SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam yang sangat terkenal, yaitu yang 
diriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Aku telah mendengar Rasululla h 
shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, ‘Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas. 
Sedangkan di antara keduanya terdapat hal-hal yang samar (syubhat), tidak diketahui oleh banyak 
orang; siapa saja yang menjauhi syubhat tersebut, maka ia telah berlepas diri bagi agama dan 
kehormatannya, dan siapa saja yang terjerumus ke hal yang syubhat, maka berarti ia telah 
terjerumus ke dalam hal yang haram, ibarat seorang penggembala yang menggembala di seputar 
pagar larangan di mana hampir saja gembalanya memakan tumbuhan yang ada di dalamnya. 
Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki pagar larangan. Ketahuilah bahwa pagar 
larangan Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah hal-hal yang diharamkan nya. Ketahuilah, 
sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging; bila ia baik, maka baiklah seluruh jasad 
dan bila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa ia adalah qalbu.” (Muttafaqun 
‘alaih) 
Sesungguhnya dalam islam telah diberikan tuntunan yang sangat jelas dalam segala hal, 
termasuk tatacara mencari nafkah beserta adab dalam membelanjakan kebutuhan. Ketika sesuatu 
yang telah jelas diharamkan, maka tidak ada toleransi bagi muslim yang taat untuk menawar hal 
tersebut. Dengan kesadaran penuh, seorang muslim tidak akan mendekati jalan yang penuh 
keharaman untuk dipergunakan dalam berbisnis. Karena segala sesuatu yang diharamkan itu akan 
mendatangkan kemudhorotan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh. 
Sebenarnya, tidaklah sulit dalam menghindari perkara haram. Hal tersebut dapat dilakukan apabila 
manusia bersifat seperti yang Rasullah contohkan. Dalam hal ini, Rasulullah mencontohkan sifat 
wara’ dalam perilaku keseharian. Yahya Ibnu Ma’adz mengatakan: 
الورع على وجهين ورع فى الظاهر وهو أن لا يتحرك إلا الله تعالى وورع فى الباطن وهو أن لا يدخل قلبك سواه تعالى 
Al-wara’ adalah sikap seorang manusia yang telah dapat menjauhi masalah-masalah yang terkait 
dengan haram, dan syubhat (antara yang hala dan yang haram)=abu Bakar adalah contoh ideal 
pelaku wara’ dia tidak akan pernah makan makanan sebelum mengetahui secara jelas asal muasal 
makanan tersebut. 
Sifat wara’ tidak saja ditujukan kepada para consumer saja, melainkan juga kepada para 
produsen. Yang mana, sifat wara’ menjaga diri seorang produsen untuk menunaikan kewajibannya 
dengan adil tanpa merugikan pihak lainnya. Resep untuk dapat menjadi Wara’ adalah 
membebaskan diri dari hak-hak orang lain (tidak mendzalimi orang lain). 
Semua perkara haram yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan dampak 
negative saja. Ketika dicerna, barang haram tersebut akan menjadi daging yang akan 
membakarnya dalam neraka. Selain itu, barang tersebut akan menimbulkan penyakit bagi hati 
manusia, maka timbullah perbuatan-perbuatan yang akan mendatangkan dosa selanjutnya. 
Dalam peraturan di Indonesia, terdapat sebuah undang-undang yang memberika n 
perlindungan kepada para konsumen. Hal tersebut muncul karena banyaknya praktek kecurangan 
yang dilakukan oleh para pelaku pasar yang dengan bebas memberikan informasi salah kepada 
para calon pembeli. Jika melihat undang-undang Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 1999 
tentang perlindungan konsumen, dan dikaitkan dengan studi kasus ini maka masalah tersebut telah 
menciderai pasal 4 c tentang “ha katas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi 
jaminan barang dan jasa”. 
Ketika PT Indomaret telah memasarkan sebuah produk biscuit yang mengadung unsur babi 
di dalamnya, maka secara hokum islam maupun hokum Negara telah jelas berada dalam posisi 
yang salah. Salah dalam artian di sini adalah salah karena memasarkan produk haram di daerah
yang mayoritasnya muslim, salah karena tidak secara jelas memberikan kejelasan halal/haram 
produk impor dan salah karena tidak berhati-hati dalam mengontrol produk yang diimpornya. 
Jika pihak PT Indomaret mengatakan bahwa pihak mereka tidak secara sengaja 
memasarkan produk tersebut, maka sudah selayaknya perusahaan tersebut dikenakan sanksi secara 
tegas oleh pemerintah agar kasus serupa tidak akan terjadi di masa mendatang. Ketika kasus ini 
dilepaskan begitu saja, maka tidak menuntut kemungkinan akan muncul pelaku pasar nakal baru 
yang dengan berani akan memasarkan produk haram di Indonesia tanpa sepengetahuan pengawas 
konsumsi rakyat Indonesia. 
Kasus tersebut muncul bukan karena kinerja pengawas perlindungan konsumen Indonesia 
yang melakukan investigasi, melainkan seorang mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di 
Universitas Tokyo yang menghimbau warga Indonesia dalam mengonsumsi biscuit yang di jula 
Indomaret. Himbauan yang diuggah lewat akun social tersebut mendapat respon luar biasa 
dikalangan masyarakat. Masyarakat muslim langsung melayangkan complain kepada Indomaret 
atas penjualan produk haram tersebut. 
Dalam prinsip konsumsi islam, Indomaret telah menciderai tentang prinsip keadilan dan 
juga prinsip kebersihan. Keadilan hilang karena dengan tidak jujur perusahaan tersebut telah 
menjual prosuk haramnya dan juga kebersihan dalam hal kehalalan yang tidak 
dipertimbangkannya. Ketika prinsip konsumsi telah dilanggar, maka dikhawatirkan akan merusak 
maqoshid syariah yang menjadi tujuan hidup sejahtera seorang muslim. Sesuai dengan dalil Quran 
QS al-Baqarah 2:168: 
“Hai sekalian manusia, amaknla yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di dalam bumi, 
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah 
musuh yang nyata bagimu”. 
Maka sudah jelas bahwa mengonsumsi makanan meskipun sedikit terdapat unsur haram, 
tetap dihukumi haram untuk dikonsumsi. Perhatian islam terhadap kesehatan masyarakat 
tercermin pada ajaran-ajaran operasional syariat islam yang mengatur relasi antara sesama 
manusia. Yang mana sebuah tindakan manusia satu tidak boleh merugikan terhadap manusia 
lainnya. Hal tersebut masuk dalam segala kegiatan kehidupan manusia, termasuk dalam bidang 
muamalah. 
Moralitas islam senantiasa melekat pada tingkah laku pribadi muslim. Bahkan, ada 
beberapa ajaran yang menekankan keada ummatnya untuk selalu bersifat social mutualisme. 
Dengan demikian, islam bukanlah agama yang menutup diri dari budaya luar sepanjang tidak 
berseberangan dengan prinsip-prinsip dasar islam, seperti halnya “La dlarar wa la dlirar” (tidak 
boleh membuat kerusakan pada diri sendiri dan juga orang lain), dan “La tazhlimun wa la 
tuzhlamun” (tidak menzalimi orang lain dan tidak pula menjadi korban kezaliman). 
Itulah etika seorang muslim yang taat akan rambu-rambu agama. Ketika muncul sebuah 
kasus Indomaret, maka perusahaan tersebut belum sepenuhnya menerapkan prinsip beretika bisnis 
yang benar. Meskipun pemilik utama perusahaan tersebut orang asing, tetaplah mereka 
berkewajiban menjaga hak muslim dalam mengonsumsi barang halal. Perusahaan tersebut 
terkesan dan terlihat melakukan berbagai upaya untuk mendapat keuntungan secara maksima l 
tanpa memerdulikan kemashlahatan para consumer islamnya. Benar jika keuntungan yang mereka 
peroleh akan tinggi, namun keuntungan tersebut akan berkurang seiring berkurangnya 
kepercayaan masyarakat untuk membeli produk perusahaan itu lagi. 
Islam pada prinsipnya tidak melarang perdagangan, kecuali ada unsur-unsur kezalima n, 
penipuan, penindasan dan mengarah kepada sesuatu yang dilarang oleh Islam. Misalnya
memperdagangkan arak, babi, narkotik, berhala, patung dan sebagainya yang sudah jelas oleh 
Islam diharamkan, baik memakannya, mengerjakannya atau memanfaatkannya. 
Semua pekerjaan yang diperoleh dengan jalan haram adalah suatu dosa. Dan setiap daging 
yang tumbuh dari dosa (haram), maka nerakalah tempatnya. Orang yang memperdagangka n 
barang-barang haram ini tidak dapat diselamatkan karena kebenaran dan kejujurannya. Sebab 
pokok perdagangannya itu sendiri sudah mungkar yang ditentang dan tidak dibenarkan oleh Islam 
dengan jalan apapun. 
Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. keluar ke tempat sembahyang, tiba-tiba dilihatnya banyak 
manusia yang sedang berjual-beli. Kemudian Rasulullah memanggil mereka: Hai para pedagang! 
... Mereka pun lantas menjawab dan mengangkat kepala dan pandangannya. Maka kata Rasulullah: 
"Sesungguhnya pedagang kelak di hari kiamat akan dibangkitkan sebagai pendurhaka, kecuali 
orang yang takut kepada Allah, baik dan jujur." (Riwayat Tarmizi, Ibnu Majah dan Hakim. Kata 
Tarmizi: hadis ini hasan sahih). 
Dari Watsilah bin al-Asqa' ia berkata: "Rasulullah pernah keluar menuju kami --sedang 
kami adalah golongan pedagang maka kata beliau: 'Hai para pedagang, hati-hati kamu jangan 
sampai berdusta.'" (Riwayat Thabarani). 
Untuk itu seorang pedagang harus berhati-hati, jangan sekali-kali dia berdusta, karena 
dusta itu merupakan bahaya (lampu merah) bagi pedagang. Dan dusta itu sendiri dapat membawa 
kepada perbuatan jahat, sedang kejahatan itu dapat membawa kepada neraka. 
Dari hadits diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun Rasulullah menganjurka n 
kepada ummatnya untuk berdagang dalam mencari rizki, namun Rasulullah juga mengingatka n 
kepada ummatnya untuk lebih berhati-hati dalam proses muamalahnya. Perdagangan dapat 
membawa keberkahan kepada manusia apabila si penjual menunaikan kewajibannya kepada si 
pembeli dengan baik, namun akan membawa ancaman neraka apabila si penjual menciderai hak si 
pembeli. 
Jika menengok pernyataan klarifikasi PT Indomaret yang mengatakan bahwa pihak nya 
juga tidak tahu akan unsur babi yang terdapat pada biscuit yang mereka jual, merupakan sebuah 
cerminan kelemahan control yang dilakukan dalam proses muamalah. Sehingga ada sebuah celah 
yang dapat disalah gunakan pelaku bisnis nakal untuk mengeruk keuntungan dari perbuatan 
dzolimnya. 
Kita selaku muslim yang taat, tidak akan berani melakukan hal berbahaya di atas, karena 
meskipun pelaku bisnis nakal dapat terlepas dari hokum Negara, namun kelak akan merasakan 
hukum agama yang berlipat-lipat pedihnya. Pada zaman modrn seperti ini, kemajuan teknologi 
tidak dapat dibendung. Transformasi teknologi tersebut memperpendek antara jarak dan waktu, 
sehingga barang yang ada di Negara ini bias jadi ada di Negara ujung sana. Sudah sepatutnya kita 
memegang prinsip untuk mengonsumsi segala kebutuhan yang sudah jelas kehalalannya tanpa ada 
rasa gengsi untuk mengonsumsi barang halal tersebut. 
Sudah sepatutnya pihak perlindungan konsumen Indonesia lebih memperketat produk 
import yang masuk di Negara ini. Sungguh memalukan apabila temuan itu dapat diketahui oleh 
seorang mahasiswa, dan tidak diketahui oleh pihak terkait. Dan sudah selayaknya PT Indomaret 
memberikan klarifikasi secara resmi didepan public beserta pemberian sanksi hukum apabila pihak 
terkait memang lalai dalam pengawasannya. 
Selain itu, perlunya disempurnakan lagi produk-produk yang masuk kriteria halal, sehingga 
aka nada interkasi yang singkron antara BPOM dan MUI dalam menjaga hak perlindungan 
konsumen secara maksimal. Control yang dilakukan oleh pihak terkait pun harus lebih diperketat,
tidak hanya pengecekan pada awal pendafaran produk saja, melainkan pada masa penjualan 
produk. 
Jelas, etika menadapat posisi yang sangat penting dalam islam, terutama yang berkaitan 
dengan etika social-kemasyarakatan. Sebagaimana disebut dalam sebuah hadits , misi Nabi Saw 
adalah untuk menyempurnakan moralitas dan etika yang baik (liutammima makarimal-akhlaq). 
Karena pentingnya etika bisnis ini, seorang muslim tidak cukup hanya mengikrarkan diri ber-islam 
dan beriman, tetapi haruslah dicapai dengan sebuah ihsan (kebajikan dan amal saleh dalam 
kegiatan muamalahnya). Dengan demikian, produsen, konsumen, dan distributor merupakan 
sebuah tugas mulia karena berlandaskan akan keridhoan Allah.

More Related Content

Similar to MENJAGA AKHLAK BISNIS

Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamAgus Setia
 
Mencegah dan menanggulangi mafia beras
Mencegah dan menanggulangi mafia berasMencegah dan menanggulangi mafia beras
Mencegah dan menanggulangi mafia berasAi Purnamasari
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAHfissilmikaffah1
 
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnisPenerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnisA31114041
 
Rekonstruksi pasar menurut islam
Rekonstruksi pasar menurut islamRekonstruksi pasar menurut islam
Rekonstruksi pasar menurut islamRia Zia Ulfah
 
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)Marselina Marselina
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islamade orreo
 
Prinsip-Prinsip Halal dan Haram
Prinsip-Prinsip Halal dan HaramPrinsip-Prinsip Halal dan Haram
Prinsip-Prinsip Halal dan HaramAkhy Sham
 
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...Muhammad Jamhuri
 
Kerjaya menurut perspektif islam
Kerjaya menurut perspektif islamKerjaya menurut perspektif islam
Kerjaya menurut perspektif islamInna Khoirunna
 
Syariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatSyariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatLilis Holisah
 
Memahami fenomena kemungkaran
Memahami fenomena kemungkaranMemahami fenomena kemungkaran
Memahami fenomena kemungkaranMuhsin Hariyanto
 
Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik
Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik
Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik Language Explore
 
Kumpulan 12
Kumpulan 12Kumpulan 12
Kumpulan 12jendol95
 
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah HaditsHadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Haditsannisa berliana
 
42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...
42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...
42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...JukiDera
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespondiktum2015
 

Similar to MENJAGA AKHLAK BISNIS (20)

Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islam
 
Mencegah dan menanggulangi mafia beras
Mencegah dan menanggulangi mafia berasMencegah dan menanggulangi mafia beras
Mencegah dan menanggulangi mafia beras
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
 
Halal & Haram
Halal & HaramHalal & Haram
Halal & Haram
 
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnisPenerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnis
 
Rekonstruksi pasar menurut islam
Rekonstruksi pasar menurut islamRekonstruksi pasar menurut islam
Rekonstruksi pasar menurut islam
 
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
Distorsi Pasar (Kegagalan Pasar)
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
 
00-seputar-bisnis-islami.ppt
00-seputar-bisnis-islami.ppt00-seputar-bisnis-islami.ppt
00-seputar-bisnis-islami.ppt
 
7 pemasaran dan etika perniagaan Islam
7 pemasaran dan etika perniagaan Islam7 pemasaran dan etika perniagaan Islam
7 pemasaran dan etika perniagaan Islam
 
Prinsip-Prinsip Halal dan Haram
Prinsip-Prinsip Halal dan HaramPrinsip-Prinsip Halal dan Haram
Prinsip-Prinsip Halal dan Haram
 
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ek...
 
Kerjaya menurut perspektif islam
Kerjaya menurut perspektif islamKerjaya menurut perspektif islam
Kerjaya menurut perspektif islam
 
Syariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatSyariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahat
 
Memahami fenomena kemungkaran
Memahami fenomena kemungkaranMemahami fenomena kemungkaran
Memahami fenomena kemungkaran
 
Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik
Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik
Perniagaan Berkat - Usaha Halal & Baik
 
Kumpulan 12
Kumpulan 12Kumpulan 12
Kumpulan 12
 
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah HaditsHadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
Hadis tentang tingkah laku terpuji, Mata kuliah Hadits
 
42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...
42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...
42088 id-sertifikasi-halal-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-produk-olahan-k...
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespon
 

More from Mohamad Bastomii

More from Mohamad Bastomii (10)

6 1-34-1-10-20170809
6 1-34-1-10-201708096 1-34-1-10-20170809
6 1-34-1-10-20170809
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
Pengamatan lingkungan
Pengamatan lingkunganPengamatan lingkungan
Pengamatan lingkungan
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Tologi manajemen
Tologi manajemenTologi manajemen
Tologi manajemen
 
Job vancancy
Job vancancyJob vancancy
Job vancancy
 
Kuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetakKuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetak
 

MENJAGA AKHLAK BISNIS

  • 1. Sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam yang sangat terkenal, yaitu yang diriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Aku telah mendengar Rasululla h shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, ‘Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas. Sedangkan di antara keduanya terdapat hal-hal yang samar (syubhat), tidak diketahui oleh banyak orang; siapa saja yang menjauhi syubhat tersebut, maka ia telah berlepas diri bagi agama dan kehormatannya, dan siapa saja yang terjerumus ke hal yang syubhat, maka berarti ia telah terjerumus ke dalam hal yang haram, ibarat seorang penggembala yang menggembala di seputar pagar larangan di mana hampir saja gembalanya memakan tumbuhan yang ada di dalamnya. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki pagar larangan. Ketahuilah bahwa pagar larangan Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah hal-hal yang diharamkan nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging; bila ia baik, maka baiklah seluruh jasad dan bila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa ia adalah qalbu.” (Muttafaqun ‘alaih) Sesungguhnya dalam islam telah diberikan tuntunan yang sangat jelas dalam segala hal, termasuk tatacara mencari nafkah beserta adab dalam membelanjakan kebutuhan. Ketika sesuatu yang telah jelas diharamkan, maka tidak ada toleransi bagi muslim yang taat untuk menawar hal tersebut. Dengan kesadaran penuh, seorang muslim tidak akan mendekati jalan yang penuh keharaman untuk dipergunakan dalam berbisnis. Karena segala sesuatu yang diharamkan itu akan mendatangkan kemudhorotan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh. Sebenarnya, tidaklah sulit dalam menghindari perkara haram. Hal tersebut dapat dilakukan apabila manusia bersifat seperti yang Rasullah contohkan. Dalam hal ini, Rasulullah mencontohkan sifat wara’ dalam perilaku keseharian. Yahya Ibnu Ma’adz mengatakan: الورع على وجهين ورع فى الظاهر وهو أن لا يتحرك إلا الله تعالى وورع فى الباطن وهو أن لا يدخل قلبك سواه تعالى Al-wara’ adalah sikap seorang manusia yang telah dapat menjauhi masalah-masalah yang terkait dengan haram, dan syubhat (antara yang hala dan yang haram)=abu Bakar adalah contoh ideal pelaku wara’ dia tidak akan pernah makan makanan sebelum mengetahui secara jelas asal muasal makanan tersebut. Sifat wara’ tidak saja ditujukan kepada para consumer saja, melainkan juga kepada para produsen. Yang mana, sifat wara’ menjaga diri seorang produsen untuk menunaikan kewajibannya dengan adil tanpa merugikan pihak lainnya. Resep untuk dapat menjadi Wara’ adalah membebaskan diri dari hak-hak orang lain (tidak mendzalimi orang lain). Semua perkara haram yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan dampak negative saja. Ketika dicerna, barang haram tersebut akan menjadi daging yang akan membakarnya dalam neraka. Selain itu, barang tersebut akan menimbulkan penyakit bagi hati manusia, maka timbullah perbuatan-perbuatan yang akan mendatangkan dosa selanjutnya. Dalam peraturan di Indonesia, terdapat sebuah undang-undang yang memberika n perlindungan kepada para konsumen. Hal tersebut muncul karena banyaknya praktek kecurangan yang dilakukan oleh para pelaku pasar yang dengan bebas memberikan informasi salah kepada para calon pembeli. Jika melihat undang-undang Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, dan dikaitkan dengan studi kasus ini maka masalah tersebut telah menciderai pasal 4 c tentang “ha katas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi jaminan barang dan jasa”. Ketika PT Indomaret telah memasarkan sebuah produk biscuit yang mengadung unsur babi di dalamnya, maka secara hokum islam maupun hokum Negara telah jelas berada dalam posisi yang salah. Salah dalam artian di sini adalah salah karena memasarkan produk haram di daerah
  • 2. yang mayoritasnya muslim, salah karena tidak secara jelas memberikan kejelasan halal/haram produk impor dan salah karena tidak berhati-hati dalam mengontrol produk yang diimpornya. Jika pihak PT Indomaret mengatakan bahwa pihak mereka tidak secara sengaja memasarkan produk tersebut, maka sudah selayaknya perusahaan tersebut dikenakan sanksi secara tegas oleh pemerintah agar kasus serupa tidak akan terjadi di masa mendatang. Ketika kasus ini dilepaskan begitu saja, maka tidak menuntut kemungkinan akan muncul pelaku pasar nakal baru yang dengan berani akan memasarkan produk haram di Indonesia tanpa sepengetahuan pengawas konsumsi rakyat Indonesia. Kasus tersebut muncul bukan karena kinerja pengawas perlindungan konsumen Indonesia yang melakukan investigasi, melainkan seorang mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Universitas Tokyo yang menghimbau warga Indonesia dalam mengonsumsi biscuit yang di jula Indomaret. Himbauan yang diuggah lewat akun social tersebut mendapat respon luar biasa dikalangan masyarakat. Masyarakat muslim langsung melayangkan complain kepada Indomaret atas penjualan produk haram tersebut. Dalam prinsip konsumsi islam, Indomaret telah menciderai tentang prinsip keadilan dan juga prinsip kebersihan. Keadilan hilang karena dengan tidak jujur perusahaan tersebut telah menjual prosuk haramnya dan juga kebersihan dalam hal kehalalan yang tidak dipertimbangkannya. Ketika prinsip konsumsi telah dilanggar, maka dikhawatirkan akan merusak maqoshid syariah yang menjadi tujuan hidup sejahtera seorang muslim. Sesuai dengan dalil Quran QS al-Baqarah 2:168: “Hai sekalian manusia, amaknla yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di dalam bumi, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. Maka sudah jelas bahwa mengonsumsi makanan meskipun sedikit terdapat unsur haram, tetap dihukumi haram untuk dikonsumsi. Perhatian islam terhadap kesehatan masyarakat tercermin pada ajaran-ajaran operasional syariat islam yang mengatur relasi antara sesama manusia. Yang mana sebuah tindakan manusia satu tidak boleh merugikan terhadap manusia lainnya. Hal tersebut masuk dalam segala kegiatan kehidupan manusia, termasuk dalam bidang muamalah. Moralitas islam senantiasa melekat pada tingkah laku pribadi muslim. Bahkan, ada beberapa ajaran yang menekankan keada ummatnya untuk selalu bersifat social mutualisme. Dengan demikian, islam bukanlah agama yang menutup diri dari budaya luar sepanjang tidak berseberangan dengan prinsip-prinsip dasar islam, seperti halnya “La dlarar wa la dlirar” (tidak boleh membuat kerusakan pada diri sendiri dan juga orang lain), dan “La tazhlimun wa la tuzhlamun” (tidak menzalimi orang lain dan tidak pula menjadi korban kezaliman). Itulah etika seorang muslim yang taat akan rambu-rambu agama. Ketika muncul sebuah kasus Indomaret, maka perusahaan tersebut belum sepenuhnya menerapkan prinsip beretika bisnis yang benar. Meskipun pemilik utama perusahaan tersebut orang asing, tetaplah mereka berkewajiban menjaga hak muslim dalam mengonsumsi barang halal. Perusahaan tersebut terkesan dan terlihat melakukan berbagai upaya untuk mendapat keuntungan secara maksima l tanpa memerdulikan kemashlahatan para consumer islamnya. Benar jika keuntungan yang mereka peroleh akan tinggi, namun keuntungan tersebut akan berkurang seiring berkurangnya kepercayaan masyarakat untuk membeli produk perusahaan itu lagi. Islam pada prinsipnya tidak melarang perdagangan, kecuali ada unsur-unsur kezalima n, penipuan, penindasan dan mengarah kepada sesuatu yang dilarang oleh Islam. Misalnya
  • 3. memperdagangkan arak, babi, narkotik, berhala, patung dan sebagainya yang sudah jelas oleh Islam diharamkan, baik memakannya, mengerjakannya atau memanfaatkannya. Semua pekerjaan yang diperoleh dengan jalan haram adalah suatu dosa. Dan setiap daging yang tumbuh dari dosa (haram), maka nerakalah tempatnya. Orang yang memperdagangka n barang-barang haram ini tidak dapat diselamatkan karena kebenaran dan kejujurannya. Sebab pokok perdagangannya itu sendiri sudah mungkar yang ditentang dan tidak dibenarkan oleh Islam dengan jalan apapun. Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. keluar ke tempat sembahyang, tiba-tiba dilihatnya banyak manusia yang sedang berjual-beli. Kemudian Rasulullah memanggil mereka: Hai para pedagang! ... Mereka pun lantas menjawab dan mengangkat kepala dan pandangannya. Maka kata Rasulullah: "Sesungguhnya pedagang kelak di hari kiamat akan dibangkitkan sebagai pendurhaka, kecuali orang yang takut kepada Allah, baik dan jujur." (Riwayat Tarmizi, Ibnu Majah dan Hakim. Kata Tarmizi: hadis ini hasan sahih). Dari Watsilah bin al-Asqa' ia berkata: "Rasulullah pernah keluar menuju kami --sedang kami adalah golongan pedagang maka kata beliau: 'Hai para pedagang, hati-hati kamu jangan sampai berdusta.'" (Riwayat Thabarani). Untuk itu seorang pedagang harus berhati-hati, jangan sekali-kali dia berdusta, karena dusta itu merupakan bahaya (lampu merah) bagi pedagang. Dan dusta itu sendiri dapat membawa kepada perbuatan jahat, sedang kejahatan itu dapat membawa kepada neraka. Dari hadits diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun Rasulullah menganjurka n kepada ummatnya untuk berdagang dalam mencari rizki, namun Rasulullah juga mengingatka n kepada ummatnya untuk lebih berhati-hati dalam proses muamalahnya. Perdagangan dapat membawa keberkahan kepada manusia apabila si penjual menunaikan kewajibannya kepada si pembeli dengan baik, namun akan membawa ancaman neraka apabila si penjual menciderai hak si pembeli. Jika menengok pernyataan klarifikasi PT Indomaret yang mengatakan bahwa pihak nya juga tidak tahu akan unsur babi yang terdapat pada biscuit yang mereka jual, merupakan sebuah cerminan kelemahan control yang dilakukan dalam proses muamalah. Sehingga ada sebuah celah yang dapat disalah gunakan pelaku bisnis nakal untuk mengeruk keuntungan dari perbuatan dzolimnya. Kita selaku muslim yang taat, tidak akan berani melakukan hal berbahaya di atas, karena meskipun pelaku bisnis nakal dapat terlepas dari hokum Negara, namun kelak akan merasakan hukum agama yang berlipat-lipat pedihnya. Pada zaman modrn seperti ini, kemajuan teknologi tidak dapat dibendung. Transformasi teknologi tersebut memperpendek antara jarak dan waktu, sehingga barang yang ada di Negara ini bias jadi ada di Negara ujung sana. Sudah sepatutnya kita memegang prinsip untuk mengonsumsi segala kebutuhan yang sudah jelas kehalalannya tanpa ada rasa gengsi untuk mengonsumsi barang halal tersebut. Sudah sepatutnya pihak perlindungan konsumen Indonesia lebih memperketat produk import yang masuk di Negara ini. Sungguh memalukan apabila temuan itu dapat diketahui oleh seorang mahasiswa, dan tidak diketahui oleh pihak terkait. Dan sudah selayaknya PT Indomaret memberikan klarifikasi secara resmi didepan public beserta pemberian sanksi hukum apabila pihak terkait memang lalai dalam pengawasannya. Selain itu, perlunya disempurnakan lagi produk-produk yang masuk kriteria halal, sehingga aka nada interkasi yang singkron antara BPOM dan MUI dalam menjaga hak perlindungan konsumen secara maksimal. Control yang dilakukan oleh pihak terkait pun harus lebih diperketat,
  • 4. tidak hanya pengecekan pada awal pendafaran produk saja, melainkan pada masa penjualan produk. Jelas, etika menadapat posisi yang sangat penting dalam islam, terutama yang berkaitan dengan etika social-kemasyarakatan. Sebagaimana disebut dalam sebuah hadits , misi Nabi Saw adalah untuk menyempurnakan moralitas dan etika yang baik (liutammima makarimal-akhlaq). Karena pentingnya etika bisnis ini, seorang muslim tidak cukup hanya mengikrarkan diri ber-islam dan beriman, tetapi haruslah dicapai dengan sebuah ihsan (kebajikan dan amal saleh dalam kegiatan muamalahnya). Dengan demikian, produsen, konsumen, dan distributor merupakan sebuah tugas mulia karena berlandaskan akan keridhoan Allah.