Dokumen tersebut membahas tentang anggaran biaya overhead pabrik, yang merupakan biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi. Dokumen menjelaskan pengertian, tujuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, serta rumus dan contoh perhitungan untuk menghitung biaya overhead netto setiap departemen dan menghitung tarif biaya overhead.
Laporan menghitung harga pokok produksi dua departemen dengan metode harga pokok rata-rata tertimbang untuk bulan Februari. Departemen 1 memproduksi 35.000 unit dengan biaya Rp31,2 juta. Departemen 2 memproduksi 44.000 unit dengan biaya Rp42,4 juta, termasuk biaya Rp29,9 juta dari departemen 1.
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelMuhammad Fajar
Dokumen menjelaskan perbedaan pendekatan full costing dan variable costing dalam penentuan harga pokok produk dan penyusunan laporan laba rugi. Full costing membebankan semua biaya ke produk sedangkan variable costing hanya membebankan biaya variabel. Variable costing lebih mudah untuk pengambilan keputusan operasional dan penetapan harga jual.
Dokumen tersebut merangkum langkah-langkah menyusun anggaran tenaga kerja pada suatu perusahaan, mulai dari menentukan dasar satuan, membuat manning table, menghitung tingkat upah rata-rata, hingga menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung berdasarkan jam kerja dan tarif upah yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, manfaat, sifat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses alokasi biaya overhead pabrik dan contoh perhitungannya.
Laporan menghitung harga pokok produksi dua departemen dengan metode harga pokok rata-rata tertimbang untuk bulan Februari. Departemen 1 memproduksi 35.000 unit dengan biaya Rp31,2 juta. Departemen 2 memproduksi 44.000 unit dengan biaya Rp42,4 juta, termasuk biaya Rp29,9 juta dari departemen 1.
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelMuhammad Fajar
Dokumen menjelaskan perbedaan pendekatan full costing dan variable costing dalam penentuan harga pokok produk dan penyusunan laporan laba rugi. Full costing membebankan semua biaya ke produk sedangkan variable costing hanya membebankan biaya variabel. Variable costing lebih mudah untuk pengambilan keputusan operasional dan penetapan harga jual.
Dokumen tersebut merangkum langkah-langkah menyusun anggaran tenaga kerja pada suatu perusahaan, mulai dari menentukan dasar satuan, membuat manning table, menghitung tingkat upah rata-rata, hingga menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung berdasarkan jam kerja dan tarif upah yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, manfaat, sifat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses alokasi biaya overhead pabrik dan contoh perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) yang mempelajari hubungan antara penjualan, biaya, dan laba. Terdapat pembagian biaya menjadi biaya variabel dan tetap, serta konsep titik impas (break even point) dimana suatu organisasi tidak mendapat laba atau rugi. Metode perhitungan titik impas menggunakan persamaan matematika atau kontribusi margin.
Dokumen tersebut memberikan contoh analisis biaya reparasi dan pemeliharaan pada PT. Sukses tahun 2018 dengan dua metode, yaitu metode titik tertinggi dan terendah serta metode scattergraph. Kedua metode digunakan untuk menghitung biaya variabel dan tetap dengan menganalisis data biaya dan jam mesin selama setahun.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan biaya berdasarkan proses produksi dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Terdapat lima tahap perhitungan biaya yang meliputi analisis arus unit produksi, penghitungan unit ekuivalen, penentuan total biaya, perhitungan biaya per unit, serta pembagian biaya ke unit yang selesai dan barang dalam proses.
Biaya modal merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru. Terdiri dari biaya hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Manfaat mengetahui biaya modal antara lain untuk menentukan proyek menguntungkan, sebagai faktor diskonto arus kas, dan regulasi perusahaan monopoli. Besarnya biaya modal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, keputusan investasi, dan jumlah pembiaya
Bab 12 membahas pengambilan keputusan taktis yang terdiri atas pemilihan alternatif dengan hasil langsung atau terbatas. Keputusan harus mencapai tujuan jangka panjang dan meningkatkan daya saing. Proses pengambilan keputusan meliputi 6 langkah yaitu mendefinisikan masalah, mengidentifikasi alternatif, mengidentifikasi biaya dan manfaat, menghitung total biaya dan manfaat, menilai faktor kualitatif, dan
Model EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan tahunan. Dokumen menjelaskan komponen biaya yang dipertimbangkan dalam model EOQ serta contoh penerapannya untuk menghitung jumlah pemesanan, frekuensi pemesanan, dan reorder point untuk suatu perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang keputusan investasi yang meliputi beberapa metode penilaian investasi seperti Accounting Rate of Return, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index. Dokumen tersebut juga memberikan contoh perhitungan keputusan investasi pada suatu kasus.
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Dwi Wahyu
This document discusses cost allocation methods for support and producing departments. It begins by defining key terms like allocation, common costs, causal factors, and budgeted vs actual costs. It then explains the direct, sequential, and reciprocal methods for allocating support department costs to producing departments. Multiple charging rates and departmental overhead rates are also covered. Finally, it discusses allocating joint costs between products using physical units, sales value at split-off, or net realizable value methods.
Dokumen tersebut membahas tentang penganggaran biaya overhead pabrik perusahaan yang mencakup pengertian budget biaya overhead pabrik, jenis biaya overhead pabrik, bagian-bagian produksi perusahaan, metode alokasi biaya, satuan kegiatan bagian produksi dan pembantu, alokasi dan pembebanan biaya overhead pabrik.
Dokumen tersebut membahas analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) yang mempelajari hubungan antara penjualan, biaya, dan laba. Terdapat pembagian biaya menjadi biaya variabel dan tetap, serta konsep titik impas (break even point) dimana suatu organisasi tidak mendapat laba atau rugi. Metode perhitungan titik impas menggunakan persamaan matematika atau kontribusi margin.
Dokumen tersebut memberikan contoh analisis biaya reparasi dan pemeliharaan pada PT. Sukses tahun 2018 dengan dua metode, yaitu metode titik tertinggi dan terendah serta metode scattergraph. Kedua metode digunakan untuk menghitung biaya variabel dan tetap dengan menganalisis data biaya dan jam mesin selama setahun.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan biaya berdasarkan proses produksi dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Terdapat lima tahap perhitungan biaya yang meliputi analisis arus unit produksi, penghitungan unit ekuivalen, penentuan total biaya, perhitungan biaya per unit, serta pembagian biaya ke unit yang selesai dan barang dalam proses.
Biaya modal merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru. Terdiri dari biaya hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Manfaat mengetahui biaya modal antara lain untuk menentukan proyek menguntungkan, sebagai faktor diskonto arus kas, dan regulasi perusahaan monopoli. Besarnya biaya modal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, keputusan investasi, dan jumlah pembiaya
Bab 12 membahas pengambilan keputusan taktis yang terdiri atas pemilihan alternatif dengan hasil langsung atau terbatas. Keputusan harus mencapai tujuan jangka panjang dan meningkatkan daya saing. Proses pengambilan keputusan meliputi 6 langkah yaitu mendefinisikan masalah, mengidentifikasi alternatif, mengidentifikasi biaya dan manfaat, menghitung total biaya dan manfaat, menilai faktor kualitatif, dan
Model EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan tahunan. Dokumen menjelaskan komponen biaya yang dipertimbangkan dalam model EOQ serta contoh penerapannya untuk menghitung jumlah pemesanan, frekuensi pemesanan, dan reorder point untuk suatu perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang keputusan investasi yang meliputi beberapa metode penilaian investasi seperti Accounting Rate of Return, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index. Dokumen tersebut juga memberikan contoh perhitungan keputusan investasi pada suatu kasus.
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Dwi Wahyu
This document discusses cost allocation methods for support and producing departments. It begins by defining key terms like allocation, common costs, causal factors, and budgeted vs actual costs. It then explains the direct, sequential, and reciprocal methods for allocating support department costs to producing departments. Multiple charging rates and departmental overhead rates are also covered. Finally, it discusses allocating joint costs between products using physical units, sales value at split-off, or net realizable value methods.
Dokumen tersebut membahas tentang penganggaran biaya overhead pabrik perusahaan yang mencakup pengertian budget biaya overhead pabrik, jenis biaya overhead pabrik, bagian-bagian produksi perusahaan, metode alokasi biaya, satuan kegiatan bagian produksi dan pembantu, alokasi dan pembebanan biaya overhead pabrik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik (BOP). Dokumen juga menjelaskan proses penyusunan anggaran BOP mulai dari penanggung jawab perencanaan biaya, penentuan jumlah biaya, hingga pengawasan BOP. Diakhiri dengan contoh soal perhitungan BOP masing-masing departemen produksi dan jasa setelah
Dokumen tersebut memberikan contoh soal dan penyelesaian mengenai departementalisasi biaya overhead pabrik (BOP). Terdapat beberapa soal yang mencakup penghitungan alokasi BOP menggunakan metode kontinyu dan aljabar, serta distribusi biaya overhead departemen jasa menggunakan metode langsung, bertingkat, dan simultan.
7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baruCitra anggraini
Budget overhead pabrik merupakan rencana beban tidak langsung pabrik untuk periode tertentu yang mencakup jenis, jumlah, dan waktu beban tersebut terjadi di departemen mana. Terdiri dari biaya tetap, variabel, dan semi variabel serta mengidentifikasi komponen beban tidak langsung pabrik.
Dokumen tersebut membahas tentang metode harga pokok proses. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang homogen secara berkelanjutan. Metode ini mencatat biaya produksi setiap periode berdasarkan unit setara yang mempertimbangkan tingkat penyelesaian produk dalam proses.
Dokumen tersebut membahas tentang departemenalisasi biaya overhead pabrik, yang merupakan pembagian pabrik menjadi bagian-bagian atau departemen untuk mengalokasikan biaya overhead. Hal ini berguna untuk mengendalikan biaya dan menentukan harga pokok produk dengan lebih tepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan tarif biaya overhead per departemen melalui penyusunan anggaran dan alokasi biaya antar departemen.
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)arkirusmana
Anggaran komprehensif merupakan anggaran lengkap yang disusun sebagai alat bantu manajemen dalam mengembangkan perencanaan terpadu di seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran komprehensif terdiri dari rencana substantif, rencana keuangan jangka panjang dan tahunan, anggaran variabel, dan data statistik pendukung seperti analisis break-even dan standar biaya.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang harga pokok proses (process costing) dan contoh
penyelesaian kasus penghitungan harga pokok produksi dan laporan laba rugi untuk dua perusahaan
yang memproduksi melalui beberapa departemen dengan menggunakan metode harga pokok proses.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi biaya tenaga kerja yang mencakup pendefinisian biaya tenaga kerja, perhitungan upah kotor, penetapan tarif biaya overhead pabrik, distribusi biaya upah dan gaji, serta perhitungan harga pokok produksi.
Activity Based Costing (ABC) adalah sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi aktivitas dan mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas untuk memproduksi barang agar perhitungan biaya menjadi lebih tepat dan akurat dibandingkan metode konvensional. ABC direkomendasikan untuk perusahaan di Indonesia.
Anggaran komprehensif merupakan jaringan kerja yang terdiri dari beberapa anggaran terpisah yang saling bergantungan satu sama lain seperti anggaran penjualan, produksi, pembelian bahan baku, upah, biaya overhead, harga pokok produksi, laba rugi, dan arus kas.
Tes tengah semester mata kuliah akuntansi manajemen membahas konsep biaya produk, identifikasi biaya per unit, dan analisis biaya desain berdasarkan unit produksi untuk menentukan biaya variabel dan tetap serta fungsi biaya. Metode ABC juga digunakan untuk menghitung biaya overhead per unit produk.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Dokumen tersebut membahas metode harga pokok proses untuk menghitung biaya produksi per satuan. Metode ini digunakan untuk perusahaan yang berproduksi massal melalui satu atau lebih departemen produksi. Dokumen ini juga menjelaskan cara menghitung harga pokok produk jadi dan persediaan serta pengaruh produk hilang terhadap perhitungan biaya produksi.
Similar to ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx (20)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.memahami pengertian anggaran biayaoverhead pabrik.
2.menjelaskan kegunaan anggaran biaya overhead pabrik.
3.menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik.
4.menghitung harga pokok produksi.
5.menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
3. BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)
adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan sehubungan dengan
proses produksi , kecuali biaya bahan mentah langsung dan biaya tenaga
kerja langsung
DEFINISI ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak
langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama
periode tertentu dimasa yang akan datang
Tujuan umum penyusunan anggaran BOP
sebagai alat pedoman kerja, pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja
Tujuan secara khusus
1. mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien
2. menentukan harga pokok produk lebih tepat
3. mengetahui pengalokasian BOP sesuai dengan tempat dimana biaya
dibebankan
4. sebagai alat pengawasan BOP
4. Faktor-factor yang perlu diperhatikan dalam menyusun
anggaran BOP
1. Anggaran unit yang akan diproduksi terutama yang berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas dari waktu ke waktu selama periode yang akan dating
2. Barbagai standar yang telah ditetapkan perusahaan (mis, std pemakaian bahan
pembantu, listrik dan lainnya)
3. Sistim pembayaran upah yang dipakai perusahaan
4. Metode depresiasi, khususnya aktiva tetap
5. Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan, untuk membagi biaya-biaya yang
semula merupakan satu kesatuan menjadi beberapa kelompok biaya.
5. RUMUS UMUM :
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
Dimana :
X = biaya dept jasa X setelah menerima alokasi biaya dari dept jasa Y
Y = biaya dept jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari dept jasa X
a1= biaya dept jasa X
a2 = biaya dept jasa Y
b1 = persentase jasa Y yang digunakan jasa X
b2 = persentase jasa X yang digunakan jasa Y
6. CONTOH
Jumlah biaya
(rp)
Jumlah
DMH
Dept produksi 1 12.000.000 63.000
Dept produksi 2 9.000.000 33.000
Jasa X 3.000.000 9.000
Jasa Y 2.400.000 7.500
PT Ass, memproduksi produk “B” yang diproses melalui dua dept produksi dan dua dept
jasa. Tarif BOP ditentukan berdasarkan rencana kegiatan tahunan.
a. Biaya overhead pabrik. b. penggunaan hasil kegiatan
dept jasa
Pemakai jasa
Pemberi jasa
Jasa X Jasa Y
Dept produksi 1 45% 35%
Dept produksi 2 40% 45%
Jasa X - 20%
Jasa Y 15% -
7. anda diminta :
a. Menghitung BOP netto masing-masing dept jasa setelah saling memberi dan menerima
b. Menghitung besarnya BOP keseluruhan masing-masing dept produksi setelah menyerap BOP
dari dept jasa.
c. Menghitung tarif BOP masing-masing dept produksi utk setiap satuan kegiatan
Jawab :
Persamaan : X = 3.000.000 + 0,2 Y
Y = 2.400.000 + 0,15 X
X = 3.000.000 + 0,2 Y
X = 3.000.000 + 0,2 (2.400.000 + 0,15 X) X = 3.000.000 + 480.000 + 0,30 X
X = 3.000.000 + 480.000 + 0,30 X X – 0,30 X = 3.000.000 + 480.000
0,70 X = 3.480.000 X = 3.587.628,87 = 3.587.630
Y = 2.400.000 + 0,15 X Y = 2.400.000 + 0,15 ( 3.587.630)
Y = 2.400.000 + 538.144,5 = 2,938.144,5
8. a. BOPnetto dept jasa setelah saling memberi dan menerima
Jasa X: 0,2 Y = 0,2 x2,938.144,5
= 587,628,9
Jasa Y = 0,15 X = 0,15 x 3.587.630
= 538.144,3
Pemakai jasa
Pemberi jasa
Jasa X Jasa Y
Dept produksi 1 45% 35%
Dept produksi 2 40% 45%
Jasa X - 20%
Jasa Y 15% -
Dept jasa X Dept jasa Y
Anggaran
BOP
3.000.000 2.400.000
Menerima 587,628,9 538.144,3
Memberi 538.144,3 587,628,9
BOP netto 3.049.484,6 2.350.515,4
9. a. BOP netto dept jasa setelah saling memberi dan menerima
• jasa X
Menerima = 20% (Y)
= 20% (2,938.144,5)
= 587.628,9
Memberi = 15% X
= 15% (3.587.630)
= 538.144,3
• Jasa Y
Menerima = 15% (X) = 538.144,34
Memberi = 20% (Y) =587.628,9
Pemakai jasa
Pemberi jasa
Jasa X Jasa Y
Dept produksi 1 45% 35%
Dept produksi 2 40% 45%
Jasa X - 20%
Jasa Y 15% -
Dept jasa X Dept jasa Y
Anggaran
BOP
3.000.000 2.400.000
Menerima 587.628,9
(+)
538.144,3 (+)
Memberi 538.144,3 (-) 587.628,9 (-)
BOP netto 3.049.484,6 2.350.515,4
10. b. BOP netto dept produksi setelah menyerap BOP dari dept jasa
Produksi 1:
X = 45/85x3.587.630 =
Dept Prod 1 Dept Prod 2
Anggaran
BOP
12.000.000 9.000.000
Alokasi BOP :
Dept jasa X
Dept jasa Y
BOP netto
11. b. BOP netto dept produksi setelah menyerap BOP dari dept jasa
• Produksi 1
Jasa X = 45/85 (3.049.484,6)=
1.614.433,02
Jasa Y = 35/80 (2.350.515,4) =
1.028.350,49
• Produksi 2
Jasa X = 40/85 (3.049.484,6)=
1.435.051,58
Jasa Y = 45/80 (2.350.515,4) =
1.322.164,91
Dept Prod1 Dept prod 2
Anggaran
BOP
12.000.000 9.000.000
Alokasi BOP :
Dept jasa X 1.614.433,02 1.435.051,58
Dept jasa Y 1.028.350,49 1.322.164,91
BOP netto 14.642.783,5 11.757.216,5
Pemakai jasa
Pemberi jasa
Jasa X Jasa Y
Dept produksi 1 45% 35%
Dept produksi 2 40% 45%
Jasa X - 20%
Jasa Y 15% -
12. c. tarif BOP untuk masing-masing dept produksi
Dept Produksi 1 = (14.642.783,5) : (63.000 DMH) = Rp. 232,43/DMH
Dept Produksi 2 = (11.757.216,5) : (33.000 DMH) = Rp. 356,28/DMH
13. LATIHAN
PT matahari mengumpulkan data perencanaan untuk tahun 2021 sebagai berikut,
1. BOP setahun dari masing-masing dept : 2. Penggunaan jasa dari dept
jasa :
3. Waktu kerja : Dept Produksi 1 = 7.500 DMH dan Dept Produksi 2 = 3.750 DMH
Pemakai jasa
Pemberi jasa
Jasa X Jasa Y
Dept produksi
1
45% 50%
Dept produksi
2
40% 40%
Jasa X - 10%
Jasa Y 15% -
Jumlah biaya (rp) Jumlah
DMH
Dept produksi 1 120.000.000 63.000
Dept produksi 2 60.000.000 33.000
Jasa X 15.000.000 9.000
Jasa Y 22.500.000 7.500
14. .
4. Rencana produksi15.000 unit produk jadi setahun, dengan harga per unit Rp. 75.000 semua
unit yang diproduksi dapat terjual habis.
5. Biaya Produksi lainnya : - Bahan mentah langsung Rp. 270.000.000, tenaga kerja langsung Rp.
135.000.000, biaya operasional ( Biaya administrasi, biaya kantor, biaya pemasaran) Rp
95.500.000.
6. Pajak 40%
Dari data diatas anda diminta untuk :
a. Menghitung BOP netto masing-masing dept jasa setelah saling memberi dan menerima
b. Menghitung besarnya BOP keseluruhan masing-masing dept produksi setelah menyerap BOP
dari dept jasa.
c. Menghitung tarif BOP masing-masing dept produksi utk setiap satuan kegiatan
d. Menghitung harga pokok produksi per unit
e. Menyusun perkiraan laporan laba Rugi tahunan
15. BOP NETTO DEPT JASA :
X = 15.000.000 + 0.10 Y
Y = 22.500.000 + 0,15 X
X = 15.000.000 + 0,10 (22.500.000 + 0,15 X) Y = 22.500.000 + 0,15 X
X = 15.000.000 + 2.250.000 + 0,015 X Y = 22.500.000 + 0,15 (17.512.690,4)
X – 0,015 X = 17.250.000 Y = 25.126.903,6
0,985 X = 17.250.000
X = 17.512.690,4
Jumlah
biaya (rp)
Jumlah
DMH
Dept produksi 1 120.000.000 63.000
Dept produksi 2 60.000.000 33.000
Jasa X 15.000.000 9.000
Jasa Y 22.500.000 7.500
16. JAWAB :
Jasa X .
Menerima = 0,10 Y = 0,10 (25.126.903,6) = 2.512.690,36
Memberi = 0,15 X = 0,15 (17.512.690,4) = 2.626.903,56
Jasa Y.
Menerima = 0,15 X = 0,15 (17.512.690,4 = 2.626.903,56
Memberi = 0,1 Y = 0,1 (25.126.903,6) = 2,512.690,36
17. Dept jasa X Dept jasa Y
Anggaran
BOP
15.000.000 22.500.000
Menerima 2.512.690,36 (+) 2.626.903,56 (+)
Memberi 2.626.903,56 (-) 2,512.690,36 (-)
BOP netto 14.885.786,8 22.614.213,2
18. Dept Prod1 Dept prod 2
Anggaran BOP 120.000.000 = 60.000.000
Alokasi BOP :
Dept jasa X = 45/85 x
14.885.786,8
7.880.710,66 40/85 x 14.885.786,8 = 7.005.076,14
Dept jasa Y = 50/90 x 22.614.213,2 12.563.451,8 40/90 x 22.614.213,3 =10.050.761,5
BOP netto 140.444.163,46 = 77.055.837,64
19. c. Tarif kerja dept pro 1 =140.444.163, : 7.500 = 18.725,88
d. Tarif kerja dept prod 2 = 77.055.837,5 : 3.750 = 20.548,22
d. Harga produksi total = Biaya Bahan mentah + Biaya tenaga kerja + BOP total
= 270.000.000 + 135.000.000 + 140.444.163 + 77.055.837,5
= 622.500.000
Harga produksi per unit = 622.500.000 : 15.000 =41.500
20. Proforma Laporan Laba Rugi
Penjualan = 15.000 x 75.000 = 11.125.000.000
HPP = 622.500.000 -
Laba Kotor = 502.500.000
Biaya operasional = 95.500.000 –
Laba usaha = 407.000.000
Beban bunga = 0 -
Laba sebelum pajak = 407.000.000
Pajak 40% = 162.800.000 –
Laba setelah pajak = 244.200.000