1. KELOMPOK II
MATA KULIAH MANAJEMEN RISIKO BANK
LIA APRIANI (2018214520033)
NURUTS TSANI THOHUROH (2018214520032)
ALDI FATHURRAHMAN (2018214520033)
2. TUGAS 1 ANALISA KEUANGAN BANK BUKOPIN
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bank bukopin
mengalami masalah likuiditas karena banyaknya nasabah yang
menarik dana nya di bank, dan sedikit banyakanya masyarakat yang
menganggap bahwa bank bukopin telah bangkrut karena nasabah
tidak dapat mengambil dana mereka. Berangkat dari masalah
likuiditas ini pemakalah mencoba membuka laporan keuangan yang
terdapat dalam bank bukopin dalam masa satu tahun terakhir. Untuk
menganalisis pinjaman yang mengalami kesulitan pembayaran (NPF),
FDR dan ROA.
3. ANALISIS NPF
RUMUS NPF
Nilai NPF Bank Bukopin menunjukkan hasil lebih dari 5%
yaitu sebesar 5,89% pada 31 Maret 2019. dan pada tahun
2020 sebesar 6,32%. Hal ini menunjukkan Bank bukopin
kurang sehat selama 1 tahun terakhir, karena dapat
ditunjukkan dengan banyaknya kredit macet dan
pembiayaan yang bemasalah oleh nasabah bank
bukopin
4. ANALISIS FDR
RUMUS FDR
NILAI FDR BANK BUKOPIN pada 31 maret 2020 mencapai
109,87% dengan adanya FDR yang mencapai 100% hal
ini menandakan bank mampu menyalurkan dana yang
mana melebihi batas dana pihak ketiga yang dimiliki,
dengan begitu tingkat profitabilitas atau bagi hasil yang
diterima oleh bank bukopin akan semakin banyak, akan
tetapi akan semakin tinggi nilai likuiditas bank karena
bank bukopin tidak memiliki kecukupan dana untuk
memenuhi permintaan kebutuhan dana masyarakat.
Seperti pada kasus bank bukopin saat ini. Dalam hal ini
Bank bukopin masuk kedalam katergori kurang sehat .
5. ANALISA ROA
Bank dapat dikatakan sehat dan stabil jika nilai ROA
pada bank tersebut lebih dari 1,45%, rasio ROA dapat
mengidentifikasikan kemampuan bank dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan asset yang
dimilikinya. Semakin tinggi nilai ROA, maka bank akan
dapat memanfaatkan asset yang dimilikinya dengan
baik untuk mendapatkan nilai profitabilitas yang tinggi.
RUMUS ROA
Nilai ROA bank bukopin pada 31 Maret
2019 adalah 0,03% sedangkan pada
31 Maret 2020 mencapai 0,04%. Nilai
ROA bank bukopin ini masih rendah
dan bank bukopin ini dapat dibilang
kurang sehat. Karena menurut Niki
Lukviarman (2006:36) standar yang
harus dicapai untuk ROA yaitu dengan
nilai 5,89% , jika mencapai nilai tersebut
maka ROA dikategorikan BAIK.
6. TUGAS 2 STUDI KASUS
– Sebuah perusahaan konveksi meminta pembiyaan untuk
pembuatan pesanan 1000 stel seragam sekolah. Seragam akan
dibayar oleh pemesan pada saat barang dikirim (2 bulan setelah
pesanan). Harga satu stel seragam Rp 50.000,00.
Permasalahannya, perusahaan konveksi tidak memiliki modal.
Model pembiayaan seperti apa yang cocok dan bagaimana
mekanisme yang dapat dilakukan.
7. JAWABAN
– Model pembiayaan yang cocok untuk kasus diatas
adalah pembiayaan modal kerja.
– Adapun skema pembiayaan disesuaikan dengan
kebutuhan. Bisa menggunakan skema jual
beli (murabahah) ataupun dengan skema kemitraan
bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).
8. SKEMA MURABAHAH
– Dengan skema jual beli murabahah, bank membiayai
pembelian barang-barang kebutuhan modal kerja yang
diperlukan oleh nasabah sebesar harga pokok ditambah
dengan margin keuntungan bank yang disepakati. Tingkat
keuntungan Bank ditentukan di depan dan menjadi
bagian harga atas barang yang dijual.
9. SKEMA
mudharabah dan musyarakah
– Sedangkan pada skema bagi hasil
(mudaharabah dan musyarakah), transaksi dilandasi
adanya keinginan para pihak (bank dan nasabah) untuk
bekerja sama dalam rangka meningkatkan nilai aset yang
mereka miliki adengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan yang disepakati bersama.
11. TUGAS 3
Akad apa yang tepat digunakan dalam pembiayaan
untuk modal kerja?
Akad apa yang tepat digunakan saat pembiayaan
mengalami restrukturisasi?
Bagaimana metode penetapan imbal hasil pada
pembiayaan pada bank syariah?
12. JAWABAN 1
Akad Yang Tepat Pada Pembiayaan Modal Kerja Dapat Di
Lihat Dari Kebutuhan Peminjam, Apakah Membutuhkan
Modal Berupa Kas Atau Modal Barang. Jika Peminjam
Membutuhkan Modal Kerja Berupa Kas Maka Akad Yang
Tepat Digunakan Yaitu Kemitraan Dengan Akad
Mudharanah Atau Musyarakah. Jika Peminjam
Membutuhkan Modal Barang Maka Akad Dapat
Menggunakan Murabahah Akad Jual Beli.
13. JAWBAN 2 RESTRUKTURISASI
Restrukturisasi Pembiayaanadalah upaya yang dilakukan Bank dalam rangka membantu
nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui:
1) Penjadualan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban
nasabah atau jangka waktunya;
2) Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan
Pembiayaan, antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu
dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus
dibayarkan kepada Bank;
3) Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan Pembiayaan tidak terbatas
pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi: 1) penambahan dana fasilitas
Pembiayaan Bank; 2) konversi akad Pembiayaan; 3) konversi Pembiayaan menjadi surat
berharga syariah berjangka waktu menengah; 4) konversi Pembiayaan menjadi penyertaan
modal sementara pada perusahaan nasabah
14. DASAR HUKUM RESTRUKTURISASI
PEMBIAYAAN
Ada dua golongan dalam restrukturisasi pembiayaan:
1)Tidak Mengubah Akad : Landasan Fikih Restrukturisasi: Fatwa DSN No.
46/DSN/MUI/II/2005 tentang PotonganTagihan Murabahah (Al-Khasm Fi al-
Murabahah) Fatwa DSN No. 47/DSN/MUI/II/2005 tentang Penyelesaian Piutang
Murabahah Bagi NasabahTidak Mampu Bayar
2) Mengubah Akad : Landasan Fikih Restrukturisasi: Fatwa DSN No.
48/DSN/MUI/2005, tentang Penjadualan KembaliTagihan Murabahah; Fatwa DSN
No. 49/DSN/MUI/2005 tentang Konversi Akad Murabahah
15. MENGUBAH AKAD
Restrukturisasi pembiayaan dengan mengubah akad yang berbeda, dilakukan dengan konversi akad. Konversi
akad bisa diterapkan pada akad murabahah, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Fatwa DSN No. 49/2005
a) Akad murabahah dihentikan dengan cara
- Objek murabahah dijual oleh nasabah kepada LKS dengan harga pasarNasabah melunasi sisa utangnya kepada
LKS dari hasil penjualan
-Apabila hasil penjualan melebihi sisa utang, kelebihan itu dapat dijadikan uang muka untuk akad ijarah atau
bagian modal dari mudharabah dan musyarakah
-Apabila hasil penjualan lebih kecil daripada sisa utang, sisa utang tetap menjadi utang nasabah yang cara
pelunasannya disepakati antara LKS dan nasabah.
b) LKS dapat membuat akad baru dengan nasabah eks murabahah dengan akad
-IMBT atas barang tersebut di atas dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 27/2002 tentang IMBT
- Mudharabah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 07/2000, tentang Pembiayaan Mudharabah (qiradh), atau
-Musyarakah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 08/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah
16. MENGUBAH AKAD, MENGGUNAKAN AKADYANG
SAMA (MUDHARABAH/MUSYARAKAH) PADA
RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN
Rescheduling dalam mudharabah/musyarakah mengikuti ketentuan:
1) Fatwa DSN No. 07/2000, tentang Mudharabah:
Ketiga: 1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu
2) SK Dir BI. No. 31/150/Dir/1998, tentang Restrukturisasi Kredit,
yaitu perpanjangan jangka waktu kredit. Hal ini sesuai dengan Fatwa
DSN MUI No. 07/2000: Memperbarui akad fikih, dengan kondisi:
(i) Penjadualan kembali bagi hasil/pokok
(ii) Penundaan pembayaran bagi hasil/pokok
(iii) Perpanjangan jangka waktu mudharabah. Kesepakatan baru
(antara lain nisbah, jangka waktu, dan lain-lain).
17. JAWABAN 3 METODE IMBAL HASIL
Imbal hasil pada bank syariah dapat diartikan sebagai pembagian hasil
yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang menyimpan dananya atau
diberikan oleh bank pada nasabah yang menerima manfaat dana pinjaman
dari bank berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Imbal hasil pembiayaan pada
bank syariah dapat juga diartikan sebagai sejumlah dana yang harus
dikeluarkan oleh nasabah yang memperoleh dana dari bank kepada bank
dalam bentuk pembiayaan.
Metode imbal hasil pembiayaan pada bank syariah berdasarkan prinsip-
prinsip syariah secara umum dapat digolongkan menjadi dua
18. METODE IMBAL HASIL
Penetapan tingkat imbal hasil pembiayaan berdasarkan Risk Based Pricing dalam
industri perbankan pada umumnya didasarkan pada konsep perhitungan biaya
dana (cost of fund).
Tingkat imbal hasil pasar adalah market rate of yield, yaitu imbal hasil simpanan dan
pembiayaan atau penempatan dana yang besarnya didasarkan atas mekanisme
pasar. Tingkat imbal hasil pasar dapat diketahui melalui media massa dan data
public yang tersaji pada website Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan
Penetapan Tingkat Imbal Hasil Pembiayaan Berdasarkan Risk Based Pricing
Penetapan Imbal Hasil Pembiayaan Berdasarkan Tingkat Imbal Hasil Pasar