1. Literasi Media: Sebuah Pendekatan untuk Mengenal dan Memahami
Oleh: Mochamad Rofik
Twitter: @m_rovik
Dewasa ini, arus informasi mengalami signifikansi yang sangat pesat, baik segi kecepatan
maupun kuantitas. Seiring dengan berkembanganya teknologi, informasi kian mudah
didapatkan. Saking mudahnya, informasi bisa diakses hanya dengan sentuhan jari. Tidak
hanya kian mudah dalam memperoleh informasi, kini setiap individu, komunitas, lembaga
maupun kelompok-kelompok sosial lainnya juga mempunyai akses yang semakin mudah
untuk memproduksi informasi. Namun, kemudahan akses memproduksi dan memperoleh
informasi nyatanya tidak berbanding lurus dengan kualitas informasi yang beredar.
Kemudahan akses baik produksi maupun mendapatkan informasi membuat ledakan informasi
yang sangat besar, informasi yang terlalu banyak ini sering disebut dengan istilah banjir
informasi atau overload information. Dengan kemampuan otak manusia yang terbatas,
manusia tidak mungkin menyerap semua informasi yang beredar dan memang tidak
seharusnya pula semua informasi kita cerna. Supaya lebih efisien, perlu kiranya pemilahan
informasi terlebih dahulu sebelum informasi dikonsumsi.
Informasi adalah faktor penting dalam mengkonstruksi pikiran manusia, cara pandang dan
opini manusia juga dipengaruhi dengan informasi yang ia serap. Informasi yang terus
diterima individu secara berulang-ulang dan masif akan membuat individu berkecenderungan
untuk membenarkan informasi yang ia terima. Padahal, informasi yang diterima belum tentu
kebenarannya.
Media Massa
Media massa secara sederhana adalah media yang diperuntukkan untuk umum. Bentuk media
massa beraneka ragam, mulai dari TV, radio, portal berita, koran, majalah, dll. Kata media
sendiri berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti antara dan kata massa dapat berarti
padat atau bisa diartikan sebagai kalayak ramai, orang banyak atau masyarakat umum.
Penjabaran mengenai media massa memberi pengertian yang lebih luas, media massa dapat
dipahami sebagai alat penyampai informasi kepada khalayak ramai atau masyarakat umum
dengan tujuan untuk memberikan informasi, edukasi dan hiburan.
2. Seiring berkembangnya demokrasi, media massa saat ini sering diidentikkan sebagai pilar
demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini menunjukkan jika
media massa mempunyai peran mayor dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegera. Media massa yang mempunyai peran besar dalam mengkonstruk tatanan sosial
tersebut sampai membuat Napoleon Bonaparte juga merasa was-was. “Aku lebih takut satu
surat kabar, ketimbang 10 batalion musuh,” cetus Bonaparte sang revolusioner Perancis pada
akhir abad 19.
Bahkan para praktisi media, khususnya konsentrasi kajian mengenai dampak media massa
menggambarkan jika media mempunyai pengaruh terhadap konstruksi berfikir publik. Salah
satu contoh teori dampak media massa yang tersohor adalah teori jarum suntik, teori ini
berpandangan jika media massa menusuk dan memberi dampak yang sangat besar terhadap
pola pikir masyarakat. Analogi sederhananya, dengan jarum suntik manusia bisa sembuh dari
sakit dan dengan jarum suntik manusia juga bisa meregang nyawa.
Lebih mendalam lagi, obat yang diinjeksikan menggunakan jarum suntik akan mengalir
mengikuti aliran darah, pun demikian dengan informasi yang dibawa media massa. Informasi
yang terserap akan menyatu dengan pikiran, membentuk pola pikir dan akhirnya membentuk
persepsi (opini) publik.
Keterbukaan Informasi dan Era Internet
Berkaca pada sejarah, keterbukaan informasi di Indonesia dimulai pada saat runtuhnya rezim
orde baru, pada tahu 1998. Semenjak keruntuhan Soeharto inilah, Indonesia memulai era
kebebasan dan keterbukaan yang hampir menyentuh segala aspek kehidupan, tak terkecuali
aspek keterbukaan informasi. Kabar baiknya, keterbukaan informasi juga mendorong
pertumbuhan industri media, pada awal era reformasi banyak media massa yang tumbuh dan
perkembang cukup pesat.
Pertumbuhan industri media massa ini tidak hanya terjadi di Ibu kota, beberapa media lokal
tumbuh dan berkembang bak jamur di musim hujan. Pertumbuhan media ini tentunya
mengindikasikan jika memang sudah saatnya masyarakat mendapatkan informasi yang
sebenar-benarnya tanpa propaganda rezim yang berkuasa. Pertumbuhan media massa juga
memberikan sentimen positif untuk sektor ekonomi, karena industri ini menyerap banyak
tenaga kerja.
3. Kabar buruknya, jika selama orde baru media massa “dikuasai” pemerintah, pada era
reformasi media massa banyak dikuasai oleh konglomerasi besar dan lebih mengkhawatirkan
lagi, banyak diantara media dikuasai oleh para politisi. Bisa dibayangkan, pemberitaan media
yang bersangkutan cenderung akan memihak. Akhirnya, mau tidak mau, afiliasi kepemilikan
akan berpengaruh terhadap kualitas informasi yang disampaikan pada publik.
Tidak hanya masalah kepemilikan dan independensi, pada awal tahun 2000-an internet tak
terbendung merangsek perkembangan zaman. Industri media massa khususnya media cetak
seperti koran dan majalah sempat mengalami kekhawatiran karena dengan internet semua
orang dapat memperoleh informasi dengan lebih cepat dan murah. Belakangan, walaupun
memang sudah ada beberapa media yang memutuskan menutup edisi cetaknya dan beralih ke
media online. Mayoritas media massa di Indonesia percaya jika tradisi membaca
konvensional (koran, majalah, buku) adalah kebiasaan yang tidak akan tergantikan dengan
membaca secara digital.
Walau mayoritas media percaya tradisi membaca konvensional tidak akan pernah memudar,
mereka juga tidak menutup mata untuk mengikuti perkembangan teknologi. Banyak media
massa cetak yang sekarang juga memberikan layanan berita berbasis online, bahkan beberapa
koran sudah memberikan fasilitas untuk membaca koran cetak dengan fasilitas e-paper.
Fasilitas e-paper yang dikembangkan beberapa media membuat masyarakat bisa menikmati
koran bentuk cetak dalam versi digital. Bagaimanapun terlalu sulit untuk melawan
perkembangan teknologi, pilihan terbaik adalah berjalan beriringan.
Dijelaskan pada alinea pembuka, dengan perkembangan teknologi yang pesat, internet,
komputer, tablet, gawai, dll. Persoalan baru juga muncul, kemudahan akses untuk
mendapatkan dan memproduksi informasi tidak jarang digunakan dengan cara tidak
bertanggung jawab. Khusus mengenai kemudahan memproduksi dan menyebarluaskan
informasi, sekarang banyak situs-situs berita baru bermunculan dan memberikan banyak
informasi alternatif. Mulai dari situs yang mengatasnamakan agama, sosialis sampai
nasionalis lengkap berjejer di ranah internet. Penting menjadi perhatian, karena banyak media
online “abal-abal” ini sering memberikan informasi yang menyesatkan dan tidak dilandasi
fakta.
Namun, dengan keahlian dan produksi informasi yang seoalah-olah benar, tidak jarang
banyak orang yang terpedaya dengan informasi yang diproduksi media “abal-abal” ini.
Mengingat akses yang mudah, siapapun bisa mendapatkan informasi tersebut. Namun,
4. kemudahan akses informasi tidak dibarengi dengan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia
yang belum merata. Hal ini menjadi riskan, infromasi-informasi hoax yang dihembuskan
media “abal-abal” bisa mengakibkan keresahan masyarakat dan menginisiasi konflik.
Sosial media
Disadari atau tidak sosial media dalam 10 tahun terakhir telah menjadi bagian yang tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Facebook, Twitter, Instagram, Path adalah beberapa
sosial media yang sedang booming akhir-akhir ini. Tidak jarang, orang-orang yang kurang
bertanggung jawab juga menggunakan sosial media sebagai media penyebar informasi jonru.
Tidak hanya menyebarkan informasi propaganda negatif, sosial media dalam banyak kasus
juga digunakan untuk aksi kriminalitas seperti penipuan dan pencemaran nama baik.
Apakah harus meninggalkan sosial media? jawabnya tentu tidak. Lagi-lagi, entah itu media
massa cetak, online dan sosial media pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar alat. Alat yang
diciptakan untuk mempermudah akses informasi. Dengan Facebook, kita bisa tetap
berhubungan dengan keluarga dan sanak sasudara yang jaraknya jauh, Twitter dengan
Trending Topiknya membantu melihat fenomena terkini sehingga tetap up to date. Instagram
akan membantu mengabadikan momen-momen penting, ya walaupun lama-kelamaan hampir
semua sosial media di Indonesia tak ubahnya seperti toko online. Seperti yang dikatakan
CEO Twitter Dick Costolo, ia selalu terkejut dengan cara orang Indonesia menggunakan
sosial media.
Mengibaratkan sosial media seperti pisau, mengharuskan pengguna sosial media bijak dalam
menggunakan akun sosialnya. Bijak dalam menggunakan sosial media minimal akan
membantu pengguna (user) menghidari dampak negatif yang dapat ditimbulkan, sehingga
user akan terhindar dari kejadin yang kurang berkenan.
Mungkin ada yang masih ingat mengenai berita mengenai pemutusan pertemanan di
Facebook karena beda pandangan dan pilihan politik, hal ini sungguh tidak elok. Facebook
diciptakan Zuckeberg untuk saling menghubungkan individu agar mereka bertukar informasi
dan membebaskan belenggu keterbelakangan informasi, bukan untuk saling menghina
apalagi sampai memutuskan silaturahmi. Berbeda pandangan adalah keniscayaan, tapi
Facebook atau media sosial lainnya tidak seharusnya digunakan untuk permusuhan. Have fun
guys.
5. Pada era overload information, sebagai user media, baik media cetak, media online dan sosial
media dituntut untuk jeli dalam menerima informasi. Bahkan, kemampuan memilah
informasi adalah keharusan. Informasi yang sudah tidak pasti kebenarannya bisa dibuang dan
tidak perlu diproses untuk dipahami. Sebaliknya, informasi yang mungkin mempunyai nilai
kebenaran bisa diolah dan dianalisis. Tidak kalah pentingnya, user juga dituntut untuk
mengetahui siapa pembuat informasi, motif dibalik pembuatan informasi dan apa yang
sebenarnya diharapkan dari pembuat informasi. Proses mulai dari menelaah pembuatan
informasi, proses distribusi informasi sampai motif penyebaran informasi inilah yang disebut
dengan literasi media.
Malang, 11 Juni 2015
Mochamad Rofik
6. Contoh berita straight:
Ekonomi Integratif Jadi Program Unggulan
KEPANJEN - Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 81 Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) yang bertempat di Desa Mangunrejo Kecamatan Kepanjen, menjadikan
pemberdayaan ekonomi sebagai program unggulan. Tidak tanggung-tanggung, program ini
digarap secara intens hampir tiga minggu. Mulai dari seminar kewirausahaan, pemberdayaan
potensi desa dan pelatihan kerajinan tangan.
“Melihat potensi dan kebutuhan desa, KKN 81 UMM akhirnya memberi porsi lebih untuk
pemberdayaan ekonomi warga Mangunrejo,” ungkap Mochamad Rofik selaku Kordinator
Desa KKN 81 kepada Malang Post kemarin.
Rofik memamparkan, keseriusan mahasiswa KKN 81 UMM untuk menggarap sektor
ekonomi bisa dilihat dari program kerja yang hampir tiga minggu ini telah dilaksanakan.
KKN 81 UMM memulainya dengan mengadakan seminar kewirausahaan dan pemberdayaan
potensi desa yang selanjutnya juga diikuti dengan pelatihan kerajinan tangan dan pembukaan
bazar takjil. “Kami memulai dari pembangunan pola fikir dan membantu warga melihat
potensi daerahnya,” papar Rofik dengan penuh semangat.
Mahasiswa yang terkenal vokal ini juga menuturkan, jika konsep ekonomi integratif dipilih
bukan tanpa alasan. “Setelah melihat banyak faktor akhirnya KKN 81 UMM mantap untuk
memberdayakan ekonomi warga secara integratif. Mulai dari pendampingan, pelatihan-
pelatihan sampai membuka pasar bagi mereka,” jelas mahasiswa jurusan Pendidikan
Matematika tersebut.
Dulani selaku Kepala Desa Mangunrejo memberi apresiasi positif terhadap program kerja
yang diusung KKN 81 UMM. Kepala desa yang terkenal sederhana ini menilai jika program
yang dilaksanakan sangat membantu warganya. “Saya mengucapkan terima kasih dan
mengapresiasi KKN 81 UMM, mudah-mudahan kerjasama ini bisa terus berlanjut ke
depannya,” harap kepala desa yang baru satu tahun menjabat tersebut.
Senada denga Kepala Desa, Mujiati salah satu warga yang mengikuti bazar takjil juga
menyampaikan rasa terima kasihnya. “Alhamdulillah, bisa menambah uang jajan anak
apalagi mau menyambut lebaran,” ungkapnya dengan wajah sumringah.
Selain berkonsentrasi di pemberdayaan ekonomi, KKN 81 UMM juga menggarap bidang-
bidang lain seperti kesehatan dan pendidikan. Retno selaku sekretaris KKN 81 UMM
menuturkan, jika di bidang pendidikan KKN 81 UMM konsen pada pengembangan madrasah
Diniyah dan TPQ Plus. “Kami bersama masyarakat menggarap administrasi Sekolah Diniyah
Al-Anwar dan TPQ Plus. Dalam satu bulan ini peserta didik tidak hanya belajar membaca Al
Qur’an saja tetapi juga diberi keterampilan pidato, ceramah, bahasa Arab dll,” jelas
mahasiswi semester enam tersebut.
7. Sementara itu Sumari salah satu peserta penerima pengobatan gratis dan bantuan sembako
juga merasa sangat senang dengan adanya KKN 81 UMM. “Saya sangat terbantu dengan
adanya pengobatan gratis dan bantuan sembako ini,” tandasnya.(red/lim)
Sumber: Malang Post
8. Contoh berita features:
Eksklusif: Bupati Suyoto Membangun Bojonegoro
LPM Didaktik. Mendengar kata Bojonegoro tentu bukan hal yang asing, kabupaten yang
terkenal dengan ledre sebagai makanan khasnya ini memiliki potensi minyak dan gas (Migas)
yang besar. Namun, kita juga sering mendengar jika Bojonegoro identik dengan banjir,
kekeringan dan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Timur.
Kesan negatif Bojonegoro sebagai kawasan tertinggal sedikit demi sedikit mulai terkikis.
Tahun 2008 Bojonegoro memulai masa baru. Suyoto terpilih sebagai Bupati Bojonegoro
untuk periode 2008-2013, Suyoto yang berpasangan dengan Setyo Hartono diangkat menjadi
bupati setelah keluarnya SK Kemendagri bernomor 131-35-88/2008.
Sekarang kita melihat Desa Ngringinrejo, salah satu kawasan yang dulunya selalu menjadi
langganan banjir. Dengan dukungan penuh Pemkab Bojonegoro, Ngringinrejo menjelma
menjadi kawasan agrowisata belimbing yang terkemuka di Jawa Timur. Ini adalah salah satu
contoh keberhasilan Suyoto. Akan tetapi, dibalik wajah Bojonegoro yang sekarang ternyata
ada kisah berharga yang dapat kita petik sebagai pelajaran.
Suyoto kecil tidak pernah bercita-cita untuk menjadi bupati, ia hanya berkeinginan menjadi
seorang guru dan supir bus. Awal karirnya Suyoto juga terkesan jauh dari politik, Suyoto
mengawali karir sebagai dosen, pernah bekerja di perusahaan penerbangan, sampai akhirnya
menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik pada tahun 2000.
Singkat cerita, Suyoto terpanggil untuk membenahi tempat kelahirannya dan akhirnya
mengambil keputusan untuk maju menjadi calon bupati melalui Partai Amanat Nasional
(PAN) pada Pilkada Bojonegoro tahun 2007. Setelah memenangi Pilkada drama politik
dimulai, pihak Santoso, rival saat pencalonan bupati menggugat KPUD Bojonegoro. Santoso
dan Tim pemenangannya menilai ada kecurangan terkait pencalonan Setyo Hartono. Santoso
Cs menganggap Setyo Hartono masih anggota Aktif TNI sehingga tidak bisa mencalonkan
diri sebagai Wakil Bupati.
Gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan Tinggi Jawa Timur tersebut sempat membuat
rekapitulasi suara tertahan di DPRD Bojonegoro, sebelum akhirnya rekapitulasi diserahkan
9. ke Kemendagri melalui Gubernur. Hal ini mengakibatkan pelantikan yang awalnya
dijadwalkan tanggal 8 Februari molor menjadi 12 Maret 2008.
Setelah Pilkada dan proses pelantikan yang melelahkan, Suyoto dan Setyo Hartono kembali
menghadapi tantangan yang tidak mudah. Diketahui waktu itu, Pemkab Bojonegoro
mempunyai hutang 350 Miliar dan ditambah lagi, Suyoto dihadapkan dengan birokrat yang
mayoritas pro terhadap Bupati yang lama, Santoso.
Pemaafan Politik
Masa-masa awal Suyoto memimpin Bojonegoro, banyak desas-desus dikalangan birokrat di
lingkungan Pemkab Bojonegoro. Mereka menduga akan ada pemecatan masal karena
mayoritas birokrat pro terhadap Santoso, bupati sebelumnya.
Mendengar isu yang berkembang, Suyoto akhirnya mengambil sikap, ia memutuskan untuk
memberi pemaafan politik. “Kita membuat komitmen dan konsensus baru, kita tidak meminta
dulu terhadap mereka tetapi meyakinkan, kita bersama-sama bekerja untuk masyarakat
Bojonegoro,” ungkap Suyoto kepada Didaktik.
Suyoto menegaskan, konsensus yang ia maksud adalah mengubah pandangan dasar seperti
berdebat menjadi berdialog, menyuruh menjadi meminta.
Akhirnya, setelah memastikan tidak akan ada pemecatan masal, Suyoto meminta kesiapan
birokratnya untuk bersama-sama membantu dia merealisasikan program kerja yang telah
dicanangkan. “Anda siap gak membantu saya? lalu mereka bilang siap, karena anda siap
sekarang bantu saya untuk mewujudkan janji-janji kampanye saya,” Suyoto menirukan
dirinya sendiri pada awal masa kepemimpinannya.
Selain penguatan internal di Pemkab, Suyoto sadar jika stabilitas politik adalah salah satu
elemen penting untuk memajukan sektor lain termasuk sektor ekonomi. “Contohnya sebelum
pilihan legislatif (2014), saya mengumpulkan semua calon legislatif dan berdialog mengenai
potensi dan rencana pembangunan Bojonegoro,” jelas bupati yang terpilih untuk
keduakalinya pada tahun 2013 tersebut.
10. Mengumpulkan calon legislatif, menurut Suyoto adalah cara dia untuk menjalin komunikasi
lebih awal sehingga tidak terjadi keos dibelakang hari. “Ini cara saya, sehingga tidak akan ada
kasus seperti Pak Ahok dan Pak Jokowi,” cetusnya. Sebagaimana lazim diketauhi, Gubernur
Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok sering berseberangan dengan DPRD Jakarta, pun
demikian dengan Jokowi yang tidak jarang berbeda pandangan dengan Koalisi Merah Putih
di DPR RI.
Dua Tahun Tak Membangun
Diceritakan diawal saat Suyoto dan Setyo naik menjadi Bupati dan Wakil Bupati, Pemkab
Bojonegoro berhutang Rp. 350 Miliar. Di awal masa pemerintahan ini Suyoto berfikir keras,
di satu sisi ia harus tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Bojonegoro, di
sisi lain ia harus memutar otak untuk membayar hutang.
Menjawab persoalan yang sedang dihadapi, Suyoto akhirnya berkoordinasi dengan pihak
Bank Jatim. “Kita Scheduling pembayaran hutang, sehingga hutang tetap bisa kita lunasi dan
pelayanan pokok masyarakat tidak terganggu,” Suyoto memaparkan strateginya.
Bupati yang pernah mengajar di UMM ini juga bercerita, dalam dua tahun pertama
kepemimpinannya Kabupaten Bojonegoro tidak belanja apapun, hanya memenuhi pelayanan
dasar masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan selebihnya APBD digunakan Suyoto
untuk menutup hutang.
Strategi yang dipilih Suyoto terlihat efektif, setelah dua tahun masa pemerintahannya hutang
Pemkab Bojonegoro lunas dan pada tahun ini, Suyoto bisa berbangga hati, jika tujuh tahun
lalu Bojonegoro mempunyai hutang Rp. 350 Miliar saat ini Pemkab Bojonegoro masuk
jajaran empat besar pemilik saham mayoritas di Bank Jatim.
Bupati yang kerap berbicara di forum internasional mengenai demokrasi tersebut berujar,
perekonomian yang tumbuh pesat akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
dan Suyoto paham betul, pengusaha swasta dan potensi masyarakat adalah unsur penting
untuk meningkatkan ekonomi dan PAD.“Saya melibatkan swasta dan potensi masyarakat
Bojonegoro untuk menggenjot perekonomian,” cetusnya.
11. “Bicara PAD, PAD kan dari pajak restoran, hotel dan semacamnya, lah Bojonegoro tidak
punya,” ungkapnya. Untuk meningkatkan PAD Suyoto akhirnya mengeluarkan banyak
terobosan, Suyoto mengeluarkan banyak insentif, seperti potongan pajak, UMR yang lebih
rendah dan masih banyak lagi. Akhirnya, seperti yang dijelaskan Suyoto, pabrik, hotel dan
restoran mulai tumbuh dan secara otomatis PAD Kabuaten Bojonegoro juga akan meningkat.
Dana Abadi Migas
Bojonegoro adalah salah satu tempat yang memiliki kekayaan alam khusunya Migas yang
tinggi. Potensi yang dimiliki Bojonegoro tersebut juga tidak lupa menjadi perhatian Bupati
Suyoto. Melihat potensi yang besar dan memahami bahwa Migas adalah Sumber Daya Alam
(SDA) tidak terbarukan. Maka, Suyoto menggagas untuk menciptakan dana abadi migas.
Gagasan Suyoto ini jika terealisasi merupakan dana abadi migas pertama untuk tingkat
daerah.
Gagasan yang dikeluarkan Suyoto tentu adalah gagasan yang revolusioner. Selain ini adalah
kebijakan dana abadi migas pertama untuk level daerah, Pemkab Bojonegoro juga harus
merelakan sebagian pendapatan dari sektor migas disisihkan untuk dana abadi migas.
Sehingga, Pemkab Bojonegoro tidak bisa langsung menikmati hasilnya sekarang.
Gagasan yang segera menjadi kebijakan ini adalah keberanian dari Suyoto yang berfikir
untuk Bojonegoro di masa depan. Dana abadi migas adalah salah satu kebijakan unggulan
yang sedang dan akan segera direalisasikan Suyoto. “Agro insdustri, jasa, lingkungan hidup,
dana abadi perminyakan, reformasi birokrasi dan kepemimpinan yang trasformatif menjadi
komitmen kami,” ungkap bupati yang juga bercita-cita menjadikan Bojonegoro sebagai
kawasan wisata migas.
Menurut Imanuddin Abdullah, dana abadi migas berfungsi untuk menjamin ekonomi
berkelanjutan dan hal tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi
masyarakatnya. Contoh negara yang sudah melakukan dana abadi migas adalah Norwegia.
"Norwegia, Sovereign Oil Fund yang dikenal dengan Government Pension Fund Global. Saat
ini asetnya sudah mencapai US$ 905 miliar atau US$ 177.000 per penduduk di Norwegia,”
ungkap Imanuddin yang merupakan Peneliti Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF) seperti dilansir Jitu News.
12. Data-data statistik juga menunjukkan Kabupen Bojonegoro mengalami banyak perbaikan dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2014, pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar
3,21% dan angka kemiskinan menurun sebesar 14,75%.
Penulis: Mochamad Rofik
Sumber: lpmdidaktik.com
13. Contoh berita deep news atau investigasi:
Riza Elfana Mencari Keadilan?
LPM Didaktik - Senin petang (10/11), kantor bersama BEM FKIP dan SEFA FKIP terlihat
tak biasa, kantor tampak sesak dengan banyaknya mahasiswa yang ada di ruangan tersebut.
Bukan seperti biasanya yang selalu ramai karena rapat kegiatan dan kajian-kajian
kontemporer, kali ini lembaga intra FKIP ternyata menyikapi surat permohonan dari salah
satu dosen Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris bernama Riza Elfana.
Tidak lama setelah ditunggu, orang yang bersangkutan datan. Perbincanganpun segera
dimulai, suasana yang sebelumnya sedikit gaduh terlihat mulai sunyi. Mahasiswa yang hadir
di forum mulai mendengarkan penjelasan Riza tetang surat yang di edarkan kepada beberapa
elemen organ mahasiswa di lingkungan kampus UMM. Riza pada pertemuan petang tersebut
menyatakan jika ia adalah korban penindasan birokrasi kampus.
Seperti yang diutarakan dalam forum tersebut, pada bulan Februari 2014 Riza telah
mendapatkan surat rekomendasi dari jurusan bernomor E.2.f/001/B.ing-FKIP/UMM/II/2014
mengenai pengajuan dosen yang dimandatkan untuk melanjutkan studi S3. Bak gayung
bersambut surat rekomendasi dari Prodi Bahasa Inggris disambaut dengan keluarnya surat
rekomendasi dari Dekanat FKIP bernomor E.6.g/167/UMM-FKIP/II/2014 pada bulan yang
sama, Februari 2014.
Selama proses pengajuan surat rekomendasi dari rektor, Riza berujar terus meningkatkan
kemampuan akademik dan melengkapi semua persyaratan-persyaratan agar mendapat
beasiswa dari kampus yang akan di tuju. "Atas usaha saya, maka saya berhasil mendapatkan
calon supervisor di Queesland Australia, Auckland University New Zeland dan Michigan
State University," ungkap Riza kepada mahasiswa yang hadir.
Berbekal apa yang telah didapatkan, Riza Elfana memberanikan diri menghadap Rektor
UMM, Muhadjir Efendi, Riza meminta surat rekomendasi. "Atas kemajuan usaha saya, saya
memberanikan diri untuk menghadap pak rektor," ungkapnya.
Pada saat itu, Riza mengaku mendapat tanggapan positif dari rektorat, walaupun belum
mendapat rekom secara tertulis tapi riza mengaku telah mendapat dukungan dari rektor
sehingga ia semakin semangat dalam mengejar beasiswa untuk S3-nya. Riza juga mengaku,
14. rektor malah menyarankan untuk mengambil di New Zeland atau USA. Ketika merasa
mendapat apresiasi yang positif dari rektor, Riza mendaftarkan diri pada beberapa jalur
beasiswa sampai akhirnya ia mendapatkan beasiswa prestisius FULLBRIGHT.
Setelah diterima di berbagai univeristas ternama untuk studi S3-nya, Riza mulai merasa ada
keanehan dan perubahan sikap dari dosen-dosen senior di Prodi Bahasa Inggris. Tidak hanya
di kalangan Prodi, oknum dekanat juga mulai ia rasakan berubah sikap. Walau perubahan
sikap itu mulai dirasakan, Riza menangkap gelagat ada yang tidak menginginkan ia
melanjutkan studinya. Namun, Riza tetap memberanikan diri untuk minta surat ke PR I
Bambang Widagdo. Akan tetapi nihil, karena PR I belum berani memberikan surat
rekomendasi sebelum ada memo dari rektor.
Pertemuan dengan PR I menghantarkan Riza kembali untuk bertemu Rektor UMM.
Pertemuan yang berlangsung singkat, rektor menjanjikan akan menelepon PR I agar
memberikan rekomendasi. Setelah mendapat angin segar dari rektor, Riza kembali
menghadap ke PR I untuk meminta surat rekomendasi. Naas, PR I menjawab jika ia belum
mendapatkan telfon dari rektor. Padahal surat rekomendasi sangat dibutuhkan Riza karena
dalam waktu dekat ia harus mengikuti lokakarya sebagai salah satu syarat menerima
beasiswa.
Belum rampungnya surat rekomendasi membuat Riza harus merelakan jika beasiswanya
kandas, sampai pada akhirnya 19 September 2014 Riza menulis surat resmi kepada Rektor
UMM, Sayang, hari itu Muhadjir Efendi sedang berada di luar negeri. Selama rektor berada
di luar negeri inilah Riza mengaku banyak keanehan yang terjadi dari rekan kerjanya di
Universitas Muhammadiyah Malang. Keanehanpun berlanjut ketika Riza mulai mendapatkan
teror melalui sms walaupun ia menolak untuk memberitahu isi sms dan pengirimnya. "Tapi
yang jelas ini sangat tidak pantas".
Hari demi hari kasus ini semakin berlarut-larut sampai akhirnya Riza dipanggil oleh Dekan
FKIP, Poncojari Wahyono untuk diminta mundur atau diberhentikan dengan tidak
hormat."Saya sangat shock ketika Dekan meminta saya mundur atau diberhentikan dengan
tidak hormat,". Tidak lama, surat tugas turun dengan ditandatangani PR I yang isinya semua
jam mengajar Riza Elfana digantikan oleh dosen lain. Ketika ditanya apakah Riza sudah
mencoba meminta klarifikasi, Riza menjawab jika Dekan FKIP menyerahkan semuanya ke
pimpinan univeristas.
15. Didaktik akhirnya mencoba mengkonfirmasi ke pihak dekanat mengenai kasus Riza Elfana
ini. Salah satu sumber Didaktik mengatakan, sebenarnya permasalahan ini sudah lama dan
sudah barang tentu pimpinan mempunyai banyak pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Sumber Didaktik yang enggan disebutkan namanya tersebut juga bercerita jika hal ini terjadi
karena sikap Riza Elfana tidak bisa ditolerir. "Bukannya mencoba menyelesaikan masalah
dengan baik, ia malah psy war menantang UMM di pengadilan," ungkap sumber yang tidak
mau disbutkan namanya tersebut. Dari sini terlihat Dekanat FKIP merasa Riza tidak ada
niatan baik untuk menyelesaikan permasalahan dengan jalan kekeluargaan sesuai dengan
kultur Muhammadiyah.
Setelah dari fakultas, wartawan Didaktik mencoba kepihak rektorat walaupun hasilnya nihil
karena yang bersangkutan tidak bisa ditemui. Wartawan kami akhirnya menemui salah satu
Kepala Biro di lingkup UMM yang notabene mempunyai kedekatan baik dengan Riza Elfana
dan pihak universitas. Sumber Didaktik kali ini awalnya enggan bercerita mengenai
permasalahan tersebut dan terkesan tutup mulut. Namun, pada akhirnya setelah agak lama
berbicang narasumber mulai berani buka suara.
Ketika kami bertanya apakah benar Riza memberi ancaman akan membawa kasus ini ke
pengadilan? narasumber kami yang kantornya berdekatan dengan rektorat ini mengaku tidak
benar. "Setelah mendengar isu itu saya sempat ketemu dengan kuasa hukum Riza yang tak
lain adalah suaminya berinisial M. Ia menuturakan jika beliau tidak pernah mengancam
universitas melainkan kepada oknum jurusan yang dirasa telah mencemarkan nama baik Riza
Elfana,".
Usut punya usut ternyata orang yang mempunyai masalah dengan Riza juga dekat dengan
oknum dekanat FKIP yang kebetulan juga mempunyai masalah pribadi dengan suami Riza
Elfana. Singkat cerita, menurut sumber kami kasus ini terdengar oleh Rektor UMM yang
pada akhirnya muncul surat tugas untuk menggantikan jam mengajar Riza Elfana. Ketika
ditanya mengenai apakah ada kode etik yang dilanggar oleh Riza? Narasumber kami
menjelaskan jika hanya status pernikahan dan perceraiannya yang mungkin bisa
dipermasalahkan. Usut punya usut ternyata Riza telah menikah lagi tanpa memberi tahu pada
pihak kepegawaian UMM.
Wartawan media ini juga mencari informasi ke PR III, walaupun melalui pihak ketiga. Dyah
Karmiyati selaku PR III menyatakan jika permasalah ini akan dibicarakan denga pimpinan
universitas. yang jelas menurutnya pasti ada pertimbangan kenapa Riza Elfana akan
diberhentikan.
16. Informasi terus kami cari dan ternyata sumber kami di internal Prodi Bahasa Inggirs
mengungkap jika Prodi secara resmi telah mengajukan permohonan mediasi kepada Dekanat
FKIP untuk menjadi penengah konflik antara Riza Elfana dan orang yang berseteru dengan
Riza baik dari oknum Prodi Bahasa Inggris maupun oknum dekanat. Namun hasilanya nihil.
Sampai laporan ini diturunkan kajian-kajian di elemen-elemen mahasiswa terus berlangsung.
Tak lupa Didaktik juga meminta tanggapan dari mahasiswa Bahasa Inggris yang pernah
diajar Riza Elfana dan hampir semua mengatakan jika Riza adalah dosen yang baik dan
peduli tehadap mahasiswanya.
Penulis : Mochamad Rofik / Luthfi Nurul Rosyidah
Sumber: lpmdidaktik.com