SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
Defending Digital Rights
in Southeast Asia
SITUASIKERENTANANKEBEBASAN
BEREKSPRESITERMASUKJURNALIS
DALAMKONTEKSDIGITAL
Damar Juniarto, Executive Director SAFEnet
“FGD Penyusunan Modul Pendidikan Hukum Klinis”
The Asia Foundation & STHI Jentera
5 September 2022
HAK DIGITAL FUNDAMENTAL
Akses
Internet
Kebebasan
Berekspresi
Keamanan
Digital
Komentar Umum No. 34 Komisi HAM PBB berisi hak-hak yang diakui di ranah offline,
berlaku juga di ranah online. Demikian juga dengan pembatasannya.
Pada tahun 2012, Resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyerukan kepada semua
negara untuk mempromosikan dan memfasilitasi akses ke internet dan kerjasama
internasional yang ditujukan untuk pengembangan media dan fasilitas informasi dan
komunikasi di semua negara. Resolusi ini memaksa setiap negara untuk memberikan
perlindungan terhadap kebebasan berekspresi di dunia online dan menjamin akses
internet yang adil dan merata. Sejak itu, istilah “hak asasi manusia online” atau “hak digital”
diperkenalkan secara global.
Hak digital fundamental memerlukan: 1) akses Internet terbuka, 2) perlindungan atas
kebebasan berekspresi online, dan 3) perlindungan keamanan online, termasuk privasi
dan kebebasan dari kekerasan/ancaman online terhadap pembela hak asasi manusia
(HRD).
HAKDIGITALSEBAGAIHAKASASI
HAK AKSES
INTERNET
(rights to access)
Meliputi kebebasan mengakses
Internet, seperti ketersediaan
infrastruktur, kepemilikan dan
kontrol layanan penyedia
Internet, kesenjangan digital,
kesetaraan akses antar gender,
bebas dari penapisan dan
blokir, pemadaman internet.
HAK UNTUK
BEREKSPRESI
(rights to express)
Meliputi jaminan atas
keberagaman konten, bebas
menyatakan pendapat, dan
penggunaan Internet dalam
menggerakkan masyarakat
sipil.
HAK ATAS
RASA AMAN
(rights on safety)
Meliputi bebas dari
penyadapan massal dan
pemantauan tanpa landasan
hukum, pembelian teknologi
perlindungan atas privasi,
hingga aman dari
penyerangan secara daring.
CAKUPAN HAK DIGITAL
2018 2019 2020
LAPORAN SITUASI HAK DIGITAL
DI INDONESIA 2018 - 2021
2018 2019 2020 2021
PERKEMBANGANINTERNETDIASIATENGGARA
Dalam pengaturan internet, idealnya adalah berlaku prinsip pengelolaan bersama
dengan pendekatan multi-stakeholders.
Namun dalam kenyataan karena memiliki kepentingan kuat, negara dan korporasi lebih
banyak mengontrol infrastuktur Internet, apa yang ada di dalam internet, siapa yang bisa
mengakses Internet.
REGULATORINTERNET
4 HUKUM UNTUK MEREGULASI INTERNET
Legal Legacy: Vertical Rules (Silos) Market Reality: Horizontal Networks (Layers)
INTERNET
SEBELUM SETELAH
TRANSISI REGULASI INTERNET
SETELAH
Market Reality: Horizontal Networks (Layers)
INTERNET
The Proposed Layered Regulatory Model
LAPISAN INTERNET
Hukum harus menghormati
integritas arsitektur Internet
yang berlapis-lapis
(Solum & Chung, 2004)
Pengaturan dan pengelolaan
Internet secara multipihak
melibatkan pemerintah, sektor
swasta, dan masyarakat sipil.
Keranjang Pengaturan
● Infrastruktur
● Hukum
● Ekonomi
● Pembangunan
● Sosial Budaya
TATA KELOLA INTERNET
Ketimpangan Digital
The Underprivileged People
Sensor Daring
Internet Shutdown
Regulasi Bermasalah
Represi Pada Ekspresi Sah
Polarized Communication
Undemocratic Circumstances
Mass-Surveillance
Unlawful Interception
Data Breach (privacy issues)
Absent of privacy regulations
PEMETAAN MASALAH DI INDONESIA
PELANGGARAN HAK DIGITAL
Pelanggaran Hak
Digital
Pemerintah Penegak Hukum Korporasi
Ketimpangan digital Lebih berpihak kepada korporasi
(Telco/ISP) daripada warga
Ancaman pidana pada
OpenBTS/RTRW.Net
Blokir konten 1.Permenkominfo No. 19/2014
2.Permenkominfo No. 5/2020
3.PP No. 71/2019
4.Permintaan pemerintah
5.Pasal 26 UU ITE
Melakukan permintaan
blokir/takedown
• Blacklist (ISP)
• Takedown (Tech Co)
• Swasensor (ISP/Tech
Company)
Internet Shutdown Penyelewengan pasal 40 UU ITE Melakukan permintaan
pemutusan internet
ISP memutus/
membatasi internet
Kriminalisasi Ekspresi Pembiaran atas 9 pasal
problematik UU ITE
Penyelewengan UU ITE Pembiaran
Disinformasi Aktor yang didukung Negara
sebar kebohongan
Tidak melakukan
penindakan
Tidak melakukan
tindakan
Doxing Aktor yang didukung Negara
mendoxing
Tidak melakukan
penindakan
Amuk Siber Aktor yang didukung Negara
menggerakkan amuk massa
Tidak melakukan
penindakan
Tidak melakukan
penindakan
Hacking Hacker yang didukung Negara Hacker yang didukung
Negara
Serangan DdoS Hacker yang didukung Negara Hacker yang didukung
Negara
Mass-surveillance Melakukan terang-terangan
dengan dalih Keamanan
Nasional dan Kesehatan Publik
Melakukan terang-
terangan dengan dalih
Keamanan Nasional
Melakukan terang-
terangan dengan dalih
Kesehatan Publik
Data breach Melindungi korporasi Tidak menindak
pemerintah/korporasi
Tidak
bertanggungjawab
Penyadapan ilegal Regulasi dan kewenangan K/L
yang saling bertumpuk
Penyelewengan UU
Penyadapan
Menyadap tanpa izin
dengan teknologi
Kekerasan Berbasis
Gender Online
Regulasi yang tidak berpihak
pada korban
Pasal 27 ayat 1 UU ITE
menjadi ganjalan korban
WEAPONIZATION OF INFORMATION
WEAPONIZATION OF (DIGITAL) LAW
WEAPONIZATION OF TECHNOLOGY
REPRESI TEKNOLOGIKAL
Informasi Sebagai Senjata Hukum sebagai Senjata Teknologi sebagai senjata
Sensor Online
Online Trolling
Disinformasi
Manipulasi opini
• Paid-influencer
• Trending topic
Propaganda komputasional
Amuk siber
Aturan hukum:
Pidana pencemaran nama baik, ujaran kebencian, UU
ITE, Strategic Lawsuits Against Public Participation
(SLAPP), Permenkominfo No. 5 Tahun 2020
Penegakan Hukum:
Polisi Siber untuk memonitor perkembangan situasi,
serta opini di ruang siber, dengan sasaran penyebaran
hoax terkait COVID-19, Hoaks terkait kebijakan
pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran wabah
COVID-19, penghinaan kepada penguasa/presiden
dan pejabat pemerintah. (ST Kapolri No.
ST/1100/IV/HUK.7.1.2020 tertanggal 4 April 2020 dan
No. STR/645/X/PAM.3.2./2020 tertanggal 2 Oktober
2020
Ketertiban Umum:
Polisi Virtual melakukan pemolisian narasi sesuai
Surat Edaran No. SE/2/II/2021 tgl 19 Februari 2021
Serangan ringan: doxing, pencurian
identitas digital, peniruan identitas,
demoralisasi, perkataan yang mendorong
kebencian, pembuatan profiling
Serangan keras: malware, peretasan akun
(media, media sosial, instant messaging),
DDoS, pemblokiran situs web,
deplatforming, robo calls
Pengintaian siber: Fake BTS – IMSI
Catcher, spyware (Pegasus, Circles)
Serangan ke infrastruktur:
• Bandwith throttling
• Internet shutdown/kill switch
REPRESI DI RANAH DIGITAL
8
5
3
11
12
15
10 10
9
41
7
16
14
17
9
19
26
21
16
5
34
17
10
14
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
Jumlah Insiden Serangan Digital
2020-2021
2020 2021
REPRESI DENGAN TEKNOLOGI
SUMBER: SAFENET, 2022
SERANGAN DIGITAL 2021
Sumber:
Laporan Situasi Hak Digital di Indonesia Tahun 2021
https://bit.ly/lapsafenet2021
SERANGAN DIGITAL TERARAH
Luring
8%
Daring
92%
JUMLAH MEDIA DI INDONESIA
TAHUN 2019
Luring Daring
Sudah
3%
Belum
97%
VERIFIKASI DEWAN PERS
(2019 - NOV 2020)
Sudah Belum
https://dewanpers.or.id/publikasi/opini_
detail/173/Media_Online_Perlu_Berbenah_ Diri
https://dewanpers.or.id/assets/ebook/
buletin/2101011634_e-Bulletin_ETIKA11_ November.pdf
43.300.
1.461
LANSKAP MEDIA DI INDONESIA
https://www.amsi.or.id/download/survey-lanskap-media-digital/#
LANSKAP MEDIA DIGITAL DI INDONESIA
Jaminan Kebebasan Pers ßà Perlindungan Wartawan
Tak ada gunanya kemerdekaan pers apabila wartawan
tidak merdeka dalam melakukan pekerjaan dan kegiatan
jurnalistik sesuai tuntutan profesinya; memenuhi hak
atas informasi (right to information) dan hak untuk tahu
(right to know) dari masyarakat yang notabene adalah
menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya
(obligation to fulfill). -- Dewan Pers, 2018
ARAHAN DEWAN PERS
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999:
UU ini mengatur tentang kemerdekaan pers, asas, fungsi dan peran media serta menetapkan
pembentukan dewan pers.
Pasal 4 UU Pers:
1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara
2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran
3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan
menyebarluaskan gagasan dan informasi
4. Hak tolak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemberitaan.
Pasal 18 UU Pers:
Mereka yang menghambat dan menghalangi kerja pers diancam dengan pidana.
”Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat
menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah)”
PERLINDUNGAN JURNALIS DI UU PERS
Surat Kesepakatan
Bersama Kominfo-
Kepolisian-
Kejaksaan
Pedoman Implementasi
pasal 27 ayat 3 poin l
untuk media/jurnalis.
INSTRUMEN PROTEKSI JURNALIS
Pasal 8 UU Pers
Dalam melaksanakan
profesinya wartawan
mendapat perlindungan
hukum.
Wartawan juga memiliki
hak tolak dalam rangka
untuk melindungi
narasumber.
Pasal 50 KUHP
“Barang siapa
melakukan perbuatan
untuk melaksanakan
ketentuan undang-
undang, tidak
dipidana”.
MOU Dewan Pers
dengan Kapolri
Sengketa pers
diselesaikan dengan
mekanisme sidang etik
di Dewan Pers.
Surat Edaran
Mahkamah Agung
No. 1 Tahun 2008
MOU Dewan Pers
dengan LPSK
Pembatasan kabar bohong (no. 212 – 218)
Definisi berita palsu (no. 212), karakter (no. 214), bentuk (no. 215)
Pembatasan reputasi (no. 219 – 230)
• Defamasi tidak bisa digunakan untuk menjustifikasi pemberangusan kritik
terhadap pejabat publik (no. 221)
• Pembatasan masa waktu pengajuan perkara maks. 1 tahun (no. 226)
• Pernyataan korban kekerasan seksual, dan konsumen tidak dapat digugat
atas tuduhan defamasi. (No. 230)
Pembatasan siar kebencian (no. 231 – 249)
Seseorang yang tidak mengadvokasi kebencian yang berupa penghasutan
untuk melakukan diskriminasi, peperangan atau kekerasan, tidak dilarang.
(No. 238)
Pembatasan izin terbit dan sensor (no. 250 – 256)
Sensor dalam perkembangan teknologi digital yang berdampak luas pada
media, termasuk pelambatan bandwith (throttling), pemblokiran konten
(blocking), pencabutan akun, atau bahkan mematikan jaringan internet
(internet shutdown) (no. 251)
+ GUNAKAN SNP 5/2021
Sumber: https://bit.ly/UnduhSNPFoE
“Social media can empower citizens, boost democracy, and help gauge the
pulse of public opinion. However, there are also worrisome counterexamples
of social media being used as a tool for repression”
– E. Morozov, The Net Delusion: The Dark Side of Internet Freedom, 2012
…. authoritarian regimes in Southeast Asia have adapted to new technologies and are
increasingly using social media and the internet for their own ends. They have
enhanced censorship and online repression and are employing the internet to co-opt
certain social groups, repress critics and legitimize their rule.
Social media is furthering polarization and distrust in Southeast Asian
societies, often based on disinformation campaigns and growing
sectarianism.” – Bunte, From Grassroots Movement to Disinformation: Social Media in
Southeast Asia, 2021
REPRESI DIGITAL
WEAPONIZATION OF INFORMATION
WEAPONIZATION OF (DIGITAL) LAW
WEAPONIZATION OF TECHNOLOGY
TECHNOLOGICAL OPRESSION
Informasi Sebagai Senjata Hukum sebagai Senjata Teknologi sebagai senjata
Sensor Online
Online Trolling
Disinformasi
Manipulasi opini
• Paid-influencer
• Trending topic
Propaganda
komputasional
Amuk siber
Aturan hukum:
Strategic Lawsuits Against Public Participation
(SLAPP) dengan pidana pencemaran nama baik,
ujaran kebencian, UU ITE, keonaran di UU No. 1,
kewenangan pemutusan akses di pasal 40 UU
ITE, PP 71 & Permenkominfo No. 5 Tahun 2020
Penegakan Hukum:
Polisi Siber untuk memonitor perkembangan
situasi, serta opini di ruang siber, dengan
sasaran penyebaran hoax terkait COVID-19,
Hoaks terkait kebijakan pemerintah dalam
mengantisipasi penyebaran wabah COVID-19,
penghinaan kepada penguasa/presiden dan
pejabat pemerintah.
Ketertiban Umum:
Polisi Virtual melakukan pemolisian narasi
sesuai Surat Edaran No. SE/2/II/2021 tgl 19
Februari 2021
Serangan ringan: doxing, pencurian
identitas digital, peniruan identitas,
demoralisasi, perkataan yang
mendorong kebencian, pembuatan
profiling
Serangan keras: malware, peretasan
akun (media, media sosial, instant
messaging), DDoS, pemblokiran situs
web, deplatforming, robo calls
Pengintaian siber: Fake BTS – IMSI
Catcher, spyware (Pegasus, Circles)
Serangan ke infrastruktur:
• Bandwith throttling
• Internet shutdown/kill switch
REPRESI DIGITAL DI INDONESIA
• Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pada 2021 menunjukkan ragam serangan
pada jurnalis, seperti peretasan situs media online, peretasan akun media
sosial jurnalis, hingga membocorkan data jurnalis ke publik agar jurnalis
tersebut mendapat tekanan yang lebih besar dari masyarakat. Per Mei
2020 merangkum empat kasus kekerasan wartawan dengan modus doxing
yang menimpa jurnalis di Indonesia (hukumonline.com, 2020).
• Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mencatat
peningkatan serangan doxing di Indonesia sebanyak 23 kasus dalam
rentang kejadian tahun 2017 hingga 2020. SAFEnet mengkategorisasikan
kelompok yang rentan mengalami doxing, yaitu jurnalis, aktivis hak asasi
manusia atau pro-demokrasi, serta warga. Bila dikelompokkan sesuai
profesi, sebanyak 13 jurnalis menjadi korban doxing, aktivis dan pembela
hak asasi manusia lima orang, serta warga biasa juga lima orang (Banimal,
Juniarto, & Ningtyas, 2020).
• LBH Pers awal tahun 2020 memprediksi kekerasan terhadap jurnalis di
ruang siber akan meningkat dengan berbagai macam modus operandi
(salah satunya doxing) (CNNIndonesia.com, 2020).
LAPORAN REPRESI DIGITAL PADA JURNALIS
PEMIDANAAN
DOXING
HACKING
DDOS
ATTACK
BLOKIR
AMUKSIBER
INTERNET
SHUTDOWN
STIGMA
HOAX
PETA REPRESI DIGITAL PADA JURNALIS
Di hilir, banyak orang yang seharusnya dilindungi justru
ditahan dan dihukum penjara karena UU ITE. Alih-alih ingin
menegakkan keadilan, pemenjaraan adalah tujuan
penggunaan UU ITE oleh para pelapor.
Dari 2013-2021, SAFEnet mencatat 393 kasus hukum UU
ITE.
Di tahun 2021, dari 38 kasus hukum UU ITE yang tercatat,
aktivis paling banyak dilaporkan dengan UU ITE (26%)
disusul oleh korban/pendamping/saksi kekerasan (21
%), jurnalis (13%), buruh (11%). Ternyata kelompok kritis
yang dilapor UU ITE lebih dari 50% total kasus yang
dicatat oleh SAFEnet.
Pelapor mayoritas tetap orang yang berkuasa, pejabat
publik dan petinggi institusi lebih dari 50% total kasus.
SITUASI KERENTANAN JURNALIS
Fadli Aksar, 2019 Zakki Amali, 2018
27 ayat 3 UU ITE 27 ayat 3 UU ITE
Diananta, 2020
28 ayat 2 UU ITE
Moh. Sadli, 2019
27 ayat 3 UU ITE
M. Asrul, 2020
28 ayat 2 UU ITE
Dandhy L, 2017
27 ayat 3 UU ITE
KASUS UU ITE DI RANAH EKSPRESI
STUDI KASUS 3 JURNALIS
Diananta, 2020 Moh. Sadli, 2019
M. Asrul, 2020
Bukan institusi pers yang diakui UU Pers
• Pasal 1 butir 2 UU Pers menyebutkan perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang
menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor
berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, dan
menyalurkan informasi. (Zakki)
• Konsekuensinya bila bukan perusahaan dan tidak terdaftar di Dewan Pers serta diakui
keberadaannya, dianggap bukan institusi pers yang dilindungi UU Pers. (Diananta)
Kepolisian mengabaikan MOU Dewan Pers dan Kapolri
• Kepolisian mengabaikan MOU
Kepolisian mengabaikan putusan sengketa di Dewan Pers
• Kepolisian mengabaikan keputusan Dewan Pers terhadap sengketa pers. (Diananta, Asrul)
Tidak maksimalnya digunakan instrumen pelindung Jurnalis dalam pendampingan kasus hukum
• Dewan Pers tidak dilibatkan sejak awal, tapi ketika kasus sudah berjalan di pengadilan.
• Kurang komunikasi antara media yang dilaporkan dengan Dewan Pers.
• Ahli ITE tidak dihadirkan di persidangan.
MENGAPA KENA KASUS UU ITE?
SUMBER: SAFENET, 2022
SERANGAN DIGITAL TAHUN 2021
Hacking Medsos
SASMITO
Peretasan IG, Twitter, Facebook
milik Sasmito Madrim, jurnalis
VOA/Ketua AJI
Doxing
13 JURNALIS
Peretasan IG, Twitter,
Facebook milik
Sasmito Madrim,
jurnalis VOA/Ketua AJI
Hacking Situs
TEMPO, TIRTO
Teknik defacing pada
halaman depan
web Tempo, penghapusan
artikel Tirto
DDoS
Suara Papua
Membanjiri server
dengan paket besar
sehingga down
RAGAM SERANGAN DIGITAL PADA JURNALIS
DOXING DI INDONESIA
Riset Peningkatan Serangan Doxing dan
Tantangan Perlindungannya di
Indonesia
Sumber:
https://id.safenet.or.id/2020/12/riset-
peningkatan-serangan-doxing-dan-
tantangan-perlindungannya-di-
indonesia
STUDI KASUS: CAKRA
Pada 10 September 2020, Cakrayuni Nuralam,
Editor/Kanal Cek Fakta liputan6.com
mempublikasikan artikel cek fakta di
https://www.liputan6.com/cek-
fakta/read/4352565/cek-fakta-tidak-benar-
anggota-dpr-dari-fraksi-pdi- perjuangan-cucu-
pendiri-pki-di-sumbar
11 September 2020, ia mendapat serangan masif
di media sosial. Ada empat akun yang
teridentifikasi sebagai pelaku doxing, yakni:
1. https://www.instagram.com/cyb3rw0lff99.tm/
2. https://www.instagram.com/d34th.5kull/
3. https://www.instagram.com/cyb3rw0lff__/
4. https://www.instagram.com/_j4ck__5on___
Berdasarkan penelusuran, satu akun saja sudah
banyak yang merepost. Dan itu hanya dalam
hitungan jam. Dokumentasi serangan ada di:
https://gramho.com/explore-
hashtag/D34TH_5KULL
• Lima orang jurnalis perempuan mengalami pelecehan seksual di
media sosial dan dirisak beramai-ramai oleh berbagai akun, tidak
hanya satu, bahkan dua atau tiga platform medsos sekaligus.
• Salah seorang jurnalis sempat dirawat di rumah sakit jiwa karena
doxing dan pelecehan seksual yang dialaminya. Foto yang
bersangkutan dimanipulasi dengan konten pornografi dan
disebarkan secara masif di platform Facebook.
• Temuan lain adalah mayoritas jurnalis yang menjadi korban doxing
cenderung trauma dengan objek pemberitaan yang menjadi pemicu
doxing terhadap mereka. Namun ada pula jurnalis yang memilih
tetap mengerjakan pemberitaan yang pernah memiciu doxing tapi
lebih berhati-hati dalam penulisannya (menerapkan swa-sensor).
DAMPAK DOXING PADA JURNALIS
Peraturan konten internet yang baru telah membahayakan sifat internet yang
terbuka dan semakin meminggirkan suara-suara yang kurang terwakili. Sensor
dan ketidakadilan pada akses.
PP 71/2019 PM 5/2020 PP 46/2021
PP 71/2019 memaksa platform media sosial,
aplikasi, dan penyedia layanan online lainnya
untuk memberikan akses ke penegakan
hukum dan memungkinkan untuk memotong
akses internet.
PM 5/2020 memaksa platform media sosial,
aplikasi, dan penyedia layanan online
lainnya untuk menerima yurisdiksi lokal atas
konten dan kebijakan serta praktik data
pengguna mereka.
PP 46/2021 pelanggaran netralitas
jaringan yang akan merugikan asas
keadilan dan kesempatan yang sama
bagi warga negara untuk mengakses
informasi.
PEMBATASAN BERLEBIH
PATROLI SIBER
Surat Telegram Kapolri
No. ST/1100/IV/HUK.7.1.2020
tertanggal 4 April 2020
Melaksanakan patroli siber untuk monitoring perkembangan situasi, serta opini
di ruang siber, dengan sasaran penyebaran hoax terkait COVID-19, Hoaks
terkait kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran wabah COVID-
19, penghinaan kepada penguasa/presiden dan pejabat pemerintah.
Poin 3c Surat Edaran Nomor SE/2/II/2021
tanggal 19 Februari 2021 Peringatan Virtual (Virtual Alert) dikirim lewat
DM/japri kepada warga, tanpa menunggu
aduan.
SE Kapolri SE/2/II/2021
POLISI VIRTUAL
Jakarta, 2019
Bandwith Throttling Internet Shutdown
Papua & Papua Barat, 2019-2021
PEMUTUSAN AKSES
TERIMA KASIH
TWITTER
@safenetvoice
FACEBOOK
safenetvoice
INSTAGRAM
safenetvoice
HOTLINE
08119223375
info@safenet.or.id

More Related Content

Similar to Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital

Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Abd Rahman
 
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Indriyatno Banyumurti
 
UU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditungguUU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditunggulengky
 
idigf - sosbud - elsam - indri saptaningrum
idigf - sosbud - elsam - indri saptaningrumidigf - sosbud - elsam - indri saptaningrum
idigf - sosbud - elsam - indri saptaningrumIGF Indonesia
 
Cybercrime dan Cyberlaw
Cybercrime dan CyberlawCybercrime dan Cyberlaw
Cybercrime dan CyberlawDwi Mardianti
 
etika internet sehat untuk dunia pendidikan
etika internet sehat untuk dunia pendidikanetika internet sehat untuk dunia pendidikan
etika internet sehat untuk dunia pendidikanmastono7
 
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraIGF Indonesia
 
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.pptSlide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.pptwahyurezanuaripraset
 
Tugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxTugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxSudirman45
 
TIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasi
TIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasiTIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasi
TIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasijackpopo
 
Putu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptxPutu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptxRiskiAnanda28
 
Materi 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tikMateri 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tikNanang Kurniawan
 
Revisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas LamaRevisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas LamaICT Watch
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruDamar Juniarto
 

Similar to Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital (20)

cyber_bullying final baru.ppt
cyber_bullying final baru.pptcyber_bullying final baru.ppt
cyber_bullying final baru.ppt
 
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
 
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)
 
UU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditungguUU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditunggu
 
idigf - sosbud - elsam - indri saptaningrum
idigf - sosbud - elsam - indri saptaningrumidigf - sosbud - elsam - indri saptaningrum
idigf - sosbud - elsam - indri saptaningrum
 
Cybercrime dan Cyberlaw
Cybercrime dan CyberlawCybercrime dan Cyberlaw
Cybercrime dan Cyberlaw
 
etika internet sehat untuk dunia pendidikan
etika internet sehat untuk dunia pendidikanetika internet sehat untuk dunia pendidikan
etika internet sehat untuk dunia pendidikan
 
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
 
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.pptSlide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
 
Tugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxTugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptx
 
TIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasi
TIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasiTIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasi
TIK_6. aspek sosial, budaya, ekonomi, etika dan legal dalam penggunaan informasi
 
Etika_Profesi_14.pdf
Etika_Profesi_14.pdfEtika_Profesi_14.pdf
Etika_Profesi_14.pdf
 
Putu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptxPutu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptx
 
Materi 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tikMateri 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tik
 
Dampak negatif tik
Dampak negatif tikDampak negatif tik
Dampak negatif tik
 
CYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptxCYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptx
 
UU ite
UU iteUU ite
UU ite
 
Uu ite(2)
Uu ite(2)Uu ite(2)
Uu ite(2)
 
Revisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas LamaRevisi UU ITE Nafas Lama
Revisi UU ITE Nafas Lama
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
 

More from Damar Juniarto

The Use of AI in Indonesia Election 2024
The Use of AI in Indonesia Election 2024The Use of AI in Indonesia Election 2024
The Use of AI in Indonesia Election 2024Damar Juniarto
 
Cross Border and Regional Disinformation in SEA
Cross Border and Regional Disinformation in SEACross Border and Regional Disinformation in SEA
Cross Border and Regional Disinformation in SEADamar Juniarto
 
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023Damar Juniarto
 
Stop Bullying 16 Jan 2024
Stop Bullying 16 Jan 2024Stop Bullying 16 Jan 2024
Stop Bullying 16 Jan 2024Damar Juniarto
 
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Damar Juniarto
 
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdfMenertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdfDamar Juniarto
 
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...Damar Juniarto
 
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di IndonesiaPeningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di IndonesiaDamar Juniarto
 
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada DemokrasiTantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada DemokrasiDamar Juniarto
 
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...Damar Juniarto
 
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesiaRefleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesiaDamar Juniarto
 
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed DecisionsThe Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed DecisionsDamar Juniarto
 
Case Internet Shutdown in Indonesia
Case Internet Shutdown in IndonesiaCase Internet Shutdown in Indonesia
Case Internet Shutdown in IndonesiaDamar Juniarto
 
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020Damar Juniarto
 
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaSerangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaDamar Juniarto
 
At The Brink of Digital Authoritarian
At The Brink of Digital AuthoritarianAt The Brink of Digital Authoritarian
At The Brink of Digital AuthoritarianDamar Juniarto
 
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia TenggaraPengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia TenggaraDamar Juniarto
 
Menanti Perlindungan Data Privasi Warga
Menanti Perlindungan Data Privasi WargaMenanti Perlindungan Data Privasi Warga
Menanti Perlindungan Data Privasi WargaDamar Juniarto
 
Aktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad InformasiAktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad InformasiDamar Juniarto
 
The Struggle for Digital Democracy in Indonesia
The Struggle for Digital Democracy in IndonesiaThe Struggle for Digital Democracy in Indonesia
The Struggle for Digital Democracy in IndonesiaDamar Juniarto
 

More from Damar Juniarto (20)

The Use of AI in Indonesia Election 2024
The Use of AI in Indonesia Election 2024The Use of AI in Indonesia Election 2024
The Use of AI in Indonesia Election 2024
 
Cross Border and Regional Disinformation in SEA
Cross Border and Regional Disinformation in SEACross Border and Regional Disinformation in SEA
Cross Border and Regional Disinformation in SEA
 
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
 
Stop Bullying 16 Jan 2024
Stop Bullying 16 Jan 2024Stop Bullying 16 Jan 2024
Stop Bullying 16 Jan 2024
 
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
 
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdfMenertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
 
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
 
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di IndonesiaPeningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
 
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada DemokrasiTantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
 
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
 
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesiaRefleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
 
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed DecisionsThe Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
 
Case Internet Shutdown in Indonesia
Case Internet Shutdown in IndonesiaCase Internet Shutdown in Indonesia
Case Internet Shutdown in Indonesia
 
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
 
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaSerangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
 
At The Brink of Digital Authoritarian
At The Brink of Digital AuthoritarianAt The Brink of Digital Authoritarian
At The Brink of Digital Authoritarian
 
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia TenggaraPengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
 
Menanti Perlindungan Data Privasi Warga
Menanti Perlindungan Data Privasi WargaMenanti Perlindungan Data Privasi Warga
Menanti Perlindungan Data Privasi Warga
 
Aktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad InformasiAktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad Informasi
 
The Struggle for Digital Democracy in Indonesia
The Struggle for Digital Democracy in IndonesiaThe Struggle for Digital Democracy in Indonesia
The Struggle for Digital Democracy in Indonesia
 

Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital

  • 1. Defending Digital Rights in Southeast Asia SITUASIKERENTANANKEBEBASAN BEREKSPRESITERMASUKJURNALIS DALAMKONTEKSDIGITAL Damar Juniarto, Executive Director SAFEnet “FGD Penyusunan Modul Pendidikan Hukum Klinis” The Asia Foundation & STHI Jentera 5 September 2022
  • 3. Komentar Umum No. 34 Komisi HAM PBB berisi hak-hak yang diakui di ranah offline, berlaku juga di ranah online. Demikian juga dengan pembatasannya. Pada tahun 2012, Resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyerukan kepada semua negara untuk mempromosikan dan memfasilitasi akses ke internet dan kerjasama internasional yang ditujukan untuk pengembangan media dan fasilitas informasi dan komunikasi di semua negara. Resolusi ini memaksa setiap negara untuk memberikan perlindungan terhadap kebebasan berekspresi di dunia online dan menjamin akses internet yang adil dan merata. Sejak itu, istilah “hak asasi manusia online” atau “hak digital” diperkenalkan secara global. Hak digital fundamental memerlukan: 1) akses Internet terbuka, 2) perlindungan atas kebebasan berekspresi online, dan 3) perlindungan keamanan online, termasuk privasi dan kebebasan dari kekerasan/ancaman online terhadap pembela hak asasi manusia (HRD). HAKDIGITALSEBAGAIHAKASASI
  • 4. HAK AKSES INTERNET (rights to access) Meliputi kebebasan mengakses Internet, seperti ketersediaan infrastruktur, kepemilikan dan kontrol layanan penyedia Internet, kesenjangan digital, kesetaraan akses antar gender, bebas dari penapisan dan blokir, pemadaman internet. HAK UNTUK BEREKSPRESI (rights to express) Meliputi jaminan atas keberagaman konten, bebas menyatakan pendapat, dan penggunaan Internet dalam menggerakkan masyarakat sipil. HAK ATAS RASA AMAN (rights on safety) Meliputi bebas dari penyadapan massal dan pemantauan tanpa landasan hukum, pembelian teknologi perlindungan atas privasi, hingga aman dari penyerangan secara daring. CAKUPAN HAK DIGITAL
  • 5. 2018 2019 2020 LAPORAN SITUASI HAK DIGITAL DI INDONESIA 2018 - 2021 2018 2019 2020 2021
  • 7. Dalam pengaturan internet, idealnya adalah berlaku prinsip pengelolaan bersama dengan pendekatan multi-stakeholders. Namun dalam kenyataan karena memiliki kepentingan kuat, negara dan korporasi lebih banyak mengontrol infrastuktur Internet, apa yang ada di dalam internet, siapa yang bisa mengakses Internet. REGULATORINTERNET
  • 8. 4 HUKUM UNTUK MEREGULASI INTERNET
  • 9. Legal Legacy: Vertical Rules (Silos) Market Reality: Horizontal Networks (Layers) INTERNET SEBELUM SETELAH TRANSISI REGULASI INTERNET
  • 10. SETELAH Market Reality: Horizontal Networks (Layers) INTERNET The Proposed Layered Regulatory Model
  • 11. LAPISAN INTERNET Hukum harus menghormati integritas arsitektur Internet yang berlapis-lapis (Solum & Chung, 2004)
  • 12. Pengaturan dan pengelolaan Internet secara multipihak melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Keranjang Pengaturan ● Infrastruktur ● Hukum ● Ekonomi ● Pembangunan ● Sosial Budaya TATA KELOLA INTERNET
  • 13. Ketimpangan Digital The Underprivileged People Sensor Daring Internet Shutdown Regulasi Bermasalah Represi Pada Ekspresi Sah Polarized Communication Undemocratic Circumstances Mass-Surveillance Unlawful Interception Data Breach (privacy issues) Absent of privacy regulations PEMETAAN MASALAH DI INDONESIA
  • 14. PELANGGARAN HAK DIGITAL Pelanggaran Hak Digital Pemerintah Penegak Hukum Korporasi Ketimpangan digital Lebih berpihak kepada korporasi (Telco/ISP) daripada warga Ancaman pidana pada OpenBTS/RTRW.Net Blokir konten 1.Permenkominfo No. 19/2014 2.Permenkominfo No. 5/2020 3.PP No. 71/2019 4.Permintaan pemerintah 5.Pasal 26 UU ITE Melakukan permintaan blokir/takedown • Blacklist (ISP) • Takedown (Tech Co) • Swasensor (ISP/Tech Company) Internet Shutdown Penyelewengan pasal 40 UU ITE Melakukan permintaan pemutusan internet ISP memutus/ membatasi internet Kriminalisasi Ekspresi Pembiaran atas 9 pasal problematik UU ITE Penyelewengan UU ITE Pembiaran Disinformasi Aktor yang didukung Negara sebar kebohongan Tidak melakukan penindakan Tidak melakukan tindakan Doxing Aktor yang didukung Negara mendoxing Tidak melakukan penindakan
  • 15. Amuk Siber Aktor yang didukung Negara menggerakkan amuk massa Tidak melakukan penindakan Tidak melakukan penindakan Hacking Hacker yang didukung Negara Hacker yang didukung Negara Serangan DdoS Hacker yang didukung Negara Hacker yang didukung Negara Mass-surveillance Melakukan terang-terangan dengan dalih Keamanan Nasional dan Kesehatan Publik Melakukan terang- terangan dengan dalih Keamanan Nasional Melakukan terang- terangan dengan dalih Kesehatan Publik Data breach Melindungi korporasi Tidak menindak pemerintah/korporasi Tidak bertanggungjawab Penyadapan ilegal Regulasi dan kewenangan K/L yang saling bertumpuk Penyelewengan UU Penyadapan Menyadap tanpa izin dengan teknologi Kekerasan Berbasis Gender Online Regulasi yang tidak berpihak pada korban Pasal 27 ayat 1 UU ITE menjadi ganjalan korban
  • 16. WEAPONIZATION OF INFORMATION WEAPONIZATION OF (DIGITAL) LAW WEAPONIZATION OF TECHNOLOGY REPRESI TEKNOLOGIKAL
  • 17. Informasi Sebagai Senjata Hukum sebagai Senjata Teknologi sebagai senjata Sensor Online Online Trolling Disinformasi Manipulasi opini • Paid-influencer • Trending topic Propaganda komputasional Amuk siber Aturan hukum: Pidana pencemaran nama baik, ujaran kebencian, UU ITE, Strategic Lawsuits Against Public Participation (SLAPP), Permenkominfo No. 5 Tahun 2020 Penegakan Hukum: Polisi Siber untuk memonitor perkembangan situasi, serta opini di ruang siber, dengan sasaran penyebaran hoax terkait COVID-19, Hoaks terkait kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran wabah COVID-19, penghinaan kepada penguasa/presiden dan pejabat pemerintah. (ST Kapolri No. ST/1100/IV/HUK.7.1.2020 tertanggal 4 April 2020 dan No. STR/645/X/PAM.3.2./2020 tertanggal 2 Oktober 2020 Ketertiban Umum: Polisi Virtual melakukan pemolisian narasi sesuai Surat Edaran No. SE/2/II/2021 tgl 19 Februari 2021 Serangan ringan: doxing, pencurian identitas digital, peniruan identitas, demoralisasi, perkataan yang mendorong kebencian, pembuatan profiling Serangan keras: malware, peretasan akun (media, media sosial, instant messaging), DDoS, pemblokiran situs web, deplatforming, robo calls Pengintaian siber: Fake BTS – IMSI Catcher, spyware (Pegasus, Circles) Serangan ke infrastruktur: • Bandwith throttling • Internet shutdown/kill switch REPRESI DI RANAH DIGITAL
  • 18. 8 5 3 11 12 15 10 10 9 41 7 16 14 17 9 19 26 21 16 5 34 17 10 14 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES Jumlah Insiden Serangan Digital 2020-2021 2020 2021 REPRESI DENGAN TEKNOLOGI
  • 20. Sumber: Laporan Situasi Hak Digital di Indonesia Tahun 2021 https://bit.ly/lapsafenet2021 SERANGAN DIGITAL TERARAH
  • 21. Luring 8% Daring 92% JUMLAH MEDIA DI INDONESIA TAHUN 2019 Luring Daring Sudah 3% Belum 97% VERIFIKASI DEWAN PERS (2019 - NOV 2020) Sudah Belum https://dewanpers.or.id/publikasi/opini_ detail/173/Media_Online_Perlu_Berbenah_ Diri https://dewanpers.or.id/assets/ebook/ buletin/2101011634_e-Bulletin_ETIKA11_ November.pdf 43.300. 1.461 LANSKAP MEDIA DI INDONESIA
  • 23. Jaminan Kebebasan Pers ßà Perlindungan Wartawan Tak ada gunanya kemerdekaan pers apabila wartawan tidak merdeka dalam melakukan pekerjaan dan kegiatan jurnalistik sesuai tuntutan profesinya; memenuhi hak atas informasi (right to information) dan hak untuk tahu (right to know) dari masyarakat yang notabene adalah menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya (obligation to fulfill). -- Dewan Pers, 2018 ARAHAN DEWAN PERS
  • 24. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999: UU ini mengatur tentang kemerdekaan pers, asas, fungsi dan peran media serta menetapkan pembentukan dewan pers. Pasal 4 UU Pers: 1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara 2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran 3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi 4. Hak tolak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemberitaan. Pasal 18 UU Pers: Mereka yang menghambat dan menghalangi kerja pers diancam dengan pidana. ”Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)” PERLINDUNGAN JURNALIS DI UU PERS
  • 25. Surat Kesepakatan Bersama Kominfo- Kepolisian- Kejaksaan Pedoman Implementasi pasal 27 ayat 3 poin l untuk media/jurnalis. INSTRUMEN PROTEKSI JURNALIS Pasal 8 UU Pers Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum. Wartawan juga memiliki hak tolak dalam rangka untuk melindungi narasumber. Pasal 50 KUHP “Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang- undang, tidak dipidana”. MOU Dewan Pers dengan Kapolri Sengketa pers diselesaikan dengan mekanisme sidang etik di Dewan Pers. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 MOU Dewan Pers dengan LPSK
  • 26. Pembatasan kabar bohong (no. 212 – 218) Definisi berita palsu (no. 212), karakter (no. 214), bentuk (no. 215) Pembatasan reputasi (no. 219 – 230) • Defamasi tidak bisa digunakan untuk menjustifikasi pemberangusan kritik terhadap pejabat publik (no. 221) • Pembatasan masa waktu pengajuan perkara maks. 1 tahun (no. 226) • Pernyataan korban kekerasan seksual, dan konsumen tidak dapat digugat atas tuduhan defamasi. (No. 230) Pembatasan siar kebencian (no. 231 – 249) Seseorang yang tidak mengadvokasi kebencian yang berupa penghasutan untuk melakukan diskriminasi, peperangan atau kekerasan, tidak dilarang. (No. 238) Pembatasan izin terbit dan sensor (no. 250 – 256) Sensor dalam perkembangan teknologi digital yang berdampak luas pada media, termasuk pelambatan bandwith (throttling), pemblokiran konten (blocking), pencabutan akun, atau bahkan mematikan jaringan internet (internet shutdown) (no. 251) + GUNAKAN SNP 5/2021 Sumber: https://bit.ly/UnduhSNPFoE
  • 27. “Social media can empower citizens, boost democracy, and help gauge the pulse of public opinion. However, there are also worrisome counterexamples of social media being used as a tool for repression” – E. Morozov, The Net Delusion: The Dark Side of Internet Freedom, 2012 …. authoritarian regimes in Southeast Asia have adapted to new technologies and are increasingly using social media and the internet for their own ends. They have enhanced censorship and online repression and are employing the internet to co-opt certain social groups, repress critics and legitimize their rule. Social media is furthering polarization and distrust in Southeast Asian societies, often based on disinformation campaigns and growing sectarianism.” – Bunte, From Grassroots Movement to Disinformation: Social Media in Southeast Asia, 2021 REPRESI DIGITAL
  • 28. WEAPONIZATION OF INFORMATION WEAPONIZATION OF (DIGITAL) LAW WEAPONIZATION OF TECHNOLOGY TECHNOLOGICAL OPRESSION
  • 29. Informasi Sebagai Senjata Hukum sebagai Senjata Teknologi sebagai senjata Sensor Online Online Trolling Disinformasi Manipulasi opini • Paid-influencer • Trending topic Propaganda komputasional Amuk siber Aturan hukum: Strategic Lawsuits Against Public Participation (SLAPP) dengan pidana pencemaran nama baik, ujaran kebencian, UU ITE, keonaran di UU No. 1, kewenangan pemutusan akses di pasal 40 UU ITE, PP 71 & Permenkominfo No. 5 Tahun 2020 Penegakan Hukum: Polisi Siber untuk memonitor perkembangan situasi, serta opini di ruang siber, dengan sasaran penyebaran hoax terkait COVID-19, Hoaks terkait kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran wabah COVID-19, penghinaan kepada penguasa/presiden dan pejabat pemerintah. Ketertiban Umum: Polisi Virtual melakukan pemolisian narasi sesuai Surat Edaran No. SE/2/II/2021 tgl 19 Februari 2021 Serangan ringan: doxing, pencurian identitas digital, peniruan identitas, demoralisasi, perkataan yang mendorong kebencian, pembuatan profiling Serangan keras: malware, peretasan akun (media, media sosial, instant messaging), DDoS, pemblokiran situs web, deplatforming, robo calls Pengintaian siber: Fake BTS – IMSI Catcher, spyware (Pegasus, Circles) Serangan ke infrastruktur: • Bandwith throttling • Internet shutdown/kill switch REPRESI DIGITAL DI INDONESIA
  • 30. • Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pada 2021 menunjukkan ragam serangan pada jurnalis, seperti peretasan situs media online, peretasan akun media sosial jurnalis, hingga membocorkan data jurnalis ke publik agar jurnalis tersebut mendapat tekanan yang lebih besar dari masyarakat. Per Mei 2020 merangkum empat kasus kekerasan wartawan dengan modus doxing yang menimpa jurnalis di Indonesia (hukumonline.com, 2020). • Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mencatat peningkatan serangan doxing di Indonesia sebanyak 23 kasus dalam rentang kejadian tahun 2017 hingga 2020. SAFEnet mengkategorisasikan kelompok yang rentan mengalami doxing, yaitu jurnalis, aktivis hak asasi manusia atau pro-demokrasi, serta warga. Bila dikelompokkan sesuai profesi, sebanyak 13 jurnalis menjadi korban doxing, aktivis dan pembela hak asasi manusia lima orang, serta warga biasa juga lima orang (Banimal, Juniarto, & Ningtyas, 2020). • LBH Pers awal tahun 2020 memprediksi kekerasan terhadap jurnalis di ruang siber akan meningkat dengan berbagai macam modus operandi (salah satunya doxing) (CNNIndonesia.com, 2020). LAPORAN REPRESI DIGITAL PADA JURNALIS
  • 32. Di hilir, banyak orang yang seharusnya dilindungi justru ditahan dan dihukum penjara karena UU ITE. Alih-alih ingin menegakkan keadilan, pemenjaraan adalah tujuan penggunaan UU ITE oleh para pelapor. Dari 2013-2021, SAFEnet mencatat 393 kasus hukum UU ITE. Di tahun 2021, dari 38 kasus hukum UU ITE yang tercatat, aktivis paling banyak dilaporkan dengan UU ITE (26%) disusul oleh korban/pendamping/saksi kekerasan (21 %), jurnalis (13%), buruh (11%). Ternyata kelompok kritis yang dilapor UU ITE lebih dari 50% total kasus yang dicatat oleh SAFEnet. Pelapor mayoritas tetap orang yang berkuasa, pejabat publik dan petinggi institusi lebih dari 50% total kasus. SITUASI KERENTANAN JURNALIS
  • 33. Fadli Aksar, 2019 Zakki Amali, 2018 27 ayat 3 UU ITE 27 ayat 3 UU ITE Diananta, 2020 28 ayat 2 UU ITE Moh. Sadli, 2019 27 ayat 3 UU ITE M. Asrul, 2020 28 ayat 2 UU ITE Dandhy L, 2017 27 ayat 3 UU ITE KASUS UU ITE DI RANAH EKSPRESI
  • 34. STUDI KASUS 3 JURNALIS Diananta, 2020 Moh. Sadli, 2019 M. Asrul, 2020
  • 35. Bukan institusi pers yang diakui UU Pers • Pasal 1 butir 2 UU Pers menyebutkan perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, dan menyalurkan informasi. (Zakki) • Konsekuensinya bila bukan perusahaan dan tidak terdaftar di Dewan Pers serta diakui keberadaannya, dianggap bukan institusi pers yang dilindungi UU Pers. (Diananta) Kepolisian mengabaikan MOU Dewan Pers dan Kapolri • Kepolisian mengabaikan MOU Kepolisian mengabaikan putusan sengketa di Dewan Pers • Kepolisian mengabaikan keputusan Dewan Pers terhadap sengketa pers. (Diananta, Asrul) Tidak maksimalnya digunakan instrumen pelindung Jurnalis dalam pendampingan kasus hukum • Dewan Pers tidak dilibatkan sejak awal, tapi ketika kasus sudah berjalan di pengadilan. • Kurang komunikasi antara media yang dilaporkan dengan Dewan Pers. • Ahli ITE tidak dihadirkan di persidangan. MENGAPA KENA KASUS UU ITE?
  • 36. SUMBER: SAFENET, 2022 SERANGAN DIGITAL TAHUN 2021
  • 37. Hacking Medsos SASMITO Peretasan IG, Twitter, Facebook milik Sasmito Madrim, jurnalis VOA/Ketua AJI Doxing 13 JURNALIS Peretasan IG, Twitter, Facebook milik Sasmito Madrim, jurnalis VOA/Ketua AJI Hacking Situs TEMPO, TIRTO Teknik defacing pada halaman depan web Tempo, penghapusan artikel Tirto DDoS Suara Papua Membanjiri server dengan paket besar sehingga down RAGAM SERANGAN DIGITAL PADA JURNALIS
  • 38. DOXING DI INDONESIA Riset Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia Sumber: https://id.safenet.or.id/2020/12/riset- peningkatan-serangan-doxing-dan- tantangan-perlindungannya-di- indonesia
  • 39. STUDI KASUS: CAKRA Pada 10 September 2020, Cakrayuni Nuralam, Editor/Kanal Cek Fakta liputan6.com mempublikasikan artikel cek fakta di https://www.liputan6.com/cek- fakta/read/4352565/cek-fakta-tidak-benar- anggota-dpr-dari-fraksi-pdi- perjuangan-cucu- pendiri-pki-di-sumbar 11 September 2020, ia mendapat serangan masif di media sosial. Ada empat akun yang teridentifikasi sebagai pelaku doxing, yakni: 1. https://www.instagram.com/cyb3rw0lff99.tm/ 2. https://www.instagram.com/d34th.5kull/ 3. https://www.instagram.com/cyb3rw0lff__/ 4. https://www.instagram.com/_j4ck__5on___ Berdasarkan penelusuran, satu akun saja sudah banyak yang merepost. Dan itu hanya dalam hitungan jam. Dokumentasi serangan ada di: https://gramho.com/explore- hashtag/D34TH_5KULL
  • 40. • Lima orang jurnalis perempuan mengalami pelecehan seksual di media sosial dan dirisak beramai-ramai oleh berbagai akun, tidak hanya satu, bahkan dua atau tiga platform medsos sekaligus. • Salah seorang jurnalis sempat dirawat di rumah sakit jiwa karena doxing dan pelecehan seksual yang dialaminya. Foto yang bersangkutan dimanipulasi dengan konten pornografi dan disebarkan secara masif di platform Facebook. • Temuan lain adalah mayoritas jurnalis yang menjadi korban doxing cenderung trauma dengan objek pemberitaan yang menjadi pemicu doxing terhadap mereka. Namun ada pula jurnalis yang memilih tetap mengerjakan pemberitaan yang pernah memiciu doxing tapi lebih berhati-hati dalam penulisannya (menerapkan swa-sensor). DAMPAK DOXING PADA JURNALIS
  • 41. Peraturan konten internet yang baru telah membahayakan sifat internet yang terbuka dan semakin meminggirkan suara-suara yang kurang terwakili. Sensor dan ketidakadilan pada akses. PP 71/2019 PM 5/2020 PP 46/2021 PP 71/2019 memaksa platform media sosial, aplikasi, dan penyedia layanan online lainnya untuk memberikan akses ke penegakan hukum dan memungkinkan untuk memotong akses internet. PM 5/2020 memaksa platform media sosial, aplikasi, dan penyedia layanan online lainnya untuk menerima yurisdiksi lokal atas konten dan kebijakan serta praktik data pengguna mereka. PP 46/2021 pelanggaran netralitas jaringan yang akan merugikan asas keadilan dan kesempatan yang sama bagi warga negara untuk mengakses informasi. PEMBATASAN BERLEBIH
  • 42. PATROLI SIBER Surat Telegram Kapolri No. ST/1100/IV/HUK.7.1.2020 tertanggal 4 April 2020 Melaksanakan patroli siber untuk monitoring perkembangan situasi, serta opini di ruang siber, dengan sasaran penyebaran hoax terkait COVID-19, Hoaks terkait kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran wabah COVID- 19, penghinaan kepada penguasa/presiden dan pejabat pemerintah.
  • 43. Poin 3c Surat Edaran Nomor SE/2/II/2021 tanggal 19 Februari 2021 Peringatan Virtual (Virtual Alert) dikirim lewat DM/japri kepada warga, tanpa menunggu aduan. SE Kapolri SE/2/II/2021 POLISI VIRTUAL
  • 44. Jakarta, 2019 Bandwith Throttling Internet Shutdown Papua & Papua Barat, 2019-2021 PEMUTUSAN AKSES