Dokumen tersebut memberikan informasi tentang reaksi berbagai kation logam dengan berbagai pereaksi seperti asam, basa, dan senyawa lainnya. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kation logam tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
Garam besi (III) diendapkan dengan NH4OH membentuk endapan merah kecoklatan Fe(OH)3. Endapan ini dipanaskan untuk menghasilkan Fe2O3 hitam kecoklatan. Kadar Fe diukur melalui proses ini dengan mempertimbangkan suhu yang tepat untuk mendapatkan endapan.
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi kation logam berat Pb2+ dengan berbagai zat seperti asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat untuk membentuk endapan. Kemudian juga dibahas tentang reaksi kation Pb2+ dengan berbagai zat seperti asam klorida, hidrogen sulfida, amonium, natrium hidroksida, kalium kromat, kalium iodida, dan kalium sianida untuk mengidentifik
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang reaksi berbagai kation logam dengan berbagai pereaksi seperti asam, basa, dan senyawa lainnya. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kation logam tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
Garam besi (III) diendapkan dengan NH4OH membentuk endapan merah kecoklatan Fe(OH)3. Endapan ini dipanaskan untuk menghasilkan Fe2O3 hitam kecoklatan. Kadar Fe diukur melalui proses ini dengan mempertimbangkan suhu yang tepat untuk mendapatkan endapan.
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi kation logam berat Pb2+ dengan berbagai zat seperti asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat untuk membentuk endapan. Kemudian juga dibahas tentang reaksi kation Pb2+ dengan berbagai zat seperti asam klorida, hidrogen sulfida, amonium, natrium hidroksida, kalium kromat, kalium iodida, dan kalium sianida untuk mengidentifik
Dokumen tersebut berisi 10 soal tes kimia mengenai konsep-konsep seperti pH larutan, titrasi asam-basa, dan hidrolisis garam. Soal-soal tersebut mencakup perhitungan massa, volume, konsentrasi larutan, dan nilai pH berdasarkan konstanta asam, basa, dan hidrolisis yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koloid dan efek Tyndall. Terdapat percobaan pada larutan dan koloid untuk mengamati efek Tyndall dan gerak Brown. Dokumen juga membahas tentang muatan koloid, elektroforesis, dan adsorpsi.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemisahan dan identifikasi kation Golongan IV, yaitu Ba2+, Sr2+, dan Ca2+ melalui metode pemisahan kation dengan reagen NH4Cl, NH4OH, dan (NH4)2CO3. Kation-kation tersebut akan diendapkan sebagai karbonatnya dan kemudian dipisahkan menggunakan metode sulfat atau nitrat.
Dokumen ini menjelaskan beberapa reaksi kimia antara aluminium oksida (Al2O3) dengan asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), natrium hidroksida (NaOH), dan asam klorida (HCl) yang menghasilkan senyawa aluminium klorida (AlCl3), aluminium sulfat (Al2SO4), aluminium hidroksida (Al(OH)3), dan aluminium klorida (AlCl3).
Analisis kation golongan satu dilakukan dengan mereaksikan larutan contoh dengan HCl untuk membentuk endapan klorida dari Ag+, Hg2+, dan Pb2+. Kation-kation tersebut kemudian diidentifikasi melalui reaksi berikut: Pb2+ dengan K2CrO4 membentuk endapan kuning, Hg2+ dengan NH4OH membentuk endapan hitam, dan Ag+ dengan HNO3 membentuk endapan putih.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep asam-basa dan garam, termasuk reaksi hidrolisis garam dan penentuan kelarutan garam. Diuraikan pula tentang larutan dan konsep kelarutan maksimum.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan, khususnya titrasi argentometri untuk menentukan kadar halida dan pseudohalida. Terdapat tiga metode utama yaitu titrasi Mohr menggunakan kromat sebagai indikator, titrasi Volhard yang melibatkan titrasi balik, dan titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluorescein.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Dokumen tersebut berisi 10 soal tes kimia mengenai konsep-konsep seperti pH larutan, titrasi asam-basa, dan hidrolisis garam. Soal-soal tersebut mencakup perhitungan massa, volume, konsentrasi larutan, dan nilai pH berdasarkan konstanta asam, basa, dan hidrolisis yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koloid dan efek Tyndall. Terdapat percobaan pada larutan dan koloid untuk mengamati efek Tyndall dan gerak Brown. Dokumen juga membahas tentang muatan koloid, elektroforesis, dan adsorpsi.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemisahan dan identifikasi kation Golongan IV, yaitu Ba2+, Sr2+, dan Ca2+ melalui metode pemisahan kation dengan reagen NH4Cl, NH4OH, dan (NH4)2CO3. Kation-kation tersebut akan diendapkan sebagai karbonatnya dan kemudian dipisahkan menggunakan metode sulfat atau nitrat.
Dokumen ini menjelaskan beberapa reaksi kimia antara aluminium oksida (Al2O3) dengan asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), natrium hidroksida (NaOH), dan asam klorida (HCl) yang menghasilkan senyawa aluminium klorida (AlCl3), aluminium sulfat (Al2SO4), aluminium hidroksida (Al(OH)3), dan aluminium klorida (AlCl3).
Analisis kation golongan satu dilakukan dengan mereaksikan larutan contoh dengan HCl untuk membentuk endapan klorida dari Ag+, Hg2+, dan Pb2+. Kation-kation tersebut kemudian diidentifikasi melalui reaksi berikut: Pb2+ dengan K2CrO4 membentuk endapan kuning, Hg2+ dengan NH4OH membentuk endapan hitam, dan Ag+ dengan HNO3 membentuk endapan putih.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep asam-basa dan garam, termasuk reaksi hidrolisis garam dan penentuan kelarutan garam. Diuraikan pula tentang larutan dan konsep kelarutan maksimum.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan, khususnya titrasi argentometri untuk menentukan kadar halida dan pseudohalida. Terdapat tiga metode utama yaitu titrasi Mohr menggunakan kromat sebagai indikator, titrasi Volhard yang melibatkan titrasi balik, dan titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluorescein.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Rifki Ristiovan
Reaksi asam basa merupakan kombinasi dari asam dan basa yang menghasilkan garam dan air. Terdiri atas empat jenis reaksi yakni reaksi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat, serta asam lemah dan basa lemah yang dapat bersifat asam, basa, atau netral tergantung nilai Ka dan Kb.
Praktikan membuat garam Mohr dengan melarutkan serbuk besi dalam asam sulfat untuk membentuk larutan FeSO4 dan mencampurkannya dengan larutan (NH4)2SO4 yang dibuat dari netralisasi asam sulfat dan amonia. Larutan dicampur dan dipanaskan hingga mengkristal menjadi garam Mohr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.
Titrasi redoks merupakan metode analisis kuantitatif yang memanfaatkan reaksi redoks untuk menentukan kadar zat. Metode ini meliputi permanganometri, cerimetri, dikromatometri, bromometri, iodometri dan iodometri. Pereaksi yang digunakan antara lain KMnO4, Ce4+, Cr2O7=, Br2, I2 dan Na2S2O3. Titrasi redoks dapat digunakan untuk menganalisis berbagai zat seperti besi
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Laporan praktikum kimia dasar ini mendeskripsikan 20 percobaan reaksi kimia yang melibatkan berbagai zat seperti asam, basa, dan garam logam. Hasilnya meliputi perubahan warna, pembentukan endapan, dan pelepasan gas. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mempelajari sifat kimia zat dan rumus senyawa yang dihasilkan.
Dokumen tersebut memberikan prosedur dan hasil pengamatan dari serangkaian percobaan kimia yang meliputi berbagai jenis reaksi seperti reaksi penggantian, dekomposisi, asam-basa, dan redoks. Percobaan-percobaan tersebut bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat kimia berbagai zat dan jenis reaksi kimia.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang analisis kation secara kualitatif melalui pemisahan golongan dan tes spesifik. Terdapat lima langkah utama yaitu analisis pendahuluan, penentuan golongan, pemisahan golongan, dan tes spesifik untuk mengidentifikasi kation. Dokumen ini juga menjelaskan alat, bahan, dan prosedur yang digunakan dalam analisis kation secara sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis komposisi semen, termasuk proses pembuatan dan analisis kadar zat-zat penting seperti CaO, MgO, dan Al2O3. Proses pembuatan semen melibatkan pembakaran campuran bahan baku hingga menjadi serbuk. Analisis kadar zat-zat dilakukan menggunakan metode titrasi kompleksometri dan permangganatometri.
Briket arang dapat dibuat dari limbah industri kelapa sawit seperti tandan kosong kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit dengan mencampurnya dengan tanah liat. Proses pembuatan briket arang meliputi pengeringan bahan baku, penggilingan menjadi serbuk, pencampuran dengan tanah liat, dan pemadatan menjadi bentuk tertentu menggunakan mesin pres. Briket arang memiliki kelebihan seperti nilai kalor tinggi, emisi
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)Daniel Marison
Dokumen tersebut membahas proyeksi molekul organik, khususnya proyeksi Fischer, Newman, dan Flying Wedge. Proyeksi Fischer digunakan untuk menggambarkan bentuk molekul 3D menjadi 2D dengan aturan CIP untuk menentukan konfigurasi R/S pada atom karbon kiral, sedangkan proyeksi Newman dan Flying Wedge juga digunakan untuk merepresentasikan molekul organik dalam 3 dimensi.
Dokumen tersebut membahas tentang efek rumah kaca, termasuk pengertian, penyebab, dan gas-gas yang berperan dalam efek rumah kaca seperti karbon dioksida dan uap air. Efek rumah kaca terjadi karena adanya gas-gas di atmosfer yang menyerap dan memperangkap panas matahari di dekat permukaan bumi.
Dokumen tersebut merupakan SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) mata kuliah Statistik Pendidikan yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tahapan kegiatan perkuliahan, evaluasi, dan materi ajar tentang analisis Chi-kuadrat.
Dokumen tersebut merupakan SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) mata kuliah Statistik Pendidikan yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tahapan kegiatan perkuliahan, evaluasi, dan materi ajar tentang analisis Chi-kuadrat.
Makalah ini membahas tentang unsur oksigen, meliputi sejarah penemuan oksigen, struktur, keberadaan di alam, sifat fisika dan kimia, cara pembuatan, senyawa dan kegunaannya."
Modul ini membahas senyawa polisiklis aromatis. Senyawa ini diklasifikasikan berdasarkan sifat kearomatisannya, jenis atom penyusun cincin, dan cara penggabungan cincin. Struktur senyawa polisiklis aromatis seperti naftalena berupa cincin datar dengan atom berhibridisasi sp2 dan memenuhi aturan Huckel.