Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien leukemia yang mencakup definisi leukemia, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan pendidikan kesehatan untuk pencegahan leukemia. Dokumen ini juga menjelaskan pengkajian keperawatan, masalah keperawatan, prioritas keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk menangani masalah-masalah yang muncul pada pas
4. 1. Defenisi
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang
masih imatur dalam dalam jaringan pembentukan
darah.
Leukemia adalah suatu keganasan dalam
pembuatan sel darah berupa proliferasi patologis
sel hemopoetik muda yang ditandai adanya
kegagalan sumsum tulang belakang dalam
membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi
ke jaringan tubuh lain (Kapita Selekta Kedokteran,
2000).
6. 2. Etiologi
Penyebab secara pasti belum diketahui,akan tetapi terdapat
factor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia,
seperti :
1. Faktor genetic : virus tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen (T cell leukemia-lymphoma virus
/HTLV)
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosuspresif seperti obat – obat karsinogenik
(diethilstilbestrol)
4. Faktor herediter, seperti kembar monozigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrome
7. 3. Patofisiologi
• Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan,
imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast. Produksi ertrosit
dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan
trombositopenia.
• Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan
gangguan system pertahanan tubuh dan mudah mengalami
infeksi.
• Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow
dan infiltrasi organ , system saraf pusat. Gangguan pada nutrisi
dan metabolisme. Depresi sumsum tulang belakan akan
berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, factor pembekuan
darah, dan peningkatan tekanan jaringan.
8. 3. Patofisiologi
• Adanya infiltrasi pada ekstra medular, akan berakibat pada
pembesaran hati , limfe dan nodus limfe dan nyeri
persendian
9. 4. Klasifikasi Leukemia
Leukemia Mielositik Akut (LMA)
LMA disebut juga leukemia mielogenus akut atau leukemia
granulositik akut (LGA) yang dikarakteristikkan oleh produksi
berlebihan dari meiloblast. LMA sering terjadi pada semua
usia, tetapi jarang terjadi pada anak-anak. Mieloblast
menginfiltrasi sumsum tulang dan ditemukan dalam darah
sehingga dapat menyebabkan anemia, perdarahan, dan
infeksi, tetapi jarang disertai keterlibatan organ lain.
10. 4. Klasifikasi Leukemia
Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA sering menyerang anak – anak dengan persentase 75 –
80 % menginfiltrasi sumsum tulang oleh sel limfoblastik yang
menyebabkan anemia, memar (trombositopenia), dan infeksi
(neutropenia). Limfoblas biasanya ditemukan dalam darah
tepi dan selalu ada di sumsum tulang, hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya limfadenopati, splenomegaly dan
hepatomegaly, tetapi 70% anak dengan LLA kini bisa
disembuhkan.
11. 4. Klasifikasi Leukemia
Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK terjadi pada manula dengan limfadenopati generalisata
dan peningkatan jumlah leukosit disertai limfositosis.
Perjalanan penyakit biasanya jinak dan indikasi pengobatan
adalah hanya jika timbul gejala
Leukemia Mielositik Kronis (LMK)
LMK sering juga disebut leukemia granulositik kronik (LGK),
gambaran yang menonjol adalah : adanya kromosom
Philadelphia pada sel-sel darah. Ini adalah kromosom
abnormal yang ditemukan pada sel sumsum tulang, krisis
blast fase yang dikarakteristikan oleh proliferasi tiba-tiba dari
jumlah besar myeloblast.
12. 4. Manifestasi Klinis
• Pilek tidak sembuh-sembuh
• Pucat, lesu, mudah terstimulasi
• Demam dan anorexia
• Berat badan menurun
• Memar tanpa sebab
• Nyeri pada tulang dan persendian
• Nyeri abdomen
• Lymphedenophaty
• Hepatosplenomegali
• Abnormal WBC
14. 6. Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan BMP (bone marrow puncture)
Terapi Induksi (kemoterapi) : untuk membunuh sel leukemia
a. Cytarabine (Cytosal, Ara C) dan Daunorubicin
(Daunomycin, cerubidine) atau mitoxantrone atau
idarubicin.
b. Kadang-kadang diikuti oleh terbunuhnya sel myeloid
normal: neutropenia, anemia, trombositopenia
c. Suportive care (darah dan platelet) untuk infeksi,
pendarahan, mukosistis, diare
d. Granulocyte growth factor
Terapi konsolidasi/post remisi : untuk menghilangkan sisa sel
leukemia yang tidak terdeteksi secara klinis
15. 6. Penatalaksanaan Medis
Transplantasi Sumsum Tulang
a. Kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan sumsum
tulang pasien
b. Donor sumsum tulang menggantikan produksi sel darah
c. Resiko penolakan dan infeksi
Suportive terapi + transfusi darah
17. 1. Pengkajian Keperawatan
Keluhan utama :
Muncul tiba-tiba demam. Lesu, penurunan nafsu makan,
pucat (anemia), kecendrungan terjadi pendarahan.
Riwayat Kesehatan masa lalu :
Pada penderita sering ditemukan riwayat keluarga yang
sering terpapar chemical toxins (benzene dan arsen), infeksi
virus (Epstein barr, htlv-1), kelainan kromosom dan
penggunaan obat seperti phenylbutazone dan
khlorampenicole, terapi radiasi, maupun kemoterapi.
18. 1. Pengkajian Keperawatan
• Mengalami penurunan koordinasi dalam pergerakan,
terdapat penurunan tonus otot dan terdapat nyeri pada
sendi dan tulang.
• Keadaan umum lemah, ketidakmampuan melaksanakan
aktivitas rutin seperti berpakaian, makan dan mandi.
• Kesadaran somnolen. Penurunan fungsi saraf-saraf
kranial ditandai dengan pendarahan serebral
• Keluhan jantung berdebar-debar, murmur, kulit pucat,
membrane mukosa pucat.
19. 1. Pengkajian Keperawatan
• Adanya dyspnea, tachipnea, batuk, crackels, ronchi, dan
penurunan suara nafas
• Mudah mengalami pendarahan spontan yang tidak
terkontrol dengan trauma minimal, gangguan visual akibat
perdarah retina, leba, purpura, perdarah gusi, epistaksis.
• Mengalami penurunan nafsu makan, anorexia, muntah
perubahan sensasi rasa, penurunan berat badan,
gangguan menelan, paringitis.
20. 1. Pengkajian Keperawatan
• Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya distensi
abdomen, penurunan bowel sounds, pembesaran limfa,
pembesaran hati akibat invasi sel-sel darah putih yang
berploriferasi secara abnormal, icterus, stomatitis, dan
adanya pembesaran gusi (bisa menjadi indikasi acute
monolotik leukemia)
• Diare, nyeri abdomen, feses berwarna hitam, darah dalam
urin, penurununa urine output. Pada inspeksi didapatkan
adanya abses perianal, serta adanya hematuria.
• Waktu yang dihabiskan lebih banyak untuk tidur karena
mengalami kelelahan.
21. 2. Masalah Keperawatan
a. Penurunan Curah jantung
b. Resiko Infeksi
c. Kerusakan Integritas kulit
d. Nyeri Akut
e. Perfusi jaringan perifer tidak efektif
f. Kerusakan Pertukaran gas
g. Pola Nafas tidak efektif
h. Kekurangan Volume cairan
22. 3. Prioritas Keperawatan
a. Mencegah infeksi selama fase akut dan
pengobatan
b. Mempertahankan volume darah sirkulasi
c. Menghilangkan nyeri
d. Memberikan dukungan psikologis
e. Memberikan informasi mengenai proses
penyakit, prognosis dan pengobatan
23. 4. Tujuan Keperawatan
a. Komplikasi dapat dicegah/diminimalkan
b. Nyeri dapat dihilangkan/dikontrol
c. ADL dapat dilakukan secara mandiri/dibantu
d. Menerima penyakit secara realistis
e. Memahami proses penyakit, prognosis dan
penatalaksanaan terapeutik
24. 5. Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Penurunan curah jantung
Kriteria hasil :
1. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi,
respirasi)
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4. Tidak ada penurunan kesadaran
• Cardiac care (monitor adanya disritmia, monitor toleransi
aktivitas pasien, monitor adanya dyspneu, fatigue,
tekipneu dan ortopneu
• Vital sign monitoring
25. 5. Intervensi Keperawatan
Dx 2 : Resiko Infeksi
Kriteria hasil :
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
4. Jumlah leukosit dalam batas normal
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat
• Infection Control (Kontrol infeksi)
• Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
26. 5. Intervensi Keperawatan
Dx 3 : Kerusakan Integritas Kulit
Kriteria hasil :
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit
3. Perfusi jaringan baik
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya sedera berulang
5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
27. 5. Intervensi Keperawatan
Pressure Management
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar
2. Hindari kerutan padaa tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
8. Monitor status nutrisi pasien
30. Pencegahan
Sekunder
Ditujukan untuk yang sudah terkena
leukemia:
Mengontrol factor resiko agar tidak
terjadi komplikasi, pengobatan rutin.
Edukasi pada keluarga mengenai
aspek penanganan dan perawatan
leukemia, baik di rumah sakit
maupun di rumah. Edukasi tersebut
harus mencakup bagaimana tanda
bahaya yang harus segera
mendapat perawatan secepatnya.
31. Pencegahan Tersier
Ditujukan untuk yang sudah
terkena leukemia (kualitas hidup
pasien):
1. Kesehatan fisik dan
mengatasi manifestasi klinis
(physical well-being and
symptoms)
2. Kesehatan psikologis
(psychological well-being).
3. Kesehatan sosial (social
well-being)
4. Kesehatan spiritual (spiritual
well-being)
32. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Stories
THANKS
Do you have any questions?
mutiayaya88@gmail.com