Dokumen tersebut membahas tentang abortus, termasuk definisi, jenis, gejala, diagnosa, dan penatalaksanaan abortus. Jenis abortus yang disebutkan antara lain abortus imminen, abortus inkompletus, abortus kompletus, missed abortion, dan abortus infeksius. Dokumen juga membahas hiperemesis gravidarum dan KPD serta partus prematur.
2. 1. ABORTUS
Pengakhiran/ ancaman kehamilan sebelum janin mencapai
100 gr atau kurang dari 28 mgg
Terutama disebabkan oleh kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
terjadi 10-15% kehamilan secara klinik dapat dibedakan atas
:
1. Abortus imminen
2. Abortus inkonplekus
3. Abortus komplektus
4. Abortus habitualis (abortus spontan 3 kali berturut-turut atau
lebih )
5. Missed abortion (kematian janin dalam kandungan sebelum
28 mgg, tetapi janin tdk dikeluarkan selama lebih dari 8
mgg)
6. Abortus infeksius/septik disertai demam (<39 C dan keluar
cairan berb au busuk dari servik dan vagina
3. Tanda dan gejala
Abortus diduga bila sesorang wanita dalam masa reproduksi megalami
perdarahan pervagina setelah haid terlambat
Kadang disertai rasa mules
Dugaan ini diperkuat bila ditemukan kehamilan muda pada pemeriksaan
tes jkehamilan
Pemeriksaan selanjutnya harus meliputi keadaan umu penderita, sifat dan
jumlah perdarahan besar uterus dan sifat servik untuk menentukan jenis
abortus dan membedakannya dari penyakit lain
Diagnosa diferensial
1. Kehamilan ektopik terganggu:
- nyeri lebih nyata diperut bagian bawah
- beratnya gejala tdk sesuai dgn perdarahan
- Tumor dibelakang porsiao
2. Mola hidatidosa :
- Muntah lebih sering dan hebat
- Uterus lebih besar dr kehamilan
- Keluar gelembung mola
3. Kehamilan dengan kelainan servik-karsinoma polip
4. Diagnosa Missed abortion
Dpt ditegakkan setelah pengamatan beberapa waktu biasanya didahului
dengan gejala abortus iminens yang kemudian menghilang
Amenorhea tetap ada, tetrapi tanda-tanda kehamilan lain menghilang,
uterus mengecil, DJJ tidak terdengar tes kehamilan –
Hipofigrinogen mrp komplikasi yg berbahaya terutama bila kehamilan
sudah lebih dari 12 mgg dan kematian janin > 2 mgg
Penatalaksanaan
1. Abortus iminens
- Istirahat baring sampai 48 jam setelah perdarahan berhenti
- Koitus dihindari selasma 2 mgg
- Dpt diberikan feborbital 3x30 mg/hr oral
- Awasi terus sifat dan jml perdarahan
- Lekikan tes kahamilan secara berkala
5. 2. Abortus inkomplektus dan insipiens
Kehamilan tdk dpt dipertahankan lagi krn servik telah terbuka dan
perdarahan banyak sehinga uterus hrs segera dikosongkan
Penanganan:
a. Tenankna penderita dengan penerangan yg cukup
b. Infus RL bila pre syok berikan dextran yg dicampur dgn sintocinon 10-
20 unit
c. Kuratase dlm narkose
d. Transfusi darah bila Hb < 8 gr%
e. Pemberian oksitoksik bila perdarahan sedikit atau kehamilan > dr 12
mgg – bahaya perforasi besar
3. Abotus komplektus
- Seluruh hasil konsepsi telah keluar dan umumnya perdarahan telah
terhenti sehunga tdk perlu lagi tindakan khusus
- Cukup diberikan pengobatan suportif berupa vitamin dan preparat besi
bila perlu antibiotik dan oksitoksit
- Bila ragu apakah kavum uteri bersih dpt dilakukan kuretase
6. 4.Missed abortion
Sblm dilakukan tindakan periksa kadar fibrinogendarah <
100mg% tindakan pengosongan uterus sangat hati-hati
disertai pemberian fibrinoden atau darah segar
Pd kehamilan < 12 mgg dpt dilakukan pemasangan gagang
laminaria selama 12 jam dalam kanalis sevikalis setelah itu
dpt diperbesar dgn busi hegar sampai cavum uteri atau jari
dapat dimasukkanhasi konsepsi dikeluarkan dgn cuman
vacum
Pd kehamilan > 12 mgg bahaya perporasi cara diatas utk itu
berikan infus oksitoksin
5. Abortus infeksius /septik
Pemeriksaan tambahan :
1. Hitung lekosit
2. Kultur resistensi
3. Urin analisis rutin
4. Foto abdomen ( utk mengenal perforasi)
7. Prinsipnya
Infeksi yg ada hrs dikendalikan terlebih dahulu dg antibiotik dosis tinggi
beru disusl dg kuretase utk menghilangkan sumber infeksi
Terapi
1. Antibiotik yg dipilih
- PP 4 x1,5 jt
- Chloromycetin 4 x500mg
- Gentamicin 3x60 mg
- Lagil 2-3x500mg
- 2. Pemasangan cairan 3000-4000 ml/hr yg diperhitungkan dr faktor
defisit, maintenace dan kehilangan cairan
- Pemberian cotison 2-4 gr/hr dan heparin serta digitalis perlu disesuaikan
dgn komplikasi yg timbul
Pengawasan khusus
- Tensi tiap 1 jam
- Nadi tiap jam
- Jumlah urin tiap jam
- Suhu tiap 3 jam
8. Hipermesis Gravidarum
Mual dan muntah yang menetap dengan akibat dehidrasi dan
ketosis bila mengkomplikasi kehamilan dini
Salah satu gambaran yang membedahkan hiperemesis
gravidarum adalah bahwa biasanya pasien mengeluh lapar
Keadaan lain yang harus dipertimbangkan bila ada hiperemesis
adalah infeksi gastrointestinalis akut oleh virus, hepatitis,
obstruksi usus, kolesistitis akut dan pankreatitis akut
Pasien dengan muntah yang suakar diakhiri harus dirawat di
rumah sakit untuk menghilangkan kemungkinan diagnosis lain
dan untuk cepat menghidrasi pasien serta membentuk kembali
keseimbangan elektrolit
Diberikan infus RL Intravena
9. KPD DAN Partus Prematur
Satu dari 10 wanita hamil akan mengalami pecah ketuban dini sebelum partus
Ketuban pecah dini tidak selalu berarti kelahiran prematur
Bahaya penyulit ini adalah prolapsus tali pusat dan infeksi yang menyebabkan
amnionitis serta kemungkinan sepsis janin dan pneumonia
Sekret vagina seperti air tanpa nyeri merupakan gejala pecahnya ketuban yang
biasa
Keadaan lain yang dapat menyerupai bocornya cairan amnion adalah
inkontinesia stress urinaria yang tak jarang terjadinya dalam ½ bagian akhir
kehamilan, vaginistis adalah servistis dengan kehilangan cairan yang banyak
dari vagina
Pada trisester II bila ibu mengeluh kehilangan cairan dari vagina harus
dianggap menderita KPD sampai diagnosis ditegakkan