SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
ADAB IKHTILAF

PENDAHULUAN

       Al-khilaf (perselisihan pendapat) di antara manusia adalah perkara yang sangat
mungkin terjadi. Yang demikian karena kemampuan, pemahaman, wawasan dan
keinginan mereka berbeda-beda. Namun perselisihan masih dalam batas wajar
manakala muncul karena sebab yang masuk akal, yang bukan bersumber dari hawa
nafsu atau fanatik buta dengan sebuah pendapat.

        Meski kita memaklumi kenyataan ini, namun (perlu diingat bahwa) perselisihan
pada umumnya bisa menyeret kepada kejelekan dan perpecahan. Oleh karena itu, salah
satu tujuan dari syariat Islam yang mudah ini adalah berusaha mempersatukan persepsi
umat dan mencegah terjadinya perselisihan yang tercela. Tetapi, karena perselisihan
merupakan realita yang tidak bisa dihindarkan dan merupakan tabiat manusia, Islam
telah meletakkan kaidah-kaidah dalam menyikapi masalah yang diperselisihkan, berikut
orang-orang yang berselisih, serta mencari cara yang tepat untuk bisa sampai kepada
kebenaran yang seyogianya hal ini menjadi tujuan masing-masing pribadi. Para salaf
(generasi awal) umat Islam telah terbukti sangat menjaga adab di saat khilaf, sehingga
tidak menimbulkan perkara yang jelek, karena mereka selalu komitmen dengan adab-
adab khilaf.

PEMBAHASAN

Islam telah meletakkan sendi-sendi adab yang tinggi bagi seorang muslim yang berjalan
diatas manhaj Sunnah, dalam pergaulan bersama saudara-saudara ketika berselisih
faham dgn mereka dalam masalah-masalah ijtihadiyah. Cukuplah kiranya, sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa rahmat dan petunjuk.

“Sesungguh aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq-akhlaq yang mulia”.
[Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam ‘Adabul Mufrad’ dan Imam Ahmad.]

Di antara adab-adab itu ialah :

[1]. Lapang dada menerima kritik yang sampai kepada anda untuk membetulkan
     kesalahan, dan hendaklah anda ketahui bahwa ini adalah nasehat yang dihadiahkan
     oleh saudara seiman Anda.

    Ketahuilah bahwa penolakan anda terhadap kebenaran dan kemarahan anda
    karena pembelaan terhadap diri ialah kesombongan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
    sallam telah bersabda:

    “Sombong ialah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. [Hadits Riwayat
    Muslim]
Banyak sekali contoh sekitar adab yang mulia ini yang telah dijelaskan oleh para
salafus shalih, diantaranya ialah :

Kisah yang diceritakan oleh al-Hafizh Ibnu Abdil Bar, beliau berkata : “Banyak orang
telah membawa berita kepada saya, berasal dari Abu Muhammad Qasim bin
Ashbagh, dia berkata : “Ketika saya melakukan perjalanan ke daerah timur, saya
singgah di Qairawan. Disana saya mempelajari hadits Musaddad dari Bakr bin
Hammad. Kemudian saya melakukan perjalanan ke Baghdad dan saya temui banyak
orang (Ulama) disana. Ketika saya pergi (dari Baghdad), saya kembali lagi kepada
Bakr bin Hammad (di Qairawan-red) untuk menyempurnakan belajar hadits
Musaddad.

Suatu hari saya membacakan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dihadapan
beliau (untuk mempelajarinya) :

“Sungguh telah datang satu kaum dari Muldar yang (Mujtaabin Nimar)”
Beliau (Bakr bin Hammad) berkata kepadaku “Sesungguhnya yang benar ialah
Mujtabits Tsimar. Aku katakan padanya Mujtaabin Nimar, demikianlah aku
membaca setiap kali aku membacakan di hadapan setiap orang yang aku temui di
Andalusia dan Irak”

Beliau berkata kepadaku : “Karena enngkau pergi ke Irak, maka kini engkau (berani)
menentang aku dan menyombongkan diri dihadapanku ?” Kemudian dia berkata
kepadaku (lagi) : “Ayolah kita bersama-sama bertanya kepada syaikh itu (menunjuk
seorang syaikh yang berada di Masjid), dia punya ilmu dalam hal seperti ini”

Kami pun pergi ke syaikh tersebut dan kami menanyai tentang hal ini.

Beliau berkata : “Sesungguh yang benar ialah [Mujtaabin Nimar]” seperti yang aku
baca. Artinya ialah : Orang-orang yang memakai pakaian, bagian depan terbelah,
kerah baju ada di depan. Nimar ialah bentuk jama’ dari Namrah. Bakr bin Hammad
berkata sambil memegangi hidung : “Aku tunduk kepada al-haq, aku tunduk kepada
al-haq !” lalu ia pergi. [Mukhtasyar Jaami’ Bayanil Ilmi wa Fadlihi, hal.123 yang
diringkas oleh Syaikh Ahmad bin Umar al-Mahmashaani]

Saudaraku, cobalah anda perhatikan -semoga Allah senantiasa menjaga anda-
betapa menakjubkan sikap Adil ini. Alangkah perlu kita pada sikap adil seperti
sekarang. Akan tetapi mana mungkin hal itu terjadi kecuali bagi orang yang ikhlas
niat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah dia Imam Malik rahimahullah (pada
masa hidupnya-red) pernah berkata : “Tidak ada sesuatupun yang lebih sedikit
dibandingkan dengan sifat adil pada zaman sekarang ini” [Mukhtasyar Jaami’
Bayanil Ilmi wa Fadlihi, hal 120 yang diringkas oleh Syaikh Ahmad bin Umar al-
Mahmashaani]
Maka apa lagi dengan zaman sekarang ini yang sudah demikian berkecamuk hawa
    nafsu. Kita berlindung kepada Allah dari fitnah yang menyesatkan.

[2]. Hendaklah memilih ucapan yang terbaik dan terbagus dalam berdiskusi dengan
     sesama saudara muslim.

    Allah berfirman:



    “Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” [Al-Baqarah : 83]

    Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
    bersabda:

    “Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada
    hari kiamat dibanding akhlaq yang baik, dan sesungguh Allah murka kepada orang
    yang keji dan jelek (akhlaqnya)”. [Hadits Riwayat Tirmidzi).

[3]. Hendaklah diskusi yang dilakukan terhadap saudara sesama muslim, dengan cara-
     cara yang bagus untuk menuju suatu yang lebih lurus.

    Yang menjadi motif dalam berdiskusi hendaklah kebenaran, bukan untuk membela
    hawa nafsu yang sering memerintahkan pada kejelekan. Akhlak anda ketika
    berbicara terletak pada keikhlasan anda. Jika diskusi (tukar fikiran) sampai ketingkat
    adu mulut, maka katakanlah : “salaam/selamat berpisah !” dan bacakanlah kepada
    sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
    “Saya ialah pemimpin di sebuah rumah di pelataran sorga bagi orang yang
    meninggalkan adu mulut meskipun ia benar” [Hadits Riwayat Abu Daud dari Abu
    Umamah al-Bahily]

    Al-Hafizh Ibnu Abdil Bar menyebutkan dari Zakaria bin Yahya yang berkata : “Saya
    telah mendengar Al-Ashma’i berkata : “Abdullah bin Hasan berkata : Adu mulut
    akan merusak persahabatan yang lama, dan mencerai beraikan ikatan
    (persaudaraan) yang kuat, minimal (adu mulut) akan menjadikan mughalabah
    (keinginan untuk saling mengalahkan) dan mughalabah ialah sebab terkuat putus
    ikatan persaudaraan. [Mukhtasyar Jaami’ Bayan al-Ilmi wa Fadlihi hal. 278]

    Dari Ja’far bin Auf, dia berkata : saya mendengar Mis’ar berkata kepada Kidam,
    anaknya :

    Kuhadiahkan untukmu wahai Kidam nasihatku. Dengarlah perkataan bapak yang
    menyayangimu.
    Adapun senda gurau dan adu mulut, tinggalkanlah keduanya. Dia ialah dua akhlak
    yang tak kusuka dimiliki teman. Ku pernah tertimpa kedua lalu akupun tak
    menyukainya. Untuk tetangga dekat ataupun untuk teman.
Para salaf shalih telah menunjukkan contoh yang sangat cemerlang tentang etika
    ikhtilaf (perselisihan pendapat), diantaranya ialah :

    Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Hushain bin
    Abdurrahman, dia berkata :

    “Saya berada di tempat Said bin Jubair, lalu ia berkata : “Siapakah diantara kalian
    yang melihat bintang jatuh tadi malam ? Saya jawab : “Saya, tetapi ketahuilah
    bahwa saya tidak dalam keadaan shalat, saya kena sengat binatang berbisa!”. Sa’id
    bertanya : “Apa yang kaulakukan?” Saya menjawab : “Saya melakukan ruqyah
    (baca-bacaan sebagai obat)” Said berta : “(Dalil) apakah yang membawamu untuk
    melakukan itu ?” Saya jawab : “Sebuah hadits yang diceritakan kepada kami oleh
    As-Sya’bi”.
    Sa’id berkata :”Apa yang diceritakan Asy-Sya’bi kepadamu ?” Saya jawab : “Dia
    bercerita kepada kami dari Buraidah bin Al-Hushain bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
    wa sallam bersabda:

    “Tidak ada ruqyah kecuali (pada penyakit yang timbul) dari mata (orang yang
    dengki) dan bisa (racun) hewan”

    Dia berkata : “Sungguh bagus orang yang berpedoman pada apa (riwayat) yang ia
    dengar, akan tetapi Ibnu Abbas menceritakan kepada kami bahwa...(sampai akhir
    hadits)”

    Perhatikanlah adab mulia yang dimiliki pewaris ilmu Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu
    ini, ia tidak memaki Hushain bin Abdurrahman (orang yang berselisih dengannya),
    bahkan menganggap baik karena Hushain mengamalkan dalil yang ia ketahui.
    Kemudian baru setelah itu. Sa’id bin Jubair menjelaskan hal yang lebih utama
    (untuk dilakukan) dengan cara yang lembut dan dikuatkan dengan dalil.

KESIMPULAN

Dari paparan di atas kita dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

[1] Ikhtilaf, meskipun ia sudah menjadi perkara yang ditakdirkan oleh Allah akan tetapi
    wajib bagi kita untuk menjauhi dan tidak punya keinginan untuk berikhtilaf pada
    suatu yang boleh selama kita masih ada jalan untuk menghindarinya.

[2] Perkara-perkara yang diperbolehkan ijtihad padanya, memiliki beberapa syarat dan
    ketentuan-ketentuan yang diatur oleh ilmu dan keikhlasan bukan diatur oleh
    perkiraan dan kemauan hawa nafsu.

[3] Ahlu Sunnah memiliki manhaj dalam memahami ikhtilaf yang diambil dari Al-Qur’an
    dan Sunnah. Diantara adab-adab ialah mengikuti akhlak para salaf shalih dalam
    pergaulan dengan sesama mereka ketika terjadi ikhtilaf.
[4] Tidak boleh bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk
    menuduh saudara memisahkan diri dari manhaj Ahlus Sunnah kecuali berdasarkan
    ilmu dan keadilan, bukan berdasarkan kebodohan dan kezhaliman.

[5] Tidak mencampur adukkan antara masalah-masalah ijtihadiyah dengan masalah
    iftiraq (perpecahan) demikian juga tidak boleh mencampur-adukkan antara orang
    yang melakukan bid’ah juz’iyah dengan orang yang meninggalkan sunnah dengan
    bid’ah kulliyah.

PENUTUP

       Telah jelas bagi kita rambu-rambu dalam menyikapi perbedaan pendapat di
antara ulama Ahlus Sunnah. Yang tak kalah pentingnya bahwa kita hendaknya selalu
memohon kepada Allah untuk ditunjuki kepada kebenaran pada perkara yang
diperselisihkan. Kita yakin bahwa kita lemah dalam segala sisinya. Hawa nafsu sering
kita kedepankan sehingga jalan kebenaran seolah tertutup di hadapan kita. Kita
menghormati para pendahulu kita yang telah mendahului kita dalam iman dan amal
serta mendoakan kebaikan untuk mereka.

“Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului
dengan keimanan, dan janganlah Engkau jadikan pada hati kami kedengkian kepada
orang-orang yang beriman, wahai Rabb kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10)

Wallahu a’lam.



Sumber :

   1. Majalah Al-Ashalah tgl.15 Dzul Hijjah 1416H, edisi 17/Th III hal. 78-89, karya
      Salim bin Shalih Al-Marfadi

   2. http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=885&bagian=0

   3. http://alsofwah.or.id

   4. http://abuyahya8211.wordpress.com/2012/04/12/perselisihan-dan-adab-
       adabnya/

More Related Content

What's hot

Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiMuhsin Hariyanto
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranMarhamah Saleh
 
Bab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpointBab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpointmallaoktaviani
 
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamkelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
 
Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)
Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)
Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)Islamic Studies
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Keutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmuKeutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmusarahmuthiah
 
Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11
Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11
Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11Khoirul Tamami
 
Kumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabKumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabAlso Dicky
 
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimahMuhammad Jamhuri
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierYudi Wahyudin
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTAnas Wibowo
 
Doa untuk Dakwah, Doa Qunut Nazilah
Doa untuk Dakwah, Doa Qunut NazilahDoa untuk Dakwah, Doa Qunut Nazilah
Doa untuk Dakwah, Doa Qunut NazilahAnas Wibowo
 

What's hot (20)

Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
Ulul albab
Ulul albabUlul albab
Ulul albab
 
Usul tafsir
Usul tafsirUsul tafsir
Usul tafsir
 
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
 
Bab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpointBab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpoint
 
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamkelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
 
Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)
Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)
Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq)
 
Malu
MaluMalu
Malu
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Keutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmuKeutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmu
 
Makalah taqlid
Makalah taqlidMakalah taqlid
Makalah taqlid
 
Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11
Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11
Aliran aliran ilmu kalam - akidah akhlak kelas 11
 
Kumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabKumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arab
 
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
 
KULLIYATUL KHOMS.pptx
KULLIYATUL KHOMS.pptxKULLIYATUL KHOMS.pptx
KULLIYATUL KHOMS.pptx
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
 
Kemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'anKemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'an
 
Doa untuk Dakwah, Doa Qunut Nazilah
Doa untuk Dakwah, Doa Qunut NazilahDoa untuk Dakwah, Doa Qunut Nazilah
Doa untuk Dakwah, Doa Qunut Nazilah
 

Similar to ADAB IKHTILAF (20)

TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUTAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
 
Langkah Awal Mengetahui Kedudukan Hadits
Langkah Awal Mengetahui Kedudukan HaditsLangkah Awal Mengetahui Kedudukan Hadits
Langkah Awal Mengetahui Kedudukan Hadits
 
Akhlaqul karimah
Akhlaqul karimahAkhlaqul karimah
Akhlaqul karimah
 
Tentang Berbicara
Tentang BerbicaraTentang Berbicara
Tentang Berbicara
 
Baiat sunnah vs bid'ah
Baiat sunnah vs bid'ahBaiat sunnah vs bid'ah
Baiat sunnah vs bid'ah
 
168815644 prilaku-jujur
168815644 prilaku-jujur168815644 prilaku-jujur
168815644 prilaku-jujur
 
169102081 prilaku-jujur
169102081 prilaku-jujur169102081 prilaku-jujur
169102081 prilaku-jujur
 
Agama Islam Kelas 12 - NASIHAT
Agama Islam Kelas 12 - NASIHATAgama Islam Kelas 12 - NASIHAT
Agama Islam Kelas 12 - NASIHAT
 
Mafahim yajibantusahah ina
Mafahim yajibantusahah inaMafahim yajibantusahah ina
Mafahim yajibantusahah ina
 
Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
 
Paham yang harus_diluruskan
Paham yang harus_diluruskanPaham yang harus_diluruskan
Paham yang harus_diluruskan
 
Kitab fitnah-dan-tanda-tanda-dekatnya-hari-kiyamah
Kitab fitnah-dan-tanda-tanda-dekatnya-hari-kiyamahKitab fitnah-dan-tanda-tanda-dekatnya-hari-kiyamah
Kitab fitnah-dan-tanda-tanda-dekatnya-hari-kiyamah
 
Buletin 5
Buletin 5Buletin 5
Buletin 5
 
Bekal penuntut ilmu
Bekal penuntut ilmuBekal penuntut ilmu
Bekal penuntut ilmu
 
Peran adab dalam pendidikan
Peran adab dalam pendidikanPeran adab dalam pendidikan
Peran adab dalam pendidikan
 
Perilaku tercela
Perilaku tercelaPerilaku tercela
Perilaku tercela
 
Agama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaAgama Kelompok Moenica
Agama Kelompok Moenica
 
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
 
Sifat sifat tercela2
Sifat sifat tercela2Sifat sifat tercela2
Sifat sifat tercela2
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

ADAB IKHTILAF

  • 1. ADAB IKHTILAF PENDAHULUAN Al-khilaf (perselisihan pendapat) di antara manusia adalah perkara yang sangat mungkin terjadi. Yang demikian karena kemampuan, pemahaman, wawasan dan keinginan mereka berbeda-beda. Namun perselisihan masih dalam batas wajar manakala muncul karena sebab yang masuk akal, yang bukan bersumber dari hawa nafsu atau fanatik buta dengan sebuah pendapat. Meski kita memaklumi kenyataan ini, namun (perlu diingat bahwa) perselisihan pada umumnya bisa menyeret kepada kejelekan dan perpecahan. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari syariat Islam yang mudah ini adalah berusaha mempersatukan persepsi umat dan mencegah terjadinya perselisihan yang tercela. Tetapi, karena perselisihan merupakan realita yang tidak bisa dihindarkan dan merupakan tabiat manusia, Islam telah meletakkan kaidah-kaidah dalam menyikapi masalah yang diperselisihkan, berikut orang-orang yang berselisih, serta mencari cara yang tepat untuk bisa sampai kepada kebenaran yang seyogianya hal ini menjadi tujuan masing-masing pribadi. Para salaf (generasi awal) umat Islam telah terbukti sangat menjaga adab di saat khilaf, sehingga tidak menimbulkan perkara yang jelek, karena mereka selalu komitmen dengan adab- adab khilaf. PEMBAHASAN Islam telah meletakkan sendi-sendi adab yang tinggi bagi seorang muslim yang berjalan diatas manhaj Sunnah, dalam pergaulan bersama saudara-saudara ketika berselisih faham dgn mereka dalam masalah-masalah ijtihadiyah. Cukuplah kiranya, sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa rahmat dan petunjuk. “Sesungguh aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq-akhlaq yang mulia”. [Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam ‘Adabul Mufrad’ dan Imam Ahmad.] Di antara adab-adab itu ialah : [1]. Lapang dada menerima kritik yang sampai kepada anda untuk membetulkan kesalahan, dan hendaklah anda ketahui bahwa ini adalah nasehat yang dihadiahkan oleh saudara seiman Anda. Ketahuilah bahwa penolakan anda terhadap kebenaran dan kemarahan anda karena pembelaan terhadap diri ialah kesombongan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Sombong ialah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. [Hadits Riwayat Muslim]
  • 2. Banyak sekali contoh sekitar adab yang mulia ini yang telah dijelaskan oleh para salafus shalih, diantaranya ialah : Kisah yang diceritakan oleh al-Hafizh Ibnu Abdil Bar, beliau berkata : “Banyak orang telah membawa berita kepada saya, berasal dari Abu Muhammad Qasim bin Ashbagh, dia berkata : “Ketika saya melakukan perjalanan ke daerah timur, saya singgah di Qairawan. Disana saya mempelajari hadits Musaddad dari Bakr bin Hammad. Kemudian saya melakukan perjalanan ke Baghdad dan saya temui banyak orang (Ulama) disana. Ketika saya pergi (dari Baghdad), saya kembali lagi kepada Bakr bin Hammad (di Qairawan-red) untuk menyempurnakan belajar hadits Musaddad. Suatu hari saya membacakan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dihadapan beliau (untuk mempelajarinya) : “Sungguh telah datang satu kaum dari Muldar yang (Mujtaabin Nimar)” Beliau (Bakr bin Hammad) berkata kepadaku “Sesungguhnya yang benar ialah Mujtabits Tsimar. Aku katakan padanya Mujtaabin Nimar, demikianlah aku membaca setiap kali aku membacakan di hadapan setiap orang yang aku temui di Andalusia dan Irak” Beliau berkata kepadaku : “Karena enngkau pergi ke Irak, maka kini engkau (berani) menentang aku dan menyombongkan diri dihadapanku ?” Kemudian dia berkata kepadaku (lagi) : “Ayolah kita bersama-sama bertanya kepada syaikh itu (menunjuk seorang syaikh yang berada di Masjid), dia punya ilmu dalam hal seperti ini” Kami pun pergi ke syaikh tersebut dan kami menanyai tentang hal ini. Beliau berkata : “Sesungguh yang benar ialah [Mujtaabin Nimar]” seperti yang aku baca. Artinya ialah : Orang-orang yang memakai pakaian, bagian depan terbelah, kerah baju ada di depan. Nimar ialah bentuk jama’ dari Namrah. Bakr bin Hammad berkata sambil memegangi hidung : “Aku tunduk kepada al-haq, aku tunduk kepada al-haq !” lalu ia pergi. [Mukhtasyar Jaami’ Bayanil Ilmi wa Fadlihi, hal.123 yang diringkas oleh Syaikh Ahmad bin Umar al-Mahmashaani] Saudaraku, cobalah anda perhatikan -semoga Allah senantiasa menjaga anda- betapa menakjubkan sikap Adil ini. Alangkah perlu kita pada sikap adil seperti sekarang. Akan tetapi mana mungkin hal itu terjadi kecuali bagi orang yang ikhlas niat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah dia Imam Malik rahimahullah (pada masa hidupnya-red) pernah berkata : “Tidak ada sesuatupun yang lebih sedikit dibandingkan dengan sifat adil pada zaman sekarang ini” [Mukhtasyar Jaami’ Bayanil Ilmi wa Fadlihi, hal 120 yang diringkas oleh Syaikh Ahmad bin Umar al- Mahmashaani]
  • 3. Maka apa lagi dengan zaman sekarang ini yang sudah demikian berkecamuk hawa nafsu. Kita berlindung kepada Allah dari fitnah yang menyesatkan. [2]. Hendaklah memilih ucapan yang terbaik dan terbagus dalam berdiskusi dengan sesama saudara muslim. Allah berfirman: “Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” [Al-Baqarah : 83] Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat dibanding akhlaq yang baik, dan sesungguh Allah murka kepada orang yang keji dan jelek (akhlaqnya)”. [Hadits Riwayat Tirmidzi). [3]. Hendaklah diskusi yang dilakukan terhadap saudara sesama muslim, dengan cara- cara yang bagus untuk menuju suatu yang lebih lurus. Yang menjadi motif dalam berdiskusi hendaklah kebenaran, bukan untuk membela hawa nafsu yang sering memerintahkan pada kejelekan. Akhlak anda ketika berbicara terletak pada keikhlasan anda. Jika diskusi (tukar fikiran) sampai ketingkat adu mulut, maka katakanlah : “salaam/selamat berpisah !” dan bacakanlah kepada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Saya ialah pemimpin di sebuah rumah di pelataran sorga bagi orang yang meninggalkan adu mulut meskipun ia benar” [Hadits Riwayat Abu Daud dari Abu Umamah al-Bahily] Al-Hafizh Ibnu Abdil Bar menyebutkan dari Zakaria bin Yahya yang berkata : “Saya telah mendengar Al-Ashma’i berkata : “Abdullah bin Hasan berkata : Adu mulut akan merusak persahabatan yang lama, dan mencerai beraikan ikatan (persaudaraan) yang kuat, minimal (adu mulut) akan menjadikan mughalabah (keinginan untuk saling mengalahkan) dan mughalabah ialah sebab terkuat putus ikatan persaudaraan. [Mukhtasyar Jaami’ Bayan al-Ilmi wa Fadlihi hal. 278] Dari Ja’far bin Auf, dia berkata : saya mendengar Mis’ar berkata kepada Kidam, anaknya : Kuhadiahkan untukmu wahai Kidam nasihatku. Dengarlah perkataan bapak yang menyayangimu. Adapun senda gurau dan adu mulut, tinggalkanlah keduanya. Dia ialah dua akhlak yang tak kusuka dimiliki teman. Ku pernah tertimpa kedua lalu akupun tak menyukainya. Untuk tetangga dekat ataupun untuk teman.
  • 4. Para salaf shalih telah menunjukkan contoh yang sangat cemerlang tentang etika ikhtilaf (perselisihan pendapat), diantaranya ialah : Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Hushain bin Abdurrahman, dia berkata : “Saya berada di tempat Said bin Jubair, lalu ia berkata : “Siapakah diantara kalian yang melihat bintang jatuh tadi malam ? Saya jawab : “Saya, tetapi ketahuilah bahwa saya tidak dalam keadaan shalat, saya kena sengat binatang berbisa!”. Sa’id bertanya : “Apa yang kaulakukan?” Saya menjawab : “Saya melakukan ruqyah (baca-bacaan sebagai obat)” Said berta : “(Dalil) apakah yang membawamu untuk melakukan itu ?” Saya jawab : “Sebuah hadits yang diceritakan kepada kami oleh As-Sya’bi”. Sa’id berkata :”Apa yang diceritakan Asy-Sya’bi kepadamu ?” Saya jawab : “Dia bercerita kepada kami dari Buraidah bin Al-Hushain bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada ruqyah kecuali (pada penyakit yang timbul) dari mata (orang yang dengki) dan bisa (racun) hewan” Dia berkata : “Sungguh bagus orang yang berpedoman pada apa (riwayat) yang ia dengar, akan tetapi Ibnu Abbas menceritakan kepada kami bahwa...(sampai akhir hadits)” Perhatikanlah adab mulia yang dimiliki pewaris ilmu Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu ini, ia tidak memaki Hushain bin Abdurrahman (orang yang berselisih dengannya), bahkan menganggap baik karena Hushain mengamalkan dalil yang ia ketahui. Kemudian baru setelah itu. Sa’id bin Jubair menjelaskan hal yang lebih utama (untuk dilakukan) dengan cara yang lembut dan dikuatkan dengan dalil. KESIMPULAN Dari paparan di atas kita dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: [1] Ikhtilaf, meskipun ia sudah menjadi perkara yang ditakdirkan oleh Allah akan tetapi wajib bagi kita untuk menjauhi dan tidak punya keinginan untuk berikhtilaf pada suatu yang boleh selama kita masih ada jalan untuk menghindarinya. [2] Perkara-perkara yang diperbolehkan ijtihad padanya, memiliki beberapa syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh ilmu dan keikhlasan bukan diatur oleh perkiraan dan kemauan hawa nafsu. [3] Ahlu Sunnah memiliki manhaj dalam memahami ikhtilaf yang diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah. Diantara adab-adab ialah mengikuti akhlak para salaf shalih dalam pergaulan dengan sesama mereka ketika terjadi ikhtilaf.
  • 5. [4] Tidak boleh bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menuduh saudara memisahkan diri dari manhaj Ahlus Sunnah kecuali berdasarkan ilmu dan keadilan, bukan berdasarkan kebodohan dan kezhaliman. [5] Tidak mencampur adukkan antara masalah-masalah ijtihadiyah dengan masalah iftiraq (perpecahan) demikian juga tidak boleh mencampur-adukkan antara orang yang melakukan bid’ah juz’iyah dengan orang yang meninggalkan sunnah dengan bid’ah kulliyah. PENUTUP Telah jelas bagi kita rambu-rambu dalam menyikapi perbedaan pendapat di antara ulama Ahlus Sunnah. Yang tak kalah pentingnya bahwa kita hendaknya selalu memohon kepada Allah untuk ditunjuki kepada kebenaran pada perkara yang diperselisihkan. Kita yakin bahwa kita lemah dalam segala sisinya. Hawa nafsu sering kita kedepankan sehingga jalan kebenaran seolah tertutup di hadapan kita. Kita menghormati para pendahulu kita yang telah mendahului kita dalam iman dan amal serta mendoakan kebaikan untuk mereka. “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului dengan keimanan, dan janganlah Engkau jadikan pada hati kami kedengkian kepada orang-orang yang beriman, wahai Rabb kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10) Wallahu a’lam. Sumber : 1. Majalah Al-Ashalah tgl.15 Dzul Hijjah 1416H, edisi 17/Th III hal. 78-89, karya Salim bin Shalih Al-Marfadi 2. http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=885&bagian=0 3. http://alsofwah.or.id 4. http://abuyahya8211.wordpress.com/2012/04/12/perselisihan-dan-adab- adabnya/