0,2 Y Y = 400.000 + 0,1 X Maka X = 500.000 + 0,2 (400.000 + 0,1X) X = 500.000 + 80.000 + 0,02X X- 0,02X = 580.000 0,98X = 580.000 X = 591.836,7 Untuk mencari Y , masukkan nilai X dalam persamaan X = 500.000 + 0,2Y 591.836,7 = 500.000 + 0,2 Y 91.836,7 = 0,2 Y Y = 459.183,7 Dept jasa Budget Menerima Memberi BOP netto Jasa X 500.000 91.836,7 59.183,7 532.653 Jasa Y 400.000 59.183,7 91.836,7 367.347 BOP keseluruhan masing-masing bagian produksi: Bag. Produksi I Bag. Produksi II Budget BOP 2.000.000 1.500.000 Alokasi BOP Jasa X 50/90x532.653=295.918,3 40/90x532.653=236.734,7 Jasa Y 40/80x367.347=183.673,5 40/80x367.347=183.673,5 BOP keseluruhan 2.479.591,8 1.920.408,2 Tarif BOP masing-masing bagian produksi: Tarif BOP bagian produksi I persatuan DMH Rp 2.479.591,8 : 50.000 = 49,6 Tarif BOP bagian produksi II satuan DLH 77
  • 8. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Rp 1.920.408,2 : 25.000 = 76,8 LATIHAN Soal 1 Sebuah gedung dipakai bersama oleh barang pabrik, bagian administrasi umum dan bagian administrasi penjualan. Luas gedung 1000 m 2 yang penggunaannya dibagi sebagai berikut: Pabrik 600 m 2 Administrasi 100 m 2 Penjualan 300 m 2 1000 m 2 Biaya depresiasi gedung per tahun sebesar Rp 5 juta. Berapa besarnya BOP yang berasal dari biaya depresiasi? Soal 2 Perencanaan biaya produksi PT NUSA INDAH tiap departemen sebagai berikut: Produksi I 3.000.000 Produksi II 2.000.000 Produksi III 1.000.000 Jasa x 800.000 Jasa y 400.000 Penggunaan jasa dari bagian jasa Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B Jasa A 40% 40% - 10% Jasa B 40% 50% 10% Berapakah BOP netto departemen masing-masing departemen jasa Berapakah BOP di departemen produksi setelah alokasi dari departemen jasa Soal 3 PT ABC menentukan tarif BOP untuk memperhitungkan HPP. Adapun data perencanaan yang tersedia sebagai berikut: a. BOP dalam setahun Departemen Kegiatan Jumlah biaya Produksi I Prosessing 8.000.000 Produksi II Finishing 6.000.000 Jasa X Diesel 5.000.000 78
  • 9. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Jasa Y Bengkel 4.000.000 Penggunaan jasa dari departtemen jasa teknik Pemberi jasa Departemen pemakai jasa Prod I Prod II Jasa X Jasa Y Jasa teknik X 40% 50% - 10% Jasa teknik Y 40% 40% 20% - Volume kegiatan masing-masing departemen Departemen produksi I 8000 jam, 60 % untuk produk A dan 40% untuk produk B Depet prod II 6000 jam, 50% untuk produk A dan 50% untuk produl B Rencana produksi dan penjualan 10000 satuan produk A akan dijual denga harga 600o/unit ddan 8000 satuan/unit produk B dengan harga jual 5000/unit Biaya produksi dan penjualan Produk A Produk B Biaya bahan baku 20 juta 15 juta Biaya TKL 9 juta 6 juta Biaya penjualan 5 juta Biaya umum dan administrasi 4 juta Berdasarkan data diatas diminta: Menentukan BOP netto departemen jasa Biaya di departemen produksi Tarif perjam untuk depet produksi Anggaran Harga Pokok produksi untuk barang A dan barang B Soal 4 Tarip BOP ditentukan berdasarkan rencana kegiatan produksi tahunan yang dasarnya adalah jumlah DMH menurut anggaran. Penggunaannya dari bulan ke bulan digunakan jumlah DMH riil bulan yang bersangkutan. Data yang tersedia sebagai berikut: Departemen Biaya Jumlah DMH Produksi I 4.000.000 500.000 Produksi 2 3.000.000 300.000 Jasa 1 1.000.000 100.000 Jasa 2 800.000 100.000 Pemakaian jasa yang dihasilkan departemen jasa menurut jumlah DMH 79
  • 10. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I (DMH) Produksi II(DMH) Jasa 1(DMH) Jasa2(DMH) Dept. Jasa 1 40.000 50.000 - 10.000 Dept. Jasa 2 40.000 40.000 20.000 - 80.000 90.000 20.000 10.000 Untuk bulan Januari 2007 - Dept produksi 1 akan bekerja selama 45.000 DMH - Dept produksi 2 akan bekerja selama 25.000 DMH Pertanyaaan: 1. Tentukan besarnya tarif BOP per DMH untuk setiap departemen produksi 2. Tentukan besarnya anggaran biaya overhead pabrik untuk kedua departemen produksi khusus selama bulan Januari 2007 Rangkuman Pengertian budget BOP yaitu budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi. Bagian Produksi Suatu Perusahaan terdiri dari departemen produksi dan departemen pembantu/jasa. Departemen produksi yaitu depatemen yang aktivitasnya memproses bahan baku menjadi barang jadi sedangkan departemen pembantu atau jasa yaitu departemen yang membantu kelancaran departemen produksi. Alokasi BOP yaitu pembagian BOP departemen pembantu ke departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi. Daftar Pustaka Any Agus Kana, 1990, Anggaran Perusahaan, AK Group. Yogyakarta 80
  • 11. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Gunawan Adisapupro, 1997, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan , buku 1, BPFE Yogyakarta Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta 81