Dokumen tersebut membahas tentang colic abdomen atau rasa nyeri pada perut yang bersifat hilang timbul dan disebabkan oleh infeksi atau sumbatan organ dalam perut seperti empedu dan ginjal. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, dan penatalaksanaan medis dari kondisi colic abdomen.
Dokumen tersebut menjelaskan proses penyebaran virus dengue melalui nyamuk Aedes sebagai vektor, mulai dari infeksi virus di darah hingga menimbulkan berbagai gejala klinis seperti demam, nyeri otot/sendi, perdarahan, gangguan sistem koagulasi darah, dan edema di berbagai organ.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Dokumen tersebut membahas tentang colic abdomen atau rasa nyeri pada perut yang bersifat hilang timbul dan disebabkan oleh infeksi atau sumbatan organ dalam perut seperti empedu dan ginjal. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, dan penatalaksanaan medis dari kondisi colic abdomen.
Dokumen tersebut menjelaskan proses penyebaran virus dengue melalui nyamuk Aedes sebagai vektor, mulai dari infeksi virus di darah hingga menimbulkan berbagai gejala klinis seperti demam, nyeri otot/sendi, perdarahan, gangguan sistem koagulasi darah, dan edema di berbagai organ.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Low back pain adalah nyeri punggung bawah yang umumnya terjadi pada diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.
2. Terdapat berbagai penyebab low back pain seperti degenerasi, inflamasi, osteoporosis, dan faktor psikologis.
3. Diagnosis low back pain didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ront
Batu saluran kemih dapat terbentuk akibat pemekatan urin atau adanya inti asing di saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari tanpa keluhan hingga nyeri dan darah dalam kencing. Pemeriksaan seperti USG, IVP, dan analisis urin diperlukan untuk diagnosis. Tatalaksananya meliputi observasi, tindakan noninvasif, dan operasi tergantung ukuran dan komplikasi batunya. Pencegahan melalui asupan
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan glaukoma serta faktor risikonya.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih pada lansia. Infeksi saluran kemih pada lansia sering disebabkan oleh sisa urin dalam kandung kemih, mobilitas yang menurun, nutrisi yang kurang baik, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Diagnosa dan pengobatan infeksi saluran kemih pada lansia perlu mempertimbangkan gangguan penyerapan obat dan interaksi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah kondisi ketika kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif sehingga menghasilkan hormon tiroid berlebih. Hipotiroid adalah kondisi sebaliknya dimana kelenjar tiroid kurang aktif sehingga menghasilkan hormon tiroid yang kurang. Dokumen ini menjelaskan anatomi, fisiologi, gejala, tes diagnostik, pengobatan, dan komplikasi d
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, patofisiologi, dan manifestasi klinis dari anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi sistemik akut yang berpotensi fatal yang disebabkan oleh pelepasan mediator inflamasi dari sel mast dan basofil setelah terpapar antigen yang sebelumnya sudah tersensitisasi. Reaksi ini dapat menyerang berbagai organ seperti kardiovaskuler, pernafasan, saluran cerna, dan kulit.
Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit atau hemoglobin di dalam darah. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, fisiologi eritrosit, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan berbagai jenis anemia seperti anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, anemia megaloblastik, dan anemia hemolitik.
penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Low back pain adalah nyeri punggung bawah yang umumnya terjadi pada diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.
2. Terdapat berbagai penyebab low back pain seperti degenerasi, inflamasi, osteoporosis, dan faktor psikologis.
3. Diagnosis low back pain didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ront
Batu saluran kemih dapat terbentuk akibat pemekatan urin atau adanya inti asing di saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari tanpa keluhan hingga nyeri dan darah dalam kencing. Pemeriksaan seperti USG, IVP, dan analisis urin diperlukan untuk diagnosis. Tatalaksananya meliputi observasi, tindakan noninvasif, dan operasi tergantung ukuran dan komplikasi batunya. Pencegahan melalui asupan
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan glaukoma serta faktor risikonya.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih pada lansia. Infeksi saluran kemih pada lansia sering disebabkan oleh sisa urin dalam kandung kemih, mobilitas yang menurun, nutrisi yang kurang baik, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Diagnosa dan pengobatan infeksi saluran kemih pada lansia perlu mempertimbangkan gangguan penyerapan obat dan interaksi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah kondisi ketika kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif sehingga menghasilkan hormon tiroid berlebih. Hipotiroid adalah kondisi sebaliknya dimana kelenjar tiroid kurang aktif sehingga menghasilkan hormon tiroid yang kurang. Dokumen ini menjelaskan anatomi, fisiologi, gejala, tes diagnostik, pengobatan, dan komplikasi d
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, patofisiologi, dan manifestasi klinis dari anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi sistemik akut yang berpotensi fatal yang disebabkan oleh pelepasan mediator inflamasi dari sel mast dan basofil setelah terpapar antigen yang sebelumnya sudah tersensitisasi. Reaksi ini dapat menyerang berbagai organ seperti kardiovaskuler, pernafasan, saluran cerna, dan kulit.
Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit atau hemoglobin di dalam darah. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, fisiologi eritrosit, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan berbagai jenis anemia seperti anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, anemia megaloblastik, dan anemia hemolitik.
penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
Dokumen tersebut berisi daftar nama dan nomor mahasiswa sebanyak 20 orang beserta ringkasan singkat tentang infeksi saluran kemih yang mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan proses keperawatan. [/ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar nama dan nomor mahasiswa sebanyak 20 orang beserta ringkasan singkat tentang infeksi saluran kemih yang mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan proses keperawatan. [/ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada kasus apendiksitis dan gastritis. Ia menjelaskan definisi, anatomi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, dan pathway penyakit apendiksitis. Selanjutnya menjelaskan pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan pre-operatif dan post-operatif untuk kasus tersebut.
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan urine meskipun ada keinginan atau dorongan untuk buang air kecil. Dokumen ini membahas tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan konsep askep retensi urine. Diagnosa keperawatan yang diberikan meliputi nyeri akut, gangguan pola eliminasi urine, ansietas, kurang pengetahuan, dan intoleransi aktivitas.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan inkontinensia urin. Dokumen menjelaskan konsep penyakit, manifestasi klinis, diagnosa, dan perencanaan tindakan keperawatan untuk masalah-masalah seperti nyeri, perubahan pola eliminasi, kecemasan, dan risiko kekurangan cairan dan nutrisi."
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk buang air kecil meskipun terasa ingin. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, gangguan neurologis, dan pembesaran prostat. Gejalanya berupa buang air kecil lambat, perut membesar, dan rasa ingin buang air kecil yang tidak terpenuhi. Penanganannya meliputi pemasangan kateter, pemberian obat, edukasi, dan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Dokumen tersebut merupakan tugas mata kuliah Home Care yang membahas lima masalah keperawatan umum yang sering dihadapi di rumah sakit, yaitu gangguan integritas kulit, gangguan pola eliminasi, gangguan nutrisi, gangguan keseimbangan cairan, dan disfungsi neurovaskuler beserta definisi, diagnosa, rencana keperawatan, tujuan, kriteria keberhasilan, dan intervensi untuk masing-masing masalah kesehatan.
Hematothorax adalah perdarahan di rongga pleura yang disebabkan cedera jaringan lunak akibat trauma atau penyakit. Gejala klinis meliputi nyeri dada, sesak napas, dan gangguan fungsi paru. Diagnosa didukung hasil pemeriksaan fisik, sinar X dada, dan torasentesis. Pengobatan meliputi resusitasi cairan, pemasangan chest tube, dan thoracotomy.
Sariawan atau stomatitis aftosa rekuren adalah peradangan pada mukosa mulut yang ditandai dengan kehadiran ulkus putih kekuningan. Penyebabnya dapat berasal dari faktor internal seperti kebersihan mulut yang kurang atau faktor eksternal seperti rokok. Gejala klinisnya berupa nyeri atau gatal-gatal di mulut diikuti dengan timbulnya luka. Penatalaksanaannya meliputi menjaga kebersihan mulut,
Kolitis adalah peradangan usus besar yang menyebabkan gejala nyeri, peradangan, diare dan perdarahan anus. Penyebabnya beragam seperti autoimun, genetik, perokok pasif, diet, dan infeksi. Manifestasinya meliputi konstipasi, distensi abdomen, dan muntah fekal. Penatalaksanaannya meliputi kolonoskopi, sektomi, serta asuhan keperawatan seperti kompres hangat dan relaksasi untuk mengurangi nyeri.
Enteritis adalah kondisi peradangan pada usus halus yang ditandai dengan diare akut. Lebih dari 90% enteritis disebabkan infeksi bakteri, virus, atau parasit. Manifestasinya berupa mual, muntah, nyeri perut, dan feses lembek/cair. Penatalaksanaannya meliputi pemberian cairan dan edukasi pasien tentang tanda dehidrasi serta kebersihan untuk mencegah terulangnya enteritis.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma thoraks yang dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru dan jantung, organ vital dalam dada. Dokumen ini juga membahas tanda dan gejala trauma thoraks seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, serta penilaian dan intervensi keperawatan seperti meningkatkan pernapasan dan mengelola nyeri.
Dokumen ini membahas tentang kanker paru, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan untuk pasien dengan kanker paru. Kanker paru disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan polusi udara, dan menyebabkan gejala seperti batuk darah, kelelahan, dan kesulitan bernafas. Diagnosa dan pengobatan kanker
Dokumen tersebut merangkum program pengobatan gangguan jiwa dengan halusinasi yang dilakukan terhadap pasien dan keluarga pasien. Program tersebut meliputi pelatihan pasien untuk mengenali dan mengontrol halusinasinya, mengikuti program pengobatan, serta pelatihan keluarga untuk merawat dan mendukung pasien di rumah. Program tersebut dievaluasi secara berkala untuk menilai kemajuan pasien dan keluarga.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
3. Vesikolithiasis adalah batu yang ada di vesika
urinaria ketika terdapat defisiensi substansi
tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat,
dan asam urat meningkat, (Smeltzer)
4. Menurut Smeltzer, batu kandung kemih disebabkan oleh
infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal
yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).
Menurut Soeparman, faktor-faktor yang mempengaruhi
batu kandung kemih (Vesikolitiasis) antara lain:
Hiperkalsiuria, Hipositraturia, Hiperurikosuria, dll.
5.
6. Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya
menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada
leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa
menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat
mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda
seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung.
10. a. Biodata klien dan penanggung jawab
b. Keluhan klien.
c. Riwayat penyakit sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Status emosi
f. Pola eliminasi
g. Pola istirahat tidur
11. 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka
gesekan batu pada vesika urinaria.
2. Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine berhubungan dengan
adanya penutupan saluran kemih mekanik, peradangan
ditandai dengan uregensi dan frekuensi, oliguria (retensi) dan
hematuria
3. Anxietas berhubungan dengan koping individu yang infektif
mengenai penyakit
12. Dx 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan luka gesekan batu pada vesika urinaria
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam nyeri teratasi.
KH: Melaporkan keluhan nyeri berkurang, klien tampak
tenang dan tidak meningkatkan, klien dapat tidur/istirahat
yang cukup.
13. Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10)
2. Jelaskan penyebab nyeri
3. Berikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung,
lingkungan yang tenang.
4. Anjurkan teknik napas dalam
5. Bantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai dengan
indikasi
6. Kolaborasi: Narkotik misalnya : meperidin (Demerol) morphin
14. Dx 2 : Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine
berhubungan dengan adanya penutupan saluran kemih
mekanik, peradangan ditandai dengan uregensi dan
frekuensi, oliguria (retensi) dan hematuria
Tujuan : Perubahan pola eliminasi BAK
KH: Retensio urin teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
15. Intervensi :
1. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan
minimal 3 – 4 liter/hari
2. Tampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut
keluar
3. Observasi perubahan warna, bau, PH urine setiap
2 jam
16. Dx 3 : Anxietas berhubungan dengan koping individu
yang infektif mengenai penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 1 jam kecemasan tertasi.
KH: Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan
mengidentifikasi cara yang tepat untuk menangani
kecemasannya.
17. Intervensi :
1. Identifikasi tingkat ketakukan klien
2. Adakan kunjungan pada klien dengan personal ruangan bedah sebelum
operasi
3. Bina hubungan saling percaya Identifikasi tingkat ketakukan klien
4. Perkenalkan staf operasi saat klien dipindahkan keruang operasi
memberi hubungan dan kenyamanan psikis.
5. Informasikan tentang peran perawat sebagai klien intraperatif pada klien.
18. Dx 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka gesekan batu
pada vesika urinaria
1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10)
2. Menjelaskan penyebab nyeri
3. Memberikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung,
lingkungan yang tenang.
4. Menganjurkan teknik napas dalam
5. Membantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai dengan indikasi
6. Berkolaborasi: Narkotik missalnya : meperidin (Demerol) morphin
19. Dx 2 : Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine berhubungan
dengan adanya penutupan saluran kemih mekanik, peradangan
ditandai dengan uregensi dan frekuensi, oliguria (retensi) dan
hematuria
1. Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan minimal 3 – 4
liter/hari
2. Menampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut keluar
3. Mengobservasi perubahan warna, bau, PH urine setiap 2 jam
20. Dx 3 : Anxietas berhubungan dengan koping individu yang infektif
mengenai penyakit
Implementasi
1. Mengidentifikasi tingkat ketakukan klien
2. Mengadakan kunjungan pada klien dengan personal ruangan bedah sebelum
operasi
3. Membina hubungan saling percaya Identifikasi tingkat ketakukan klien
4. Memperkenalkan staf operasi saat klien dipindahkan keruang operasi
memberi hubungan dan kenyamanan psikis.
5. Menginformasikan tentang peran perawat sebagai klien intraperatif pada
klien.
21. Dx 1: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontiunitas jaringan ditandai dengan keluahan rasa
nyeri terus menerus operasi
S : Pasien mengatakan nyeri di bagian perut tengah bawah
O : Pasien terlihat meringis kesakitan
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1, 3, 5, & 6.
22. Dx 2: Perubahan eliminasi (BAK) retensiourine berhubungan dengan
adanya penutupan saluran kemih mekanik, peradangan ditandai
dengan uregensi dan frekuensi, oliguria (retensi) dan hematuria
S : Klien mengatakan dapat BAK dengan lancar tanpa menetes.
O : Urin dalam jumlah normal
A : Masalah teratasi
P : Hentikan tindakan
23. Dx 3 : Anxietas berhubungan dengan koping individu
yang infektif mengenai penyakit
S : pasien mengatakan merasa takut
O : pasien terlihat gelisah
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi