Dokumen tersebut membahas tentang apendisitis, yaitu peradangan pada usus buntu. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan, antara lain: definisi apendisitis dan etiologinya, yang utamanya disebabkan oleh penyumbatan lumen usus buntu; manifestasi klinis berupa nyeri perut dan demam; komplikasinya dapat berupa perforasi atau peritonitis; dan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, dilanjutkan den
1. Apendiksitis adalah peradangan pada apendiks yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh fekalit, hiperplasia folikel limfoid, tumor, atau neoplasma.
2. Gejala klinis utama adalah nyeri di perut kanan bawah, mual, dan muntah. Komplikasinya dapat berupa perforasi, peritonitis, atau abses.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, rehidrasi
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisArif Al-Amin
Apendiks merupakan organ kecil yang terletak di kuadran kanan bawah perut. Apendisitis terjadi ketika lumen apendiks tersumbat yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Gejalanya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan di titik McBurney. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Diagnosa pasti didapatkan dengan pemeriksaan radiologi sepert
Dokumen tersebut membahas tentang apendisitis, yaitu peradangan pada usus buntu. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan, antara lain: definisi apendisitis dan etiologinya, yang utamanya disebabkan oleh penyumbatan lumen usus buntu; manifestasi klinis berupa nyeri perut dan demam; komplikasinya dapat berupa perforasi atau peritonitis; dan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, dilanjutkan den
1. Apendiksitis adalah peradangan pada apendiks yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh fekalit, hiperplasia folikel limfoid, tumor, atau neoplasma.
2. Gejala klinis utama adalah nyeri di perut kanan bawah, mual, dan muntah. Komplikasinya dapat berupa perforasi, peritonitis, atau abses.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, rehidrasi
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisArif Al-Amin
Apendiks merupakan organ kecil yang terletak di kuadran kanan bawah perut. Apendisitis terjadi ketika lumen apendiks tersumbat yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Gejalanya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan di titik McBurney. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Diagnosa pasti didapatkan dengan pemeriksaan radiologi sepert
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh hambatan aliran lendir di dalamnya, yang dapat menyebabkan infeksi bakteri. Apendiks berada di ujung sekum dengan vaskularisasi dari arteri apendikularis. Gejala apendisitis tergantung lokasi apendiks dan umumnya berupa nyeri di perut bagian bawah kanan. Diagnosis didukung dengan pemerikahan darah dan gambaran klinis, sementara CT scan
Dokumen tersebut membahas tentang appendisitis yang merupakan peradangan pada usus buntu yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyumbatan lumen. Gejala umumnya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik dan operasi untuk mengangkat usus buntu (apendektomi).
Seorang pria berusia 22 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah selama 3 hari. Pemeriksaan menemukan nyeri dan bengkak di perut kanan bawah yang mendukung diagnosis apendisitis infiltrat. Pasien dirawat dengan antibiotik dan analgesik untuk apendisitis infiltrat.
Bab 2 memberikan tinjauan umum tentang apendisitis. Ia menjelaskan anatomi dan fisiologi apendiks, definisi apendisitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan diagnosis banding apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan infeksi bakteria, dengan gejala utama nyeri di perut kanan bawah. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan
Perempuan 15 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Didiagnosis appendisitis akut berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan. Dilakukan open appendiktomi dan diberi perawatan pasca operasi.
Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan oleh infeksi. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, nyeri perut, mual hingga muntah tergantung stadiumnya. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Pengobatannya meliputi perawatan konservatif untuk kasus ringan hingga operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) untuk kasus parah.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan teoritis mengenai appendiks dan appendisitis. Secara ringkas, appendiks adalah organ kecil melekat pada sekum yang dapat mengalami peradangan yang disebut appendisitis. Appendisitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti obstruksi lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid atau benda asing, dan merupakan penyebab abdomen akut paling umum. Gejala khasnya adalah nyeri di kuadran
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus penggunaan anestesi umum pada pria usia 30 tahun dengan diagnosis appendisitis akut yang akan menjalani operasi.
2) Anestesi umum digunakan karena operasi intra abdominal paling baik dilakukan dengan anestesi umum endotrakeal.
3) Persiapan pra-anestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien secara fisik dan mental serta merencan
Appendicitis adalah peradangan pada appendiks yang ditandai dengan nyeri perut kanan bawah, mual, dan muntah. Diagnosa didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik. Asuhan pre-operatif meliputi pengkajian kesehatan, perencanaan untuk mencegah dehidrasi dan infeksi, serta pemberian informasi kepada pasien.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan kasus seorang pasien laki-laki dengan keluhan benjolan di sekitar anus yang didiagnosis menderita abses perianal. Pasien ditangani dengan tindakan incisi dan drainage abses disertai pemberian antibiotik dan analgetik. Pasca tindakan, pasien mendapat perawatan luka dan edukasi untuk menjaga kebersihan daerah anus serta diet tinggi protein guna memulihkan jaringan.
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh hambatan aliran lendir di dalamnya, yang dapat menyebabkan infeksi bakteri. Apendiks berada di ujung sekum dengan vaskularisasi dari arteri apendikularis. Gejala apendisitis tergantung lokasi apendiks dan umumnya berupa nyeri di perut bagian bawah kanan. Diagnosis didukung dengan pemerikahan darah dan gambaran klinis, sementara CT scan
Dokumen tersebut membahas tentang appendisitis yang merupakan peradangan pada usus buntu yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyumbatan lumen. Gejala umumnya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik dan operasi untuk mengangkat usus buntu (apendektomi).
Seorang pria berusia 22 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah selama 3 hari. Pemeriksaan menemukan nyeri dan bengkak di perut kanan bawah yang mendukung diagnosis apendisitis infiltrat. Pasien dirawat dengan antibiotik dan analgesik untuk apendisitis infiltrat.
Bab 2 memberikan tinjauan umum tentang apendisitis. Ia menjelaskan anatomi dan fisiologi apendiks, definisi apendisitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan diagnosis banding apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan infeksi bakteria, dengan gejala utama nyeri di perut kanan bawah. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan
Perempuan 15 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Didiagnosis appendisitis akut berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan. Dilakukan open appendiktomi dan diberi perawatan pasca operasi.
Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan oleh infeksi. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, nyeri perut, mual hingga muntah tergantung stadiumnya. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Pengobatannya meliputi perawatan konservatif untuk kasus ringan hingga operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) untuk kasus parah.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan teoritis mengenai appendiks dan appendisitis. Secara ringkas, appendiks adalah organ kecil melekat pada sekum yang dapat mengalami peradangan yang disebut appendisitis. Appendisitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti obstruksi lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid atau benda asing, dan merupakan penyebab abdomen akut paling umum. Gejala khasnya adalah nyeri di kuadran
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus penggunaan anestesi umum pada pria usia 30 tahun dengan diagnosis appendisitis akut yang akan menjalani operasi.
2) Anestesi umum digunakan karena operasi intra abdominal paling baik dilakukan dengan anestesi umum endotrakeal.
3) Persiapan pra-anestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien secara fisik dan mental serta merencan
Appendicitis adalah peradangan pada appendiks yang ditandai dengan nyeri perut kanan bawah, mual, dan muntah. Diagnosa didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik. Asuhan pre-operatif meliputi pengkajian kesehatan, perencanaan untuk mencegah dehidrasi dan infeksi, serta pemberian informasi kepada pasien.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan kasus seorang pasien laki-laki dengan keluhan benjolan di sekitar anus yang didiagnosis menderita abses perianal. Pasien ditangani dengan tindakan incisi dan drainage abses disertai pemberian antibiotik dan analgetik. Pasca tindakan, pasien mendapat perawatan luka dan edukasi untuk menjaga kebersihan daerah anus serta diet tinggi protein guna memulihkan jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan periapendiks infiltrat. Secara ringkas, periapendiks infiltrat adalah kondisi dimana apendiks ditutupi oleh jaringan sekitarnya sehingga membentuk massa. Dokumen ini menjelaskan penyebab, patofisiologi, diagnosa, dan rencana intervensi keperawatan yang meliputi monitoring cairan dan nutrisi, pencegahan infeksi, serta pengelolaan nyeri pada pas
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan appendisitis. Patofisiologi appendisitis terjadi karena obstruksi bakteri atau virus yang menyebabkan peradangan pada appendis dan peningkatan tekanan darah. Gejala klinisnya antara lain nyeri abdomen, demam, mual dan muntah. Diagnosa keperawatan meliputi risiko perubahan volume cairan, nutrisi kurang, dan pembatasan aktivitas. Intervensi keperawatan mencakup
Appendiksitis disebabkan oleh obstruksi appendiks yang menyebabkan peradangan. Tanda klinis utama adalah nyeri di kuadran kanan bawah perut. Asuhan keperawatan meliputi pengelolaan nyeri dan risiko dehidrasi, memberikan dukungan nutrisi dan aktivitas, serta menangani komplikasi seperti perforasi yang dapat menyebabkan peritonitis.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan apendisitis yang mencakup definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, data penunjang diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan diagnosis serta intervensi keperawatan pada pasien apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti sumbatan lumen dan dapat menimbulkan berbagai gejala seperti nyer
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada kasus apendiksitis dan gastritis. Ia menjelaskan definisi, anatomi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, dan pathway penyakit apendiksitis. Selanjutnya menjelaskan pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan pre-operatif dan post-operatif untuk kasus tersebut.
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut yang mengenai jaringan paru-paru. Gejala umumnya berupa sesak napas dan batuk. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan rontgen paru yang menunjukkan penyempitan atau pengisian alveoli. Pengobatan meliputi pemberian antibiotik, cairan, dan oksigen tambahan bila diperlukan.
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk buang air kecil meskipun terasa ingin. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, gangguan neurologis, dan pembesaran prostat. Gejalanya berupa buang air kecil lambat, perut membesar, dan rasa ingin buang air kecil yang tidak terpenuhi. Penanganannya meliputi pemasangan kateter, pemberian obat, edukasi, dan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Appendicitis adalah peradangan pada appendiks yang ditandai dengan nyeri perut kanan bawah, mual, dan muntah. Pemeriksaan fisik akan menemukan benjolan dan nyeri pada daerah McBurney. Diagnosa didukung dengan peningkatan lekosit dan radiologi yang menunjukkan cairan atau fekolit. Asuhan preoperatif meliputi penilaian kondisi pasien, persiapan psikologis, dan pencegahan infeksi dengan kebersihan yang ba
1. Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosis colitis ulseratif dan peritonitis.
2. Beberapa penyebab colitis ulseratif dan peritonitis dijelaskan seperti faktor genetik, lingkungan, dan infeksi.
3. Asuhan keperawatan mencakup pengkajian, intervensi seperti penggantian cairan, nutrisi, dan analgesik, serta evaluasi.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
Lp appendisitis
1. LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDIKSITIS DI RUANGAN ICU
RUMAH SAKIT UMUM SAYANG RAKYAT
NAMA : NURHISANTI
NIM : 10 3145 105 064
KELOMPOK : IV
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) (Ns. Edison Siringoringo S.Kep)
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2013
2. BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
1. DEFINISI
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat (Brunner & Suddart, 1997).
Apenditis adalah ujung seperti jari yang kecil pangjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum tepat dibawah katup
ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif,
dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (apendisitas).
2. ETIOLOGI
Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh:
• Fekalis/ massa keras dari feses
• Tumor, hiperplasia folikel limfoid
• Benda asing
3. PATOFISIOLOGI
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlibat dan tersumbat , kemungkinan oleh fekalit ( massa keras
dari feses ), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan interluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau
3. menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks
yang terinflamasi berisi pus.
4. MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan
• Mual, muntah
• Anoreksia, malaisse
• Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
• Spasme otot
• Konstipasi, diare. (Brunner & Suddart, 1997)
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Sel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai 75%
2) Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
3) Foto abdomen: Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus terlokalisir
4) Tanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa
dikuadran kanan bawah. (Doenges, 1993; Brunner & Suddart, 1997)
4. 6. PENATALAKSANAAN
• Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan
• Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedhan dilakukan
• Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
• Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. (Brunner & Suddart, 1997)
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Aktivitas
Gejala : Malaise
2) Sirkulasi
Tanda : Takikardia
5. 3) Eliminasi
Gejala : Konstipasi pada awitan awal. Diare (kadang-kadang)
Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tak ada bising usus.
4) Makanan/Cairan
Gejala :Anoreksia, Mual/Muntah
5) Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdonmen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik
McBurney ,meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga oerforasi atau
infark pada apendiks). Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tak jelas ( sehubungan dengan lokasi apendiks, contoh retrosekal
atau sebelah ureter).
Tanda : perilaku berhati-hati; berbaring ke samoing atau telentang dfengan lutut ditekuk; meningkatnya nyeri pada kuadran
kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/ posisi duduk tegak. Nyeri lepas pada sisi kiri di duga inflamasi peritoneal.
6) Keamanan
Tanda : Demam (biasanya rendah)
7) Pernapasan
Tanda : Takipnea, pernapasan dangkal.
8) Penyuluhan/pembelajaran
6. Gejala : Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen contoh pielitisakut, batu eretra, salpingitis akut,
ileitis regional. Dapat terjadipada berbagai usia.
9) Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 4,2 hari
10) Rencana Pemulangan : Membutuhkan bantuan sedikit dalam trasportasi, tugas pemeliharaan rumah.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi
2) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan Muntah praoperasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3. INTERVENSI
Dx I
Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi
Tujuan : Klien akan melaporkan bahwa nyeri berkurang atau teratasi
Kriteria hasil :
• Persepsi subyektif tentang nyeri menurun
• Tampak rileks
• Pasien dapat istirahat dengan cukup
7. Intervensi :
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya, dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat
R/ : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan.memerlukan upaya evaluasi medik dan itervesi.
2. Pertahankan istirahat dengan posisi semi-fowler.
R/: Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentng
3. Dorong ambulsi dini.
R/: Menurunkan ketidaknyamanan abdonen.
4. Berikan aktifitas hiburan.
R/: Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
Dx II
Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan inflamasi peritoneum dengan cairan asing, muntah praoperasi,
pembatasan pasca operasi
Tujuan : klien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat
Kriteria hasil :
• Membran mukosa lembab
• Turgor kulit baik
• Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam
• Tanda vital stabil
Intervensi :
8. 1. Awasi TD dan nadi.
R/: Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskuler.
2. Lihat membran mukosa; kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.
R/: indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.
3. Awasi masukan dan haluaran; catat warna urine/kosentrasi, berat jenis.
R/: Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/kebutuhan peningkatan cairan.
4. Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flatus, gerakan usus.
R/: indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk pemasukan per oral.
5. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan per oral dimulai, dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi.
R/: Menurunkan iritasi gaster/ muntah untuk meminimalkan kehilanga cairan.
6. Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir.
R/: Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-pecah.
Kolaborasi
1. Pertahankan pengisapan gaster/usus.
R/: selang NG biasanya dimasukkan pada praoperasi dan dipertahankan pada fase segera pasca operasi unuk dekompresi usus,
meningkatkan istirahat usus, mencegah muntah.
9. 2. Berikan cairan IV dan elektrolik.
R/: peritonium bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan menghasilkan sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan volume
sirkulasi darah, mengakibatkan hipovelemia.
Dx III
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur unvasif, tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi,peritonitis
sekunder terhadap proses inflamasi.
Tujuan : Klien akan melaporkan tidak adanya tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil :
• Penyembuhan luka berjalan baik
• Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulen
• Tanda-tanda vital dalam batas normal
• Abdomen lunak, tidak ada distensi
Intervensi :
1. Awasi tanda vital, Perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatkan nyeri abdomen.
R/: Dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses, peritonitis.
2. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka aseptik.Berikan perawatan paripurna.
R/: Menurunkan risiko penyebaran bakteri.
3. Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drein (bila di masukkan), adanya eritema.
10. R/ : Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi.
4. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien atau orang terdekat.
R/: Pengetahuan tentangkemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membanttu menuunkan ansietas.
Kolaborasi
1. Berikan antibiotik sesuai indikasi
R/: menurunkan jumlah organisme pada infeksi yang telah ada sebelumnya, untuk menurunkan penyebaran dan
pertumbuhannya pada rongga abdomen.
2. Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan.
R/: Dapat diperlukan untuk mengalirkan isi abses terlokalisir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sylvia A.Price, Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC: Jakarta.
2. Brunnert & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.
11. 3. Doenges Marlyn E, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler . 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC: Jakarta.
12.
13. PENYIMPANGAN KDM APENDISITIS
Peningkatan tekanan intra
abdomen
Tekanan pada area
lambung
Merangsang N X (vagus)
Medulla oblongata
(trigerson)
Mual muntah
Appendicitis
Pengeluaran mediator kimia oleh sel –
sel radang (histamin,bradikinin)
Edema,diapedesis bakteri dan ulserasi
mukosa
Aliran limfe terhambat
Peningkatan tekanan intra lumen
Obstruksi lumen appendiks
Fekolit
Koping tidak efektif
Kurang Pengetahuan Tentang
Kondisi, Prognosis Dan Kebutuhan
Pengobatan
Kurang informasi
Perubahan status
kesehatan
Corteks cerebri
Nyeri
Merangsang nocicepor
Medulla spinalis
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Cemas
Risiko Defisit Volume Cairan
Tindakan pembedahan
( Appendictomy )
Terputusnya kontinuitas jaringan
Risiko Tinggi InfeksiImmobilisasi
Konsistensi feces dilumen usus menurun
Feces lama di lumen kolon
Konstipasi