Analisis kualitatif kation dan anion melibatkan metode instrumental dan kimia klasik. Kation dikelompokkan ke dalam 5 golongan berdasarkan reaksi dengan HCl, H2S, amonium sulfida, dan amonium karbonat yang menghasilkan endapan. Analisis meliputi tes pendahuluan, penentuan kation, dan penentuan anion dalam larutan.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
Analisa pendahuluan mencangkup wujud, bentuk, bau, sifat higroskopis dan sifat asam basa. Sedangkan analisa kualitatif mencangkup pengamatan uji kristal analit, warna dan bau setelah dilakukan pemanasan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. ANALISIS KATION DAN ANION
Analisis kualitatif:
•Metode Instrumental
•Metode kimia klasik
Dasar identifikasi suatu unsur: sifat kimia dan fisika unsur
tersebut (warna, reaksinya dengan reagen-reagen tertentu,
hasil reaksinya :larutan, endapan, gas).
2. ANALISIS KATION DAN ANION
Analisis kualitatif:
•Metode Instrumental
•Metode kimia klasik
Dasar identifikasi suatu unsur: sifat kimia dan fisika unsur
tersebut (warna, reaksinya dengan reagen-reagen tertentu,
hasil reaksinya :larutan, endapan, gas).
3. •Suatu analisis dikelompokkan menjadi:
1. Tes pendahuluan
2. Penentuan ion-ion logam (kation)
dalam larutan
3. Penentuan anion dalam larutan
• Zat-zat yang dianalisis kemungkinan: padatan
non metalik, larutan, metal/alloy, ataupun zat
yang tidak larut.
4. Pemeriksaan Pendahuluan
•Secara organoleptis: amati sifat-sifat fisik zat tersebut
•Bentuk : padat (amorf atau kristalin), atau larutan.
•Warna : padatan:
Merah :Pb3O4, HgO, Sb2S3, Kuning: CdS, As2S3, PbI2, Biru
: garam-garam kobalt(Co2+ ) anhidrat, garam-garam
tembaga (Cu2+ )terhidrat.......................dll
Tabel 1. Beberapa warna ion dalam pelarut air
ion warna ion warna
Cu 2+ biru CrO42- kuning
Ni2+ hijau Cr2O72- Merah-jingga
Fe2+ hijau MnO4- ungu
Cr3+ hijau Mn2+ Merah jambu
5. •Pemeriksaan pendahuluan untuk kation:
1. Pemanasan dalam tabung pemijaran
Untuk bahan-bahan yang mudah terurai, peristiwa yang
dapat diamati: perubahan warna, pelelehan, sublimasi,
terjadi uap air, atau gas.
Pengamatan Kesimpulan
Kuning ketika panas, kuning ketika dingin PbO dan beberapa garam Pb
Kuning ketika panas, putih ketika dingin ZnO dan garam-garam Zn
Terbentuk sublimat hitam-biru, uap lembayung I
Sublimat abu-abu, mudah digosok menjadi butir- Hg
butir bulat
6. 2. Reaksi nyala: Bahan dibasahi HCl pekat, diambil sedikit dengan kawat
platina, dipanaskan di nyala oksidasi atas. Warna diamati.
(Sebelumnya kawat platina dipijarkan sampai tidak mewarnai api)
Warna nyala kation
kuning Na
Hijau kuning Ba
Kuning merah Ca
Hijau kebiruan Cu
3. Mutiara boraks: ujung kawat platina dipijarkan sampai merah lalu
dimasukkan ke dalam boraks halus, dipanaskan sampai terbentuk butiran
transparan.butiran ini disentuhkan pada analat, lalu dipanaskan dalam api
oksidasi dan dalam api reduksi.warna diamati pada saat mutiara boraks panas
dan setelah dingin.
7. Nyala oksidasi Nyala reduksi logam
Coklat kekuningan atau merah Hijau ketika panas dan dingin Fe
ketika panas, kuning ketika dingin
Biru ketika panas dan dingin Biru ketika panas dan dingin Kobalt
Kuning tua ketika panas, hijau Hijau ketika panas dan dingin kromium
ketika dingin
Lembayung ketika panas dan Tak berwarna ketika panas Mangan
dingin dan dingin
•Analisis kualitatif melibatkan beberapa reaksi
kimia, seperti reaksi asam basa, redoks,
kompleks dan pengendapan.
8. ANALISA KATION
Untuk tujuan analisis kualitatif, kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan untuk klasifikasi kation yang paling
umum: HCl, H2S, amonium sulfida, dan amonium
karbonat, berdasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia ini dan membentuk endapan
Jadi, klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut.
9. Kelompok Kation Analisis Kualitatif
Golongan Kation Pereaksi Pengendap
1 Pb2+, Hg+, Ag+ HCl encer
2 Hg2+, Cu2+, Bi2+, Cd2+, As5+, H2S dalam asam mineral
Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+ encer
3 Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Amonium sulfida dalam
Al3+, Zn2+, Mn2+ suasana netral atau
amoniakal
4 Ca2+, Mg2+ , Sr2+ Amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida
dalam suasana netral atau
sedikit asam
5 Na+, K+, NH4+ , Mg2+
10.
11. Katio
n HCl 6 M
AgCl, Hg2Cl2, PbCl2 (endapan putih)
Air panas
Pb2+ AgCl, Hg2Cl2
H2SO4 K2CrO4
NH4OH
PbSO4 PbCrO4
End. Putih end. Kuning Ag(NH3)2+,Cl- Hg (hitam),
HNO3 HgNH2Cl (abu-abu)
AgCl (putih)
Gambar 2. Skema analisis kation golongan 1
12. Catatan:
•Jika tidak terbentuk endapan dengan HCl,
dapat dipastikan tidak terdapat ion Ag+ dan
Hg22+ , tetapi ion Pb masih mungkin ada karena
ion Pb masih mungkin larut.
•Kelarutan PbSO4 = 1,3.10-8 sedangkan PbCrO4
adalah 2.10-16 pada 20°C, sehingga PbCrO4
memberikan tes yang lebih sensitif untuk Pb
13. •Suatu analisis dikelompokkan menjadi:
1. Tes pendahuluan
2. Penentuan ion-ion logam (kation)
dalam larutan
3. Penentuan anion dalam larutan
• Zat-zat yang dianalisis kemungkinan: padatan
non metalik, larutan, metal/alloy, ataupun zat
yang tidak larut.
14. Pemeriksaan Pendahuluan
•Secara organoleptis: amati sifat-sifat fisik zat tersebut
•Bentuk : padat (amorf atau kristalin), atau larutan.
•Warna : padatan:
Merah :Pb3O4, HgO, Sb2S3, Kuning: CdS, As2S3, PbI2, Biru
: garam-garam kobalt(Co2+ ) anhidrat, garam-garam
tembaga (Cu2+ )terhidrat.......................dll
Tabel 1. Beberapa warna ion dalam pelarut air
ion warna ion warna
Cu 2+ biru CrO42- kuning
Ni2+ hijau Cr2O72- Merah-jingga
Fe2+ hijau MnO4- ungu
Cr3+ hijau Mn2+ Merah jambu
15. •Pemeriksaan pendahuluan untuk kation:
1. Pemanasan dalam tabung pemijaran
Untuk bahan-bahan yang mudah terurai, peristiwa yang
dapat diamati: perubahan warna, pelelehan, sublimasi,
terjadi uap air, atau gas.
Pengamatan Kesimpulan
Kuning ketika panas, kuning ketika dingin PbO dan beberapa garam Pb
Kuning ketika panas, putih ketika dingin ZnO dan garam-garam Zn
Terbentuk sublimat hitam-biru, uap lembayung I
Sublimat abu-abu, mudah digosok menjadi butir- Hg
butir bulat
16. 2. Reaksi nyala: Bahan dibasahi HCl pekat, diambil sedikit dengan kawat
platina, dipanaskan di nyala oksidasi atas. Warna diamati.
(Sebelumnya kawat platina dipijarkan sampai tidak mewarnai api)
Warna nyala kation
kuning Na
Hijau kuning Ba
Kuning merah Ca
Hijau kebiruan Cu
3. Mutiara boraks: ujung kawat platina dipijarkan sampai merah lalu
dimasukkan ke dalam boraks halus, dipanaskan sampai terbentuk butiran
transparan.butiran ini disentuhkan pada analat, lalu dipanaskan dalam api
oksidasi dan dalam api reduksi.warna diamati pada saat mutiara boraks panas
dan setelah dingin.
17. Nyala oksidasi Nyala reduksi logam
Coklat kekuningan atau merah Hijau ketika panas dan dingin Fe
ketika panas, kuning ketika dingin
Biru ketika panas dan dingin Biru ketika panas dan dingin Kobalt
Kuning tua ketika panas, hijau Hijau ketika panas dan dingin kromium
ketika dingin
Lembayung ketika panas dan Tak berwarna ketika panas Mangan
dingin dan dingin
•Analisis kualitatif melibatkan beberapa reaksi
kimia, seperti reaksi asam basa, redoks,
kompleks dan pengendapan.
18. ANALISA KATION
Untuk tujuan analisis kualitatif, kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan untuk klasifikasi kation yang paling
umum: HCl, H2S, amonium sulfida, dan amonium
karbonat, berdasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia ini dan membentuk endapan
Jadi, klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut.
19. Kelompok Kation Analisis Kualitatif
Golongan Kation Pereaksi Pengendap
1 Pb2+, Hg+, Ag+ HCl encer
2 Hg2+, Cu2+, Bi2+, Cd2+, As5+, H2S dalam asam mineral
Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+ encer
3 Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Amonium sulfida dalam
Al3+, Zn2+, Mn2+ suasana netral atau
amoniakal
4 Ca2+, Mg2+ , Sr2+ Amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida
dalam suasana netral atau
sedikit asam
5 Na+, K+, NH4+ , Mg2+
20.
21. Katio
n HCl 6 M
AgCl, Hg2Cl2, PbCl2 (endapan putih)
Air panas
Pb2+ AgCl, Hg2Cl2
H2SO4 K2CrO4
NH4OH
PbSO4 PbCrO4
End. Putih end. Kuning Ag(NH3)2+,Cl- Hg (hitam),
HNO3 HgNH2Cl (abu-abu)
AgCl (putih)
Gambar 2. Skema analisis kation golongan 1
22. Catatan:
•Jika tidak terbentuk endapan dengan HCl,
dapat dipastikan tidak terdapat ion Ag+ dan
Hg22+ , tetapi ion Pb masih mungkin ada karena
ion Pb masih mungkin larut.
•Kelarutan PbSO4 = 1,3.10-8 sedangkan PbCrO4
adalah 2.10-16 pada 20°C, sehingga PbCrO4
memberikan tes yang lebih sensitif untuk Pb