SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Teori dasar
Analisis X-Ray Difraksi
Tio Putra Wendari
1530412008
Program Doktor Ilmu Kimia
Jurusan Kimia
Universitas Andalas
2015
Tipe Radiasi Frekuensi (Hz)
Panjang
Gelombang
gamma-rays 1020-1024 < 1 pm
X-Rays 1017-1020 1 pm - 1 nm
ultraviolet 1015-1017 1 nm – 400 nm
visible 4-7.5x1014 400 nm - 800 nm
near-infrared 1x1014-4x1014 800 nm - 2.5 µm
infrared 1013-1014 2.5 µm - 25 µm
microwaves 3x1011-1013 25 µm - 1 mm
radio waves <3x1011 > 1 mm
Spektrum Elektromagnetik
Pembentukan Sinar-X
Cahaya elektron menabrak suatu logam target dan mengeluarkan elektron (elektron inti) dari
tingkat energi yang dekat dengan inti dari beberapa atom logam.
Selanjutnya elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi turun ke dalam orbital ini.
(E = hv, dimana E adalah perbedaan
energi antara orbital
ATOM
e- e- K L M N
e-
e-
Kondisi Kuantum-K
EK
E = Sinar-X
e-
Karakterisasi Sinar-X
Difraksi
Sinar-X
Fluorisensi
Sinar-X
X-Ray Difractometer
X-ray
Tube
Detector
Sample
stage
2θ
1. Produksi
2. Diffraksi
3. Deteksi
4. Interpretasi
Syarat sampel :
1. Sampel berupa padatan
bubuk
2. Sampel berupa kristal
Tabung sinar-X
Elektron berasal dari kawat pijar tungsten dalam
daerah vakum, dipercepat dengan voltase tinggi
(30.000 V) terhadap logam target. Elektron inti
dikeluarkan dari logam target : sinar-X, (karakteristik
dari logam target yang digunakan). Sinar-X keluar dari
jendela berilium dalam tabung.
Diagram skema tabung sinar -X
Intensitas
Panjang gelombang (Å)
Spektrum yang keluar dari tabung sinar-X
3p  1s ; K
2p  1s ; K Anoda Logam Radiasi Kα (Å)
Cr 2,29 Å
Fe 1,94 Å
Co 1,79 Å
Cu 1.54 Å
Mo 0.71 Å
Ag 0,56 Å
Eksperimen sinar-X
Untuk memperoleh panjang gelombang tunggal, digunakan suatu monokromator kristal tunggal.
Umumnya garis K1 diseleksi karena mempunyai intensitas yang paling besar.
Difraksi sinar-X
Difraksi sinar-X digunakan untuk menentukan posisi atom dalam molekul dan padatan.
Dalam kimia anorganik, jarak ditentukan dari struktur dan memberikan informasi tambahan pada
ikatan ke dalam dan antara molekul.
Prinsip difraksi sinar-X
Sinar-X berinteraksi dengan elektron dalam materi. Ketika cahaya sinar-X mengenai suatu
material, sinar tersebut akan dihamburkan pada bermacam-macam arah oleh awan elektron.
Panjang gelombang sinar-X yang digunakan dalam eksperimen difraksi sinar-X, terletak antara 0,6
dan 1,9 A.
Indeks Miller
Sinar-X berinteraksi dengan bidang atom dalam kisi tiga dimensi memperlihatkan simteri translasi dari struktur.
Masing-masing bidang melambangkan anggota dari kumpulan paralel dari bidang ruang yang sama, dan titik
kisi masing-masing harus terletak pada satu bidang.
Label untuk menggambarkan bidang-bidang  Indeks Miller (h, k dan l) dimana h,k,l bernilai bilangan bulat
positif atau negatif atau nol.
Analisa hasil karakterisasi XRD
Kualitatif
• Identifikasi material
• Identifikasi kemurnian sampel
• Menentukan kristalinitas sampel
(kristal atau amorf)
• Penentuan posisi atom dan struktur
(teknik refinement)
Kuantitatif
• Penentuan ukuran kristal
Hasil Karakterisasi : Contoh Difraktogram
20 40 60 80
0
100
200
300
400
500
600
Intensitas

Hasil pengukuran XRD berupa harga
intensitas dan panjang celah pada sudut 2θ
Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian
diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi.
Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel,
makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya.
Tiap puncak yang muncul pada pola XRD mewakili satu
bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu
tiga dimensi
2θ merupakan sudut antara sinar datang dengan sinar pantul. Sedangkan intensitas merupakan jumlah banyaknya X-Ray yang
didifraksikan oleh Kisi-kisi yang dibentuk oleh atom-atom penyusun kristal. Jika tidak ada atom-atom yang menyusun suatu
bidang kisi pada kristal, maka sinar X yang datang tidak dapat didifraksikan atau dengan kata lain tidak ada intensitas
Mengidentifikasi material yang tidak diketahui
Pola difraksi sinar-x bersifat unik untuk masing-masing
material yang bersifat kristal.
Lebih dari 150.000 kumpulan data difraksi serbuk yang khas
telah dikoleksi dari sampel dan data disusun dalam database.
JCPDS (Joint Committee on Powder Diffraction Standards).
ICSD (International Crystallography Standar Data).
ICDD (International Center for Diffraction Data)
Untuk mengetahui fasa Kristal yang terbentuk, hasil
pengukuran dicocokan dengan data difraksi standar.
20 30 40 50 60 70 80
Intensitas
(a.u)
2 (
o
)
ZnO
ZnFe2
O4
ZnO/ZnFe2
O4
1:0,01
ZnO/ZnFe2
O4
1:0,05
ZnO/ZnFe2
O4
1:0,1
Analisa Kualitatif
Kemurnian sampel
Kemurnian fasa dapat diidentifikasi dengan melihat
puncak-puncak yang puncul pada difraktogram.
Adanya kesesuaian antara standar dan sampel,
menandakan sampel berupa fasa tunggal / murni tanpa
adanya senyawa lain yang terbentuk
Kristalinitas sampel
Suatu sampel dengan kristalinitas tinggi akan
memberikan intensitas difraksi yang tinggi dan tajam
Ukuran Kristal
Formula Scherrer menghubungkan ukuran kristal dengan lebar
puncak difraksinya, dan secara luas digunakan untuk menentukan
distribusi ukuran partikel :


cos
B
k
D 
D = Ukuran kristal (nm)
B = nilai FWHM
θ = Sudut Bragg
 = panjang gelombang cahaya sinar X.
K = konstanta “Shape Factor” (0,8-1)
Penurunan ukuran
partikel
Perkembangan lebar puncak
dengan penurunan ukuran
Analisa Kuantitatif
Kelebihan
• Teknik non destruktif
• Waktu pengerjaan sampel cepat dan
mudah
• Mudah mengidentifikasi banyak senyawa
anorganik dengan membandingkan standar
Kekurangan
• Biaya alat dan karakterisasi mahal
• Tidak dapat menganalisis sampel organik
• Sampel hanya dapat berupa bubuk
X-Ray Fluorisensi
Teknik fluoresensi sinar-x (XRF) merupakan suatu teknik analisis yang dapat menganalisa
unsur-unsur yang terkandung pada suatu material
Teknik ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi unsur berdasarkan pada
panjang gelombang dan jumlah sinar x yang dipancarkan kembali setelah suatu material
ditembaki sinar-X berenergi tinggi.
Prinsip Kerja XRF
Penembakan sinar-X dari x-ray tube untuk mengeluarkan elektron dari kulit bagian dalam untuk
menghasilkan sinar-X baru yang karakteristik dari unsur-unsur penyusun sample yang di analisis
• Untuk setiap atom di dalam sample,
intensitas dari sinar-X karakteristik tersebut
sebanding dengan jumlah (konsentrasi)
atom di dalam sample.
• Intensitas sinar–X karakteristik dari setiap
unsur, dibandingkan dengan suatu standar
yang diketahui konsentrasinya, sehingga
konsentrasi unsur dalam sample bisa
ditentukan.
Menembakkan
radiasi foton
elektromagnetik ke
material yang diteliti.
Radiasi
elektromagnetik
yang dipancarkan
akan berinteraksi
dengan elektron
yang berada di kulit
K suatu unsur.
Elektron yang berada di
kulit K akan memiliki
energi kinetik yang cukup
untuk melepaskan diri
dari ikatan inti, sehingga
elektron itu akan
terpental keluar.
Sampel
Serbuk
Ukuran serbuk < 400 mesh
Sebanyak 1 gram
Padatan
Permukaan yang dilapisi akan meminimalisir efek penghamburan
Sampel harus datar untuk menghasilkan analisis kuantitatif yang optimal
Cairan
Sampel harus segar ketika dianalisis dan analisis dilakukan secara cepat jika sampel mudah
menguap
Sampel tidak boleh mengandung endapan
Detektor
Cooling: LN2 or Peltier
Window: Beryllium or Polymer
Counts Rates: 3,000 – 50,000 cps
Resolution: 120-170 eV at Mn K-alpha
Window
Si(Li)
crystal
Super-Cooled Cryostat
FET
Pre-Amplifier
PIN Diode
Packaging: Similar to PIN Detector
Cooling: Peltier
Count Rates; 10,000 – 300,000 cps
Resolution: 140-180 eV at Mn K-alpha
Cooling: Thermoelectrically cooled (Peltier)
Window: Beryllium
Count Rates: 3,000 – 20,000 cps
Resolution: 170-240 eV at Mn k-alpha
Silicon Drift Detector
Si(Li) Detektor
Spektra XRF
Analisa Kualitatif
Identifikasi unsur-unsur yang terkandung
pada suatu material
Membandingkan nilai energi spesifik fluorisensi dari
masing-masing unsur.
energi spesifik fluorisensi unsur
Jumlah
Intensitas
Sinar
X
Unsur Energi Kα
V 4952 eV
Cr 5415 eV
Mn 5899 eV
Fe 6403 eV
Co 6930 eV
Ni 7478 eV
Cu 8048 eV
Analisa Kuantitatif
Analisis konsentrasi unsur-unsur yang terkandung pada suatu material
C sampel = K x C standar
K : intensitas sinar-X
Kelebihan
• Mudah digunakan dan Sample dapat berupa
padat, bubuk (butiran) dan cairan
• Akurasi yang relative tinggi
• Dapat menentukan unsur dalam material
tanpa adanya standar (bandingkan dg. AAS)
• Banyak unsur dapat dianalisa sekaligus (Na- U)
• Dapat digunakan untuk analisa elemen mayor
(Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, P) maupun
tace elemen (>1 ppm; Ba, Ce, Co, Cr, Cu, Ga,
La, Nb, Ni, Rb, Sc, Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn)
Kelemahan
• tidak dapat mengetahui senyawa apa yang
dibentuk oleh unsur-unsur yang terkandung
dalam material yang diteliti.
• tidak dapat menentukan struktur dari atom
yang membentuk material itu.
Dielectric relaxation behaviour of
Li and La co-doped NiO ceramics
A.A. Dakhel
Department of Physics, College of Science, University of Bahrain, P.O. Box 32038,
Bahrain
Prosedur Percobaan NiO didoping dengan kation Li+ dan La3+
LLNO-1  Li0.05La0.03Ni0.92O
LLNO-2  Li0.05La0.05Ni0.90O
Untuk analisis unsur dari sampel
menggunakan pengukuran spektroskopi
Energy Dispersive X-Ray Fluorescence
(EDXRF) dengan radiasi Cu Kα dan
detektor Amptek XR-100CR.
Untuk analisis struktur menggunakan
metode X-Ray Diffraction (XRD) dengan
radiasi Cu Kα (0.15406 nm) dengan scan
step 0.02o.
NiO, Li(OH).H2O,
Lantanum
Asetilasetonat
• Ditimbang secara stoikiometri
• Ditambahkan metanol dan digerus hingga homogen
• Dikalsinasi pada suhu 1000oC selama 20 jam
LLNO-1 dan LLNO-2
• Dibentuk menjadi pelet dengan ketebalan 1-2 mm
• Dikalsinasi pada suhu 1200oC selama 20 jam
• Analisis menggunakan XRD dan XRF
Analisis data
Analisis XRF
Spektrum menunjukan puncak :
Ni Kα (7.47 keV),
La Lα (4.65 keV),
La Lβ1 (5.04 keV),
La Lβ2 (5.38 keV)
Puncak dari Litium tidak terdeteksi pada detektor
Analisis XRD All patterns show a single NiO crystalline
phase that is cubic FCC (Fm3m) structure.
The reflection (200) has the highest intensity,
as in the standard diffraction pattern.
ICSD #92127 (NiO)
Structural and magnetic properties
of Mn-doped ZnO powders
M. El-Hilo n, A.A.Dakhel
Department of Physics, College of Science, University of Bahrain, P.O. Box
32038,Kingdom of Bahrain
Prosedur Percobaan
Mensisntesis ZnO yang didoping dengan
Mn, 0% (undoped), 3.9% (I), 3.3% (II) and
4.2% (II).
Analisis unsur untuk sampel menggunakan
metode spektroskopi Energy Dispersion X-
ray Fluorescence (EDXRF). Sinar-X dibentuk
dengan menggunakan Anoda Cu yang
dioperasikan pada 15 kV and 5 mA, dan
detektor Amptek XR-100CR.
bis(acetylacetonato), zinc(II)hydrate dan
tris (acetyla- cetonato) manganese(III).
• Ditimbang secara stoikiometri
• Dicampurkan dan dilarutkan dalam metanol
Campuran bahan
• Metanol diuapkan
• Campuran dimasukan kedalam krus alumina
• Dikalsinasi pada suhu 400oC selama 2 jam
Analisis data
Powder
• Dibentuk menjadi pelet dengan tekanan 750 MPa
• Dikalsinasi pada suhu 600oC selama 2 jam
• Analisis menggunakan XRD dan XRF
Analisis XRF
Spektrum EDXRF dari sampel menunjukan :
Mn Kα (5.898 keV),
Mn Kβ1 (6.490 keV),
Zn Kα (8.638 keV),.
Zn Kβ1 (9.572keV)
Dan signal dari Cu sumber sinar-X
Analisis XRD
The XRD patterns show that all the investigated samples
were polycrystalline with a hexagonal wurtzite structure
(space group P63mc) of ZnO. Signals arising from Mn, Mn
oxides, or any Mn related phases were not detected.
ICSD #157724

More Related Content

Similar to 10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx

5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.ppt
5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.ppt5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.ppt
5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.pptKetutPuja3
 
Eva musifa anor1 copy
Eva musifa anor1   copyEva musifa anor1   copy
Eva musifa anor1 copyEva Musifa
 
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Sriwijaya University
 
Kel 7 a difrak sinar x
Kel 7 a difrak sinar xKel 7 a difrak sinar x
Kel 7 a difrak sinar xEndang Manik
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometriNozha Diszha
 
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxritaayu559
 
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptAPLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptDewiLidiawati1
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSyarif Hamdani
 
Spektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedSpektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedNur Latifah
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar xIrfan Rifa'i
 
Laser induced breakdown spectroscopy.pptx
Laser induced breakdown spectroscopy.pptxLaser induced breakdown spectroscopy.pptx
Laser induced breakdown spectroscopy.pptxArif Surtono
 
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdfdedenindradinata
 
437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red20010DindaAnggraini
 
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-pptmuhammad Mukri
 

Similar to 10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx (20)

kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.ppt
5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.ppt5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.ppt
5-KULIAH SPEKTROMETRI IR.ppt
 
Eva musifa anor1 copy
Eva musifa anor1   copyEva musifa anor1   copy
Eva musifa anor1 copy
 
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
 
TOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptx
TOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptxTOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptx
TOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptx
 
Spektrofotometri
SpektrofotometriSpektrofotometri
Spektrofotometri
 
Kel 7 a difrak sinar x
Kel 7 a difrak sinar xKel 7 a difrak sinar x
Kel 7 a difrak sinar x
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
 
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
 
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptAPLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedSpektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra Red
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
 
Laser induced breakdown spectroscopy.pptx
Laser induced breakdown spectroscopy.pptxLaser induced breakdown spectroscopy.pptx
Laser induced breakdown spectroscopy.pptx
 
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
 
437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red
 
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx

  • 1. Teori dasar Analisis X-Ray Difraksi Tio Putra Wendari 1530412008 Program Doktor Ilmu Kimia Jurusan Kimia Universitas Andalas 2015
  • 2. Tipe Radiasi Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang gamma-rays 1020-1024 < 1 pm X-Rays 1017-1020 1 pm - 1 nm ultraviolet 1015-1017 1 nm – 400 nm visible 4-7.5x1014 400 nm - 800 nm near-infrared 1x1014-4x1014 800 nm - 2.5 µm infrared 1013-1014 2.5 µm - 25 µm microwaves 3x1011-1013 25 µm - 1 mm radio waves <3x1011 > 1 mm Spektrum Elektromagnetik
  • 3. Pembentukan Sinar-X Cahaya elektron menabrak suatu logam target dan mengeluarkan elektron (elektron inti) dari tingkat energi yang dekat dengan inti dari beberapa atom logam. Selanjutnya elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi turun ke dalam orbital ini. (E = hv, dimana E adalah perbedaan energi antara orbital ATOM e- e- K L M N e- e- Kondisi Kuantum-K EK E = Sinar-X e-
  • 5. X-Ray Difractometer X-ray Tube Detector Sample stage 2θ 1. Produksi 2. Diffraksi 3. Deteksi 4. Interpretasi Syarat sampel : 1. Sampel berupa padatan bubuk 2. Sampel berupa kristal
  • 6. Tabung sinar-X Elektron berasal dari kawat pijar tungsten dalam daerah vakum, dipercepat dengan voltase tinggi (30.000 V) terhadap logam target. Elektron inti dikeluarkan dari logam target : sinar-X, (karakteristik dari logam target yang digunakan). Sinar-X keluar dari jendela berilium dalam tabung. Diagram skema tabung sinar -X Intensitas Panjang gelombang (Å) Spektrum yang keluar dari tabung sinar-X 3p  1s ; K 2p  1s ; K Anoda Logam Radiasi Kα (Å) Cr 2,29 Å Fe 1,94 Å Co 1,79 Å Cu 1.54 Å Mo 0.71 Å Ag 0,56 Å
  • 7. Eksperimen sinar-X Untuk memperoleh panjang gelombang tunggal, digunakan suatu monokromator kristal tunggal. Umumnya garis K1 diseleksi karena mempunyai intensitas yang paling besar.
  • 8. Difraksi sinar-X Difraksi sinar-X digunakan untuk menentukan posisi atom dalam molekul dan padatan. Dalam kimia anorganik, jarak ditentukan dari struktur dan memberikan informasi tambahan pada ikatan ke dalam dan antara molekul. Prinsip difraksi sinar-X Sinar-X berinteraksi dengan elektron dalam materi. Ketika cahaya sinar-X mengenai suatu material, sinar tersebut akan dihamburkan pada bermacam-macam arah oleh awan elektron. Panjang gelombang sinar-X yang digunakan dalam eksperimen difraksi sinar-X, terletak antara 0,6 dan 1,9 A.
  • 9.
  • 10. Indeks Miller Sinar-X berinteraksi dengan bidang atom dalam kisi tiga dimensi memperlihatkan simteri translasi dari struktur. Masing-masing bidang melambangkan anggota dari kumpulan paralel dari bidang ruang yang sama, dan titik kisi masing-masing harus terletak pada satu bidang. Label untuk menggambarkan bidang-bidang  Indeks Miller (h, k dan l) dimana h,k,l bernilai bilangan bulat positif atau negatif atau nol.
  • 11. Analisa hasil karakterisasi XRD Kualitatif • Identifikasi material • Identifikasi kemurnian sampel • Menentukan kristalinitas sampel (kristal atau amorf) • Penentuan posisi atom dan struktur (teknik refinement) Kuantitatif • Penentuan ukuran kristal
  • 12. Hasil Karakterisasi : Contoh Difraktogram 20 40 60 80 0 100 200 300 400 500 600 Intensitas  Hasil pengukuran XRD berupa harga intensitas dan panjang celah pada sudut 2θ Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak yang muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi 2θ merupakan sudut antara sinar datang dengan sinar pantul. Sedangkan intensitas merupakan jumlah banyaknya X-Ray yang didifraksikan oleh Kisi-kisi yang dibentuk oleh atom-atom penyusun kristal. Jika tidak ada atom-atom yang menyusun suatu bidang kisi pada kristal, maka sinar X yang datang tidak dapat didifraksikan atau dengan kata lain tidak ada intensitas
  • 13. Mengidentifikasi material yang tidak diketahui Pola difraksi sinar-x bersifat unik untuk masing-masing material yang bersifat kristal. Lebih dari 150.000 kumpulan data difraksi serbuk yang khas telah dikoleksi dari sampel dan data disusun dalam database. JCPDS (Joint Committee on Powder Diffraction Standards). ICSD (International Crystallography Standar Data). ICDD (International Center for Diffraction Data) Untuk mengetahui fasa Kristal yang terbentuk, hasil pengukuran dicocokan dengan data difraksi standar. 20 30 40 50 60 70 80 Intensitas (a.u) 2 ( o ) ZnO ZnFe2 O4 ZnO/ZnFe2 O4 1:0,01 ZnO/ZnFe2 O4 1:0,05 ZnO/ZnFe2 O4 1:0,1 Analisa Kualitatif
  • 14. Kemurnian sampel Kemurnian fasa dapat diidentifikasi dengan melihat puncak-puncak yang puncul pada difraktogram. Adanya kesesuaian antara standar dan sampel, menandakan sampel berupa fasa tunggal / murni tanpa adanya senyawa lain yang terbentuk Kristalinitas sampel Suatu sampel dengan kristalinitas tinggi akan memberikan intensitas difraksi yang tinggi dan tajam
  • 15. Ukuran Kristal Formula Scherrer menghubungkan ukuran kristal dengan lebar puncak difraksinya, dan secara luas digunakan untuk menentukan distribusi ukuran partikel :   cos B k D  D = Ukuran kristal (nm) B = nilai FWHM θ = Sudut Bragg  = panjang gelombang cahaya sinar X. K = konstanta “Shape Factor” (0,8-1) Penurunan ukuran partikel Perkembangan lebar puncak dengan penurunan ukuran Analisa Kuantitatif
  • 16. Kelebihan • Teknik non destruktif • Waktu pengerjaan sampel cepat dan mudah • Mudah mengidentifikasi banyak senyawa anorganik dengan membandingkan standar Kekurangan • Biaya alat dan karakterisasi mahal • Tidak dapat menganalisis sampel organik • Sampel hanya dapat berupa bubuk
  • 17. X-Ray Fluorisensi Teknik fluoresensi sinar-x (XRF) merupakan suatu teknik analisis yang dapat menganalisa unsur-unsur yang terkandung pada suatu material Teknik ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi unsur berdasarkan pada panjang gelombang dan jumlah sinar x yang dipancarkan kembali setelah suatu material ditembaki sinar-X berenergi tinggi.
  • 18. Prinsip Kerja XRF Penembakan sinar-X dari x-ray tube untuk mengeluarkan elektron dari kulit bagian dalam untuk menghasilkan sinar-X baru yang karakteristik dari unsur-unsur penyusun sample yang di analisis • Untuk setiap atom di dalam sample, intensitas dari sinar-X karakteristik tersebut sebanding dengan jumlah (konsentrasi) atom di dalam sample. • Intensitas sinar–X karakteristik dari setiap unsur, dibandingkan dengan suatu standar yang diketahui konsentrasinya, sehingga konsentrasi unsur dalam sample bisa ditentukan.
  • 19. Menembakkan radiasi foton elektromagnetik ke material yang diteliti. Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berinteraksi dengan elektron yang berada di kulit K suatu unsur. Elektron yang berada di kulit K akan memiliki energi kinetik yang cukup untuk melepaskan diri dari ikatan inti, sehingga elektron itu akan terpental keluar.
  • 20. Sampel Serbuk Ukuran serbuk < 400 mesh Sebanyak 1 gram Padatan Permukaan yang dilapisi akan meminimalisir efek penghamburan Sampel harus datar untuk menghasilkan analisis kuantitatif yang optimal Cairan Sampel harus segar ketika dianalisis dan analisis dilakukan secara cepat jika sampel mudah menguap Sampel tidak boleh mengandung endapan
  • 21. Detektor Cooling: LN2 or Peltier Window: Beryllium or Polymer Counts Rates: 3,000 – 50,000 cps Resolution: 120-170 eV at Mn K-alpha Window Si(Li) crystal Super-Cooled Cryostat FET Pre-Amplifier PIN Diode Packaging: Similar to PIN Detector Cooling: Peltier Count Rates; 10,000 – 300,000 cps Resolution: 140-180 eV at Mn K-alpha Cooling: Thermoelectrically cooled (Peltier) Window: Beryllium Count Rates: 3,000 – 20,000 cps Resolution: 170-240 eV at Mn k-alpha Silicon Drift Detector Si(Li) Detektor
  • 22. Spektra XRF Analisa Kualitatif Identifikasi unsur-unsur yang terkandung pada suatu material Membandingkan nilai energi spesifik fluorisensi dari masing-masing unsur. energi spesifik fluorisensi unsur Jumlah Intensitas Sinar X Unsur Energi Kα V 4952 eV Cr 5415 eV Mn 5899 eV Fe 6403 eV Co 6930 eV Ni 7478 eV Cu 8048 eV
  • 23. Analisa Kuantitatif Analisis konsentrasi unsur-unsur yang terkandung pada suatu material C sampel = K x C standar K : intensitas sinar-X
  • 24. Kelebihan • Mudah digunakan dan Sample dapat berupa padat, bubuk (butiran) dan cairan • Akurasi yang relative tinggi • Dapat menentukan unsur dalam material tanpa adanya standar (bandingkan dg. AAS) • Banyak unsur dapat dianalisa sekaligus (Na- U) • Dapat digunakan untuk analisa elemen mayor (Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, P) maupun tace elemen (>1 ppm; Ba, Ce, Co, Cr, Cu, Ga, La, Nb, Ni, Rb, Sc, Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn) Kelemahan • tidak dapat mengetahui senyawa apa yang dibentuk oleh unsur-unsur yang terkandung dalam material yang diteliti. • tidak dapat menentukan struktur dari atom yang membentuk material itu.
  • 25. Dielectric relaxation behaviour of Li and La co-doped NiO ceramics A.A. Dakhel Department of Physics, College of Science, University of Bahrain, P.O. Box 32038, Bahrain
  • 26. Prosedur Percobaan NiO didoping dengan kation Li+ dan La3+ LLNO-1  Li0.05La0.03Ni0.92O LLNO-2  Li0.05La0.05Ni0.90O Untuk analisis unsur dari sampel menggunakan pengukuran spektroskopi Energy Dispersive X-Ray Fluorescence (EDXRF) dengan radiasi Cu Kα dan detektor Amptek XR-100CR. Untuk analisis struktur menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD) dengan radiasi Cu Kα (0.15406 nm) dengan scan step 0.02o. NiO, Li(OH).H2O, Lantanum Asetilasetonat • Ditimbang secara stoikiometri • Ditambahkan metanol dan digerus hingga homogen • Dikalsinasi pada suhu 1000oC selama 20 jam LLNO-1 dan LLNO-2 • Dibentuk menjadi pelet dengan ketebalan 1-2 mm • Dikalsinasi pada suhu 1200oC selama 20 jam • Analisis menggunakan XRD dan XRF Analisis data
  • 27. Analisis XRF Spektrum menunjukan puncak : Ni Kα (7.47 keV), La Lα (4.65 keV), La Lβ1 (5.04 keV), La Lβ2 (5.38 keV) Puncak dari Litium tidak terdeteksi pada detektor
  • 28. Analisis XRD All patterns show a single NiO crystalline phase that is cubic FCC (Fm3m) structure. The reflection (200) has the highest intensity, as in the standard diffraction pattern. ICSD #92127 (NiO)
  • 29. Structural and magnetic properties of Mn-doped ZnO powders M. El-Hilo n, A.A.Dakhel Department of Physics, College of Science, University of Bahrain, P.O. Box 32038,Kingdom of Bahrain
  • 30. Prosedur Percobaan Mensisntesis ZnO yang didoping dengan Mn, 0% (undoped), 3.9% (I), 3.3% (II) and 4.2% (II). Analisis unsur untuk sampel menggunakan metode spektroskopi Energy Dispersion X- ray Fluorescence (EDXRF). Sinar-X dibentuk dengan menggunakan Anoda Cu yang dioperasikan pada 15 kV and 5 mA, dan detektor Amptek XR-100CR. bis(acetylacetonato), zinc(II)hydrate dan tris (acetyla- cetonato) manganese(III). • Ditimbang secara stoikiometri • Dicampurkan dan dilarutkan dalam metanol Campuran bahan • Metanol diuapkan • Campuran dimasukan kedalam krus alumina • Dikalsinasi pada suhu 400oC selama 2 jam Analisis data Powder • Dibentuk menjadi pelet dengan tekanan 750 MPa • Dikalsinasi pada suhu 600oC selama 2 jam • Analisis menggunakan XRD dan XRF
  • 31. Analisis XRF Spektrum EDXRF dari sampel menunjukan : Mn Kα (5.898 keV), Mn Kβ1 (6.490 keV), Zn Kα (8.638 keV),. Zn Kβ1 (9.572keV) Dan signal dari Cu sumber sinar-X
  • 32. Analisis XRD The XRD patterns show that all the investigated samples were polycrystalline with a hexagonal wurtzite structure (space group P63mc) of ZnO. Signals arising from Mn, Mn oxides, or any Mn related phases were not detected. ICSD #157724