SlideShare a Scribd company logo
Assalamualaikum Wr.Wb 
ANGGARAN 
NEGARA 
KELOMPOK 3 
1. Maya Rosida 
2. M. Ibnu Sauqi 
3. Ulwiyatu Riv’ah 
4. Ariyanto 
5. Amru Rizal
PEMBAHASAN 
1) Pengertian dan Lingkungan Anggaran 
2) Klasifikasi Anggaran 
3) Prinsip Prinsip Penyusunan Anggaran 
4) Rancangan Penyusunan Anggaran 
5) Siklus/ Daur Anggaran 
Anggaran Negara
Pengertian Dan Lingkungan Anggaran 
1. Pengertiaan anggaran 
A budget, in the general sense of ter, is a financial plan for specific 
period time. A goverment budget therefore, is a statement of proposed 
expenditur and expeted revenues for coming period, together with data 
of actual expenditur and revenues for current and past periode 
Dari definisi diatas, dapat diartikan bahwa anggaran negara meliputi: 
 rencana pengeluaran/ belanja 
 Rencana penerimaan/ pembiayaan belanja 
 Mencangkup jangka waktu tertentu 
Sehingga pengertian anggaran atw APBN menurut UU No. 17/2003 adalah 
rencana tahunan pemerintah negara yang di setujui oleh DPR , dan 
anggaran pendapatan dan belanja daerah , selanjutnya di sebut APBD, 
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah ysng di detujui oleh 
dewan perwakilan rakyat daerah
b. Lingkungan Anggaran 
Sistem anggaran negara menurut sugijanto et al (1995), terdiri dari unsur unsur: 
unsur pertama 
kebutuhan dan kepentingan rakyat banyak, sesuai dengan tujuan bangsa 
unsur kedua sistem pemerintahan negara yang erat berkaitan dengan anggaran 
negara: 
1. majelis permusyawaratan rakyat (MPR) 
2. dewan perwakilan rakyat (DPR) 
3. Presikden 
4. kabinet/ menteri negara 
5. badan pemeriksa keuangan (BPK) 
Unsur ketiga sistem administrasi negara yang sangat erat kaitannya dengan sistem 
pemerintahan 
1. MPR - menentukan GBHN 
2. Presideen/mandataris presiden - menyusun PELITA dan RABN tahunan 
3. DPR - Terima RAPBN, menentukan UU-APBN 
4. BPK - memeriksa pelaksanaan APBN oleh pemerintah
Menurut UU. No. 25 tahun 2004 tentang perencanaan 
pembangunan Nasional, antara lain di sebutkan: 
pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam 
rangka mencapai tujuan bernegara. 
Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan 
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, 
jangka menengan dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara dan masyarakat 
di tingkat pusat dan daerah. 
 Hasil perencanaan pembangunan dan hasilnya: 
1. Rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) adalah dokumen perencanaan untuk periode 
20 tahun 
2. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) adalah dokumen perencanaan untuk 
periode 5 tahun 
a. RPJM kementrian atau lembaga selanjutnya disebut rencana strategis kementrian adalah 
dokumen perencanaan kementrian untuk periode 5 tahun 
b. RPJM satuan kerja perangkat daerah (restra SKPD) adalah dokumen perencanaan satuan 
kerja perangkat daerah untuk periode 5 tahun
3. Rencana pembangunan tahunan nasional atau disebut rencana kerja 
pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 
satu tahun : 
a. Rencana pembangunan tahunan kementrian/ lembaga ( Renja KL) 
b. Rencana pembangunan tahunan daerah (RKPD) 
c. Rencana pembangunan tahunan satuan kerja perangkat daerah (renja- 
SKPD) 
4. Mentri menyiapkan rancangan RPJP Nasional dan kepala pabbeda 
menyiapkan rancangan RPJP Daerah 
5. Rancangan RPJP Nasional dan RPJP Daerah menjadi bahan utama bagi 
musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) 
6. Musrembang diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJP dan diikuti 
oleh unsur unsur penyelenggaraan negara dengan mengikutsertakan 
masyarakat 
7. Mentri menyelenggarakan musrembang jangka panjang nasional, dan 
kepala pabbeda menyelenggarakan musrembang jangka panjang daerah 
8. Penyelenggaraan musrembang tersebut dilaksanakan paling lambat satu 
tahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang berjalan.
UUD 1995 merupakan landasan konstitusional penyelenggaraan negara, dalam 
waktu relatif singkat (1999-2002) telah mengalami 4 kali perubahan. Dengan 
berlakunya amandemen UUD 1995 tsb telah terjadi perubahan dalam 
pengelolaan pembangunan yaitu 
1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBN 
2. Ditiadakan Gari-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman 
penyusunan rencana pembangunan nasional 
3. Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam 
NKRI 
FUNGSI ANGGARAN adalah sebagai berikut 
1. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam mengelola negara untuk periode 
yang akan datang 
2. Alat pengawas bagi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah 
3. Alat pengawas terhadap kemampuan pelaksanaan kebijakan pemerintah
Sesuai UU. No. 17/2003, lingkungann yang 
berhubungan dengan APBN (Pasal 13,14 dan 15 adalah: 
1. Pemerintah pusat meliputi 
a. Presiden sebagai kepala pemerintahan yan 
memegang kekuasaan pengelolaan keuangan 
negara 
b. Menteri keuangan, selaku mengelola fiskal 
dan pemegang fungsi bendahara umum negara 
(BUN). 
c. Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku pengguna 
anggaran/ pengguna barang kementrian 
negara/ lembaga 
2. DPR. 
3. BPK.
Ada tiga tahap dalam rangka penyusunan RUU 
APBN sampai dengan pengesahan UU APBN 
sebagai berikut: 
1. Pemerintah pusat menyampaikan pokok-pokok 
kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun 
anggaran berikutnya kepada DPR, kemudian 
melakukan pembahasan bersama dalam pembicaraan 
pendahuluan RABN tahun anggaran berikutnya, dan 
periotas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap 
kementrian negara/ lembaga dalam penyusunan 
usulan negara. 
2. Dalam rangka penyususnan rancangan APBN, mentri/ 
pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran 
menyusun rancangan kerja yang akan dicapainya, 
sampai ke DPR untuk dibahas dalam pembicaraan 
pendahuluan, dan hasil pembahasan tersebut 
disampaikan kepada mentri keuangan sebagai bahan 
penyusunan RUU APBN 
3. Pemerintah mengajukan RUU APBN kepada DPR 
untuk dibahas, disyahkan dan ditetapkan sebagai UU 
APBN.
Klasifikasi Anggaran 
• Pembagian anggaran yhang utama sebelum adanya undang-undang baru 
(UU NO. 17/2003) adalah berdasarkan: 
1. Objek, menurut jenis penerimaan dan pengeluaran. 
2. ORGANISASI, terbagi Departemen/ Lembaga, unit organisasi 
3. FUNGSI, Seperti pengairan, perhubungan, pendidikan , dan sebagainya, 
terbagi dalam sektor, sub sektor. 
4. SIFAT/ KARAKTER, seperti pengeluaran operasional, belanja, modal, 
pembayaran utang, dan sebagainya 
5. APBN, pendapatan rutin/ pembangunan dan belanja rutin/ pembangunan
Berdasarkan UU APBN yang disyahkan legislatif, pembagiannya 
adalah: 
a) Anggaran pendapatan, berdasarkan atas objek 
(jenis penerimaan) 
b) Anggaran belanja, berdasarkan fungsi (sektor dan 
sub sektor) 
UU-APBN yang disahkan Legislatif, 
dipertanggungjawabkan oleh : 
a. Presiden kepada DPR, berdasarkan fungsi 
b. Mentri kepada Presiden berdasarkan obyek (mata 
Anggaran)
Ketentuan tentang anggaran ini diatur lebih lanjut dalam PP No. 
20/2004 tentang rencana kerja pemerintah dan PP NO 21/ 
2004 tentang rencana kerja dan anggaran kementrian negara/ 
lembaga 
1. Klasifikasi berdasarkan organisasi 
2. Klasifikasi berdasarkan fungsi 
3. Klasifikasi berdasarkan jenis belanja 
4. Klasifikasi berdasarkan program dan kegiatan 
5. Klasifikasi berdasarkan pos-pos neraca 
6. Klasifikasi berdarkan arus kas
Perkiraan akuntansi untuk neraca, LRA dan LAK 
1. ASET 
11 Aset Lancar 
12 Investasi Jangka Panjang 
13 Aset Tetap 
14 Dana Cadangan 
15 Aset Lain-lain 
2. KEWAJIBAN 
21 kewajiban jangka pendek 
22 kewajiban jangka panjang 
3. EKUITAS 
31 Ekuitas Dana Lancar 
32 Ekuitas Dana Investasi 
33 Ekuitas Dana Cadangan 
4. PENDAPATAN DANA DAN HIBAH 
41 Penerimaan Perpajakan 
42 Penerimaan Bukan Pajak 
43 Penerimaan Hibah 
5. BELANJA NEGARA 
51 Belanja Pegawai 
52 Belanja Barang 
53 Belanja Modal 
54 Belanja Pembayaran Bunga 
55 Belanja Subsidi 
56 Belanja Hibah 
57 Belanja Bantuan Sosial 
58 Belanja Dan Lain-lain 
6. BELANJA UNTUK DAERAH 
61 Belanja Dana Perimbangan 
62 Belanja Dana Otonomi Khusus Dan 
Penyesuaian 
7. PEMBIAYAAN 
71 Penerimaan Pembiayaan 
72 Pengeluaran Pembiayaan 
8. NON ANGGARAN (untuk LAK) 
81 Penerimaan Non Anggaran 
82 Pengeluaran Non Anggaran
Prinsip- Prinsip Penyusunan Anggaran 
a. Keterbukaan 
b. Perioditas 
c. Pembebanan anggaran pengeluaran dan menguntungkan 
anggaran penerimaan 
d. Fleksibilitas 
e. Prealabel 
f. Kecermatan 
g. Kelengkapan dan universalitas 
h. Komprehensif 
i. Terinci
Ancangan penyusunan anggaran 
1. Lines-itemBudgeting atau Pendekatan Tradisional, penyusunan 
anggaran jenis ini berdasarkan Pos/item untuk setiap jenis pengeluaran 
dan penerimaan. 
2. Program Budgeting , penyusuna anggaran berdasarkan program tugas 
pekerjaan, untuk efektivitasnya. 
3. PerformanceBudgeting, tekanan pada pengukuran hasil 
pekerjaan/kinerja, untuk efesiensiny, dari pada jumlah pengeluarannya. 
4. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS), PPBS dan Zero 
Budgeying menghubungkan 3 unsur : 
a. Perencanaan hasil-hasil yang diinginkan 
b. Pemograman kegiatan fisik untuk mencapai hasil yang 
diinginkan 
c. Penganggaran atau alokasi dana yang diperlukan untuk mencapai 
hasil yang dituju 
d. Zero Base Budgeting
Siklus/ Daur Anggaran 
Dalam UU. No.17/2003 ditetapkan, bahwa APBN merupakan wujud 
pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan 
Undang-Undang, terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan 
pembiayaan. Pendapatan neagara terdiri penerimaan pajak, penerimaan 
bukan pajak, dan hibah. Sedangakan belanja negara digunakan untuk 
keperluan tugas pemerintah pusat dan pelaksanaan perimbangan 
keuangan negara pemerintah pusat dan daerah, uang diperinci menurut 
obligasi, fungsi, dan jenis belanja. Pembiayaan diterima dari surplus tahun 
lalu dan dana cadangan, serta dugunakan untuk membayar defisit 
anggaran tahun lalu, membayar hutang dan pembentukan dana cadangan.
Lanjutan . . . 
Dasar Anggaran Pemerintah R.I dikelompokan dalam 5 tahap : 
1. Penyusunan dan pengajuan RUU-APBN oleh pemerintah kepada DPR 
2. Pembahasan dan pengesahan RUU-APBN dan penetapan RUU-APBN 
oleh DPR 
3. Pelaksaan anggran akuntansi dan pelaporan keuangan negara oleh 
pemerintah 
4. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan laporan keuangan 
oleh BPK 
5. Pembahasan dan persetujuan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan 
APBN dan penetapan UU-laporan Pertanggungjawaban APBN oleh 
DPR
Tahap-I 
Tahun Anggaran meliputi masa satu Tahun mulai tanggal 1 januari s.d 31 
Desember (UU.No 1/2004 pasal 11). 
Penyusunan dan pengajuan RUU-APBN oleh pemerintah kepada DPR (UU 
No. 17/2003) 
A. Pembahasan Kebijakan umum dan prioritas anggaran 
 Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka 
ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR selambat-lambatnya 
pertengahan bulan Mei tahun berjalan, 
 Dibahas bersama DPR dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN 
tahun anggaran berikutnya 
 Membahas bersama dengan DPR mengenai kebijakan umum dan prioritas 
anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian/ lembaga dalam 
penyusunan usulan anggaran.
B. Penyusunan rancangan undang-undang tentan APBN : 
1. Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, mentri/pimpinan lembaga selaku pengguna 
anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran kementrian negara/lembaga 
tahun berikutnya, yang disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai, disertai dengan 
perkiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun 
2. Rencana kerja dan anggaran dimaksud disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam 
pembicaraan pendahuluan rancangan APBN 
3. Hasil pembahasan rencana kerja dan anggran disampaikan kepada Mentri keuangan sebagai 
bahan penyusunan UU APBN tahun berikutnya 
4. Pembahasan oleh Mentri Keuangan, Gubernur Bank Central, Mentri Tingkat Dewan Moneter, 
kemudian disiapkan Nota Keuangan oleh Mentri Keuangan yang berisi antara lain : 
a. Kebijakan fiskal dan moneter 
b. Perkembangan harga-harga, gaji dan upah 
c. Taksiran penerimaan dan pengeluaran negara untuk tahun mendatang 
d. Jumlah uang yang beredar 
e. Hubungan ekonomi dengan luar negri dan lalu lintas devisa 
f. Produksi dan ekonomi nasional yang diharapkan (pertanian, industri, tambang)
Tahap-II 
Pembahasan, Persetujuan RUU-APBN, dan penetapan UU-APBN oleh DPR 
1. Pemerintah Pusat Mengajukan Rancanga Undang-Undang tentang APBN (RUU 
APBN) disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada 
DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya 
2. Pembahasan RUU APBN dilakukan sesuai dengan Undang-Undang yang 
mengatur susunan dan kedudukan DPR 
3. DPR dapat mengajukan usul mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan 
pengeluaran dalam RUU APBN 
4. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU APBN dilakukan selambat-lambatnya 
2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakn 
5. APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, 
program, kegiatan, dan jenis belanja 
6. Apabila DPR tidak menyetujui RUU-APBN tersebut, pemerintah pusat dapat 
melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar APBN tahun sebelumnya.
Tahap-III 
1. Setelah APBN ditetapkan dalam Undang-Undang, pelaksanaanya ditunagkan dalam 
keputusan Presiden (kepres). 
2. Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBN dan progronis 
untuk 6 bulan berikutnya selambat-lambatnya akhir bulan Juli disampaikan kepada DPR 
untuk dibahas bersama antara DPR dan Pemerintah. 
3. Penyesuaian dan/atau perubahan APBN dilakukan apabila terjdai : 
a. Perkembangan Ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan 
dalam APBN 
b. Perubahan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal 
c. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit 
organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja 
d. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus 
digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan. 
4. Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia 
anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBN dan/atau 
disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. 
5. Pemerintah Pusat mengfajukan rancangan Undang-Undang tentang perubahan APBN 
tahun anggaran yang bersangkutan berdasarkanj perubahan pada angka 3 dimaksud 
untuk mendapatkan persetujuan dari DPR.
Tahap-IV 
Laporan keuangan, sebagai pertanggungjawaban Pemerintah dan Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa 
Keuangan (UU.No 1/2004 pasal 55) 
1. Mentri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan keuangan Pemerintah Pusat 
untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan 
APBN. 
2. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tersebut : 
a. Mentri/Pimpinan Lembaga Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan 
menyampaikan laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan 
Catatan Atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada 
kementrian negara/lembaga masing- masing. 
b. Laporan keuangan dimaksud huruf a) disampaikan kepada Mentri Keuangan 
selambat-lambatnya 2 bulan setelah tahun anggran berakhir. 
c. Mentri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas 
Pemerintah Pusat . 
d. Mentri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan negara yang dipisahkan 
menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara. 
3. Laporan Keuangan dimaksud disampaikan Presiden kepada Badan Pemeriksa keuangan paling lambat 
3 bulan setelah tahun anggaran berakhir. 
4. Mentri/pimpinan Lembaga salaku Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan 
APBN telah diselenggarakan berdasarkan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan 
akuntansi keuangan telah diselenggarakansesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. 
5. Audit atas Laporan Keuangan Pemerintah harus diselesaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah 
laporan keuangan diterima oleh BPK, dan bila belum selesai dianggap BPK menyetujui bahwa 
pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengawasan intern yang memadai dan 
akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (UU.No. 
17/2003 pasal 30 & 31)
Tahap-V 
Sesuai Undang-Undang No.17/2003 pasal 30 tentang 
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN disebutkan. Presiden 
menyampaiakan rancangan Undang-Undang tentang 
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa 
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa 
Keuangan, selambatnya-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran 
berakhir. 
Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi laporan 
Realisasi APBN (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan 
Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan 
keuangasn perusahaan negara dan badan lainnya.
Dalam Undang-Undang No. 17/2003 pasal 36 tentang Ketentuan 
Peralihan, disebutkan : 
1. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja 
nerbasis akrual dalam undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya 
dalam 5tahun. Selama pengukuan dan pengukuran pendapatan dan belanja 
berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran 
berbasis kas. 
2. Batas waktu penyampaian laporann keuangan oleh pemrintah pusat/pemerintah 
daerah, demikian pula penyelesaian pemeriksaan laporan keuangan pemerintah/ 
pemerintah daerah oleh badan pemeriksa Keuangan, sebagaimana dimaksud 
dalam pasal 30 dan 31 undang-undang ini, berlaku mulai APBN/APBD tahun 
2006
Selanjutnya, dalam Undang-Undang No. 1/2004 pasal 70 Ketentuan Peralihan, 
desebutkan : 
1. Jabatan Fungsional bendahara sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 
dibentuk selambat-lambatnya 1 tahun sejak undang-undang No. 1/2004 
diundangkan. 
2. Ketentuan mengenal pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja 
berbasis akrual sebagaimana dimaksud, dilaksanakan selambat-lambatnya 
pada tahun anggaran 2008 dan selama pengakuan dan pengukuran 
pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan 
pengakuan dan pengukuran berbasis kas. 
3. Penyimpana uang negara dalam Rekening Kas Umum Negara pada Bank 
Sentral dilaksanakan secara bertahap, sehingga terlaksana secara penuh 
selambat-lambatnya pada tahun 2006. 
4. Penyimpanan uang daerah dalam Rekening Kas Umum Daerah pada Bank 
yang telah ditentukan (oleh Gubernur/Bupati/Walikota), dilaksanakan secara 
bertahap, sehingga terlaksana secara penuh selambat-selambatnya pada tahun 
2006.
akuntansi sektor publik

More Related Content

What's hot

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANKEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
Tri Damri
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
Lily Herliana
 
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan NegaraMakalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Fox Broadcasting
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Penataan Ruang
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHRAMASYAFARADI
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
Ary Efendi
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
Danny Akbar
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Jogo Hera
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan Negara
Ade ermawati
 
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARATINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
Ary Efendi
 
Resume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearahResume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearahEka Arif
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
Sujatmiko Wibowo
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Penataan Ruang
 
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraasas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
Ary Efendi
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Penataan Ruang
 
Modul keuangan negara
Modul keuangan negaraModul keuangan negara
Modul keuangan negarakppnpelaihari
 
APBN
APBNAPBN
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Joy Irman
 

What's hot (19)

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANKEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
 
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan NegaraMakalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan Negara
 
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARATINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
 
Resume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearahResume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearah
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
 
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraasas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 
Modul keuangan negara
Modul keuangan negaraModul keuangan negara
Modul keuangan negara
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
 

Similar to akuntansi sektor publik

Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangAnugrah Febryan
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
Dio_irawan13
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
Ulan Safitri
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
PSEKP - UGM
 
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
DanyepIdris
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
kurniawansantoso6
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaragravity1992
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
Ita Pitriyanti
 
Makalah Perekonomian Indonesia
Makalah Perekonomian IndonesiaMakalah Perekonomian Indonesia
Makalah Perekonomian Indonesia
Dio_irawan13
 
keuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskalkeuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskal
Srestha Anindyanari
 
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Apbd
Apbd  Apbd
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Shafira Dyah
 
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Alfiya Zahra Yustisia
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan EkonomiTugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Rahayu Puspita Sari
 
sistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.pptsistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
SriFatmasariSyam
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Ary Efendi
 

Similar to akuntansi sektor publik (20)

Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undang
 
Modul 2 KB 2
Modul 2 KB 2Modul 2 KB 2
Modul 2 KB 2
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
 
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeuPaparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
Makalah Perekonomian Indonesia
Makalah Perekonomian IndonesiaMakalah Perekonomian Indonesia
Makalah Perekonomian Indonesia
 
keuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskalkeuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskal
 
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
 
Apbd
Apbd  Apbd
Apbd
 
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
 
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan EkonomiTugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
 
sistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.pptsistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
 

More from Amrul Rizal

Kel. 8
Kel. 8Kel. 8
Kel. 8
Amrul Rizal
 
Kel. 7
Kel. 7Kel. 7
Kel. 7
Amrul Rizal
 
Kel. 6
Kel. 6Kel. 6
Kel. 6
Amrul Rizal
 
Kel. 5
Kel. 5Kel. 5
Kel. 5
Amrul Rizal
 
Kel. 4
Kel. 4Kel. 4
Kel. 4
Amrul Rizal
 
Akuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkumanAkuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkumanAmrul Rizal
 
Akuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional pptAkuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional pptAmrul Rizal
 
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansiKelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansiAmrul Rizal
 
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUANBAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Amrul Rizal
 
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCELPENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
Amrul Rizal
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
Amrul Rizal
 
NERACA (Balanca Sheet)
NERACA (Balanca Sheet)NERACA (Balanca Sheet)
NERACA (Balanca Sheet)
Amrul Rizal
 
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
Amrul Rizal
 
saham&penilaian saham
saham&penilaian sahamsaham&penilaian saham
saham&penilaian saham
Amrul Rizal
 
Menggambar
MenggambarMenggambar
Menggambar
Amrul Rizal
 

More from Amrul Rizal (20)

Kel. 8
Kel. 8Kel. 8
Kel. 8
 
Kel. 7
Kel. 7Kel. 7
Kel. 7
 
Kel. 6
Kel. 6Kel. 6
Kel. 6
 
Kel. 5
Kel. 5Kel. 5
Kel. 5
 
Kel. 4
Kel. 4Kel. 4
Kel. 4
 
Kel. 2
Kel. 2Kel. 2
Kel. 2
 
Kel.10
Kel.10Kel.10
Kel.10
 
Akuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkumanAkuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkuman
 
Ai 11
Ai 11Ai 11
Ai 11
 
Kel. 9
Kel. 9Kel. 9
Kel. 9
 
Ai 12
Ai 12Ai 12
Ai 12
 
Akuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional pptAkuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional ppt
 
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansiKelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
 
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUANBAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
 
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCELPENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
NERACA (Balanca Sheet)
NERACA (Balanca Sheet)NERACA (Balanca Sheet)
NERACA (Balanca Sheet)
 
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
 
saham&penilaian saham
saham&penilaian sahamsaham&penilaian saham
saham&penilaian saham
 
Menggambar
MenggambarMenggambar
Menggambar
 

Recently uploaded

reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 

Recently uploaded (17)

reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 

akuntansi sektor publik

  • 1. Assalamualaikum Wr.Wb ANGGARAN NEGARA KELOMPOK 3 1. Maya Rosida 2. M. Ibnu Sauqi 3. Ulwiyatu Riv’ah 4. Ariyanto 5. Amru Rizal
  • 2. PEMBAHASAN 1) Pengertian dan Lingkungan Anggaran 2) Klasifikasi Anggaran 3) Prinsip Prinsip Penyusunan Anggaran 4) Rancangan Penyusunan Anggaran 5) Siklus/ Daur Anggaran Anggaran Negara
  • 3. Pengertian Dan Lingkungan Anggaran 1. Pengertiaan anggaran A budget, in the general sense of ter, is a financial plan for specific period time. A goverment budget therefore, is a statement of proposed expenditur and expeted revenues for coming period, together with data of actual expenditur and revenues for current and past periode Dari definisi diatas, dapat diartikan bahwa anggaran negara meliputi:  rencana pengeluaran/ belanja  Rencana penerimaan/ pembiayaan belanja  Mencangkup jangka waktu tertentu Sehingga pengertian anggaran atw APBN menurut UU No. 17/2003 adalah rencana tahunan pemerintah negara yang di setujui oleh DPR , dan anggaran pendapatan dan belanja daerah , selanjutnya di sebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah ysng di detujui oleh dewan perwakilan rakyat daerah
  • 4. b. Lingkungan Anggaran Sistem anggaran negara menurut sugijanto et al (1995), terdiri dari unsur unsur: unsur pertama kebutuhan dan kepentingan rakyat banyak, sesuai dengan tujuan bangsa unsur kedua sistem pemerintahan negara yang erat berkaitan dengan anggaran negara: 1. majelis permusyawaratan rakyat (MPR) 2. dewan perwakilan rakyat (DPR) 3. Presikden 4. kabinet/ menteri negara 5. badan pemeriksa keuangan (BPK) Unsur ketiga sistem administrasi negara yang sangat erat kaitannya dengan sistem pemerintahan 1. MPR - menentukan GBHN 2. Presideen/mandataris presiden - menyusun PELITA dan RABN tahunan 3. DPR - Terima RAPBN, menentukan UU-APBN 4. BPK - memeriksa pelaksanaan APBN oleh pemerintah
  • 5. Menurut UU. No. 25 tahun 2004 tentang perencanaan pembangunan Nasional, antara lain di sebutkan: pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengan dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.  Hasil perencanaan pembangunan dan hasilnya: 1. Rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 tahun 2. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun a. RPJM kementrian atau lembaga selanjutnya disebut rencana strategis kementrian adalah dokumen perencanaan kementrian untuk periode 5 tahun b. RPJM satuan kerja perangkat daerah (restra SKPD) adalah dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 5 tahun
  • 6. 3. Rencana pembangunan tahunan nasional atau disebut rencana kerja pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode satu tahun : a. Rencana pembangunan tahunan kementrian/ lembaga ( Renja KL) b. Rencana pembangunan tahunan daerah (RKPD) c. Rencana pembangunan tahunan satuan kerja perangkat daerah (renja- SKPD) 4. Mentri menyiapkan rancangan RPJP Nasional dan kepala pabbeda menyiapkan rancangan RPJP Daerah 5. Rancangan RPJP Nasional dan RPJP Daerah menjadi bahan utama bagi musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) 6. Musrembang diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJP dan diikuti oleh unsur unsur penyelenggaraan negara dengan mengikutsertakan masyarakat 7. Mentri menyelenggarakan musrembang jangka panjang nasional, dan kepala pabbeda menyelenggarakan musrembang jangka panjang daerah 8. Penyelenggaraan musrembang tersebut dilaksanakan paling lambat satu tahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang berjalan.
  • 7. UUD 1995 merupakan landasan konstitusional penyelenggaraan negara, dalam waktu relatif singkat (1999-2002) telah mengalami 4 kali perubahan. Dengan berlakunya amandemen UUD 1995 tsb telah terjadi perubahan dalam pengelolaan pembangunan yaitu 1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBN 2. Ditiadakan Gari-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional 3. Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam NKRI FUNGSI ANGGARAN adalah sebagai berikut 1. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam mengelola negara untuk periode yang akan datang 2. Alat pengawas bagi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah 3. Alat pengawas terhadap kemampuan pelaksanaan kebijakan pemerintah
  • 8. Sesuai UU. No. 17/2003, lingkungann yang berhubungan dengan APBN (Pasal 13,14 dan 15 adalah: 1. Pemerintah pusat meliputi a. Presiden sebagai kepala pemerintahan yan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara b. Menteri keuangan, selaku mengelola fiskal dan pemegang fungsi bendahara umum negara (BUN). c. Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran/ pengguna barang kementrian negara/ lembaga 2. DPR. 3. BPK.
  • 9. Ada tiga tahap dalam rangka penyusunan RUU APBN sampai dengan pengesahan UU APBN sebagai berikut: 1. Pemerintah pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR, kemudian melakukan pembahasan bersama dalam pembicaraan pendahuluan RABN tahun anggaran berikutnya, dan periotas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian negara/ lembaga dalam penyusunan usulan negara. 2. Dalam rangka penyususnan rancangan APBN, mentri/ pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran menyusun rancangan kerja yang akan dicapainya, sampai ke DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan, dan hasil pembahasan tersebut disampaikan kepada mentri keuangan sebagai bahan penyusunan RUU APBN 3. Pemerintah mengajukan RUU APBN kepada DPR untuk dibahas, disyahkan dan ditetapkan sebagai UU APBN.
  • 10. Klasifikasi Anggaran • Pembagian anggaran yhang utama sebelum adanya undang-undang baru (UU NO. 17/2003) adalah berdasarkan: 1. Objek, menurut jenis penerimaan dan pengeluaran. 2. ORGANISASI, terbagi Departemen/ Lembaga, unit organisasi 3. FUNGSI, Seperti pengairan, perhubungan, pendidikan , dan sebagainya, terbagi dalam sektor, sub sektor. 4. SIFAT/ KARAKTER, seperti pengeluaran operasional, belanja, modal, pembayaran utang, dan sebagainya 5. APBN, pendapatan rutin/ pembangunan dan belanja rutin/ pembangunan
  • 11. Berdasarkan UU APBN yang disyahkan legislatif, pembagiannya adalah: a) Anggaran pendapatan, berdasarkan atas objek (jenis penerimaan) b) Anggaran belanja, berdasarkan fungsi (sektor dan sub sektor) UU-APBN yang disahkan Legislatif, dipertanggungjawabkan oleh : a. Presiden kepada DPR, berdasarkan fungsi b. Mentri kepada Presiden berdasarkan obyek (mata Anggaran)
  • 12. Ketentuan tentang anggaran ini diatur lebih lanjut dalam PP No. 20/2004 tentang rencana kerja pemerintah dan PP NO 21/ 2004 tentang rencana kerja dan anggaran kementrian negara/ lembaga 1. Klasifikasi berdasarkan organisasi 2. Klasifikasi berdasarkan fungsi 3. Klasifikasi berdasarkan jenis belanja 4. Klasifikasi berdasarkan program dan kegiatan 5. Klasifikasi berdasarkan pos-pos neraca 6. Klasifikasi berdarkan arus kas
  • 13. Perkiraan akuntansi untuk neraca, LRA dan LAK 1. ASET 11 Aset Lancar 12 Investasi Jangka Panjang 13 Aset Tetap 14 Dana Cadangan 15 Aset Lain-lain 2. KEWAJIBAN 21 kewajiban jangka pendek 22 kewajiban jangka panjang 3. EKUITAS 31 Ekuitas Dana Lancar 32 Ekuitas Dana Investasi 33 Ekuitas Dana Cadangan 4. PENDAPATAN DANA DAN HIBAH 41 Penerimaan Perpajakan 42 Penerimaan Bukan Pajak 43 Penerimaan Hibah 5. BELANJA NEGARA 51 Belanja Pegawai 52 Belanja Barang 53 Belanja Modal 54 Belanja Pembayaran Bunga 55 Belanja Subsidi 56 Belanja Hibah 57 Belanja Bantuan Sosial 58 Belanja Dan Lain-lain 6. BELANJA UNTUK DAERAH 61 Belanja Dana Perimbangan 62 Belanja Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian 7. PEMBIAYAAN 71 Penerimaan Pembiayaan 72 Pengeluaran Pembiayaan 8. NON ANGGARAN (untuk LAK) 81 Penerimaan Non Anggaran 82 Pengeluaran Non Anggaran
  • 14. Prinsip- Prinsip Penyusunan Anggaran a. Keterbukaan b. Perioditas c. Pembebanan anggaran pengeluaran dan menguntungkan anggaran penerimaan d. Fleksibilitas e. Prealabel f. Kecermatan g. Kelengkapan dan universalitas h. Komprehensif i. Terinci
  • 15. Ancangan penyusunan anggaran 1. Lines-itemBudgeting atau Pendekatan Tradisional, penyusunan anggaran jenis ini berdasarkan Pos/item untuk setiap jenis pengeluaran dan penerimaan. 2. Program Budgeting , penyusuna anggaran berdasarkan program tugas pekerjaan, untuk efektivitasnya. 3. PerformanceBudgeting, tekanan pada pengukuran hasil pekerjaan/kinerja, untuk efesiensiny, dari pada jumlah pengeluarannya. 4. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS), PPBS dan Zero Budgeying menghubungkan 3 unsur : a. Perencanaan hasil-hasil yang diinginkan b. Pemograman kegiatan fisik untuk mencapai hasil yang diinginkan c. Penganggaran atau alokasi dana yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dituju d. Zero Base Budgeting
  • 16. Siklus/ Daur Anggaran Dalam UU. No.17/2003 ditetapkan, bahwa APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan Undang-Undang, terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan neagara terdiri penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah. Sedangakan belanja negara digunakan untuk keperluan tugas pemerintah pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan negara pemerintah pusat dan daerah, uang diperinci menurut obligasi, fungsi, dan jenis belanja. Pembiayaan diterima dari surplus tahun lalu dan dana cadangan, serta dugunakan untuk membayar defisit anggaran tahun lalu, membayar hutang dan pembentukan dana cadangan.
  • 17. Lanjutan . . . Dasar Anggaran Pemerintah R.I dikelompokan dalam 5 tahap : 1. Penyusunan dan pengajuan RUU-APBN oleh pemerintah kepada DPR 2. Pembahasan dan pengesahan RUU-APBN dan penetapan RUU-APBN oleh DPR 3. Pelaksaan anggran akuntansi dan pelaporan keuangan negara oleh pemerintah 4. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan laporan keuangan oleh BPK 5. Pembahasan dan persetujuan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan penetapan UU-laporan Pertanggungjawaban APBN oleh DPR
  • 18. Tahap-I Tahun Anggaran meliputi masa satu Tahun mulai tanggal 1 januari s.d 31 Desember (UU.No 1/2004 pasal 11). Penyusunan dan pengajuan RUU-APBN oleh pemerintah kepada DPR (UU No. 17/2003) A. Pembahasan Kebijakan umum dan prioritas anggaran  Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan,  Dibahas bersama DPR dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya  Membahas bersama dengan DPR mengenai kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian/ lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.
  • 19. B. Penyusunan rancangan undang-undang tentan APBN : 1. Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, mentri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran kementrian negara/lembaga tahun berikutnya, yang disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai, disertai dengan perkiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun 2. Rencana kerja dan anggaran dimaksud disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN 3. Hasil pembahasan rencana kerja dan anggran disampaikan kepada Mentri keuangan sebagai bahan penyusunan UU APBN tahun berikutnya 4. Pembahasan oleh Mentri Keuangan, Gubernur Bank Central, Mentri Tingkat Dewan Moneter, kemudian disiapkan Nota Keuangan oleh Mentri Keuangan yang berisi antara lain : a. Kebijakan fiskal dan moneter b. Perkembangan harga-harga, gaji dan upah c. Taksiran penerimaan dan pengeluaran negara untuk tahun mendatang d. Jumlah uang yang beredar e. Hubungan ekonomi dengan luar negri dan lalu lintas devisa f. Produksi dan ekonomi nasional yang diharapkan (pertanian, industri, tambang)
  • 20. Tahap-II Pembahasan, Persetujuan RUU-APBN, dan penetapan UU-APBN oleh DPR 1. Pemerintah Pusat Mengajukan Rancanga Undang-Undang tentang APBN (RUU APBN) disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya 2. Pembahasan RUU APBN dilakukan sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPR 3. DPR dapat mengajukan usul mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam RUU APBN 4. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakn 5. APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja 6. Apabila DPR tidak menyetujui RUU-APBN tersebut, pemerintah pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar APBN tahun sebelumnya.
  • 21. Tahap-III 1. Setelah APBN ditetapkan dalam Undang-Undang, pelaksanaanya ditunagkan dalam keputusan Presiden (kepres). 2. Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBN dan progronis untuk 6 bulan berikutnya selambat-lambatnya akhir bulan Juli disampaikan kepada DPR untuk dibahas bersama antara DPR dan Pemerintah. 3. Penyesuaian dan/atau perubahan APBN dilakukan apabila terjdai : a. Perkembangan Ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN b. Perubahan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal c. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja d. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan. 4. Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBN dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. 5. Pemerintah Pusat mengfajukan rancangan Undang-Undang tentang perubahan APBN tahun anggaran yang bersangkutan berdasarkanj perubahan pada angka 3 dimaksud untuk mendapatkan persetujuan dari DPR.
  • 22. Tahap-IV Laporan keuangan, sebagai pertanggungjawaban Pemerintah dan Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (UU.No 1/2004 pasal 55) 1. Mentri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan keuangan Pemerintah Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. 2. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tersebut : a. Mentri/Pimpinan Lembaga Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada kementrian negara/lembaga masing- masing. b. Laporan keuangan dimaksud huruf a) disampaikan kepada Mentri Keuangan selambat-lambatnya 2 bulan setelah tahun anggran berakhir. c. Mentri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat . d. Mentri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan negara yang dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara. 3. Laporan Keuangan dimaksud disampaikan Presiden kepada Badan Pemeriksa keuangan paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir. 4. Mentri/pimpinan Lembaga salaku Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakansesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. 5. Audit atas Laporan Keuangan Pemerintah harus diselesaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah laporan keuangan diterima oleh BPK, dan bila belum selesai dianggap BPK menyetujui bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengawasan intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (UU.No. 17/2003 pasal 30 & 31)
  • 23. Tahap-V Sesuai Undang-Undang No.17/2003 pasal 30 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN disebutkan. Presiden menyampaiakan rancangan Undang-Undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambatnya-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi laporan Realisasi APBN (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangasn perusahaan negara dan badan lainnya.
  • 24. Dalam Undang-Undang No. 17/2003 pasal 36 tentang Ketentuan Peralihan, disebutkan : 1. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja nerbasis akrual dalam undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5tahun. Selama pengukuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. 2. Batas waktu penyampaian laporann keuangan oleh pemrintah pusat/pemerintah daerah, demikian pula penyelesaian pemeriksaan laporan keuangan pemerintah/ pemerintah daerah oleh badan pemeriksa Keuangan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 dan 31 undang-undang ini, berlaku mulai APBN/APBD tahun 2006
  • 25. Selanjutnya, dalam Undang-Undang No. 1/2004 pasal 70 Ketentuan Peralihan, desebutkan : 1. Jabatan Fungsional bendahara sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 dibentuk selambat-lambatnya 1 tahun sejak undang-undang No. 1/2004 diundangkan. 2. Ketentuan mengenal pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud, dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008 dan selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. 3. Penyimpana uang negara dalam Rekening Kas Umum Negara pada Bank Sentral dilaksanakan secara bertahap, sehingga terlaksana secara penuh selambat-lambatnya pada tahun 2006. 4. Penyimpanan uang daerah dalam Rekening Kas Umum Daerah pada Bank yang telah ditentukan (oleh Gubernur/Bupati/Walikota), dilaksanakan secara bertahap, sehingga terlaksana secara penuh selambat-selambatnya pada tahun 2006.