3. Kesepakatan kelas
● Silent Handphone
● Dilarang merokok di dalam ruangan
● Bila bertanya, silahkan mengangkat tangan terlebih dahulu
● Sesi pertanyaan tersendiri, jadi Ketika penyampaian materi jangan
bertanya terlebih dahulu
● Mengikuti kegiatan mulai awal sampai akhir
● Menjaga kebersihan kelas
4. Ice Breaking
1. Siapkan selembar kertas dan sebuah spidol atau
pulpen.
2. Buatlah gambar sebuah bentuk geometris, huruf,
atau angka yang anda sukai di selembar kertas.
Ukuran dan posisi bebas.
3. Waktu anda 11 detik untuk melakukannya
5. Tujuan ice breaking ini Anda mampu mengembangkan
gambar bentuk geometris, huruf, atau angka yang telah
Anda buat menjadi gambar makhluk hidup apapun.
Anda memiliki waktu 2 menit 2 detik untuk mengembangkannya.
/
8. • Apakah Sekolah Penggerak?
Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan
hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali
dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
9.
10. 01. Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah dimana
Kemendikbud memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak
02. Penguatan SDM Sekolah
11.
12.
13.
14. Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan
sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting
dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tanpa
tujuan, kita pastilah hanya buang-buang waktu dan
biaya saja. Jika sebuah tujuan jelas dan penting bagi
hidup kita, pastilah kita akan mencari dan
menggunakan berbagai cara untuk mencapainya,
seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di
setiap fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran
(CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai
peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP
dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com
15. Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran atau sering
disingkat CP adalah istilah dalam
Kurikulum Merdeka Belajar yang
artinya kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik
pada setiap fase perkembangan.
Capaian Pembelajaran ini terdiri
dari sekumpulan kompetensi dan
lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi.
Misalnya, Capaian Pembelajaran
dalam mata pelajaran Matematika
adalah siswa dapat
mendeskripsikan ciri berbagai
bentuk bangun datar.
Istilah Capaian Pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka Belajar ini
sama dengan istilah KI dan KD
dalam Kurikulum 2013. Bedanya,
format Capaian Pembelajaran
dalam kurikulum yang baru ini tidak
lagi memisahkan antara aspek
pengetahuan, keterampilan, dan
sikap seperti dalam KI dan KD.
Semua aspek tersebut digabung
dan diintegrasikan dalam satu
paragraf.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Bapak dan Ibu guru tentu sering
mendengar istilah silabus dalam
Kurikulum 2013. Nah, dalam
Kurikulum Merdeka Belajar istilah
silabus ini digantikan dengan istilah
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah
rangkaian tujuan pembelajaran yang
tersusun secara sistematis dan logis
di dalam fase secara utuh dan
menurut urutan pembelajaran sejak
awal hingga akhir suatu fase. ATP ini
memiliki fungsi yang sama dengan
silabus, yakni menjadi panduan
perencanaan pembelajaran.
ATP juga menjadi panduan guru dan
murid untuk mencapai Capaian
Pembelajaran di akhir suatu fase.
16. Modul Ajar (MA)
Istilah dalam Kurikulum
Merdeka Belajar lainnya
adalah Modul Ajar (MA).
Istilah Modul Ajar dalam
Kurikulum Merdeka Belajar
ini sama dengan istilah RPP
(Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dalam
Kurikulum 2013. Hanya
saja, komponen Modul Ajar
lebih lengkap dibandingkan
RPP.
Adapun komponen yang
terdapat dalam MA, antara
lain tujuan pembelajaran,
langkah pembelajaran,
media pembelajaran,
asesmen, serta informasi
dan referensi belajar
lainnya.
Profil Pelajar Pancasila
Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, Bapak
dan Ibu guru akan sering mendengar
dan menggunakan istilah Profil Pelajar
Pancasila. Apa itu Profil Pelajar
Pancasila?
Profil Pelajar Pancasila adalah sejumlah
ciri karakter dan kompetensi yang
diharapkan untuk diraih oleh peserta
didik, yang didasarkan pada nilai-nilai
luhur Pancasila. Istilah ini sama dengan
istilah PPK (Penguatan Pendidikan
Karakter) dalam Kurikulum 2013.
Ada enam elemen utama yang harus
dimiliki oleh Pelajar Pancasila, yaitu
beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif.
17. Kurikulum Operasional
di Satuan Pendidikan
(KOSP)
Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan
(KOSP) adalah istilah
dalam Kurikulum
Merdeka Belajar yang
memuat seluruh
rencana proses
belajar yang
diselenggarakan di
satuan pendidikan,
sebagai pedoman
seluruh
penyelenggaraan
pembelajaran. Istilah
KOSP ini sama saja
dengan istilah KTSP
(Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan).
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
(KKTP)
Jika dalam Kurikulum 2013, kriteria
ketuntasan belajar siswa ditentukan oleh
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada
setiap mata pelajaran, dalam Kurikulum
Merdeka Belajar istilah ini tidak lagi
digunakan dan digantikan dengan Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
(KKTP).
Adapun fungsi utama dari KKTP adalah
sebagai bahan refleksi guru dalam
menilai proses pembelajaran dan
mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi siswa sehingga dapat
memperbaiki proses pembelajaran atau
menciptakan pembelajaran yang lebih
sesuai dengan siswa.
Ada beberapa cara dalam menentukan KKTP
pada Kurikulum Merdeka, beberapa
diantaranya adalah menggunakan
deskripsi kriteria, rubrik performa,
interval nilai, interval nilai yang diolah
dari rubrik, dan memperhatikan
kompetensi yang ada dalam tujuan
pembelajaran.
18. Kurikulum Operasional
di Satuan Pendidikan
(KOSP)
Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan
(KOSP) adalah istilah
dalam Kurikulum
Merdeka Belajar yang
memuat seluruh
rencana proses
belajar yang
diselenggarakan di
satuan pendidikan,
sebagai pedoman
seluruh
penyelenggaraan
pembelajaran. Istilah
KOSP ini sama saja
dengan istilah KTSP
(Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan).
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
(KKTP)
Jika dalam Kurikulum 2013, kriteria
ketuntasan belajar siswa ditentukan oleh
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada
setiap mata pelajaran, dalam Kurikulum
Merdeka Belajar istilah ini tidak lagi
digunakan dan digantikan dengan Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
(KKTP).
Adapun fungsi utama dari KKTP adalah
sebagai bahan refleksi guru dalam
menilai proses pembelajaran dan
mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi siswa sehingga dapat
memperbaiki proses pembelajaran atau
menciptakan pembelajaran yang lebih
sesuai dengan siswa.
Ada beberapa cara dalam menentukan KKTP
pada Kurikulum Merdeka, beberapa
diantaranya adalah menggunakan
deskripsi kriteria, rubrik performa,
interval nilai, interval nilai yang diolah
dari rubrik, dan memperhatikan
kompetensi yang ada dalam tujuan
pembelajaran.
19. Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka
Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN
20. Pengertian Capaian Pembelajaran/CP
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD.
Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata
pelajaran.
21.
22. CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan
learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah
performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya
terlebih dulu
23. CP disusun menggunakan
metode Backward Design
Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan
akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan
asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:
Identifikasi hasil
yang diinginkan
Menentukan
bukti-bukti yang
dapat diterima
Merencanakan
pengalaman
belajar dan
instruksi
24. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu
untuk mencapainya (fase).
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi
memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat
untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan
dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.
Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi
untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan
pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan
dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai
CP, sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
25. Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk
mencapai garis finish tersebut, pemerintah
membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase.
Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk
membedakannya dengan kelas karena peserta
didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar
dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi
guru dan siswa untuk menyesuaikan rancangan
pembelajaran dengan tahapan perkembangan,
kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan
belajar siswa (Teaching at The Right Level).
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan
dapat memiliki waktu lebih panjang untuk
memahami dan mendalami konsep-konsep dan
keterampilan untuk mencapai sebuah
kompetensi yang dibangun CP.
26. CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi
Jenjang PAUD
• Fase Fondasi (TK B)
Jenjang SD
• Fase A (Kelas 1-2 SD)
• Fase B (Kelas 3-4 SD)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Jenjang SMP
• Fase D (Kelas 7-9 SMP)
Jenjang SMA/SMK
• Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase F (Kelas 11-12 SMA)
27. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan
intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa berdasarkan pada hasil
Asesmen Diagnostik. Sangat mungkin sekali, di sebuah kelas terdapat
perbedaan CP yang digunakan.
29. Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok
kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata
pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang
saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan
mata pelajaran lainnya.
Contoh:
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
30. Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat
waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara
mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan
cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-
masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat
memenuhi CP mengemudikan mobil.
Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.
Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya.
Elemen dalam CP
31. Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa
Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual
sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses
kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan
terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan
empati peserta didik.
32. Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C
Berpikir dan
Bekerja Artistik
Siswa mampu mengenali dan membiasakan
diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana
untuk berkarya dengan aneka pilihan media
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan
memahami keutamaan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan
berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya
dengan aneka pilihan media yang tersedia di
sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai
konsisten mengutamakan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
mengetahui, memahami dan konsisten
mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam
dan menuangkan pengalaman kesehariannya
secara visual dengan menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa
juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi
walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri.
Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan
prosedur dasar dalam berkarya.
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan konsep ruang, garis
horison, pemahaman warna, keseimbangan (balance)
dan irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan
dan menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk dan warna
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan
warna.
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
33. Elemen Fase A Fase B Fase C
Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari
teman sekelas karya seni dari orang
lain) serta pengalaman dan
perasaannya mengenai karya
tersebut.
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari
teman sekelas karya seni dari orang
lain atau era atau budaya tertentu)
serta pengalaman dan perasaannya
mengenai karya tersebut
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari
teman sekelas karya seni dari orang
lain atau era atau budaya tertentu)
serta pengalaman dan perasaannya
mengenai karya tersebut
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya
sendiri yang sesuai dengan
perasaan atau minatnya
Siswa mampu menciptakan karya
sendiri yang sesuai dengan
perasaan,minat atau konteks
lingkungannya
Siswa mampu menciptakan karya
sendiri yang sesuai dengan
perasaan,minat atau konteks
lingkungannya
34. Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
35. 6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja,
menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan
pendapatnya.
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil
karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah
dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi
Application
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif
Perspective
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi , melihat gambaran
besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami pikiran yang berbeda
dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Self-Knowledge
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi
secara internal.
36. 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa
atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini (mampu
menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki
sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
37. ●Peserta mengenali
kompetensi pada CP
sebuah mata pelajaran
tertentu pada suatu fase
●Peserta menganalisis
peran elemen dalam
membentuk kompetensi
yang akan dicapai dalam
sebuah CP
39. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
• Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan
tujuantujuan tersebut, cukup merancang tujuantujuan belajar yang lebih operasional
dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun
pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses
pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah.
• Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:
1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/
didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan
pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik
tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu
unit pembelajaran
45. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
• Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa
dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk
perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis
besar untuk jangka waktu satu tahun.
• Alur tujuan pembelajaran dikembangkan untuk setiap CP. Dengan
demikian, alur tujuan pembelajaran untuk Fase A, misalnya, harus
disusun untuk 2 tahun (Kelas I dan Kelas II). Oleh karena itu, dalam
menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik perlu berkolaborasi
dengan pendidik lain yang mengajar dalam fase yang sama agar tujuan
pembelajarannya berkesinambungan.
46.
47. KOLABORASI BERSAMA GURU
DALAM 1 FASE DAN 1 KELAS
1. LK 1 memahami CP dan elemen CP
2. LK 2 merumuskan Tujuan Pembelajaran
3. LK 3 Menyusun ATP
50. Menyusun dan Memodifikasi Modul Ajar
CARA MENYUSUN MODUL AJAR
• Sebelum menyusun Modul Ajar (semacam RPP) maka sebelumnya harus disusun Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) semacam Silabus pada Kurikulum 2013. Dari ATP tersebut lalu diimplementasikan
ke Modul Ajar. Jadi Modul Ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang
dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.
• Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, dan
mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran,serta berbasis
perkembangan jangka panjang. Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar agar proses
pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
Adapun komponen Modul Ajar terbagi menjadi tiga bagian, yaitu memuat Informasi umum; (2)
Komponen Inti; dan (3) Lampiran.
51. A. Informasi Umum
Adapun Informasi umum meliputi:
1. Identitas Sekolah
Informasi tentang modul ajar yang dikembangkan terdiri dari:
a. Nama penyusun, institusi/sekolah, dan tahun disusunnya Modul Ajar;
b. Jenjang sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMK/MA/SMA);
c. Kelas
d. Alokasi waktu
2. Kompetensi Awal
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa
sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.
52. 3. Profil Pelajar Pancasila
Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat
dengan pembentukan karakter peserta didik. Profil Pelajar Pancasila (PPP)
dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran.
Di dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila tidak perlu
mencantumkan seluruhnya, namun dapat memilih Profil Pelajar Pancasila yang
sesuai dengan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar.
Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan terintegrasi dalam
seluruh mata pelajaran melalui (terlihat dengan jelas di dalam):
a. materi/isi pelajaran,
b. pedagogi, dan/atau
c. kegiatan projek atau
d. asesmen
Setiap modul ajar memuat satu atau beberapa unsur dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang telah ditetapkan.
53. 4. Sarana dan Prasarana
Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran. Sarana merujuk pada alat dan bahan yang digunakan,
sementara prasarana di dalamnya termasuk materi dan sumber bahan ajar lain
yang relevan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
baik dengan keterbatasan atau kelebihan.
Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang penting untuk diperhatikan,
dan juga dimanfaatkan agar pembelajaran lebih dalam dan bermakna.
54. 5. Target Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi target yaitu sebagai berikut.
a. Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
b. Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya
satu gaya, misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman
materi ajar, kurang percaya diri, dan kesulitan berkonsentrasi jangka panjang.
c. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin.
6. Model Pembelajajaran yang digunakan
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan gambaran
sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran dapat berupa model
pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring),
pembelajaran jarak jauh luar jaringan (Luring), dan blended learning.
55. B. Komponen Inti
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan
berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan
belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang
digunakan. Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk: pengetahuan yang berupa fakta dan informasi,
dan juga prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan
strategi komunikasi.
2. Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan peserta didik peroleh setelah
mengikuti proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Contoh kalimat pemahaman bermakna:
a. Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan.
b. Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.
56. B. Komponen Inti
3. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan
berpikir kritis dalam diri peserta didik. Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh
pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Contohnya pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mendorong pertanyaan pemantik
sebagai berikut.
a. Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?
b. Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan kamu usulkan?
4. Kegiatan Pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
dituangkan secara konkret, disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara
berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga tahap, yaitu pendahuluan,
inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
57. B. Komponen Inti
5. Asesmen
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Jenis asesmen:
a. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
b. Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
c. Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif).
Bentuk asesmen yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal.
b. Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, dan jurnal)
c. Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah).
6. Pengayaan dan Remidial
Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan capaian tinggi agar mereka dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi atau pembelajaran mengulang.
58. C. Lampiran
1. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak sesuai kebutuhan untuk
diberikan kepada peserta didik termasuk peserta didik nonreguler.
2. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
Bahan bacaan guru dan peserta didik digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan dimulai atau untuk memperdalam
pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.
3. Glosarium
Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara alfabetikal yang dilengkapi dengan definisi dan
artinya. Glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih mendalam.
4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam pengembangan modul ajar. Referensi yang
dimaksud adalah semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, dan
narasumber)