1. Metode Harga Pokok
Proses (Proses Costing)
Kelompok 5
Sri wahyuni Razak_210901501052
Andi Tenrisau Nurrahmah_210901501048
Nurul Mutia_210901502091
Detha Anugerah Ainiyyah_210901502076
Azhar Ns_210901501055
Musdalifah_210901500021
Astika Azzahra_210901502085
2. MATERI YANG AKAN DIBAHAS :
Tujuan Dan Karakteristik
Dari metode Harga Pokok
Proses
01
Biaya Produksi Per
departemen dan Alir
02
Jenis dan arus
produksi dalam
pembuatan Produk
03
Prosedur
Akuntansi
04
Pengaruh Otomatis
atas Strukur Biaya
Produksi
05
Penyusunan
Laporan Biaya
Produksi
06
4. TUJUAN
Tujuan dari metode harga pokok pada
akhirnya adalah menentukan harga pokok
atau biaya per unit yang diperoleh dengan
cara membagi jumlah biaya pada suatu
periode tertentu dengan jumlah unit produk
yang dihasilkan pada periode tersebut.
5. KARAKTERISTIK
Karakteristik dari metode harga pokok proses adalah sebagai berikut.
1. Biaya-biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya, dan bukan berdasarkan
pekerjaan pesanan seperti halnya dalam metode harga pokok pesanan.
2. Biaya produksi atau pengolahan dibebankan kepada akun barang dalam proses dari masing-masing
departemen.
3. Jumlah unit dari barang dalam proses dalam setiap Departemen harus dinyatakan dalam bentuk
tingkat penyelesaiannya dan unit yang dianggap selesai, diperoleh dengan mengonversikan jumlah unit
yang belum selesai secara proporsional dengan tingkat penyelesaian pada akhir periode.
4. Biaya per unit dihitung menurut departemen atau pusat biaya.
5. Pada saat produksi selesai dalam suatu Departemen produksi, jumlah unit yang selesai dan biayanya
dipindahkan ke Departemen produksi berikutnya atau gudang barang jadi.
7. Biaya produksi yang dikeluarkan pada setiap Departemen
seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik diakumulasikan dalam akun barang dalam
proses yang dihasilkan untuk setiap Departemen produksi
yang bersangkutan.
Dalam metode harga pokok proses, elemen-elemen biaya
produksi secara keseluruhan maupun per unit diikhtisarkan
dalam laporan biaya produksi yang akan diuraikan secara
lengkap. Laporan ini juga menunjukkan perhitungan atas
biaya dari jumlah unit yang telah selesai dan kemudian
dipindahkan ke Departemen berikutnya, serta biaya dari
jumlah unit yang masih dalam proses.
9. A. ARUS PRODUK BERURUTAN
Dalam arus produk yang berurutan , unit-unit produk mengalir melalui semua
tahapan produksi atau Departemen dalam urutan yang sama. Arus produk seperti
ini merupakan arus yang paling sederhana seperti yang ditunjukkan pada akun
barang dalam proses per Departemen dalam bentuk huruf T
10. B. ARUS PRODUK PARALEL
Dalam arus produk paralel, bahan baku pada mulanya mengalir melalui beberapa departemen yang berbeda
hingga disatukan dalam suatu proses tahapan terakhir atau tahapan penyelesaian untuk menjadi barang jadi.
11. C. ARUS SELEKTIF
Dalam arus selektif, bahan baku yang sama mengalir dalam beberapa tahapan produksi atau urutan
departemen yang berbeda, dan masing-masing urutan Departemen dalam pengolahan tersebut akan
menghasilkan barang jadi yang berbeda.
13. 1. Akuntansi biaya bahan baku
Dalam metode harga pokok proses, pencatatan biaya bahan baku tidak sebanyak jika
dibandingkan dengan metode harga pokok pesanan . hal ini dikarenakan bahan baku dibebankan
kepada Departemen- departemen, bukan pada pekerjaan-pekerjaan pesanan yang biasanya
berjumlah jauh lebih banyak.
Diminta: Buatlah ayat jurnal untuk mencatat penggunaan bahan baku langsung pada departemen
Solusi: Berikut ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat pemakaian bahan baku langsung pada Departemen
pemotongan
Barang dalam proses -Dept Pemotongan
Persediaan Bahan Baku
CONTOH :
Anggaplah bahwa Departemen pemotongan adalah departemen yang
pertama kali melakukan proses produksi dan menggunakan bahan baku
langsung sebesar Rp.38.000.000 pada suatu bulan.
38.000.000
38.000.000
14. 2. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Metode harga pokok proses memerlukan lebih sedikit pekerjaan administrasi daripada metode
harga pokok pesanan dalam menghitung dan mengumpulkan biaya tenaga kerja. Jumlah tenaga
kerja langsung yang dibebankan kepada masing-masing Departemen produksi ditentukan menurut
penghasilan bruto dari karyawan yang bertugas dalam Departemen Departemen tersebut.
CONTOH :
perusahaan membayarkan gaji dan upah sebesar Rp.160.760.000 dengan
pendistribusian sebagai berikut:
Departemen pemotongan………………………….. Rp. 78.400.000
Departemen perakitan……………………………… Rp. 82.360.000
Maka jurnalnya:
Barang dalam Proses-Dept. Pemotongan
Barang Dalam Proses- Dept. Perakitan
Gaji dan Upah
78.400.000
82.360.000
160.760.000
15. 3. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Dalam membebankan biaya overhead pabrik kepada Departemen-departemen produksi dapat
digunakan tarif yang ditetapkan lebih dahulu( predetermine rate) dapat juga digunakan biaya yang
sesungguhnya terutama apabila tingkat produksi relatif konstan. Pada saat biaya overhead pabrik
yang Sesungguhnya telah terjadi, biaya ini dicatat dalam akun biaya overhead pabrik dan juga
dihimpun dalam masing-masing buku besar pembantu atau kartu biaya dari Departemen produksi
dan Departemen pendukung.
CONTOH AYAT JURNAL :
Biaya overhead pabrik
biaya yang masih harus dibayar
utang dagang
akumulasi penyusutan
biaya dibayar dimuka
persediaan bahan baku
gaji dan upah
151.180.000
10.780.000
41.000.000
73.000.000
14.400.000
7.000.000
5.000.000
17. Struktur biaya produksi akan berubah Apabila terjadi otomatisasi dalam
lingkungan manufaktur. Seberapa jauh struktur biaya ini akan berubah
bergantung pada tinggi atau rendahnya perubahan tingkat otomatisasi.
Dengan otomatisasi yang dilakukan secara menyeluruh dalam segala
aspek kegiatan pabrik maka biaya tenaga kerja langsung akan menurun
dan menjadi bagian yang tidak berarti dalam jumlah biaya produksi.
Peningkatan biasanya terjadi pada unsur biaya overhead pabrik yang
disebabkan oleh penambahan investasi yang cukup mahal yang
dilakukan oleh perusahaan.
19. Dalam metode harga pokok proses, analisis atas kegiatan dari setiap
Departemen produksi disajikan dalam laporan biaya produksi (cost of
production report) per departemen.
Laporan ini terdiri atas dua bagian pokok yaitu:
1. Produksi dalam unit.
2. Produksi dalam unit.
Untuk menyusun laporan biaya produksi diperlukan informasi tentang ::
20. 1. Unit Produksi Ekuivalen.
Angka unit produksi ekuivalen merupakan jumlah unit yang selesai dan ditambah dengan jumlah barang
dalam proses dengan memperhitungkan tingkat (persentase) penyelesaian nya.
Departemen pemotongan PT Andalas Sejahtera memiliki data Produksi atas produk A
selama bulan Januari 2018 sebagai berikut
Unit dalam proses awal………………………………………………. -
unit yang dimasukkan dalam proses………………………………... 54.000
unit yang selesai dan ditransfer ke Departemen berikutnya…....... 45.000
unit dalam proses akhir (tingkat penyelesaian 25%)……………… 9.000
Diminta:Hitunglah unit produksi ekuivalen dalam Departemen pemotongan untuk bulan
Januari 2018
Solusi: Unit produksi ekuivalen
unit yang selesai dan ditransfer ke Departemen berikutnya
(45.000 unit × 100%)…………………………………..45.000
Unit dalam proses akhir (9000 × 25%)……………… 2.250
Unit ekuivalen………………………………………….47.250
CONTOH :
21. 2. Biaya Per Unit
Setelah unit produksi ekuivalen diketahui, maka biaya per unit per Departemen untuk setiap elemen
biaya produksi bahan baku, Tenaga Kerja, dan overhead pabrik dapat dihitung dengan membagi jumlah
dari masing-masing biaya tersebut dengan angka produksi ekuivalen
Biaya per unit = Total Biaya Departemen / Jumlah Unit Ekuivalen
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh Departemen pemotongan pada PT
Andalas Sejahtera selama bulan Januari 2018 adalah Rp.1.575.000.000.
Jumlah unit ekuivalen untuk Januari adalah 47.250 unit
Diminta:Hitunglah biaya per unit produk A pada Departemen pemotongan
untuk Januari
Solusi:
Biaya per unit = Jumlah biaya/ jumlah unit ekuivalen
= Rp. 1.575.000.000 / 47.250 unit
= Rp. 33.333,33
CONTOH :
22. 3. Pertanggungjawaban Biaya
Dalam Laporan biaya produksi terdapat Bagian yang menunjukkan jumlah biaya yang telah
dikeluarkan dan yang harus dipertanggungjawabkan, dan pertanggungjawaban atas biaya
tersebut di atas. Dengan demikian maka biaya yang telah dikeluarkan dan
dipertanggungjawabkan harus sama dengan jumlah yang menunjukkan pertanggungjawaban
biayanya
23. Kesimpulan
Metode Harga Pokok Proses adalah metode yang mengakumulasikan biaya berdasar
tempat terjadinya proses produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan pada setiap
Departemen seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
diakumulasikan dalam akun barang dalam proses yang dihasilkan untuk setiap
Departemen produksi yang bersangkutan. Adapun untuk menyusun laporan biaya
produksi, diperlukan informasi :
1. Angka unit produksi ekuivalen yakni jumlah unit yang selesai dan ditambah dengan
jumlah barang dalam proses dengan memperhitungkan tingkat (persentase)
penyelesaian nya.
2. Biaya per Unit yakni dapat dihitung dengan membagi jumlah dari masing-masing
biaya tersebut dengan angka produksi ekuivalen