Administrasi personil sekolah meliputi pengelolaan seluruh sumber daya manusia di sekolah secara efektif dan efisien untuk mendukung tujuan pendidikan. Ruang lingkupnya mencakup perencanaan, rekrutmen, pengembangan, promosi, pemberhentian, dan pensiun pegawai serta kesejahteraan mereka. Kepala sekolah bertanggung jawab menyusun rencana dan organisasi sekolah, mengoordinasi seluruh bagian, serta men
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
berikut adalah makalah tentang psikologi anak, tentang PERKEMBANGAN MANUSIA PADA MASA ANAK USIA 6-12 TINJAUAN DARI ASPEK BIOLOGIS,EMOSI,BAHASA,MOTORIK,INTELEGENSI,SOSIAL,MORAL,AGAMA SERTA ASPEK KECAKAPAN YANG MENONJOL
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
berikut adalah makalah tentang psikologi anak, tentang PERKEMBANGAN MANUSIA PADA MASA ANAK USIA 6-12 TINJAUAN DARI ASPEK BIOLOGIS,EMOSI,BAHASA,MOTORIK,INTELEGENSI,SOSIAL,MORAL,AGAMA SERTA ASPEK KECAKAPAN YANG MENONJOL
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
In achieving the target of national education, formal or non-formal, the role of a teacher is vital. Of the roles to be played by the teacher, providing good model for the students is seen as effective and efficient. In this case, the students would see not only how to develop their cognitive aspect but also affective and psychomotor aspects. To be specific with Islamic education, providing good model is effective in internalizing Islamic values to the students.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
In achieving the target of national education, formal or non-formal, the role of a teacher is vital. Of the roles to be played by the teacher, providing good model for the students is seen as effective and efficient. In this case, the students would see not only how to develop their cognitive aspect but also affective and psychomotor aspects. To be specific with Islamic education, providing good model is effective in internalizing Islamic values to the students.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Personalia- oleh Meidita Meidita Kurnia
administrasi personalia ialah orang-orang yang melaksanakan sesuatu tugas, dan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan sekolah itu dengan baik dan hasil yang diinginkan.
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkVolker Hirsch
TEDx Manchester talk on artificial intelligence (AI) and how the ascent of AI and robotics impacts our future work environments.
The video of the talk is now also available here: https://youtu.be/dRw4d2Si8LA
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Manajemen kurikulum sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan pendidikan. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter. Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan. Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan.
Manajemen Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Edukatif Kolaboratif Secara Periodik Di SDN Martopuro I Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
Manusia adalah mahkluk sosial. Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu dengan masyarakat.
Hidup di masyarakat itu merupakan manifestasi bakat sosial anak. Oleh karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar jadi matang. Di samping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya, maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan.
kehidupan
kehidupan lebih berorientasi pada kemajuan teknologi dan mengkesampingkan aspek manusiawi
Layanan bimbingan konseling dituntut untuk mampu merangkul dan memfasilitasi penyelesaian masalah yang dialami oleh inidividu, termasuk permasalahan sosial budaya yang muncul sebagai akibat dari modernisasi.
Konsekuensi dari suatu perubahan tatanan kehidupan dan tatanan teknologi adalah munculnya berbagai masalah sebagaimana dikemukakan oleh Rusdi Muslim (Syamsu Yusuf, 2008: 118)
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. segala usaha bersama untuk
mendayagunakan semua sumber-
sumber personel secara efektif dan
efisien untuk menunjang pendidikan
yang telah ditetapkan (tujuan
institusional)
(Zakiah Darajat)
Administrasi
Personel sekolah
4. Prinsip Administrasi Personil
2 Mencapai keharmonisan tindakan kelompok
Mencapai suasana kerja sama manusia bukan individualisasi yang
semrawut
Bekerja untuk memperoleh output semaksimal mungkin
Mengembangkan para bawahan semaksimal mungkin sesuai dengan
segala kemampuan yang ada pada diri mereka masing-masing
Menerapkan prosedur dan teknik yang dilandasi oleh pengetahuan
terorganisir
5. Tujuan Administrasi personil
mendayagunakan
tenaga kerja atau
pegawai secara
efektif dan efisien
untuk mencapai hasil
yang maksimal dan
disertai pemeliharaan
yang sebaik-baiknya
hingga
timbul rasa bahagia
dan sejahtera pada
mereka
6. Ruang Lingkup Administrasi Personalia
Personal Planning1
Personal Development3
Promosi & Mutasi4
Recruitment2
Pemberhentian Pegawai5
Pensiun6
Kesejahteraan Pegawai7
7. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai,
bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan,
dan berapa banyak biayanya.
Perencanaan
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip
pengorganisasian, salah satunya adalah terbaginya semua tugas
dalam berbagai unsur organisasi secara proporsional.
Pengorganisasian
Menggerakkan berarti merangsang anggota-anggota kelompok
melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan yang baik.
Tugas menggerakan dilakukan oleh kepala sekolah sehingga seluruh
personel sekolah melaksanakan program kerja sekolah dengan baik
Menggerakkan
8. Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang
telah dibagi tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan,
tetapi menurut aturan sehingga sesuai dengan pencapaian tujuan.
pengarahan adalah memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui
setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap
kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan. Pengarahan
dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang
ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan
terjadinya pemborosan.
Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana
yang dibuat, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan
Pengawasan
Pengkoordina
sian
Pengarahan
9. Kepala Sekolah sebagai Administrator
The Principal must
can do this…..
• Membuat perencanaan
• Menyusun organisasi sekolah
• Bertindak sebagai koordinator dan
pengarah
• Melaksanakan pengelolaan
kepegawaian
10. Rencana
Tahunan
Kepala Sekolah
Program pengajaran, ct: kebutuhan
tenaga guru, pembagian tugas
mengajar, pengadaan buku-buku
pelajaran, alat-alat pelajaran, dan alat
peraga; pengadaan atau pengembangan
laboratorium sekolah; pengadaan atau
pengembangan perpustakaan sekolah;
sistem penilaian hasil belajar; kegiatan
kokurikuler; dan lain-lain.
Kesiswaan, ct: syarat dan prosedur
penerimaan murid, pengelompokan
siswa dan pembagian kelas, bimbingan
konseling murid, pelayanan kesehatan
murid (UKS), dan sebagainya.
Kepegawaian, seperti penerimaan dan
penempatan guru atau pegawai baru.
pembagian tugas/pekerjaan guru dan
pegawai sekolah, usaha kesejahteraan
guru dan pegawai sekolah, mutasi dan
atau promosi guru dan pegawai sekolah.
dan sebagainya
Dengan melibatkan guru
dan pegawai sekolah
dalam menyusun rencana
tahunan
1
11. Keuangan, yang mencakup pengadaan dan
pengelolaan keuangan untuk berbagai
kegiatan yang telah direncanakan, baik
uang yang berasal dari pemerintah, atau
dari POMG atau BP3, ataupun sumber
lainnya.
Perlengkapan, yang meliputi perbaikan
atau rehabilitasi gedung sekolah,
penambahan ruangan kelas, perbaikan
atau pembuatan pagar pekarangan
sekolah, perbaikan atau pembuatan
lapangan olah raga, perbaikan atau
pengadaan bangku murid, dan sebagainya.
Rencana
Tahunan
Kepala Sekolah
Dengan melibatkan guru
dan pegawai sekolah
dalam menyusun rencana
tahunan
1
12. Menyusun organisasi
sekolah
organisasi dapat diartikan sebagai struktur
atau susunan penempatan orang-orang
dalam suatu kelompok kerja sama, untuk
menunjukkan hubungan antar orang-orang
tersebut dalam kewajiban, hak, dan
tanggung jawab masing-masing.
Melalui susunan organisasi dapat dilihat
bidang, tugas dan fungsi masing-masing
unit serta hubungan vertikal/horizontal
antar unit-unit tersebut.
2
15. Bertindak sebagai koordinator &
pengarah
3
Adanya koordinasi serta pengarahan yang
baik dan berkelanjutan dapat
menghindarkan kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat antar bagian
atau antar personel sekolah, dan
menghindari terjadinya kesimpangsiuran.
pengoordinasian yang baik memungkinkan
semua bagian bekerja sama, saling
membantu ke arah satu tujuan yang telah
ditetapkan seperti kerja sama antara
urusan kurikulum dan pengajaran dengan
guru-guru. Kerja sama antara guru BK
dengan wali kelas, kerja sama antara bagian
tata usaha dengan wali kelas dan guru-guru.
kerja sama antara POMG atau BP3 dengan
guru BK dan para wali kelas, dll.
16. Melaksanakan pengelolaan
kepegawaian
4
Agar pekerjaan sekolah dilakukan dengan
senang, bergairah dan berhasil baik, maka
dalam memberikan atau membagi tugas
pekerjaan personel, kepala sekolah
hendaknva memperhatikan kesesuaian
antara beban dan jenis tugas dengan
kondisi serta kemampuan pelaksanaannya
seperti antara lain:
jenis kelamin (pria atau wanita),
kesehatan fisik (kuat-tidaknya mlakukan
pekerjaan itu),
latar belakang pendidikan atau ijazah yang
dimiliki.
kemampuan dan pengalaman kcrja.
bakat, minat, dan hobi.
Termasuk dalam pengelolaan pegawai adalah
peningkatan kesejahteraan pegawai baik
secara jasmani maupun rohani.
The right man on the right place
18. Pengertian
Administrasi
Siswa
Menurut Drs. Wijono (Administrasi
Dan Supervisi Pendidikan, Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti hal: 113)
Manajemen/Administrasi siswa adalah
suatu pencatatan siswa dari proses
penerimaan hingga siswa tersebut
tamat dari sekolah atau keluar
karena pindah sekolah atau sebab
lain.
19. RUANG LINGKUP
ADMINISTRASI
SISWA
Manajemen siswa dapat
digolongkan dalam lima
kegiatan, yaitu :
1)Penerimaan Siswa Baru
2)Ketatausahaan Siswa
3)Pencatatan Bimbingan dan
Penyuluhan
4)Penataan Siswa Di Dalam
Kelas
5)Mutasi Siswa