1. Aktivisme digital menjadi penting di abad informasi karena masyarakat sekarang berada di era masyarakat informasi dimana produksi dan distribusi informasi menjadi aktivitas utama.
2. Teknologi informasi telah mengubah cara hidup manusia dalam berbagai aspek seperti bisnis, pendidikan, waktu luang, demokrasi. Internet menjadi alat kuat untuk transparansi pemerintahan dan partisipasi warga.
3. Era media sosial telah mem
4. MASYARAKAT
INFORMASI
Masyarakat
informasi
adalah
suatu
keadaan
masyarakat
dimana
produksi,
distribusi
dan
manipulasi
suatu
informasi
menjadi
kegiatan
utama.
Jadi
dapat
dikatakan
bahwa
pengolahan
informasi
adalah
in=
dari
kegiatan
masyarakat.
5. PERUBAHAN
TERJADI
Teknologi
informasi
mengubah
cara
hidup
kita
berbisnis,
bagaimana
kita
belajar,
bagaimana
kita
menggunakan
waktu
luang
kita,
bagaimana
kita
kontak
dengan
pemerintah,
dan
bagaimana
kita
berdemokrasi.
6. PERAN
INTERNET
Internet
menjadi
instrumen
paling
kuat
dalam
abad
ke-‐21
untuk
meningkatkan
transparansi
dalam
mengawasi
pemerintahan,
memberi
akses
pada
informasi,
dan
juga
memfasilitasi
warga
untuk
berpar=sipasi
dalam
membangun
masyarakat
yang
demokra=s.
FRANK
LA
RUE
Pelapor
Khusus
PBB
untuk
Kemerdekaan
Ekspresi
2008-‐2014
7. SITUASI
TRANSISI
20
tahun
yang
lalu,
masyarakat
Indonesia
masih
mengandalkan
koran,
majalah,
radio
dan
televisi.
Sekarang
ini,
masa
transisi,
karena
se=ap
individu
bisa
menjadi
“media”
berkat
media
sosial.
Mulai
tahun
2002,
datang
era
social
networking
website
atau
media
sosial.
Mulai
dari
Friendster
(2002),
Myspace
(2003),
Facebook
(2004),
orang
dapat
menyebarkan
opininya
secara
lebih
luas
dan
berdiskusi
secara
intens
lewat
media
sosial.
8. BANJIR
INFORMASI
Selama
24
jam,
berbagai
peris=wa
di
belahan
dunia
begitu
cepat
bisa
kita
lihat,
tanpa
perlu
menunggu
disiarkan
oleh
kantor
berita
lalu
dicetak,
tetapi
bisa
langsung
dilihat
di
smartphone
lewat
media
sosial.
Blogging,
menulis
tweet,
dan
berkirim
podcast
menjadi
cara
baru
untuk
berbagi
informasi
dan
berekspresi.
Jurnalis
warga
menambah
jumlah
berita
yang
beredar,
terutama
saat
terjadi
bencana
dan
konflik.
9. IMBAS
PADA
KOMUNIKASI
The
Nielsen
Global
Genera=onal
Lifestyles
Survey
dilakukan
tahun
2015
dengan
melibatkan
30.000
responden
dari
60
negara
untuk
memahami
sen=men
konsumen
secara
global
lintas
generasi.
Untuk
keperluan
survei,
responden
dibagi
dalam
5
klasifikasi
umur:
§ Generasi
Z
(usia
15-‐20)
§ Millennial
(usia
21-‐34)
§ Generasi
X
(usia
35-‐49)
§ Baby
Boomers
(usia
50-‐64)
§ Generasi
Senyap
(usia
>
65)
Hasilnya
memperlihatkan
bagaimana
konsumen
di
seluruh
dunia
hidup,
makan,
bermain
dan
menabung.
18. YANG
TERJADI
1. Publik
dibanjiri
informasi
dari
mana
saja.
Secara
psikologis
akan
memicu
2
hal:
kejenuhan
dan
publik
hanya
mengkonsumsi
informasi
yang
diperlukan
saja
2. Masa
transisi
menyebabkan
kebingungan
mencari.
Publik
menuntut
berita
hadir
di
segala
tempat.
3. Kanal
informasi
baru
belum
terisi
informasi.
Konvergensi
masih
jauh
dari
kenyataan.
4. Profil
pengguna
berbeda
seUap
media.
Muncul
diferensiasi
pengguna
berdasarkan
media
yang
dikonsumsi.
19. YANG
DIBUTUHKAN
1. Perlu
informasi
yang
bisa
stands
out
di
tengah
kepungan/banjir
informasi.
2. Informasi
tersebut
relevan
untuk
menjawab
pertanyaan/kebingungan
yang
dibutuhkan
oleh
masyarakat.
3. Informasi
berada
di
kanal
yang
tepat
sesuai
target
komunikasi.
4. Informasi
tersebut
berbicara
dengan
bahasa
yang
dipahami
orang.
33. TAKE
OUT
1. Out
of
the
box
2. Temukan
posi=oning
3. Konsistensi
itu
pen=ng
4. Menimbulkan
tanda
tanya
5. Menarasikan
ulang
agar
relevan
6. Menyentuh
ha=
publik
7. Menggerakkan
publik
8. Penampilan
baru
9. Lebih
menyapa
10. Informasi
disampaikan
jelas
37. YANG
DIPERLUKAN
1. Informasi
yang
dialogis
2. Informasi
yang
bisa
dinarasikan
ulang
atau
dibagikan
orang
lain
3. Interkoneksi
antar
media
komunikasi
yang
ada
4. Memperluas
pembicaraan
38. MENYIAPKAN
AKTOR
1. The
Coder:
Programmer/Developer
yang
bisa
mempersiapkan
plaeorm
atau
kanal
komunikasi
yang
dipakai.
2. The
Scholar:
Akademisi
yang
bisa
menjelaskan
persoalan
secara
mendetail
dan
berdasar
data
dan
fakta.
3. The
Influencer:
Pembuat
opini
yang
bisa
membahasakan
persoalan
ke
muka
publik.
4. The
Organizer:
Penyelenggara
yang
memahami
insight
dari
publik
yang
dilibatkan.
39. Organizer
dan
akademisi
membangun
pengetahuan
yang
dapat
diakses.
Pembuat
opini
merespon
dengan
mengangkat
persoalan
Publik
mulai
mencari
informasi
di
pelbagai
plaeorm
yang
dikembangkan
programmer.
Ac=on
Publik
memutuskan
ikut
melakukan
=ndakan
yang
diharapkan.
Share
Publik
membagikan
pengalamannya
lewat
plaeorm
yang
bisa
diakses
Share
Awareness
Ac=on
Search
Interest
Awareness
Share
40. PADU
PADAN
• Tidak
bisa
=dak
di
abad
informasi
ini
harus
memadu
padankan
ak=vitas
offline
dan
online.
• Online
akan
membangun
wacana/diskursus
isu,
memperluas
percakapan,
mendorong
publik
ke
aksi.
• Offline
akan
mengelola
aksi
hingga
melibatkan
publik
untuk
berbagi.
41. AISAS
+
FIRESTARTER
Wood
stocking
Light
The
Fire
Keep
The
Flame
A
I
S
A
S
Proses
mengumpulkan
dan
penimbunan
bahan-‐bahan
di
sejumlah
==k
Proses
meman=k
isu
Proses
menjaga
isu
tetap
hangat
dan
dibicarakan
42. 3C
COMPONENTS
Content
Community
Conversa=on
commodity
social
crea=on
Percakapan
yang
dihasilkan
Bahan
yang
memicu
percakapan
Komunitas
yang
membicarakan