Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi darurat akut dimana bagian usus masuk ke dalam lumen usus bagian distal yang menyebabkan obstruksi dan strangulasi usus. Gejalanya berupa nyeri perut kolik, muntah, dan berak lendir darah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, radiologi, dan ultrasonografi. Pengobatannya meliputi reposisi manual atau bedah, tergantung tingkat obstruksinya.
Abses hati dapat disebabkan oleh amebiasis atau infeksi bakteri. Pasien mengeluh nyeri perut kanan atas dan demam. Pemeriksaan menunjukkan hepatomegalia dan nyeri tekan hati. Diagnosis didasarkan pada kriteria tertentu dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan tambahan. Pengobatan meliputi antibiotik dan drainase abses.
Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.
Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi darurat akut dimana bagian usus masuk ke dalam lumen usus bagian distal yang menyebabkan obstruksi dan strangulasi usus. Gejalanya berupa nyeri perut kolik, muntah, dan berak lendir darah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, radiologi, dan ultrasonografi. Pengobatannya meliputi reposisi manual atau bedah, tergantung tingkat obstruksinya.
Abses hati dapat disebabkan oleh amebiasis atau infeksi bakteri. Pasien mengeluh nyeri perut kanan atas dan demam. Pemeriksaan menunjukkan hepatomegalia dan nyeri tekan hati. Diagnosis didasarkan pada kriteria tertentu dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan tambahan. Pengobatan meliputi antibiotik dan drainase abses.
Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.
Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
Dokumen tersebut membahas tentang hernia inguinalis yang merupakan penonjolan isi perut melalui defek di dinding perut di daerah inguen. Hernia inguinalis dibedakan menjadi direk dan indirek, dan disebabkan oleh prosesus vaginalis yang terbuka serta peningkatan tekanan intraabdomen. Diagnosa dan terapi hernia inguinalis hanya dapat dilakukan melalui operasi untuk mencegah komplikasi seperti inkarserasi.
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Kolitis adalah peradangan kolon yang ditandai dengan diare berdarah, nyeri perut, dan demam. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes radiologi seperti foto colon in loop yang menunjukkan penyempitan kolon. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan pengobatannya meliputi sulfasalazine, kortikosteroid, dan imunosupresan.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut membahas sindromatologi demam, termasuk pengaturan suhu tubuh, definisi demam, etiologi, patomekanisme, klasifikasi, dan penatalaksanaan demam. Demam didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan otak atau bahan toksik. Etiologi demam meliputi infeksi, toksimeia, keganasan, dan gangguan pusat regulasi suhu. Patomekanismenya melibatkan produ
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Diana Arwati
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan menunjukkan ikterus, ascites, dan nyeri hati. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis akhir adalah ensefalopati hati, sirosis hati dekompensasi, dan hepatitis B
Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di rumah sakit karena sesak napas, batuk, dan demam yang diduga disebabkan oleh hipertiroidisme kronis dan gagal jantung kongestif. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembesaran tiroid dan murmur jantung. Diagnosis sementara adalah penyakit Graves, suspek infeksi paru, dan gagal jantung NYHA II.
1. Mr. A, a 52-year-old farmer, presented with a 3-year history of a lump in his left groin area that increased in size with coughing or lifting heavy objects but was reducible and not painful.
2. On physical examination, a 10x4 cm mobile mass was found in the left inguinal region that was reducible but with no overlying erythema. Laboratory tests were normal.
3. Based on the history and physical examination findings, a diagnosis of left lateral inguinal hernia was made. The patient was scheduled for herniorrhaphy surgery.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
Dokumen tersebut membahas tentang hernia inguinalis yang merupakan penonjolan isi perut melalui defek di dinding perut di daerah inguen. Hernia inguinalis dibedakan menjadi direk dan indirek, dan disebabkan oleh prosesus vaginalis yang terbuka serta peningkatan tekanan intraabdomen. Diagnosa dan terapi hernia inguinalis hanya dapat dilakukan melalui operasi untuk mencegah komplikasi seperti inkarserasi.
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Kolitis adalah peradangan kolon yang ditandai dengan diare berdarah, nyeri perut, dan demam. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes radiologi seperti foto colon in loop yang menunjukkan penyempitan kolon. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan pengobatannya meliputi sulfasalazine, kortikosteroid, dan imunosupresan.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut membahas sindromatologi demam, termasuk pengaturan suhu tubuh, definisi demam, etiologi, patomekanisme, klasifikasi, dan penatalaksanaan demam. Demam didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan otak atau bahan toksik. Etiologi demam meliputi infeksi, toksimeia, keganasan, dan gangguan pusat regulasi suhu. Patomekanismenya melibatkan produ
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Diana Arwati
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan menunjukkan ikterus, ascites, dan nyeri hati. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis akhir adalah ensefalopati hati, sirosis hati dekompensasi, dan hepatitis B
Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di rumah sakit karena sesak napas, batuk, dan demam yang diduga disebabkan oleh hipertiroidisme kronis dan gagal jantung kongestif. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembesaran tiroid dan murmur jantung. Diagnosis sementara adalah penyakit Graves, suspek infeksi paru, dan gagal jantung NYHA II.
1. Mr. A, a 52-year-old farmer, presented with a 3-year history of a lump in his left groin area that increased in size with coughing or lifting heavy objects but was reducible and not painful.
2. On physical examination, a 10x4 cm mobile mass was found in the left inguinal region that was reducible but with no overlying erythema. Laboratory tests were normal.
3. Based on the history and physical examination findings, a diagnosis of left lateral inguinal hernia was made. The patient was scheduled for herniorrhaphy surgery.
Kolon adalah bagian dari sistem pencernaan yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan terdiri dari beberapa bagian yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desdenden dan kolon sigmoid. Kolon berperan dalam menyimpan dan mengeluarkan sisa makanan, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta memelihara ekologi flora usus. Beberapa penyakit yang dapat menyerang kolon diantaranya obstruksi, volvulus, end
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxrezaaulia27
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien dengan keluhan nyeri perut ditambah gejala lain seperti mual dan lemas. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis menderita appendisitis akut. Pasien mendapat tatalaksana berupa antibiotik, analgesik, cairan infus dan direkomendasikan operasi appendektomi.
Ileus obstruktif dan ileus mekanik merupakan kondisi pada saluran cerna dimana terjadi gangguan motilitas usus akibat adanya penyumbatan mekanik atau gangguan fungsi otot usus. Kondisi ini ditandai dengan nyeri perut, muntah, kembung perut, dan gangguan eliminasi. Penanganannya meliputi koreksi cairan dan elektrolit, dekompresi usus, serta tindakan bedah untuk mengatasi penyebab penyumbatan. Ko
Ileus obstruktif dan ileus mekanik merupakan kondisi pada saluran cerna dimana terjadi gangguan motilitas dan obstruksi aliran isi saluran cerna yang disebabkan oleh faktor mekanik maupun non-mekanik. Kondisi ini ditandai dengan nyeri perut, muntah, distensi perut, dan gangguan eliminasi. Penatalaksanaan medik meliputi koreksi cairan dan elektrolit serta dekompresi saluran cerna, sedangkan komplikasiny
Dokumen tersebut membahas tentang jaundice dan penyakit hati. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi jaundice, penyebab-penyebabnya, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis, dan penatalaksanaan berbagai penyakit hati seperti hepatitis, kolesistitis akut, dan kolesilitiasis.
Abses hati adalah infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, parasit, atau jamur yang masuk melalui sistem pencernaan dan menyebabkan proses peradangan dan pembentukan nanah di hati. Gejalanya antara lain demam, nyeri di bagian kanan atas perut, dan gangguan nutrisi. Penatalaksanaannya meliputi drainase nanah melalui operasi atau kateter serta pemberian antibiotik.
Abses hati adalah infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, parasit, atau jamur yang masuk melalui sistem pencernaan dan menyebabkan pembentukan nanah di hati. Pasien mengeluhkan demam, nyeri di bagian kanan atas perut, dan kelemahan umum. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan fisik, sementara penatalaksanaannya meliputi antibiotik dan drainase nanah.
Dokumen tersebut membahas gangguan usus dan rektum seperti kolitis ulseratif, kanker usus besar, hemoroid, abses dan fistula anal, serta fisura anal. Termasuk gejala, komplikasi, evaluasi diagnostik, dan penatalaksanaannya baik secara medis maupun bedah.
Appendisitis akut adalah peradangan pada usus buntu yang ditandai dengan nyeri di perut kanan bawah yang berpindah dari epigastrik dan diperparah dengan defens muskuler, demam, dan leukositosis. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan skor seperti skor Alvarado atau MANTRELS. Pengobatan utama adalah laparotomi eksplorasi dan apendektomi.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Pendahuluan
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri,
parasit, jamur, atau sumber infeksi lainnya
AHP ini merupakan kasus yang relatif jarang, pertama ditemukan oleh Hippocrates
(400 SM) dan dipublikasikan pertama kali oleh Bright pada tahun 1936
Prevalensi berhubungan dengan sanitasi yang buruk, status ekonomi yang rendah serta
gizi yang buruk
3. Definisi
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena
infeksi bakteri, parasit, atau jamur
Abses hati ameobik (AHA) dan abses hati piogenik (AHP)
AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering
dijumpai di daerah tropik/ subtropik, termasuk indonesia.
Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai hepatic abscess,
bacterial liver abscess, bacterial abscess of the liver, bacterial hepatic
abscess
5. Fisiologi
Fungsi
Hati
- Pembentukan dan ekskresi empedu
- Pengolahan metabolik kategori nutrien utama
(karbohidrat, lemak, protein) setelah penyerapan
dari saluran pencernaan
- Penimbunan vitamin dan mineral
- Hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-
obatan, hormon, dan zat lain
- Hati berfungsi sebagai gudang darah dan filtrasi
6. Epidemiology
AHA
•usia 30 – 50 tahun
• 4 : 1 dewasa : muda
AHP
•8 ± 15 per 100.000 kasus
AHP
•Pria>Perempuan, >40 tahun
8. Patogenesis
Abses Hepar Amebik
• Cara penularan umumnya fecal-oral
• E.hystolitica dalam 2 bentuk, bentuk trofozoit yang
menyebabkan penyakit invasif , bentuk kista bentuk
infektif yang dapat ditemukan pada lumen usus
• Patogen mensekresi enzim cysteine protease
melisiskan jaringan menyebar hematogen dan
perkontinuinatum
• Amoeba yang masuk ke submukosa memasuki
kapiler darah, ikut dalam aliran darah melalui vena
porta ke hati
• Di hati E.hystolitica mensekresi enzim proteolitik
yang melisis jaringan hati, dan membentuk abses
10. Gambaran Klinis (AHA)
Anamnesa
• Demam internitten ( 38-40 oC)
• Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat menjalar hingga bahu kanan dan
daerah skapula
• Anoreksia
• Nausea, vomitus
Pemeriksaan Fisik
• Ikterus
• Temperatur naik
• Malnutrisi
• Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan atau disertai komplikasi
• Nyeri perut kanan atas
• Fluktuasi
11. Gambaran Klinis (AHP)
Anamnesa
• Demam yang sifatnya dapat remitten, intermitten atau kontinyu yang disertai menggigil
• Nyeri spontan perut kanan atas ditandai dengan jalan membungkuk ke depan dan kedua tangan diletakkan di
atasnya.
• Mual dan muntah
• Malaise
• Berat badan menurun
• Anoreksia
Pemeriksaan Fisik
• Hepatomegali
• Nyeri tekan perut kanan
• Ikterus, namun jarang terjadi
• Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas serta nyeri pleura
• Buang air besar berwarna seperti kapur/gelap
• Splenomegali pada AHP yang telah menjadi kronik
12. Diagnosis (AHA)
a.Kriteria Sherlock (1969)
• Hepatomegali yang nyeri
tekan
• Respon baik terhadap obat
amebisid
• Leukositosis
• Peninggian diafragma kanan
dan pergerakan yang kurang.
• Aspirasi pus
• Pada USG didapatkan rongga
dalam hati
• Tes hemaglutinasi positif
a.Kriteria Ramachandran (1973)
• Lebih dari 3:
• Hepatomegali yang nyeri
• Riwayat disentri
• Leukositosis
• Kelainan radiologis
• Respons terhadap terapi
amebisid
a.Kriteria Lamont Dan Pooler
• Lebih dari 3:
• Hepatomegali yang nyeri
• Kelainan hematologis
• Kelainan radiologis
• Pus amebik
• Tes serologi positif
• Kelainan sidikan hati
• Respons terhadap terapi
amebisid
14. Pemeriksaan Penunjang
AHA
• Anemia ringan-sedang
• Leukositosis
• Kelainan faal hati
• Uji serologi dan uji kulit yang positif menunjukkan adanya Ag atau Ab yang spesifik terhadap parasit ini
• Hemaglutination (IHA)
• Countermunoelectrophoresis (CIE), dan
• ELISA. Real Time PCR cocok untuk mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus penderita abses hepar. (2,7,9)
AHP
• Kuman yang sering ditemukan adalah kuman gram negatif seperti Proteus vulgaris, Aerobacter aerogenes atau Pseudomonas
aeruginosa, sedangkan kuman anaerib Microaerofilic sp, Streptococci sp, Bacteroides sp, atau Fusobacterium sp
15. Pemeriksaan Penunjang
AHA
Anemia ringan-sedang
Leukositosis
Kelainan faal hati
Uji serologi dan uji kulit yang positif
menunjukkan adanya Ag atau Ab yang
spesifik terhadap parasit ini
Hemaglutination (IHA)
Countermunoelectrophoresis (CIE), dan
ELISA. Real Time PCR cocok untuk
mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus
penderita abses hepar.
AHP
Leukositosis
Anemia,
Peningkatan laju endap darah,
Gangguan fungsi hati seperti peninggian
bilirubin, alkalin fosfatase,
Peningkatan enzim transaminase,
Serum bilirubin,
Hipoalbumindan
Waktu protrombin yang memanjang
Kultur darah yang memperlihatkan bakterial
penyebab menjadi standar emas untuk
menegakkan diagnosis secara
mikrobiologik.
Pemeriksaan biakan pada permulaan
penyakit sering tidak ditemukan kuman.
16. Pemeriksaan Radiologi
AHA
• RO Thorax
• peninggian kubah diafragma kanan
• Berkurangnya pergerakan diafragma
• Efusi pleura kolaps paru
• Abses paru
• Foto Polos Abdomen
• Gambaran Ileus
• Hepatomegali
• Air Fluid Level
• USG bentuk bulat atau oval tidak ada gema dinding yang berarti ekogenitas lebih rendah
dari parenkim hati normal bersentuhan dengan kapsul hati dan peninggian sonic distal
17. Penatalaksanaan (AHA)
• Medikamentosa
Metronidazole
• Dosis yang dianjurkan untuk kasus abses hati amoeba adalah 3 x 750 mg per hari selama 5 – 10 hari
Dehydroemetine (DHE)
• Dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi abses liver sebesar 3 x 500 mg perhari selama 10 hari atau 1-1,5 mg/kgBB/hari
intramuskular (max. 99 mg/hari) selama 10 hari
Chloroquin
• Dosis klorokuin basa untuk dewasa dengan amubiasis ekstraintestinal ialah 2x300 mg/hari pada hari pertama dan dilanjutkan dengan 2x150
mg/hari selama 2 atau 3 minggu
• Aspirasi
• Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di atas tidak berhasil (72 jam)
• Drainase Perkutan
• indikasinya pada abses besar dengan ancaman ruptur atau diameter abses > 7 cm, respons kemoterapi kurang,
infeksi campuran, letak abses dekat dengan permukaan kulit, tidak ada tanda perforasi dan abses pada lobus kiri
hati
• Drainase Bedah
• Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil mcmbaik dengan cara yang lebih
konservatif, kemudian secara teknis susah dicapai dengan aspirasi biasa
18. Penatalaksanaan (AHP)
• Pencegahan
a. Dekompresi pada keadaan obstruksi bilier baik akibat batu ataupun tumor dengan rute transhepatik atau dengan melakukan endoskopi
b. Pemberian antibiotik pada sepsis intra-abdominal
• Terapi definitive
• Pemberian antibiotika secara intravena sampai 3 gr/hari selama 3 minggu diikuti pemberian oral selama 1-2
bulan
• Penisilin atau sefalosporin untuk coccus gram positif
• Metronidazole, klindamisin atau kloramfenikol untuk bakteri anaerob
• Aminoglikosida untuk bakteri gram negatif yang resisten
• Ampicilin-sulbaktam atau kombinasi klindamisin-metronidazole, aminoglikosida dan siklosporin
• Drainase abses
• Drainase bedah
21. Differential Diagnosis Manifestasi Klinis
Hepatoma Merupakan tumor ganas hati primer.
Anamnesis: penurunan berat badan, nyeri perut kanan atas,
anoreksia, malaise, benjolan perut kanan atas.
Pemeriksaaan fisik : hepatomegali berbenjol-benjol, stigmata
penyakit hati kronik.
Laboratorium : peningkatan AFP, PIVKA II, alkali fosatase
USG : lesi lokal/ difus di hati
Kolesistitis akut Merupakan reaksi inflamasi kandung empedu akibat infeksi bakterial
akut yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan
panas badan.
Anamnesis : nyeri epigastrium atau perut kanan atas yang dapat
menjalar ke daerah scapula kanan, demam.
Pemeriksaan fisik : teraba massa kandung empedu, nyeri tekan
disertai tanda-tanda peritoitis lokal, Murphy sign (+), ikterik biasanya
menunjukkan adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik.
Laboratorium: leukositosis
USG : penebalan dining kandung empedu, sering ditemukan pula
sludge atau batu.
22. Kesimpulan
• Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, jamur, maupun nekrosis steril yang dapat masuk
melalui kandung kemih yang terinfeksi dan infeksi dalam perut lainnya.
• Abses hati dibedakan menjadi 2 yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik.
• Adapun gejala-gejala yang sering timbul diantaranya demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen,
hepatomegali, ikterus.
• Diagnosis yang di pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan
laboratorium.
• Terapi yang diberikan adalah antibiotika spektrum luas, aspirasi cairan abses, drainase, laparatomi dan
hepatektomi. Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara yang tepat dalam waktu yang
secepatnya, oleh karenanya sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya sedini mungkin.
Editor's Notes
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500gr atau 2 % berat badan orang dewasa normal. Letaknya sebagian besar di regio hipokondria dekstra, epigastrika, dan sebagian kecil di hipokondria sinistra. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis. Di bawah peritonium terdapat jaringan ikat padat yang disebut kapsula Glisson yang meliputi seluruh permukaan hati. Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati dimana diantaranya terdapat sinusoid. Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh sel endotel khusus dan sel Kupffer yang merupakan makrofag yang melapisi sinusoid dan mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah sinus hepatikus. Hati memiliki suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatika dan dari aorta melalui arteria hepatika