SlideShare a Scribd company logo
1 of 113
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA
DI MI AT TAUHID PAGERALANG
BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Disusun Untuk Peningkatan Pengembangan Profesi Guru
Disusun Oleh:
NAMA : HERI MUGIONO,S.Pd.I
NUPTK : 4559761663200003
UNIT KERJA : MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS
PENDIDIKAN MADRASAH
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
I. a. Judul Penelitian
b. Bidang Ilmu
c. Kategori Penelitian
:
:
:
Penerapan Strategi pembelajaran Jigsaw Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Akidah
Akhlak Materi Sifat Tercela di MI AT Tauhid
Pageralang Banyumas Tahun Pelajaran 2021/2022.
.
AKIDAH AKHLAK
PENELITIAN TINTAKAN KELAS (PTK)
II. Identitas Peneliti
a. Nama
b. Jenis Kelamin
c. NIP/NUPTK
d. Pangkat/Golongan
e. Jabatan Fungsional
f. Bidang Tugas
g. Kolabor
h. Lama Penelitian
i. Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
HERI MUGIONO, S.Pd.I
Laki-Laki
4559761663200003
-
Guru
Akidah Akhlak MI AT Tauhid Banyumas
ULFATUN KHASNAH, S.Pd
3 Bulan (Mei s/d Juli 2022)
Jl. Lapangan No.1 Pageralang Kemranjen Banyumas
Jawa Tengah
Kepala Madrasah,
FAUZI, S.Pd
NUPTK. 155175065412000
Banyumas, 11 Juli 2022
Peneliti
HERI MUGIONO, S.Pd.I
NUPTK. 4559761663200003
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Lengkap : HERI MUGIONO
Tempat/Tanggal Lahir : Banyumas, 27 Desember 1983
Unit Kerja : MI AT Tauhid Pageralang Banyumas
Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul :
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V AKIDAH AKHLAK
MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG
BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Belum pernah dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan
apapun sebelumnya serta tidak mengandung unsur plagiat di dalamnya.
Jika di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran informasi, maka saya bersedia
didiskualifikasi ataupun dibatalkan dari status juara jika nanti menjadi juara dalam
perlombaan ini.
Banyumas, 11 Juli 2022
Yang menyatakan,
HERI MUGIONO, S.Pd.I
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
pelajaran Akidah Akhlak kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas Tahun
Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini secara umum bertujuan mengupayakan
peningkatan nilai mata pelajaran Akidah Akhlak materi pokok sifat tercela melalui
strategi pembelajaran jigsaw.
Hasil belajar siswa kelas kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas tahun
pelajaran 2021/2022 pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi pokok sifat tercela
masih sangat rendah. Hal ini disebabkan siswa cenderung kurang tertarik dalam
pembelajaran dengan pola klasikal. Penggunaan metode lama, ceramah yang
dilakukan guru, belum mampu menumbuhkan keaktifan seluruh siswa. Hanya
beberapa saja yang memang anak dengan bakat cerdas yang punya daya tangkap
tinggi, sedangkan anak yang berkemampuan biasa mereka kurang bisa menerima
pelajaran sehingga hasil penilaian masih sangat kurang dibawah KKM. Kondisi
pembelajaran yang demikian, memerlukan perubahan strategi pembelajaran yang
dilakukan guru agar mampu meningkatkan hasil belajar. Rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu apakah penerapan strategi jigsaw dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, serta performansi guru pada pembelajaran di kelas.
Subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang
Banyumas berjumlah 25 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Cara pengumpulan data dilakukan melalui tes, pengamatan aktivitas belajar siswa,
serta dokumentasi performansi guru saat pembelajaran berlangsung. Indikator
keberhasilan penelitian ini yaitu bila rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 73 serta
dengan target persentase ketuntasan minimal 85% dan 100% maksimal.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat kenaikan nilai di siklus I rata-rata nilai
hasil belajar siswa 71,4 dengan ketuntasan belajar 36%. Pada siklus II terdapat
kenaikan lagi cukup baik rata-rata nilainya 74,4 dengan ketuntasan belajar naik
menjadi 52,00%. Pada siklus III terdapat kenaikan yang cukup signifikan rata-rata
nilai 81,3 dengan ketuntasan belajar 88%.
Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dan ke
siklus III berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi
pembelajaran jigsaw terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta mampu
meningkatkan performansi guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas.
Kata kunci: Strategi Jigsaw, peningkatan prestasi belajar
iv
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
NOMOR : 73/S.PN/MI-Thd/VI/2022
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MI AT Tauhid Pageralang
Banyumas menerangkan sebagai berikut :
Nama : HERI MUGIONO, S.Pd.I
NIP/NUPTK : 4559761663200003
Pangkat/ Gol : -
Jabatan : Guru Mapel Akidah Akhlak
Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul :
“PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA
DI MI AT TAUHID PAGERALANG
BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022”
Waktu pelaksanaan mulai tanggal 1 Mei s/d 11 Juli 2022 (selama 3 bulan).
Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat digunakan sebagai
manamestinya.
Banyumas, 11 Juli 2022
Kepala Madrasah,
FAUZI, S.Pd
NUPTK. 1551750654120003
MADRASAH IBTIDAIYAH AT TAUHID
PAGERALANG KEMRANJEN BANYUMAS
Jl. Lapangan No. 2 Pageralang Kec. Kemranjen Kab. Banyumas 53194
Telepon/Watshap. 0813 1631 8688 E-mail: mi_attauhid@yahoo.com
MADRASAH IBTIDAIYAH AT TAUHID
PAGERALANG KEMRANJEN BANYUMAS
Jl. Lapangan No. 2 Pageralang Kec. Kemranjen Kab. Banyumas 53194
Telepon/Watshap. 0813 1631 8688 E-mail: mi_attauhid@yahoo.com
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
NOMOR : 73.1/S.PUST/MI-Thd/VI/2022
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MI AT Tauhid Pageralang
Banyumas menerangkan sebagai berikut :
Nama : HERI MUGIONO, S.Pd.I
NIP/NUPTK : 4559761663200003
Pangkat/ Gol : -
Jabatan : Guru Mapel Akidah Akhlak
Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul
“PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA
DI MI AT TAUHID PAGERALANG
BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022”
Telah didokumentasikan pada perpustakaan MI AT Tauhid Pageralang Banyumas
Pada hari : Senin, 11 Juli 2022
Kepala Madrasah,
FAUZI, S.Pd
NUPTK. 1551750654120003
Banyumas, 11 Juli 2022
Pengelola Perpustakaaan
LAELY NUR SAGITA, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan taufik dan hidayahnya,
sehingga penulis dapat melaksanakan serta menyelesaikan Laporan PTK dengan judul
“PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK
MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR SISWAKELAS V AKIDAH AKHLAK
MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022” Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk
memenuhi sebagian pengumpulan tugas program pendidikan profesi guru dalam
jabatan. Laporan PTK ini mengkaji tentang penerapan strategi pembelajaran
Jigsaw pada mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas V materi sifat tercela. Mudah-
mudahan dengan dilaksanakannya peneltian ini masalah yang dihadapi seputar
kurangnya prestasi belajar siswa dapat teratasi dengan baik serta menjadikan
sebuah inovasi serta nantinya bisa bermanfaat untuk siswa, guru, madrasah dan
dunia pendidikan pada umumnya.
Meskipun penulis mengalami banyak hambatan dan tantangan akibat
keterbatasan kemampuan, tetapi dengan semangat yang tinggi, pemberian motivasi dan
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan atau hambatan dapat teratasi. Maka
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Kepala Kantor Kemenag Kantor Kabupaten Banyumas
2. Bapak Kasi Penma Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas
3. Bapak Pengawas Pendidikan Agama Islam wilayah Kemranjen
Banyumas
4. Bapak Kepala Madrasah yang telah memberikan ijin dan bimbingan
penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini.
5. Guru dan Karyawan serta siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang
Banyumas yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan Penelitian
Tindakan Kelas.
Harapan kami, mudah-mudahan PTK ini dapat menjadi inspirasi untuk terus
memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik pada siswa-siswi di sekolah.
Namun demikian peneliti menyadari bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini masih
jauh dari sempurna, maka segala bantuan, masukan, kerja sama yang penulis
terima semoga Allah Swt selalu memberi imbalan dan kekuatan yang besar baik
lahir maupun batin.
Banyumas, 11 Juli 2022
Peneliti,
HERI MUGIONO, S.Pd.I
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
LAMPIRAN...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1
B. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 4
D. Manfaat Hasil Penelitian……………………………………………… 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ………………………………………………………. 6
B. Kerangka Berpikir Penelitian ……………………………………….. 13
C. Tinjaun Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ……………………. 15
D. Hipotesis Tindakan ………………………………………………….. 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………... 18
B. Subyek Penelitian ………………………………………………….. 20
C. Kolaborator Penelitian ……………………………………………… 20
D. Sumber Data ……………………………………………………….. 21
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 21
F. Siklus Penelitian …………………………………………………….. 22
G. Validitas Data ………………………………………………………. 27
H. Teknik Analisis Data ……………………………………………….. 27
I. Indikator Keberhasilan …………………………………………….. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data …………………………………………………. 29
B. Analisis Data Siklus I ………………………………………… 31
C. Analisi Data Siklus II ………………………………………… 36
D. Analisis Data Sikus III ………………………………………… 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………… 46
B. Saran ………………………………………………………….. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Hal
Tabel 01. Jadwal kegiatan penelitian
Tabel 02. 40
Tabel 03. 43
Tabel 04. Rekap Prosentase Ketuntasan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
……………...
44
Tabel 05. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Kooperatif Jigsaw Siswa Siklus I
……………
47
Tabel 07. Rekap Prosentase Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Kondisi
Siklus II ……
53
Tabel 08. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Kooperatif Jigsaw Siswa Siklus II
………….
54
Tabel 09. Rekap Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Siklus
…………………………...
56
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang berjalan saat ini disekolah sangat rumit dengan
seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk
kurikulum yang selalu berubah-ubah layaknya proyek yang selalu ganti. Dalam
kebijakan pendidikan nasional yang dapat dilihat dalam Undang-Undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1, dinyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sementara kurikulum yang saat ini
digunakan yaitu Kurikulum 2013 dengan begitu banyak teori dan perangkat yang
perlu dikerjakan.
Dalam KMA 183 Tahun 2019 memuat berbagai mata pelajaran pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab salah satunya yaitu Akidah Akhlak yang
disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Pembelajaran
Akidah Akhlak yang berlangsung tidak lepas dari peran seorang guru, karena guru
sebagai pendidik merupakan salah satu komponen pembelajaran. Guru harus
melaksanakan dan mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan. Namun,
ketercapaian target kurikulum tidak selalu menjamin pembelajaran tersebut
berkualitas.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, masing-masing komponen harus
diupayakan agar berperan secara optimal. Seiring dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan teknologi, kualitas suatu pembelajaran harus selalu
ditingkatkan. Begitu pula yang terjadi pada pembelajaran Akidah Akhlak di madrasah.
Guru bertugas untuk mengolah dan mengembangkan kurikulum yang berlaku di tiap-
tiap satuan pendidikan masing-masing. Terlihat jelas bahwa guru mempunyai peran
yang sangat besar. Guru harus menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan kebutuhan siswa, agar pembelajaran tersebut dapat berhasil serta
vii
berkualitas.
Sesuai dengan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan sekarang ini, seluruh siswa
dituntut untuk berpartisipasi secara aktif belajar berpusat pada siswa, guru hanya sebagai
motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Namun yang terjadi
sekarang ini, proses pembelajaran di madrasah kurang meningkatkan kreativitas siswa.
Guru masih selalu menggunakan metode ceramah, klasikal dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang berlangsung mempunyai kesan kaku dan didominasi oleh
guru. Padahal performansi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan saat ini,
cenderung pada pencapaian target materi kurikulum saja. Pembelajaran lebih
mementingkan pada penghafalan konsep, bukan pada pemahaman. Siswa hanya
duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan guru saat mengajar.
Dengan suasana pembelajaran yang seperti itu, siswa menjadi pasif. Hal ini sangat
bertolak belakang dengan Kurikulum 2013 yang menuntut siswa belajar dengan
berpartisipasi secara aktif. Proses belajar yang kaku dan monoton tersebut, mengurangi
minat dan motivasi belajar siswa. Jika secara terus menerus, siswa kurang termotivasi
dalam belajar, maka akan berpengaruh juga terhadap hasil belajarnya. Anni dkk ( 2007:
14) menjelaskan bahwa kemampuan siswa untuk menerima dan memahami materi
pelajaran saat melakukan kegiatan belajar, dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Faktor tersebut berasal dari dalam dan luar diri siswa. Guru mempunyai peran
yang sangat besar untuk mempengaruhi belajar siswa. Ini termasuk salah satu faktor dari
luar diri siswa atau disebut juga dengan faktor ekstern. Guru sebagai pendidik juga harus
berupaya meningkatkan minat dan keinginan siswa dalam belajar. Guru harus mengetahui
apa yang menjadi daya tarik siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Hasil nilai harian pada kondisi awal siklus yang dilakukan guru sebagai
evaluasi dengan nilai KKM 73 untuk mata pelajaran Akidah Akhlak terdapat 19 siswa
yang belum tuntas KKM dari 25 siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang di semester
II tahun pelajaran 2021/2022. Sedangkan siswa yang sudah tuntas pembelajaran baru
berjumlah 6 siswa. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi nilai harian pra siklus kelas V
MI AT Tauhid Pageralang Banyumas bisa dilihat pada lampiran. Penyebab rendahnya
nilai prestasi belajar siswa kelas V MI AT Tauhid Banyumas kemungkinan
dikarenakan siswa tidak berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang berlangsung. Guru juga masih
menggunakan metode mengajar klasikal dengan selalu mengedepankan ceramah
tanpa diselingi strategi, media atau metode pembelajaran lain yang inovatif. Dari
situlah pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak maksimal.
1
2
Padahal apabila melihat tugas guru yang professional sudah jelas dinyatakan
dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Berdasarkan undang-undang tersebut, kualitas suatu pembelajaran
juga dapat dilihat dari keaktifan siswa saat proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat
dimunculkan dengan adanya kegiatan pembelajaran yang menarik. Kegiatan
pembelajaran perlu dirancang oleh guru dengan penggunaan model pembelajaran yang
tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dimaksudkan untuk mempermudah
siswa dalam menerima dan memahami materi. Banyak model pembelajaran inovatif
yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa. Untuk lebih jelasnya pada data
dibawah ini :
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa belum mampu menyerap dan
memahami materi secara maksimal dengan pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan. Makan dari itu model pembelajaran yang inovatif juga perlu diberikan
dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas V MI AT Tauhid Pageralang Kemranjen
Banyumas pada materi pokok”Menghindari sifat tercela kikir, serakah dan kisah
Qorun”.Pemilihan strategi pembelajaran yang inovatif sangat perlu untuk
pembelajaran dikelas ini dipraktekan, agar siswa dapat turut berperan aktif dalam
pembelajaran. Selain inovatif, guru juga harus memilih strategi pembelajaran
kooperatif yang sesuai dengan materi. Materi akidah akhlak ini mempunyai cakupan
materi yang cukup luas. Banyaknya materi yang ada, harus dapat disampaikan oleh
guru dalam proses pembelajaran yang efektif. Siswa juga harus dapat menerima dan
memahami semua materi yang ada. Selain untuk memenuhi tujuan dari kurikulum
yang ada, siswa juga perlu memahami materi ini dengan baik. Untuk itulah,
dibutuhkan strategi pembelajaran yang inovatif dan tepat agar semua materi dapat
disampaikan kepada siswa..
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan yaitu strategi
pembelajaran Jigsaw. Strategi pembelajaran jigsaw merupakan bagian dari strategi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai pembelajaran yang inovatif
dengan mengedepankan latihan berfikir dengan cara diskusi. Melihat banyaknya
materi yang harus dipelajari pada mata pelajaran akidah akhlak, serta rendahnya
prestasi belajar siswa selama ini peneliti akan menerapkan penggunakan strategi
jigsaw yang tepat pada pembelajaran materi ini. Diharapkan siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal. Berpedoman pada penjelasan di atas, maka hal inilah yang melatar
belakangi untuk mengadakan penelitian dengan judul” PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARANJIGSAW UNTUK MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR
3
SISWA KELAS V MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID
PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, pertanyaan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penerapan pembelajaran materi “sifat tercela kikir dan
serakah” pada siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Kemranjen
Banyumas menggunakan metode kooperatif jigsaw?
2. Bagaimanakah prestasi nilai hasil belajar siswa setelah menggunakan
strategi diskusi jigsaw?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi Jigsaw dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V materi sifat tercela MI AT
Tauhid Pageralang Banyumas Tahun Pelajaran 2021/2022.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Sekolah
1) Dapat memajukan dan meningkatkan prestasi dan mutu sekolah.
2) Dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat
dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi sekolah lain dalam
mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan pendidikan
khususnya dalam pengajaran dan keguruan.
3) Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan pembelajaran
bermutu
4) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah
b. Bagi Guru
4
1) Dapat memacu para guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
2) Membuat para guru untuk senantiasa mencipatakan suasana belajar
yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
3) Dapat menjadi referensi sekaligus solusi bagi para guru yang sedang
mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang
dipelajari pada pelajaran Akidah Akhlak materi sifat tercela kikir dan
serakah.
2) Dengan penerapan strategi ini diharapkan mampu membuat peserta
didik lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
3) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari yang sebelumnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A . Diskripsi Teori
1. Pengertian Penerapan
Pengertian Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan, sedangkan
menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan
suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan
yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Menurut Usman (2002),
penerapan (implementasi) adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan,
atau adanya mekanisme suatu sistem.
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Menurut Setiawan (2004)
penerapan (implementasi) adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata
penerapan (implementasi) bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan,
atau mekanisme suatu system. Ungkapan mekanisme mengandung arti
bahwa penerapan (implementasi) bukan sekedar aktifitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
2. Strategi Pembelajaran
Pengertian Strategi Pembelajaran Terdapat berbagai macam
pengertian strategi pembelajaran sebagai mana dikemukakan oleh para
ahli. Salah satunya yang dikemukakan oleh Dick dan Carey sebagaimana
dikutip Etin Solihatin (2013 : 3) yang menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah komponen umum dari suatu rangkaian materi dan
prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama–sama oleh
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Etin Solihatin,
2012: 3).
Terdapat 5 komponen strategi pembelajaran yang perlu diperhatikan
yakni kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi,
partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Sedangkan menurut
Etin Solihatin (2012 : 4).
Strategi Pembelajaran adalah pendekatan secara menyeluruh
dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar
siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan
merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Selain itu, menurut Darmayah (2010: 17) strategi pembelajaran
merupakan pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan
pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai
sumber 13 belajar yang digunakan oleh guru guna menunjang terciptanya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal itu berarti bahwa
strategi pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar yang
digunakan oleh guru seperti menggunakan alat peraga, buku teks, dan
kartu indeks dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas
sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu prosedur pembelajaran
dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman
belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar, agar tercipta proses
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga siswa mau belajar.
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar
6 7
dan mengajar. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama.
Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
pembelajaran formal lain, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang
guru lakukan dalam kelas (Hamzah dan Nurdin Mohamad, 2011: 142-
143). Dalam arti sempit pembelajaran merupakan suatu proses atau cara
yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. Kata
pembelajaran itu sendiri lebih menekankan pada kegiatan belajar siswa
dengan sungguh–sungguh 14 yang melibatkan aspek intelektual,
emosional, dan sosial. Sedangkan dalam arti luas pembelajaran adalah
suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sitematik yang bersifat
interaktif dan komunikatif antara guru dengan siswa dikelas, dihadiri
secara fisik oleh guru atau tidak untuk menguasai kompetensi yang telah
ditentukan (Zaenal Arifin, 2009: 10). Pembelajaran adalah suatu kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar
(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 297). Selain itu, sebagaimana dikutip oleh
Sanjaya istilah pembelajaran juga dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari
segala sesuatu melalui berbagai macam media. Istilah pembelajaran ini
merupakan padanan alternatif untuk learner dan lerning. Penggunaan
media seperti bahan cetak , gambar, audio, program televisi, siaran radio,
dan lain sebagainya, mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar
menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar (Mukhamad
Murdiono, 2012: 20). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
pembelajaran adalah suatu sistem instruksional yang terdiri atas beberapa
komponen yang meliputi tujuan, bahan ajar, siswa, guru, metode ,media
dan evaluasi yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik, agar siswa menjadi lebih baik dalam komunikasi dan
interaksi kepada guru.
Pemilihan Strategi pembelajaran Pada dasarnya pembelajaran
merupakan proses penyampaian informasi atau penambahan kemampuan
baru kepada siswa. Oleh karena itu, ketika seorang guru berpikir
informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada
saat yang bersamaan guru juga harus memikirkan strategi apa yang tepat
8
untuk diterapkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai sangat menentukan strategi apa yang
akan digunakan. Seorang guru harus benar–benar memahami tujuan
pembelajaran sebelum memilih strategi pembelajaran (Mukhamad
Murdiyono, 2012: 31). Dengan kata lain, kita perlu memilih strategi
pembelajaran yang memadai yang dapat memungkinkan tercapainya
tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditentukan. Namun tidaklah mudah untuk memilih strategi, terdapat
banyak faktor yang harus diperhatikan dalam memilih strategi
pembelajaran. Menurut Essef sebagaimana dikutip Abdul Gafur (2012:
97-100) menyebutkan tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan atau menetukan strategi pembelajaran adalah faktor-faktor
belajar (learning factors), lingkungan belajar (learning invirontment), dan
besar kecilnya kelompok belajar Dari aspek faktor-faktor belajar yang
perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran meliputi:
rangsangan (stimulans) atau metode penyampaian materi pelajaran,
reaksi, jawaban (response) siswa terhadap rangsang tersebut, dan umpan
balik (feed back) yang diberikan kepada siswa untuk memberitahukan
tepat tidaknya response atau jawaban siswa.
3. Jigsaw
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara.
Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering
digunakan secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita
istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan strategi
pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang
digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk
mencapai tujuan belajarnya. Secara bahasa, Strategi bisa diartikan sebagai
siasat, Kiat, Trik atau cara. Sedangkan Strategi secara umum adalah suatu
rencana tentang pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang
ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran. Secara
harfiah, kata “Strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan
stratagem yakni siasat atau rencana.
Berdasarkan etimologinya kata “ Jigsaw” merupakan kata yang
berasal dari bahasa ingris dengan terjemahan dalam bahasa indonesiannya
“gergaji ukir”. Pola Pembelajaran model jigsaw menyerupai pola cara
9
penggunaan sebuah gergaji, yaitu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan melakukan kerja sama dengan siswa lain dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan bersama.
Pembelajaran tipe jigsaw “merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal “(Isjoni 2010: 54). Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh
Aronson. Dalam pelaksanaannya, jigsaw menempatkan siswa ke dalam
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang. Setiap kelompok
diberi informasi yang membahas salah satu topik dari materi pelajaran
mereka saat itu (Huda 2011: 120). Melaksanakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, siswa bekerja kelompok selama dua kali, yakni
dalam kelompok mereka sendiri dan dalam kelompok ahli.
Perkumpulan siswa yang memiliki bagian informasi yang sama
dikenal dengan istilah kelompok ahli. Dalam kelompok ahli ini masing-
masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana
menjelaskan bagian informasi itu kepada teman-teman satu kelompoknya
yang semula. Setelah diskusi selesai, semua siswa dalam kelompok “ahli”
ini kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing dari mereka
mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman satu
kelompoknya. Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan,
jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan
materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.
Penggunaan jigsaw dalam pembelajaran IPA materi Bumi dan Alam
Semesta untuk siswa kelas V merupakan pilhan yang tepat. Hal ini
dikarenakan materi yang terdapat di dalamnya cukup banyak, dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, dan tidak mengharuskan urutan penyampaian
materi.
Selain itu, jigsaw juga dapat mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Dalam konsep jigsaw, semua siswa harus bisa mendapatkan
kesempatan dalam proses belajar supaya semua pemikiran siswa dapat
diketahui (Amri dan Ahmadi 2010: 180). Kelebihan strategi ini yaitu dapat
melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada
orang lain (Zaini dkk 2008:56). Model jigsaw dapat digunakan secara efektif
di tiap level, di mana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari
pemahaman, membaca atau keterampilan kelompok untuk belajar bersama
10
(Isjoni 2011: 58).
Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw menurut Asmani (2011:42) :
a. Siswa dikelompokkan ke dalam empat tim atau sesuai dengan bahan
atau materi yang akan dibagikan.
b. Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c. Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari bagian materi
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan bagian materi yang mereka peroleh.
e. Setelah selesai berdiskusi, sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
materi yang mereka kuasai. Sementara, anggota lainnya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas
untuk menyamakan pikiran dan menarik kesimpulan.
g. Guru memberikan evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencakup
seluruh materi yang didiskusikan siswa.
h. Guru menutup pembelajaran.
4. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dan kualitas pengajaran yang dimaksud adalah frofesional yang
dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru dalam bidang kognitif (
intelektual), bidang sikap dan bidang perilaku. Pendapat lain tentang hasil
belajar dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa: Hasil belajar adalah
aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar
baik aktual maupun potensial Perubahan itu dalah pokoknya terdapat
perubahan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang lama
Perubahan terjadi karena usaha Dick dan Reiser mengemukakan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai
hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat macam yaitu:
pengetahuan, kemampuan intelektual, keterampilan motorik dan
11
sikap.Sedangkan menurut Hamalik hasil belajar adalah perubahn tingkah
laku pada siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
prilaku, sikap, dan keterampilan.hasil belajar itu biasanya dapat dinilai
dalam bentuk angka, huruf, dan kata-kata.
Sementara Bloom, membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah
yaitu: ranah Kognitif (pengetahuan), ranah Afektif (sikap), ranah
Psikomotorik (keterampilan motorik). Berdasarkan pendapat di atas, maka
dapat diambil suatu pengertian bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan dengan usaha dan
latihan serta pengalaman yang diperoleh secara sadar dan sengaja yang
mengakibatkan timbulnya perubahan baru.
5. Aqidah Akhlak
Akidah merupakan akar atau pokok agama. Syariah/Fikih (ibadah,
muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai
manifestasi dan konsekuensi dari keimanan dan keyakinan hidup. Akhlak
merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia
dengan manusia yang lainnya.
Mata Pelajaran Akidah Akhlak menekankan pada kemampuan
memahami keimanan dan keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan
yang kokoh dan mampu mempertahankan keyakinan/keimanannya serta
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma‟ al-husna. Akhlak
menekankan pada pembiasaan untuk menerapkan dan menghiasi diri
akhlak terpuji (mahmudah) dan menjauhi serta menghindari diri dari
akhlak tercela (madzmumah) dalam kehidupan sehari-hari.
6. Sifat Tercela
Sifat tercela (mazmumah) Akhlak tercela ialah perbuatan tercela
menurut pandangan akal dan syariat Islam. Akhlak tercela ini bukan sifat
Rasulullah SAW dan bukan amalan utama seorang muslim. Akhlak tercela
(mazmumah) yang harus ditinggalkan. Akhlak ini merupakan yang
bertentangan dari mahmudah, madzmumah ialah tingkah laku tercela
yanng dapat merusak keimanan dan menjatuhkan martabatnya dan akan
menyebabkan sipelakunya mendapatkan kemurkaan dari Allah SWT dan
12
dijauhkan dari kasih sayang Allah SWT. Akhlakul mazmumah tercermin
dari tingkah laku yang tidak baik, membuat kecurangan, kedzoliman, dan
kesengsaraan keluarga maupun masyarakat. Untuk menghilangkan
akhlakul mazmunah, dari kecil harus ditanamkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT. Akhlakul mazmumah cenderung jauh pada
pendidikan, jauh dari hikmah, jauh dari kebenaran Allah SWT. Setiap
perbuatan buruk berakibat kesengsaraan bagi si pembuat sendiri dan bagi
masyarakatnya. Banyak cerita-cerita yang diterangkan Allah SWT dalam
al-Qur’an tentang celakanya orang dahulu, yaitu akibat dari kemaksiatan
dan keburukan akhlak mereka. Cerita seperti ini tentu dimaksudkan untuk
dijadikan sebagai cermin yang perlu diperhatikan oleh orang-orang yang
datang kemudian. Banyak sekali hal-hal yang terkandung dalam Al-Qur’an
yang membahas tentang akhlak tercela dalam bahasan kali ini adalah kikir,
serakah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kikir
adalah alat dari besi baja yang bergerigi, dipakai untuk meratakan
(menajamkan dan sebagainya) sesuatu. Contoh: Ayah mengambil kikir
untuk menajamkan mata gergaji. Arti lainnya dari kikir adalah terlampau
hemat memakai harta bendanya. Kikir atau pelit adalah suatu sikap yang
enggan berbagi dengan orang lain dalam berbagai hal. Sifat ini dapat
melanda siapa saja namun kebanyakan adalah mereka yang merasa
memiliki kecukupan harta. Serakah yaitu apa yang dimaksud dengan
serakah? Menuru Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), arti kata serakah adalah selalu hendak memiliki lebih
dari yang dimiliki. Arti lainnya dari serakah adalah loba.
Tingkah sifat tercela atau ahlak mazmumah adalah perbuatan yang
tidak Allah ridhoi. Seseorang yang melakukan perbuatan seperti : kikir,
serakah, buruk sangka, ghibah atau buthon, boros, dan marah, dan lain-
lainnya. Semua itu adalah tingkah laku tercela, yang mana apabila
melakukannya akan berdosa. Secara bahasa sifat tercela adalah sikap atau
perbuatan yang tidak baik, sedangkan menurut istilah perilaku ialah semua
sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah swt, yang akan
menimbulkan kerugian bagi dirinya dan orang banyak. Secara umum, Sifat
tercela berarti sikap seseorang yang tidak senang apabila melihat orang
lain mendapat keberuntungan kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT.
13
biasanya sikap tercela ini timbul karena adanya permasalahan atau
permusuhan dari satu individu ke individu lainnya
B. Kerangka Berpikir Penelitian
Pada kondisi awal peneliti dalam menyajikan materi masih
menggunakan metode ceramah yang membosankan siswa. Kesempatan
latihanpun dirasa masih belum cukup, sehingga praktis kegiatan pembelajaran
dapat dikatakan belum berhasil, karena masih banyak siswa yang belum
memenuhi nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran
akidah akhlak materi sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun merupakan
pembelajaran dasar yang harus dilalui dan dialami oleh setiap siswa. Agar
mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus mampu memilih
dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Namun kenyataannya saat
ini, pembelajaran akidah akhlak belum menggunakan model pembelajaran
yang inovatif dan menarik motivasi siswa dalam belajar. Guru seringkali
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar. Siswa juga
cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung. Siswa hanya duduk
mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Rendahnya
prestasi belajar apabila diatasi dengan pembelajaran melalui pendekatan
kooperatif akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir
tersebut dapat digambarkan dengan diagram alir berikut :
Gambar.01
Alur Kerangka Berfikir Penelitian
Kegiatan pembelajaran yang ada menjadi kaku dan tidak menarik.
Aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Performansi guru juga masih
kurang optimal, karena kurang menggunakan model pembelajaran yang inovatif
14
dan menarik. Kenyataan itu juga terjadi pada pembelajaran akidah akhlak materi
sifat tercela serakah, kikir, kisah Qorun kelas V MI AT Tauhid Pageralang
Banyumas. Sangat disayangkan, apabila siswa kurang memahami tentang materi
ini. Karena materi ini seharusnya dapat dilihat, diamati, dan diterapkan dalam
kehidupan siswa sehari-hari. Bagian dari materi sifat tercela kikir, serakah, kisah
Qorun penting bagi guru dalam memperhatikan strategi pembelajaran yang
digunakan saat menyampaikan materi dikelas dengan penggunaan strategi yang
inovatif. Peneliti menggunakan strategi pembelajaran tipe jigsaw pada proses
pembelajaran kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas dianggap tepat
karena sesuai dengan materi yang sudah dikenal oleh siswa, cakupan materi yang
sangat banyak, dan tidak mengharuskan urutan penyampaian. Strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengaktifkan siswa saat pembelajaran. Perhatian siswa terhadap
pembelajaran menjadi muncul dengan adanya aktivitas siswa. Guru dalam
pelaksanaan model pembelajaran ini dituntut agar dapat mengendalikan
jalannya proses pembelajaran.
C. Tinjaun Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. Shanti Anggrayani, 2018: Skripsi Penerapan Metode Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas X Di SMAN 04 Kaur.IAIN Bengkulu. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran peneliti menggunakan metode
pembelajaran demontrasi dengan melibatkan siswa secara langsung dalam
proses pembelajaran, terbukti dengan menggunakan metode jigsaw telah
meningkatkan prestasi siswa SMAN 04 Kaur. Sebagai hasilnya siswa mampu
menerima materi yang di sampaikan dan mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Hal ini adanya perubahan hasil belajar khususnya mata pelajaran
pendidikan agama islam dengan nilai ketuntasan 85,66 %.
2. Journal of Phycis and Science Learning Vol. 02 Nomor 1, Juni 2018, ISSN :
2614-0950 sangat berpengaruh terhadap masalah yang akan dipecahkan yaitu :
(a) Stategi Jigswa lebih baik dari model konvensioanal (b) Pengaruh strategi
Jigsaw sangat signifikan terhadap pola berfikir siswa karena disini anak
dituntut bisa menyelesaikan sub yang diskusikan berbeda beda dengan teman
lain dalam satu kelompok.
3. Abdullah, 2018 : Skripsi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui
Strategi Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Terhadap
Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yapni Lubuk Pakam. Hasil penelitian
15
ini menunjukkan bahwa tuntas (90%) dan hanya 2 orang siswa yang belum
tuntas (10%). Maka, pembelajaran Akidah Akhlak dengan menerapkan strategi
jigsaw ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah YAPNI Lubuk Pakam.
4. Uswatun khasanah, 2018: PTK penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran
akuntansi dasar siswa kelas x akl 2 smk negeri 7 yogyakarta tahun ajaran
2017/2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan Aktivitas Belajar
pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Siswa Kelas X AKL 2 SMK Negeri 7
Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Persentase rata-rata Aktivitas Belajar
pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar meningkat 16.54% dari siklus I sebesar
60.29% menjadi 76.82% pada siklus II.
5. Eka Chintia, 2020: PTK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia di SDN 07 Limbur Merangin Kab.Merangin. Hasil
penelitian yakni ada saat prasiklus atau sebelumnya dilakukan tindakan
keaktifan belajar siswa sebesar 2,4% dengan kategori kurang aktif, setelah
dilakukan tindkan siklus 1 skor keaktifan belajar siswa naik menjadi 3,9%
dengan kategori mendekati aktif. Dan meningkat sangat signifikan pada siklus
II dengan skor nilai keaktifan belajar siswa menjadi 4,7% dengan kategori
mendekati sangat aktif. Hasil penelitian ini menyarankanagar guru menerapkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
6. Siti Masriyah, 2012: PTK Pembelajaran Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pelajaran IPA, PGMI Fakultas Tarbiyah
Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil dari penelitianya adalah
penggunaan pembelajaran tipe Jigsaw ini meningkatkan hasil belajar siswa
mencapai 94% pada siklus II, hal ini menunjukan bahwa penelitian ini
tergolong sangat berhasil karena diatas nilai maksimal ketuntasan yakni 85 %
dari jumlah seluruh siswa.
7. Rieke Meilana, 2018: Skripsi Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran PAI
kelas V SDN 01 Pujodadi tahun pelajaran 2018/2019, IAIN Metro Lampung.
16
Hasil penelitia. Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Pembelajaran dengan penggunaan metode pembelajaran Cooperative
learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Pujodadi Pusat Tahun
Pelajaran 2018/2019, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
mencapai KKM 73 pada siklus I sebesar 47% meningkat menjadi 87% pada
siklus II.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori yang telah dituliskan di atas, maka dapat dibuat
hipotesis sebagai berikut :
1. Dengan digunakannya strategi pembelajaran jigsaw dalam pembelajaran
akidah akhlak materi sifat tercela (kikir, serakah, kisah Qorun) di kelas V
MI AT Tauhid Pageralang Banyumas dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
2. Performansi guru juga meningkat dengan adanya pengelolaan kelas dalam
proses pembelajaran ini.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di MI AT Tauhid Pageralang yang terletak
di Jalan Buntu-Purwokerto km.2 Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Sekaligus tempat dimana peneliti
melaksanakan aktivitas belajar mengajar serta untuk letak geografisnya di
bawah pegunungan krumput Banyumas. Memiliki 15 ruang, yang terdiri atas
ruang kelas, ruang guru, ruang kepala madrasah, perpustakaan, mushola UKS,
dapur, ruang komputer, kesenian dan gudang, kamar mandi, wc guru dan
siswa.
Dengan melakukan penelitian dikelas di tempat peneliti mengajar
maka peneliti dapat melaksanakan penelitian tanpa mengganggu tugas pokok
guru mata pelajaran yang lain, bahkan merupakan tindakan yang sinergis
dengan tugasnya. Dengan demikian maka kualitas proses belajar mengajar
dapat ditingkatkan dan dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa. Setelah
penelitian tindakan kelas dilaksanakan tentu saja hasil yang diharapkan adalah
dapat meningkatnya hasil belajar siswa. Maksud peneliti melakukan penelitian
ini disamping sebagai salah satu syarat tugas akhir program juga dapat
dijadikan sebagai bahan referensi teman-teman sehingga peneliti akan
membukukan hasil dari penelitian tindakan kelas ini. Bila kelak dikemudian
hari hasil penelitian ini dibutuhkan maka dapat dibuka kembali. Untuk kegiatan
belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 - 12.10 WIB. kondisi ruang kelas
cukup bersih, sirkulasi udara dan cahaya cukup baik. Serta dalam penelitian
tidak mengganggu jalanya pembelajaran, namun tetap menggunakan prosedur
dalam penelitian yang rencananya melalui tahapan yaitu prestasi belajar
evaluasi pra siklus, siklus I , siklus II dan siklus III. Apabila belum didapatkan
hasil yang baik bisa lanjut ke seiklus selanjutnya. Dalam setiap siklus juga
terdiri langkah-langkah yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, evalusi
serta refleksi dari pelaksanaan siklus tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2021/2022,
selama dua bulan. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan
Juni 2022. Waktu 3 bulan tersebut dipergunakan untuk melaksanakan 6
kegiatan.
Adapun rencana jadwal kegiatan yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
a) Penyusunan Proposal
Penyusunan Proposal dilaksanakan di bulan Mei 2022 minggu ke 2 tanggal
23 s/d 24.
b) Pelaksanaan penilaian kondisi awal pra siklus di bulan Mei 2022 minggu ke
3 tanggal 25.
c) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada minggu ke 1 tanggal 9 Juni 2022.
d) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada minggu ke 2 tanggal
22 Juni 2022
e) Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada minggu ke 4 tanggal
29 Juni 2022.
f) Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Juli minggu ke 1 tanggal 1
s/11 Juli 2022.
Tabel. 01
Jadwal Kegiatan Penelitian
No.
Uraian Kegiatan Mei 2022 Juni 2022 Juli 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyusun proposal X
2. Kondisi Awal X
2. Siklus I X X
18
19
3. Siklus II X X
4. Menyusun laporan X
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 bentuk siklus. Masing-masing
siklus dilakukan dalam 1, 2, 3 sekali pertemuan 35 menit, terdiri dari penyampaian materi
dan berikutnya digunakan untuk tes formatif. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas tidak ada penentuan jumlah sample
ataupaun penentuan teknik sampling, yang ada adalah subjek penelitian seluruh
siswa yang ada dikelas tersebut dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang berjumlah
keseluruhan 25 anak yang terdiri dari 16 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.
Tabel.02
Data Siswa Kelas 5
Tahun Pelajaran 2021/2022
No Siswa
Laki-Laki
Siswa
Perempuan
KET
L/P 11 14
Total 25 Siswa
Sebagian besar siswa kelas V MI AT Tauhid pageralang pada tahun
pelajaran 2021/2022 berasal dari keluarga yang terbilang kurang mampu. Hal ini
dengan jumlah 60% orang tua/wali siswa bermata pencaharian sebagai buruh
perkebunan dan pertanian, selebihnya berpencaharian sebagai wiraswasta,
pedagang, dan pegawai swasta. Latar belakang pendidikan orang tua siswa
sebagian besar adalah 40% tamatan SD, 20% SMP, 20% SMK dan selebihnya ada
yang D3/S1.
C. Kolabor Penelitian
Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar
mendapat data yang valid, maka peneliti melibatkan kolabor unuk memastikan
8
20
validitas datanya karena melibatkan orang lain. Obsrver terdiri dari peneliti
dibantu kolabor teman sejawat. Karena penelitian ini dibantu kolabor, maka
penelitian ini dinamakan penelitian kolaborasi. Di dalam penelitian kolaborasi
data diperoleh dari tiga sumber yaitu siswa, peneliti, dan teman sejawat, sehingga
data yang diperoleh valid. Untuk nama kolabor pada penelitian ini adalah guru
kelas V yaitu Ibu Ulfatun Khasanah, S.Pd. Tugas kolabor agar mendapatkan
data yang valid dengan mengamati prilaku guru dan siswa selama proses
pembelajaran secara langsung baik saat melakukan pembelajaran dikelas, gaya
berpakaian, cara berkomunikasi dengan siswa dan seluruh aspek yang mendukung
penelitian berlangsung. Nantinya akan ada lembar untuk kolabor dalam menilai
dari siswa atau guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ari awal sampai
akhir penelitian tindakan kelas.
D. Sumber Data
Bentuk data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ada dua
macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
berisi proses berupa minat belajar siswa. Sedangkan data kuantitatif adalah data
yang berisi hasil belajar siswa berupa nilai. Dalam penelitian ini sumber data
diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah
sumber data yang diperoleh langsung dari hasil belajar siswa yang berupa ulangan
harian. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh tidak langsung
dari siswa tapi melalui pengamatan teman sejawat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002:151). Jadi teknik dalam hal ini
menyangkut masalah teknik-teknik pengumpulan data atau metode apa yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi pengamatan,
diskusi, kajian dokumen, dan tes.
1. Pengamatan
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara
aktif maupun pasif. Pengamatan juga diarahkan pada kegiatan guru dalam
menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengelola kelas, memberikan
latihan dan umpan balik, dan lainnya. Sementara itu, pengamatan terhadap
21
siswa difokuskan pada tingkat partisipasi dan minat siswa dalam mengikuti
pelajaran.
2. Kajian dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti
kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi
pelajaran.
3. Diskusi
Diskusi dilakukan antara peneliti dan observer pada setiap akhir pembelajaran
dengan tujuan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya.
4. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes kemampuan awal
diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kakurangan
atau kelemahan siswa dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan
mutu hasil belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada.
F. Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian
yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek
pembelajaran tersebut dilakukan (Tim Pelatih Proyek PGSM 1999:6).
Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif
dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey yang dikutip oleh Wiriaatmadja
(2005:12), mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan
sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk
pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan
yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke mana
pengetahuan itu akan membawa peserta didik.
Secara ringkas, Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran
mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan
melihat pengaruh dari upaya itu.
22
Dari tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun dan tidak lepas saran dari kepala sekolah, pembimbing,
maupun teman guru yang lain. Penelitian tindakan kelas ini akan
dilaksanakan melalui 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:
merencanakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk merevisi rencana apabila
tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, seperti aspek
pada gambar berikut :
Gambar.02
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan siklus ini direncanakan berlangsung dalam 3 kali
perbaikan. Masalah baru yang timbul akan kembali dipecahkan melalui daur
penelitian tindakan kelas PTK.
Siklus I, II, III (1 x Pertemuan 35 menit)
Pelaksanaan siklus terdiri 4 tahapan yaitu:
a. Perencanaan (planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan tindakan untuk pelaksanaan diskusi, baik materi
modul ajar, power point slide, youtube vidio pembelajaran
materi sifat tercela kikir, materi untuk bahan diskusi, lembar
kerja diskusi, lembar evalusi dan lembar kerja peserta didik.
3) Menyiapkan siswa dengan dibuat asal dan kelompok ahli.
4) Mempersiapkan metode kooperatif jigsaw dengan tahapan
Re Planning
Planning
Re Observing
Observing
Re Acting
Acting
Re Reflecting Reflecting
Conclution
23
a) Menempatkan siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang
terdiri dari 5 anak.
b) Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu
topik dari materi pelajaran mereka saat itu.
c) Melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa
bekerja kelompok selama dua kali, yakni dalam kelompok
mereka sendiri dan dalam kelompok ahli.
d) Siswa yang memiliki bagian informasi yang sama dikenal
dengan istilah kelompok ahli. Dalam kelompok ahli ini masing-
masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik
bagaimana menjelaskan bagian informasi itu kepada teman-
teman satu kelompoknya yang semula.
e) Setelah diskusi selesai, semua siswa dalam kelompok “ahli” ini
kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing dari
mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada
teman-teman satu kelompoknya.
5) Menyusun lembar observasi dan penilaian
6) Mengkordinasikan teman sejawat sebagai kolabor Ibu Ulfatun
Khasanah, S.Pd
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I menggunakan tindakan pada 5
kelompok dari jumlah total siswa 25, dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut:
Pertemuan I,II, III
1) Kegiatan Awal
Dalam kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa ke dalam
situasi belajar. Kemudian guru memberikan apersepsi melalui
penjelasan materi sifat kikir pertemuan siklus I, sifat tercela
serakah pertemuan siklus II dan Kisah Qorun pertemuan siklus III.
Selanjutnya siswa yang sudah masuk kelompok kelompok
yang beranggotakan 5 anak dan berjumlah 5 klompok, dilanjutkan
setiap kelompok untuk berdiskusi bersama anggota kelompok
masing masing untuk dicatat oleh tiap siswa nantinya sebagai
bahan presentasi. Setelah semua anggota kelompok membahas
materi dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu melakukan presentasi
didepan kelas per kelompok per siswa tentang pemahaman cara
24
tumbuhan hijau membuat makanan. Untuk peneliti dalam hal ini
guru kelasnya aktif kooperatif berperan membimbing seluruh siswa
di tiap-tiap kelompok aktif apabila ada yang kurang jelas guru
segera menjelaskan secara rinci tentang materi yang diajarkan
dalam hali ini yaitu sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun
Berdasarkan presentasi yang diberikan oleh siswa per
kelompok, guru memberikan penguatan, penjelasan apabila masih
kurang sesuai kepada siswa. Dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran serta alternatif pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran selanjutnya jika masih saja
materi belum bisa dipahami oleh seluruh kelompok siwa kelas V
MI AT Tauhid Pageralang
2) Kegiatan Inti
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan strategi
jigsaw pada siklus I,II,III, guru mengarahkan siswa untuk
mengikuti pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran cara
kelompok untuk membahas setiap sub topic bahasan di materi sifat
tercela kikir, serakah, kisah Qorun.
a) Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh cara
berdiskusi menyelesaikan materi yang telah dibagi setiap anak
per kelompok baik ahli mupun asal.
Gambar.03 Pola Pembelajaran Jigsaw
b) Siswa dalam kelompok pertama dan kelompok ahli saling
bekerjasama memahami sub topik bahasan setiap materi yang
disampaikan oleh guru.
25
c) Untuk penerapan pembelajaran jigsaw ini siswa berperan aktif
menjadi 5 kelompok dari 25 siswa dengan jumlah anggota 5
anak disetiap kelompok untuk berfikir serta membahas materi
sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun di setiap kelompok
masing masing untuk kemudian dicatat untuk dipresentasikan
didepan kelas. Guru berperan aktif mendampingi siswa secara
kooperatif membimbing siswa.
d) Untuk unjuk kerja dengan model jigsaw nantinya siswa dituntut
untuk unjuk kerja secara kelompok dua kali kerja lebih
jelasnya dengan proses skema sebagi berikut :
(1) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan
anggota maksimal 5 siswa tiap kelompok masing-masing
siswa dalam setiap kelompok diberi bagian materi yang
berlainan.
(2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian materi
yang ditugaskan.
(3) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub
bagian yang sama berkumpul dalam kelompok baru yang
disini disebut sebagai kelompok ahli untuk mendiskusiksn
sub bab mereka.
(4) Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan
sub bab bagian mereka, maka selanjutnya masingmasing
anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok asli
dan secara bergantian mengajar teman dalam 1 kelompok
mengenai sub bab yang telah dikusai sedangkan anggota
lainnya mendengarkan penjelasan dengan seksama.
(5) Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi hasil
diskusi yang telah dilakukan.
(6) Kelompok ahli disini yakni siswa yang lebih mampu
menguasai materi dijadikan ahli atau tutor nantinya
menjelaskan kembali kepada teman mereka sendiri di
kelompok asal mereka tentang materi yang sudah mereka
pahami dan kuasai seputar materi yang diskusikan di siklus
I sifat tercela kikir, siklus II serakah dan siklus III kisah
Qorun. Dilanjutkan presentasikan kelompok di depan kelas
26
oleh semua siswa sesuai bagian materi kelompok yang telah
disepakati dalam anggota kelompok mereka.
(7) Vidio penunjang untuk lebih jelasnya pada video berikut :
Sifat tercela kikir:
https://www.youtube.com/watch?v=opiYuHMKabk
Sifat tercela serakah :
https://www.youtube.com/watch?v=IY-
TRzKhB6Y&t=211s
Kisah Qorun:
https://www.youtube.com/watch?v=zrVJF1Mgq34&t=662s
(8) Guru melaksanaan kegiatan penilaian, evaluasi.
(9) Guru melakukan perbaikan kepada siswa yang belum
tuntas dengan rencana perbaikan pada pertemuan
berikutnya.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswaa menyimpulkan materi yang telah di bahas
dalam diskusi tersebut.
b) Guru memberikan penguatan dan motivasi belajar.
c) Guru memberikan tugas di LKPD.
d) Guru menutup pelajaran.
G. Validitas Data
Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar
mendapat data yang valid, maka peneliti melibatkan observer. Obsrver terdiri
dari peneliti dibantu teman sejawat. Karena penelitian ini dibantu kolabor,
maka penelitian ini dinamakan penelitian kolaborasi. Di dalam penelitian
kolaborasi data diperoleh dari tiga sumber yaitu siswa, peneliti, dan teman
sejawat, sehingga data yang diperoleh valid.
H. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah
berhasil dikumpulkan anatara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik
deskriptif komparatif) dan teknis analisis kritis. Teknik statistik deskriptif
komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan
hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan
hasil pada akhir setiap siklus.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis
kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja
27
siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasar kriteria normatif yang
diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis
tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersama dan
atau setelah pengumpula data dengan Rumus tes formatif :
X = ∑ X
n
X = Nilai Rata-rata
∑ X = semua nilai siswa
∑ n = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus:
P = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Jumlah Siswa
I. Indikator Kinerja dan Kebersihan
Indikator dalam penelitian ini adalah naiknya prestasi belajar siswa.
Untuk mengukur peningkatan hasil siswa digunakan nilai hasil tes formatif.
Dalam penelitian ini keberhasilan perbaikan pembelajaran mata pelajaran
akidah akhlak dalam materi sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun dari segi
proses dan hasil. Keberhasilan tindakan perbaikan yang akan dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan
kemampuan, pemahaman, keterampilan, seluruh siswa kelas V MI AT
Tauhid Pageralang Banyumas minimal target sampai dengan 85 %
tuntas dalam pembelajaran akidah akhlak sifat tercela kikir, serakah dan
kisah Qorun.
2. Secara individu, hasil belajar tuntas maksimal mencapai 100% dari
kriteria ketuntasan minimal akan lebih baik dalam pembelajaran
pembelajaran akidah akhlak sifat tercela kikir, serakah dan kisah Qorun.
3. Secara klasikal penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi
target yang ditetapkan yakni minimal 85% siswa telah tuntas mencapai
KKM dengan nilai 73
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
1. Deskripsi Kondisi Awal
Pada bagian ini akan dikemukakan data penelitian yang dilakukan
terhadap siswa dari mulai kondisi pra siklus, siklus pertama, siklus kedua,
siklus ketiga dengan disertai gambaran ketercapaian target di setiap siklusnya.
Seperti telah disampaikan di awal, subyek penelitian tindakan pada penelitian
ini adalah semua siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas.
Upaya perbaikan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak
kompetensi dasar menghinadri sifat-sifat tercela kikir, serakah, kisah q
dengan menggunakan metode kooperatife jigsaw dilaksanakan sebanyak 3
siklus. Dari data tersebut maka peneliti dalam hal ini sekaligus sebagai guru
mapel Akidah Akhlak kelas V MI AT Tauhid Banyumas telah memperoleh
gambaran hasil perbaikan pembelajaran siklus I, siklus II berdasarkan data
yang peneliti laksanakan. Sebelum melaksanakan siklus I, II dan III terlebih
memang untuk pembelajaran dalam proses belajar mengajar menggunakan
metode klasikal yang biasa yaitu ceramah, meringkas dan menerangkan. Pada
kenyataanya proses pembelajaran memang lebih disadari oleh adanya
hubungan interpersonal yang baik antara siswa dengan guru.
Pendekatan yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Kondisi lingkungan sosial beserta kondisi keluarga peserta didik serta suasana
kelas adalah penentu psikologis utama dalam mempengaruhi belajar
akademik. Untuk mengoptimalkan kondisi sosio emosional positif di kelas,
29
maka diperlukan adanya pengelolaan kelas yang dinamis dan sesuai dengan
apa yang menjadi kesenangan siswa.
Untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan hendaknya
memperhatikan kondisi emosional positif di kelas karena emosi positif dapat
merangsang otak dapat bekerja secara efektif, efisien sehingga dalam kondisi
ini siswa dapat mengoptimalkan melakukan eksperimen, bertanya atau
menjawab pertanyaan, praktik langsung serta bekerja sama dan lain-lain.
Sebaliknya keadaan stres dan rasa takut dikelas akan menghambat kerja otak,
proses berpikir dan mengingat.
Perlu disadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung,
seluruh aspek kewajiban siswa dan guru akan terlibat. Bukan hanya fisik,
pikiran, perasaan, pengalaman dan bahasa tubuh, emosipun terlibat. Ini
menunjukkan bahwa setiap pembelajaran prosesnya tidak sesederhana seperti
apa yang dibayangkan selama ini. Wajar saja bila pada awal pembelajaran
ketika guru memasuki ruangan belajar dengan wajah murung, maka proses
pembelajaran berlangsung dalam suasana menegangkan dan melelahkan.
Siswa tidak berani bertanya, apalagi mengemukakan pendapat yang berbeda
dengan guru.
Suasana demokrasi lenyap selama proses pembelajaran berlangsung.
Jiwa siswa berada pada kondisi tidak nyaman, pembelajaran tidak
menghasilkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian awal
melalui observasi dan tes awal gambaran pembelajaran sifat tercela pada
pelajaran Akidah Akhlak kelas V tentang meningkatkan prestasi belajar
melalui strategi pembelajaran jigsaw. Peneliti telah menerapkan penelitian
menggunakan strategi pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas V MI AT Tauhid Banyumas dilaksanakan dengan tiga siklus, yang
dimulai dari tanggal 23 Mei dan berakhir pada tanggal 30 Juli 2022. Hasil
30
penelitian dari siklus I dan siklus II dan III yang peneliti lakukan meliputi hasil
evaluasi test berupa nilai tes formatif berupa data pengamatan terhadap aktivitas
siswa dan performansi guru. Adapun hasil penelitian dapat dipaparkan sebagai
berikut:
B. Analisis Data Siklus I
Berikut ini akan dipaparkan mengenai data pelaksanaan tindakan pada
siklus I. Data yang akan disampaikan meliputi hasil belajar, hasil observasi
proses pembelajaran, refleksi, dan revisi.
1. Paparan Data Hasil Belajar
Data hasil belajar yang akan disajikan berupa nilai hasil tes formatif. Setelah
diadakan tes formatif pada siklus diperoleh data nilai sebagai berikut :
Tabel.03
DAFTAR NILAI TES FORMATIF SIKLUS.I
MATERI POKOK : SIFAT TERCELA KIKIR
NO
NAMA NILAI
KET TUNTAS/
BELUM TUNTAS
1 Adi Widodo L
68 BELUM
2 Adhitya Prahermansyah P
65 BELUM
3 Ahmad Fatih F.A L
70 BELUM
4 Arif DwiSaputra P
70 BELUM
5 Azhar Afrizal F L
65 BELUM
6 Azhar Fathul Q P
78 TUNTAS
7 Diah Ajeng Rahmadani P
85 TUNTAS
8 Dika Saputra P
66 BELUM
9 Felisa Restu Oktaviana P
77 TUNTAS
10 Fizi Asririn Aprilia P
71 BELUM
11 Ghina Hanifatul Husna P
63 BELUM
12 Ika Meilinisa Nafiah L
70 BELUM
13 Insan Fadila L
78 TUNTAS
14 OktaviaNur Azizah P
65 BELUM
31
15 Rakha Aryaputra P L
75 BELUM
16 Rudi Prasetyo L
62 BELUM
17 Satria Saga Nuary L
75 TUNTAS
18 Syarif Hasyim P
68 BELUM
19 WafiPutra R P
73 BELUM
20 WafiQonita Hafidzoh P
68 BELUM
21 Wildan Najmi Zain L
88 TUNTAS
22 Xena Ananda Anggia Putri P
70 BELUM
23 Muhammad Elang P L
73 TUNTAS
24 Abadi Jaya L
68 BELUM
25 Fajar Nugroho P
65 BELUM
Jumlah
1776
Nilai Minimal
62
Nilai Maksimal
88
Nilai Rata-Rata
71.04
KKM : 73
Tabel 05. Rekap Prosentase Ketuntasan Siswa
dalam Pembelajaran Siklus I
No Pembelajaran
TUNTAS
Mencapai Nilai
KKM : 73
BELUM TUNTAS
Mencapai Nilai
KKM : 73
Ket
1. Siklus I
9 Siswa 16 Siswa
2. Prosentase 36% 76%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa nilai ulangan harian materi
pokok sifat tercela kikir sudah menggunakan pembelajaran jigsaw yang diperoleh
ketuntasan sebagai berikut :
a. Pada penilaian siklus I terdapat 9 siswa (36%) dari 25 siswa telah tuntas
diatas nilai KKM dengan nilai rata-rata adalah 73.
32
b. Nilai yang belum tuntas masih ada 16 anak (76%) dengan rata-rata nilai 62
masih dibawah nilai KKM yaitu 73.
c. Penyebab belum maksimalnya metode kooperatif jigsaw pada siklus I
berdasarkan pengamatan peneliti dikarenakan anak masih saja tidak
memperhatikan materi yang disampaikan dalam pembelajaran atau kurang
serius serta masih kesulitan berdiskusi dalam menentukan jawaban dari
pikiran siswa sendiri-sendiri sesuai topic diskusi tiap anak.
d. Langkah yang ditempuh peneliti yaitu membuat inovasi yang lebih kreatif
dari sebelumnya melalui pembelajaran jigsaw lagi pada siklus II agar seluruh
siswa dapat menerima metode ini dengan baik atau minimal sesuai target
peneltian yaitu minimal 80% siswa bisa tuntas dalam pembelajaran ini.
Dari nilai hasil belajar siswa siklus I ini dapat dianalisis bahwa proses
pembelajaran belum berhasil sesuai target yaitu 85% tuntas. Hal ini disebabkan
dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa, hanya 9 siswa yang memperoleh nilai di
atas 73 sebagai KKM mata pelajaran Akidah Akhlak. Masih ada sekitar 16 siswa
lagi yang belum tuntas mencapai KKM dana akan dilanjutkan diperbaikan siklus
II. Prosentase ketuntasan hasil siklus I dapat digambarkan dengan diagram berikut
ini :
Gambar.04 Tabel Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selain teknik tes, dalam penelitian tindakan kelas ini juga
62
85
71
76%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Siswa Belum
Tuntas
Siswa Belajar
Tuntas
36%
33
digunakan teknik nontes berupa pengamatan untuk mengamati aktivitas
belajar siswa dan performansi guru. Hasil pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa disajikan dalam table berikut
Tabel 06. Data Hasil Pengamatan
Aktivitas Belajar Kooperatif Jigsaw Siswa Siklus I
No Aspek
Jml
/Aspek
% Aspek
Pencapaian
Kriteria
A
Keaktivan Diskusi Klompok Ahli
19 76 Tuntas
B
Keaktivan Menjelaskan Materi
18 72 Tuntas
C
Keaktivan Kerjasama dalam kelompok
17 68 Tuntas
D
Keaktivan Diskusi Klompok Asal
18 72 Tuntas
E
Keaktivan Siswa dari awal sampai akhir
19 76 Tuntas
Gambar Grafik 05.
Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan melalui penggunaan pembelajaran
kooperatife jigsaw dengan pola belajar kelompok diperoleh data adalah sebagi
berikut :
a. Aspek A : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 76% siswa
keseluruhan secara kelompok.
b. Aspek B : Keaktivan menjelaskan materi kelompok yang ahi atau
sudah menguasai mencapai 72% siswa keseluruhan secara kelompok.
c. Aspek C : Keaktivan kerjasama dalam kelompok asal 76% siswa
76%
72%
68%
72%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E
76%
Aspek pembelajaran kooperatife jigsaw
34
keseluruhan secara kelompok.
d. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 72% siswa
keseluruhan secara kelompok.
e. Aspek E : Keaktivan diskusi selama pembelajaran kelompok secara
keseluruhan dari awal sampai akhir mencapai 72% siswa keseluruhan
secara kelompok.
Dari kelima data tersebut dapat dilihat secara umum
pembelajaran kooperatife jigsaw berjalan dengan baik atau tuntas
dengan perolehan semua kelompok siswa diatas KKM yang ditentuka
yaitu 73 untuk pelajaran Akidah Akhlak materi sifat tercela kikir.
Keaktifan siswa terlihat yaitu pada pelaksanaan pertama atau
kelompok asal hampir semua siswa antusias mengikuti pembelajaran
ini.
Disamping itu peneliti juga menerapkan cara bagaimana agar
siswa itu belajar tapi tidak spaneng, tegang, seperti sekolah pada
umumnya secara klasikal duduk menerima saja apa yang disampaikan
oleh guru. Pada pembelajaran ini siswa dibuat untuk senang dulu
sesuai apa yang mereka inginkan, baru diberi materi yang secara
kooperatif guru membimbing sedekat-dekatnya layaknya antar teman.
Sehingga secara keseluruhan berdasarkan pengamatan peneliti
pada siklus I ini sudah cukup berhasil dengan nilai semua diatas KKM,
namun demikian masih harus peneliti tingkatkan karena target
kebethasilan dalan penelitian ini secara keseluruhan adalah minimal
85% tuntas semua. Sehingga untuk 5 kelompok akan peneliti teruskan
pada perbaikan di siklus II pada pertemuan yang akan datang.
Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa peneliti mengupayakan
penyelesaian dari permasalahan-permasalahan maka dengan
35
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada pelaksanaanya
peneliti lanjutan siklus II dengan bekerjasama Ibu Ulfatun Khasanah,
S.Pd sebagai kolaborator.
3. Refleksi
Penerapan strategi jigsaw pada materi sifat tercela serakah, kikir,
kisah Qorun pada siswa kelas V MI AT Tauhid Banyumas pada siklus I oleh
peneliti belum dapat dikatakan berhasil 85% sesuai target ketuntasan dengan
penilaian yang telah dilakukan.
Namun bila dilihat dari kondisi awal cukup ada kenaikan yang tadinya yang
tuntas 24% (6 siswa) naik menjadi 36% (9 siswa). Untuk nilai rata-rata kondisi
awal 71,04 naik pada siklus II menjadi 71,00.
Peningkatan tersebut masih dipandang kurang, karena ada beberapa
siswa yang tidak maksimal dalam melaksanakan tugasnya saat kerja kelompok.
Saat berada di kelompok ahli, ada beberapa siswa yang masih acuh terhadap tugas
yang telah diperolehnya. Mereka seharusnya mempelajari dan mendiskusikan
materi yang telah diterimanya, namun ada beberapa siswa yang justru bermain-
main bersama teman dari kelompok tersebut. Ketika siswa kembali ke kelompok
asal pun, masih ada siswa yang tidak mau menjelaskan materi yang telah menjadi
tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan materi kurang dipahami sepenuhnya
oleh kelompok tersebut.
C. Analisis Data Siklus II
1. Data Hasil Belajar
Setelah peneliti melakukan perbaikan terhadap hasil pembelajaran materi sifat
tercela serakah melalui strategi jigsaw pada siklus pada penelitian tindakan siklus
pada II dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil pembelajaran siklus
I. Adapun hasil pembelajaran pada siklus II dijabarkan lebih rinci sebagai berikut:
Setelah diadakan penilaian pada siklus II pada materi sifat tercela serakah
36
melalui strategi jigsaw di kelas V MI AT Tauhid Banyumas, diperoleh data nilai
sebagai berikut:
Tabel 06. Daftar Nilai Siklus II
Kompetensi Dasar : menghindari sifat tecela serakah
NO
NAMA NILAI
KET TUNTAS/
BELUM TUNTAS
1
Adi Widodo L 70 BELUM
2
Adhitya Prahermansyah L 72 BELUM
3
Ahmad Fatih F.A L 75 TUNTAS
4
Arif Dwi Saputra L 70 BELUM
5
Azhar Afrizal F L 73 TUNTAS
6
Azhar Fathul Q L 82 TUNTAS
7
Diah Ajeng Rahmadani P 90 TUNTAS
8
Dika Saputra L 70 BELUM
9
Felisa Restu Oktaviana P 83 TUNTAS
10
Fizi Asririn Aprilia P 75 TUNTAS
11
Ghina Hanifatul Husna P 68 BELUM
12
Ika Meilinisa Nafiah P 73 TUNTAS
13
Insan Fadila P 85 TUNTAS
14
Oktavia Nur Azizah P 65 TUNTAS
15
Rakha Aryaputra P L 78 TUNTAS
16
Rudi Prasetyo L 67 BELUM
17
Satria Saga Nuary L 76 TUNTAS
18
Syarif Hasyim L 70 BELUM
19
Wafi Putra R L 75 TUNTAS
20
Wafi Qonita Hafidzoh P 72 BELUM
21
Wildan Najmi Zain L 88 TUNTAS
22
Xena Ananda Anggia Putri P 72 BELUM
37
23
Muhammad Elang P L 75 TUNTAS
24
Abadi Jaya L 70 BELUM
25
Fajar Nugroho L 67 BELUM
Jumlah
1861
Nilai Minimal
65
Nilai Maksimal
90
Nilai Rata-Rata
74
KKM : 73
Berdasarkan data penilaian pada siklus II dapat diketahui bahwa hasil nilai
yang didapat dengan menggunakan pembelajaran jigsaw pada pertemuan siklus II
mengalami banyak kemajuan dengan mulai digemarinya diskusi jigsaw oleh siswa
dalam pembelajaran. Hal tersebut untuk lebih menjelaskan pada siswa dengan cara
berlatih berfikir kritis tentang materi yang sedang dibahas pada siklus II. Pada
penilaian siklus II ini, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai terendah yaitu 65.
Rata-rata nilai yang mereka peroleh juga cukup meningkat signifikan yakni dari
jumlah keleluruhan 25 siswa. Perolehan rata-rata nilai sebesar 74 mampu
membuktikan bahwa pembelajaran pada siklus II dengan strategi jigsaw cukup
memuaskan. Untuk lebih jelasnya hasil perolehan nilai siklus II sebagai berikut :
1. Siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang pada siklus II mendapatkan rata-
rata nilai 74, dengan jumlah 13 siswa dari 25 atau (52%) mencapai tuntas
belajar.
2. Adapun 12 siswa atau (12%) belum tuntas belajar mencapai nilai KKM.
3. Secara keseluruhan untuk pembelajaran siklus II dikatakan berhasil tuntas
mencapai nilia diatas target penelitian minimal yakni 85%, maksimal
100% TUNTAS diatas nilai KKM.
Tabel 07. Rekap Prosentase Ketuntasan siswa
dalam Pembelajaran Kondisi Siklus II
17
Gambar 06.
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II
Selain teknik tes, dalam penelitian tindakan kelas ini juga
digunakan teknik nontes berupa pengamatan untuk mengamati aktivitas
belajar siswa dan performansi guru. Hasil pengamatan terhadap
aktivitas belajar siswa disajikan dalam table berikut :
Tabel 08. Data Hasil Pengamatan
Aktivitas Belajar Diskusi Jigsaw Siswa Siklus II
No Aspek
Jml
/Aspek
% Aspek
Pencapaian
Kriteria
A
Keaktivan Diskusi Klompok Ahli
20 80% TUNTAS
B
Keaktivan Menjelaskan Materi
23 92% TUNTAS
C
Keaktivan Kerjasama dalam
kelompok
25 100% TUNTAS
D
Keaktivan Diskusi Klompok Ahli
23 92% TUNTAS
65
90
74
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Siswa Belajar Tuntas
No Pembelajaran
TUNTAS
BELUM
TUNTAS Ket
1. SIKLUS II
13 Siswa 12 Siswa
2. Prosentase 52% 48 %
52%
38
E
Keaktivan Siswa dari awal sampai
akhir
24 96% TUNTAS
Gambar Grafik 10.
Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan melalui penggunaan pembelajaran
kooperatif jigsaw dengan pola belajar kelompok diperoleh data adalah sebagi
berikut :
1. Aspek A : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 80% siswa
keseluruhan secara kelompok.
2. Aspek B : Keaktivan menjelaskan materi kelompok yang ahli atau
sudah menguasai mencapai 92% siswa keseluruhan secara kelompok.
3. Aspek C : Keaktivan kerjasama dalam kelompok asal 88% % siswa
keseluruhan secara kelompok.
4. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 100% siswa
keseluruhan secara kelompok.
5. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 96% siswa
keseluruhan secara kelompok.
D. Analisi Data Siklus III
1. Data Hasil Belajar
Setelah peneliti melakukan perbaikan terhadap hasil pembelajaran materi sifat
80%
92% 100%
92%
0
20
40
60
80
100
Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E
96%
Aspek pengamatan jigsaw
39
tercela pada kisah Qorun melalui strategi jigsaw pada siklus pada penelitian
tindakan siklus pada III dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil
pembelajaran siklus II. Adapun hasil pembelajaran pada siklus III dijabarkan lebih
rinci sebagai berikut:
Setelah diadakan penilaian pada siklus III pada materi sifat tercela serakah
melalui strategi jigsaw di kelas V MI AT Tauhid Banyumas, diperoleh data nilai
sebagai berikut:
Tabel 06. Daftar Nilai Siklus III
Kompetensi Dasar : menghindari sifat tecela Qorun
NO
NAMA NILAI
KET TUNTAS/
BELUM TUNTAS
1
Adi Widodo L 72 BELUM
2
Adhitya Prahermansyah L 76 TUNTAS
3
Ahmad Fatih F.A L 85 TUNTAS
4
Arif Dwi Saputra L 85 TUNTAS
5
Azhar Afrizal F L 85 TUNTAS
6
Azhar Fathul Q L 87 TUNTAS
7
Diah Ajeng Rahmadani P 96 TUNTAS
8
Dika Saputra L 82 TUNTAS
9
Felisa Restu Oktaviana P 87 TUNTAS
10
Fizi Asririn Aprilia P 82 TUNTAS
11
Ghina Hanifatul Husna P 72 BELUM
12
Ika Meilinisa Nafiah P 75 TUNTAS
13
Insan Fadila P 85 TUNTAS
14
Oktavia Nur Azizah P 70 BELUM
15
Rakha Aryaputra P L 83 TUNTAS
16
Rudi Prasetyo L 75 TUNTAS
17
Satria Saga Nuary L 80 TUNTAS
18
Syarif Hasyim L 85 TUNTAS
19
Wafi Putra R L 82 TUNTAS
40
20
Wafi Qonita Hafidzoh P 85 TUNTAS
21
Wildan Najmi Zain L 92 TUNTAS
22
Xena Ananda Anggia Putri P 75 TUNTAS
23
Muhammad Elang P L 80 TUNTAS
24
Abadi Jaya L 76 TUNTAS
25
Fajar Nugroho L 82 TUNTAS
Jumlah
2034
Nilai Minimal
70
Nilai Maksimal
96
Nilai Rata-Rata
81.36
KKM : 73
Berdasarkan data penilaian pada siklus III dapat diketahui bahwa hasil nilai
yang didapat dengan menggunakan pembelajaran jigsaw pada pertemuan siklus III
mengalami banyak kemajuan dengan mulai digemarinya diskusi jigsaw oleh siswa
dalam pembelajaran. Hal tersebut untuk lebih menjelaskan pada siswa dengan cara
berlatih berfikir kritis tentang materi yang sedang dibahas pada siklus III. Pada
penilaian siklus III ini, nilai terendahnya 79 tertinggi 96. Rata-rata nilai yang mereka
peroleh juga cukup meningkat signifikan yakni dari jumlah keleluruhan 25 siswa
perolehan rata-rata nilai sebesar 79 mampu membuktikan bahwa pembelajaran pada
siklus III dengan strategi jigsaw cukup baik dan tuntas memuaskan. Untuk lebih
jelasnya hasil perolehan nilai siklus III sebagai berikut :
1. Siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang pada siklus II mendapatkan rata-
rata nilai 79, dengan jumlah 22 siswa dari 25 atau (88%) mencapai tuntas
belajar.
2. Adapun 3 siswa atau (12%) belum tuntas belajar mencapai nilai KKM.
3. Secara keseluruhan untuk pembelajaran siklus III sudah dikatakan berhasil
tuntas mencapai nilia diatas target penelitian minimal yakni 85%
41
TUNTAS diatas nilai KKM.
Tabel 07. Rekap Prosentase Ketuntasan siswa
dalam Pembelajaran Kondisi Siklus II
Gambar 09.
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
3. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus III
Selain teknik tes, dalam penelitian tindakan kelas ini juga
digunakan teknik nontes berupa pengamatan untuk mengamati aktivitas
belajar siswa dan performansi guru. Hasil pengamatan terhadap
aktivitas belajar siswa disajikan dalam table berikut :
Tabel 08. Data Hasil Pengamatan
Aktivitas Belajar Diskusi Jigsaw Siswa Siklus II
70
96
80,1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Siswa Belajar Tuntas
No Pembelajaran
TUNTAS
BELUM
TUNTAS Ket
1. SIKLUS III
22 Siswa 3 Siswa
2. Prosentase 88% 12%
88%
42
No Aspek
Jml
/Aspek
% Aspek
Pencapaian
Kriteria
A
Keaktivan Diskusi Klompok Ahli
23 92 TUNTAS
B
Keaktivan Menjelaskan Materi
23 92 TUNTAS
C
Keaktivan Kerjasama dalam
kelompok
25 100 TUNTAS
D
Keaktivan Diskusi Klompok Ahli
24 96 TUNTAS
E
Keaktivan Siswa dari awal sampai
akhir
25 100% TUNTAS
Gambar Grafik 10.
Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus III
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan melalui penggunaan pembelajaran
kooperatif jigsaw dengan pola belajar kelompok diperoleh data adalah sebagi
berikut :
6. Aspek A : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 92% siswa
keseluruhan secara kelompok.
7. Aspek B : Keaktivan menjelaskan materi kelompok yang ahli atau
sudah menguasai mencapai 92% siswa keseluruhan secara kelompok.
8. Aspek C : Keaktivan kerjasama dalam kelompok asal 88% % siswa
keseluruhan secara kelompok.
9. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 96% siswa
keseluruhan secara kelompok.
92%
92% 100%
96%
0
20
40
60
80
100
Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E
100
%
Aspek pengamatan diskusi jigsaw
43
10. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 100% siswa
keseluruhan secara kelompok.
Dari jumlah siswa seluruh yakni 25 anak, masih terdapat 3 anak
yang belum tuntas akan peneliti tindak lanjuti dengan pendekataan
langsung kepada siswa. Bilamana memang terdapat problem khusus yang
dimiliki anak nantinya guru akan berkordinasi dengan semua pihak yang
berkompeten untuk tindakan pembimbingan khusus nantinya. Seandainya
memang ada anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Peran orangtua
juga sangat penting dalam hal mempengaruhi kemampuan dalam
menerima pelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini
telah melebihi target kriteria keberhasilan yang ditetapkan dengan nilai
minimal 80% siswa tuntas semua, maka perbaikan siklus dapat dihentikan
hanya sampai siklus II.
Tabel 09.
Rekap Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Siklus
No Pembelajaran Siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM)
Prosentase
1. Studi Awal 6 siswa 24%
2. Siklus I 9 siswa 36%
3. Siklus II 13 siswa 52%
4. Siklus III 22 siswa 88%
Tabel 10. Rekapitulasi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Untuk
Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran
No. Kegiatan
Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Nilai rata-
rata Kelas
Tuntas Persentase Belum Persentase
1. Studi Awal 66,8 6 24% 19 76%
2. Siklus I 71,4 9 36% 16 64%
3. Siklus II 74,0 12 52% 13 48%
4. Siklus III 81,0 22 88% 3 12%
44
Dari seluruh pembelajaran pada PTK dari awal sampai siklus II
siswa mengalami peningkatan (TUNTAS) prestasi atau nilai sebagai
berikut :
a) Studi kondisi awal 6 siswa (24%) ke siklus I sebanyak 13 siswa
(52%). Ada sekitar 28% peningkatan prestasi nilai siswa.
b) Pada siklus I sebanyak (36%) 9 siswa ke siklus II sebanyak 13
siswa (52%). Siklus III ada sekitar (88%) 22 anak peningkatan
belajar siswa.
Sehingga secara keseluruhan penelitian ini dikatakan sudah
berhasil melampaui target mnimal 85% s/d target maksimal 100%,
maka dari dicukupkan sampai siklus III dan penelitian ini tergolong
berhasil.
45
BAB V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI
AT Tauhid Pageralang Banyumas pada pelajarana akidah akhlak materi pokok
sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun.
Meningkatnya kualitas pembelajaran ini dilihat berdasarkan
peningkatan perolehan hasil evaluasi penilaian setelah melaksanakan
pembelajaran dengan mengganti pembelajaran cara klasikal dengan strategi
pembelajaran jigsaw dengan dari Siklus I, II dan III. Aktivitas belajar siswa
dibimbing aktif oleh peneliti sekaligus guru mapel akidah akhlak kelas V MI
AT Tauhid Pageralang dengan selalu melakukan inovasi penyempurnaan
pembelajaran strategi diskusi jigsaw dari siklus I dan siklus II sampai siklus
III. Ditambah lagi performansi guru yang inovatif serta peran guru secara
kooperatif menempatkan seperti halnya rekan kerja antar guru dan siswa
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak mengalami
peningkatan yang cukup baik dan signifikan. Mulai dari kondisi awal sebelum
menggunakan strategi jigsaw ketuntasan 6 anak 24% dari seluruh jumlah
siswa 25 anak tuntas sesuai nilai KKM 73. Nilai rata-ratanya pada kondisi
awal pra siklus yaitu 66,8.
2. Pada siklus I naik menjadi 9 anak 36% ada peningkatan prestai dalam belajar
siswa. Perolehan nilai rata-rata siklus I yaitu naik menjadi 71,4.
3. Maka dari itu dilanjutkan ke siklus II dengan hasil peningkatan prestasi cukup
baik yakni menjadi 13 anak 52% tuntas KKM. Hasil nilai rata-rata siklus II
yaitu 74,0.
4. Setelah siklus II lanjut ke perbaikan siklus III dengan nilai peningkatan
pretasi yang cukup maksimal yaitu 22 anak 88%. Nilai rata-rata pada siklus
46
III menjadi
Strategi pembelajara jigsaw ini merupakan inovasi pembelajaran yang
membantu guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan diskusi
kelompok. Saling menjelaskan materi yang telah dipelajari, mampu
memancing tanggungjawab dan perhatian siswa terhadap materi. Hal ini
didukung dengan kemampuan guru dalam membimbing diskusi yang
dilakukan siswa dalam kelompoknya serta proses pembelajaran yang
demikian mampu memperoleh hasil belajar siswa yang maksimal.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MI AT Tauhid
Pageralang Banyumas, maka peneliti menyarankan:
1. Bagi Guru atau peneliti :
a. Melalui penelitian tindakan kelas peneliti terdorong untuk menyiapkan
pembelajaran yang lebih baik.
b. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas mempunyai
manfaat yang besar bagi peneliti sebagai seorang guru hendaknya
membiasakan untuk menganalisis hasil evaluasi secara berkala.
c. Penggunaan strategi pembelajaran jigsaw dalam setiap pembelajaran
Akidah Akhlak materi sifat tecela dapat menjadi salah satu solusi baru
untuk meningkatkan pemahaman anak untuk bisa berfikir kreatif dalam
pelajaran.
2. Bagi Siswa :
a. Dapat menjadikan anak menjadi aktif berfikir dalam pembelajaran.
b. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan
dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.
c. Dapat meningkatkan kemampuan sosial mengembangkan rasa harga
diri dan hubungan interpersonal yang positif.
d. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa
diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada
masing-masing kelompok.
e. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih
47
dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya.
f. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi
tersebut kepada teman kelompok belajarnya.
g. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok
h. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah dapat menjadi wadah kreatifitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran disekolah lebih inovatif. Seyogyanya dapat memfasilitasi
semua kepentingan pembelajaran sehingga dapat memacu perkembangan
dan hasil baelajar anak secara optimal.
b. Pengetahuan mengenai membangun Sekolah Progresif Berbasis Karakter
penting untuk dipahami setiap insan akademika terutama calon pendidik.
Dengan memahami pengetahuan tersebut calon pendidik dapat
mengimplementasikan dengan baik proses pembelajaran berbasis karakter
sehingga terselenggaranya pendidikan manusia seutuhnya dapat tercapai
dan melalui pendidikan dapat tercipta generasi bangsa masa depan yang
gemilang dan utuh
5. Tindak Lanjut
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini akan ditindaklanjuti
pada mata pelajaran yang lain dan pokok bahasan yang lain pula, bahkan
pada kelas yang lain. Maka dari itu peranserta positip dari kepala sekolah
dan rekan-rekan seprofesi sangat diperlukan bantuan dan dukunganya.
Kerjasama yang baik antara peneliti, teman sejawat dan kepala
sekolah yang telah membagi pengalamanya dan tukar pikiran mengenai
masalah-masalah pembelajaran, yang pernah ataupun yang sedang
dialami sangat diperlukan dalam proses kegiatan perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas.
48
DAFTAR PUSTAKA
Rizki Ngesti Wayah (2013). “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Peserta Didik Kelas XI
Akuntansi SMK Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi. Yogyakarta FE
UNY
Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Shume Teresa. (2016). The Jigsaw Method And Cooperative Learning. North Dakota
State University
Siswanti. (2015). “Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bebantu
Media Buku Saku untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar 78
Sutomo. 2007. Manajemen Sekolah.Semarang: UPT MKK UNNES.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Jakarta: Bumi Aksara.
Thruston, Allen, et al. 2010. Enhancing Outcomes in School Science for Pupils
During Transition from Elementary School Using Cooperative Learning:
Middle Grades Research Journal Vol. 5 No.1: 19-25.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen & Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Th.2003 Tentang
Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). 2006. Bandung: Fermana Bandung.
Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. .
Juweto, G.A. (2015). Effective of Jigsaw Cooperative Teaching/Learning Strategi
and School Location on Students Achievement and Attitude Towards Biology in
Secondary School in Delta State. Delta State University Abraka.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/jurnalphi/article/view/8369 :
Penerapan metode jigsaw ii terhadap peningkatan keaktifan belajar siswa smk
darul ihsan
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/19305/16103
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi/article/view/2832/1603
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi/article/view/2832/1603
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/4264/299
8
https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/550
LAMPIRAN PTK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah/Madrasah : MI AT Tauhid Pageralang
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/Semester : V/2
Materi Pokok : Menghindari akhlak tercela (kikir)
Alokasi Waktu : 1 JPL x 35 Menit
Pertemuan ke : 1 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
1. KI-1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah
air
3. KI-3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya
dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat
bermain.
4. KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Memahami akhlak tercela kikir, serakah dan
cara menghindarinya
3.2 Menjalankan sikap sungguh-sungguh sebagai
wujud menghindari sifat kikir, serakah dalam
kehidupan sehari-hari
3.4 Mengetahui sifat kikir dan serakah melalui kisah
Qarun dan cara menghindarinya dalam kehidupan
sehari-hari
4.5 Menceritakan kisah Qarun sebagairujukan
untuk menghindari sifat kikir dan serakah dalam
kehidupan sehari-hari
3.1 Menjelaskan pengertian sifat kikir dengan baik
dan benar.
3.2 Membiasakan sikap seseorang untuk
menghindari sifat kikir.
3.3 Menganalisis kebiasaan manusia untuk
menghindari dari sifat kikir dalam kehidupan
sehari-hari.
3.4 Mengaitkan cara menghindari akhlak tercela
serakah dalam kehidupan sehari-hari
3.5 Menyimpulkan hikmah menghindari sifat kikir
di kehidupan sehari-hari
C. TUJUAN PEMBELAJARAN /A-audient , B-behavior, C-conditiond,D-degree
1. Dengan memahami ahlak tercela kikir (a) peserta didik (b) dapat menjelaskan pengertian kikir (c)
dengan benar (d)
2. Melalui penjelasan contoh sikap (a) peserta didik (b) dapat membiasakan sifat untuk menghindari
ciri-ciri kikir (c) dengan baik dan penuh makna (d)
3. Melalui diskusi kelompok (a) peserta didik (b) dapat menganalisis golongan orang dan bahayanya
memiliki sifat kikir (c) dengan penuh percaya diri, baik dan benar (d)
4. Melalui diskusi kelompok (a) peserta didik (b) dapat mengaitkan penyebab orang bisa mempunyai
sifat kikir di kehidupan sehari-hari (c) dengan benar dan penuh makna (d)
5. Melalui diskusi klompok (a) peserta didik (b) dapat menyimpulkan hikmah menghindari sifat kikir
di kehidupan sehari-hari (c) dengan baik dan penuh makna (d)
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx
PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx

More Related Content

What's hot

Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Suaidin -Dompu
 
RENCANA TINDAK LANJUT.2023.docx
RENCANA TINDAK LANJUT.2023.docxRENCANA TINDAK LANJUT.2023.docx
RENCANA TINDAK LANJUT.2023.docx
DedeApriyanto2687
 
Format supervisi penilaian proses belajar mengajar
Format supervisi penilaian proses belajar mengajarFormat supervisi penilaian proses belajar mengajar
Format supervisi penilaian proses belajar mengajar
Royadi Nusa
 
Contoh Manajemen Sekolah
Contoh Manajemen SekolahContoh Manajemen Sekolah
Contoh Manajemen Sekolah
WARGA SALAPAN
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Achmad Anang Aswanto
 
1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx
1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx
1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx
rafikawinoto
 

What's hot (20)

Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
 
Program kegiatan keagamaan
Program kegiatan keagamaanProgram kegiatan keagamaan
Program kegiatan keagamaan
 
RENCANA TINDAK LANJUT.2023.docx
RENCANA TINDAK LANJUT.2023.docxRENCANA TINDAK LANJUT.2023.docx
RENCANA TINDAK LANJUT.2023.docx
 
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxAksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
 
Format supervisi penilaian proses belajar mengajar
Format supervisi penilaian proses belajar mengajarFormat supervisi penilaian proses belajar mengajar
Format supervisi penilaian proses belajar mengajar
 
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdfFORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
 
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docxANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
 
RTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKMRTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKM
 
Powerpoint Akreditasi Sekolah
Powerpoint Akreditasi SekolahPowerpoint Akreditasi Sekolah
Powerpoint Akreditasi Sekolah
 
Buku catatan pelanggaran siswa
Buku catatan pelanggaran siswaBuku catatan pelanggaran siswa
Buku catatan pelanggaran siswa
 
program PKB wado 1.docx
program PKB wado 1.docxprogram PKB wado 1.docx
program PKB wado 1.docx
 
Contoh Manajemen Sekolah
Contoh Manajemen SekolahContoh Manajemen Sekolah
Contoh Manajemen Sekolah
 
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Merumuskan Tujuan PembelajaranMerumuskan Tujuan Pembelajaran
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
 
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
 
PMO Level Sekolah.pptx
PMO Level Sekolah.pptxPMO Level Sekolah.pptx
PMO Level Sekolah.pptx
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
2. ipmlh dan rencana aksi
2. ipmlh dan rencana aksi2. ipmlh dan rencana aksi
2. ipmlh dan rencana aksi
 
Sk penetapan penilai pkg tahun 2021
Sk penetapan penilai pkg   tahun 2021Sk penetapan penilai pkg   tahun 2021
Sk penetapan penilai pkg tahun 2021
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx
1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx
1.b4 CATATAN GURU YANG MEMUAT KEDISIPLINAN WAKTU SISWA.docx
 

Similar to PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx

1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx
1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx
1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx
MeythaAisyi1
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Yohanes Sangkang
 

Similar to PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx (20)

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
 
Ptk ru
Ptk ruPtk ru
Ptk ru
 
PPT Sidang Skripsi Nayanggita.pptx
PPT Sidang Skripsi Nayanggita.pptxPPT Sidang Skripsi Nayanggita.pptx
PPT Sidang Skripsi Nayanggita.pptx
 
PPT PTK PenelitianTindakan Kelas.ppt
PPT  PTK PenelitianTindakan Kelas.pptPPT  PTK PenelitianTindakan Kelas.ppt
PPT PTK PenelitianTindakan Kelas.ppt
 
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
 
2. daftar isi
2. daftar isi2. daftar isi
2. daftar isi
 
Notula ptk
Notula ptkNotula ptk
Notula ptk
 
Artikel 4.pdf
Artikel 4.pdfArtikel 4.pdf
Artikel 4.pdf
 
jarimatika-workshop
jarimatika-workshopjarimatika-workshop
jarimatika-workshop
 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltp
 
Lk.9. laporan best practice unit 2 anisa puteri
Lk.9. laporan best practice unit 2 anisa puteriLk.9. laporan best practice unit 2 anisa puteri
Lk.9. laporan best practice unit 2 anisa puteri
 
1044-2168-1-PB.pdf
1044-2168-1-PB.pdf1044-2168-1-PB.pdf
1044-2168-1-PB.pdf
 
Laporan diklat bu rus
Laporan diklat bu rusLaporan diklat bu rus
Laporan diklat bu rus
 
Laporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghari
Laporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghariLaporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghari
Laporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghari
 
Peningkatan kinerja mgmp
Peningkatan kinerja mgmpPeningkatan kinerja mgmp
Peningkatan kinerja mgmp
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
 
1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx
1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx
1. PTK_ypenelitiantindakan kelaschxptrptkjj054100ptkptkptkuxuxx.pptx
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
 
pbl 2.pdf
pbl 2.pdfpbl 2.pdf
pbl 2.pdf
 
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptxMATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
 

More from haerymugiono1 (16)

Soal PTS SMT 1 kelas 5 PAI 2019-2020
Soal PTS SMT 1 kelas 5 PAI 2019-2020Soal PTS SMT 1 kelas 5 PAI 2019-2020
Soal PTS SMT 1 kelas 5 PAI 2019-2020
 
Kunci L.3 PAI SDN GUNUNGMUJIL
Kunci L.3 PAI SDN GUNUNGMUJILKunci L.3 PAI SDN GUNUNGMUJIL
Kunci L.3 PAI SDN GUNUNGMUJIL
 
USP MI SKI 2020
USP MI SKI 2020USP MI SKI 2020
USP MI SKI 2020
 
USP MI BHS ARAB 2020
USP MI BHS ARAB 2020USP MI BHS ARAB 2020
USP MI BHS ARAB 2020
 
USP MI IPS 2020
USP MI IPS 2020USP MI IPS 2020
USP MI IPS 2020
 
USP MI BHS JAWA 2020
USP MI BHS JAWA 2020USP MI BHS JAWA 2020
USP MI BHS JAWA 2020
 
USP MI PKN 2020
USP MI PKN 2020USP MI PKN 2020
USP MI PKN 2020
 
USP MI FIQIH 2020
USP MI FIQIH 2020USP MI FIQIH 2020
USP MI FIQIH 2020
 
USP MI IPA 2020
USP MI IPA  2020USP MI IPA  2020
USP MI IPA 2020
 
USP MI AQIDAH AKHLAK 2020
USP MI AQIDAH AKHLAK 2020USP MI AQIDAH AKHLAK 2020
USP MI AQIDAH AKHLAK 2020
 
USP MI MATEMATIKA 2020
USP MI MATEMATIKA 2020USP MI MATEMATIKA 2020
USP MI MATEMATIKA 2020
 
USP MI QUR'AN HADITS (QH) 2020
USP MI QUR'AN HADITS (QH) 2020USP MI QUR'AN HADITS (QH) 2020
USP MI QUR'AN HADITS (QH) 2020
 
USP MI BAHASA INDONESIA
USP MI BAHASA INDONESIA USP MI BAHASA INDONESIA
USP MI BAHASA INDONESIA
 
Un level 3 sdn gunungmujil 2020
Un level 3 sdn gunungmujil 2020Un level 3 sdn gunungmujil 2020
Un level 3 sdn gunungmujil 2020
 
P 2 un pai sd 2020 bms
P 2 un pai sd 2020 bmsP 2 un pai sd 2020 bms
P 2 un pai sd 2020 bms
 
P 1 un pai sd 2020 bms
P 1 un pai sd 2020 bmsP 1 un pai sd 2020 bms
P 1 un pai sd 2020 bms
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

PTK JIGSAW 1-5 FULL1.docx

  • 1. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Disusun Untuk Peningkatan Pengembangan Profesi Guru Disusun Oleh: NAMA : HERI MUGIONO,S.Pd.I NUPTK : 4559761663200003 UNIT KERJA : MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS PENDIDIKAN MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2021
  • 2. HALAMAN PENGESAHAN I. a. Judul Penelitian b. Bidang Ilmu c. Kategori Penelitian : : : Penerapan Strategi pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Akidah Akhlak Materi Sifat Tercela di MI AT Tauhid Pageralang Banyumas Tahun Pelajaran 2021/2022. . AKIDAH AKHLAK PENELITIAN TINTAKAN KELAS (PTK) II. Identitas Peneliti a. Nama b. Jenis Kelamin c. NIP/NUPTK d. Pangkat/Golongan e. Jabatan Fungsional f. Bidang Tugas g. Kolabor h. Lama Penelitian i. Alamat : : : : : : : : : HERI MUGIONO, S.Pd.I Laki-Laki 4559761663200003 - Guru Akidah Akhlak MI AT Tauhid Banyumas ULFATUN KHASNAH, S.Pd 3 Bulan (Mei s/d Juli 2022) Jl. Lapangan No.1 Pageralang Kemranjen Banyumas Jawa Tengah Kepala Madrasah, FAUZI, S.Pd NUPTK. 155175065412000 Banyumas, 11 Juli 2022 Peneliti HERI MUGIONO, S.Pd.I NUPTK. 4559761663200003 ii
  • 3. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Lengkap : HERI MUGIONO Tempat/Tanggal Lahir : Banyumas, 27 Desember 1983 Unit Kerja : MI AT Tauhid Pageralang Banyumas Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul : PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Belum pernah dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun sebelumnya serta tidak mengandung unsur plagiat di dalamnya. Jika di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran informasi, maka saya bersedia didiskualifikasi ataupun dibatalkan dari status juara jika nanti menjadi juara dalam perlombaan ini. Banyumas, 11 Juli 2022 Yang menyatakan, HERI MUGIONO, S.Pd.I iii
  • 4. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa pelajaran Akidah Akhlak kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini secara umum bertujuan mengupayakan peningkatan nilai mata pelajaran Akidah Akhlak materi pokok sifat tercela melalui strategi pembelajaran jigsaw. Hasil belajar siswa kelas kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas tahun pelajaran 2021/2022 pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi pokok sifat tercela masih sangat rendah. Hal ini disebabkan siswa cenderung kurang tertarik dalam pembelajaran dengan pola klasikal. Penggunaan metode lama, ceramah yang dilakukan guru, belum mampu menumbuhkan keaktifan seluruh siswa. Hanya beberapa saja yang memang anak dengan bakat cerdas yang punya daya tangkap tinggi, sedangkan anak yang berkemampuan biasa mereka kurang bisa menerima pelajaran sehingga hasil penilaian masih sangat kurang dibawah KKM. Kondisi pembelajaran yang demikian, memerlukan perubahan strategi pembelajaran yang dilakukan guru agar mampu meningkatkan hasil belajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan strategi jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta performansi guru pada pembelajaran di kelas. Subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas berjumlah 25 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Cara pengumpulan data dilakukan melalui tes, pengamatan aktivitas belajar siswa, serta dokumentasi performansi guru saat pembelajaran berlangsung. Indikator keberhasilan penelitian ini yaitu bila rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 73 serta dengan target persentase ketuntasan minimal 85% dan 100% maksimal. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kenaikan nilai di siklus I rata-rata nilai hasil belajar siswa 71,4 dengan ketuntasan belajar 36%. Pada siklus II terdapat kenaikan lagi cukup baik rata-rata nilainya 74,4 dengan ketuntasan belajar naik menjadi 52,00%. Pada siklus III terdapat kenaikan yang cukup signifikan rata-rata nilai 81,3 dengan ketuntasan belajar 88%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran jigsaw terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta mampu meningkatkan performansi guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Kata kunci: Strategi Jigsaw, peningkatan prestasi belajar iv
  • 5. SURAT KETERANGAN PENELITIAN NOMOR : 73/S.PN/MI-Thd/VI/2022 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MI AT Tauhid Pageralang Banyumas menerangkan sebagai berikut : Nama : HERI MUGIONO, S.Pd.I NIP/NUPTK : 4559761663200003 Pangkat/ Gol : - Jabatan : Guru Mapel Akidah Akhlak Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul : “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022” Waktu pelaksanaan mulai tanggal 1 Mei s/d 11 Juli 2022 (selama 3 bulan). Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat digunakan sebagai manamestinya. Banyumas, 11 Juli 2022 Kepala Madrasah, FAUZI, S.Pd NUPTK. 1551750654120003 MADRASAH IBTIDAIYAH AT TAUHID PAGERALANG KEMRANJEN BANYUMAS Jl. Lapangan No. 2 Pageralang Kec. Kemranjen Kab. Banyumas 53194 Telepon/Watshap. 0813 1631 8688 E-mail: mi_attauhid@yahoo.com
  • 6. MADRASAH IBTIDAIYAH AT TAUHID PAGERALANG KEMRANJEN BANYUMAS Jl. Lapangan No. 2 Pageralang Kec. Kemranjen Kab. Banyumas 53194 Telepon/Watshap. 0813 1631 8688 E-mail: mi_attauhid@yahoo.com SURAT KETERANGAN PENELITIAN NOMOR : 73.1/S.PUST/MI-Thd/VI/2022 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MI AT Tauhid Pageralang Banyumas menerangkan sebagai berikut : Nama : HERI MUGIONO, S.Pd.I NIP/NUPTK : 4559761663200003 Pangkat/ Gol : - Jabatan : Guru Mapel Akidah Akhlak Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022” Telah didokumentasikan pada perpustakaan MI AT Tauhid Pageralang Banyumas Pada hari : Senin, 11 Juli 2022 Kepala Madrasah, FAUZI, S.Pd NUPTK. 1551750654120003 Banyumas, 11 Juli 2022 Pengelola Perpustakaaan LAELY NUR SAGITA, S.Pd
  • 7. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat melaksanakan serta menyelesaikan Laporan PTK dengan judul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR SISWAKELAS V AKIDAH AKHLAK MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022” Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memenuhi sebagian pengumpulan tugas program pendidikan profesi guru dalam jabatan. Laporan PTK ini mengkaji tentang penerapan strategi pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas V materi sifat tercela. Mudah- mudahan dengan dilaksanakannya peneltian ini masalah yang dihadapi seputar kurangnya prestasi belajar siswa dapat teratasi dengan baik serta menjadikan sebuah inovasi serta nantinya bisa bermanfaat untuk siswa, guru, madrasah dan dunia pendidikan pada umumnya. Meskipun penulis mengalami banyak hambatan dan tantangan akibat keterbatasan kemampuan, tetapi dengan semangat yang tinggi, pemberian motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan atau hambatan dapat teratasi. Maka penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Kepala Kantor Kemenag Kantor Kabupaten Banyumas 2. Bapak Kasi Penma Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas 3. Bapak Pengawas Pendidikan Agama Islam wilayah Kemranjen Banyumas 4. Bapak Kepala Madrasah yang telah memberikan ijin dan bimbingan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini. 5. Guru dan Karyawan serta siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.
  • 8. Harapan kami, mudah-mudahan PTK ini dapat menjadi inspirasi untuk terus memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik pada siswa-siswi di sekolah. Namun demikian peneliti menyadari bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini masih jauh dari sempurna, maka segala bantuan, masukan, kerja sama yang penulis terima semoga Allah Swt selalu memberi imbalan dan kekuatan yang besar baik lahir maupun batin. Banyumas, 11 Juli 2022 Peneliti, HERI MUGIONO, S.Pd.I v
  • 9. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. ii KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iv ABSTRAK........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix LAMPIRAN...................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1 B. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………… 4 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 4 D. Manfaat Hasil Penelitian……………………………………………… 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ………………………………………………………. 6 B. Kerangka Berpikir Penelitian ……………………………………….. 13 C. Tinjaun Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ……………………. 15 D. Hipotesis Tindakan ………………………………………………….. 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………... 18 B. Subyek Penelitian ………………………………………………….. 20 C. Kolaborator Penelitian ……………………………………………… 20 D. Sumber Data ……………………………………………………….. 21 E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 21 F. Siklus Penelitian …………………………………………………….. 22 G. Validitas Data ………………………………………………………. 27 H. Teknik Analisis Data ……………………………………………….. 27
  • 10. I. Indikator Keberhasilan …………………………………………….. 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …………………………………………………. 29 B. Analisis Data Siklus I ………………………………………… 31 C. Analisi Data Siklus II ………………………………………… 36 D. Analisis Data Sikus III ………………………………………… 39 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………… 46 B. Saran ………………………………………………………….. 47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi
  • 11. DAFTAR TABEL Hal Tabel 01. Jadwal kegiatan penelitian Tabel 02. 40 Tabel 03. 43 Tabel 04. Rekap Prosentase Ketuntasan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ……………... 44 Tabel 05. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Kooperatif Jigsaw Siswa Siklus I …………… 47 Tabel 07. Rekap Prosentase Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Kondisi Siklus II …… 53 Tabel 08. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Kooperatif Jigsaw Siswa Siklus II …………. 54 Tabel 09. Rekap Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Siklus …………………………... 56
  • 12. BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berjalan saat ini disekolah sangat rumit dengan seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum yang selalu berubah-ubah layaknya proyek yang selalu ganti. Dalam kebijakan pendidikan nasional yang dapat dilihat dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sementara kurikulum yang saat ini digunakan yaitu Kurikulum 2013 dengan begitu banyak teori dan perangkat yang perlu dikerjakan. Dalam KMA 183 Tahun 2019 memuat berbagai mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab salah satunya yaitu Akidah Akhlak yang disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Pembelajaran Akidah Akhlak yang berlangsung tidak lepas dari peran seorang guru, karena guru sebagai pendidik merupakan salah satu komponen pembelajaran. Guru harus melaksanakan dan mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan. Namun, ketercapaian target kurikulum tidak selalu menjamin pembelajaran tersebut berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, masing-masing komponen harus diupayakan agar berperan secara optimal. Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi, kualitas suatu pembelajaran harus selalu ditingkatkan. Begitu pula yang terjadi pada pembelajaran Akidah Akhlak di madrasah. Guru bertugas untuk mengolah dan mengembangkan kurikulum yang berlaku di tiap- tiap satuan pendidikan masing-masing. Terlihat jelas bahwa guru mempunyai peran yang sangat besar. Guru harus menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa, agar pembelajaran tersebut dapat berhasil serta vii
  • 13. berkualitas. Sesuai dengan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan sekarang ini, seluruh siswa dituntut untuk berpartisipasi secara aktif belajar berpusat pada siswa, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Namun yang terjadi sekarang ini, proses pembelajaran di madrasah kurang meningkatkan kreativitas siswa. Guru masih selalu menggunakan metode ceramah, klasikal dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung mempunyai kesan kaku dan didominasi oleh guru. Padahal performansi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan saat ini, cenderung pada pencapaian target materi kurikulum saja. Pembelajaran lebih mementingkan pada penghafalan konsep, bukan pada pemahaman. Siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan guru saat mengajar. Dengan suasana pembelajaran yang seperti itu, siswa menjadi pasif. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Kurikulum 2013 yang menuntut siswa belajar dengan berpartisipasi secara aktif. Proses belajar yang kaku dan monoton tersebut, mengurangi minat dan motivasi belajar siswa. Jika secara terus menerus, siswa kurang termotivasi dalam belajar, maka akan berpengaruh juga terhadap hasil belajarnya. Anni dkk ( 2007: 14) menjelaskan bahwa kemampuan siswa untuk menerima dan memahami materi pelajaran saat melakukan kegiatan belajar, dipengaruhi oleh dua faktor utama. Faktor tersebut berasal dari dalam dan luar diri siswa. Guru mempunyai peran yang sangat besar untuk mempengaruhi belajar siswa. Ini termasuk salah satu faktor dari luar diri siswa atau disebut juga dengan faktor ekstern. Guru sebagai pendidik juga harus berupaya meningkatkan minat dan keinginan siswa dalam belajar. Guru harus mengetahui apa yang menjadi daya tarik siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil nilai harian pada kondisi awal siklus yang dilakukan guru sebagai evaluasi dengan nilai KKM 73 untuk mata pelajaran Akidah Akhlak terdapat 19 siswa yang belum tuntas KKM dari 25 siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang di semester II tahun pelajaran 2021/2022. Sedangkan siswa yang sudah tuntas pembelajaran baru berjumlah 6 siswa. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi nilai harian pra siklus kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas bisa dilihat pada lampiran. Penyebab rendahnya nilai prestasi belajar siswa kelas V MI AT Tauhid Banyumas kemungkinan dikarenakan siswa tidak berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang berlangsung. Guru juga masih menggunakan metode mengajar klasikal dengan selalu mengedepankan ceramah tanpa diselingi strategi, media atau metode pembelajaran lain yang inovatif. Dari situlah pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak maksimal. 1 2
  • 14. Padahal apabila melihat tugas guru yang professional sudah jelas dinyatakan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan undang-undang tersebut, kualitas suatu pembelajaran juga dapat dilihat dari keaktifan siswa saat proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat dimunculkan dengan adanya kegiatan pembelajaran yang menarik. Kegiatan pembelajaran perlu dirancang oleh guru dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam menerima dan memahami materi. Banyak model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa. Untuk lebih jelasnya pada data dibawah ini : Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa belum mampu menyerap dan memahami materi secara maksimal dengan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan. Makan dari itu model pembelajaran yang inovatif juga perlu diberikan dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas V MI AT Tauhid Pageralang Kemranjen Banyumas pada materi pokok”Menghindari sifat tercela kikir, serakah dan kisah Qorun”.Pemilihan strategi pembelajaran yang inovatif sangat perlu untuk pembelajaran dikelas ini dipraktekan, agar siswa dapat turut berperan aktif dalam pembelajaran. Selain inovatif, guru juga harus memilih strategi pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan materi. Materi akidah akhlak ini mempunyai cakupan materi yang cukup luas. Banyaknya materi yang ada, harus dapat disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran yang efektif. Siswa juga harus dapat menerima dan memahami semua materi yang ada. Selain untuk memenuhi tujuan dari kurikulum yang ada, siswa juga perlu memahami materi ini dengan baik. Untuk itulah, dibutuhkan strategi pembelajaran yang inovatif dan tepat agar semua materi dapat disampaikan kepada siswa.. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan yaitu strategi pembelajaran Jigsaw. Strategi pembelajaran jigsaw merupakan bagian dari strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai pembelajaran yang inovatif dengan mengedepankan latihan berfikir dengan cara diskusi. Melihat banyaknya materi yang harus dipelajari pada mata pelajaran akidah akhlak, serta rendahnya prestasi belajar siswa selama ini peneliti akan menerapkan penggunakan strategi jigsaw yang tepat pada pembelajaran materi ini. Diharapkan siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Berpedoman pada penjelasan di atas, maka hal inilah yang melatar belakangi untuk mengadakan penelitian dengan judul” PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANJIGSAW UNTUK MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR 3
  • 15. SISWA KELAS V MATERI SIFAT TERCELA DI MI AT TAUHID PAGERALANG BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2021/2022. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penerapan pembelajaran materi “sifat tercela kikir dan serakah” pada siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Kemranjen Banyumas menggunakan metode kooperatif jigsaw? 2. Bagaimanakah prestasi nilai hasil belajar siswa setelah menggunakan strategi diskusi jigsaw? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi Jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V materi sifat tercela MI AT Tauhid Pageralang Banyumas Tahun Pelajaran 2021/2022. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Sekolah 1) Dapat memajukan dan meningkatkan prestasi dan mutu sekolah. 2) Dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi sekolah lain dalam mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan pendidikan khususnya dalam pengajaran dan keguruan. 3) Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan pembelajaran bermutu 4) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah b. Bagi Guru 4
  • 16. 1) Dapat memacu para guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 2) Membuat para guru untuk senantiasa mencipatakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. 3) Dapat menjadi referensi sekaligus solusi bagi para guru yang sedang mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran. c. Bagi Siswa 1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang dipelajari pada pelajaran Akidah Akhlak materi sifat tercela kikir dan serakah. 2) Dengan penerapan strategi ini diharapkan mampu membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas. 3) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari yang sebelumnya. 5
  • 17. BAB II KAJIAN PUSTAKA A . Diskripsi Teori 1. Pengertian Penerapan Pengertian Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Menurut Setiawan (2004) penerapan (implementasi) adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata penerapan (implementasi) bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu system. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa penerapan (implementasi) bukan sekedar aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. 2. Strategi Pembelajaran Pengertian Strategi Pembelajaran Terdapat berbagai macam pengertian strategi pembelajaran sebagai mana dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya yang dikemukakan oleh Dick dan Carey sebagaimana
  • 18. dikutip Etin Solihatin (2013 : 3) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu rangkaian materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama–sama oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Etin Solihatin, 2012: 3). Terdapat 5 komponen strategi pembelajaran yang perlu diperhatikan yakni kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Sedangkan menurut Etin Solihatin (2012 : 4). Strategi Pembelajaran adalah pendekatan secara menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Selain itu, menurut Darmayah (2010: 17) strategi pembelajaran merupakan pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber 13 belajar yang digunakan oleh guru guna menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal itu berarti bahwa strategi pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh guru seperti menggunakan alat peraga, buku teks, dan kartu indeks dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu prosedur pembelajaran dalam membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar, agar tercipta proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga siswa mau belajar. Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar 6 7
  • 19. dan mengajar. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan dalam kelas (Hamzah dan Nurdin Mohamad, 2011: 142- 143). Dalam arti sempit pembelajaran merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. Kata pembelajaran itu sendiri lebih menekankan pada kegiatan belajar siswa dengan sungguh–sungguh 14 yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial. Sedangkan dalam arti luas pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sitematik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara guru dengan siswa dikelas, dihadiri secara fisik oleh guru atau tidak untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Zaenal Arifin, 2009: 10). Pembelajaran adalah suatu kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 297). Selain itu, sebagaimana dikutip oleh Sanjaya istilah pembelajaran juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media. Istilah pembelajaran ini merupakan padanan alternatif untuk learner dan lerning. Penggunaan media seperti bahan cetak , gambar, audio, program televisi, siaran radio, dan lain sebagainya, mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar (Mukhamad Murdiono, 2012: 20). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu sistem instruksional yang terdiri atas beberapa komponen yang meliputi tujuan, bahan ajar, siswa, guru, metode ,media dan evaluasi yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, agar siswa menjadi lebih baik dalam komunikasi dan interaksi kepada guru. Pemilihan Strategi pembelajaran Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses penyampaian informasi atau penambahan kemampuan baru kepada siswa. Oleh karena itu, ketika seorang guru berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat yang bersamaan guru juga harus memikirkan strategi apa yang tepat 8
  • 20. untuk diterapkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai sangat menentukan strategi apa yang akan digunakan. Seorang guru harus benar–benar memahami tujuan pembelajaran sebelum memilih strategi pembelajaran (Mukhamad Murdiyono, 2012: 31). Dengan kata lain, kita perlu memilih strategi pembelajaran yang memadai yang dapat memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Namun tidaklah mudah untuk memilih strategi, terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran. Menurut Essef sebagaimana dikutip Abdul Gafur (2012: 97-100) menyebutkan tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pemilihan atau menetukan strategi pembelajaran adalah faktor-faktor belajar (learning factors), lingkungan belajar (learning invirontment), dan besar kecilnya kelompok belajar Dari aspek faktor-faktor belajar yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran meliputi: rangsangan (stimulans) atau metode penyampaian materi pelajaran, reaksi, jawaban (response) siswa terhadap rangsang tersebut, dan umpan balik (feed back) yang diberikan kepada siswa untuk memberitahukan tepat tidaknya response atau jawaban siswa. 3. Jigsaw Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering digunakan secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya. Secara bahasa, Strategi bisa diartikan sebagai siasat, Kiat, Trik atau cara. Sedangkan Strategi secara umum adalah suatu rencana tentang pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran. Secara harfiah, kata “Strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan stratagem yakni siasat atau rencana. Berdasarkan etimologinya kata “ Jigsaw” merupakan kata yang berasal dari bahasa ingris dengan terjemahan dalam bahasa indonesiannya “gergaji ukir”. Pola Pembelajaran model jigsaw menyerupai pola cara 9
  • 21. penggunaan sebuah gergaji, yaitu siswa melakukan aktivitas belajar dengan melakukan kerja sama dengan siswa lain dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bersama. Pembelajaran tipe jigsaw “merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal “(Isjoni 2010: 54). Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. Dalam pelaksanaannya, jigsaw menempatkan siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu topik dari materi pelajaran mereka saat itu (Huda 2011: 120). Melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa bekerja kelompok selama dua kali, yakni dalam kelompok mereka sendiri dan dalam kelompok ahli. Perkumpulan siswa yang memiliki bagian informasi yang sama dikenal dengan istilah kelompok ahli. Dalam kelompok ahli ini masing- masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana menjelaskan bagian informasi itu kepada teman-teman satu kelompoknya yang semula. Setelah diskusi selesai, semua siswa dalam kelompok “ahli” ini kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman satu kelompoknya. Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan, jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Penggunaan jigsaw dalam pembelajaran IPA materi Bumi dan Alam Semesta untuk siswa kelas V merupakan pilhan yang tepat. Hal ini dikarenakan materi yang terdapat di dalamnya cukup banyak, dapat dibagi menjadi beberapa bagian, dan tidak mengharuskan urutan penyampaian materi. Selain itu, jigsaw juga dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam konsep jigsaw, semua siswa harus bisa mendapatkan kesempatan dalam proses belajar supaya semua pemikiran siswa dapat diketahui (Amri dan Ahmadi 2010: 180). Kelebihan strategi ini yaitu dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini dkk 2008:56). Model jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level, di mana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca atau keterampilan kelompok untuk belajar bersama 10
  • 22. (Isjoni 2011: 58). Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Asmani (2011:42) : a. Siswa dikelompokkan ke dalam empat tim atau sesuai dengan bahan atau materi yang akan dibagikan. b. Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. c. Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. d. Anggota dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari bagian materi yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian materi yang mereka peroleh. e. Setelah selesai berdiskusi, sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang materi yang mereka kuasai. Sementara, anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas untuk menyamakan pikiran dan menarik kesimpulan. g. Guru memberikan evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencakup seluruh materi yang didiskusikan siswa. h. Guru menutup pembelajaran. 4. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran yang dimaksud adalah frofesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru dalam bidang kognitif ( intelektual), bidang sikap dan bidang perilaku. Pendapat lain tentang hasil belajar dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa: Hasil belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensial Perubahan itu dalah pokoknya terdapat perubahan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang lama Perubahan terjadi karena usaha Dick dan Reiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat macam yaitu: pengetahuan, kemampuan intelektual, keterampilan motorik dan 11
  • 23. sikap.Sedangkan menurut Hamalik hasil belajar adalah perubahn tingkah laku pada siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan prilaku, sikap, dan keterampilan.hasil belajar itu biasanya dapat dinilai dalam bentuk angka, huruf, dan kata-kata. Sementara Bloom, membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu: ranah Kognitif (pengetahuan), ranah Afektif (sikap), ranah Psikomotorik (keterampilan motorik). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan dengan usaha dan latihan serta pengalaman yang diperoleh secara sadar dan sengaja yang mengakibatkan timbulnya perubahan baru. 5. Aqidah Akhlak Akidah merupakan akar atau pokok agama. Syariah/Fikih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari keimanan dan keyakinan hidup. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan manusia yang lainnya. Mata Pelajaran Akidah Akhlak menekankan pada kemampuan memahami keimanan dan keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan yang kokoh dan mampu mempertahankan keyakinan/keimanannya serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma‟ al-husna. Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk menerapkan dan menghiasi diri akhlak terpuji (mahmudah) dan menjauhi serta menghindari diri dari akhlak tercela (madzmumah) dalam kehidupan sehari-hari. 6. Sifat Tercela Sifat tercela (mazmumah) Akhlak tercela ialah perbuatan tercela menurut pandangan akal dan syariat Islam. Akhlak tercela ini bukan sifat Rasulullah SAW dan bukan amalan utama seorang muslim. Akhlak tercela (mazmumah) yang harus ditinggalkan. Akhlak ini merupakan yang bertentangan dari mahmudah, madzmumah ialah tingkah laku tercela yanng dapat merusak keimanan dan menjatuhkan martabatnya dan akan menyebabkan sipelakunya mendapatkan kemurkaan dari Allah SWT dan 12
  • 24. dijauhkan dari kasih sayang Allah SWT. Akhlakul mazmumah tercermin dari tingkah laku yang tidak baik, membuat kecurangan, kedzoliman, dan kesengsaraan keluarga maupun masyarakat. Untuk menghilangkan akhlakul mazmunah, dari kecil harus ditanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Akhlakul mazmumah cenderung jauh pada pendidikan, jauh dari hikmah, jauh dari kebenaran Allah SWT. Setiap perbuatan buruk berakibat kesengsaraan bagi si pembuat sendiri dan bagi masyarakatnya. Banyak cerita-cerita yang diterangkan Allah SWT dalam al-Qur’an tentang celakanya orang dahulu, yaitu akibat dari kemaksiatan dan keburukan akhlak mereka. Cerita seperti ini tentu dimaksudkan untuk dijadikan sebagai cermin yang perlu diperhatikan oleh orang-orang yang datang kemudian. Banyak sekali hal-hal yang terkandung dalam Al-Qur’an yang membahas tentang akhlak tercela dalam bahasan kali ini adalah kikir, serakah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kikir adalah alat dari besi baja yang bergerigi, dipakai untuk meratakan (menajamkan dan sebagainya) sesuatu. Contoh: Ayah mengambil kikir untuk menajamkan mata gergaji. Arti lainnya dari kikir adalah terlampau hemat memakai harta bendanya. Kikir atau pelit adalah suatu sikap yang enggan berbagi dengan orang lain dalam berbagai hal. Sifat ini dapat melanda siapa saja namun kebanyakan adalah mereka yang merasa memiliki kecukupan harta. Serakah yaitu apa yang dimaksud dengan serakah? Menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata serakah adalah selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki. Arti lainnya dari serakah adalah loba. Tingkah sifat tercela atau ahlak mazmumah adalah perbuatan yang tidak Allah ridhoi. Seseorang yang melakukan perbuatan seperti : kikir, serakah, buruk sangka, ghibah atau buthon, boros, dan marah, dan lain- lainnya. Semua itu adalah tingkah laku tercela, yang mana apabila melakukannya akan berdosa. Secara bahasa sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik, sedangkan menurut istilah perilaku ialah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah swt, yang akan menimbulkan kerugian bagi dirinya dan orang banyak. Secara umum, Sifat tercela berarti sikap seseorang yang tidak senang apabila melihat orang lain mendapat keberuntungan kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT. 13
  • 25. biasanya sikap tercela ini timbul karena adanya permasalahan atau permusuhan dari satu individu ke individu lainnya B. Kerangka Berpikir Penelitian Pada kondisi awal peneliti dalam menyajikan materi masih menggunakan metode ceramah yang membosankan siswa. Kesempatan latihanpun dirasa masih belum cukup, sehingga praktis kegiatan pembelajaran dapat dikatakan belum berhasil, karena masih banyak siswa yang belum memenuhi nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran akidah akhlak materi sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun merupakan pembelajaran dasar yang harus dilalui dan dialami oleh setiap siswa. Agar mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Namun kenyataannya saat ini, pembelajaran akidah akhlak belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan menarik motivasi siswa dalam belajar. Guru seringkali menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar. Siswa juga cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung. Siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Rendahnya prestasi belajar apabila diatasi dengan pembelajaran melalui pendekatan kooperatif akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dengan diagram alir berikut : Gambar.01 Alur Kerangka Berfikir Penelitian Kegiatan pembelajaran yang ada menjadi kaku dan tidak menarik. Aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Performansi guru juga masih kurang optimal, karena kurang menggunakan model pembelajaran yang inovatif 14
  • 26. dan menarik. Kenyataan itu juga terjadi pada pembelajaran akidah akhlak materi sifat tercela serakah, kikir, kisah Qorun kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas. Sangat disayangkan, apabila siswa kurang memahami tentang materi ini. Karena materi ini seharusnya dapat dilihat, diamati, dan diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Bagian dari materi sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun penting bagi guru dalam memperhatikan strategi pembelajaran yang digunakan saat menyampaikan materi dikelas dengan penggunaan strategi yang inovatif. Peneliti menggunakan strategi pembelajaran tipe jigsaw pada proses pembelajaran kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas dianggap tepat karena sesuai dengan materi yang sudah dikenal oleh siswa, cakupan materi yang sangat banyak, dan tidak mengharuskan urutan penyampaian. Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa saat pembelajaran. Perhatian siswa terhadap pembelajaran menjadi muncul dengan adanya aktivitas siswa. Guru dalam pelaksanaan model pembelajaran ini dituntut agar dapat mengendalikan jalannya proses pembelajaran. C. Tinjaun Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 1. Shanti Anggrayani, 2018: Skripsi Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X Di SMAN 04 Kaur.IAIN Bengkulu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran peneliti menggunakan metode pembelajaran demontrasi dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, terbukti dengan menggunakan metode jigsaw telah meningkatkan prestasi siswa SMAN 04 Kaur. Sebagai hasilnya siswa mampu menerima materi yang di sampaikan dan mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Hal ini adanya perubahan hasil belajar khususnya mata pelajaran pendidikan agama islam dengan nilai ketuntasan 85,66 %. 2. Journal of Phycis and Science Learning Vol. 02 Nomor 1, Juni 2018, ISSN : 2614-0950 sangat berpengaruh terhadap masalah yang akan dipecahkan yaitu : (a) Stategi Jigswa lebih baik dari model konvensioanal (b) Pengaruh strategi Jigsaw sangat signifikan terhadap pola berfikir siswa karena disini anak dituntut bisa menyelesaikan sub yang diskusikan berbeda beda dengan teman lain dalam satu kelompok. 3. Abdullah, 2018 : Skripsi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Terhadap Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yapni Lubuk Pakam. Hasil penelitian 15
  • 27. ini menunjukkan bahwa tuntas (90%) dan hanya 2 orang siswa yang belum tuntas (10%). Maka, pembelajaran Akidah Akhlak dengan menerapkan strategi jigsaw ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah YAPNI Lubuk Pakam. 4. Uswatun khasanah, 2018: PTK penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran akuntansi dasar siswa kelas x akl 2 smk negeri 7 yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan Aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Siswa Kelas X AKL 2 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Persentase rata-rata Aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar meningkat 16.54% dari siklus I sebesar 60.29% menjadi 76.82% pada siklus II. 5. Eka Chintia, 2020: PTK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 07 Limbur Merangin Kab.Merangin. Hasil penelitian yakni ada saat prasiklus atau sebelumnya dilakukan tindakan keaktifan belajar siswa sebesar 2,4% dengan kategori kurang aktif, setelah dilakukan tindkan siklus 1 skor keaktifan belajar siswa naik menjadi 3,9% dengan kategori mendekati aktif. Dan meningkat sangat signifikan pada siklus II dengan skor nilai keaktifan belajar siswa menjadi 4,7% dengan kategori mendekati sangat aktif. Hasil penelitian ini menyarankanagar guru menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 6. Siti Masriyah, 2012: PTK Pembelajaran Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pelajaran IPA, PGMI Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil dari penelitianya adalah penggunaan pembelajaran tipe Jigsaw ini meningkatkan hasil belajar siswa mencapai 94% pada siklus II, hal ini menunjukan bahwa penelitian ini tergolong sangat berhasil karena diatas nilai maksimal ketuntasan yakni 85 % dari jumlah seluruh siswa. 7. Rieke Meilana, 2018: Skripsi Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran PAI kelas V SDN 01 Pujodadi tahun pelajaran 2018/2019, IAIN Metro Lampung. 16
  • 28. Hasil penelitia. Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran dengan penggunaan metode pembelajaran Cooperative learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Pujodadi Pusat Tahun Pelajaran 2018/2019, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai KKM 73 pada siklus I sebesar 47% meningkat menjadi 87% pada siklus II. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori yang telah dituliskan di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut : 1. Dengan digunakannya strategi pembelajaran jigsaw dalam pembelajaran akidah akhlak materi sifat tercela (kikir, serakah, kisah Qorun) di kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Performansi guru juga meningkat dengan adanya pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran ini. 17
  • 29. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilaksanakan di MI AT Tauhid Pageralang yang terletak di Jalan Buntu-Purwokerto km.2 Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Sekaligus tempat dimana peneliti melaksanakan aktivitas belajar mengajar serta untuk letak geografisnya di bawah pegunungan krumput Banyumas. Memiliki 15 ruang, yang terdiri atas ruang kelas, ruang guru, ruang kepala madrasah, perpustakaan, mushola UKS, dapur, ruang komputer, kesenian dan gudang, kamar mandi, wc guru dan siswa. Dengan melakukan penelitian dikelas di tempat peneliti mengajar maka peneliti dapat melaksanakan penelitian tanpa mengganggu tugas pokok guru mata pelajaran yang lain, bahkan merupakan tindakan yang sinergis dengan tugasnya. Dengan demikian maka kualitas proses belajar mengajar dapat ditingkatkan dan dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa. Setelah penelitian tindakan kelas dilaksanakan tentu saja hasil yang diharapkan adalah dapat meningkatnya hasil belajar siswa. Maksud peneliti melakukan penelitian ini disamping sebagai salah satu syarat tugas akhir program juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi teman-teman sehingga peneliti akan membukukan hasil dari penelitian tindakan kelas ini. Bila kelak dikemudian hari hasil penelitian ini dibutuhkan maka dapat dibuka kembali. Untuk kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 - 12.10 WIB. kondisi ruang kelas cukup bersih, sirkulasi udara dan cahaya cukup baik. Serta dalam penelitian tidak mengganggu jalanya pembelajaran, namun tetap menggunakan prosedur dalam penelitian yang rencananya melalui tahapan yaitu prestasi belajar evaluasi pra siklus, siklus I , siklus II dan siklus III. Apabila belum didapatkan hasil yang baik bisa lanjut ke seiklus selanjutnya. Dalam setiap siklus juga terdiri langkah-langkah yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, evalusi serta refleksi dari pelaksanaan siklus tersebut.
  • 30. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2021/2022, selama dua bulan. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2022. Waktu 3 bulan tersebut dipergunakan untuk melaksanakan 6 kegiatan. Adapun rencana jadwal kegiatan yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : a) Penyusunan Proposal Penyusunan Proposal dilaksanakan di bulan Mei 2022 minggu ke 2 tanggal 23 s/d 24. b) Pelaksanaan penilaian kondisi awal pra siklus di bulan Mei 2022 minggu ke 3 tanggal 25. c) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada minggu ke 1 tanggal 9 Juni 2022. d) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada minggu ke 2 tanggal 22 Juni 2022 e) Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada minggu ke 4 tanggal 29 Juni 2022. f) Penyusunan Laporan Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Juli minggu ke 1 tanggal 1 s/11 Juli 2022. Tabel. 01 Jadwal Kegiatan Penelitian No. Uraian Kegiatan Mei 2022 Juni 2022 Juli 2022 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Menyusun proposal X 2. Kondisi Awal X 2. Siklus I X X 18 19
  • 31. 3. Siklus II X X 4. Menyusun laporan X Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 bentuk siklus. Masing-masing siklus dilakukan dalam 1, 2, 3 sekali pertemuan 35 menit, terdiri dari penyampaian materi dan berikutnya digunakan untuk tes formatif. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi B. Subjek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas tidak ada penentuan jumlah sample ataupaun penentuan teknik sampling, yang ada adalah subjek penelitian seluruh siswa yang ada dikelas tersebut dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang berjumlah keseluruhan 25 anak yang terdiri dari 16 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Tabel.02 Data Siswa Kelas 5 Tahun Pelajaran 2021/2022 No Siswa Laki-Laki Siswa Perempuan KET L/P 11 14 Total 25 Siswa Sebagian besar siswa kelas V MI AT Tauhid pageralang pada tahun pelajaran 2021/2022 berasal dari keluarga yang terbilang kurang mampu. Hal ini dengan jumlah 60% orang tua/wali siswa bermata pencaharian sebagai buruh perkebunan dan pertanian, selebihnya berpencaharian sebagai wiraswasta, pedagang, dan pegawai swasta. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar adalah 40% tamatan SD, 20% SMP, 20% SMK dan selebihnya ada yang D3/S1. C. Kolabor Penelitian Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar mendapat data yang valid, maka peneliti melibatkan kolabor unuk memastikan 8 20
  • 32. validitas datanya karena melibatkan orang lain. Obsrver terdiri dari peneliti dibantu kolabor teman sejawat. Karena penelitian ini dibantu kolabor, maka penelitian ini dinamakan penelitian kolaborasi. Di dalam penelitian kolaborasi data diperoleh dari tiga sumber yaitu siswa, peneliti, dan teman sejawat, sehingga data yang diperoleh valid. Untuk nama kolabor pada penelitian ini adalah guru kelas V yaitu Ibu Ulfatun Khasanah, S.Pd. Tugas kolabor agar mendapatkan data yang valid dengan mengamati prilaku guru dan siswa selama proses pembelajaran secara langsung baik saat melakukan pembelajaran dikelas, gaya berpakaian, cara berkomunikasi dengan siswa dan seluruh aspek yang mendukung penelitian berlangsung. Nantinya akan ada lembar untuk kolabor dalam menilai dari siswa atau guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ari awal sampai akhir penelitian tindakan kelas. D. Sumber Data Bentuk data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ada dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berisi proses berupa minat belajar siswa. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berisi hasil belajar siswa berupa nilai. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari hasil belajar siswa yang berupa ulangan harian. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh tidak langsung dari siswa tapi melalui pengamatan teman sejawat. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002:151). Jadi teknik dalam hal ini menyangkut masalah teknik-teknik pengumpulan data atau metode apa yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi pengamatan, diskusi, kajian dokumen, dan tes. 1. Pengamatan Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara aktif maupun pasif. Pengamatan juga diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan lainnya. Sementara itu, pengamatan terhadap 21
  • 33. siswa difokuskan pada tingkat partisipasi dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran. 2. Kajian dokumen Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran. 3. Diskusi Diskusi dilakukan antara peneliti dan observer pada setiap akhir pembelajaran dengan tujuan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. 4. Tes Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes kemampuan awal diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kakurangan atau kelemahan siswa dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada. F. Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Tim Pelatih Proyek PGSM 1999:6). Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey yang dikutip oleh Wiriaatmadja (2005:12), mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke mana pengetahuan itu akan membawa peserta didik. Secara ringkas, Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh dari upaya itu. 22
  • 34. Dari tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan tidak lepas saran dari kepala sekolah, pembimbing, maupun teman guru yang lain. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan melalui 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: merencanakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk merevisi rencana apabila tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, seperti aspek pada gambar berikut : Gambar.02 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan siklus ini direncanakan berlangsung dalam 3 kali perbaikan. Masalah baru yang timbul akan kembali dipecahkan melalui daur penelitian tindakan kelas PTK. Siklus I, II, III (1 x Pertemuan 35 menit) Pelaksanaan siklus terdiri 4 tahapan yaitu: a. Perencanaan (planning) 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan tindakan untuk pelaksanaan diskusi, baik materi modul ajar, power point slide, youtube vidio pembelajaran materi sifat tercela kikir, materi untuk bahan diskusi, lembar kerja diskusi, lembar evalusi dan lembar kerja peserta didik. 3) Menyiapkan siswa dengan dibuat asal dan kelompok ahli. 4) Mempersiapkan metode kooperatif jigsaw dengan tahapan Re Planning Planning Re Observing Observing Re Acting Acting Re Reflecting Reflecting Conclution 23
  • 35. a) Menempatkan siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5 anak. b) Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu topik dari materi pelajaran mereka saat itu. c) Melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa bekerja kelompok selama dua kali, yakni dalam kelompok mereka sendiri dan dalam kelompok ahli. d) Siswa yang memiliki bagian informasi yang sama dikenal dengan istilah kelompok ahli. Dalam kelompok ahli ini masing- masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana menjelaskan bagian informasi itu kepada teman- teman satu kelompoknya yang semula. e) Setelah diskusi selesai, semua siswa dalam kelompok “ahli” ini kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman satu kelompoknya. 5) Menyusun lembar observasi dan penilaian 6) Mengkordinasikan teman sejawat sebagai kolabor Ibu Ulfatun Khasanah, S.Pd b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I menggunakan tindakan pada 5 kelompok dari jumlah total siswa 25, dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: Pertemuan I,II, III 1) Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa ke dalam situasi belajar. Kemudian guru memberikan apersepsi melalui penjelasan materi sifat kikir pertemuan siklus I, sifat tercela serakah pertemuan siklus II dan Kisah Qorun pertemuan siklus III. Selanjutnya siswa yang sudah masuk kelompok kelompok yang beranggotakan 5 anak dan berjumlah 5 klompok, dilanjutkan setiap kelompok untuk berdiskusi bersama anggota kelompok masing masing untuk dicatat oleh tiap siswa nantinya sebagai bahan presentasi. Setelah semua anggota kelompok membahas materi dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu melakukan presentasi didepan kelas per kelompok per siswa tentang pemahaman cara 24
  • 36. tumbuhan hijau membuat makanan. Untuk peneliti dalam hal ini guru kelasnya aktif kooperatif berperan membimbing seluruh siswa di tiap-tiap kelompok aktif apabila ada yang kurang jelas guru segera menjelaskan secara rinci tentang materi yang diajarkan dalam hali ini yaitu sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun Berdasarkan presentasi yang diberikan oleh siswa per kelompok, guru memberikan penguatan, penjelasan apabila masih kurang sesuai kepada siswa. Dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta alternatif pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran selanjutnya jika masih saja materi belum bisa dipahami oleh seluruh kelompok siwa kelas V MI AT Tauhid Pageralang 2) Kegiatan Inti Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan strategi jigsaw pada siklus I,II,III, guru mengarahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran cara kelompok untuk membahas setiap sub topic bahasan di materi sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun. a) Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh cara berdiskusi menyelesaikan materi yang telah dibagi setiap anak per kelompok baik ahli mupun asal. Gambar.03 Pola Pembelajaran Jigsaw b) Siswa dalam kelompok pertama dan kelompok ahli saling bekerjasama memahami sub topik bahasan setiap materi yang disampaikan oleh guru. 25
  • 37. c) Untuk penerapan pembelajaran jigsaw ini siswa berperan aktif menjadi 5 kelompok dari 25 siswa dengan jumlah anggota 5 anak disetiap kelompok untuk berfikir serta membahas materi sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun di setiap kelompok masing masing untuk kemudian dicatat untuk dipresentasikan didepan kelas. Guru berperan aktif mendampingi siswa secara kooperatif membimbing siswa. d) Untuk unjuk kerja dengan model jigsaw nantinya siswa dituntut untuk unjuk kerja secara kelompok dua kali kerja lebih jelasnya dengan proses skema sebagi berikut : (1) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5 siswa tiap kelompok masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi bagian materi yang berlainan. (2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan. (3) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bagian yang sama berkumpul dalam kelompok baru yang disini disebut sebagai kelompok ahli untuk mendiskusiksn sub bab mereka. (4) Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub bab bagian mereka, maka selanjutnya masingmasing anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman dalam 1 kelompok mengenai sub bab yang telah dikusai sedangkan anggota lainnya mendengarkan penjelasan dengan seksama. (5) Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi hasil diskusi yang telah dilakukan. (6) Kelompok ahli disini yakni siswa yang lebih mampu menguasai materi dijadikan ahli atau tutor nantinya menjelaskan kembali kepada teman mereka sendiri di kelompok asal mereka tentang materi yang sudah mereka pahami dan kuasai seputar materi yang diskusikan di siklus I sifat tercela kikir, siklus II serakah dan siklus III kisah Qorun. Dilanjutkan presentasikan kelompok di depan kelas 26
  • 38. oleh semua siswa sesuai bagian materi kelompok yang telah disepakati dalam anggota kelompok mereka. (7) Vidio penunjang untuk lebih jelasnya pada video berikut : Sifat tercela kikir: https://www.youtube.com/watch?v=opiYuHMKabk Sifat tercela serakah : https://www.youtube.com/watch?v=IY- TRzKhB6Y&t=211s Kisah Qorun: https://www.youtube.com/watch?v=zrVJF1Mgq34&t=662s (8) Guru melaksanaan kegiatan penilaian, evaluasi. (9) Guru melakukan perbaikan kepada siswa yang belum tuntas dengan rencana perbaikan pada pertemuan berikutnya. 3) Kegiatan Akhir a) Guru bersama siswaa menyimpulkan materi yang telah di bahas dalam diskusi tersebut. b) Guru memberikan penguatan dan motivasi belajar. c) Guru memberikan tugas di LKPD. d) Guru menutup pelajaran. G. Validitas Data Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar mendapat data yang valid, maka peneliti melibatkan observer. Obsrver terdiri dari peneliti dibantu teman sejawat. Karena penelitian ini dibantu kolabor, maka penelitian ini dinamakan penelitian kolaborasi. Di dalam penelitian kolaborasi data diperoleh dari tiga sumber yaitu siswa, peneliti, dan teman sejawat, sehingga data yang diperoleh valid. H. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan anatara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknis analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja 27
  • 39. siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasar kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersama dan atau setelah pengumpula data dengan Rumus tes formatif : X = ∑ X n X = Nilai Rata-rata ∑ X = semua nilai siswa ∑ n = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus: P = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100% ∑ Jumlah Siswa I. Indikator Kinerja dan Kebersihan Indikator dalam penelitian ini adalah naiknya prestasi belajar siswa. Untuk mengukur peningkatan hasil siswa digunakan nilai hasil tes formatif. Dalam penelitian ini keberhasilan perbaikan pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak dalam materi sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun dari segi proses dan hasil. Keberhasilan tindakan perbaikan yang akan dicapai adalah sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan kemampuan, pemahaman, keterampilan, seluruh siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas minimal target sampai dengan 85 % tuntas dalam pembelajaran akidah akhlak sifat tercela kikir, serakah dan kisah Qorun. 2. Secara individu, hasil belajar tuntas maksimal mencapai 100% dari kriteria ketuntasan minimal akan lebih baik dalam pembelajaran pembelajaran akidah akhlak sifat tercela kikir, serakah dan kisah Qorun. 3. Secara klasikal penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi target yang ditetapkan yakni minimal 85% siswa telah tuntas mencapai KKM dengan nilai 73 28
  • 40. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data 1. Deskripsi Kondisi Awal Pada bagian ini akan dikemukakan data penelitian yang dilakukan terhadap siswa dari mulai kondisi pra siklus, siklus pertama, siklus kedua, siklus ketiga dengan disertai gambaran ketercapaian target di setiap siklusnya. Seperti telah disampaikan di awal, subyek penelitian tindakan pada penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas. Upaya perbaikan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak kompetensi dasar menghinadri sifat-sifat tercela kikir, serakah, kisah q dengan menggunakan metode kooperatife jigsaw dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Dari data tersebut maka peneliti dalam hal ini sekaligus sebagai guru mapel Akidah Akhlak kelas V MI AT Tauhid Banyumas telah memperoleh gambaran hasil perbaikan pembelajaran siklus I, siklus II berdasarkan data yang peneliti laksanakan. Sebelum melaksanakan siklus I, II dan III terlebih memang untuk pembelajaran dalam proses belajar mengajar menggunakan metode klasikal yang biasa yaitu ceramah, meringkas dan menerangkan. Pada kenyataanya proses pembelajaran memang lebih disadari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara siswa dengan guru. Pendekatan yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kondisi lingkungan sosial beserta kondisi keluarga peserta didik serta suasana kelas adalah penentu psikologis utama dalam mempengaruhi belajar akademik. Untuk mengoptimalkan kondisi sosio emosional positif di kelas, 29
  • 41. maka diperlukan adanya pengelolaan kelas yang dinamis dan sesuai dengan apa yang menjadi kesenangan siswa. Untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan hendaknya memperhatikan kondisi emosional positif di kelas karena emosi positif dapat merangsang otak dapat bekerja secara efektif, efisien sehingga dalam kondisi ini siswa dapat mengoptimalkan melakukan eksperimen, bertanya atau menjawab pertanyaan, praktik langsung serta bekerja sama dan lain-lain. Sebaliknya keadaan stres dan rasa takut dikelas akan menghambat kerja otak, proses berpikir dan mengingat. Perlu disadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung, seluruh aspek kewajiban siswa dan guru akan terlibat. Bukan hanya fisik, pikiran, perasaan, pengalaman dan bahasa tubuh, emosipun terlibat. Ini menunjukkan bahwa setiap pembelajaran prosesnya tidak sesederhana seperti apa yang dibayangkan selama ini. Wajar saja bila pada awal pembelajaran ketika guru memasuki ruangan belajar dengan wajah murung, maka proses pembelajaran berlangsung dalam suasana menegangkan dan melelahkan. Siswa tidak berani bertanya, apalagi mengemukakan pendapat yang berbeda dengan guru. Suasana demokrasi lenyap selama proses pembelajaran berlangsung. Jiwa siswa berada pada kondisi tidak nyaman, pembelajaran tidak menghasilkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian awal melalui observasi dan tes awal gambaran pembelajaran sifat tercela pada pelajaran Akidah Akhlak kelas V tentang meningkatkan prestasi belajar melalui strategi pembelajaran jigsaw. Peneliti telah menerapkan penelitian menggunakan strategi pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI AT Tauhid Banyumas dilaksanakan dengan tiga siklus, yang dimulai dari tanggal 23 Mei dan berakhir pada tanggal 30 Juli 2022. Hasil 30
  • 42. penelitian dari siklus I dan siklus II dan III yang peneliti lakukan meliputi hasil evaluasi test berupa nilai tes formatif berupa data pengamatan terhadap aktivitas siswa dan performansi guru. Adapun hasil penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut: B. Analisis Data Siklus I Berikut ini akan dipaparkan mengenai data pelaksanaan tindakan pada siklus I. Data yang akan disampaikan meliputi hasil belajar, hasil observasi proses pembelajaran, refleksi, dan revisi. 1. Paparan Data Hasil Belajar Data hasil belajar yang akan disajikan berupa nilai hasil tes formatif. Setelah diadakan tes formatif pada siklus diperoleh data nilai sebagai berikut : Tabel.03 DAFTAR NILAI TES FORMATIF SIKLUS.I MATERI POKOK : SIFAT TERCELA KIKIR NO NAMA NILAI KET TUNTAS/ BELUM TUNTAS 1 Adi Widodo L 68 BELUM 2 Adhitya Prahermansyah P 65 BELUM 3 Ahmad Fatih F.A L 70 BELUM 4 Arif DwiSaputra P 70 BELUM 5 Azhar Afrizal F L 65 BELUM 6 Azhar Fathul Q P 78 TUNTAS 7 Diah Ajeng Rahmadani P 85 TUNTAS 8 Dika Saputra P 66 BELUM 9 Felisa Restu Oktaviana P 77 TUNTAS 10 Fizi Asririn Aprilia P 71 BELUM 11 Ghina Hanifatul Husna P 63 BELUM 12 Ika Meilinisa Nafiah L 70 BELUM 13 Insan Fadila L 78 TUNTAS 14 OktaviaNur Azizah P 65 BELUM 31
  • 43. 15 Rakha Aryaputra P L 75 BELUM 16 Rudi Prasetyo L 62 BELUM 17 Satria Saga Nuary L 75 TUNTAS 18 Syarif Hasyim P 68 BELUM 19 WafiPutra R P 73 BELUM 20 WafiQonita Hafidzoh P 68 BELUM 21 Wildan Najmi Zain L 88 TUNTAS 22 Xena Ananda Anggia Putri P 70 BELUM 23 Muhammad Elang P L 73 TUNTAS 24 Abadi Jaya L 68 BELUM 25 Fajar Nugroho P 65 BELUM Jumlah 1776 Nilai Minimal 62 Nilai Maksimal 88 Nilai Rata-Rata 71.04 KKM : 73 Tabel 05. Rekap Prosentase Ketuntasan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I No Pembelajaran TUNTAS Mencapai Nilai KKM : 73 BELUM TUNTAS Mencapai Nilai KKM : 73 Ket 1. Siklus I 9 Siswa 16 Siswa 2. Prosentase 36% 76% Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa nilai ulangan harian materi pokok sifat tercela kikir sudah menggunakan pembelajaran jigsaw yang diperoleh ketuntasan sebagai berikut : a. Pada penilaian siklus I terdapat 9 siswa (36%) dari 25 siswa telah tuntas diatas nilai KKM dengan nilai rata-rata adalah 73. 32
  • 44. b. Nilai yang belum tuntas masih ada 16 anak (76%) dengan rata-rata nilai 62 masih dibawah nilai KKM yaitu 73. c. Penyebab belum maksimalnya metode kooperatif jigsaw pada siklus I berdasarkan pengamatan peneliti dikarenakan anak masih saja tidak memperhatikan materi yang disampaikan dalam pembelajaran atau kurang serius serta masih kesulitan berdiskusi dalam menentukan jawaban dari pikiran siswa sendiri-sendiri sesuai topic diskusi tiap anak. d. Langkah yang ditempuh peneliti yaitu membuat inovasi yang lebih kreatif dari sebelumnya melalui pembelajaran jigsaw lagi pada siklus II agar seluruh siswa dapat menerima metode ini dengan baik atau minimal sesuai target peneltian yaitu minimal 80% siswa bisa tuntas dalam pembelajaran ini. Dari nilai hasil belajar siswa siklus I ini dapat dianalisis bahwa proses pembelajaran belum berhasil sesuai target yaitu 85% tuntas. Hal ini disebabkan dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa, hanya 9 siswa yang memperoleh nilai di atas 73 sebagai KKM mata pelajaran Akidah Akhlak. Masih ada sekitar 16 siswa lagi yang belum tuntas mencapai KKM dana akan dilanjutkan diperbaikan siklus II. Prosentase ketuntasan hasil siklus I dapat digambarkan dengan diagram berikut ini : Gambar.04 Tabel Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Selain teknik tes, dalam penelitian tindakan kelas ini juga 62 85 71 76% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Siswa Belum Tuntas Siswa Belajar Tuntas 36% 33
  • 45. digunakan teknik nontes berupa pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa disajikan dalam table berikut Tabel 06. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Kooperatif Jigsaw Siswa Siklus I No Aspek Jml /Aspek % Aspek Pencapaian Kriteria A Keaktivan Diskusi Klompok Ahli 19 76 Tuntas B Keaktivan Menjelaskan Materi 18 72 Tuntas C Keaktivan Kerjasama dalam kelompok 17 68 Tuntas D Keaktivan Diskusi Klompok Asal 18 72 Tuntas E Keaktivan Siswa dari awal sampai akhir 19 76 Tuntas Gambar Grafik 05. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan melalui penggunaan pembelajaran kooperatife jigsaw dengan pola belajar kelompok diperoleh data adalah sebagi berikut : a. Aspek A : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 76% siswa keseluruhan secara kelompok. b. Aspek B : Keaktivan menjelaskan materi kelompok yang ahi atau sudah menguasai mencapai 72% siswa keseluruhan secara kelompok. c. Aspek C : Keaktivan kerjasama dalam kelompok asal 76% siswa 76% 72% 68% 72% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E 76% Aspek pembelajaran kooperatife jigsaw 34
  • 46. keseluruhan secara kelompok. d. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 72% siswa keseluruhan secara kelompok. e. Aspek E : Keaktivan diskusi selama pembelajaran kelompok secara keseluruhan dari awal sampai akhir mencapai 72% siswa keseluruhan secara kelompok. Dari kelima data tersebut dapat dilihat secara umum pembelajaran kooperatife jigsaw berjalan dengan baik atau tuntas dengan perolehan semua kelompok siswa diatas KKM yang ditentuka yaitu 73 untuk pelajaran Akidah Akhlak materi sifat tercela kikir. Keaktifan siswa terlihat yaitu pada pelaksanaan pertama atau kelompok asal hampir semua siswa antusias mengikuti pembelajaran ini. Disamping itu peneliti juga menerapkan cara bagaimana agar siswa itu belajar tapi tidak spaneng, tegang, seperti sekolah pada umumnya secara klasikal duduk menerima saja apa yang disampaikan oleh guru. Pada pembelajaran ini siswa dibuat untuk senang dulu sesuai apa yang mereka inginkan, baru diberi materi yang secara kooperatif guru membimbing sedekat-dekatnya layaknya antar teman. Sehingga secara keseluruhan berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus I ini sudah cukup berhasil dengan nilai semua diatas KKM, namun demikian masih harus peneliti tingkatkan karena target kebethasilan dalan penelitian ini secara keseluruhan adalah minimal 85% tuntas semua. Sehingga untuk 5 kelompok akan peneliti teruskan pada perbaikan di siklus II pada pertemuan yang akan datang. Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa peneliti mengupayakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan maka dengan 35
  • 47. mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada pelaksanaanya peneliti lanjutan siklus II dengan bekerjasama Ibu Ulfatun Khasanah, S.Pd sebagai kolaborator. 3. Refleksi Penerapan strategi jigsaw pada materi sifat tercela serakah, kikir, kisah Qorun pada siswa kelas V MI AT Tauhid Banyumas pada siklus I oleh peneliti belum dapat dikatakan berhasil 85% sesuai target ketuntasan dengan penilaian yang telah dilakukan. Namun bila dilihat dari kondisi awal cukup ada kenaikan yang tadinya yang tuntas 24% (6 siswa) naik menjadi 36% (9 siswa). Untuk nilai rata-rata kondisi awal 71,04 naik pada siklus II menjadi 71,00. Peningkatan tersebut masih dipandang kurang, karena ada beberapa siswa yang tidak maksimal dalam melaksanakan tugasnya saat kerja kelompok. Saat berada di kelompok ahli, ada beberapa siswa yang masih acuh terhadap tugas yang telah diperolehnya. Mereka seharusnya mempelajari dan mendiskusikan materi yang telah diterimanya, namun ada beberapa siswa yang justru bermain- main bersama teman dari kelompok tersebut. Ketika siswa kembali ke kelompok asal pun, masih ada siswa yang tidak mau menjelaskan materi yang telah menjadi tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan materi kurang dipahami sepenuhnya oleh kelompok tersebut. C. Analisis Data Siklus II 1. Data Hasil Belajar Setelah peneliti melakukan perbaikan terhadap hasil pembelajaran materi sifat tercela serakah melalui strategi jigsaw pada siklus pada penelitian tindakan siklus pada II dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil pembelajaran siklus I. Adapun hasil pembelajaran pada siklus II dijabarkan lebih rinci sebagai berikut: Setelah diadakan penilaian pada siklus II pada materi sifat tercela serakah 36
  • 48. melalui strategi jigsaw di kelas V MI AT Tauhid Banyumas, diperoleh data nilai sebagai berikut: Tabel 06. Daftar Nilai Siklus II Kompetensi Dasar : menghindari sifat tecela serakah NO NAMA NILAI KET TUNTAS/ BELUM TUNTAS 1 Adi Widodo L 70 BELUM 2 Adhitya Prahermansyah L 72 BELUM 3 Ahmad Fatih F.A L 75 TUNTAS 4 Arif Dwi Saputra L 70 BELUM 5 Azhar Afrizal F L 73 TUNTAS 6 Azhar Fathul Q L 82 TUNTAS 7 Diah Ajeng Rahmadani P 90 TUNTAS 8 Dika Saputra L 70 BELUM 9 Felisa Restu Oktaviana P 83 TUNTAS 10 Fizi Asririn Aprilia P 75 TUNTAS 11 Ghina Hanifatul Husna P 68 BELUM 12 Ika Meilinisa Nafiah P 73 TUNTAS 13 Insan Fadila P 85 TUNTAS 14 Oktavia Nur Azizah P 65 TUNTAS 15 Rakha Aryaputra P L 78 TUNTAS 16 Rudi Prasetyo L 67 BELUM 17 Satria Saga Nuary L 76 TUNTAS 18 Syarif Hasyim L 70 BELUM 19 Wafi Putra R L 75 TUNTAS 20 Wafi Qonita Hafidzoh P 72 BELUM 21 Wildan Najmi Zain L 88 TUNTAS 22 Xena Ananda Anggia Putri P 72 BELUM 37
  • 49. 23 Muhammad Elang P L 75 TUNTAS 24 Abadi Jaya L 70 BELUM 25 Fajar Nugroho L 67 BELUM Jumlah 1861 Nilai Minimal 65 Nilai Maksimal 90 Nilai Rata-Rata 74 KKM : 73 Berdasarkan data penilaian pada siklus II dapat diketahui bahwa hasil nilai yang didapat dengan menggunakan pembelajaran jigsaw pada pertemuan siklus II mengalami banyak kemajuan dengan mulai digemarinya diskusi jigsaw oleh siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut untuk lebih menjelaskan pada siswa dengan cara berlatih berfikir kritis tentang materi yang sedang dibahas pada siklus II. Pada penilaian siklus II ini, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai terendah yaitu 65. Rata-rata nilai yang mereka peroleh juga cukup meningkat signifikan yakni dari jumlah keleluruhan 25 siswa. Perolehan rata-rata nilai sebesar 74 mampu membuktikan bahwa pembelajaran pada siklus II dengan strategi jigsaw cukup memuaskan. Untuk lebih jelasnya hasil perolehan nilai siklus II sebagai berikut : 1. Siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang pada siklus II mendapatkan rata- rata nilai 74, dengan jumlah 13 siswa dari 25 atau (52%) mencapai tuntas belajar. 2. Adapun 12 siswa atau (12%) belum tuntas belajar mencapai nilai KKM. 3. Secara keseluruhan untuk pembelajaran siklus II dikatakan berhasil tuntas mencapai nilia diatas target penelitian minimal yakni 85%, maksimal 100% TUNTAS diatas nilai KKM. Tabel 07. Rekap Prosentase Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Kondisi Siklus II 17
  • 50. Gambar 06. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II Selain teknik tes, dalam penelitian tindakan kelas ini juga digunakan teknik nontes berupa pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa disajikan dalam table berikut : Tabel 08. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Diskusi Jigsaw Siswa Siklus II No Aspek Jml /Aspek % Aspek Pencapaian Kriteria A Keaktivan Diskusi Klompok Ahli 20 80% TUNTAS B Keaktivan Menjelaskan Materi 23 92% TUNTAS C Keaktivan Kerjasama dalam kelompok 25 100% TUNTAS D Keaktivan Diskusi Klompok Ahli 23 92% TUNTAS 65 90 74 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Siswa Belajar Tuntas No Pembelajaran TUNTAS BELUM TUNTAS Ket 1. SIKLUS II 13 Siswa 12 Siswa 2. Prosentase 52% 48 % 52% 38
  • 51. E Keaktivan Siswa dari awal sampai akhir 24 96% TUNTAS Gambar Grafik 10. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan melalui penggunaan pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pola belajar kelompok diperoleh data adalah sebagi berikut : 1. Aspek A : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 80% siswa keseluruhan secara kelompok. 2. Aspek B : Keaktivan menjelaskan materi kelompok yang ahli atau sudah menguasai mencapai 92% siswa keseluruhan secara kelompok. 3. Aspek C : Keaktivan kerjasama dalam kelompok asal 88% % siswa keseluruhan secara kelompok. 4. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 100% siswa keseluruhan secara kelompok. 5. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 96% siswa keseluruhan secara kelompok. D. Analisi Data Siklus III 1. Data Hasil Belajar Setelah peneliti melakukan perbaikan terhadap hasil pembelajaran materi sifat 80% 92% 100% 92% 0 20 40 60 80 100 Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E 96% Aspek pengamatan jigsaw 39
  • 52. tercela pada kisah Qorun melalui strategi jigsaw pada siklus pada penelitian tindakan siklus pada III dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil pembelajaran siklus II. Adapun hasil pembelajaran pada siklus III dijabarkan lebih rinci sebagai berikut: Setelah diadakan penilaian pada siklus III pada materi sifat tercela serakah melalui strategi jigsaw di kelas V MI AT Tauhid Banyumas, diperoleh data nilai sebagai berikut: Tabel 06. Daftar Nilai Siklus III Kompetensi Dasar : menghindari sifat tecela Qorun NO NAMA NILAI KET TUNTAS/ BELUM TUNTAS 1 Adi Widodo L 72 BELUM 2 Adhitya Prahermansyah L 76 TUNTAS 3 Ahmad Fatih F.A L 85 TUNTAS 4 Arif Dwi Saputra L 85 TUNTAS 5 Azhar Afrizal F L 85 TUNTAS 6 Azhar Fathul Q L 87 TUNTAS 7 Diah Ajeng Rahmadani P 96 TUNTAS 8 Dika Saputra L 82 TUNTAS 9 Felisa Restu Oktaviana P 87 TUNTAS 10 Fizi Asririn Aprilia P 82 TUNTAS 11 Ghina Hanifatul Husna P 72 BELUM 12 Ika Meilinisa Nafiah P 75 TUNTAS 13 Insan Fadila P 85 TUNTAS 14 Oktavia Nur Azizah P 70 BELUM 15 Rakha Aryaputra P L 83 TUNTAS 16 Rudi Prasetyo L 75 TUNTAS 17 Satria Saga Nuary L 80 TUNTAS 18 Syarif Hasyim L 85 TUNTAS 19 Wafi Putra R L 82 TUNTAS 40
  • 53. 20 Wafi Qonita Hafidzoh P 85 TUNTAS 21 Wildan Najmi Zain L 92 TUNTAS 22 Xena Ananda Anggia Putri P 75 TUNTAS 23 Muhammad Elang P L 80 TUNTAS 24 Abadi Jaya L 76 TUNTAS 25 Fajar Nugroho L 82 TUNTAS Jumlah 2034 Nilai Minimal 70 Nilai Maksimal 96 Nilai Rata-Rata 81.36 KKM : 73 Berdasarkan data penilaian pada siklus III dapat diketahui bahwa hasil nilai yang didapat dengan menggunakan pembelajaran jigsaw pada pertemuan siklus III mengalami banyak kemajuan dengan mulai digemarinya diskusi jigsaw oleh siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut untuk lebih menjelaskan pada siswa dengan cara berlatih berfikir kritis tentang materi yang sedang dibahas pada siklus III. Pada penilaian siklus III ini, nilai terendahnya 79 tertinggi 96. Rata-rata nilai yang mereka peroleh juga cukup meningkat signifikan yakni dari jumlah keleluruhan 25 siswa perolehan rata-rata nilai sebesar 79 mampu membuktikan bahwa pembelajaran pada siklus III dengan strategi jigsaw cukup baik dan tuntas memuaskan. Untuk lebih jelasnya hasil perolehan nilai siklus III sebagai berikut : 1. Siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang pada siklus II mendapatkan rata- rata nilai 79, dengan jumlah 22 siswa dari 25 atau (88%) mencapai tuntas belajar. 2. Adapun 3 siswa atau (12%) belum tuntas belajar mencapai nilai KKM. 3. Secara keseluruhan untuk pembelajaran siklus III sudah dikatakan berhasil tuntas mencapai nilia diatas target penelitian minimal yakni 85% 41
  • 54. TUNTAS diatas nilai KKM. Tabel 07. Rekap Prosentase Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Kondisi Siklus II Gambar 09. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 3. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus III Selain teknik tes, dalam penelitian tindakan kelas ini juga digunakan teknik nontes berupa pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa disajikan dalam table berikut : Tabel 08. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Diskusi Jigsaw Siswa Siklus II 70 96 80,1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Siswa Belajar Tuntas No Pembelajaran TUNTAS BELUM TUNTAS Ket 1. SIKLUS III 22 Siswa 3 Siswa 2. Prosentase 88% 12% 88% 42
  • 55. No Aspek Jml /Aspek % Aspek Pencapaian Kriteria A Keaktivan Diskusi Klompok Ahli 23 92 TUNTAS B Keaktivan Menjelaskan Materi 23 92 TUNTAS C Keaktivan Kerjasama dalam kelompok 25 100 TUNTAS D Keaktivan Diskusi Klompok Ahli 24 96 TUNTAS E Keaktivan Siswa dari awal sampai akhir 25 100% TUNTAS Gambar Grafik 10. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus III Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan melalui penggunaan pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pola belajar kelompok diperoleh data adalah sebagi berikut : 6. Aspek A : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 92% siswa keseluruhan secara kelompok. 7. Aspek B : Keaktivan menjelaskan materi kelompok yang ahli atau sudah menguasai mencapai 92% siswa keseluruhan secara kelompok. 8. Aspek C : Keaktivan kerjasama dalam kelompok asal 88% % siswa keseluruhan secara kelompok. 9. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 96% siswa keseluruhan secara kelompok. 92% 92% 100% 96% 0 20 40 60 80 100 Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E 100 % Aspek pengamatan diskusi jigsaw 43
  • 56. 10. Aspek D : Keaktivan diskusi kelompok ahli mencapai 100% siswa keseluruhan secara kelompok. Dari jumlah siswa seluruh yakni 25 anak, masih terdapat 3 anak yang belum tuntas akan peneliti tindak lanjuti dengan pendekataan langsung kepada siswa. Bilamana memang terdapat problem khusus yang dimiliki anak nantinya guru akan berkordinasi dengan semua pihak yang berkompeten untuk tindakan pembimbingan khusus nantinya. Seandainya memang ada anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Peran orangtua juga sangat penting dalam hal mempengaruhi kemampuan dalam menerima pelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini telah melebihi target kriteria keberhasilan yang ditetapkan dengan nilai minimal 80% siswa tuntas semua, maka perbaikan siklus dapat dihentikan hanya sampai siklus II. Tabel 09. Rekap Ketuntasan siswa dalam Pembelajaran Siklus No Pembelajaran Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Prosentase 1. Studi Awal 6 siswa 24% 2. Siklus I 9 siswa 36% 3. Siklus II 13 siswa 52% 4. Siklus III 22 siswa 88% Tabel 10. Rekapitulasi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Untuk Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran No. Kegiatan Pembelajaran Hasil Belajar Siswa Nilai rata- rata Kelas Tuntas Persentase Belum Persentase 1. Studi Awal 66,8 6 24% 19 76% 2. Siklus I 71,4 9 36% 16 64% 3. Siklus II 74,0 12 52% 13 48% 4. Siklus III 81,0 22 88% 3 12% 44
  • 57. Dari seluruh pembelajaran pada PTK dari awal sampai siklus II siswa mengalami peningkatan (TUNTAS) prestasi atau nilai sebagai berikut : a) Studi kondisi awal 6 siswa (24%) ke siklus I sebanyak 13 siswa (52%). Ada sekitar 28% peningkatan prestasi nilai siswa. b) Pada siklus I sebanyak (36%) 9 siswa ke siklus II sebanyak 13 siswa (52%). Siklus III ada sekitar (88%) 22 anak peningkatan belajar siswa. Sehingga secara keseluruhan penelitian ini dikatakan sudah berhasil melampaui target mnimal 85% s/d target maksimal 100%, maka dari dicukupkan sampai siklus III dan penelitian ini tergolong berhasil. 45
  • 58. BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI AT Tauhid Pageralang Banyumas pada pelajarana akidah akhlak materi pokok sifat tercela kikir, serakah, kisah Qorun. Meningkatnya kualitas pembelajaran ini dilihat berdasarkan peningkatan perolehan hasil evaluasi penilaian setelah melaksanakan pembelajaran dengan mengganti pembelajaran cara klasikal dengan strategi pembelajaran jigsaw dengan dari Siklus I, II dan III. Aktivitas belajar siswa dibimbing aktif oleh peneliti sekaligus guru mapel akidah akhlak kelas V MI AT Tauhid Pageralang dengan selalu melakukan inovasi penyempurnaan pembelajaran strategi diskusi jigsaw dari siklus I dan siklus II sampai siklus III. Ditambah lagi performansi guru yang inovatif serta peran guru secara kooperatif menempatkan seperti halnya rekan kerja antar guru dan siswa diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak mengalami peningkatan yang cukup baik dan signifikan. Mulai dari kondisi awal sebelum menggunakan strategi jigsaw ketuntasan 6 anak 24% dari seluruh jumlah siswa 25 anak tuntas sesuai nilai KKM 73. Nilai rata-ratanya pada kondisi awal pra siklus yaitu 66,8. 2. Pada siklus I naik menjadi 9 anak 36% ada peningkatan prestai dalam belajar siswa. Perolehan nilai rata-rata siklus I yaitu naik menjadi 71,4. 3. Maka dari itu dilanjutkan ke siklus II dengan hasil peningkatan prestasi cukup baik yakni menjadi 13 anak 52% tuntas KKM. Hasil nilai rata-rata siklus II yaitu 74,0. 4. Setelah siklus II lanjut ke perbaikan siklus III dengan nilai peningkatan pretasi yang cukup maksimal yaitu 22 anak 88%. Nilai rata-rata pada siklus 46
  • 59. III menjadi Strategi pembelajara jigsaw ini merupakan inovasi pembelajaran yang membantu guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan diskusi kelompok. Saling menjelaskan materi yang telah dipelajari, mampu memancing tanggungjawab dan perhatian siswa terhadap materi. Hal ini didukung dengan kemampuan guru dalam membimbing diskusi yang dilakukan siswa dalam kelompoknya serta proses pembelajaran yang demikian mampu memperoleh hasil belajar siswa yang maksimal. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MI AT Tauhid Pageralang Banyumas, maka peneliti menyarankan: 1. Bagi Guru atau peneliti : a. Melalui penelitian tindakan kelas peneliti terdorong untuk menyiapkan pembelajaran yang lebih baik. b. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat yang besar bagi peneliti sebagai seorang guru hendaknya membiasakan untuk menganalisis hasil evaluasi secara berkala. c. Penggunaan strategi pembelajaran jigsaw dalam setiap pembelajaran Akidah Akhlak materi sifat tecela dapat menjadi salah satu solusi baru untuk meningkatkan pemahaman anak untuk bisa berfikir kreatif dalam pelajaran. 2. Bagi Siswa : a. Dapat menjadikan anak menjadi aktif berfikir dalam pembelajaran. b. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah. c. Dapat meningkatkan kemampuan sosial mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif. d. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing kelompok. e. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih 47
  • 60. dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya. f. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya. g. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok h. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah dapat menjadi wadah kreatifitas guru dalam pengelolaan pembelajaran disekolah lebih inovatif. Seyogyanya dapat memfasilitasi semua kepentingan pembelajaran sehingga dapat memacu perkembangan dan hasil baelajar anak secara optimal. b. Pengetahuan mengenai membangun Sekolah Progresif Berbasis Karakter penting untuk dipahami setiap insan akademika terutama calon pendidik. Dengan memahami pengetahuan tersebut calon pendidik dapat mengimplementasikan dengan baik proses pembelajaran berbasis karakter sehingga terselenggaranya pendidikan manusia seutuhnya dapat tercapai dan melalui pendidikan dapat tercipta generasi bangsa masa depan yang gemilang dan utuh 5. Tindak Lanjut Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini akan ditindaklanjuti pada mata pelajaran yang lain dan pokok bahasan yang lain pula, bahkan pada kelas yang lain. Maka dari itu peranserta positip dari kepala sekolah dan rekan-rekan seprofesi sangat diperlukan bantuan dan dukunganya. Kerjasama yang baik antara peneliti, teman sejawat dan kepala sekolah yang telah membagi pengalamanya dan tukar pikiran mengenai masalah-masalah pembelajaran, yang pernah ataupun yang sedang dialami sangat diperlukan dalam proses kegiatan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. 48
  • 61. DAFTAR PUSTAKA Rizki Ngesti Wayah (2013). “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Peserta Didik Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi. Yogyakarta FE UNY Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Shume Teresa. (2016). The Jigsaw Method And Cooperative Learning. North Dakota State University Siswanti. (2015). “Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bebantu Media Buku Saku untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar 78 Sutomo. 2007. Manajemen Sekolah.Semarang: UPT MKK UNNES. Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. ______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Jakarta: Bumi Aksara. Thruston, Allen, et al. 2010. Enhancing Outcomes in School Science for Pupils During Transition from Elementary School Using Cooperative Learning: Middle Grades Research Journal Vol. 5 No.1: 19-25. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Th.2003 Tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). 2006. Bandung: Fermana Bandung. Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. . Juweto, G.A. (2015). Effective of Jigsaw Cooperative Teaching/Learning Strategi and School Location on Students Achievement and Attitude Towards Biology in Secondary School in Delta State. Delta State University Abraka. Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
  • 62. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/jurnalphi/article/view/8369 : Penerapan metode jigsaw ii terhadap peningkatan keaktifan belajar siswa smk darul ihsan https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/19305/16103 https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi/article/view/2832/1603 https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi/article/view/2832/1603 https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/4264/299 8 https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/550
  • 63. LAMPIRAN PTK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah/Madrasah : MI AT Tauhid Pageralang Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Kelas/Semester : V/2 Materi Pokok : Menghindari akhlak tercela (kikir) Alokasi Waktu : 1 JPL x 35 Menit Pertemuan ke : 1 (Satu) A. KOMPETENSI INTI 1. KI-1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya 2. KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air 3. KI-3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4. KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Kompetensi Dasar Indikator 3.1 Memahami akhlak tercela kikir, serakah dan cara menghindarinya 3.2 Menjalankan sikap sungguh-sungguh sebagai wujud menghindari sifat kikir, serakah dalam kehidupan sehari-hari 3.4 Mengetahui sifat kikir dan serakah melalui kisah Qarun dan cara menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari 4.5 Menceritakan kisah Qarun sebagairujukan untuk menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari 3.1 Menjelaskan pengertian sifat kikir dengan baik dan benar. 3.2 Membiasakan sikap seseorang untuk menghindari sifat kikir. 3.3 Menganalisis kebiasaan manusia untuk menghindari dari sifat kikir dalam kehidupan sehari-hari. 3.4 Mengaitkan cara menghindari akhlak tercela serakah dalam kehidupan sehari-hari 3.5 Menyimpulkan hikmah menghindari sifat kikir di kehidupan sehari-hari C. TUJUAN PEMBELAJARAN /A-audient , B-behavior, C-conditiond,D-degree 1. Dengan memahami ahlak tercela kikir (a) peserta didik (b) dapat menjelaskan pengertian kikir (c) dengan benar (d) 2. Melalui penjelasan contoh sikap (a) peserta didik (b) dapat membiasakan sifat untuk menghindari ciri-ciri kikir (c) dengan baik dan penuh makna (d) 3. Melalui diskusi kelompok (a) peserta didik (b) dapat menganalisis golongan orang dan bahayanya memiliki sifat kikir (c) dengan penuh percaya diri, baik dan benar (d) 4. Melalui diskusi kelompok (a) peserta didik (b) dapat mengaitkan penyebab orang bisa mempunyai sifat kikir di kehidupan sehari-hari (c) dengan benar dan penuh makna (d) 5. Melalui diskusi klompok (a) peserta didik (b) dapat menyimpulkan hikmah menghindari sifat kikir di kehidupan sehari-hari (c) dengan baik dan penuh makna (d)