2. Sesungguhnya nasihat itu diperuntukkan bagi Allah, bagi
kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, dan bagi kaum mukminin.
Nasihat adalah perkara yang sangat agung bagi setiap
muslim. Bahkan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam menjadikannya sebagai pokok ajaran agama,
ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Agama itu adalah nasihat. “ Kami berkata: “Kepada
siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “ Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi
Rasul-Nya, dan para imam kaum Muslimin serta
segenap kaum Muslimin.”
3. Pengertian Nasihat
Nasihat merupakan kata yang ringkas, tapi memiliki
makna yang tersirat di dalamnya. Secara bahasa kata
nasihat berarti ikhlas. Dikatakan نصحتالعسل, artinya: aku
menjernihkan madu.[2,3]
Imam al-Khaththabi rahimahullah mengatakan bahwa
kata nasihat diambil dari lafadz “nashahar-rajulu
tsaubahu” ( ََحَصَنَُلُجَّالرَُهَب ْوَث), artinya, lelaki itu menjahit
pakainnya. Para ulama mengibaratkan perbuatan
penasihat yang selalu menginginkan kebaikan orang
yang dinasihatinya, sebagaimana usaha seseorang
memperbaiki pakaiannya yang robek.
4. Nasihat adalah perkara penting
Nasihat adalah perkara yang penting sehingga setiap
muslim wajib memperhatikan dan melakukannya
kepada orang lain. Sampai-sampai Nabi
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengambil
bai’at atasnya dan selalu mengikat diri dengannya
karena sangat memperhatikan masalah nasihat ini.
Diriwayatkan dari Jarir radhiyallaahu‘anhu: “Aku
berbai’at (berjanji setia) kepada
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk
menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan memberi
nasihat kepada setiap muslim.”
5. Memberi nasihat untuk dijadikan teladan baik dalam rangka mengajak
kepada kebaikan sesama hamba Allah adalah perbuatan yang utama.
Akan tetapi memberi nasihat kerana merasa diri kita adalah orang
baik, berilmu dan soleh, adalah perbuatan yang kurang baik. kerana,
apabila suatu waktu ia tergelincir kedalam perbuatan jelek atau salah
menyampaikan nasihat, maka akan tumbuh perasaan malu kerana
bersalah, yang menyebabkan ia akan bersikap diam atau tidak lagi
memberi pelajaran atau nasihat-nasihat.
Akan tetapi apabila nasihat yang dijalankan dan pelajaran yang
disampaikan didasarkan kerana wajib menyampaikan ajaran Allah,
atau kerana apa yang ia sampaikan adalah anugerah dan rahmat serta
izin Allah semata, maka ketika ia khilaf kerana tergelincir lidah atau
salah ucapan, atau sikap yang tidak pada tempatnya, atau berbuat
suatu kesalahan di mata masyarakat, ia tidak merasa malu, serta terus
menyampaikan ajaran dan nasihat. Ia tidak berhenti, kerana yang ia
sampaikan adalah ajaran yang benar, dan kerana izin rahmat Allah
untuknya.
6. Seorang muslim yang ikhlas tentu ia akan mencari
kebenaran dimana saja di temukan kebenaran baginya.
Ibarat barang yang hilang yang selalu dicarinya. Jangan
sekali kali ia anggap nasehat saudaranya seagama
sebagai satu yang negatif dan di pandang sinis seperti
yang mengatakan : Mengapa harus mencerai beraikan
barisan muslimin? Atau jangan hembuskan perbedaan
dan permusuhan ditengah-tengah umat! atau yang
berkata : “Jangan melempar debu dari luar atau jangan
membuar lemah barisan kaum muslimin”. Dan masih
banyak lagi seruan yang lain.
Seruan-seruan seperti itu justru akan melemahkan kaum
muslimin yaitu dengan runtuhya benteng nasehat yang
dimili umat ini dan justru membuat gembira musuh-
musuh Islam.
7. Memberikan Nasihat Menurut
Imam Nawawi
Imam Nawawi rahimahullah membawakan suatu Bab dalam kitab
Riyadhus Sholihin, “Bab: Memberi Nasehat. Beliau rahimahullah
membawakan beberapa dalil berikut dalam bab tersebut.
Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. Al
Hujurat: 10).
“Dan aku memberi nasehat kepadamu.” (QS. Al A’raf: 62).
“Aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (QS.
Al A’raf: 68).
8. Imam Nawawi menyampaikan ayat bahwa setiap muslim itu
bersaudara. Dan di akhir bab, beliau sampaikan hadits yang
menunjukkan bahwa di antara bentuk cinta adalah menginginkan
kebaikan pada orang lain sebagaimana kita ingin orang lain seperti kita.
Ini menunjukkan bahwa saling menasehati itu didasarkan karena kita
adalah bersaudara sehingga kita ingin agar saudara kita pun menjadi
baik. Dan juga menunjukkan bahwa bentuk kasih dan sayang terhadap
sesama muslim adalah dengan saling menasehati.
Maka tidaklah tepat sikap sebagian orang yang berucap, biarkan
sajalah saudara kita beramal seperti itu. Padahal amalan yang
dilakukan tidak ada tuntunan. Biarlah mereka jadi pengagung kubur
para wali. Padahal seperti itu adalah tingkah laku orang musyrik yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perangi di masanya. Jika
memang benar kita mencintai saudara kita sesama muslim, maka
nasehatilah mereka supaya terhindar dari syirik, dan berbagai macam
maksiat lainnya. Karena arti nasehat -menurut para ulama- adalah
menginginkan kebaikan pada orang lain.
9. Dengan nasihat dan ajakan kepada kebaikan,
seseorang dapat berubah dari yang tidak faham menjadi
faham, dari yang lupa menjadi ingat, dari salah menjadi
sedar kerana diingatkan dan dari tidak baik menjadi
baik. Tentunya semua itu tidak terlepas dari Kehendak
Allah SWT, kerana upaya kita hanyalah terbatas dalam
mengajak atau saling menasehati, selebihnya untuk
urusan hati dan apakah orang yang diajak menerima
atau tidak, tergantung daripada upaya orang yang diajak
tersebut apakah menerima, atau menolaknya, kerana,
hanyalah Allah Yang Maha Kuasa dan membolak-
balikkan hati manusia.
10. Hukum Memberikan Nasihat
Imam Ibnu Daqiq mengatakan bahwa hukum
memberikan nasihat adalah fardhu kifayah, jika ada
pihak yang memenuhi syarat telah menjalankannya,
maka gugurlah kewajiban dari selainnya. Dan
memberi nasihat harus disesuaikan dengan
menurut kadar kesanggupan seseorang.
12. Memperhatikan tingkat pendidikan
“Berbicaralah dengan manusia sesuai dengan
kadar akal )daya pikir) mereka.” )H.R Dailami)
Menggunakan bahasa sesuai
Memperhatikan budaya
Memperhatikan tingkat sosial ekonomi
Memperhatikan usia objek dakwah
Yakin dan optimis
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang
benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu
janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-
ragu. (Ali Imran: 60)
Menjalin kerjasama
Konsekuen dengan pernyataan
13. Hikmah dan Manfaat Nasihat
Merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena
dan tidak mampu melakukan introspeksi
Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen
Menjaga kebersihan hati dan pikiran
Terjalin persatuan dan persaudaraan antara
pemerintah dan lapisan masyarakat
Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan
Terciptanya keadilan dan keamanan
Mendapatkan balasan baik dari Allah