SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Plasmodium sp
                         Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit
                         yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai malaria.
                         Parasit ini senantiasa mempunyai dua inang dalam siklus
                         hidupnya: vektor nyamuk dan inang
vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain
menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat.
Genus Plasmodium dinamakan pada tahun 1885 oleh Marchiafava dan Celli dan
terdapat lebih dari 175 spesies yang diketahui berada dalam genus ini.
   Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang
mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima. Sporozoit berpindah ke
hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam
hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang biak menjadi
ribuan merozoit, yang kemudian menyerang sel darah merah. Di sini parasit
membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon,
parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang
meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui saluran darah untuk
menembus sel darah merah baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini
secara terus-menerus, tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau
betina (gametosit) (juga dalam darah), yang kemudiannya diambil oleh nyamuk
betina. Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan
menyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai
ookinet. Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, kemudian membenamkan
diri pada membran perut luar. Di sini mereka terbelah berkali-kali untuk
menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah
ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia dicucuk masuk ke dalam darah inang kedua
yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana mereka mengulangi
siklus ini.
   Spesies Plasmodium yang menyerang manusia termasuk:
     Plasmodium falciparum (sumber malaria tersiana maligna)
       Plasmodium vivax (sumber yang biasa menyebabkan malaria tersiana
        benigna)
       Plasmodium ovale (lain-lain, jarang, sumber malaria tersiana benigna)
       Plasmodium malariae (sumber malaria kuartana benigna)
       Plasmodium knowlesi
       Plasmodium brasilianum
       Plasmodium cynomolgi
       Plasmodium inui
       Plasmodium rhodiani
       Plasmodium schweitzi
       Plasmodium semiovale
       Plasmodium simium




   PENYEBAB WABAH E.COLI DI EROPA
                                Pada tahun 2011, di Eropa telah terjadi wabah
                                Entero Hemoragic E.Coli (EHEC) yang telah
                                menimbulkan infeksi terhadap ratusan orang dan
                                menelan puluhan korban jiwa. Jerman menemukan
                                520 kasus "Haemolytic Uraemic Syndrome" atau
                                HUS dengan 11 kematian dan
1.213   kasus      "Enterohaemorrhagic   Escherichia   coli"   atau   EHEC      yang
mengakibatkkan enam orang di antaranya meninggal dunia. Selain Jerman, ada 11
negara lain yang menemukan dua kasus penyakit itu yakni Austria (2 kasus
EHEC), Republik Czech (1 kasus EHEC), Denmark (7 kasus HUS dan 10 kasus
EHEC)), Prancis (6 kasus EHEC), Belanda (4 kasus HUS dan 4 kasus EHEC),
Norwegia (1 kasus EHEC), Spanyol (1 kasus HUS), Swedia (15 kasus HUS dan 28
kasus EHEC), Swiss ( 2 kasus EHEC), Inggris (3 kasus HUS dan 4 kasus EHEC)
dan Amerika Serikat (2 kasus HUS).
      Menurut sebagian pengamat, awalnya, bakteri E. coli diduga berasal dari
tanaman ketimun yang ditanam di wilayah Spanyol. Namun, pada hari Senin (6/6)
kemarin diduga bakteri E. coli yang mewabah berasal dari tanaman tauge yang
berasal dari perkebunan organik di Jerman. Kemudian didapat dari Press
Association, dikabarkan bahwa tanaman tauge dari perkebunan organik di Jerman
bukanlah penyebab wabah E. coli di Eropa. Dari sample yang ada, 23 dari 40
sample yang ada menunjukan hasil yang negatif. dan yang masih hangat adalah
tudingan Uni Eropa yang menyatakan bahwa bakteri akibat biji fenugreek yang
diimpor dari Mesir. Jadi mana yang benar?Mari kita simak penjelasan berikut:
Bakteri E.coli dapat ditemukan pada usus manusia dan binatang berdarah panas.
Serangan bakteri Escherichia coli atau E.coli diwaspadai sebagai strain terbaru
E.coli, karena efek penyakit yang disertai perdarahan serius dan dapat
menyebabkan kematian penderita. Demikian pula, bakteri ini kebal terhadap
antibiotik. Penyebaran, penyakit ini diketahui, merupakan akibat kontaminasi
makanan, air minum, susu, sayuran, serta pencemaran lingkungan, yang berasal
dari kotoran, liur, atau tinja penderita penyakit diare ini, baik langsung dari
penderita atau merupakan vektor dari binatang mengerat misalnya tikus.




Beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan
yang serius pada manusia.
Domain: Bacteria
                                              Phylum: Proteobacteria
                                              Class:   Gammaproteobacteria
                                              Ordo:    Enterobacteriales
                                              Family: Enterobacteriaceae
                                              Genus: Escherichia
                                              Species: E. coli




      Menurut sejarahnya, infeksi E.Coli telah menyerang dunia dan mewabah
sejak tahun 1882 yang menelan ribuan korban jiwa di Amerika, kemudian
menyebar ke Jepang dan Eropa. Selanjutnya 100 tahun kemudian, tepatnya tahun
1975 ditemukan strain baru yang berdasarkan uji isolasi antigen, dimana E.Coli ini
kebal terhadap antibiotik, dan tahun 2011 ini berawal dari Eropa, penyakit ini
kembali mewabah. Selama wabah yang mulai minggu kedua bulan Mei di utara
Jerman, lebih dari 2300 orang telah terinfeksi pada 7 Juni, dan lebih dari 600 jiwa
mengalami Haemolytic Uraemic Syndrome, yaitu suatu perdarahan yang
menimbulakan kelebihan urea didalam darah, dan tentunya bisa menyebabkan
penurunan kesadaran, serta 123 jiwa diantaranya telah meninggal dunia.
Gejala klinis penderita Haemolytic Uraemic Syndrome
      Gejala infeksi bakteri E.Coli antara lain berupa sakit perut seperti kram
disertai diarrhea, yang pada sebagian kasus dapat mengeluarkan darah
(haemorrhagic colitis). Gejala lain yang sering menyertainya adalah demam serta
mual-muntah, kemudian infeksi bisa berlanjut sebagai suatu perdarahan atau
Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS). Jika telah terjadi perdarahan, akan
memperlihatkan gejala yang serius, berupa gagal ginjal akut yang disertai
kerusakan pada sel-sel darah merah, gangguan saraf, stroke dan koma.
Diperkirakan sekitar 10 persen dari pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut ke
keracunan uraemic didalam darahnya (HUS), dengan tingkat kematian sebesar 3-5
persen.Diagnosa pasti penyakit ini didasarkan pada pemeriksaan kultur tinja. Pada
pemeriksaan tersebut ditemukan bakteri dengan strain terbaru berupa E. Coli, dan
pemeriksaan lanjut untuk memperkuat diagnosa dapat digunakan PCR untuk
analisa DNA, serta dapat menggunakan teknik fluoresensi untuk mendeteksi
perkembangan antigen dari bakteri tersebut.
      Meskipun E. coli merupakan bagian alami dari flora usus manusia dan
biasanya tidak pathogen (tidak menimbulkan penyakit), namun strain terbaru dari
E. Coli ini digolongkan bersama sebagai EHEC (Entero Hemoragic E.Coli) yang
menghasilkan racun atau toksin Shiga. Toksin Shiga ini berbahaya karena dapat
memasuki sel-sel lapisan usus dan menghambat sintesis atau produksi protein.
Selanjutnya, penghancuran sel-sel usus oleh bakteri ini akan menyebabkan kram
perut dan diare yang disertai perdarahan. Dalam beberapa kasus, racun juga dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, dan memicu sindrom keracunan asam uremik dan
akhirnya bisa berakibat kematian pada penderita. Sehingga bakteri E.Coli menjadi
berbahaya bagi manusia ketika bakteri ini terkontaminasi oleh racun Shiga-toksin
yang memproduksi bakteriofag. Infeksi bakteri sering berasal dari makanan yang
terkontaminasi. Bakteriofag itu pula yang menyebabkan bakteri ini kebal terhadap
antibotik.
      Bagi masyarakat umum, tindakan pencegahan adalah pilihan terbaik,
sebelum penyakit ini mewabah dibumi Indonesia. Berdasarkan rekomendasi World
Health Organization (WHO) sebagai langkah pencegahan Entero Hemoragic
E.Coli (EHEC) dan Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS), adalah sebagai berikut:
Melaksanakan pola hidup bersih sehat, dengan selalu mencuci tangan setelah
menggunakan toilet dan sebelum memegang makanan. Pengamatan terhadap kasus
diare berdarah yang disertai sakit perut, yang kasus itu ada riwayat perjalanan/atau
kontak dengan orang penderita penyakit ini. Jika ditemukan kasus seperti ini harus
segera berobat kesarana kesehatan terdekat. Mencermati setiap kasus dengan
gejala diarrhea terutama yang disertai dengan gejala perdarahan untuk segera
dilakukan tindakan pengobatan dan perawatan.
Selanjutnya WHO merekomendasikan “WHO 5 key to safer food” -lima kunci
untuk penanganan makanan yang aman sebagai cara mengelola makanan dengan
baik untuk menghindari infeksi saluran cerna termasuk EHEC ini, yaitu sebagai
berikut:
a). Menjaga kebersihan bahan makanan,
b). Memisahkan makanan mentah dengan makanan matang,
c). Memasak hingga benar-benar matang,
d). Menyimpan makanan pada suhu yang aman,
e). Mencuci bahan baku makanan dengan air bersih.
f).Saran   pada pemerintah    Indonesia, khususnya     Kementerian    Kesehatan
bekerjasama dengan bagian Imigrasi di bandara atau pelabuhan, untuk melakukan
deteksi dini terhadap semua penumpang yang masuk ke daerah Indonesia agar di
check kesehatannya, sehingga penyebaran penyakit ini tidak sampai mewabah di
bumi Indonesia.
g). Jika ada diantara keluarga yang menderita penyakit dengan gejala yang mirip
penyakit diatas, segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat, untuk dilakukan tindakan
medis, berupa pemberian cairan intravenous (Infus), serta pemberian spesifik
antibiotik oleh dokter, dilanjutkan dengan pencegahan perdarahan, dan berbagai
tindakan darurat lainnya.
Sejarah Toxoplasma

Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling banyak dipelajari,
karena pentingnya dari segi kesehatan manusia dan hewan. Ada ribuan referensi
yang memuat berbagai hal mengenai toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini
bertujuan memberikan pengenalan dan gambaran perkembangan toxoplasma
selama 100 tahun terakhir.

Penemuan Mengenai Agen Toxoplasma gondii

      1908 Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat, Ctenodactylus gundi di
      Tunisia. Protozoa ditemukan pada seekor kelinci di Brasil
      1909 Nama Toxoplasma gondii diusulkan
      1937 Untuk pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari binatang.
      1939 Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari manusia.
      1941 Toxoplasma gondii yang menginfeksi manusia dan hewan terbukti
      sama
      1951 Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan akibatnya
      seperti hidrocephalus mulai diketahui

Morfologi dan Siklus Hidup Toxoplasma gondii,

Tachyzoit (Tropozhoite, Bentuk Proliferatif)

      1973 Istilah tachyzoit diusulkan.
      1954 Struktur internal toxoplasma mulai diketahui
      1958 Endodyogeny mulai diketahui dan dideskripsikan. Endodyogeny
      adalah salah satu cara protozoa memperbanyak diri dengan cara aseksual
Kista Jaringan, Bradyzoit,Cystozoit

     1928 Kista toxoplasma mulai diketahui
     1951 Struktur kista dideskripsikan
     1962 Struktur internal kista dideskripsikan
     1973 Istilah bradyzoit mulai diperkenalkan
     1988 Istilah kista jaringan mulai diperkenalkan
     1960 Bradyzoite diketahui tahan terhadap enzim pencernaan
     1976 Perkembangan kista jaringan dan bradyzoit mulai diketahui
     1998 Biologi bradyzoites dan kista jaringan diketahui secara lengkap

Fase Entroepithelial ([ada Usus Kucing )

     1970 Fase Coccidian didokumentasi, morfologi ookista dan ultrastruktur
     ookista mulai dideskripsikan
     1972 Lima bentuk aseksual T. gondii (tipe A-E) dietahui

Cara Penyebaran Toxoplasma

Kongenital (Sejak/melalui Kandungan)

     1939 Penularan Saat Masih Dala Kandungan Diketahui
     1959 Transmisi melalui kandungan bisa berulang pad anak berikutnya
     2008 Penularan melali kandungan juga diketahui pada hewan besar seperti
     rusa ekor putih

Melalui Daging (Carnivorism) Inang Antara (Intermediate host)

     1954 Muncul ada dugaan penularan Toxoplasma melalui daging
     1965 Kasus penularan Toxoplasma melalui daging ditemukan pada manusia

Melalui   Bahan    yang    Tercemar       Feces    Kucing   yang   Mengandung
Ookista(Rute Fecal-Oral)
1965 Penularan melalui tinja bisa dibuktikan sekaligus menujukkan adanya
     fase coccidian (enteroepitel) Toxoplasma
     1970 Fase Coccidian terbukti
     1970 Inang definitif dan inang antara penyebaran toxoplasma diketahui,
     termasuk penyebaran ookista oleh kucing
     1979 Wabah Toxoplasma akibat ookista yang tertelan melalui mulut dan
     terhisap bisa dijelaskan

Genetika dan Perbedaan Genetik Strain Toxoplasma gondii

     1980 Persilangan genetik dan rekombinan bisa dihasilkan
     1991   Perbedaan     isoenzyme   digunakan    untuk   membedakan     strain
     Toxoplasma gondii.
     1992 Toxoplasma terbagi menjadi 3 tipe
     2006 Strain Toxoplasma nasional, benua, antar benua dan pandemi bisa
     dibedakan
     2005 Genome Toxoplasma gondii didokumentasikan

Kekebalan dan Perlindungan terhadap Toxoplasma

     1942 Antibodi penetralisir T. gondii ditemukan
     1948 Antibodi diketahui bisa membunuh Toxoplasma yang hidup diluar sel,
     tetapi tidak bisa membunuh Toxoplasma yang berada di dalam sel
     1967 Kekebalan bisa ditransfer melalui sel limfoid bukan melalui antibodi
     1988 Gama Interferon merupakan sitokin utama yang berperan dalam
     kekebalan terhadap Toxoplasma
     1991 Peran CD4+ dan CD8+ dalam perlindungan bisa didefinisikan

                         Toxoplasmosis pada manusia

Kongenital (sejak kandungan)

     1939 Kasus toksoplasmosis bawaan Pertama terbukti.
1942 Empat tanda-tanda klinis khas dijelaskan (hidrosefalus atau
      microcephalus, chorioretinitis, kalsifikasi intraserebral)

Dapatan

      1940 Toksoplasmosis fatal pada orang dewasa ditemukan
      1941 Kasus pertama toxoplasma pada anak-anak
      1956 Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening ) diakui sebagai
      gejala toxoplasmosis yang paling sering
      1983 Penderita AIDS rentan terhadap toksoplasmosis.

Infeksi kronis

      1946 Kista yang ditemukan pada otopsi, menunjukkan infeksi kronis

Toksoplasmosis pada hewan lain

      1910 Toxoplasmosis ditemukan di hewan domestik, anjing
      1955 Imunosupresif pada anjing yg terserang Canine Distemper Virus
      dipengaruhi klinis toksoplasmosis
      1957 Epidemi toksoplasmosis aborsi pada domba ditemukan
      1988 Toksoplasmosis pada hewan ditinjau secara kritis
      2000 Toksoplasmosis ditemukan dalam spesies mamalia laut seperti berang-
      berang laut

Diagnosa Toxoplasma

      1948 Tes dengan Pewarnaan Novel Sabin-Feldman dye test
      1968 Tes dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM dalam darah tali
      pusar
      1980 Uji aglutinasi langsung, dikembangkan (DAT, MAT)
      1995 Validasi tes serologi menggunakan isolasi parasit sebagai standar
      1989 Tes PCR dikembangkan untuk mendeteksi DNA T. gondii
Pengobatan

     1942 Sulfonamides ditemukan efektif terhadap T. gondii
     1953 Ditemukan sinergi Pirimetamin dengan sulfonamides terhadap
     pembelahan takizoit
     1957 Asam folat dan ragi dapat meningkatkan kegiatan sulfadiazin dan
     pirimetamin
     1957 Spiramisin ditemukan memiliki efek anti-toxoplasmic
     1973 Klindamisin juga diketahui mmpunyai efek anti-toxoplasmic

Pencegahan dan kontrol

     1973 Pengobatan profilaksis, dan tes laboratorium wanita hamil dimulai di
     Austria dan Prancis untuk mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital
     1972 Menjaga kebersihan & higiene merupakan langkah-langkah yang
     dianjurkan untuk mencegah infeksi Toxoplasma melalui ookista
     1986 Kurva Thermal untuk membunuh T. gondii dalam daging oleh
     memasak, pembekuan, dan iradiasi dibangun
     1995 Cara-cara produksi hewan ternak yang baik dikembangkan untuk
     mengurangi infeksi T. gondii pada hewan ternak




Vaksinasi

     1983    Vaksin   untuk   mengurangi     kerugian   janin   pada   domba
     dikomersialisasikan Wilkins dan O'Connell
     1984 Ts-4 vaksin untuk inang antara
     1991 T-263 vaksin untuk mencegah penyebaran ookista dari usus kucing
3 Bentuk Toxoplasma yang Penting dalam
                               Penyebaran

      Tiga bentuk Toxo yang terdapat dalam siklus hidup toxoplasma, memegang
peranan sangat penting dalam proses infeksi dan penyebaran Toxoplasma. Yaitu
Ookista (Oocyst), Bradizoit (Bradyzoite) dan Takizoit (Tachyzoite). Sebagian
besar Toxoplasma berada dalam ketiga bentuk ini. Ookista telah teradaptasi untuk
penyebaran toxoplasma di Usus kucing dan lingkungan, sementara bradizoit dan
takizoit adalah bentuk toxoplasma yang terdapat dalam tubuh sebagian besar
hewan dan manusia. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut.
Seperti juga sebagian besar protozoa, Toxoplasma bisa berkembang biak
melalui dua cara, yaitu cara seksual (gametogoni) dan akseksual (endodyogeni).
Aseksual artinya, toxoplasma berkembang biak dengan cara membelah diri.
Sedangkan Fase berkembang biak secara seksual hanya terjadi di usus kucing.
Toxoplasma yang terdapat dalam usus kucing berkembang dan menghasilkan dua
sel kelamin berupa makrogamet dan mikrogamet. Kedua sel gamet tersebut
melakukan penggabungan inti sel (pembuahan) dan menghasilkan sporogoni yang
kemudian di keluarkan melalui feces kucing. Dalam waktu 24 jam Sporogoni yag
berada di lingkungan berkembang menjadi bentuk infektif Ookista.

      Ookista bisa tahan hingga 6 - 12 bulan di tanah/lingkungan yang lembab
dan terlindung dari sinar matahari. Ookista yang tertelan oleh inang antara (tikus,
ayam, kambing,domba,sapi,anjing,dll) kemudian berkembang menjadi Takizoit
atau bradizoit dalam sel/jaringan.

      Pemakan daging seperti kucing, anjing, dan manusia bisa tertular
toxoplasma bila memakan daging yang mengandung Takizoit atau bradizoit yang
masih aktif/hidup. Ookista hanya bisa dihasilkan di usus kucing. Ookista akan
segera berkembang 18 hari setelah masuk ke dalam tubuh inang. Inang ini
merupakan semua mahluk/hewan berdarah panas termasuk manusia dan kucing.

      Bradizoit dan Takizoit hanya bisa dihasilkan oleh toxoplasma yang hidup
di   jaringan/daging.    Takizoit    akan   mulai   berkembang   19   hari   setelah
manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung Takizoit. Sedangkan
Bradizoit lebih cepat.
Bradizoit mulai berkembang dalam waktu 3-10 hari sejak manusia/hewan
memakan jaringan/daging yang mengandung bradizoit. Beberapa artikel
Toxoplasma yang akan datang khusus membahas mengenai ketiga bentuk
toxoplasma di atas. Ketiga bentuk toxoplasma tersebut sangat penting karena
memang ketiganya memegang kunci dalam penyebaran toxoplasma. (oleh : drh.
Neno Waluyo S)




                 Siklus Hidup Toxoplasma gondii

     Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa.
protozoa ini merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis
dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari
hewan ke manusia.

      Mirip dengan kupu-kupu, T. Gondii juga mempunyai daur hidup dengan
bentuk yang bermacam-macam. Penularan terutama terjadi melalui bentuk ookista
(semacam telur) dan bentuk bradizoit yang biasanya terdapat pada daging yang
tidak dimasak dengan sempurna.




           Tachyzoit, salah satu bentuk yang dapat menular. Dilihat dengan mikroskop elektron


      Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama, yaitu : ookista,
tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk dalam usus inang definitif, yaitu
bangsa kucing. Ookista dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan oleh manusia atau
hewan lain, berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit). Bentuk ini merupakan
bentuk yang dapat memperbanyak diri dengan cepat.

      Pada wanita hamil, tachyzoit bisa menginfeksi janin. Tachyzoit menempati
jaringan otot dan sistem syaraf seperti otak, kemudian berubah menjadi bradizoit.
Bradizoit dalam daging yang tidak masak, bila termakan kembali berubah menjadi
tachyzoit dan memulai siklus memperbanyak diri lagi. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada gambar siklus hidup toxoplasma berikut.
Wabah EHEC di Eropa

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

@amiazmie
@amiazmie@amiazmie
@amiazmie
 
Lp dan askep hiv
Lp dan askep hivLp dan askep hiv
Lp dan askep hiv
 
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkapPenjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
 
Infeksi Parasit
Infeksi ParasitInfeksi Parasit
Infeksi Parasit
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Tugas seminar
Tugas seminarTugas seminar
Tugas seminar
 
Amoebiasis pada primata akibat infeksi entamoeba histolytica
Amoebiasis pada primata akibat infeksi entamoeba histolyticaAmoebiasis pada primata akibat infeksi entamoeba histolytica
Amoebiasis pada primata akibat infeksi entamoeba histolytica
 
Makalah Pullorum
Makalah PullorumMakalah Pullorum
Makalah Pullorum
 
Macam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak UnggasMacam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak Unggas
 
Precaution Universal
Precaution UniversalPrecaution Universal
Precaution Universal
 
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhanVirus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhan
 
Helmintologi tm8
Helmintologi tm8Helmintologi tm8
Helmintologi tm8
 
Konsep medis
Konsep medisKonsep medis
Konsep medis
 
Salmonellosis
SalmonellosisSalmonellosis
Salmonellosis
 
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICAENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
 
Penyakit Pullorum.
Penyakit Pullorum.Penyakit Pullorum.
Penyakit Pullorum.
 
Tb
TbTb
Tb
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 

Viewers also liked

Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoayuliartiramli
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
 
Protozoa Presentation
Protozoa PresentationProtozoa Presentation
Protozoa PresentationDeni Darmawan
 

Viewers also liked (6)

Pengenalan protozoa
Pengenalan protozoaPengenalan protozoa
Pengenalan protozoa
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
 
Makalah protozoa irma
Makalah protozoa irmaMakalah protozoa irma
Makalah protozoa irma
 
Protozoa Presentation
Protozoa PresentationProtozoa Presentation
Protozoa Presentation
 

Similar to Wabah EHEC di Eropa

Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiAnjani Hidayah
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanIyens Syeikhbu
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Iyens Syeikhbu
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoidFELIXDEO
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahYoga AriKumoro
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahrestina_11
 
47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalisMo Nas
 
Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaAmanyMufida
 
5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.pptmuhammadimron53
 

Similar to Wabah EHEC di Eropa (20)

Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
 
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
 
[1] VIROLOGI.pptx
[1] VIROLOGI.pptx[1] VIROLOGI.pptx
[1] VIROLOGI.pptx
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
Makalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondiMakalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondi
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiah
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiah
 
47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis
 
VIRUS
VIRUSVIRUS
VIRUS
 
Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne Bacteria
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt
 

More from Yuga Rahmat S (20)

2.powert point
2.powert point2.powert point
2.powert point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 
2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama
 
3. silabus
3. silabus3. silabus
3. silabus
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Artikel kel. 8
Artikel kel. 8Artikel kel. 8
Artikel kel. 8
 
Rayap
RayapRayap
Rayap
 
3. silabus
3. silabus3. silabus
3. silabus
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Artikel fhylum mollusca
Artikel fhylum molluscaArtikel fhylum mollusca
Artikel fhylum mollusca
 
Artikel fhylum mollusca
Artikel fhylum molluscaArtikel fhylum mollusca
Artikel fhylum mollusca
 

Wabah EHEC di Eropa

  • 1. Plasmodium sp Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini senantiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat. Genus Plasmodium dinamakan pada tahun 1885 oleh Marchiafava dan Celli dan terdapat lebih dari 175 spesies yang diketahui berada dalam genus ini. Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima. Sporozoit berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang biak menjadi ribuan merozoit, yang kemudian menyerang sel darah merah. Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui saluran darah untuk menembus sel darah merah baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus-menerus, tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) (juga dalam darah), yang kemudiannya diambil oleh nyamuk betina. Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan menyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, kemudian membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka terbelah berkali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia dicucuk masuk ke dalam darah inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana mereka mengulangi siklus ini. Spesies Plasmodium yang menyerang manusia termasuk:
  • 2. Plasmodium falciparum (sumber malaria tersiana maligna)  Plasmodium vivax (sumber yang biasa menyebabkan malaria tersiana benigna)  Plasmodium ovale (lain-lain, jarang, sumber malaria tersiana benigna)  Plasmodium malariae (sumber malaria kuartana benigna)  Plasmodium knowlesi  Plasmodium brasilianum  Plasmodium cynomolgi  Plasmodium inui  Plasmodium rhodiani  Plasmodium schweitzi  Plasmodium semiovale  Plasmodium simium PENYEBAB WABAH E.COLI DI EROPA Pada tahun 2011, di Eropa telah terjadi wabah Entero Hemoragic E.Coli (EHEC) yang telah menimbulkan infeksi terhadap ratusan orang dan menelan puluhan korban jiwa. Jerman menemukan 520 kasus "Haemolytic Uraemic Syndrome" atau HUS dengan 11 kematian dan 1.213 kasus "Enterohaemorrhagic Escherichia coli" atau EHEC yang mengakibatkkan enam orang di antaranya meninggal dunia. Selain Jerman, ada 11 negara lain yang menemukan dua kasus penyakit itu yakni Austria (2 kasus EHEC), Republik Czech (1 kasus EHEC), Denmark (7 kasus HUS dan 10 kasus EHEC)), Prancis (6 kasus EHEC), Belanda (4 kasus HUS dan 4 kasus EHEC), Norwegia (1 kasus EHEC), Spanyol (1 kasus HUS), Swedia (15 kasus HUS dan 28
  • 3. kasus EHEC), Swiss ( 2 kasus EHEC), Inggris (3 kasus HUS dan 4 kasus EHEC) dan Amerika Serikat (2 kasus HUS). Menurut sebagian pengamat, awalnya, bakteri E. coli diduga berasal dari tanaman ketimun yang ditanam di wilayah Spanyol. Namun, pada hari Senin (6/6) kemarin diduga bakteri E. coli yang mewabah berasal dari tanaman tauge yang berasal dari perkebunan organik di Jerman. Kemudian didapat dari Press Association, dikabarkan bahwa tanaman tauge dari perkebunan organik di Jerman bukanlah penyebab wabah E. coli di Eropa. Dari sample yang ada, 23 dari 40 sample yang ada menunjukan hasil yang negatif. dan yang masih hangat adalah tudingan Uni Eropa yang menyatakan bahwa bakteri akibat biji fenugreek yang diimpor dari Mesir. Jadi mana yang benar?Mari kita simak penjelasan berikut: Bakteri E.coli dapat ditemukan pada usus manusia dan binatang berdarah panas. Serangan bakteri Escherichia coli atau E.coli diwaspadai sebagai strain terbaru E.coli, karena efek penyakit yang disertai perdarahan serius dan dapat menyebabkan kematian penderita. Demikian pula, bakteri ini kebal terhadap antibiotik. Penyebaran, penyakit ini diketahui, merupakan akibat kontaminasi makanan, air minum, susu, sayuran, serta pencemaran lingkungan, yang berasal dari kotoran, liur, atau tinja penderita penyakit diare ini, baik langsung dari penderita atau merupakan vektor dari binatang mengerat misalnya tikus. Beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia.
  • 4. Domain: Bacteria Phylum: Proteobacteria Class: Gammaproteobacteria Ordo: Enterobacteriales Family: Enterobacteriaceae Genus: Escherichia Species: E. coli Menurut sejarahnya, infeksi E.Coli telah menyerang dunia dan mewabah sejak tahun 1882 yang menelan ribuan korban jiwa di Amerika, kemudian menyebar ke Jepang dan Eropa. Selanjutnya 100 tahun kemudian, tepatnya tahun 1975 ditemukan strain baru yang berdasarkan uji isolasi antigen, dimana E.Coli ini kebal terhadap antibiotik, dan tahun 2011 ini berawal dari Eropa, penyakit ini kembali mewabah. Selama wabah yang mulai minggu kedua bulan Mei di utara Jerman, lebih dari 2300 orang telah terinfeksi pada 7 Juni, dan lebih dari 600 jiwa mengalami Haemolytic Uraemic Syndrome, yaitu suatu perdarahan yang menimbulakan kelebihan urea didalam darah, dan tentunya bisa menyebabkan penurunan kesadaran, serta 123 jiwa diantaranya telah meninggal dunia. Gejala klinis penderita Haemolytic Uraemic Syndrome Gejala infeksi bakteri E.Coli antara lain berupa sakit perut seperti kram disertai diarrhea, yang pada sebagian kasus dapat mengeluarkan darah (haemorrhagic colitis). Gejala lain yang sering menyertainya adalah demam serta mual-muntah, kemudian infeksi bisa berlanjut sebagai suatu perdarahan atau Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS). Jika telah terjadi perdarahan, akan memperlihatkan gejala yang serius, berupa gagal ginjal akut yang disertai
  • 5. kerusakan pada sel-sel darah merah, gangguan saraf, stroke dan koma. Diperkirakan sekitar 10 persen dari pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut ke keracunan uraemic didalam darahnya (HUS), dengan tingkat kematian sebesar 3-5 persen.Diagnosa pasti penyakit ini didasarkan pada pemeriksaan kultur tinja. Pada pemeriksaan tersebut ditemukan bakteri dengan strain terbaru berupa E. Coli, dan pemeriksaan lanjut untuk memperkuat diagnosa dapat digunakan PCR untuk analisa DNA, serta dapat menggunakan teknik fluoresensi untuk mendeteksi perkembangan antigen dari bakteri tersebut. Meskipun E. coli merupakan bagian alami dari flora usus manusia dan biasanya tidak pathogen (tidak menimbulkan penyakit), namun strain terbaru dari E. Coli ini digolongkan bersama sebagai EHEC (Entero Hemoragic E.Coli) yang menghasilkan racun atau toksin Shiga. Toksin Shiga ini berbahaya karena dapat memasuki sel-sel lapisan usus dan menghambat sintesis atau produksi protein. Selanjutnya, penghancuran sel-sel usus oleh bakteri ini akan menyebabkan kram perut dan diare yang disertai perdarahan. Dalam beberapa kasus, racun juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan memicu sindrom keracunan asam uremik dan akhirnya bisa berakibat kematian pada penderita. Sehingga bakteri E.Coli menjadi berbahaya bagi manusia ketika bakteri ini terkontaminasi oleh racun Shiga-toksin yang memproduksi bakteriofag. Infeksi bakteri sering berasal dari makanan yang terkontaminasi. Bakteriofag itu pula yang menyebabkan bakteri ini kebal terhadap antibotik. Bagi masyarakat umum, tindakan pencegahan adalah pilihan terbaik, sebelum penyakit ini mewabah dibumi Indonesia. Berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) sebagai langkah pencegahan Entero Hemoragic E.Coli (EHEC) dan Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS), adalah sebagai berikut: Melaksanakan pola hidup bersih sehat, dengan selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum memegang makanan. Pengamatan terhadap kasus diare berdarah yang disertai sakit perut, yang kasus itu ada riwayat perjalanan/atau kontak dengan orang penderita penyakit ini. Jika ditemukan kasus seperti ini harus segera berobat kesarana kesehatan terdekat. Mencermati setiap kasus dengan
  • 6. gejala diarrhea terutama yang disertai dengan gejala perdarahan untuk segera dilakukan tindakan pengobatan dan perawatan. Selanjutnya WHO merekomendasikan “WHO 5 key to safer food” -lima kunci untuk penanganan makanan yang aman sebagai cara mengelola makanan dengan baik untuk menghindari infeksi saluran cerna termasuk EHEC ini, yaitu sebagai berikut: a). Menjaga kebersihan bahan makanan, b). Memisahkan makanan mentah dengan makanan matang, c). Memasak hingga benar-benar matang, d). Menyimpan makanan pada suhu yang aman, e). Mencuci bahan baku makanan dengan air bersih. f).Saran pada pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan bagian Imigrasi di bandara atau pelabuhan, untuk melakukan deteksi dini terhadap semua penumpang yang masuk ke daerah Indonesia agar di check kesehatannya, sehingga penyebaran penyakit ini tidak sampai mewabah di bumi Indonesia. g). Jika ada diantara keluarga yang menderita penyakit dengan gejala yang mirip penyakit diatas, segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat, untuk dilakukan tindakan medis, berupa pemberian cairan intravenous (Infus), serta pemberian spesifik antibiotik oleh dokter, dilanjutkan dengan pencegahan perdarahan, dan berbagai tindakan darurat lainnya.
  • 7. Sejarah Toxoplasma Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling banyak dipelajari, karena pentingnya dari segi kesehatan manusia dan hewan. Ada ribuan referensi yang memuat berbagai hal mengenai toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini bertujuan memberikan pengenalan dan gambaran perkembangan toxoplasma selama 100 tahun terakhir. Penemuan Mengenai Agen Toxoplasma gondii 1908 Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat, Ctenodactylus gundi di Tunisia. Protozoa ditemukan pada seekor kelinci di Brasil 1909 Nama Toxoplasma gondii diusulkan 1937 Untuk pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari binatang. 1939 Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari manusia. 1941 Toxoplasma gondii yang menginfeksi manusia dan hewan terbukti sama 1951 Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan akibatnya seperti hidrocephalus mulai diketahui Morfologi dan Siklus Hidup Toxoplasma gondii, Tachyzoit (Tropozhoite, Bentuk Proliferatif) 1973 Istilah tachyzoit diusulkan. 1954 Struktur internal toxoplasma mulai diketahui 1958 Endodyogeny mulai diketahui dan dideskripsikan. Endodyogeny adalah salah satu cara protozoa memperbanyak diri dengan cara aseksual
  • 8. Kista Jaringan, Bradyzoit,Cystozoit 1928 Kista toxoplasma mulai diketahui 1951 Struktur kista dideskripsikan 1962 Struktur internal kista dideskripsikan 1973 Istilah bradyzoit mulai diperkenalkan 1988 Istilah kista jaringan mulai diperkenalkan 1960 Bradyzoite diketahui tahan terhadap enzim pencernaan 1976 Perkembangan kista jaringan dan bradyzoit mulai diketahui 1998 Biologi bradyzoites dan kista jaringan diketahui secara lengkap Fase Entroepithelial ([ada Usus Kucing ) 1970 Fase Coccidian didokumentasi, morfologi ookista dan ultrastruktur ookista mulai dideskripsikan 1972 Lima bentuk aseksual T. gondii (tipe A-E) dietahui Cara Penyebaran Toxoplasma Kongenital (Sejak/melalui Kandungan) 1939 Penularan Saat Masih Dala Kandungan Diketahui 1959 Transmisi melalui kandungan bisa berulang pad anak berikutnya 2008 Penularan melali kandungan juga diketahui pada hewan besar seperti rusa ekor putih Melalui Daging (Carnivorism) Inang Antara (Intermediate host) 1954 Muncul ada dugaan penularan Toxoplasma melalui daging 1965 Kasus penularan Toxoplasma melalui daging ditemukan pada manusia Melalui Bahan yang Tercemar Feces Kucing yang Mengandung Ookista(Rute Fecal-Oral)
  • 9. 1965 Penularan melalui tinja bisa dibuktikan sekaligus menujukkan adanya fase coccidian (enteroepitel) Toxoplasma 1970 Fase Coccidian terbukti 1970 Inang definitif dan inang antara penyebaran toxoplasma diketahui, termasuk penyebaran ookista oleh kucing 1979 Wabah Toxoplasma akibat ookista yang tertelan melalui mulut dan terhisap bisa dijelaskan Genetika dan Perbedaan Genetik Strain Toxoplasma gondii 1980 Persilangan genetik dan rekombinan bisa dihasilkan 1991 Perbedaan isoenzyme digunakan untuk membedakan strain Toxoplasma gondii. 1992 Toxoplasma terbagi menjadi 3 tipe 2006 Strain Toxoplasma nasional, benua, antar benua dan pandemi bisa dibedakan 2005 Genome Toxoplasma gondii didokumentasikan Kekebalan dan Perlindungan terhadap Toxoplasma 1942 Antibodi penetralisir T. gondii ditemukan 1948 Antibodi diketahui bisa membunuh Toxoplasma yang hidup diluar sel, tetapi tidak bisa membunuh Toxoplasma yang berada di dalam sel 1967 Kekebalan bisa ditransfer melalui sel limfoid bukan melalui antibodi 1988 Gama Interferon merupakan sitokin utama yang berperan dalam kekebalan terhadap Toxoplasma 1991 Peran CD4+ dan CD8+ dalam perlindungan bisa didefinisikan Toxoplasmosis pada manusia Kongenital (sejak kandungan) 1939 Kasus toksoplasmosis bawaan Pertama terbukti.
  • 10. 1942 Empat tanda-tanda klinis khas dijelaskan (hidrosefalus atau microcephalus, chorioretinitis, kalsifikasi intraserebral) Dapatan 1940 Toksoplasmosis fatal pada orang dewasa ditemukan 1941 Kasus pertama toxoplasma pada anak-anak 1956 Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening ) diakui sebagai gejala toxoplasmosis yang paling sering 1983 Penderita AIDS rentan terhadap toksoplasmosis. Infeksi kronis 1946 Kista yang ditemukan pada otopsi, menunjukkan infeksi kronis Toksoplasmosis pada hewan lain 1910 Toxoplasmosis ditemukan di hewan domestik, anjing 1955 Imunosupresif pada anjing yg terserang Canine Distemper Virus dipengaruhi klinis toksoplasmosis 1957 Epidemi toksoplasmosis aborsi pada domba ditemukan 1988 Toksoplasmosis pada hewan ditinjau secara kritis 2000 Toksoplasmosis ditemukan dalam spesies mamalia laut seperti berang- berang laut Diagnosa Toxoplasma 1948 Tes dengan Pewarnaan Novel Sabin-Feldman dye test 1968 Tes dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM dalam darah tali pusar 1980 Uji aglutinasi langsung, dikembangkan (DAT, MAT) 1995 Validasi tes serologi menggunakan isolasi parasit sebagai standar 1989 Tes PCR dikembangkan untuk mendeteksi DNA T. gondii
  • 11. Pengobatan 1942 Sulfonamides ditemukan efektif terhadap T. gondii 1953 Ditemukan sinergi Pirimetamin dengan sulfonamides terhadap pembelahan takizoit 1957 Asam folat dan ragi dapat meningkatkan kegiatan sulfadiazin dan pirimetamin 1957 Spiramisin ditemukan memiliki efek anti-toxoplasmic 1973 Klindamisin juga diketahui mmpunyai efek anti-toxoplasmic Pencegahan dan kontrol 1973 Pengobatan profilaksis, dan tes laboratorium wanita hamil dimulai di Austria dan Prancis untuk mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital 1972 Menjaga kebersihan & higiene merupakan langkah-langkah yang dianjurkan untuk mencegah infeksi Toxoplasma melalui ookista 1986 Kurva Thermal untuk membunuh T. gondii dalam daging oleh memasak, pembekuan, dan iradiasi dibangun 1995 Cara-cara produksi hewan ternak yang baik dikembangkan untuk mengurangi infeksi T. gondii pada hewan ternak Vaksinasi 1983 Vaksin untuk mengurangi kerugian janin pada domba dikomersialisasikan Wilkins dan O'Connell 1984 Ts-4 vaksin untuk inang antara 1991 T-263 vaksin untuk mencegah penyebaran ookista dari usus kucing
  • 12. 3 Bentuk Toxoplasma yang Penting dalam Penyebaran Tiga bentuk Toxo yang terdapat dalam siklus hidup toxoplasma, memegang peranan sangat penting dalam proses infeksi dan penyebaran Toxoplasma. Yaitu Ookista (Oocyst), Bradizoit (Bradyzoite) dan Takizoit (Tachyzoite). Sebagian besar Toxoplasma berada dalam ketiga bentuk ini. Ookista telah teradaptasi untuk penyebaran toxoplasma di Usus kucing dan lingkungan, sementara bradizoit dan takizoit adalah bentuk toxoplasma yang terdapat dalam tubuh sebagian besar hewan dan manusia. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut.
  • 13. Seperti juga sebagian besar protozoa, Toxoplasma bisa berkembang biak melalui dua cara, yaitu cara seksual (gametogoni) dan akseksual (endodyogeni). Aseksual artinya, toxoplasma berkembang biak dengan cara membelah diri. Sedangkan Fase berkembang biak secara seksual hanya terjadi di usus kucing. Toxoplasma yang terdapat dalam usus kucing berkembang dan menghasilkan dua sel kelamin berupa makrogamet dan mikrogamet. Kedua sel gamet tersebut melakukan penggabungan inti sel (pembuahan) dan menghasilkan sporogoni yang kemudian di keluarkan melalui feces kucing. Dalam waktu 24 jam Sporogoni yag berada di lingkungan berkembang menjadi bentuk infektif Ookista. Ookista bisa tahan hingga 6 - 12 bulan di tanah/lingkungan yang lembab dan terlindung dari sinar matahari. Ookista yang tertelan oleh inang antara (tikus, ayam, kambing,domba,sapi,anjing,dll) kemudian berkembang menjadi Takizoit atau bradizoit dalam sel/jaringan. Pemakan daging seperti kucing, anjing, dan manusia bisa tertular toxoplasma bila memakan daging yang mengandung Takizoit atau bradizoit yang masih aktif/hidup. Ookista hanya bisa dihasilkan di usus kucing. Ookista akan segera berkembang 18 hari setelah masuk ke dalam tubuh inang. Inang ini merupakan semua mahluk/hewan berdarah panas termasuk manusia dan kucing. Bradizoit dan Takizoit hanya bisa dihasilkan oleh toxoplasma yang hidup di jaringan/daging. Takizoit akan mulai berkembang 19 hari setelah manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung Takizoit. Sedangkan Bradizoit lebih cepat.
  • 14. Bradizoit mulai berkembang dalam waktu 3-10 hari sejak manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung bradizoit. Beberapa artikel Toxoplasma yang akan datang khusus membahas mengenai ketiga bentuk toxoplasma di atas. Ketiga bentuk toxoplasma tersebut sangat penting karena memang ketiganya memegang kunci dalam penyebaran toxoplasma. (oleh : drh. Neno Waluyo S) Siklus Hidup Toxoplasma gondii Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. protozoa ini merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis
  • 15. dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Mirip dengan kupu-kupu, T. Gondii juga mempunyai daur hidup dengan bentuk yang bermacam-macam. Penularan terutama terjadi melalui bentuk ookista (semacam telur) dan bentuk bradizoit yang biasanya terdapat pada daging yang tidak dimasak dengan sempurna. Tachyzoit, salah satu bentuk yang dapat menular. Dilihat dengan mikroskop elektron Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama, yaitu : ookista, tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk dalam usus inang definitif, yaitu bangsa kucing. Ookista dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan oleh manusia atau hewan lain, berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit). Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat memperbanyak diri dengan cepat. Pada wanita hamil, tachyzoit bisa menginfeksi janin. Tachyzoit menempati jaringan otot dan sistem syaraf seperti otak, kemudian berubah menjadi bradizoit. Bradizoit dalam daging yang tidak masak, bila termakan kembali berubah menjadi tachyzoit dan memulai siklus memperbanyak diri lagi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar siklus hidup toxoplasma berikut.