Makalah ini membahas tentang sumber dana dan alokasi dana bank. Sumber dana bank berasal dari bank sendiri berupa modal, cadangan laba dan laba yang belum dibagikan. Juga berasal dari masyarakat melalui produk simpanan seperti giro, tabungan dan deposito. Sumber lainnya adalah pinjaman antar bank dan lembaga keuangan lain. Dana akan dialokasikan bank untuk pembiayaan sektor ekonomi seperti pertanian, industri dan lainny
1. MAKALAH
HUKUM PERBANKAN
“SUMBER DANA DAN ALOKASI DANA BANK”
OLEH:
Afdal Adam 165010100111037
Ayu Arianti 155010101111194
Michella theofany 165010100111169
Iqbal fajar iman 155010101111169
Muhamad Najmi Mufthi Ali 155010101111063
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
2. KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan TUGAS HUKUM
PERBANKAN tentang SUMBER DANA DAN ALOKASI BANK.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan memiliki berbagai sumber yang
membantu melancarkannya. Sehingga terimakasih atas peluang untuk menjelajah ilmu lebih
dalam mengenai perbankan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki TUGAS ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas ini tentang sumber dana dan alokasi bank ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Malang, Februari 2018
Kelompok III
3. DAFTAR ISI
BAB 1
LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………… 4
BAB II
SUMBER DANA PERBANKAN ………………..……………………………………………..5
JENIS SUMBER DANA BANK ……………………………………………………………5 – 9
ALOKASI DANA…………………………………………………………………………….9-14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..16
4. BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Apabila kita melihat undang-undang perBankan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
tentang PerBankan, sebagaimana telah diubah dan disempurakan dengan Undang-Undang No. 10
Tahun 1998); Bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Dalam hal ini Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yang
menghimpun dana dari masyarakat (receive deposits) dan menyalurkan kredit (make loans)
kepada masyarakat yang membutuhkan. Sebagai lembaga keuangan, bagi Bank dana merupakan
faktor utama dalam mendukung dalam kegiatan operasionalnya. Dana Bank (loanable funds)
merupakan sejumlah uang tunai yang dimiliki Bank atau aktiva lancar yang setiap waktu dapat
dicairkan. Uang tunai yang dimiliki Bank tidak hanya berasal dari modal sendiri, tetapi juga
berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada Bank.
Hal lain yang juga menjadi penting adalah Manajemen Sumber Dana, ini penting bagi
Bank cara inilah yang dilakukan untuk memeperoleh dana. Secara garis besar sumber dana Bank
dapat di peroleh dari: Dari Bank itu sendiri, dari masyarakat luas, dan dari lembaga lainnya.
Kemudian dana tersebut akan diolah untuk memperoleh keuntungan bagi Bank tersebut agar
dapat membiayai operasioanalnya.
5. BAB II
PEMBAHASAN
I. SUMBER DANA PERBANKAN
A. Pengertian Sumber Dana Bank
Pengertian sumber dana Bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat
atau dari lembaga lainnya yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasinya sebagai
lembaga keuangan. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang
ditanggung, oleh karena itu pemiliha sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Sementara pengertian dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva
lancar yang dikuasai bank yang setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki oleh
bank tidak hanya berasal dari modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang
telah menitipkan serta mempercayakan uangnya kepada bank yang sewaktu-waktu akan diambil
kembali.
Secara garis besar sumber dana Bank dapat di peroleh dari :
a. Bank
b. Masyarakat
c. Lembaga
B. Pembagian Jenis Sumber Dana Bank
1. Bersumber dari Bank itu sendiri
Dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu
sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal
dari para pemegang saham bank atau pemilik saham. Adapun pencarian dana yang bersumber
dari Bank itu sendiri terdiri dari:
1) Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama
atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham
6. pada waktu Bank berdiri. Pada umumnya modal setoran pertama dari pemilik Bank sebagian
digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan promosi untuk menarik
minat masyarakat.
2) Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh Bank dan
sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba Bank yang disisihkan
dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan untuk menutupi
timbulnya resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk
cadangan tersebut ditingkatkan atau Bank mampu meningkatkan labanya.
3) Laba Bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada
para pemegang saham.
Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu Bank, berarti kepercayaan masyarakat
bertambah baik dan Bank tersebut akan diakui oleh Bank-Bank lain baik di dalam maupun di
luar negeri sebagai Bank yang posisinya kuat.
2. Masyarakat
Masyarakat baik perorangan maupun badan usaha yang merupakan sumber dana itu
sendiri, yang diperoleh Bank melalui berbagai instrumen produk simpanan yang ditawarkan oleh
Bank. Dana yang bersumber dari masyarakat ini merupakan dana yang paling penting karena
merupakan sumber dana utama dalam Bank.
Dalam usaha untuk memperolehkan dana dari masyarakat, Bank dapat menawarkan
berbagai instrument produk (simpanan) agar para nasabah (masyarakat) mempunyai banyak
pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Instrumen Produk yang dimaksud antara lain :
a) Giro
Menurut Undang-undang PerBankan Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya atau, atau dengan pemindahbukuan. (Undang-undang
PerBankan Nomor 10 Tahun 1998)
7. Sehingga adanya dana dalam rekening giro dapat ditarik melalui salah satu cara dari
berikut yang tertulis:
1) Cek, merupakan perintah tak bersyarat kepada Bank untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada saat penyerahannya atas badan rekening penarik cek.
2) Bilyet Giro, merupakan perintah kepada Bank untuk memindahbukukan sejumlah uang
tertentu atas beban rekening penarik pada tanggal tertentu dan pada pihak tertentu yang
disebutkan dalam bilyet giro tersebut, dan bilyet giro ini dapat dibatalkan secara sepihak oleh
penarik dengan disertai alasan pembatalan.
3) Menggunakan sarana perintah pembayaran lainnya, misalnya melaui ATM.
4) Dengan nota pemindahbukuan atau pindah rekening (transfer).
Giro yang merupakan simpanan ini memiliki beberapa manfaat diantaranya,
1) Dapat membayar transaksi jual beli dengan mempergunakan cek, bilyet giro, atau perintah
pembayaran lainnya.
2) Dapat mengirim transfer (kiriman uang atau delegasi kredit dengan jaminan rekening giro)
3) Keamanan dan rahasia terjamin
4) Kidak perlu membawa uang dalam jumlah besar
5) Dapat diambil sewaktu-waktu.
b) Tabungan
deposito adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek , bilyet giro, atau yang
lainnya yang dipersamakan dengan itu (Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan),
Nasabah akan menerima buku tabungan sebagai bukti telah menyimpan dananya dalam rekening
tabungan. Ada beberapa alat yang digunakan sebagai sarana penarikan tabungan, penggunaan
alat-alat tersebut tergantung Bank masing-masing. Alat-alat yang dimaksud adalah:
1) Buku Tabungan, adalah buku yang dipegang oleh nasabah, dimana berisi catatan saldo
tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi.
8. 2) Slip Penarikan, merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor
rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang dalam tabungan.
Slip penarikan biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
3) Kuitansi, merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh Bank yang fungsinya sama
dengan slip penarikan, yang juga bisa digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
4) Kartu ATM, adalah merupakan kartu yang terbuat dari plastic yang dapat digunakan untuk
menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik Bank maupun di mesin ATM.
c) Deposito atau Deposito berjangka
Deposito atau Deposito Berjangka adalah simpanan dana berjangka yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu mberdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan
dengan Bank. Jenis simpanan dalam bentuk deposito berjangka lebih disenangi oleh nasabah
atau masyarakat, karena menawarkan tingkat bunga yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan
dengan giro atau sejenis simpanan lainnya.
Disamping Deposito berjangka, produk penghimpunan dana oleh Bank dapat
melalui produk simpanan sertifikat deposito, dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998
menyebutkan sertifikat deposito adalah, simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat
bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan. Dalam pengertian lain, sertifikat
deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, dengan ijin Bank
Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank sebagai bukti simpanan yang dapat
diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga.
3. Dana Yang Berasal dari Lembaga Lain
Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas. Pencarian sumber dana ini relatif mahal dan
sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber dana ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari
sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :
9. 1) Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia
kepada Bank-Bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan
kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.
Jenis Perbedaan
Kredit Likuiditas Bank Indonesia
(Klbi)
Kredit Program
Inisiatif Pemerintah
Tingkat Suku Bunga Rendah / Bersubsidi
Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI)
Non Kredit Program
Inisiatif Bank
Suku Bunga Tinggi
2) Pinjaman antar Bank, biasanya pinjaman ini diberikan kepada Bank-Bank yang mengalami
kalah kliring didalam lembaga kliring. Pinjaman antara Bank ini biasanya diminta apabila ada
kebutuhan mendesak yang diperlukan Bank. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga
yang relatif tinggi. Jangka waktu tidak lama yaitu sekitar satu bulan dan bahkan hanya beberapa
hari saja, kadang kala hanya meminjam untuk satu malam yang biasanya disebut over night call
money.
3) Pinjaman dari Bank-Bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan
dari pihak luar negeri.
4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perBankan menerbitkan SBPU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non
keuangan. Misalnya cek perjalanan (traveler checkque), Letter of credit, dan obligasi.
a. Cek perjalanan (TC) baru diterbitkan oleh suatu bank setelah pemesanannya
membayar/menyetorkan secara efektif total nilai nominal buku cek perjalanan. Sebelum TC
dicairkan pemiliknya, dananya dapat dimanfaatkan bank penerbitnya.
10. b. Letter of Credit (L/C) akan diterbitkan opening bank biasanya setelah importirnya
menyetor X% dari nilai transaksi. Setoran X% ini menjadi dana bagi bank, sebelum draft L/C-
nya dibayar.
c. Obligasi adalah bukti utang emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lain serta pelunasan pokok pinjamannya dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-
kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
II. ALOKASI DANA BANK
A. Pengertian Pengalokasian Dana
Pengalokasian dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan
dana dalam bentuk simpanan. Tujuan bank dari pengalokasian dana adalah memperoleh
keuntungan semaksimal mungkin. Dalam mengalokasikan dana pihak perbankkan membaginya
ke dalam prosentase-prosentase tertentu sesuai dengan kondisi yang terjadi di dalam
perekonomian pada saat sekarang ini, misalnya untuk bidang pertanian diberikan 20% sedangkan
untuk bidang industri diberikan 40%.
Dalam hal pengalokasian dananya ke masyarakat pihak perbankkan membebankan bunga
dengan prosentasi tertentu sesuai dengan penetapan harga bunga oleh BI. Untuk saat tahun 2007
BI menetapkan suku bunga untuk pengalokasian dana kemasyarakat berkisar 1% per bulan.
B. Jenis-Jenis Alokasi Dana Bank
1. Primary Reserve (cadangan primer)
Prioritas utama dalam alokasi dana adalah menempatkan dana untuk memenuhi ketentuan
yang ditetapkan Bank Indonesia (sebagai pembina dan pengawas bank). Dana-dana akan
dialokasikan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum atau disebut juga giro wajib
minimum karena penempatannya berupa giro Bank umum pada Bank Indonesia.
Primary reserve merupakan sumber utama bagi likuiditas Bank, terutama untuk
menghadapi kemungkingan terjadinya penarikan oleh nasabah Bbank, baik berupa penarikan
dana masyarakat yang disimpan pada bank tersebut maupun penarikan (pencairan) kredit atau
11. credit disbursement sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara pihak bank dan debitor kredit
dalam perjanjian kredit yang dibuat di hadapan notaris publik.
Dengan demikian, pembentukan cadangan primer atau primary reserve dimaksudkan
untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum, keperluan operasi bank, semua penarikan
simpanan, dan permintaan pencairan kredit dari nasabah. Di samping itu, cadangan primer juga
digunakan untuk penyelesaian kliring antar Bank dan kewajiban-kewajiban Bank lainnya yang
harus segera dibayar. Dalam prakteknya, primary reserve adalah dana kas dan saldo rekening
koran bank pada Bank Indonesia dan bank-bank lainnya, serta warkat-warkat dalam proses
penagihan. Komponen-komponen ini sering pula disebut sebagai alat-alat likuid.
Tujuan dari Primary Reserve : Untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia yaitu likuiditas wajib minimum (giro wajib minimum), keperluan operasi bank, semua
penarikan simpanan, dan permintaan pencairan kredit dan nasabah, penyelesaian kliring antar
bank dan kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus segera di bayar
2. Secondary Reserve (cadangan sekunder)
Prioritas kedua di dalam alokasi dana bank adalah penempatan dana-dana ke dalam
noncash liquid asset (aset likuid yang bukan kas) yang dapat memberikan pendapatan kepada
setiap saat dapat dijadikan urang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada Bank. Surat-surat
berharga tersebut antara lain :
a. Surat berharga pasar uang atau SBPU,
b. Sertifikat Bank Indonesia atau SBI,
c. Surat berharga jangka pendek lainnya.
Tujuan utama dari secondary reserve adalah untuk dijadikan sebagai suplement
(pelengkap) atau cadangan pengganti bagi primary reserve. Karena sifatnya yang dapat
menghasilkan pendapatan bagi bank selain berfungsi sebagai cadangan, secondary reserve dapat
memberikan dua manfaat bagi bank, yaitu untuk menjaga likuiditas dan meningkat profitabilitas
bank.
Cadangan sekunder atau secondary reserve digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain
sebagai berikut :
12. a. Memenuhi kebutuhan likuiditas yang bersifat jangka pendek, seperti penarikan simpanan
oleh nasabah deposan dan pencairan kredit dalam jumlah besar yang telah diperkirakan.
b. Memenuhi kebutuhan likuiditas yang segera harus dipenuhi dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang sebelumnya tidak diperkirakan.
c. Sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi.
d. Memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek yang tidak diperkirakan dari deposan dan
penarikan (disbursement) dari debitor.
Karena kebutuhan-kebutuhan likuiditas ini tidak semuanya dapat diperkirakan, maka
cadangan sekunder ini ditanaman dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek yang mudah
diperjualbelikan. Di Indonesia, instrumen cadangan sekunder dapat berupa Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), dan Sertifikat Deposito.
3. Loan Portfolio (Kredit)
Prioritas ketiga dalam alokasi dana Bank adalah penyaluran kredit (loan). Dasar
pemikirannya adalah setelah banh mencukupi primary reserve serta kebutuhan secondary
reserve-nya (yang merupakan supllement bagi primary reserve), Bank baru dapat menentukan
besarnya volume kredit yang akan diberikan.
Dalam praktek perbankan di Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan bank sentral (Bank Indonesia) sebagai pembina dan pengawas bank umum, penentuan
besarnya volume kredit dipengaruhi oleh ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1) Reserve requirement (RR)
Reserve requirement adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan
sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum
berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia. Besarnya RR telah
mengalami perubahan sebagai berikut.
a. Sebelum Pakto’88 : sebesar 10%
b. Setelah Pakto’88 : sebesar 2%
c. Pada tahun 1996 : sebesar 3%
d. Sejak tahun 1997 : sebesar 5%
13. 2) Loan to deposit ratio (LDR)
Loan to deposit ratio adalah antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh
Bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia
tanggal 29 Mei 1993, dana yang dihimpun Bank dalam penerapan rasio tersebut adalah dana
masyarakat/dana pihak ketiga, kredit likuiditas Bank Indonesia atau KLBI (jika ada), dan modal
inti Bank. Dalam penulisan ini, diuraikan bahwa rasio LDR dianggap sebagai tolok ukur untuk
menilai kesehatan suatu bank dilihat dari segi likuiditasnya.
3) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Batas Maksimum Pemberian Kredit adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya
suatu bank untuk memberikan kredit (baik kepada nasabah tunggal maupun kepada nasabah
grup) yang besarnya melebihi 20% dari besarnya modal bank yang bersangkutan. Ketiga
ketentuan perbankan tersebut sangat berpengaruh terhadap keberanian para eksekutif perbankan
untuk memperbesar volume kreditnya dalam rangka mengejar profitabilitas yang tinggi. Atas
dasar itulah, ketiga (ketentuan) di atas dapat dianggap sebagai patokan likuiditas bagi Bank
dalam melakukan prinsip prudential banking (prinsip kehati-hatian Bank) dan sangat
berpengaruh pada tingkat kesehatan bank.
Suatu hal yang patutu diingat adalah bahwa pemberian kredit merupakan aktivitas bank
yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga
bersumber dari pemberian kredit.
4. Portfolio Investment
Prioritas terakhir di dalam alokasi dana bank adalah dengan mengalokasikan sejumlah
dana tertentu pada investasi portfolio (portfolio investment). Alokasi dana bank ke dalam
kategori ini adalah dana sisa (residual fund) setelah penanaman dalam bentuk pinjaman (kredit)
telah memenuhi kriteria atau target tertentu. Investasi ini berupa penanaman dalam bentuk surat-
surat berharga jangka panjang atau surat-surat berharga ini bertujuan untuk memberikan
tambahan pendapatan dan likuiditas bank. Karena pengalokasian dana untuk jenis ini dalah
mengharapkan pendapatan yang memadai bagi bank, maka sifat aktiva ini biasanya lebih
permanen atau berjangka panjang. Instrumen untuk portfolio investment yang agak aman adalah
dalam bentuk obligasi dengan berbagai jenisnya.
14. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan penanaman dana dalam bentuk
portfolio investment adalah:
a. Tingkat bunga (untuk jenis obligasi),
b. Capital gain yang mungkin bisa diraih (untuk jenis saham),
c. Kualitas atau keamanan (terutama untuk jenis saham),
d. Mudah diperjualbelikan,
e. Jangka waktu jatuh temponya (untuk obligasi, sertifikat deposito),
f. Pajak yang harus dibayar,
g. Diversifikasi (jangan ditanam pada satu jenis portofolio),
h. Ekspektasi (harapan akan keuntungan di masa datang).
Penanaman dana pada kategori ini tercantum dengan nama other securities (efek-efek)
yang berbentuk saham, obligasi, dan surat-surat berharga derivatif (right, warrant, option).
5. Fixed assets (Aktiva Tetap)
Alokasi atau penanaman dana bank yang terakhir (meskipun tidak dikaitkan dengan
strategi menjaga likuiditas bank) adalah penanaman modal dalam bentuk aktiva tetap (fixed
assets), seperti pembelian tanah, pembangunan gedung kantor bank (baik untuk kantor pusat,
kantor cabang, cabang pembantu maupun kantor kas), peralatan operasional bank, seperti
komputer, faximilie, sistem komunikasi antarcabang (on line system), kendaraan bermotor, dan
aktiva tetap lainnya. Investasi tersebut di atas termasuk aktiva tetap berbentuk hardware,
software, konsultan, bantuan teknis, dan lain-lainnya yang ditujukan untuk memperlancar
kegiatan operasional bank.
15. BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Sumber Dana Bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat
perolehan ini tergantung pada bankitu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari
lembaga lainnya yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasinya sebagai lembaga
keuangan.
Jenis-jenis sumber dana bank dapat di peroleh dari :
1. Dari Bank itu sendiri
2. Dari masyarakat luas
3. Dan dari lembaga lainnya
Pengalokasian dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan
dana dalam bentuk simpanan. Tujuan bank dari pengalokasian dana adalah memperoleh
keuntungan semaksimal mungkin. Dalam mengalokasikan dana pihak perbankan membaginya ke
dalam presentase-presentase tertentu sesuai dengan kondisi yang terjadi di dalam perekonomian
pada saat sekarang ini.
Jenis-jenis Alokasi Dana Bank, antara lain:
1. Primary Reserve (cadangan primer)
2. Secondary Reserve (cadangan sekunder)
3. Loan Portfolio (Kredit)
4. Portfolio Investment
5. Fixed assets (Aktiva Tetap)
16. II. SARAN
Manajemen Sumber Dana penting bagi bank untuk memeperoleh dana. Dana tersebut
akan diolah untuk memperoleh keuntungan bagi bank tersebut agar bank dapat membiayai
operasioanalnya. Maka, Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tentang perbankan di Indonesia, dan tetap memegang fungsi dan tujuannya
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
banyak.
17. DAFTAR PUSTAKA
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman. 2010. Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara
Hermansyah, S.H., M.Hum, 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Pernada
Media
http://banking.blog.gunadarma.ac.id/2009/04/20/388/