Disampaikan Oleh Sutiah LPKP
dalam Sosialisasi Internal di OPD Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur
Tanggal : 28 Oktober 2019
Sub Bab :
1. Jumlah Uang Beredar
2. Uang Inti
3. Money Multiplier
4. JUB dan Monetery Base
5. Kebijakan Moneter
6. Instrumen Kebijakan Moneter
7. Efektifitas Kebijakan Moneter
Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Sub Bab :
1. Sejarah Uang
2. Definisi Uang
3. Peran dan Fungsi Uang
4. Kriteria Uang
5. Nilai Uang
6. Arti Penting Uang dalam Perekonomian
7. Netralitas Uang
8. Macam - macam Uang di Indonesia
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Analisis Kriteria Investasi (Analisis Proyek BAB 3)
1. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS
KRITERIA INVESTASI
Aisah Jumiati, SE, MP.
Ekonomi Pembangunan - UNEJ
(Sept. 29.09)
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
2. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
TUJUAN
Setelah mempelajari Bab ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami:
• Apakah gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat
memberikan manfaat (benefit), baik dilihat dari financial
benefit maupun social benefit.
• Penilaian rencana bisnis melalui metode NPV, Gross B/C
Ratio, Net B/C Ratio, IRR, dan PR.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
3. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
PENDAHULUAN
•
•
•
•
•
Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal
yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang
diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present
value selama umur ekonomis.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (Cash out
flows) merupakan alat kontrol dalam pengendalian biaya untuk
memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek.
Hasil perhitungan kriteria investasi dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan penanaman modal.
Kriteria investasi yang dapat digunakan: NPV, IRR, Net B/C, Gross
B/C, PR
Keputusan yang timbul dari hasil analisis: menerima atau menolak,
memilih satu atau beberapa proyek, atau menetapkan skala
prioritas dari proyek yang layak.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
4. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Beberapa Analisis Kriteria Investasi:
1. NET PRESENT VALUE (NPV)
2. GROSS BENEFIT-COST RATIO (GROSS B/C RATIO)
3. NET BENEFIT-COST RATIO (NET B/C RATIO)
4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
5. PROFITABILITY RATIO (PR)
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
5. ANALISIS PROYEK – EKP1524
PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI
1.
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon
faktor.
Rumus:
n
NPV = ∑ NBi (1 + i ) −n
i =1
atau
n
NPV = ∑
i =1
NBi
(1 + i ) n
atau
n
n
i =1
i =1
NPV = ∑ Bi − Ci = ∑ N Bi
dimana:
NB = Net benefit = Benefit – Cost
C = Biaya investasi + Biaya operasi
B = Benefit yang telah didiskon
C = Cost yang telah didiskon
i = diskon faktor
n = tahun (waktu)
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
6. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Kriteria:
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (not feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi,
biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang
direncanakan.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
7. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri
pengolahan hasil pertanian, diketahui:
Dana investasi: Rp. 100.000.000,- dialokasikan selama 3 tahun, yaitu tahun
persiapan Rp. 65.000.000,- dan tahun pertama Rp. 25.000.000, dan tahun
kedua Rp. 10.000.000,-. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-1 dari
pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari
berbagai biaya pada tahun pertama sebesar Rp 2.000.000,- per tahun dan
untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan
hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun pertama
dengan jumlah penghasilan Rp 4.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya
seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas, apakah rencana
pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk
dikembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar
10%?
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
8. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Tabel 1: Perhitungan Net Present Value (NPV)
(dalam juta Rp)
Tahun Capital
Cost
Benefit DF 10%
Discounted
K
C
B
NB
9
DF 15%
NB
Disc NB DF 16%
10
11
12
NB
13
Disc NB
1
2
3
4
5
6
7
8
14
0
65
0
0
1,000
65,00
0,00
0,00
-65,00 1,000
-65
-65,00
1,000
-65
-65,00
1
25
2
4
0,909
22,73
1,82
3,64
-20,91 0,870
-23
-20,01
0,862
-23
-19,83
2
10
5
15
0,826
8,26
4,13
12,39
0,00
0,756
0
0,00
0,743
0
0,00
3
0
7
22
0,751
0,00
5,26
16,52
11,27
0,658
15
9,87
0,641
15
9,62
4
0
8
28
0,683
0,00
5,46
19,12
13,66
0,572
20
11,44
0,552
20
11,04
5
0
10
40
0,621
0,00
6,21
24,84
18,63
0,497
30
14,91
0,476
30
14,28
6
0
11
46
0,564
0,00
6,20
25,94
19,74
0,432
35
15,12
0,410
35
14,35
7
0
12
50
0,513
0,00
6,16
25,65
19,49
0,376
38
14,29
0,354
38
13,45
8
0
15
50
0,467
0,00
7,01
23,35
16,35
0,327
35
11,45
0,305
35
10,68
9
0
20
45
0,424
0,00
8,48
19,08
10,60
0,248
25
6,20
0,263
25
6,58
10
0
25
40
0,385
0,00
9,63
15,40
5,78
0,247
15
3,71
0,227
15
3,41
Total
100
115
340
-
95,99
60,35 185,94 29,60
-
125
1,97
-
125
-1,43
Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak
diusahakan, besarnya NPV yang dimaksud adalah sebesar Rp 29.60 juta.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
9. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Latihan 1 :
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri
pengolahan hasil pertanian, diketahui:
Dana investasi: Rp. 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun
persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000,-. Kegiatan
pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari
berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan untuk
tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan
hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan
jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti
terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas, apakah rencana pembukaan
industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan
bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
10. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Tabel 1: Perhitungan Net Present Value (NPV)
(dalam 000 Rp)
Thn
Investasi
Biaya
Operasi
Total Cost
Benefit
D.F.
18%
0
20.000
-
20.000
-
1,0000
1
15.000
-
15.000
-
0,8475
2
-
5.000
5.000
10.000
0,7182
3
-
6.000
6.000
12.000
0,6086
4
-
6.000
6.000
14.000
0,5158
5
-
7.000
7.000
17.000
0,4371
6
-
7.000
7.000
21.000
0,3704
7
-
8.000
8.000
25.000
0,3139
8
-
9.000
9.000
30.000
0,2660
9
-
10.000
10.000
36.000
0,2255
10
-
11.000
11.000
43.000
K
C
B
NB
0,1911
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
11. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Latihan 2:
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena
mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk
mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,-. Mesin
baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value
berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,-.
Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan
sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian
mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
12. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
2. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon
dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon.
Rumus:
n
GrossB / C =
∑ B(1 + i)
i =1
n
−n
∑ C (1 + i)
i =1
−n
i
Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
14. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Dari contoh 1 (tabel 1), Gross B/C dapat dihitung sbb:
n
GrossB / C =
B(1 + i ) − n
∑
i =1
n
Ci (1 + i ) − n
∑
i =1
GrossB / C =
185,93
= 1,19
156,35
Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
15. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon
positif (+) dengan net benefit yang telah didiskon negatif.
Rumus:
n
NetB / C =
∑ N B (+)
i =1
n
i
∑ N B ( −)
i =1
i
Jika: Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows
(BEP) atau TR=TC
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
17. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Perhitungan Net B/C Ratio, sbb:
n
NetB / C =
∑ N B (+)
i =1
n
∑ N B ( −)
i =1
NetB / C =
i
i
115,51
= 1,34
85,91
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1,
berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
18. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
4. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol).
Jika IRR > Social Discount Rate maka proyek dikatakan layak
IRR = Social Discount Rate berarti proyek pada BEP
IRR < Social Discount Rate dikatakan bahwa proyek tidak layak.
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV 1 dan NPV2
dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor
kedua harus lebih besar dari Social Discount Rate , dan sebaliknya.
Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan
NPV negatif yaitu pada NPV = 0.
Rumus:
NPV1
( i2 − i1 )
IRR = i1 +
( NPV1 − NPV2 )
dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1
i = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
20. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
5. Profitability Ratio (PR)
PR adalah rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya
operasi dan pemeliharaan dengan jumlah investasi. Nilai dari masngmasing variabel dalam bentuk present value (telah didiskon dengan DF
dari SDR)
Rumus:
n
n
PR =
∑ B − ∑C
i =1
i =1
i
n
∑I
i =1
i
Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
PR < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
PR = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
22. ANALISIS PROYEK – EKP1524
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Perhitungan PR, sbb:
n
PR =
n
∑ B − ∑C
i =1
i
i =1
n
∑I
i =1
PR =
i
i
185,94 − 60,35
= 1,308
95,99
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PR > 1,
berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember
23. ANALISIS PROYEK – EKP1524
edy santoso - ekonomi pembangunan – universitas jember