2. A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10
Tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dan pihak lain
yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.
3. B. UNSUR-UNSUR PEMBIAYAAN
1.Bank syariah
Merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada
pihak lain yang membutuhkan dana.
2. Mitra Usaha/Partner
merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank
syariah, atau pengguna dana yang disalurkan oleh bank syariah.
3. Kepercayaan(trust)
bank syariah memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima
pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana
bank syariah sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank
syariah memberikan pembiayaan kepada mitra usaha sama artinya dengan bank
memberikan kepercayaan kepada pihak penerima pembiayaan, bahwa pihak
penerima pembiayaan akan dapat memenuhi kewajibannya.
4. Akad
akad merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang
dilakukan antara bank syariah dan pihak nasabah/mitra
4. 5. Risiko
setiap dana yang disalurkan/diinvestasikan oleh bank syariah selalu
mengandung risiko tidak kembalinya dana. Risiko pembiayaan merupakan
kemungkinan kerugian yang akan timbul karena dana yang disalurkan tidak
dapat kembali
6. Jangka waktu
merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk membayar
kembali pembiayaan yang telah diberikan oleh bank syariah. Jangka waktu dapat
bervariasi antara lain jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Janka pendek adalah jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan hingga 1
tahun. Jangka menengah merupakan jangka waktu yang diperlukan dalam
melakukan pembayaran kembali antara 1 hingga 3 tahun. Jangka panjang adalah
jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan yang lebih dari 3 tahun.
7. Balas jasa
sebagai balas jasa atas dana yang disalurkan oleh bank syariah, maka
nasabah membayar sejumlah tertentu sesuai dengan akad yang telah
disepakati antara bank dan nasabah.
5. C. FUNGSI PEMBIAYAAN
1.Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa
hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka
pembiayaan akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa.
2. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund
bank dapat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
memerlukan dana. Bank dapat memanfaatkan dana idle untuk disalurkan kepada
pihak yang membutuhkan
3. Pembiayaaan sebagai alat pengendali harga
Ekspansi pembiayaan akan memndorong meningkatnya jumlah uang yang
beredar, dan peningkatan peredaran uang akan mendorong kenaikan harga.
Sebaliknya, pembatasan pembiayaan akan berpengaruh pada jumlah uang yang
beredar, dan keterbatasan uang yang beredar di masyarakat memiliki dampak pada
penurunan harga
4. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.
pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang diberikan oleh bank syariah
memiliki dampak pada kenaikan makro-ekonomi. Mitra(pengusaha), setelah
mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, akan memproduksi barang, mengolah
bahan baku menjadi barang jadi, meningkatkan volume perdagangan, dan
melaksanakan kegiatan ekonomi lainnya.
6. D. MANFAAT PEMBIAYAAN
1. Manfaat Pembiayaan Bagi Bank
a. Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah akan mendapat balas jasa
berupa bagi hasil, margin keuntungan, dan pendapatan sewa, tergantung pada
akad pembiayaan yang telah diperjanjikan antara bank syariah dan mitra
usaha(nasabah).
b. Pembiayaan akan berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank. Hal ini
dapat tercermin pada perolehan laba. Dengan adanya peningkatan laba usaha
bank akan menyebabkan kenaikan tingkat profitabilitas bank.
c. Pemberian pembiayaan kepada nasabah secara sinergi akan memasarkan produk
bank syariah lainnya seperti produk dana dan jasa. Salah satu kewajiban debitur
yaitu membuka rekening(giro wadiah, tabungan wadiah atau tabungan
mudharabah) sebelum mengajukan permohonan pembiayaan. Sehingga
pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah, secara tidak langsung juga telah
memasarkan produk pendanaan maupun produk pelayanan jasa bank.
d. Kegiatan pembiayaan dapat mendorong peningkatan kemampuan pegawai untuk
lebih memahami secara perinci aktivitas usaha para nasabah di berbagai sektor
usaha. Pegawai bank semakin terlatih untuk dapat memahami berbagai sektor
usaha sesuai dengan jenis usaha nasabah yang dibiayai.
7. 2. Manfaat Pembiayaan Bagi Debitur
a. Meningkatkan usaha nasabah. Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada
nasabah memberikan manfaat untuk memperluas volume usaha. Pembiayaan
untuk membeli bahan baku, pengadaan mesin dan peralatan, dapat membantu
nasabah untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan.
b. Biaya yang diperlukan dalam rangka mendapatkan pembiayaan dari bank
syariah relatif murah, misalnya biaya provisi.
c. Nasabah dapat memilih berbagai jenis pembiayaan berdasarkan akad yang
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
d. Bank dapat memberikan fasilitas lainnya kepada nasabah, misalnya transfer
dengan menggunakan wakalah, kafalah, hawalah, dan fasilitas lainnya yang
dibutuhkan oleh nasabah.
e. Jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis pembiayaan dan
kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaannya, sehingga nasabah
dapat mengestimasikan keuangannya dengan tepat.
8. 3. Manfaat Pembiayaan Bagi Pemerintah
a. Pembiayaan dapat digunakan sebgai alat untuk mendorong pertumbuhan
sektor riil, karena uang yang tersedia di bank menjadi tersalurkan kepada pihak
yang melaksanakan usaha. Pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk
investasi atau modal kerja, akan meningkatkan volume produksinya, sehingga
peningkatan volume produksi akan berpengaruh pada peningkatan volume usaha
dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan secara nasional.
b. Pembiayaan bank dapat digunakan sebagai alat pengendali moneter.
Pembiayaan diberikan pada saat dana bank berlebihan atau dengan kata lain pada
saat peredaran uang di masyarakat terbatas. Pemberian pembiayaan ini dapat
meningkatkan peredaran uang di masyarakat akan bertambah sehingga arus
barang juga bertambah. Sebaliknya, dalam hal peredaran uang di masyarakat
meningkat,maka pemberian pembiayaan dibatasi, sehingga peredaran uang di
masyarakat dapat dikendalikan, sehingga nilai uang dapat stabil.
9. c. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dapat
menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Peningkatan lapangan kerja
terjadi karena nasabah mendapat pembiayaan terutama
pembiayaan investasi atau modal kerja yang tujuannya
ialah untuk meningkatkan volum usaha, tentunya akan
menyerap jumlah tenaga kerja. Penyerapan jumlah tenaga
kerja akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang
pada akhirnya secara total akan meningkatkan pendapatan
nasional.
d. Secara tidak langsung pembiayaan bank syariah
dapat meningkatkan pendapatan negara, yaitu
pendapatan pajak antara lain : pajak pendapatan
dari bank syariah, dan pajak pendapatan dari
nasabah.
10. 4. Manfaat Pembiayaan Bagi Masyarakat Luas
a. Mengurangi tingkat pengangguran. Pembiayaan yang diberikan untuk
perusahaan dapat menyebabkan adanya tambahan tenaga kerja karena
adanya peningkatan volume produksi, tentu akan menambah jumlah
tenaga kerja.
b. Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu, misanya
akuntan, notaris, appraisal independent, asuransi. Pihak ini diperlukan
oleh bank untuk mendukung kelancaran pembiayaan.
c. Penyimpanan dana akan mendapat imbalan berupa bagi hasil lebih
tinggi dari bank apabila bank dapat meningkatkan keuntungan atas
pembiayaan yang disalurkan.
d. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan
jasa perbankan misalnya letter of credit, bank garansi, transfer, kliring,
dan layanan jasa lainnya.
11. E. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN
pembiayaan bank syariah dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
1.Pembiayaan dilihat Dari Tujuan Penggunaan
di lihat dari tujuan penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi tiga jenis
yaitu :
a.Pembiayaan Investasi
di berikan oleh bank syariah kepada nasabah untuk pengadaan barangbarang modal(set tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari 1 tahun.
Secara umum, pembiayaan investasi ini ditujukan untuk pendirian perusaan
mesin proyek baru maupun proyek pengembangan, modernisasi mesin dan
peralatan, pembelian alat angkutan yang digunakan untuk kelancaran usaha,
serta perluasan usaha, pembiayaan investasi umumnya diberikan dalam
nominal besar, serta jangka panjang dan menengah.
b. Pembiayaan Modal Kerja
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya habis
dalam satu siklus usaha. Pembiayaan modal kerja ini diberikan dalam jangka
pendek yaitu selama-lamanya 1 tahun. Kebutuhan yang dapat dibiayai
dengan menggunakan modal kerja antara lain kebutuhan bahan baku, biaya
upah, pembeliaan barana-barang dagangan, dan kebutuhan dana lain yang
sifatnya hanya digunakan selama 1 tahun, serta kebutuhan dana yang
diperlukan untuk menutup piutang perusahaan.
c. Pembiayaan konsumsi
Diberikan kepada nasabah untuk membeli barang-barang untuk keperluan
pribadi dan tidak untuk keperluan usaha.
12. 2. Pembiayaan Dilihat Dari Jangka Waktunya
a.Pembiayaan jangka pendek
pembiayaan yang diberikan dengan jangka waktu maksimal 1 tahun.
Pembiayaan jangka pendek biasanya diberikan oleh bank syariah untuk
membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam 1
tahun, dan pengembaliannya disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
b. Pembiayaan Jangka Menengah
Diberikan dengan jangka waktu antara 1 tahun hingga 3 tahun. Pembiayaan ini
dapat diberikan dalam bentuk pembiayaan modal kerja, investasi, dan
konsumsi.
c. Pembiayaan Jangka Panjang
pembiayaan yang jangka waktunya lebih dari 3 tahun. Pembiayaan ini pada
umumnya diberikan dalam bentuk pembiayaan investasi, misalnya untuk
pembeliaan gedung, pembangunan proyek, pengadaan mesin dan peralatan,
yang nominalnya besar serta pembiayaan konsumsi yang nilainya besar,
misalnya pembiayaan untuk pembelian rumah.
13. 3. Pembiayaan Dilihat Dari Sektor Usaha
a.Sektor Industri
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yang bergerak dalam sektor
industri, yaitu sektor usaha yang mengubah bentuk dari bahan baku menjadi
barang jadi atau mengubah suatu barang menjadi barang lain yang memiliki
faedah lebih tinggi. Beberapa contoh sektor industri antara lain: industri
elektronik, pertambangan, dan kimia, tekstil.
b. Sektor Perdagangan
pembiayaan ini diberikn kepada pengusaha yang bergerak dalam bidang
perdagangan, baik perdagangan kecil, menengah, dan besar. Pembiayaan ini
diberikan dengan tujuan memperluas usaha nasabah dalam usaha dagangan,
misalnya untuk memperbesar jumlah penjualan atau memperbesar pasar.
c. Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan
pembiayaan ini diberikan dalam rangka meningkatkan hasil di sektor pertanian,
perkebunan, dan peternakan, serta perikanan.
d. Sektor jasa
beberapa sektor jasa yang dapat diberikan kredit oleh bank antara lain :
Jasa pendidikan
Jasa pendidikan merupakan jasa yang menarik bagi bank, karena jenis ini
mudah diistimewakan pendapatannya
jasa rumah sakit
Bank dapat memberikan pembiayaan kepada rumah sakit apabila agunan yang
diberikan tidak memiliki banyak risiko, sehingga apabila terjadi masalah,
maka bank dapat menjual agunan ini sebagai sumber pelunasan utang.
14. Jasa angkutan
Pembiayaan yang diberikan untuk sektor angkutan, misalnya pembiayaan kepada
pengusaha taksi, bus, angkutan darat, laut, dan udara, termasuk di dalamnya
adalah pembiayaan yang diberikan untuk biro perjalanan, pengudangan,
komunikasi, dan lainnya.
Jasa lainnya
Pembiayaan yang diberikan kepada jasa lainnya, misalnya pembiayaan untuk
profesi, pengacara, dokter, insinyur, dan akuntan.
e. Sektor perumahan
Bank syariah memberikan pembiayaan kepada mitra usaha yang bergerak di
bidang pembangunan perumahan. Pada umumnya diberikan dalam bentuk
pembiayaan konstruksi, yaitu pembiayaan untuk pembangunan perumahan. Cara
pembayaran kembali yaitu dipotong dari rumah yang telah terjual.
4. Pembiayaan Dilihat Dari Segi Jaminan
a.Pembiayaan Dengan Jaminan
Pembiayaan dengan jaminan merupakan pembiayaan yang didukung dengan
jaminan(agunan) yang cukup. Agunan atau jaminan dapat digolongkan menjadi :
Jaminan perorangan
Merupakan jenis pembiayaan yang didukung dengan jaminan seorang(personal
securities) atau badan sebagai pihak ketiga yang bertindak sebagai penanggung
jawab apabila terjadi wanprestasi dari pihak nasabah. Dalam hal ini nasabah
tidak dapat membayar atau melunasi pembiayaannya, maka pembayarannya
dijamin oleh pihak pemerintah. Penjamin berkewajiban untuk melakukan
pelunasan.
15. Jaminan benda berwujud
Merupakan jaminan kebendaan yang terdiri dari barang bergerak maupun
tidak bergerak. Jaminan yang bersifat barang bergerak, meisalnya kendaraan
bermotor, mesin dan peralatn,invertaris kantor, dan barang dagangan. Jaminan
yang bersifat barang tidak bergerak antara lain, tanah dan gedung yang berdiri
diatas tanah atau sebidang tanah tanpa gedung, dan kapal api dengan ukuran 20
m3
Jaminan Benda tidak Berwujud
Benda tidak berwujud antara lain, promes, obigasi, saham, dan surat berharga
lainnya. Barang-barang tidak berwujud dapat diikat dengan cara
pemindahtanganan atau cessie.
b. Pembiayaan Tanpa Jaminan
Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tanpa didukung adanya jaminan.
Pembiayaan ini diberikan oleh bank syariah atas dasar kepercayaan.
Pembiayaan tanpa jaminan ini risikonya tinggi karena tidak ada pengaman yang
dimiliki oleh bank syariah apabila nasabah wanprestasi. Dalam hal nasabah
tidak mampu membayar dan macet, maka tidak ada sumber pembayaran kedua
yang dapat digunakan untuk menutup risiko pembiayaan. Bank tidak memiliki
sumber pelunasan kedua karena bank tidak memiliki jaminan yang dapat dijual.
16. 5. Pembiayaan Dilihat Dari Segi Jumlahnya
a.Pembiayaan Retail
merupakan pembiayaan yang diberikan kepada individu
atau pengusaha dengan skala usaha sangat kecil. Jumlah
pembiayaan yang dapat diberikan hingaa Rp. 350.000.000,. Pembiayaan ini dapat diberikan dengan tujuan konsumsi,
investasi kecil, dan pembiayaan modal kerja.
b. Pembiayaan Menengah
pembiayaan yang diberikan kepada
pengusaha pada level menengah, dengan
batasan antara Rp. 350.000.000,- hingga Rp.
5.000.000.000,-.
c. Pembiayaan Korporasi
merupakan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dengan
jumlah nominal yang besar dan diperuntunkan kepada nasabah
besar(korporasi). Misalnya, jumlah pembiayaan lebih dari Rp.
5.000.000.000,- dikelompokkan dalam pembiayaan korporasi.
Dalam praktiknya, setiap bank mengelompokkan pembiayaan
korporasi sesuai dengan skala bank masing-masing, sehingga tidak
ada ukuran yang jelas tentang batasan minimal pembiayaan
korporasi.
17. E. ANALISIS PEMBIAYAAN
Merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank syariah untuk
menilai suatu permohonan pembiayaan yang telah diajukan oleh calon nasabah.
Dengan melakukan analisis permohonan pembiayaan, bank syariah akan
memperoleh keyakinan bahwa proyek yang akan dibiayai layak(feasible). Bank
melakukan analisis pembiayaan dengan tujuan untuk mencegah secara dini
kemungkinan terjadinya default oleh nasabah. Analisis pembiayaan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting bagi bank syariah dalam mengambil
keputusan untuk menyetujui/menolak permohonan pembiayaan.
beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan sebelum memutuskan
permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah antara lain :
1.Analisis 5C
a.Character
menggambarkan watak dan kepribadian calon nasabah. Bank perlu
melakukan analisis terhadap karakter calon nasabah dengan tujuan untuk
mengetahui bahwa calon nasabah mempunyai keinginan untk memenuhi
kewajiban membayar kembali pembiayaan yang telah diterima hingga lunas.
Bank ingin meyakini willingness to repay dari calon nasabah, yaitu keyakinan
bank terhadap kemauan calon nasabah mau memenuhi kewajibannya sesuai
dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan. Bank ingin mengetahui bahwa
calon nasabah mempunyai karakter yang baik, jujur, dan mempunyai
komitmen terhadap pembayaran kembali pembiayaannya.
18. Cara yang perlu dilakukan oleh bank untuk mengetahui character calon
nasabah antara lain :
1. BI checking
bank dapat melakukan penelitian dengan melakukan BI checking, yaitu melakukan
penelitian terhadap calon nasabah dengan melihat data nasabah melalui komputer
yang online dengan Bank Indonesia. BI checking dapat digunakan oleh bank untuk
mengetahui dengan jelas calon nasabahnya, baik kualitas pembiayaan calon nasabah
bila telah menjadi debitur bank lain.
2. Informasi dari pihak lain
dalam hal ini calon nasabah masih belum memiliki pinjaman di bank lain, maka cara
yang efektif ditempuh yaitu dengan meneliti calon nasabah melalui pihak-pihak lain
yang mengenal dengan baik calon nasabah. Misalnya, mencari informasi tentang
karakter calon nasabah melalui tetangga, teman kerja, atasan langsung, dan rekan
usahanya.
b. Capacity
analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan keuangan
calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan.
Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting karena merupakan sumber
utama pembayaran. Semakin baik kemampuan keuangan calon nasabah, maka akan
semakin baik kemungkinan kualitas pembiayaan, artinya dapat dipastikan bahwa
pembiayaan yang diberikan bank syariah dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu
yang diperjanjikan.
19. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengetahui kemampuan keuangan calon
nasabah antara lain :
1. Melihat laporan keuangan
dalam laporan keuangan nasabah, maka akan dapat diketahui sumber dananya,
dengan melihat laporan arus kas. Di dalam laporan arus kas secara keseluruhan
dapat diketahui kondisi keuangan secara tunai dari calon nasabah, Dengan
membandingkan antara sumber dana yang diperoleh dan penggunaan dana.
2. Memeriksa Slip Gaji dan Rekening Tabungan
cara lain yang dapat ditempuh oleh bank syariah, bila calon nasabah pegawai, maka
bank dapat menerima foto kopi slip gaji tiga bulan terakhir dan didukung oleh
rekening tabungan sekurang-kurangnya untuk tiga bulan terakhir. Dari data slip gaji
dan fotokopi rekening tabungan tiga bulan terakhir, maka akan dapat dianalisis
tentang sumber dana dan penggunaan dana calon nasabah. Data keuangan
digunakan sebagai asumsi dasar tentang kondisi keuangan calon nasabah setelah
mendapat pembiayaan dari bank syariah.
3. Survei Lokasi Usaha Calon Nasabah
suvei ini diperlukan untuk mengetahui usaha calon nasabah dengan melakukan
pengamatan secara langsung.
c. Capital
capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek pembiayaan perlu dilakukan
analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh
calon nasabah atau jumlah dana yang akan disertakan dengan proyek yang dibiayai.
Semakin besar modal yang dimiliki dan disertakan oleh calon nasabah dalam objek
pembiayaan akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon nasabah
dalam mengajukan pembiayaan dan pembayaran kembali.
20. Cara yang ditempuh oleh bank untuk mengetahui capital antara lain :
1. Laporan Keuangan Calon Nasabah
dalam hal calon nasabah adalah perusahaan, maka struktur modal ini penting
untuk menilai tingkat debt to equety ratio. Perusahaan dianggap kuat dalam
menghadapi berbagai macam risiko apabila jumlah modal sendiri yang dimiliki
cukup besar.
2. Uang Muka
Uang muka yang dibayarkan dalam memperoleh pembiayaan. Dalam hal calon
nasabah adalah perorangan, dan tujuan penggunaannya jelas, misalnya
pembiayaan untuk pembiayaan rumah, maka analisis capital dapat diartikan
sebagai jumlah uang muka yang dibayarkan oleh calon nasabah kepada
pengembang atau uang muka yang telah disiapkan. Semakin besar uang muka
yang dibayarkan oleh calon nasabah untuk membeli rumah, semakin
meyakinkan bagi bank bahwa pembiayaan yang akan disalurkan kemunkinan
akan lancar.
d. Collateral
merupakan agunan yang diberikan oleh calon nasabah atas
pembiayaan yang diajukan. Aguana merupakan sumber pembiayaan
kedua. dalam analisis agunan, faktor yang sangat penting dan harus
diperhatikan adalah, purnajual dari agunan yang diserahkan kepada
bank.
21. Secara perinci pertimbangan atas collateral dikenal dengan MAST :
1. Marketability
agunan yang diterima oleh bank haruslah agunan yang mudah
diperjualbelikan dengan harga yang menarik dan meningkat dari
waktu ke waktu.
2. Ascertainability of value
agunan yang diterima memiliki standar harga yang
lebih pasti.
3. Stability of value
agunan yang diserahkan bank memiliki harga yang stabil, sehingga
ketika agunan dijual, maka hasil penjualan bisa meng-cover
kewajiban debitur.
4. Transferability
agunan yang diserahkan bank mudah dipindahtangankan dan mudah
dipindahkan dari satu tempat ketempat lainnya.
22. e. Condition of Economy
merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu
mempertimbangkan sektor usaha calon nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi.
Bank perlu melakukan analisis dampak kondisi ekonomi terhadap usaha calon nasabah
di masa yang akan datang, untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi terhadap
usaha calon nasabah.
Beberapa analisis terkait dengan condition of economy antara lain :
1. Kebijakan pemerintah. Perubahan kebijakan pemerintah digunakan
sebagai pertimbangan bagi bank untuk melakukan analisis condition of
economy.
2. Bank syariah tidak terlalu fokus terhadap analisis condition of
sconomy pada pembiayaan konsumsi. Bank akan mengkaitkan
antara tempat kerja calon nasabah dan kondisi ekonomi saat ini
dan saat mendatang, sehingga dapat diestimasikan tentang
kondisi perusahaan dimana calon nasabah bekerja.
23. 2. Analisis 6A
a.Analisis Aspek Hukum
di dalam akad pembiayaan, terdapat dua pihak yang berserikat, yaitu bank
syariah sebagai pihak yang menginvestasikan modal dan pihak nasabah yang
mendapat kepercayaan untuk menjalankan usahanya. Kedua pihak mempunyai
hak dan kewajiban masing-masing, oleh karena itu perlu dilandasi oleh dasardasar hukum secara formal sesuai dengan prinsip syariah dan undang-undang
yang berlaku.
Nasabah pembiayaan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, antara lain :
1. Nasabah perorangan(individu)
adalah permohonan pembiayaan yang diajukan oleh sesorang atas nama pribadi
2. Nasabah merupakan bentuk usaha yang bukan badan hukum
nasabah merupakan bentuk usaha bukan badan hukum antara lain, CV, UD, dan
firma.
3. Nasabah merupakan bentuk usaha yang badan hukum. Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain : perseroan terbatas, pesero, koperasi, dan yayasan
24. Faktor yang sangat penting dalam analisis hukum adalah keyakinan bank
syariah bahwah setelah memberikan pembiayaan,maka regalitasnya kuat
sehingga bank aman bila terjadi resiko.
b. Analisis Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran merupakan aspek yang sangat penting untuk dianalisis
lebih mendalam karena hal ini terkait dengan aktivitas pemasaran produk calon
nasabah. Bank syariah dapat mengetahui sejauh mana produk yang dihasilkan oleh
calon dibetur diterimah oleh pasar dan berapa lama produknya. Produk yang dihasilkan
nasabah adalah produk leader atau follower . Penjualan produk setiap tahun.
Kemudian bank syariah akan dapat memperkirakan berapa uang yang diterima atas
hasil penjualan produk. Dengan mengetahui hasil penjualan maka bank dapat
menghitung arus kas masuk dan kas keluar.
Secara perinci ,aspek pmasaran yang perlu di analisis antara lain ;
1.
2.
Produk yang dipasarkan.
Bank melakukan analisis terhadap produk yang ditawarkan oleh calon nasabah
yang ada di pasar, untuk mengatahui sebeberapa besar produk yang dipasarkan
tergolong produk yang diminta oleh konsuman.
Pangsa pasar
Bank malakukan analisis terhadap pangsa pasar produk yang di tawarkan oleh
nasabah, dengan tujuan mengetahui besar pangsa pasar dan dapat di ambil oleh
perusahaan calon nasabah
25. 3.
Pesaing
4.
Analisis di lakukan untuk mengetahui seberapa kuat para pesaing produk
calon nasabah, bank syariah juga perluh yakin bahwa nasabah mampu
melakukan inofasi pasar , sehingga dapat bertahan dalam persaingan
dalam kurun waktu tertenu sesuai dengan jangka waktu pembiayaan.
Strategi pemasaran
Bank perlu mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh
perusahan dalam merebut pasar selama masa pembiyaan.
c.
Analisis aspek teknis
Merupakan analisis yang di lakukan bank syariah dengan tujuan untuk
mengetahui fisik dan lingkungan usaha perusahaan calon nasabah serta peroses
produksi. Bank syariah juga dapat mengetahui apakah produksinya berdasarkan
pesanan atau prodksi masa. Pengaruh pada cash in flow perusahaan, karena
jangka waktu penerima uang atas hasil penjualan akan berbeda.
26. Analisis aspek teknis ini dapat dilakukan
dengan cara melakukan analisis terhadap :
1. Lokasi pabrik.
Ini tujuanya untuk mengetahui lokasi pabrik,
apakah berada di tempat yang aman dan jauh
dari pemukiman.
2. Layout pabrik.
yaitu mengetahui keamanan pabrik dari
kebakaran,antara gedung kantor,pabrik,dan
gudang.
3. Proses produksi.
Bank perlu mengetahui berapa lama
prose produksi atas satu unit barang.
27. 4. Ketersediaan bahan baku.
Bank perlu mengetahui kemudahan dalam membeli bahan
baku,terkait dalam efisiensi dalam produksi barang.
5. Ketersediaan tenaga kerja dan kualitasnya.
Bank perlu mendapat informasi tentang tenaga kerja yang
dibutuhkan dan kemudahan mencari tenaga kerja yang
diperlukan.
d. Analisis Aspek Menajemen.
Merupakan salah satu aspek yang sangat penting
sebelum bank memberikan rekomendasi atas
permohonan pembiayaan.
28. Faktor yang perlu dilakukan terhadap aspek
menajemen antara lain :
1. Struktur organisasi
Bank syariah ingin mengetahui struktur
organisasi perusaan dan melakukan
evaluasi terhadap efektivitas
2. Job descrition.
Bank perlu mengetahui bahwa perusahaan
telah menentukan job description
3. Sistem dan produser.
Bahwa perusahaan telah menyusun sistem dan produser kerja
dan dibukukan dalam buku dokumen.
4. Penataan sumber daya hidup manusia.
Bank perlu melihat penataan SDM sesuai dengan keahlianya.
29. 5. Pengalaman usaha
Bank ini mengetahui pengalaman
menajemen dalam mengelola usaha.
6. Management skill.
Bank perlu mengetahui keterampilan top manajemen
hingga lini tingkat pertama, sehingga Bank ykin
kelangsungan hidup perusahaan calon nasabah.
e. Analisis Aspek Keuangan.
Analisis aspek keuangan diperlukan oleh bamk untuk
mengetahui kemampuan keuangan perusahaan dalam
memenuhi kewajibanya. Aspek keuangan ini sangat
penting bagi bank syariah untuk mengetahui besarnya
kebutuhan dana yang diperlukan. Agar perusahaan dapat
meningkatkan volume usahanya serta mengetahui
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhanya.
30. Instrumen keuangan yang diperlukan dalam
analisis keuangan antara lain :
1. Liquidity.
Bank syariah ingin mengetahui likuaditas
perusahaan, sehingga Bank yakin bahwa calon nasabah
mampu membayar kembali pembiayaan yang telah
diterimah dari Bank sy ariah. Current Ratio
perusahaan harus lebih dari 1. Current Ratio dihitung
dengan membandingkan antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek.
2. Solvability
Bank syariah ingin mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibanya dengan aset yang dimiliki .
31. 3. Profitability
Bank perlu mengetahui kemampuan
calon debitur dalam menciptakan
laba dari aset dan modal yang
diinvestasikan.
4. Analisis sumber dan penggunaan dana.
Bank perlu mendapat informasi tentang
jumlah sumber dana,asal sumber dana,dan
penggunaan sumber dana.
32. f. Analisis Aspek Sosial ekonomi
Merupakan analisis yang dilakukan oleh Bank
untuk mendapatkan informasi tentang
lingkungan terkait dengan usaha calon
nasabah.
Analisis aspek sosial ekonomi antara lain meliputi :
1. Dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan
terhadap lingkungan dan berdampak positif dan
negatif.
2. Pengaruh perusahaan terhadap lingkungan kerja.
3. Pengaruh perusahaan terhadap pendapatan
negara.
4. Debitur melakukan kegiatan yang tidak
bertentangan