SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Mariske Myeke Tampi
Agenda Konferensi Paris
Membahas mengenai:
•masalah-masalah teknis dan operasional pesawat udara yang
digunakan oleh pemerintah (public aircraft) dan pesawat udara
sipil (private aircraft)
•Navigasi penerbangan
•Pendaftaran dan kebangsaan pesawat udara
•Sertifikat kelaikudaraan
•Sertifikat kecakapan awak pesawat udara
•Peraturan mengenai keberangkatan dan kedatangan pesawat
udara
•Dokumen yang harus dibawa dalam penerbangan, dll.
Ada 3 (tiga) kubu yang berbeda dalam
Konferensi Paris:
Pendirian Paris
1.Dilarang melakukan penerbangan dengan pesawat udara di
dalam suatu zona di bawah ketinggian yang telah ditetapkan
oleh konvensi;
2.Dilarang melakukan penerbangan atas pertimbangan
pertahanan keamanan keamanan, di atas tempat-tempat yang
telah ditentukan seperti atas benteng pertahanan kemananan
dan lokasi militer;
3.Tanpa izin, dilarang mengangkat dengan pesawat udara
benda-benda berbahaya seperti bahan peledak, peluru, alat
potret dari udara, peralatan komunikasi serta barang-barang
dagangan yang menurut peraturan bea cukai dianggap
membahayakan;
Pendirian Jerman
“Fully and absolute territorial sovereignty in usable space over
its land and waters”
---
Pendirian Inggris
“It is desirable that no regulation be instituted which implies in
any manner whatsoever the right of an aircraft to fly over or
land on private property or which excludes or limits the right of
every state to prescribe the condition under which excludes or
limits the right of every state to prescribe the condition under
which one may navigate in the air above its territory.”
---
Kegagalan mencapai kesepakatan pengesahan konvensi
internasional tersebut disebabkan oleh:
•Keberatan Inggris menerima usul perubahan undang-undang perdatanya,
khususnya mengenai status hukum hak-hak milik perorangan dari si
pemilik tanah di ruang udara (legal status of private property rights in flight
space);
•Tidak terdapat kata sepakat memasukkan di dalam konvensi untuk
mengadakan perlakuan yang sama kepada pesawat udara asing dan
pesawat udara nasional;
•Sebab-sebab lain yang lebih penting tersebut karena bersifat politis.
Kegagalan Konferensi Paris 1910
Kedaulatan Wilayah Udara
Diatur dalam Pasal 1:
Para Pengagung anggota konvensi mengakui bahwa setiap
penguasa mempunyai kedaulatan yang utuh dan penuh atas
ruang udara di atas wilayahnya.
(The High Contracting Parties recognise that every power has complete
and exclusive souvereignty over the airspace above its territory. For the
purpose of the present convention, the territory of a state shall be
understood as including the national territory, both that of the mother
country and of the colonies and the territorial waters adjacent thereto).
Penerbangan Lintas Damai
Diatur dalam Pasal 2:
Dalam waktu damai, setiap negara peseta Konvensi Paris
1919 menyetujui penerbangan lintas damai (innocent
passage) di atas wilayahnya pesawat udara yang didaftarkan
di negara anggota lainnya dengan ketentuan bahwa
persyaratan yang ditentukan dalam Konvensi Paris 1919
betul-betul ditaati oleh pesawat udara tersebut.
Zona Larangan Terbang
Diatur dalam Pasal 3 dan 4:
Setiap negara berhak untuk menentukan zona larangan
terbang atas pertimbangan kepentingan pertahanan dan
keamanan nasional dengan ancaman hukuman bilamana
terdapat pelanggaran.
Pendaftaran dan Kebangsaan Pesawat Udara
Diatur dalam Pasal 5, 6, 7, 8 dan 10:
Tidak ada pesawat udara (kecuali atas ijin khusus atau
sementara) yang terbang di atas wilayah negara anggota yang
tidak terdaftar di negara anggota Konvensi Paris 1919.
Pesawat udara mempunyai tanda pendaftaran dan
kebangsaan dari negara tempat pesawat udara didaftarkan.

More Related Content

What's hot

Sejarah Hukum Laut Internasional
Sejarah Hukum Laut InternasionalSejarah Hukum Laut Internasional
Sejarah Hukum Laut InternasionalDevindra Oktaviano
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Air & Space Law - Konvensi Chicago
Air & Space Law - Konvensi ChicagoAir & Space Law - Konvensi Chicago
Air & Space Law - Konvensi ChicagoMariske Myeke Tampi
 
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian InternasionalPPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian Internasionaldayurikaperdana19
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Rio Cahya Nandika
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2villa kuta indah
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnNuelnuel11
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahhukum_lingkungan
 
Lecture 4 & 5 the law of treaties
Lecture 4 & 5   the law of treatiesLecture 4 & 5   the law of treaties
Lecture 4 & 5 the law of treatiesKingnabalu
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 

What's hot (20)

Sejarah Hukum Laut Internasional
Sejarah Hukum Laut InternasionalSejarah Hukum Laut Internasional
Sejarah Hukum Laut Internasional
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Air & Space Law - Konvensi Chicago
Air & Space Law - Konvensi ChicagoAir & Space Law - Konvensi Chicago
Air & Space Law - Konvensi Chicago
 
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian InternasionalPPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
 
Landasan Kontinen Indonesia
Landasan Kontinen IndonesiaLandasan Kontinen Indonesia
Landasan Kontinen Indonesia
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliah
 
Lecture 4 & 5 the law of treaties
Lecture 4 & 5   the law of treatiesLecture 4 & 5   the law of treaties
Lecture 4 & 5 the law of treaties
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Arrest warrant
Arrest warrantArrest warrant
Arrest warrant
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Asas hukum adat
Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adat
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 

Viewers also liked

Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara NasionalAir & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara NasionalMariske Myeke Tampi
 
Law of Investment in Indonesia - An Introduction
Law of Investment in Indonesia - An IntroductionLaw of Investment in Indonesia - An Introduction
Law of Investment in Indonesia - An IntroductionMariske Myeke Tampi
 
Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009
Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009
Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009Mariske Myeke Tampi
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)Mariske Myeke Tampi
 
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...Mariske Myeke Tampi
 
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in CommonLaw of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in CommonMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of ServicesInternational Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of ServicesMariske Myeke Tampi
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Mariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...Mariske Myeke Tampi
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata NasionalAir & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata NasionalMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An OverviewInternational Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An OverviewMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International ContractingInternational Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International ContractingMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...Mariske Myeke Tampi
 
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...Mariske Myeke Tampi
 

Viewers also liked (18)

Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara NasionalAir & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
 
Law of Investment in Indonesia - An Introduction
Law of Investment in Indonesia - An IntroductionLaw of Investment in Indonesia - An Introduction
Law of Investment in Indonesia - An Introduction
 
Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009
Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009
Air & Space Law - Hukum Udara Nasional - UU No. 1 Tahun 2009
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
 
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
 
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in CommonLaw of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
 
International Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of ServicesInternational Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of Services
 
Human Rights
Human RightsHuman Rights
Human Rights
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
 
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata NasionalAir & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Nasional
 
International Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An OverviewInternational Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An Overview
 
Democracy - Jokowi
Democracy - Jokowi Democracy - Jokowi
Democracy - Jokowi
 
International Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International ContractingInternational Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International Contracting
 
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
 
International Trade Regulation
International Trade RegulationInternational Trade Regulation
International Trade Regulation
 
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
 
Chapter05
Chapter05Chapter05
Chapter05
 

Similar to KONFERENSI PARIS 1919

Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2ahmad akhyar
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraahmad akhyar
 
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganUndang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganPenataan Ruang
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraahmad akhyar
 

Similar to KONFERENSI PARIS 1919 (8)

HUKUM UDARA.pptx
HUKUM UDARA.pptxHUKUM UDARA.pptx
HUKUM UDARA.pptx
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negara
 
PPT STEVEN.pptx
PPT STEVEN.pptxPPT STEVEN.pptx
PPT STEVEN.pptx
 
Uu 83 1958
Uu 83 1958Uu 83 1958
Uu 83 1958
 
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganUndang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
 
Uu 15 1992
Uu 15 1992Uu 15 1992
Uu 15 1992
 

More from Mariske Myeke Tampi

Transportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonTransportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonMariske Myeke Tampi
 
Transportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation LawTransportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation LawMariske Myeke Tampi
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IMariske Myeke Tampi
 
Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...
Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...
Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...Mariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN CharterPengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN CharterMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of JusticePengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of JusticeMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan HakikatPengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan HakikatMariske Myeke Tampi
 
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus KepailitanTanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus KepailitanMariske Myeke Tampi
 

More from Mariske Myeke Tampi (14)

Transportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonTransportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In Common
 
Transportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation LawTransportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation Law
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part I
 
Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...
Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...
Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1...
 
Hukum Keuangan Negara - 2
Hukum Keuangan Negara - 2Hukum Keuangan Negara - 2
Hukum Keuangan Negara - 2
 
Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1
 
Hukum Lingkungan - 2
Hukum Lingkungan - 2Hukum Lingkungan - 2
Hukum Lingkungan - 2
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
 
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN CharterPengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
 
Pengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of JusticePengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
 
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
 
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
 
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan HakikatPengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
 
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus KepailitanTanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
 

Recently uploaded

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 

Recently uploaded (12)

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 

KONFERENSI PARIS 1919

  • 2.
  • 3. Agenda Konferensi Paris Membahas mengenai: •masalah-masalah teknis dan operasional pesawat udara yang digunakan oleh pemerintah (public aircraft) dan pesawat udara sipil (private aircraft) •Navigasi penerbangan •Pendaftaran dan kebangsaan pesawat udara •Sertifikat kelaikudaraan •Sertifikat kecakapan awak pesawat udara •Peraturan mengenai keberangkatan dan kedatangan pesawat udara •Dokumen yang harus dibawa dalam penerbangan, dll.
  • 4. Ada 3 (tiga) kubu yang berbeda dalam Konferensi Paris:
  • 5. Pendirian Paris 1.Dilarang melakukan penerbangan dengan pesawat udara di dalam suatu zona di bawah ketinggian yang telah ditetapkan oleh konvensi; 2.Dilarang melakukan penerbangan atas pertimbangan pertahanan keamanan keamanan, di atas tempat-tempat yang telah ditentukan seperti atas benteng pertahanan kemananan dan lokasi militer; 3.Tanpa izin, dilarang mengangkat dengan pesawat udara benda-benda berbahaya seperti bahan peledak, peluru, alat potret dari udara, peralatan komunikasi serta barang-barang dagangan yang menurut peraturan bea cukai dianggap membahayakan;
  • 6. Pendirian Jerman “Fully and absolute territorial sovereignty in usable space over its land and waters” ---
  • 7. Pendirian Inggris “It is desirable that no regulation be instituted which implies in any manner whatsoever the right of an aircraft to fly over or land on private property or which excludes or limits the right of every state to prescribe the condition under which excludes or limits the right of every state to prescribe the condition under which one may navigate in the air above its territory.” ---
  • 8. Kegagalan mencapai kesepakatan pengesahan konvensi internasional tersebut disebabkan oleh: •Keberatan Inggris menerima usul perubahan undang-undang perdatanya, khususnya mengenai status hukum hak-hak milik perorangan dari si pemilik tanah di ruang udara (legal status of private property rights in flight space); •Tidak terdapat kata sepakat memasukkan di dalam konvensi untuk mengadakan perlakuan yang sama kepada pesawat udara asing dan pesawat udara nasional; •Sebab-sebab lain yang lebih penting tersebut karena bersifat politis. Kegagalan Konferensi Paris 1910
  • 9.
  • 10. Kedaulatan Wilayah Udara Diatur dalam Pasal 1: Para Pengagung anggota konvensi mengakui bahwa setiap penguasa mempunyai kedaulatan yang utuh dan penuh atas ruang udara di atas wilayahnya. (The High Contracting Parties recognise that every power has complete and exclusive souvereignty over the airspace above its territory. For the purpose of the present convention, the territory of a state shall be understood as including the national territory, both that of the mother country and of the colonies and the territorial waters adjacent thereto).
  • 11. Penerbangan Lintas Damai Diatur dalam Pasal 2: Dalam waktu damai, setiap negara peseta Konvensi Paris 1919 menyetujui penerbangan lintas damai (innocent passage) di atas wilayahnya pesawat udara yang didaftarkan di negara anggota lainnya dengan ketentuan bahwa persyaratan yang ditentukan dalam Konvensi Paris 1919 betul-betul ditaati oleh pesawat udara tersebut.
  • 12. Zona Larangan Terbang Diatur dalam Pasal 3 dan 4: Setiap negara berhak untuk menentukan zona larangan terbang atas pertimbangan kepentingan pertahanan dan keamanan nasional dengan ancaman hukuman bilamana terdapat pelanggaran.
  • 13. Pendaftaran dan Kebangsaan Pesawat Udara Diatur dalam Pasal 5, 6, 7, 8 dan 10: Tidak ada pesawat udara (kecuali atas ijin khusus atau sementara) yang terbang di atas wilayah negara anggota yang tidak terdaftar di negara anggota Konvensi Paris 1919. Pesawat udara mempunyai tanda pendaftaran dan kebangsaan dari negara tempat pesawat udara didaftarkan.