SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Wono Setya Budhi

Perumuman Teorema Stokes di R4
Abstrak
Makalah ini membahas tentang teorema dasar kalkulus untuk benda
berdimensi dua, tiga dan empat di R4. Pembahasan dilakukan secara
sederhana tanpa menggunakan bentuk diferensial
Abstract
This paper discusses the basic theorem of calculus on two-, three- and
fourdimensional bodies in R4 without involvement of differential forms.

1

Pendahuluan

Teorema Dasar Kalkulus memberikan cara
menghitung integral suatu fungsi kontinu
pada daerah batas [a,b] dan dinyatakan
sebagai
b

∫ f ( x ) dx = F ( x )

b
a

(1)

a

dengan turunan F adalah f. Fungsi yang
diintegrasikan berkaitan dengan fungsi
turunan, dengan arti seperti telah kita
pelajari di kalkulus. Hal yang serupa
dengan daerah integralnya. Di ruas kiri,
kita berkaitan dengan interval dan di ruas
kanan berkaitan dengan turunannya., yaitu
batas interval. Perhatikan bahwa terdapat
perbedaan arah pada persamaan. Untuk
daerah integral, mulai dari interval ke
turunannya atas batas dari interval. Tetapi
untuk fungsi, mulai dari fungsi f ke lawan
dari turunannya. Dengan cara ini kita
dapat melihat hal yang sama pada teorema
dasar kalkulus di bidang, yaitu teorema
Green. Misalkan Ω daerah terhubung di
bidang, P dan Q dua fungsi yang
mempunyai turunan parsial, maka

 ∂P ∂Q 
∫∫  ∂y − ∂x dxdy = ∂Ω ( Pdx + Qdy ) (2)
∫

Ω 

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001

dengan ∂Ω batas daerah Ω.
Jika kita mulai dari ruas kiri, maka yang
diintegralkan diubah dengan proses lawan
dari turunan, dan untuk daerah integral, di
ruas kanan adalah batas dari daerah
pengintegralan di ruas kiri.
Perluasan teorema dasar kalkulus di ruang
mempunyai bentuk sebagai Teorema
Divergensi Gauss. Misalkan

r
r
r
r
F( x, y, z) =P( x, y, z) i +Q( x, y, z) j +R( x, y, z) k (3)
suatu fungsi vektor di ruang yang
mempunyai turunan, Ω benda (terhubung)
di ruang maka

∫∫∫

Ω

r r
Ñ × F dxdydz = ∫∫ F × n dA
∂Ω

(4)

dengan ∂Ω batas permukaan benda Ω, dA
!
integral permukaan, dan n = ( n1 , n2 , n3 )
adalah vektor normal permukaan. Sekali
lagi kita melihat proses yang sama, yang
diintegralkan mengalami proses lawan dari
turunan dan daerah integralnya mengalami
proses turunan yaitu menjadi batas.
Teorema divergensi Gauss ini dapat ditulis
sebagai

19
2

 ∂P ∂Q ∂R 
∫∫∫  ∂x + ∂y + ∂z  dV = ∫∫ ( Pn + Qn + Rn ) dA


Ω

1

∂Ω

2

3

 ∂P ∂Q ∂R 
∫∫∫  ∂x + ∂y + ∂z  dxdydz = ∫∫ ( Pdydz + Qdxdz + Rdxdy)


Ω

∂Ω

(5)
Berdasarkan bentuk divergensi, kita
dengan mudah memperumum ini ke
dimensi lebih lanjut, karena hasil kali titik
mempunyai perumuman ke dimensi lebih
tinggi.
Tetapi di R3, kita juga mengenal teorema
Stokes yang menghubungkan daerah
integral berdimensi dua di R3 dengan
batasnya. Dalam bentuk vektor, teorema
dapat disajikan sebagai

r
∫∫ ( Ñ × F ) × n dA = ∫
r

Ω

∂Ω

r r
F × T ds

∂Ω

( Pt

1

+ Qt2 + Rt3 ) ds

ˆ →
ϕ : Ω R4

(u, v) " ( x(u, v) , y (u, v) , z (u, v) , t (u, v))

∫

∂Ω

 P ( x, y, z, t ) dx + Q ( x, y, z , t ) dy + 

 R ( x, y, z, t ) dz + S ( x, y, z , t ) dt 




∫ ( F (u, v ) du + G (u, v ) dv )
∂x
∂u
∂y
+ Q ( x ( u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v ))
∂u
∂z
+ R ( x ( u , v ) , y (u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v ) )
∂u
∂t
+ S ( x (u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t (u , v ))
∂u

F ( u , v ) = P ( x ( u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v ))

(7)

batas

dan

r
F = ( P, Q, R ) . Selanjutnya, ruas kanan

pada persamaan dapat diganti menjadi

∂Ω

∂x
∂v
∂y
+ Q ( x ( u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v ))
∂v
∂z
+ R ( x ( u , v ) , y (u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v ) )
∂v
∂t
+ S ( x (u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t (u , v ))
∂v

G ( u , v ) = P ( x (u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t (u , v ))

(8)

Makalah ini bermaksud untuk memberikan
perumuman Teorema Stokes di R4.

20

(12)

dan

 ∂R ∂Q

 ∂P ∂R
 − n1 dA+ − n2 dA+
∂y ∂z 
∂z ∂x 



∫∫Ω ∂Q ∂P

 − n3 dA

 ∂x ∂y 



= ∫ ( Pdx +Qdy + Rdz)

(9)

dimana

r
n = ( n1 , n2 , n3 ) adalah vektor
r
normal permukaan, T = (t1 , t2 , t3 ) vektor
lengkungan

(8)

dengan ∂Ω adalah lengkungan yang
merupakan batas dari Ω. Dengan
mensubstitusikan parameter di atas, maka
integral garis menjadi

dengan

singgung

(7)

merupakan
parameterisasi
tersebut,
ˆ
dengan (u,v) koordinat di Ω ⊂ R 2 dan
4
(x,y,z,t) koordinat di R .
Kemudian, kita akan mencari integral
garis

ˆ
∂Ω

 ∂R ∂Q 

 ∂P ∂R 
 ∂y − ∂z  n1 dA +  ∂z − ∂x  n2 dA + 





∫∫Ω  ∂Q ∂P 


 −  n3 dA

 ∂x ∂y 



=∫

Salah satu cara memperumum teorema
Stokes ini di R4 adalah menggunakan
prinsip induksi. Misalkan Ω adalah benda
dimensi dua di R4, maka mereka dapat
diparameterisasi dengan menggunakan dua
variabel. Misalkan

(6)

dengan Ω benda berdimensi dua di R3 dan
∂Ω lengkungan yang merupakan batas dari
Ω. Bentuk ini tidak mudah untuk diperluas
ke dimensi yang lebih tinggi karena
operasi hasil kali vektor × hanya dikenal
dalam R3. Teorema Stokes dalam
koordinat x, y, z adalah

Perumuman Teorema Stokes

(13)

ˆ
serta ∂Ω merupakan batas dari himpunan
ˆ
Ω.

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001
Selanjutnya,
dengan
menggunakan
teorema Green di bidang, kita mempunyai

∫

( F (u , v ) du + G (u , v ) dv ) =

ˆ
∂Ω

∫∫

ˆ
Ω

 ∂G ∂F
−

 ∂u ∂v


 dudv


∂G ∂F
−
∂u ∂v

(1.19)

dengan p dapat diganti dengan x, y, z atau
u harus positif, maka kita dapat
menentukan isi ruas kanan dari integral
garis. Misalkan saja, koefisien dari

(1.15)

Untuk singkatnyapenulisan, kita akan
menuliskan

P ( x (u , v ) , y (u , v ) , z (u , v ) , t (u , v ))

= P (u , v )

∂p 
∂v 

∂q 
∂v 


(14)

Oleh karena itu kita cari nilai

A=

 ∂p
 ∂u

 ∂q
 ∂u


 ∂x
 ∂u

 ∂y
 ∂u


∂x 
∂v 

∂y 
∂v 


(1.10)

adalah

(1.16)

maka

∂P ∂x ∂Q ∂y ∂R ∂z ∂S ∂t
+
+
+
∂u ∂v ∂u ∂v ∂u ∂v ∂u ∂v
∂P ∂x ∂Q ∂y ∂R ∂z ∂S ∂t
−
−
−
−
∂v ∂u ∂v ∂u ∂v ∂u ∂v ∂u
(1.17)

A=

 ∂Q ∂P 
−


 ∂x ∂y 

(1.11)

Dengan demikian, ruas kanan akan berisi

∫∫

Ω

 ∂Q ∂P 
−

 dxdy
 ∂x ∂y 

(1.12)

Tetapi

∂P ∂P ∂x ∂P ∂y ∂P ∂z ∂P ∂t
=
+
+
+
∂u ∂x ∂u ∂y ∂u ∂z ∂u ∂t ∂u
∂P ∂P ∂x ∂P ∂y ∂P ∂z ∂P ∂t
=
+
+
+
∂v ∂x ∂v ∂y ∂v ∂z ∂v ∂t ∂v
(1.18)
dan hal serupa untuk Q, R dan S.
Substitusikan hasil ini pada bentuk A,
makan akan diperoleh (kalau perlu dengan
bantuan program komputer yang mampu
melakukan komputasi simbolik) bentuk
yang snagat panjang. Jika kita ambil
orientasi tertentu, misalkan

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001

Jika kita hitung lengkap, maka

 P( x, y, z, t ) dx + Q( x, y, z, t ) dy +
∫∂Ω R( x, y, z,t ) dz + S ( x, y, z,t ) dt 




 ∂Q ∂P 

 ∂R ∂P 
 −  dxdy +  −  dxdz + 
 ∂x ∂z 
 ∂x ∂y 

 ∂S ∂P 

 −  dxdt

 ∂x ∂t 
 (1.23)
= ∫∫ 

Ω




+ ∂R − ∂Q  dydz +  ∂S − ∂Q  dydt +
  ∂y ∂z 

 ∂y ∂t 


 ∂S − ∂R  dzdt

 ∂z ∂t 






21
Hal yang sama dapat kita lakukan dari
integral luas menjadi integral volume di
R4. Misalkan Ω ⊂ R4 benda berdimensi
tiga di R4 dan batasnya benda berdimensi
dua, maka

 Pdxdy + Qdxdz + Rdxdt + 

∂Ω  Sdydz + Tdydt + Udzdt


 ∂P ∂Q ∂S 

−
+

 dxdydz + 
 ∂z ∂y ∂x 

 ∂P ∂R ∂T 



−
+
 dxdydt
 ∂t ∂y ∂x 

= ∫∫∫ 
 (1.24)
Ω
 ∂Q ∂R ∂U 
+ 
−
+
dxdzdt + 
  ∂t ∂z ∂x 




 ∂S − ∂T + ∂U  dydzdt

 ∂t ∂z ∂y 





∫∫

 P dxdydz + Q dxdydt + 

∂Ω  R dxdzdt + S dydzdt


 ∂P ∂Q 
 − ∂t + ∂z + 
dxdydzdt
= ∫ ∫∫∫ 
Ω ∂R
∂S


 ∂y + ∂x




∫∫∫

(1.25)

dengan Ω ⊂ R4 benda dimensi empat dan
batasnya benda berdimensi tiga.

Daftar Pustaka
1.

2.

Thomas, Finney, Calculus and
Analytic Geometry, Addison Wesley,
8th edition, 1992.
Abraham, Marsden, Ratiu, Manifolds,
Tensor, Analysis and Applications,
Springer Verlag, 1988

Penulis
dengan P, Q, R, S, T, U.
Sedangkan integral volume menjadi
integral penuh di R4 mempunyai bentuk

22

Dr. Wono Setya Budi adalah dosen
pengajar pada jurusan Matematika,
FMIPA ITB.

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001

More Related Content

What's hot

Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian MasalahPelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian MasalahnadyaGB21
 
Turunan (Differensial)
Turunan (Differensial)Turunan (Differensial)
Turunan (Differensial)fauz1
 
Pertemuan 9 transformasi koordinat
Pertemuan 9   transformasi koordinatPertemuan 9   transformasi koordinat
Pertemuan 9 transformasi koordinatSenat Mahasiswa STIS
 
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat carteciusIntegral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat carteciusMha AMha Aathifah
 
Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )
Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )
Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorKelinci Coklat
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralRozaq Fadlli
 
Pertemuan 6 aplikasi integral lipat dua
Pertemuan 6   aplikasi integral lipat duaPertemuan 6   aplikasi integral lipat dua
Pertemuan 6 aplikasi integral lipat duaSenat Mahasiswa STIS
 
Penerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmuPenerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmuMhd Syahrul Ramadhan
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralFerdhika Yudira
 

What's hot (20)

Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian MasalahPelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Divergensi
DivergensiDivergensi
Divergensi
 
Turunan (Differensial)
Turunan (Differensial)Turunan (Differensial)
Turunan (Differensial)
 
Pertemuan 9 transformasi koordinat
Pertemuan 9   transformasi koordinatPertemuan 9   transformasi koordinat
Pertemuan 9 transformasi koordinat
 
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat carteciusIntegral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
 
kalkulus2
kalkulus2kalkulus2
kalkulus2
 
Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )
Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )
Bab 9. Teknik Pengintegralan ( Kalkulus 1 )
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan Vektor
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Kalkulus 2
Kalkulus 2Kalkulus 2
Kalkulus 2
 
Pertemuan 6 aplikasi integral lipat dua
Pertemuan 6   aplikasi integral lipat duaPertemuan 6   aplikasi integral lipat dua
Pertemuan 6 aplikasi integral lipat dua
 
Penerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmuPenerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmu
 
Fungsi bessel
Fungsi besselFungsi bessel
Fungsi bessel
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
 
Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integral
 
Aplikasi integral
Aplikasi integralAplikasi integral
Aplikasi integral
 
Bab i mtk 1
Bab i mtk 1Bab i mtk 1
Bab i mtk 1
 

Similar to K alkulus perumuman teorema stokes

koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Dayga_Hatsu
 
Makalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poissonMakalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poissonGilang Anindita
 
Bab 1 transformasi
Bab 1   transformasiBab 1   transformasi
Bab 1 transformasiDwiAndri2
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Phe Phe
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALMAFIA '11
 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)dwinsalsabila
 
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdfYosuaHambit
 
Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)
Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)
Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)Erik Kuswanto
 
Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)
Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)
Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)Erik Kuswanto
 
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiPrayudi MT
 

Similar to K alkulus perumuman teorema stokes (20)

koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
 
Makalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poissonMakalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poisson
 
Kinematika partikel
Kinematika partikelKinematika partikel
Kinematika partikel
 
Bab 1 transformasi
Bab 1   transformasiBab 1   transformasi
Bab 1 transformasi
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Aturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variableAturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variable
 
Haerul anwar
Haerul anwarHaerul anwar
Haerul anwar
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
 
transz2 (1).ppt
transz2 (1).ppttransz2 (1).ppt
transz2 (1).ppt
 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
 
Alin 3.4 3.5
Alin 3.4 3.5Alin 3.4 3.5
Alin 3.4 3.5
 
Teorema I
Teorema ITeorema I
Teorema I
 
Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)
Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)
Teori Bilangan (Pembuktian Teorema Ucleid)
 
Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)
Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)
Teori bilangan (Pembuktian Teorema Uclied)
 
Mekanika lagrange
Mekanika lagrangeMekanika lagrange
Mekanika lagrange
 
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 

More from Alen Pepa

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alamAlen Pepa
 
Problem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaProblem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaAlen Pepa
 
Presentation3 partial differentials equation
Presentation3  partial differentials equationPresentation3  partial differentials equation
Presentation3 partial differentials equationAlen Pepa
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 
Pengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisPengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisAlen Pepa
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Alen Pepa
 
Mgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnMgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnAlen Pepa
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasAlen Pepa
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruAlen Pepa
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newAlen Pepa
 
Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Alen Pepa
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutAlen Pepa
 
Menggambar mrsin
Menggambar mrsinMenggambar mrsin
Menggambar mrsinAlen Pepa
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00Alen Pepa
 
Materi+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanMateri+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanAlen Pepa
 

More from Alen Pepa (20)

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Rotax
RotaxRotax
Rotax
 
Problem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaProblem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesia
 
Presentation3 partial differentials equation
Presentation3  partial differentials equationPresentation3  partial differentials equation
Presentation3 partial differentials equation
 
Pp jadi
Pp jadiPp jadi
Pp jadi
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Pengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisPengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnis
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
 
Mgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnMgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phn
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
 
Metnum 2006
Metnum 2006Metnum 2006
Metnum 2006
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baru
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-new
 
Met num s1
Met num s1Met num s1
Met num s1
 
Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Met num s1 (2)
Met num s1 (2)
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serut
 
Menggambar mrsin
Menggambar mrsinMenggambar mrsin
Menggambar mrsin
 
Mekanisme
MekanismeMekanisme
Mekanisme
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00
 
Materi+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanMateri+kewirausahaan
Materi+kewirausahaan
 

K alkulus perumuman teorema stokes

  • 1. Wono Setya Budhi Perumuman Teorema Stokes di R4 Abstrak Makalah ini membahas tentang teorema dasar kalkulus untuk benda berdimensi dua, tiga dan empat di R4. Pembahasan dilakukan secara sederhana tanpa menggunakan bentuk diferensial Abstract This paper discusses the basic theorem of calculus on two-, three- and fourdimensional bodies in R4 without involvement of differential forms. 1 Pendahuluan Teorema Dasar Kalkulus memberikan cara menghitung integral suatu fungsi kontinu pada daerah batas [a,b] dan dinyatakan sebagai b ∫ f ( x ) dx = F ( x ) b a (1) a dengan turunan F adalah f. Fungsi yang diintegrasikan berkaitan dengan fungsi turunan, dengan arti seperti telah kita pelajari di kalkulus. Hal yang serupa dengan daerah integralnya. Di ruas kiri, kita berkaitan dengan interval dan di ruas kanan berkaitan dengan turunannya., yaitu batas interval. Perhatikan bahwa terdapat perbedaan arah pada persamaan. Untuk daerah integral, mulai dari interval ke turunannya atas batas dari interval. Tetapi untuk fungsi, mulai dari fungsi f ke lawan dari turunannya. Dengan cara ini kita dapat melihat hal yang sama pada teorema dasar kalkulus di bidang, yaitu teorema Green. Misalkan Ω daerah terhubung di bidang, P dan Q dua fungsi yang mempunyai turunan parsial, maka  ∂P ∂Q  ∫∫  ∂y − ∂x dxdy = ∂Ω ( Pdx + Qdy ) (2) ∫  Ω  I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001 dengan ∂Ω batas daerah Ω. Jika kita mulai dari ruas kiri, maka yang diintegralkan diubah dengan proses lawan dari turunan, dan untuk daerah integral, di ruas kanan adalah batas dari daerah pengintegralan di ruas kiri. Perluasan teorema dasar kalkulus di ruang mempunyai bentuk sebagai Teorema Divergensi Gauss. Misalkan r r r r F( x, y, z) =P( x, y, z) i +Q( x, y, z) j +R( x, y, z) k (3) suatu fungsi vektor di ruang yang mempunyai turunan, Ω benda (terhubung) di ruang maka ∫∫∫ Ω r r Ñ × F dxdydz = ∫∫ F × n dA ∂Ω (4) dengan ∂Ω batas permukaan benda Ω, dA ! integral permukaan, dan n = ( n1 , n2 , n3 ) adalah vektor normal permukaan. Sekali lagi kita melihat proses yang sama, yang diintegralkan mengalami proses lawan dari turunan dan daerah integralnya mengalami proses turunan yaitu menjadi batas. Teorema divergensi Gauss ini dapat ditulis sebagai 19
  • 2. 2  ∂P ∂Q ∂R  ∫∫∫  ∂x + ∂y + ∂z  dV = ∫∫ ( Pn + Qn + Rn ) dA   Ω 1 ∂Ω 2 3  ∂P ∂Q ∂R  ∫∫∫  ∂x + ∂y + ∂z  dxdydz = ∫∫ ( Pdydz + Qdxdz + Rdxdy)   Ω ∂Ω (5) Berdasarkan bentuk divergensi, kita dengan mudah memperumum ini ke dimensi lebih lanjut, karena hasil kali titik mempunyai perumuman ke dimensi lebih tinggi. Tetapi di R3, kita juga mengenal teorema Stokes yang menghubungkan daerah integral berdimensi dua di R3 dengan batasnya. Dalam bentuk vektor, teorema dapat disajikan sebagai r ∫∫ ( Ñ × F ) × n dA = ∫ r Ω ∂Ω r r F × T ds ∂Ω ( Pt 1 + Qt2 + Rt3 ) ds ˆ → ϕ : Ω R4 (u, v) " ( x(u, v) , y (u, v) , z (u, v) , t (u, v)) ∫ ∂Ω  P ( x, y, z, t ) dx + Q ( x, y, z , t ) dy +    R ( x, y, z, t ) dz + S ( x, y, z , t ) dt     ∫ ( F (u, v ) du + G (u, v ) dv ) ∂x ∂u ∂y + Q ( x ( u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v )) ∂u ∂z + R ( x ( u , v ) , y (u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v ) ) ∂u ∂t + S ( x (u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t (u , v )) ∂u F ( u , v ) = P ( x ( u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v )) (7) batas dan r F = ( P, Q, R ) . Selanjutnya, ruas kanan pada persamaan dapat diganti menjadi ∂Ω ∂x ∂v ∂y + Q ( x ( u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v )) ∂v ∂z + R ( x ( u , v ) , y (u , v ) , z ( u , v ) , t ( u , v ) ) ∂v ∂t + S ( x (u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t (u , v )) ∂v G ( u , v ) = P ( x (u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) , t (u , v )) (8) Makalah ini bermaksud untuk memberikan perumuman Teorema Stokes di R4. 20 (12) dan  ∂R ∂Q   ∂P ∂R  − n1 dA+ − n2 dA+ ∂y ∂z  ∂z ∂x     ∫∫Ω ∂Q ∂P   − n3 dA   ∂x ∂y     = ∫ ( Pdx +Qdy + Rdz) (9) dimana r n = ( n1 , n2 , n3 ) adalah vektor r normal permukaan, T = (t1 , t2 , t3 ) vektor lengkungan (8) dengan ∂Ω adalah lengkungan yang merupakan batas dari Ω. Dengan mensubstitusikan parameter di atas, maka integral garis menjadi dengan singgung (7) merupakan parameterisasi tersebut, ˆ dengan (u,v) koordinat di Ω ⊂ R 2 dan 4 (x,y,z,t) koordinat di R . Kemudian, kita akan mencari integral garis ˆ ∂Ω  ∂R ∂Q    ∂P ∂R   ∂y − ∂z  n1 dA +  ∂z − ∂x  n2 dA +       ∫∫Ω  ∂Q ∂P     −  n3 dA   ∂x ∂y     =∫ Salah satu cara memperumum teorema Stokes ini di R4 adalah menggunakan prinsip induksi. Misalkan Ω adalah benda dimensi dua di R4, maka mereka dapat diparameterisasi dengan menggunakan dua variabel. Misalkan (6) dengan Ω benda berdimensi dua di R3 dan ∂Ω lengkungan yang merupakan batas dari Ω. Bentuk ini tidak mudah untuk diperluas ke dimensi yang lebih tinggi karena operasi hasil kali vektor × hanya dikenal dalam R3. Teorema Stokes dalam koordinat x, y, z adalah Perumuman Teorema Stokes (13) ˆ serta ∂Ω merupakan batas dari himpunan ˆ Ω. I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001
  • 3. Selanjutnya, dengan menggunakan teorema Green di bidang, kita mempunyai ∫ ( F (u , v ) du + G (u , v ) dv ) = ˆ ∂Ω ∫∫ ˆ Ω  ∂G ∂F −   ∂u ∂v   dudv  ∂G ∂F − ∂u ∂v (1.19) dengan p dapat diganti dengan x, y, z atau u harus positif, maka kita dapat menentukan isi ruas kanan dari integral garis. Misalkan saja, koefisien dari (1.15) Untuk singkatnyapenulisan, kita akan menuliskan P ( x (u , v ) , y (u , v ) , z (u , v ) , t (u , v )) = P (u , v ) ∂p  ∂v   ∂q  ∂v   (14) Oleh karena itu kita cari nilai A=  ∂p  ∂u   ∂q  ∂u   ∂x  ∂u   ∂y  ∂u  ∂x  ∂v   ∂y  ∂v   (1.10) adalah (1.16) maka ∂P ∂x ∂Q ∂y ∂R ∂z ∂S ∂t + + + ∂u ∂v ∂u ∂v ∂u ∂v ∂u ∂v ∂P ∂x ∂Q ∂y ∂R ∂z ∂S ∂t − − − − ∂v ∂u ∂v ∂u ∂v ∂u ∂v ∂u (1.17) A=  ∂Q ∂P  −    ∂x ∂y  (1.11) Dengan demikian, ruas kanan akan berisi ∫∫ Ω  ∂Q ∂P  −   dxdy  ∂x ∂y  (1.12) Tetapi ∂P ∂P ∂x ∂P ∂y ∂P ∂z ∂P ∂t = + + + ∂u ∂x ∂u ∂y ∂u ∂z ∂u ∂t ∂u ∂P ∂P ∂x ∂P ∂y ∂P ∂z ∂P ∂t = + + + ∂v ∂x ∂v ∂y ∂v ∂z ∂v ∂t ∂v (1.18) dan hal serupa untuk Q, R dan S. Substitusikan hasil ini pada bentuk A, makan akan diperoleh (kalau perlu dengan bantuan program komputer yang mampu melakukan komputasi simbolik) bentuk yang snagat panjang. Jika kita ambil orientasi tertentu, misalkan I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001 Jika kita hitung lengkap, maka  P( x, y, z, t ) dx + Q( x, y, z, t ) dy + ∫∂Ω R( x, y, z,t ) dz + S ( x, y, z,t ) dt       ∂Q ∂P    ∂R ∂P   −  dxdy +  −  dxdz +   ∂x ∂z   ∂x ∂y    ∂S ∂P    −  dxdt   ∂x ∂t   (1.23) = ∫∫   Ω     + ∂R − ∂Q  dydz +  ∂S − ∂Q  dydt +   ∂y ∂z    ∂y ∂t     ∂S − ∂R  dzdt   ∂z ∂t       21
  • 4. Hal yang sama dapat kita lakukan dari integral luas menjadi integral volume di R4. Misalkan Ω ⊂ R4 benda berdimensi tiga di R4 dan batasnya benda berdimensi dua, maka  Pdxdy + Qdxdz + Rdxdt +   ∂Ω  Sdydz + Tdydt + Udzdt    ∂P ∂Q ∂S   − +   dxdydz +   ∂z ∂y ∂x    ∂P ∂R ∂T     − +  dxdydt  ∂t ∂y ∂x   = ∫∫∫   (1.24) Ω  ∂Q ∂R ∂U  +  − + dxdzdt +    ∂t ∂z ∂x       ∂S − ∂T + ∂U  dydzdt   ∂t ∂z ∂y      ∫∫  P dxdydz + Q dxdydt +   ∂Ω  R dxdzdt + S dydzdt    ∂P ∂Q   − ∂t + ∂z +  dxdydzdt = ∫ ∫∫∫  Ω ∂R ∂S    ∂y + ∂x    ∫∫∫ (1.25) dengan Ω ⊂ R4 benda dimensi empat dan batasnya benda berdimensi tiga. Daftar Pustaka 1. 2. Thomas, Finney, Calculus and Analytic Geometry, Addison Wesley, 8th edition, 1992. Abraham, Marsden, Ratiu, Manifolds, Tensor, Analysis and Applications, Springer Verlag, 1988 Penulis dengan P, Q, R, S, T, U. Sedangkan integral volume menjadi integral penuh di R4 mempunyai bentuk 22 Dr. Wono Setya Budi adalah dosen pengajar pada jurusan Matematika, FMIPA ITB. I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001