SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
PAKET UNDANG-UNDANG
1. UU NO. 17 TAHUN 2003 TTG KEUANGAN
NEGARA
2. UU NO. 1 TAHUN 2004 TTG
PERBENDAHARAAN NEGARA
3. UU NO. 15 TAHUN 2004 TTG PEMERIKSAAN
PENGELOLAAN DAN TANGUNG JAWAB
KEUANGAN NEGARA
by
m.sutarsa
UU No. 17 / 2003
TENTANG KEUANGAN NEGARA
 Pengertian Keuangan Negara
 Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara
 Penyusunan dan Penetapan APBN / APBD
 Pelaksanaan APBN dan APBD
 Perttanggungjawaban atas Pelaksanaan
APBN/APBD
 Pidana, Saknsi Administratif dan ganti
Rugi
Pengertian-Pengertian
 Keuangan Negara
Adalah semua hak dan kewajiban negara yg dpt dinilai uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun barang yg dpt dijadikan sbg milik
negara berhubung dg pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut
 APBN
Adalah rencana keuangan tahunan pemeintahan negara yg disetujui oleh
DPR
 APBD
Adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yg disetujui oleh
DPRD
 Penerimaan Negara
Adalah uang yg masuk ke rekening kas negara
 Pengeluaran Negara
Adalah uang yg keluar dari kas negara
 Pendapatan Negara
Adalah hak pemerintah pusat yg diakui sbg penambah nilai kekayaan
bersih
 Belanja Negara
Adalah kewajiban pemerintah pusat yg diakui sbg pengurang nilai
kekayaan bersih
Keuangan Negara
 Hak Negara
 Kewajiban Negara
 Penerimaan Negara
 Pengeluaran Negara
 Penerimaan Daerah
 Pengeluaran Daerah
 Kekayaan Negara/Kekayaan Daerah yg dikelola sendiri
atau oleh pihak lain
 Kekayaan Pihak Lain yg dikuasai negara
 Kekayaan Pihak lain yg diperoleh dg menggunakan
fasilitas negara
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
 Presiden, selaku Kepala Pemerintahan memegang
kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintahan.
 Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara
a. Dikuasakan kepada :
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Teknis/Pimpinan Lembaga
b. Diserahkan kepada :
Gubernur/Bupati/Walikota
( UU No.17/2003 Psl 6 ayat 1 dan 2 )
Comptabel beheeradministratief beheer
PEMBUATAN
KOMITMEN
PENGUJIAN &
PEMBEBANAN
PERINTAH
PEMBAYARAN
PENGUJIAN
PENCAIRAN
DANA
Pemisahan
Kewenangan
Menteri Teknis Menteri Keuangan
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
MENTERI KEUANGAN
DAN MENTERI TEKNIS
Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam
bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief
Financial Officer (CFO) Pemerintah R.I.
Setiap menteri sebagai pembantu Presiden pada
hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO)
untuk bidang tugas kementerian yang dipimpinnya.
UU No. 17 tahun 2003
Presiden
Men.Keu Men.Teknis Gub/Bpt/
Ka. Lbg W.kota
KPPN KPA KPA SKPD
Men.keu Men/k.l. Gub/bpt/w.k.
Presiden
kppn
KPA
KPA
PPK
B.O.
PPSPM
KPA
Pihak.III
Pjbt/Panitia
Pengadaan
B.Penerima
Bendahara
Kewenangan Menteri Keuangan
 Selaku Pengelola Fiskal dan Wk. Pemerintah dalam hal kepemilikan
kekayaan Negara yg dipisahkan, dg tugas :
1. menyusun kebij. fiskal ekonomi makro
2. menyusun ranc. APBN
3. mengesahkan dok. Pelaks. Angg.
4. perjanjian int. di bid. Moneter
5. pemungutan pendptn negara sesuai UU.
6. melaks. Fungsi kebendaharaan umum.
7. menyusun laporan Keuangan
( sbg. pertanggungjawaban pelaksanaan APBN).
8. tugas lainnya di bid pengelolaan fiskal
( UUNo. 17/2003 Bab II Psl 8 )
Pendelegasian Kewenangan BUN
 Selaku Bendahara Umum Negara
( BUN ), pelaksanaan anggaran di
daerah dikuasakan kepada :
KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum
Negara ( Kuasa BUN ), sesuai dengan
batas kewenangannya.
( UU No.1/2004 Psl.7 ayat 2 g – Psl 8 ayat 1 )
Kewenangan Menteri Teknis / Ketua
Lembaga
 Selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang
kementrian negara / lembaga yg dipimpinnya ( COO ),dg
tugas :
1. menyusun ranc. Angg.kementrian negara/lembaga.
2. menyusun dok. Pelaks. Angg.
3. melaks.angg.kemetrian negara/lembaga.
4. melaks. Pemungutan PNBP dan menyetorkan ke Kas
Negara.
5. mengelola utang dan piutang neg. di lingk. Kementrian
negara/lembaga.
6. mengelola BMN.
7. menyusun dan menyampaikan lap.keu.
8. hal-hal lain yg menjadi tgg. jwbnya
( UU No.17 / 2004 psl. 9 )
Penyusunan dan Penetapan
APBN
 APBN ditetapkan tiap tahun dg UU
 APBN meliputi anggaran pendapatan, anggaran belanja
dan pembiayaan
 Pendapatan negara :
1. penerimaan pajak
2. penerimaan bukan pajak (PNBP)
3. Hibah
 Belanja Negara :
1. belanja pem.pusat
2. pelaksanaan perimbangan keu pem.pusat dan daerah
3. dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.
Sistem Penganggaran sebelum UU No.17/2003
Line Item Budgeting System
Penerimaan Pengeluaran
Rutin Pembangunan Rutin Pembangunan
migas hutang LN jenis sektor
Non migas belanja
Penyusunan APBN menurut
UU 17/2003
 Diawali dengan RPJM 5 tahun
 RPJM dijabarkan ke dalam RKP 1 tahun
 RPJM didistribusikan ke dalam Renstra- K/L 5 tahun
 Renstra – K/L dijabarkan ke dalam Renja-K/L tahun
 RKP dan Renja-K/L dirumuskan ke dalam RKA-K/L
1 tahun
SAPSK
Penyusunan
Dokumen
Anggaran
RKAKL
PemerintahDPR
Kementerian
Teknis
Depkeu
(DJAPK)
RKAP/
RAPBN
RKP
Panitia
Anggaran
Penyusunan
RKAKL Pembahasan
RKAKL
Penyusunan
RAPBN
Januari November
RKAKL
RUU
APBN
UU
APBN
PERRES
RINCIAN
APBN
Pembahasan
RUU-APBN
Komisi
Sektora
l
Oktober
APBN
RENCANA
STRATEGIS
KEMENTERIAN /
LEMBAGA
(REN-STRA K/L)
RENCANA
PEMBANGUNAN
JANGKA
MENENGAH
(RPJMN)
RENCANA
KERJA
KEMENTERIAN /
LEMBAGA
(REN-JA K/L)
RENCANA
KERJA
PEMERINTAH
(RKP)
RENCANA
KERJA DAN
ANGGARAN
LEMENTERIAN /
LEMBAGA
(RKA-K/L)
Medium Term fiscal Framework (MTFF)
KERANGKA FISKAL JANGKA MENENGAH
(KFJM)
APBN
BELANJA K/L
Medium Term
Expenditure
Framework
(MTEF)
KERANGKA
PENGELUARAN
JANGKA
MENENGAH
(KPJM)
Menggunakan 3 Pendekatan Penyusunan
SINKRONISASI DALAM SISTEM PENGANGGARAN
Penganggaran Terpadu
( Unified Budget )
 Kepala Satuan Kerja / KPA, satu-satunya
penanggungjawab kegiatan atas anggaran
yg dikuasainya
 Penyatuan anggaran rutin dan pembangunan
ke dalam satu jenis akun belanja,
meniadakan terjadinya duplikasi anggaran
dan kegiatan
 Adanya keterpaduan yang sinergis antara
pelaksanaan fungsi, program dan kegiatan
pada masing-masing satker
Performance Budgeting System
 Merupakan sistem penganggaran yang
didasari atas rencana kinerja instansi
pemerintah yang telah mendapat
persetujuan
 Mempresentasikan gambaran aspek
keuangan dari seluruh kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan Negara
sebagaimana diuraikan dalam Rencana
Kinerja, dalam rangka pencapaian visi
dan misi organisasi
Siklus KPJM
Medium Term Expenditure Framework
1. Setting Fiscal Target Allocation of Resources to Strategie 2.
Economic and Fiscal Framework Budget Policy Corporate Plan
Fiscal Update Statement Statement
Central Cabinet Minister
Medium Term Expenditure Framework
(Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah)
 Pernyataan Bank Dunia (World Bank )
1. Proses pengambilan keputusan penganggaran harus
menjadi lebih akuntabel, sesuai dengan hukum dan
kredibel.
2. Akuntabilitas politik seharusnya meningkat baik pada
level politisi, maupun pada level manajerial melalui
transparansi yang lebih besar.
3. Mendorong para politisi untuk mengedepankan prioritas-
prioritas sebagaimana dana yang disediakan/diinginkan.
4. Meningkatkan manajer tingkat sektoral untuk lebih
akuntabel dalam pencapaian skala prioritas.
5. Melakukan spesifikasi sumber daya yang lebih baik
dalam konteks MTEF
Penerapan Sistem
Penganggaran
SATUAN KERJA SEBAGAI
PENANGUNGJAWAB
PENCAPAIAN
KELUARAN/OUTPUT
KEGIATAN/ SUBKEGIATAN
SATUAN KERJA MEMPUNYAI
KELUARAN YANG JELAS &
TERUKUR SEBAGAI AKIBAT DARI
PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBEBANAN
ANGGARAN PADA
JENIS BELANJA YANG
SESUAI
PERHITUNGAN ANGGARAN
DIDASARKAN PADA STANDAR
BIAYA (BERISFAT UMUM DAN
BERSIFAT KHUSUS
RANGKAIAN TINDAKAN YG
DILAKSANAKAN SATUAN KERJA
SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA
UNTUK MENGHASILKAN
KELUARANAN YANG DITENTUKAN
KOMPONEN
POKOK
1. SATUAN KERJA PUSAT ESELON I
2. SATUAN KERJA PUSAT ESELON II
3. SATUAN KERJA INSTANSI VERTIKAL
ESELON II
4. SATUAN KERJA INSTANSI VERTIKAL
ESELON III
5. SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (SKPD)
6. SATUAN KERJA NON VERTIKAL
TERTENTU (SNVT)
7. SATUAN KERJA SEMENTARA (SKS)
8. SATUAN KERJA KHUSUS (DILUAR
BAGIAN ANGGARAN K/L)
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara ( APBN )
Ruang Lingkup APBN
1.Pendapatan Negara
a. Penerimaan pajak
b. Penerimaan bukan pajak
c. Penerimaan hibah ( DN, LN )
2. Belanja Negara
a. Belanja Pemerintah Pusat ( APBN )
b. Belanja Pemerintah Daerah
( Perimbangan Keuangan)
3. Pembiayaan
Pembiayaan yg digunakan utk menutup
defisit yg bersumber dari dana dalam/luar
negeri
 Pengurusan APBN
1. Pengurusan Umum ( Administratif Beheer )
dilaksanakan oleh Menteri teknis/Pimpinan
Lembaga
2. Pengurusan Khusus ( Comptable Beheer )
dilaksanakan oleh Menteri Keuangan
 Cyclus APBN
1. Perencanaan Anggaran ( RUU-APBN )
2. Penetapan Anggaran ( UU-APBN )
3. Pelaksanaan Anggaran ( kementrian negara /
lembaga )
4. Pengawasan Anggaran ( pengawas fungsional )
5. Perhitungan Anggaran Negara, LKPP setelah
diperiksa BPK
Asas Umum
 UU-APBN, sebagai dasar bagi pemerintah pusat untuk
melakukan penerimaan dan pengeluaran negara
 Perda-APBD, sebagai dasar bagi pemerintah daerah
untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah.
 Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran,
dilarang melakukan tindakan yang dapat
membebankan APBN/APBD apabila anggaran
pengeluaran tersebut tidak tersedia dan/atau tidak
cukup tersedia
 Semua pengeluaran negara/daerah, yg sesuai dengan
prog. pemerintah pusat/daerah dibiayai dengan
APBN/APBD
 Anggaran yang digunakan utk kegiatan mendesak /
tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran
tersendiri, yg selanjutnya dilaksanakan dengan PP.
 Kelambatan pembayaran atas tagihan yg berkaitan dg
 Dilarang atas beban APBN :
1. Perayaan atau peringatan kementrian negara/
lembaga/pemerintah daerah
2. Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata,
karangan bunga utk berbagai peristiwa
3. Pesta utk berbagai peristiwa dan pekan olah raga
kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah
4. Pengeluaran lain-lain utk kegiatan/keperluan yg
sejenis spti tsb di atas.
 Dibatasi atas beban APBN :
Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar,
pertemuan, loka karya, peresmian kantor/proyek dan
sejenisnya. Boleh dilakukan secara sederhana dan hal-
hal yg sangat penting.
 Pendapatan Negara
Adalah hak pemerintah pusat yg diakui sbg penambah nilai kekayaan bersih.
Pendapatan Negara terdiri atas :
1. penerimaan pajak
2. penerimaan bukan pajak
3. hibah
 Belanja Negara
Adalah kewajiban pemerintah pusat yg diakui sbg pengurang nilai kekayaan
bersih.
Belanja Negara dirinci menurut :
1. organiasi
2. fungsi
3. jenis belanja
 Pembiayaan
Adalah setiap penerimaan yg perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yg
akan diterima kembali, baik pd tahun anggaran bersangkutan maupun pd
tahun anggaran berikutnya.
 Dilarang atas beban APBN :
1. Perayaan atau peringatan kementrian negara/
lembaga/pemerintah daerah
2. Pemberian ucapan selamat, hadiah/ tanda mata,
karangan bunga utk berbagai peristiwa
3. Pesta utk berbagai peristiwa dan pekan olah raga
kementrian negara /lembaga/ pemerintah daerah
4. Pengeluaran lain-lain utk kegiatan/keperluan yg
sejenis spti tsb di atas.
 Dibatasi atas beban APBN :
Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar,
pertemuan, loka karya, peresmian kantor/proyek dan
sejenisnya, boleh dilakukan secara sederhana dan
hal-hal yg sangat penting.
UU No. 1 Tahun 2004
1. UU Perbendaharaan Negara sebagai wujud
pelaksanaan pengelolaan keuangan negara.
2. Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Negara
dilakukan secara terbuka dan bertangungjawab
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
3. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk
investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yg
ditetapkan dalam APBN/APBD
Pejabat Perbendaharaan
 Menteri / Pimp. Lbg selaku Pengguna Anggaran
/ Pengguna Barang
 Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara
 Gubernur / Bupati / Walikota selaku Kepala
Pemerintahan Daerah
 Kepala Satuan Pengelola Keuangan Daerah
adalah Bendahara Umum Daerah
 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah
Pengguna Angaran / Penguna Barang Daerah
Pendelegasian Kewenangan PA
 Menyusun dok. Pelaks. Anggaran.
 Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang
 Menetapkan pjbt. yg bertugas melakukan pemungutan pen. Negara.
 Menetapkan pjbt. Yg melakukan pengel. utang dan piutang.
 Melakukan tindakan yg mengakibatkan yg mengakibatkan pengel.
Bel. Negara.
 Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengujian dan perintah
pembayaran.
 Menggunakan BMN
 Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengelolaan BMN.
 Mengawasi pelaks. Anggaran.
 Menyusun dan menyampaikan lap. Keu.
( seluruhnya tersebut di atas di lingkungan kementrian
negara/lembaga yg dipimpinnya ).
( UU No. 1/2004 psl. 4 ayat 1 dan 2 )
Penyusunan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
 Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Dok.Pelaks. Anggaran setelah
APBN ditetapkan
 Dok.pelaks.anggaran disusun berdasarkan alokasi anggaran yg telah
ditetapkan oleh Presiden ( Perpres ttg Rincian APBN)
 RKA-BLU kementrian negara/lembaga merupakan bagian yg
dilampirkan dalam dok.pelaks.anggaran kementrian negara/lembaga
bersangkutan
 Dok.pelaks.anggaran disahkan oleh Men.Keu.
 Dok.pelaks.anggaran disampaikan kpd :
1. Menteri / Pimp. Lembaga
2. Kuasa BUN (KPPN)
3. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
DIPA
PemerintahDPR
Kementerian
Teknis
Depkeu
(DJPBN)
DIPA
Penyusunan
DIPA
Penelahaan
n DIPA
Pengesahan
DIPA
November December
DIPA
Penyusunan
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
MENTERI
TEKNIS SATKER
KPPN
BEPEKA
Tahun
Pelaksanaan
anggaran
Prinsip Pelaksanaan Anggaran
 Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai
dg kebutuhan teknis yg dipersyaratkan
 Efektif, terarah dan terkendali sesuai
dengan rencana, program / kegiatan,
serta fungsi kementrian
negara/lembaga
 Mengutamakan produksi dalam negeri
 Setiap tagihan atas beban anggaran
negara dilakukan berdasarkan atas hak
dan bukti-bukti yg sah, sesuai ketentuan
yg berlaku
Pendelegasian Kewenangan PA
 Menyusun dok. Pelaks. Anggaran.
 Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna
Barang
 Menetapkan pjbt. yg bertugas melakukan pemungutan
pen. Negara.
 Menetapkan pjbt. Yg melakukan pengel. utang dan
piutang.
 Melakukan tindakan yg mengakibatkan yg mengakibatkan
pengel. Bel. Negara.
 Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengujian dan
perintah pembayaran.
 Menggunakan BMN
 Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengelolaan
BMN.
 Mengawasi pelaks. Anggaran.
 Menyusun dan menyampaikan lap. Keu.
( seluruhnya tersebut di atas di lingkungan kementrian
negara/lembaga yg dipimpinnya ).
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
 Setiap kementrian negara /lembaga wajib
mengintensifkan perolehan PNBP yang
menjadi tanggungjawabnya.
 PNBP harus disetorkan seluruhnya ke rek.
Kas Negara
 Setiap penerimaan kementrian negara /
lembaga tidak boleh digunakan langsung
utk membiayai pengeluaran
Penerimaan Negara Bukan Pajak
( PNBP )
 Adalah Penerimaan negara yg diperoleh selain dari sektor pajak atau
cukai
 Menurut sifatnya terdiri atas :
1. PNBP Umum
PNBP yg ada pada semua kementrian negara / lembaga
2. PNBP Fungsional
PNBP yg hanya ada pada kementrian negara / lembaga dalam rangka
pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi kementrian negara / lembaga
bersangkutan
 Menurut Jenisnya meliputi :
1. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA)
2. Bagian Laba BUMN / BHMN
3. PNBP Lainnya.
4. Pendapatan BLU
Penerimaan Negara
 Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas negara
 Meliputi :
1. Penerimaan Anggaran
a. Penerimaan Pajak ( 41 )
b. Penerimaan Bukan Pajak ( 42 )
c. Penerimaan Hibah ( 43 )
d. Penerimaan Pembiayaan ( 71 )
2. Penerimaan Non Anggaran ( 81 )
 Penerimaan Negara yang diperoleh dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara harus disetorkan seluruhnya ke rekening kas
negara.
 Penerimaan Negara disetorkan melalui Bank Persepsi / Devisa
Persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
 Penerimaan Negara yang diperoleh selain pajak (PNBP), yg bersifat
fungsional dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan negara setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan.
 Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk
lain sbg akibat penjualan dan / atau pengadaan
barang / jasa oleh negara adalah hak negara
 Bunga dan / atau jasa giro yang diperoleh
pemerintah merupakan pendapatan negara
 Untuk menatausahakan penerimaan negara,
Menteri / Pimpinan Lembaga mengangkat
Bendahara Penerimaan.
 Menteri / Pimp.Lembaga dpt membuka rekening
utk keperluan pelaksanaan penerimaan negara
di lingkungan kementrian negara/lembaga.
Pelaksanan Anggaran Belanja
 Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran
 DIPA adalah dok. pelaksanaan anggaran bagi satker di
lingkungan kementrian negara / lembaga
 DIPA disusun berdasarkan Perpres Rincian APBN / SRAA
 DIPA sbg dasar pembayaran berlaku selama satu tahun
anggaran
 Pagu anggaran dalam DIPA merupakan batasan tertinggi
pengeluaran anggaran yg tidak boleh dilampaui
 DIPA
1. Ditandatangani oleh Menteri / Pimpinan Lembaga / Pjbt yang
ditunjuk ( PA / KPA ).
2. Disahkan dengan Surat Pengesahan oleh Dirjen PBN / Ka.Kanwil
DJPBN / Pjbt yang ditunjuk.
3. Memuat nama PA / KPA, PPSPM dan Bendahara Pengeluaran sbg
Pjbt Perbendaharaan / pelaksana anggaran.
4. Memuat sumber dana yg digunakan pada masing-masing DIPA.
( RM, PHLN, PNBP. ) sebagai pagu anggaran.
5. Pagu DIPA merupakan batasan tertinggi yg tdk boleh dilampaui.
6. Terdiri atas :
a. DIPA Pusat
b. DIPA Daerah
c. DIPA APP
d. DIPA Dekonsentrasi
e. DIPA Tugas Pembantuan
7. Berlaku mulai tgl. 1 Januari s/d 31 Desember, selama satu tahun
anggaran.
Kewenangan KPA
( penerima pendelegasian kewenangan PA )
 Menunjuk pjbt. yang diberi kewenangan untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran belanja / penanggungjwb kegiatan /
pembuat komitmen.
 Menunjuk pjbt. yang diberi kewenangan untuk
menguji tagihan kpd negara dan menandatangani
Surat Perintah Membayar ( SPM ).
 Menunjuk Bendahara Pengeluaran utk
melaksanakan tugas kebendaharaan dlm rangka
pelaks. Angg. Belanja.
( Per. Dirjen PBN No. PER.66/PB/2005 )
Pejabat tsb. Dilarang :
 Saling merangkap jabatan satu sama lain
( antara PPK, PPSPM dan Bendahara
Pengeluaran )
 Merangkap jabatan sbg. Bendahara
Pengeluaran.
( KPA, PPK dan PPSPM )
 Kecuali :
1. KPA merangkap sebagai PPK
2. KPA merangkap sebagai PSPM
( KPA tdk boleh merangkap keduanya )
UU No. 1 tahun 2004
 UU APBN merupakan dasar bagi pem.pusat utk
melaksanakan penerimaan dan pengeluaran
anggaran
 Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yg
berakibat pengeluaran anggaran atas beban
APBN, jika anggaran untuk pembiayaan tsb tdk
tersedia atau tdk cukup tersedia
 Pengeluaran anggaran yg sifatnya mendesak
dan/atau tdk terduga disediakan dalam bagian
anggaran tersendiri, yg selanjutnya diatur dg PP
Bendahara Umum Negara
 Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara
(BUN)
 BUN mengangkat Kuasa Bendahara Umum Negara
(Kuasa BUN ) utk melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah
kerja yg telah ditetapkan
 Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan menerima,
menyimpan, membayar atau menyerahkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
dan surat berharga yg berada dalam pengelolaannya
 Kuasa BUN melaksanakan penerimaan dan
pengeluaran Kas Negara dalam rangka pengendalian
pelaksanaan anggaran negara dalam wilayah kerja yg
ditetapkan.
BENDAHARA
 Bendahara Penerimaan:
Adalah orang yg ditunjuk utk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada
kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah.
 Bendahara Pengeluaran :
Adalah orang yg ditunjuk utk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang utk keperluan
belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada
kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah.
Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran adalah Pejabat Fungsional
Setiap Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian
keuangan negara yg berada dalam penguasannya.
Pengangkatan Bendahara
 Menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati /walikota
mengangkat Bendahara Penerimaan utk melaksanakan
tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan pada kantor / satuan kerja di
lingkungan kementrian negara / lembaga / satuan kerja
perangkat daerah.
 Menteri / pimpinan lembaga / gubernur/ bupati / walikota
mengangkat Bendahara Pengeluaran utk melaksanakan
tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran belanja pada kantor/satuan kerja di lingkungan
kementrian negara / lembaga / satuan kerja perangkat
daerah
 Pengangkatan Bendahara dilakukan oleh Menteri /
Pimpinan Lembaga
Pengelolaan Uang Persediaan
 Menteri/Pimp. Lbg dapat membuka rekening
utk keperluan pelaksanaan pengeluaran di
lingkungan Kementrian negara/lembaga ybs.
setelah mendapat persetujuan dari Menteri
Keuangan selaku BUN
 Menteri/Pimp. Lbg mengangkat Bendahara
untuk mengelola uang yang harus
dipertanggungjawabkan dalam rangka
pelaksanaan pengeluaran kementrian
negara / lembaga
Mekanisme Pencairan
(PMK No.134/PMK.06/2005-Per.Dirjen PBN
No.PER.66/PB/2005 )
 Melalui Bendahara Pengeluaran :
1. secara tunai ( cash ),
2. dengan pemberian cek,
3. maksimal Rp. 10. juta ,
4. atas beban Uang Persediaan ( UP )
 Melalui Cara Langsung kpd Pihak Ketiga :
1. dengan cara SPP-LS,
2. ditujukan ke rekening Pihak Ketiga,
3. wajib utk pembayaran di atas Rp.10. juta.
MEKANISME PELAKSANAAN
BELANJA/PENGELUARAN NEGARA
Menteri Teknis
Selaku Pengguna Anggaran
Tahapan Administratif
Menteri Keuangan
Selaku Bendahara Umum Negara
Tahapan Komptabel
SPM
SP2D
Pengujian:
Wetmatigheid
Rechmatigheid
Doelmatigheid
PENGUJIAN
•Substantif :
Wetmatigheid
Rechmatigheid
Formal
PEMBUATAN
KOMITMEN
PENGUJIAN
Ps. 18 Ayat 2
UU No. 1 Th. 2004
PENGUJIAN
Ps. 19 Ayat 2
UU No. 1 Th. 2004
MEKANISME PENCAIRAN (LS)
DAERAHDAERAHKONTRAKTOR
/ SUPPLIER
KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
DJPb
123
4
5
6
SPM
KAS NEGARA
REKENING
BERITA
ACARA
SERAH
TERIMA
87
SP2D
KPPN
PENYELESAIAN
PEKERJAAN
KANWIL
DJPb
MEKANISME PENCAIRAN (UP)
DAERAH
DAERAH
BENDAHARA
KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
1
2
3
6
SPM/GU
KAS NEGARA
REKENING
SP2D
KPPN
DAERAHDAERAH
SUPLIER
BUKTI2
4
5
Pengelolaan Piutang dan Utang
 Pemerintah Pusat dpt memberikan pinjamanatau
hibah kpd Pemda/BUMN/BUMD sesuai UU APBN
 Pelaksanaan pemberian pinjaman diatur dg PP
 Setiap pejabat (perbendaharaan) wajib
mengusahakan agar setiap piutang
negara/daerah diselesaikan seluruhnya tepat
waktu.
 Penyelesaian piutang diselesaikan menurut
peraturan perundang-undngan yg berlaku.
Benar
UJI DAN
PERIKS
A
PEMBEBANAN
Proses
SAI
SPM GU
BUKTI
SP2D
LAPORAN
KEUANGAN
Draft
SPM - GU
PENERBIT SPM
BENDAHARA
PENGELUARAN
UNIT AKUNTASI
SATKER
PENGUJI TAGIHAN
PEMBUAT
KOMITMEN
SK
SPK
KONTRAK
Daftar Lembur
DAFTAR GAJI
BA PK
BA PB
BA SERAH
TERIMA
BUKTI DAN
TAGIHAN
Salah
Bayar
Draft
SPM - LS
SPM
KPPN
Transfer
UP/GU
BAGAN ALIR PROSES PEMBAYARAN PADA SATUAN KERJA
SPM LS
Transfer
pihak III
BUKTI
Penyelesaian Piutang
Piutang Negara :
Oleh Menteri Keuangan
Jika bag.piutang negara yg tidak disepakati tidak lebih dari
Rp.10.000.000.000,- (10 M)
Oleh Presiden
Jika bag.piutang yg tidak disepakati lebih dari Rp.10.000.000.000,-
(10 M) s.d Rp.100.000.000.000,- (100 M)
Oleh Presiden setelah mendpt pertimbangan DPR
Jika bag.piutang negara yg tidak disepakati lebih dari
Rp.100.000.000.000,- (100 M)
Piutang Daerah :
Oleh Gub./Bupati/W.Kota
Jika bag.piutang daerah yg tidak disepakati tidak lebih dari
Rp.5.000.000.000,- (5 M)
Oleh Gub./Bupati/W.Kota setelah mendpt pertimbangan DPRD
Jika bag.piutang daerah yg tidak disepakati lebih dari
Rp.5.000.000.000,- (5 M)
Penghapusan Piutang
 Piutang Negara :
Oleh Menteri Keuangan
Utk jumlah s.d. Rp.10.000.000.000,- (10 M)
Oleh Presiden
Utk jumlah piutang negara lebih dari Rp.10.000.000.000,- (10 M) s.d.
Rp.100.000.000.000,- (100 M)
Oleh Presiden dg persetujuan DPR
Utk jumlah piutang negara lebih dari Rp.100.000.000.000,- (100 M)
 Piutang Daerah:
Oleh Gub./Bupati/W.Kota
Utk jumlah piutang daerah s.d. Rp.5.000.000.000,- (5 M)
Oleh Gub.Bupati/W.Kota dg persetujuan DPRD
Utk jumlah piutang daerah lebih dari Rp.5.000.000.000,- (5 M)
Pengelolaan Utang
 Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yg
diberi kuasa a.n. Menteri Keuangan utk
mengadakan utang negara atau menerima hibah
yg berasal dari dalam ataupun luar negeri
sesuuai dg UU
 Utang / hibah dapat diteruskpinjamkan kpd
Pemda/BUMN/BUMD
 Tata cara pengelolaan utnag ditetapkan dengan
PP
Pengelolaan BMN/BMD
 Menteri Keuangan adalah Pengelola B M N
 Menteri/Pimp. Lmbg adalah Pengguna B M N
 Kepala kantor dalam lingk.kementrian
negara/lmbg adalah Kuasa Pengguna Barang
(BMN)
 Gub./Bupati/W.Kota menetapkan kebijakan
pengelolaan BMD
 Ka. SKPKD melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pengelolaan BMD
 Ka SKPD adalah Pengguna Barang (BMD)
Pengelolaan BMN / BMD
 Pengelolaan BMN / BMD diatur menurut PP No.
6 tahun 2006
 Juknis PP NO.6 tahun 2006 meliputi, a.l.
1.PMK No.96/PMK.06/2007 ttg Penggunaan,
Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan
Penghapusan BMN
2.PMK No. 97/PMK.06/2007 ttg Klasifikasi dan
Kodefikasi BMN
3.PMK. No.120/PMK.06/2007 ttg Penatausahaan
BMN
UU NO. 15 TAHUN 2004
TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN
DAN
TANGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
 Pemeriksaan
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara indepeden, obyektif, dan
profesional berdasarkan standar pemeriksaan,
utk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
dan kehandalan informasi mengenai pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara
 Badan Pemeriksa Keuangan
Adalah badan yang dibentuk untuk melakukan
pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara oleh pemerintah
 Pemeriksa
Adalah orang yang melaksanakan tugas
pemeriksaan tanggung jawab pengelolaan
keuangan negara untuk dan atas nama BPK
 Pejabat yg diperiksa
Adalah mereka yg bertangungjawab, yg selanjutnya disebut
pejabat yg diserahi tugas utk mengelola keuangan negara
 Pengelolaan keuangan negara
Merupakan keseluruhan kegiatan pejabat pengelola
keuangan negara sesuai dg kedudukan dan tangung
kewenangannya , mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan pertanggungjawaban
 Tanggung jawab keuangan negara
Merupakan kewajiban pemerintah utk melaksanakan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara, secara tertib, taat pada
peraturan perundang - undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan
transparan, dg memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
 Standar pemeriksaan
Adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan
tangung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum,
standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yg
wajib dipedomani oleh BPK atau pemeriksa.
 Laporan Keuangan
Adalah bentuk pertangungjawaban sbgmana ditetapkan dalam
UU No. 17/2003 yang meliputi LRA, Neraca, Laporan Arus Kas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan yg dilampiri laporan perush.
Negara dan badan lainnya
( Bentuk laporan disusun dan disajikan sesuai dengan SAP )
Laporan Keuangan
Meliputi :
1. Laporan Realisasi Angaran Belanja Negara
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan
( UU No.17/2003 )
Menteri/Pim. Lbg menyampaikan Laporan Keuangan kpd
Menteri Keuangan selambat-lambatnya dua bulan setelah
berakhirnya th. Anggaran
Menteri Keuangan menyampaikan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat kpd Presiden
Presiden menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
kpd BPK paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya th.
anggaran
( UU No. 1 / 2004 )
Pidana, Sanksi Administratif dan
Ganti Rugi
 Presiden memberi sanksi administratif kpd
pegawai negeri dan semua pihak yg tidak
memenuhi kewajibannya yg telah ditentukan
dalam UU No. 15/2004
 Menteri/Pimp.Lembaga/Gub/Bpt/W.Kota yg
terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yg
ditetapkan UU ttg APBN/Perda ttg APBD diancam
pidana penjara dan denda sesuai ketentuan UU
 Pimp. Org. kementrian negara/Lembaga/SKPD yg
terbukti melakukan penyimpangan kegiatan
angaran yg telah ditetapkan dalam UU ttg
APBN/Perda ttg APBD diancam dg pidana penjara
dan denda sesuai dg UU
Tuntutan Ganti Rugi
 Pejabat Negara, pegawai negeri bukan
bendahara yg melanggar hukum atau
melalaikan kewajibannya baik langsung
atau tdk langsung yg merugikan keuangan
negara diwajibkan mengganti kerugian
negara
 Setiap Bendahara wajib menyampaikan
laporan pertangungjawaban kpd BPK
 Setiap Bendahara bertangungjawab
secara pribadi atas kerugian keuangan
negara yg berada dalam pengurusannya
Kerugian Negara
 Setiap kerugian negara wajib dilaporkan oleh atasan
langsung atau Ka. Kantor kpd Menteri / Pim. Lbg dan
diberitahukan kpd BPK selambat-lambatnya tujuh hari
setelah kerugian negara diketahui
 Bendahara, peg. Negeri bukan bendahara, pjbt lain yg
nyata-nyata melangar hukum atau melalaikan kewajiban,
segera setelah kerugian negara diketahui segera
dimintakan kesanggupan atau pengakuan bhw kerugian tsb
menjadi tangung jawabnya dan bersedia mengganti
kerugian tsb.
 Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp Bendahara
ditetapkan oleh BPK
 Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp peg.negeri
bukan Bendahara ditetapkan oleh Menteri/Pimp. Lbg/ Gub/
Bpt / W.kota
 Mreka yg ditetapkan utk mengganti kerugian
negara/daerah dpt dikenakan sanksi administratif dan/atau
sanksi pidana
 Putusan Pidana tdk membebaskan dari TGR
( UU No. 1/2004 )
Tindak Lanjut Pelaksanaan UU
Penyelesaian selanjutnya atas
pelaksanaan UU No. 17/2003,
UU No. 1 / 2004 dan
UU No. 15/ 2003
ditetapkan lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Keuangan atau Petunjuk
Teknis lainnya sesuai paket yang
ditetapkan.
PPAKP
2008

More Related Content

What's hot

PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARALily Herliana
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negaraatambua
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Penataan Ruang
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraPenataan Ruang
 
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan NegaraMakalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan NegaraFox Broadcasting
 
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraRuang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraArfan Fahmi
 
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraasas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraAry Efendi
 
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...aliya rahmawati
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Rahayu Puspita Sari
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negaraatambua
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatDanny Akbar
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHRAMASYAFARADI
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraJoy Irman
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Jogo Hera
 

What's hot (20)

PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
 
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
 
2008 pmk-169
 2008 pmk-169 2008 pmk-169
2008 pmk-169
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan NegaraMakalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
Makalah_Konsep Anggaran dan Pengelolaan Keuangan Negara
 
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraRuang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan Negara
 
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraasas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
 
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
 
Sistem pengelolaan keuangan daerah
Sistem pengelolaan keuangan daerah Sistem pengelolaan keuangan daerah
Sistem pengelolaan keuangan daerah
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
 

Viewers also liked

Generic Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and Justice
Generic Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and JusticeGeneric Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and Justice
Generic Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and JusticeToyin L. Ola
 
Recycling your Alcohol containers
Recycling your Alcohol containersRecycling your Alcohol containers
Recycling your Alcohol containersAmanda Lynn
 
Mapa conceptual internet en la educación
Mapa conceptual internet en la educaciónMapa conceptual internet en la educación
Mapa conceptual internet en la educaciónanamilenagiraldozapata
 
Novel Clean Label Stability Solutions: Functional Native Starches
Novel Clean Label Stability Solutions: Functional Native StarchesNovel Clean Label Stability Solutions: Functional Native Starches
Novel Clean Label Stability Solutions: Functional Native StarchesIngredion
 
Nutria: How They Were Introduced to Oregon
Nutria: How They Were Introduced to Oregon Nutria: How They Were Introduced to Oregon
Nutria: How They Were Introduced to Oregon sherrold08
 
Towards a Post-Modern Hash Chain Future
Towards a Post-Modern Hash Chain FutureTowards a Post-Modern Hash Chain Future
Towards a Post-Modern Hash Chain FutureCasey Kuhlman
 
Falling Up: Two Keys to the Well-Flipped Classroom
Falling Up: Two Keys to the Well-Flipped ClassroomFalling Up: Two Keys to the Well-Flipped Classroom
Falling Up: Two Keys to the Well-Flipped ClassroomJennifer Whetham
 
Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?
Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?
Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?William Burkey, MBA
 
Weather Safety for Enivronmental Consultants
Weather Safety for Enivronmental ConsultantsWeather Safety for Enivronmental Consultants
Weather Safety for Enivronmental ConsultantsWilliam Burkey, MBA
 
Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]
Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]
Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]icak deTroys
 
святой валентин
святой валентинсвятой валентин
святой валентинIrina7791
 
Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...
Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...
Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...Todd DeLuca, MTSC
 

Viewers also liked (20)

Generic Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and Justice
Generic Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and JusticeGeneric Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and Justice
Generic Drug Shortages - Public Policy, Medicine, and Justice
 
Recycling your Alcohol containers
Recycling your Alcohol containersRecycling your Alcohol containers
Recycling your Alcohol containers
 
Mapa conceptual internet en la educación
Mapa conceptual internet en la educaciónMapa conceptual internet en la educación
Mapa conceptual internet en la educación
 
Novel Clean Label Stability Solutions: Functional Native Starches
Novel Clean Label Stability Solutions: Functional Native StarchesNovel Clean Label Stability Solutions: Functional Native Starches
Novel Clean Label Stability Solutions: Functional Native Starches
 
Nutria: How They Were Introduced to Oregon
Nutria: How They Were Introduced to Oregon Nutria: How They Were Introduced to Oregon
Nutria: How They Were Introduced to Oregon
 
Towards a Post-Modern Hash Chain Future
Towards a Post-Modern Hash Chain FutureTowards a Post-Modern Hash Chain Future
Towards a Post-Modern Hash Chain Future
 
Falling Up: Two Keys to the Well-Flipped Classroom
Falling Up: Two Keys to the Well-Flipped ClassroomFalling Up: Two Keys to the Well-Flipped Classroom
Falling Up: Two Keys to the Well-Flipped Classroom
 
Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?
Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?
Jabbs consulting - Should Apple Buy Sony?
 
Weather Safety for Enivronmental Consultants
Weather Safety for Enivronmental ConsultantsWeather Safety for Enivronmental Consultants
Weather Safety for Enivronmental Consultants
 
Imagem para colorir
Imagem para colorirImagem para colorir
Imagem para colorir
 
Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]
Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]
Company profile tatar priangan terbaru 2013.pptx [autosaved]
 
святой валентин
святой валентинсвятой валентин
святой валентин
 
Discount program presentation
Discount program presentationDiscount program presentation
Discount program presentation
 
Beantest2
Beantest2Beantest2
Beantest2
 
Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...
Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...
Technical Delivery. An expanded role for Technical Communicators. STC Rochest...
 
revista
revistarevista
revista
 
ALL THAT IS USERS MIGHT NOT BE GOLD
ALL THAT IS USERS MIGHT NOT BE GOLDALL THAT IS USERS MIGHT NOT BE GOLD
ALL THAT IS USERS MIGHT NOT BE GOLD
 
Storyboard
Storyboard Storyboard
Storyboard
 
rumus fisika
rumus fisikarumus fisika
rumus fisika
 
Ppttuckmrsg
PpttuckmrsgPpttuckmrsg
Ppttuckmrsg
 

Similar to OPTIMASI UU KEUANGAN NEGARA

Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahUlan Safitri
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfkurniawansantoso6
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahDyp The Magna
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Penataan Ruang
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipaPermenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipayunussetyawan07
 
struktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptxstruktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptxRikiWahyudi19
 
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Shafira Dyah
 
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Alfiya Zahra Yustisia
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan EkonomiTugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan EkonomiRahayu Puspita Sari
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005rumputeki
 
Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005akupunya1
 

Similar to OPTIMASI UU KEUANGAN NEGARA (20)

Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
 
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeuPaparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
 
198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf
 
Modul 2 KB 2
Modul 2 KB 2Modul 2 KB 2
Modul 2 KB 2
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipaPermenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
struktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptxstruktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptx
 
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
 
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan EkonomiTugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pembangunan Ekonomi
 
TATA_KELOLA_KEUANGAN_PUSKESMAS_-_LAURA1.pptx
TATA_KELOLA_KEUANGAN_PUSKESMAS_-_LAURA1.pptxTATA_KELOLA_KEUANGAN_PUSKESMAS_-_LAURA1.pptx
TATA_KELOLA_KEUANGAN_PUSKESMAS_-_LAURA1.pptx
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

OPTIMASI UU KEUANGAN NEGARA

  • 1. PAKET UNDANG-UNDANG 1. UU NO. 17 TAHUN 2003 TTG KEUANGAN NEGARA 2. UU NO. 1 TAHUN 2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA 3. UU NO. 15 TAHUN 2004 TTG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA by m.sutarsa
  • 2.
  • 3. UU No. 17 / 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA  Pengertian Keuangan Negara  Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara  Penyusunan dan Penetapan APBN / APBD  Pelaksanaan APBN dan APBD  Perttanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN/APBD  Pidana, Saknsi Administratif dan ganti Rugi
  • 4. Pengertian-Pengertian  Keuangan Negara Adalah semua hak dan kewajiban negara yg dpt dinilai uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yg dpt dijadikan sbg milik negara berhubung dg pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut  APBN Adalah rencana keuangan tahunan pemeintahan negara yg disetujui oleh DPR  APBD Adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yg disetujui oleh DPRD  Penerimaan Negara Adalah uang yg masuk ke rekening kas negara  Pengeluaran Negara Adalah uang yg keluar dari kas negara  Pendapatan Negara Adalah hak pemerintah pusat yg diakui sbg penambah nilai kekayaan bersih  Belanja Negara Adalah kewajiban pemerintah pusat yg diakui sbg pengurang nilai kekayaan bersih
  • 5. Keuangan Negara  Hak Negara  Kewajiban Negara  Penerimaan Negara  Pengeluaran Negara  Penerimaan Daerah  Pengeluaran Daerah  Kekayaan Negara/Kekayaan Daerah yg dikelola sendiri atau oleh pihak lain  Kekayaan Pihak Lain yg dikuasai negara  Kekayaan Pihak lain yg diperoleh dg menggunakan fasilitas negara
  • 6. PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA  Presiden, selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.  Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara a. Dikuasakan kepada : 1. Menteri Keuangan 2. Menteri Teknis/Pimpinan Lembaga b. Diserahkan kepada : Gubernur/Bupati/Walikota ( UU No.17/2003 Psl 6 ayat 1 dan 2 )
  • 7. Comptabel beheeradministratief beheer PEMBUATAN KOMITMEN PENGUJIAN & PEMBEBANAN PERINTAH PEMBAYARAN PENGUJIAN PENCAIRAN DANA Pemisahan Kewenangan Menteri Teknis Menteri Keuangan
  • 8. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MENTERI KEUANGAN DAN MENTERI TEKNIS Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah R.I. Setiap menteri sebagai pembantu Presiden pada hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk bidang tugas kementerian yang dipimpinnya.
  • 9. UU No. 17 tahun 2003 Presiden Men.Keu Men.Teknis Gub/Bpt/ Ka. Lbg W.kota KPPN KPA KPA SKPD
  • 11. Kewenangan Menteri Keuangan  Selaku Pengelola Fiskal dan Wk. Pemerintah dalam hal kepemilikan kekayaan Negara yg dipisahkan, dg tugas : 1. menyusun kebij. fiskal ekonomi makro 2. menyusun ranc. APBN 3. mengesahkan dok. Pelaks. Angg. 4. perjanjian int. di bid. Moneter 5. pemungutan pendptn negara sesuai UU. 6. melaks. Fungsi kebendaharaan umum. 7. menyusun laporan Keuangan ( sbg. pertanggungjawaban pelaksanaan APBN). 8. tugas lainnya di bid pengelolaan fiskal ( UUNo. 17/2003 Bab II Psl 8 )
  • 12. Pendelegasian Kewenangan BUN  Selaku Bendahara Umum Negara ( BUN ), pelaksanaan anggaran di daerah dikuasakan kepada : KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara ( Kuasa BUN ), sesuai dengan batas kewenangannya. ( UU No.1/2004 Psl.7 ayat 2 g – Psl 8 ayat 1 )
  • 13. Kewenangan Menteri Teknis / Ketua Lembaga  Selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang kementrian negara / lembaga yg dipimpinnya ( COO ),dg tugas : 1. menyusun ranc. Angg.kementrian negara/lembaga. 2. menyusun dok. Pelaks. Angg. 3. melaks.angg.kemetrian negara/lembaga. 4. melaks. Pemungutan PNBP dan menyetorkan ke Kas Negara. 5. mengelola utang dan piutang neg. di lingk. Kementrian negara/lembaga. 6. mengelola BMN. 7. menyusun dan menyampaikan lap.keu. 8. hal-hal lain yg menjadi tgg. jwbnya ( UU No.17 / 2004 psl. 9 )
  • 14. Penyusunan dan Penetapan APBN  APBN ditetapkan tiap tahun dg UU  APBN meliputi anggaran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan  Pendapatan negara : 1. penerimaan pajak 2. penerimaan bukan pajak (PNBP) 3. Hibah  Belanja Negara : 1. belanja pem.pusat 2. pelaksanaan perimbangan keu pem.pusat dan daerah 3. dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.
  • 15. Sistem Penganggaran sebelum UU No.17/2003 Line Item Budgeting System Penerimaan Pengeluaran Rutin Pembangunan Rutin Pembangunan migas hutang LN jenis sektor Non migas belanja
  • 16. Penyusunan APBN menurut UU 17/2003  Diawali dengan RPJM 5 tahun  RPJM dijabarkan ke dalam RKP 1 tahun  RPJM didistribusikan ke dalam Renstra- K/L 5 tahun  Renstra – K/L dijabarkan ke dalam Renja-K/L tahun  RKP dan Renja-K/L dirumuskan ke dalam RKA-K/L 1 tahun
  • 18. APBN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN / LEMBAGA (REN-STRA K/L) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMN) RENCANA KERJA KEMENTERIAN / LEMBAGA (REN-JA K/L) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) RENCANA KERJA DAN ANGGARAN LEMENTERIAN / LEMBAGA (RKA-K/L) Medium Term fiscal Framework (MTFF) KERANGKA FISKAL JANGKA MENENGAH (KFJM) APBN BELANJA K/L Medium Term Expenditure Framework (MTEF) KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH (KPJM) Menggunakan 3 Pendekatan Penyusunan SINKRONISASI DALAM SISTEM PENGANGGARAN
  • 19. Penganggaran Terpadu ( Unified Budget )  Kepala Satuan Kerja / KPA, satu-satunya penanggungjawab kegiatan atas anggaran yg dikuasainya  Penyatuan anggaran rutin dan pembangunan ke dalam satu jenis akun belanja, meniadakan terjadinya duplikasi anggaran dan kegiatan  Adanya keterpaduan yang sinergis antara pelaksanaan fungsi, program dan kegiatan pada masing-masing satker
  • 20. Performance Budgeting System  Merupakan sistem penganggaran yang didasari atas rencana kinerja instansi pemerintah yang telah mendapat persetujuan  Mempresentasikan gambaran aspek keuangan dari seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagaimana diuraikan dalam Rencana Kinerja, dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi
  • 21. Siklus KPJM Medium Term Expenditure Framework 1. Setting Fiscal Target Allocation of Resources to Strategie 2. Economic and Fiscal Framework Budget Policy Corporate Plan Fiscal Update Statement Statement Central Cabinet Minister
  • 22. Medium Term Expenditure Framework (Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah)  Pernyataan Bank Dunia (World Bank ) 1. Proses pengambilan keputusan penganggaran harus menjadi lebih akuntabel, sesuai dengan hukum dan kredibel. 2. Akuntabilitas politik seharusnya meningkat baik pada level politisi, maupun pada level manajerial melalui transparansi yang lebih besar. 3. Mendorong para politisi untuk mengedepankan prioritas- prioritas sebagaimana dana yang disediakan/diinginkan. 4. Meningkatkan manajer tingkat sektoral untuk lebih akuntabel dalam pencapaian skala prioritas. 5. Melakukan spesifikasi sumber daya yang lebih baik dalam konteks MTEF
  • 23. Penerapan Sistem Penganggaran SATUAN KERJA SEBAGAI PENANGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN/OUTPUT KEGIATAN/ SUBKEGIATAN SATUAN KERJA MEMPUNYAI KELUARAN YANG JELAS & TERUKUR SEBAGAI AKIBAT DARI PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBEBANAN ANGGARAN PADA JENIS BELANJA YANG SESUAI PERHITUNGAN ANGGARAN DIDASARKAN PADA STANDAR BIAYA (BERISFAT UMUM DAN BERSIFAT KHUSUS RANGKAIAN TINDAKAN YG DILAKSANAKAN SATUAN KERJA SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA UNTUK MENGHASILKAN KELUARANAN YANG DITENTUKAN KOMPONEN POKOK
  • 24. 1. SATUAN KERJA PUSAT ESELON I 2. SATUAN KERJA PUSAT ESELON II 3. SATUAN KERJA INSTANSI VERTIKAL ESELON II 4. SATUAN KERJA INSTANSI VERTIKAL ESELON III 5. SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) 6. SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU (SNVT) 7. SATUAN KERJA SEMENTARA (SKS) 8. SATUAN KERJA KHUSUS (DILUAR BAGIAN ANGGARAN K/L)
  • 25. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) Ruang Lingkup APBN 1.Pendapatan Negara a. Penerimaan pajak b. Penerimaan bukan pajak c. Penerimaan hibah ( DN, LN ) 2. Belanja Negara a. Belanja Pemerintah Pusat ( APBN ) b. Belanja Pemerintah Daerah ( Perimbangan Keuangan) 3. Pembiayaan Pembiayaan yg digunakan utk menutup defisit yg bersumber dari dana dalam/luar negeri
  • 26.  Pengurusan APBN 1. Pengurusan Umum ( Administratif Beheer ) dilaksanakan oleh Menteri teknis/Pimpinan Lembaga 2. Pengurusan Khusus ( Comptable Beheer ) dilaksanakan oleh Menteri Keuangan  Cyclus APBN 1. Perencanaan Anggaran ( RUU-APBN ) 2. Penetapan Anggaran ( UU-APBN ) 3. Pelaksanaan Anggaran ( kementrian negara / lembaga ) 4. Pengawasan Anggaran ( pengawas fungsional ) 5. Perhitungan Anggaran Negara, LKPP setelah diperiksa BPK
  • 27. Asas Umum  UU-APBN, sebagai dasar bagi pemerintah pusat untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara  Perda-APBD, sebagai dasar bagi pemerintah daerah untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah.  Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, dilarang melakukan tindakan yang dapat membebankan APBN/APBD apabila anggaran pengeluaran tersebut tidak tersedia dan/atau tidak cukup tersedia  Semua pengeluaran negara/daerah, yg sesuai dengan prog. pemerintah pusat/daerah dibiayai dengan APBN/APBD  Anggaran yang digunakan utk kegiatan mendesak / tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri, yg selanjutnya dilaksanakan dengan PP.  Kelambatan pembayaran atas tagihan yg berkaitan dg
  • 28.  Dilarang atas beban APBN : 1. Perayaan atau peringatan kementrian negara/ lembaga/pemerintah daerah 2. Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata, karangan bunga utk berbagai peristiwa 3. Pesta utk berbagai peristiwa dan pekan olah raga kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah 4. Pengeluaran lain-lain utk kegiatan/keperluan yg sejenis spti tsb di atas.  Dibatasi atas beban APBN : Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, loka karya, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya. Boleh dilakukan secara sederhana dan hal- hal yg sangat penting.
  • 29.  Pendapatan Negara Adalah hak pemerintah pusat yg diakui sbg penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan Negara terdiri atas : 1. penerimaan pajak 2. penerimaan bukan pajak 3. hibah  Belanja Negara Adalah kewajiban pemerintah pusat yg diakui sbg pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja Negara dirinci menurut : 1. organiasi 2. fungsi 3. jenis belanja  Pembiayaan Adalah setiap penerimaan yg perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yg akan diterima kembali, baik pd tahun anggaran bersangkutan maupun pd tahun anggaran berikutnya.
  • 30.  Dilarang atas beban APBN : 1. Perayaan atau peringatan kementrian negara/ lembaga/pemerintah daerah 2. Pemberian ucapan selamat, hadiah/ tanda mata, karangan bunga utk berbagai peristiwa 3. Pesta utk berbagai peristiwa dan pekan olah raga kementrian negara /lembaga/ pemerintah daerah 4. Pengeluaran lain-lain utk kegiatan/keperluan yg sejenis spti tsb di atas.  Dibatasi atas beban APBN : Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, loka karya, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya, boleh dilakukan secara sederhana dan hal-hal yg sangat penting.
  • 31.
  • 32. UU No. 1 Tahun 2004 1. UU Perbendaharaan Negara sebagai wujud pelaksanaan pengelolaan keuangan negara. 2. Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Negara dilakukan secara terbuka dan bertangungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat 3. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yg ditetapkan dalam APBN/APBD
  • 33. Pejabat Perbendaharaan  Menteri / Pimp. Lbg selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang  Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara  Gubernur / Bupati / Walikota selaku Kepala Pemerintahan Daerah  Kepala Satuan Pengelola Keuangan Daerah adalah Bendahara Umum Daerah  Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Pengguna Angaran / Penguna Barang Daerah
  • 34. Pendelegasian Kewenangan PA  Menyusun dok. Pelaks. Anggaran.  Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang  Menetapkan pjbt. yg bertugas melakukan pemungutan pen. Negara.  Menetapkan pjbt. Yg melakukan pengel. utang dan piutang.  Melakukan tindakan yg mengakibatkan yg mengakibatkan pengel. Bel. Negara.  Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran.  Menggunakan BMN  Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengelolaan BMN.  Mengawasi pelaks. Anggaran.  Menyusun dan menyampaikan lap. Keu. ( seluruhnya tersebut di atas di lingkungan kementrian negara/lembaga yg dipimpinnya ). ( UU No. 1/2004 psl. 4 ayat 1 dan 2 )
  • 35. Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran  Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Dok.Pelaks. Anggaran setelah APBN ditetapkan  Dok.pelaks.anggaran disusun berdasarkan alokasi anggaran yg telah ditetapkan oleh Presiden ( Perpres ttg Rincian APBN)  RKA-BLU kementrian negara/lembaga merupakan bagian yg dilampirkan dalam dok.pelaks.anggaran kementrian negara/lembaga bersangkutan  Dok.pelaks.anggaran disahkan oleh Men.Keu.  Dok.pelaks.anggaran disampaikan kpd : 1. Menteri / Pimp. Lembaga 2. Kuasa BUN (KPPN) 3. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
  • 37. Prinsip Pelaksanaan Anggaran  Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dg kebutuhan teknis yg dipersyaratkan  Efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program / kegiatan, serta fungsi kementrian negara/lembaga  Mengutamakan produksi dalam negeri  Setiap tagihan atas beban anggaran negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yg sah, sesuai ketentuan yg berlaku
  • 38. Pendelegasian Kewenangan PA  Menyusun dok. Pelaks. Anggaran.  Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang  Menetapkan pjbt. yg bertugas melakukan pemungutan pen. Negara.  Menetapkan pjbt. Yg melakukan pengel. utang dan piutang.  Melakukan tindakan yg mengakibatkan yg mengakibatkan pengel. Bel. Negara.  Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran.  Menggunakan BMN  Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengelolaan BMN.  Mengawasi pelaks. Anggaran.  Menyusun dan menyampaikan lap. Keu. ( seluruhnya tersebut di atas di lingkungan kementrian negara/lembaga yg dipimpinnya ).
  • 39. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan  Setiap kementrian negara /lembaga wajib mengintensifkan perolehan PNBP yang menjadi tanggungjawabnya.  PNBP harus disetorkan seluruhnya ke rek. Kas Negara  Setiap penerimaan kementrian negara / lembaga tidak boleh digunakan langsung utk membiayai pengeluaran
  • 40. Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP )  Adalah Penerimaan negara yg diperoleh selain dari sektor pajak atau cukai  Menurut sifatnya terdiri atas : 1. PNBP Umum PNBP yg ada pada semua kementrian negara / lembaga 2. PNBP Fungsional PNBP yg hanya ada pada kementrian negara / lembaga dalam rangka pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi kementrian negara / lembaga bersangkutan  Menurut Jenisnya meliputi : 1. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) 2. Bagian Laba BUMN / BHMN 3. PNBP Lainnya. 4. Pendapatan BLU
  • 41. Penerimaan Negara  Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas negara  Meliputi : 1. Penerimaan Anggaran a. Penerimaan Pajak ( 41 ) b. Penerimaan Bukan Pajak ( 42 ) c. Penerimaan Hibah ( 43 ) d. Penerimaan Pembiayaan ( 71 ) 2. Penerimaan Non Anggaran ( 81 )  Penerimaan Negara yang diperoleh dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara harus disetorkan seluruhnya ke rekening kas negara.  Penerimaan Negara disetorkan melalui Bank Persepsi / Devisa Persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.  Penerimaan Negara yang diperoleh selain pajak (PNBP), yg bersifat fungsional dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.
  • 42.  Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sbg akibat penjualan dan / atau pengadaan barang / jasa oleh negara adalah hak negara  Bunga dan / atau jasa giro yang diperoleh pemerintah merupakan pendapatan negara  Untuk menatausahakan penerimaan negara, Menteri / Pimpinan Lembaga mengangkat Bendahara Penerimaan.  Menteri / Pimp.Lembaga dpt membuka rekening utk keperluan pelaksanaan penerimaan negara di lingkungan kementrian negara/lembaga.
  • 43. Pelaksanan Anggaran Belanja  Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran  DIPA adalah dok. pelaksanaan anggaran bagi satker di lingkungan kementrian negara / lembaga  DIPA disusun berdasarkan Perpres Rincian APBN / SRAA  DIPA sbg dasar pembayaran berlaku selama satu tahun anggaran  Pagu anggaran dalam DIPA merupakan batasan tertinggi pengeluaran anggaran yg tidak boleh dilampaui
  • 44.  DIPA 1. Ditandatangani oleh Menteri / Pimpinan Lembaga / Pjbt yang ditunjuk ( PA / KPA ). 2. Disahkan dengan Surat Pengesahan oleh Dirjen PBN / Ka.Kanwil DJPBN / Pjbt yang ditunjuk. 3. Memuat nama PA / KPA, PPSPM dan Bendahara Pengeluaran sbg Pjbt Perbendaharaan / pelaksana anggaran. 4. Memuat sumber dana yg digunakan pada masing-masing DIPA. ( RM, PHLN, PNBP. ) sebagai pagu anggaran. 5. Pagu DIPA merupakan batasan tertinggi yg tdk boleh dilampaui. 6. Terdiri atas : a. DIPA Pusat b. DIPA Daerah c. DIPA APP d. DIPA Dekonsentrasi e. DIPA Tugas Pembantuan 7. Berlaku mulai tgl. 1 Januari s/d 31 Desember, selama satu tahun anggaran.
  • 45. Kewenangan KPA ( penerima pendelegasian kewenangan PA )  Menunjuk pjbt. yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran belanja / penanggungjwb kegiatan / pembuat komitmen.  Menunjuk pjbt. yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kpd negara dan menandatangani Surat Perintah Membayar ( SPM ).  Menunjuk Bendahara Pengeluaran utk melaksanakan tugas kebendaharaan dlm rangka pelaks. Angg. Belanja. ( Per. Dirjen PBN No. PER.66/PB/2005 )
  • 46. Pejabat tsb. Dilarang :  Saling merangkap jabatan satu sama lain ( antara PPK, PPSPM dan Bendahara Pengeluaran )  Merangkap jabatan sbg. Bendahara Pengeluaran. ( KPA, PPK dan PPSPM )  Kecuali : 1. KPA merangkap sebagai PPK 2. KPA merangkap sebagai PSPM ( KPA tdk boleh merangkap keduanya )
  • 47. UU No. 1 tahun 2004  UU APBN merupakan dasar bagi pem.pusat utk melaksanakan penerimaan dan pengeluaran anggaran  Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yg berakibat pengeluaran anggaran atas beban APBN, jika anggaran untuk pembiayaan tsb tdk tersedia atau tdk cukup tersedia  Pengeluaran anggaran yg sifatnya mendesak dan/atau tdk terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri, yg selanjutnya diatur dg PP
  • 48. Bendahara Umum Negara  Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara (BUN)  BUN mengangkat Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN ) utk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yg telah ditetapkan  Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yg berada dalam pengelolaannya  Kuasa BUN melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka pengendalian pelaksanaan anggaran negara dalam wilayah kerja yg ditetapkan.
  • 49. BENDAHARA  Bendahara Penerimaan: Adalah orang yg ditunjuk utk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah.  Bendahara Pengeluaran : Adalah orang yg ditunjuk utk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang utk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah. Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran adalah Pejabat Fungsional Setiap Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yg berada dalam penguasannya.
  • 50. Pengangkatan Bendahara  Menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati /walikota mengangkat Bendahara Penerimaan utk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada kantor / satuan kerja di lingkungan kementrian negara / lembaga / satuan kerja perangkat daerah.  Menteri / pimpinan lembaga / gubernur/ bupati / walikota mengangkat Bendahara Pengeluaran utk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementrian negara / lembaga / satuan kerja perangkat daerah  Pengangkatan Bendahara dilakukan oleh Menteri / Pimpinan Lembaga
  • 51. Pengelolaan Uang Persediaan  Menteri/Pimp. Lbg dapat membuka rekening utk keperluan pelaksanaan pengeluaran di lingkungan Kementrian negara/lembaga ybs. setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan selaku BUN  Menteri/Pimp. Lbg mengangkat Bendahara untuk mengelola uang yang harus dipertanggungjawabkan dalam rangka pelaksanaan pengeluaran kementrian negara / lembaga
  • 52. Mekanisme Pencairan (PMK No.134/PMK.06/2005-Per.Dirjen PBN No.PER.66/PB/2005 )  Melalui Bendahara Pengeluaran : 1. secara tunai ( cash ), 2. dengan pemberian cek, 3. maksimal Rp. 10. juta , 4. atas beban Uang Persediaan ( UP )  Melalui Cara Langsung kpd Pihak Ketiga : 1. dengan cara SPP-LS, 2. ditujukan ke rekening Pihak Ketiga, 3. wajib utk pembayaran di atas Rp.10. juta.
  • 53. MEKANISME PELAKSANAAN BELANJA/PENGELUARAN NEGARA Menteri Teknis Selaku Pengguna Anggaran Tahapan Administratif Menteri Keuangan Selaku Bendahara Umum Negara Tahapan Komptabel SPM SP2D Pengujian: Wetmatigheid Rechmatigheid Doelmatigheid PENGUJIAN •Substantif : Wetmatigheid Rechmatigheid Formal PEMBUATAN KOMITMEN PENGUJIAN Ps. 18 Ayat 2 UU No. 1 Th. 2004 PENGUJIAN Ps. 19 Ayat 2 UU No. 1 Th. 2004
  • 54. MEKANISME PENCAIRAN (LS) DAERAHDAERAHKONTRAKTOR / SUPPLIER KUASA PENGGUNA ANGGARAN DJPb 123 4 5 6 SPM KAS NEGARA REKENING BERITA ACARA SERAH TERIMA 87 SP2D KPPN PENYELESAIAN PEKERJAAN KANWIL DJPb
  • 55. MEKANISME PENCAIRAN (UP) DAERAH DAERAH BENDAHARA KUASA PENGGUNA ANGGARAN 1 2 3 6 SPM/GU KAS NEGARA REKENING SP2D KPPN DAERAHDAERAH SUPLIER BUKTI2 4 5
  • 56. Pengelolaan Piutang dan Utang  Pemerintah Pusat dpt memberikan pinjamanatau hibah kpd Pemda/BUMN/BUMD sesuai UU APBN  Pelaksanaan pemberian pinjaman diatur dg PP  Setiap pejabat (perbendaharaan) wajib mengusahakan agar setiap piutang negara/daerah diselesaikan seluruhnya tepat waktu.  Penyelesaian piutang diselesaikan menurut peraturan perundang-undngan yg berlaku.
  • 57. Benar UJI DAN PERIKS A PEMBEBANAN Proses SAI SPM GU BUKTI SP2D LAPORAN KEUANGAN Draft SPM - GU PENERBIT SPM BENDAHARA PENGELUARAN UNIT AKUNTASI SATKER PENGUJI TAGIHAN PEMBUAT KOMITMEN SK SPK KONTRAK Daftar Lembur DAFTAR GAJI BA PK BA PB BA SERAH TERIMA BUKTI DAN TAGIHAN Salah Bayar Draft SPM - LS SPM KPPN Transfer UP/GU BAGAN ALIR PROSES PEMBAYARAN PADA SATUAN KERJA SPM LS Transfer pihak III BUKTI
  • 58. Penyelesaian Piutang Piutang Negara : Oleh Menteri Keuangan Jika bag.piutang negara yg tidak disepakati tidak lebih dari Rp.10.000.000.000,- (10 M) Oleh Presiden Jika bag.piutang yg tidak disepakati lebih dari Rp.10.000.000.000,- (10 M) s.d Rp.100.000.000.000,- (100 M) Oleh Presiden setelah mendpt pertimbangan DPR Jika bag.piutang negara yg tidak disepakati lebih dari Rp.100.000.000.000,- (100 M) Piutang Daerah : Oleh Gub./Bupati/W.Kota Jika bag.piutang daerah yg tidak disepakati tidak lebih dari Rp.5.000.000.000,- (5 M) Oleh Gub./Bupati/W.Kota setelah mendpt pertimbangan DPRD Jika bag.piutang daerah yg tidak disepakati lebih dari Rp.5.000.000.000,- (5 M)
  • 59. Penghapusan Piutang  Piutang Negara : Oleh Menteri Keuangan Utk jumlah s.d. Rp.10.000.000.000,- (10 M) Oleh Presiden Utk jumlah piutang negara lebih dari Rp.10.000.000.000,- (10 M) s.d. Rp.100.000.000.000,- (100 M) Oleh Presiden dg persetujuan DPR Utk jumlah piutang negara lebih dari Rp.100.000.000.000,- (100 M)  Piutang Daerah: Oleh Gub./Bupati/W.Kota Utk jumlah piutang daerah s.d. Rp.5.000.000.000,- (5 M) Oleh Gub.Bupati/W.Kota dg persetujuan DPRD Utk jumlah piutang daerah lebih dari Rp.5.000.000.000,- (5 M)
  • 60. Pengelolaan Utang  Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yg diberi kuasa a.n. Menteri Keuangan utk mengadakan utang negara atau menerima hibah yg berasal dari dalam ataupun luar negeri sesuuai dg UU  Utang / hibah dapat diteruskpinjamkan kpd Pemda/BUMN/BUMD  Tata cara pengelolaan utnag ditetapkan dengan PP
  • 61. Pengelolaan BMN/BMD  Menteri Keuangan adalah Pengelola B M N  Menteri/Pimp. Lmbg adalah Pengguna B M N  Kepala kantor dalam lingk.kementrian negara/lmbg adalah Kuasa Pengguna Barang (BMN)  Gub./Bupati/W.Kota menetapkan kebijakan pengelolaan BMD  Ka. SKPKD melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan BMD  Ka SKPD adalah Pengguna Barang (BMD)
  • 62. Pengelolaan BMN / BMD  Pengelolaan BMN / BMD diatur menurut PP No. 6 tahun 2006  Juknis PP NO.6 tahun 2006 meliputi, a.l. 1.PMK No.96/PMK.06/2007 ttg Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan Penghapusan BMN 2.PMK No. 97/PMK.06/2007 ttg Klasifikasi dan Kodefikasi BMN 3.PMK. No.120/PMK.06/2007 ttg Penatausahaan BMN
  • 63. UU NO. 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
  • 64.  Pemeriksaan Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara indepeden, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, utk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan kehandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara  Badan Pemeriksa Keuangan Adalah badan yang dibentuk untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara oleh pemerintah  Pemeriksa Adalah orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan tanggung jawab pengelolaan keuangan negara untuk dan atas nama BPK
  • 65.  Pejabat yg diperiksa Adalah mereka yg bertangungjawab, yg selanjutnya disebut pejabat yg diserahi tugas utk mengelola keuangan negara  Pengelolaan keuangan negara Merupakan keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dg kedudukan dan tangung kewenangannya , mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban  Tanggung jawab keuangan negara Merupakan kewajiban pemerintah utk melaksanakan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, secara tertib, taat pada peraturan perundang - undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan, dg memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.  Standar pemeriksaan Adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tangung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yg wajib dipedomani oleh BPK atau pemeriksa.  Laporan Keuangan Adalah bentuk pertangungjawaban sbgmana ditetapkan dalam UU No. 17/2003 yang meliputi LRA, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan yg dilampiri laporan perush. Negara dan badan lainnya ( Bentuk laporan disusun dan disajikan sesuai dengan SAP )
  • 66. Laporan Keuangan Meliputi : 1. Laporan Realisasi Angaran Belanja Negara 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan atas Laporan Keuangan ( UU No.17/2003 ) Menteri/Pim. Lbg menyampaikan Laporan Keuangan kpd Menteri Keuangan selambat-lambatnya dua bulan setelah berakhirnya th. Anggaran Menteri Keuangan menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kpd Presiden Presiden menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kpd BPK paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya th. anggaran ( UU No. 1 / 2004 )
  • 67. Pidana, Sanksi Administratif dan Ganti Rugi  Presiden memberi sanksi administratif kpd pegawai negeri dan semua pihak yg tidak memenuhi kewajibannya yg telah ditentukan dalam UU No. 15/2004  Menteri/Pimp.Lembaga/Gub/Bpt/W.Kota yg terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yg ditetapkan UU ttg APBN/Perda ttg APBD diancam pidana penjara dan denda sesuai ketentuan UU  Pimp. Org. kementrian negara/Lembaga/SKPD yg terbukti melakukan penyimpangan kegiatan angaran yg telah ditetapkan dalam UU ttg APBN/Perda ttg APBD diancam dg pidana penjara dan denda sesuai dg UU
  • 68. Tuntutan Ganti Rugi  Pejabat Negara, pegawai negeri bukan bendahara yg melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya baik langsung atau tdk langsung yg merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti kerugian negara  Setiap Bendahara wajib menyampaikan laporan pertangungjawaban kpd BPK  Setiap Bendahara bertangungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yg berada dalam pengurusannya
  • 69. Kerugian Negara  Setiap kerugian negara wajib dilaporkan oleh atasan langsung atau Ka. Kantor kpd Menteri / Pim. Lbg dan diberitahukan kpd BPK selambat-lambatnya tujuh hari setelah kerugian negara diketahui  Bendahara, peg. Negeri bukan bendahara, pjbt lain yg nyata-nyata melangar hukum atau melalaikan kewajiban, segera setelah kerugian negara diketahui segera dimintakan kesanggupan atau pengakuan bhw kerugian tsb menjadi tangung jawabnya dan bersedia mengganti kerugian tsb.  Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp Bendahara ditetapkan oleh BPK  Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp peg.negeri bukan Bendahara ditetapkan oleh Menteri/Pimp. Lbg/ Gub/ Bpt / W.kota  Mreka yg ditetapkan utk mengganti kerugian negara/daerah dpt dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana  Putusan Pidana tdk membebaskan dari TGR ( UU No. 1/2004 )
  • 70. Tindak Lanjut Pelaksanaan UU Penyelesaian selanjutnya atas pelaksanaan UU No. 17/2003, UU No. 1 / 2004 dan UU No. 15/ 2003 ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan atau Petunjuk Teknis lainnya sesuai paket yang ditetapkan.
  • 71.